Anda di halaman 1dari 8

NAMA : FITRAH RAMADHAN

NIM : 182414

DEMOGRAFI
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan
manusia.Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk
berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.

Apa yang dimaksud dengan faktor demografi?Demografi dan Faktor Demografi. Demografi adalah uraian


tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi
studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini
berubah dari waktu kewaktu

Kapan bonus demografi terjadi di Indonesia?

Puncak dari era bonus demografi ini akan dicapai ketika jumlah penduduk usia produktif berada pada
angka 70% dari jumlah penduduk total yang menurut proyeksi BPS dicapai antara rentang tahun 2025-
2030

Dua suku terbesar ini adalah Jawa (41 persen dari total populasi) dan suku Sunda (15 persen dari total
populasi). Kedua suku ini berasal dari pulau Jawa, pulau dengan penduduk terbanyak di Indonesia yang
mencakup sekitar enam puluh persen dari total populasi Indonesia. Jika digabungkan dengan pulau
Sumatra, jumlahnya menjadi 80 persen total populasi. Ini adalah indikasi bahwa konsentrasi populasi
terpenting berada di wilayah barat Indonesia. Propinsi paling padat adalah Jawa Barat (lebih dari 43 juta
penduduk), sementara populasi paling lengang adalah propinsi Papua Barat di wilayah Indonesia Timur
(dengan populasi hanya sekitar 761,000 jiwa).

Motto nasional Indonesia 'Bhinneka Tunggal Ika' (yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu dalam
bahasa Jawa Kuno) mencerminkan keanekaan varietas etnis, budaya dan bahasa yang dapat ditemukan
dalam batas-batas negara yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia ini. Memang, kalau kita
membayangkan seorang Papua yang menganut animisme atau agama Kristen bertemu dengan seorang
Muslim dari Aceh ada lebih banyak perbedaan - dalam hal agama, pakaian, gaya hidup, tradisi, bahasa -
antara kedua orang ini daripada ada kesamaan.

Peta Indonesia
Komposisi budaya yang beragam di Indonesia ini sebenarnya merupakan hasil dari proses penjajahan
yang panjang oleh negara Belanda. Dalam rentang waktu sekitar tiga abad negara kecil yang terletaknya
di Eropa itu berhasil (secara bertahap) untuk memperluas kekuasaan politiknya di Nusantara -
menaklukkan berbagai kerajaan pribumi - sampai perbatasannya sama dengan perbatasan masa kini.
Dengan kata lain, selama masa pembentukan daerah penjajahan Belanda di Asia Tenggara itu semua
budaya yang beragam tersebut menjadi bagian dari sebuah kesatuan politik yang di kemudian hari
diwarisi oleh pemimpin nasional setelah Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

Di satu sisi keragaman budaya adalah berkah bagi perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini. Setiap
budaya menawarkan sesuatu yang menarik dan ini adalah sebabnya jutaan wisatawan asing berkunjung ke
Indonesia setiap tahun (maka sektor pariwisata merupakan penghasil devisa yang penting). Misalnya,
peninggalan budaya seperti candi Borobudur dan candi Prambanan di Jawa Tengah dan Yogyakarta atau
budaya kontemporer seperti agama Hindu di pulau Bali adalah alasan bagi mereka untuk memesan tiket
pesawat ke Indonesia.

Top of Form

Bottom of Form

Namun, adanya keanekaan keyakinan, agama, tradisi, etnis dan budaya juga berarti negara ini mengalami
kesulitan dalam hal pemerintahan. Bahkan, dalam berbagai kesempatan telah ada bentrokan antara
kelompok yang berakar pada perbedaan etnis atau agama. Peristiwa seperti ini 'merusak' motto nasional
Indonesia Bhinneka Tunggal Ika itu.

Sayangnya, ada juga ketimpangan yang lumayan tinggi di Indonesia dan hal ini telah menyebabkan
sentimen negatif di antara sebagian penduduk Indonesia. Misalnya, ketimpangan distribusi
pendapatan(tercermin dari tingginya - dan meningkatnya - rasio Gini). Apalagi di antara penduduk yang
tinggal di luar pulau Jawa kadang-kadang ada keluhan terhadap posisi dominan pulau Jawa dalam hal
politik dan ekonomi (khususnya Jakarta). Emosi-emosi seperti ini menjadi alasan mengapa pemerintah
Indonesia terpaksa mengantar negaranya ke era desentralisasi dalam periode pasca-Suharto.

Lima Propinsi dengan Populasi Tertinggi (dalam jutaan):

Populasi Populasi
Propinsi
   2000    2010

Jawa Barat     35.8     43.1

Jawa Timur     34.8     37.5

Jawa Tengah     31.2     32.4

Sumatra Utara     11.6     13.0

Banten      8.1     10.6

Indonesia    206.3    237.6

Sumber: Badan Pusat Stastik, Population Census 2000 & 2010

Bagian ini membahas beberapa aspek penting menyangkut komposisi demografi Indonesia. Topik-topik
yang dibahas antara lain pertumbuhan populasi Indonesia, struktur usia dan urbanisasi. Semua topik ini
dihubungkan dengan kinerja perekonomian Indonesia.

Pertumbuhan Populasi Indonesia

Tingkat pertumbuhan populasi Indonesia antara tahun 2000 dan 2010 adalah sekitar 1.49 persen per
tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi di propinsi Papua (5.46 persen), sementara pertumbuhan populasi
terendah terjadi di propinsi Jawa Tengah (0.37 persen). Program Keluarga Berencana (KB) dikoordinasi
oleh institusi pemerintah, yaitu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Program KB dimulai pada tahun 1968 semasa pemerintahan presiden Suharto dan sampai saat ini masih
diteruskan oleh presiden-presiden penerusnya. Program ini - yang (sayangnya) tidak bisa diwajibkan -
adalah strategi penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia karena pertumbuhan populasi yang rendah
akan menyebabkan tingkat PDB per kapita yang lebih tinggi, yang juga akan meningkatkan pendapatan,
tabungan, investasi serta menurunkan tingkat kemiskinan. Pertumbuhan populasi diperkirakan sebesar
sekitar 1.2 persen pada tahun 2015 berdasarkan data Bank Dunia.

Tingkat Pertumbuhan Populasi Indonesia (tahunan)


Badan Pusat Statistik (BPS), lembaga statistik pemerintah, hanya melakukan penelitian menyeluruh pada
struktur populasi Indonesia sekali setiap dekade. Menurut studi terakhir (dirilis pada tahun 2010),
Indonesia memiliki jumlah penduduk 237.6 juta orang. Namun, menurut perkiraan-perkiraan belakangan
ini (dari berbagai lembaga) Indonesia diperkirakan memiliki lebih dari 260 juta penduduk pada tahun
2017.

Menurut proyeksi yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menilik populasi
absolut Indonesia di masa depan, maka negeri ini akan memiliki penduduk lebih dari 270 juta jiwa pada
tahun 2025, lebih dari 285 juta jiwa pada tahun 2035 dan 290 juta jiwa pada tahun 2045. Baru setelah
2050 populasi Indonesia akan berkurang.

Populasi Indonesia

Menurut proyeksi PBB pada tahun 2050 dua pertiga populasi Indonesia akan tinggal di wilayah
perkotaan. Sejak 40 tahun yang lalu Indonesia sedang mengalami sebuah proses urbanisasi yang pesat
makanya sekarang sedikit lebih dari setengah jumlah total penduduk Indonesia tinggal di wilayah
perkotaan. Proses ini menunjukkan perkembangan positif bagi ekenomi Indonesia karena urbanisasi dan
industrialisasi akan membuat tumbuhnya ekonomi lebih maju dan menjadikan Indonesia negeri dengan
tingkat pendapatan menengah ke atas.

Kota-kota terbesar di Indonesia ditemukan di pulau Jawa. Di sini kita menemukan ibu kota Jakarta yang
memiliki lebih dari 10 juta penduduk menurut sensus resmi terbaru (data dari 2011). Angka yang tidak
resmi kemungkinan besar jauh lebih tinggi. Selain itu, setiap pagi sejumlah besar pekerja berjalan dari
dareah perkotaan satelit menuju Jakarta untuk melakukan pekerjaan mereka. Pada sore atau malam hari
mereka berjalan pulang ke kota-kota satelit di sekitar Jakarta. Arus harian yang besar ini menyebabkan
kemacetan lalu lintas yang parah di Jakarta.

Setelah Jakarta, kota-kota terbesar di Indonesia adalah Surabaya (Jawa Timur), Bandung (Jawa Barat),
Bekasi (Jawa Barat), dan Medan (Sumatra Utara).

Populasi Rural dan Kota di Indonesia:

  1995 2000 2005 2010 2015 2050

 Populasi Rural
  64   58   52   50   46   33¹
 (% populasi total)

 Populasi Kota
  36   42   48   50   54   67¹
 (% populasi total)

¹ perkiraan PBB
Sumber: Bank Dunia

Struktur Usia di Indonesia

Salah satu kekuatan penting dalam komposisi demografi Indonesia yang memiliki hubungan dengan
perekenomian adalah penduduk usia muda yang ada di Indonesia. Indonesia memiliki kelimpahan warga
dengan usia produktif kerja. Mereka adalah sebuah kekuatan buat ekonomi nasional (asal mereka bisa
mendapatkan pendidikan yang memadai dan ada cukup banyak kesempatan kerja).

Rata-rata usia penduduk Indonesia adalah 28.6 tahun (perkiraan tahun 2016). Ini adalah median age yang
berarti separuh dari populasi Indonesia berusia 28.6 tahun ke atas dan separuhnya lagi umurnya di bawah
28.6 tahun. Mengenai jenis kelamin, rata-rata median age wanita Indonesia adalah 29.1 tahun,
sementara median age pria lebih muda setahun (28.1 tahun).

Di bawah ini adalah persentase penduduk Indonesia yang dikategorikan dalam tiga kelompok usia dan
jenis kelamin.

Penduduk Indonesia Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur:

Persentase Gabungan  Pria Wanita


 
      Total Populasi (absolut) (absolut)

0-14 tahun               27.3 34,165,213 32,978,841 

15-64 tahun               66.5 82,104,636  81,263,055 

65 tahun ke atas                6.1  6,654,695  8,446,603

Sumber: CIA World Factbook

Pada tahun 2010, sekitar 19 persen penduduk Indonesia adalah anak yang umurnya di bawah sepuluh
tahun, sekitar 37 persen di bawah dua puluh tahun dan sekitar setengah populasi Indonesia berusia di
bawah tiga puluh tahun. Angka-angka ini menunjukkan - dari perspektif demografis - bahwa Indonesia
memiliki potensi besar dalam hal produktifitas dan kreatifitas.

Demografi dan Gelombang-Gelombang Ekonomi

Pentingnya Gelombang Usia: Ikhtisar Umum

Peredaman pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh penurunan tingkat kesuburan (yang mungkin
saja disebabkan oleh hal-hal seperti semakin mudahnya akses mendapatkan alat-alat kontrasepsi,
pendapatan yang lebih tinggi, urbanisasi dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi untuk wanita) dapat
membantu menstimulasi sebuah perubahan signifikan pada distribusi usia penduduk terhadap mereka
yang masih dalam usia kerja (namun di kemudian hari penurunan angka kematian dan tingkat kesuburan
akan menghasilkan populasi manula). Perubahan ini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi karena
penduduk usia kerja bertambah sementara jumlah (relatif) anak yang masih bergantung pada orang-tua
berkurang.

Proses ini dapat dianggap sebagai serangkaian gelombang. Gelombang pertama adalah ketika penduduk
usia kerja mulai bekerja sehingga produksi pun menjadi meningkat. Dengan adanya pekerjaan berarti
pendapatan pun menjadi lebih tinggi, rumah tangga pun akan menkonsumsi produk lebih banyak lagi.
Rumah tangga akan menabung lebih banyak karena jumlah anak yang bergantung pada orang-tua
berkurang sehingga tingkat investasi pun bertambah, sama seperti peningkatan modal dan pada akhirnya
akan meningkatkan produksi perokonomian.

Gelombang demografi yang kedua terjadi ketika sebagian besar penduduk usia kerja mendekati masa
pensiun dan mulai menabung dan berinvestasi untuk hari tua. Dengan demikian, hasil peningkatan
akumulasi modal tersebut dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi secara lebih lanjut. Setelah
tahap ini akan terjadi keprihatinan ekonomi karena adanya stagnasi pertumbuhan penduduk dan populasi
manula yang meningkat.

Kasus Indonesia

Saat ini posisi Indonesia berada di bagian tengah gelombang yang pertama. Baik angka kelahiran maupun
tingkat kesuburan sama-sama turun dengan cepat dan penduduk usia kerja meningkat dengan cepat
sementara total populasi Indonesia tumbuh dengan lamban. Hasilnya adalah kelompok usia di bawah tiga
puluh tahun yang cukup besar (sekitar setengah dari total populasi, sekitar 125 juta penduduk Indonesia),
yang secara potensial masuk usia produktif sehingga bisa berfungsi sebagai mesin perekonomian
nasional.

Konsumsi domestik adalah sumber besar untuk kinerja PDB Indonesia yang secara berkelanjutan terus
kuat. Apalagi konsumsi rumah tangga memberi andil lebih dari 55 persen pertumbuhan ekonomi
keseluruhan. Konsumsi domestik yang terus kuat ini adalah salah satu alasan penting mengapa Indonesia
mampu melewati krisis keuangan global tahun 2008-2009 dengan nilai rata-rata pertumbuhan PDB
sekitar 5.6 persen pada tahun 2008-2010. Apalagi, karena pertumbuhan ekonomi yang solid banyak orang
Indonesia sempat masuk warga kelas menengah. Menurut laporan Bank Dunia yang dirilis pada tahun
2012, sekitar tujuh juta warga Indonesia masuk ke dalam penduduk kelas menengah setiap tahun. Namun,
setelah tahun 2013 depresiasi rupiah (terhadap dolar AS) dan suku bunga Bank Indonesia yang lebih
tinggi (serta harga komoditas yang rendah di tengah pertumbuhan ekonomi global yang lesu) telah
berhasil agak melemahkan kekuatan pasukan konsumen Indonesia ini.

Meskipun demikian, jika boleh sedikit mengkritik, ada juga jutaan penduduk usia kerja yang
berpendidikan namun tidak mendapatkan pekerjaan di Indonesia. Mereka tidak dapat diserap pasar tenaga
kerja. Karakteristik lainnya dari Indonesia adalah tingkat pengangguran terutama terjadi pada penduduk
usia 15 - 24 tahun, jauh di atas rata-rata nasional. Untuk detil lebih lanjut mengenai pengangguran di
Indonesia, silakan baca halaman kami yang membahas tentang pengangguran.

Grup Etnis Terbesar di Indonesia:

  % dari
Grup
Populasi

Jawa    42.65

Sunda    15.41

Malay     3.45

Madura     3.37

Batak     3.02

Minangkabau     2.72

Betawi     2.51

Bugis     2.49

Banten     2.05

Banjar     1.74

Agama di Indonesia

Dalam hal agama, mayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam. Sekitar 87.2 persen dari jumlah
total penduduk Indonesia - atau 207.2 juta orang - adalah orang Muslim. Namun, Indonesia bukan negara
Islam (hanya di Aceh hukum syariah diterapkan). Tapi meskipun negaranya sebuah demokrasi yang
sekuler, prinsip-prinsip yang berdasarkan doktrin Islam memainkan peran penting dalam bidang politik,
ekonomi dan masyarakat Indonesia.

Ada juga sekitar 16.5 juta orang Protestan (6.9 persen dari jumlah total penduduk Indonesia), 6.9 juta
umat Katolik (2.9 persen dari populasi), dan 4 juta Hindu (1.7 persen) yang tinggal di Indonesia. Terakhir,
terdapat minoritas kecil dari umat Buddha serta mereka yang menganut Konfusianisme, sebagian besar
adalah masyarakat etnis Tionghoa.

Bertentangan dengan kebanyakan negara di dunia Barat, bagi banyak orang Indonesia agama masih tetap
merupakan bagian penting dari identitas mereka. Untuk informasi lebih lanjut tentang topik ini, silakan
kunjungi bagian Agama di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai