Anda di halaman 1dari 14

PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

KABUPATEN PULANG PISAU 2O19-2039

Disusun Oleh:
Domingos Angelico Soares
1824007

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2022
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 3
1.2 Tujuan Dan Sasaran .............................................................................. 6
1.2.1 Maksud Dan Tujuan ....................................................................... 6
1.2.2 Sasaran ............................................................................................. 7
1.2 Landasan Hukum ................................................................................... 8
1.3 Ruang Lingkup ....................................................................................... 8
1.3.1 Ruang Lingkup Kegiatan ..................................................................... 8
1.3.2 Ruang Lingkup Materi ................................................................... 9
1.4 Keluaran Atau Output Kegiatan ........................................................ 12
1.5 Sistematika Pembahasan ..................................................................... 13

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rencana Tata Ruang merupakan salah satu acuan dalam pembangunan di
suatu wilayah. Peraturan mengenai pengembangan jaringan, peruntukan lahan,
arahan dan program pembangunan tertuang dalam produk rencana salah satunya
Rencana Tata Ruang Wilayah. Dalam implementasinya, antara kondisi eksisiting
di lapangan dengan rencana yang tertuang dalam rencana tata ruang sering kali
terdapat ketidaksesuaian akibat dinamika pembangunan internal dan/atau
perubahan faktor eksternal. Selain itu, adanya dinamika peraturan dan kebijakan
pusat dan daerah serta kebijakan dan/atau peraturan sektoral menjadi fokus untuk
mencapai pelaksanaan pembangunan dan pengembangan wilayah yang sinkron
dan terstruktur. Untuk mencapai pembangunan yang optimal dengan tidak
mengesampingkan adanya dinamika internal maupun eksternal perlu dilakukan
penilaian pelaksanaan rencana tata ruang yang berlaku terhadap kebutuhan
pembangunan. Penilaian pelaksanaan rencana tata ruang dilakukan melalui
peninjauan kembali rencana tata ruang dengan melihat kesesuaian antara rencana
tata ruang dan kebutuhan pembangunan yang memperhatikan perkembangan
lingkungan strategis dan dinamika internal, serta pelaksanaan pemanfaatan ruang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang,
disebutkan bahwa Peninjauan kembali Rencana Tata Ruang dapat dilakukan lebih
dari 1 (satu) kali dalam periode 5 (lima) tahunan apabila terjadi perubahan
lingkungan strategis berupa:

a. bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan


perundang-undangan;

3
b. perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan dengan undang-
undang;

c. perubahan Batas Daerah yang ditetapkan dengan undang-undang; atau

d. perubahan kebijakan nasional yang bersifat strategis.

Peninjauan kembali rencana tata ruang merupakan upaya untuk melihat


kesesuaian antara rencana tata ruang dan kebutuhan pembangunan yang
memperhatikan perkembangan lingkungan strategis, dinamika internal,
pelaksanaan pemanfaatan ruang serta mengakomodir kebijakan nasional yang
bersifat strategis.

Untuk menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan Indonesia melalui


Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Proyek Strategis Nasional
(PSN) yang terbaru disebutkan bahwa salah satu Program Peningkatan
Penyediaan Pangan Nasional (Food Estate). Adapun salah satu wilayah yang telah
melaksanakan program dimaksud berada di Kabupaten Pulang Pisau Provinsi
Kabupaten Pulang Pisau. Food Estate (FE) merupakan konsep pengembangan
pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan
bahkan peternakan di suatu Kawasan. Tanah yang digunakan untuk food estate
adalah eks proyek lahan gambut (PLG). Salah satu alasan pemerintah
mengembangan eks PLG, sebagai perluasan lahan penghasil cadangan pangan
nasional apalagi kondisi saat ini adanya pandemi Covid-19 yang kemungkinan
akan terjadi krisis pangan di dunia.

Kabupaten Pulang Pisau merupakan salah satu Kabupaten/Kota yang berada


pada wilayah administrasi Provinsi Kalimantan Tengah. Pasca diundangkan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pulang Pisau sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Pulang Pisau Nomor 1 Tahun 2019,

4
Kabupaten Pulang Pisau telah mengalami perkembangan dan dinamika
pembangunan terutama dari segi fisik yang dipengaruhi oleh perkembangan faktor
internal maupun faktor eksternal, ditambah dengan Program Food Estate yang
merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional.

Sejak diundangkan Perda 1 Tahun 2019 tentang RTRW Kabupaten Pulang


Pisau Tahun 2019-2039 sampai dengan Tahun 2021 cukup banyak terjadi
perubahan, baik isu strategis dan perubahan dinamika pembangunan serta
simpangan terhadap pelaksanaan penataan ruang.

Sebagaimana hasil pengkajian dan evaluasi terhadap Dokumen RTRW


Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2019-2039 pada tahun 2021 menghasilkan antara
lain :

Pengkajian

Muatan : peluang kemajuan iklim investasi dan kemudahan berusaha dan


dinamika internal wilayah yang berimplikasi pada rencana perubahan
pemanfaatan ruang

Pertimbangan : dinamika internal wilayah yang berimplikasi pada rencana


perubahan pemanfaatan ruang dan dinamika internal wilayah yang berimplikasi
pada rencana perubahan pemanfaatan ruang

Kajian Cepat/Quick Assesment : kajian terhadap struktur ruang, kajian


terhadap pola ruang, kajian terhadap 7 muatan strategis

Evaluasi

Kelengkapan dan Kedalaman Materi Muatan RTRW Kabupaten Pulang


Pisau

Ketentuan data minimal yang harus digunakan dalam penyusunan RTRW

Tabel kesesuaian antara RTRW Kabupaten Pulang Pisau dengan peraturan


perundang-undangan
5
Evaluasi terhadap pelaksanaan pemanfaatan ruang : simpangan pemanfaatan
hutan lindung menjadi kawasan permukiman dan perkebunan, simpangan
pemanfaatan hutan lindung menjadi sawah dan tegalan, dan simpangan
penggunaan lahan kp2b menjadi permukiman.

Sebagaimana aturan yang tertuang dalan Peraturan Menteri Agraria Dan


Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2021 Tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, Dan
Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, Dan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah pada pasal 34 ayat (5)
dan ayat (6) bahwa terhadap permohonan peninjauan kembali Menteri
memberikan rekomendasi apakah tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya
atau perlu direvisi.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu langkah-langkah guna


memperoleh rekomendasi dari Menteri ATR/BPN apakah Perda 1 Tahun 2019
tentang RTRW Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2019-2039 masih berlaku atau
dilakukan revisi. Langkah-langkah dimaksud antara lain : melakukan
asistensi/evaluasi teknis ke Kementerian ATR/BPN, menyiapkan surat
permohonan Kepala Daerah (KDH) ke Menteri ATR/BPN beserta lampiran-
lampiran sesuai Permen ATR/BPN Nomor 11 Tahun 2021 yang telah
mendapatkan persetujuan dari Kementerian ATR/BPN, melakukan audiensi ke
Pemerintah Pusat melalui Kementerian ATR/BPN serta hal-hal lainnya yang
dianggap mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut. Apabila hasil rekomendasi
Menteri ATR/BPN perlu direvisi maka akan dilanjutkan dengan kegiatan
pengumpulan/ inventarisasi data dan informasi awal untuk revisi RTRW
Kabupaten Pulang Pisau.

1.2 Tujuan Dan Sasaran


1.2.1 Maksud Dan Tujuan
Maksud dari Kegiatan Lanjutan Peninjauan Kembali (PK) Dokumen RTRW
Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2019-2039 adalah memperoleh surat rekomendasi

6
perihal Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2019-2039
dari Menteri ATR/BPN.

Tujuan dari Lanjutan Peninjauan Kembali (PK) RTRW Kabupaten Pulang


Pisau Tahun 2019-2039 ini adalah :

a) Melakukan asistensi/evaluasi teknis terhadap lampiran-lampiran


pendukung Surat Permohonan Peninjauan Kembali (PK) ke Menteri
ATR/BPN

b) Melakukan rapat dalam rangka penyiapan surat permohonan


rekomendasi dari KDH ke Menteri ATR/BPN

c) Melakukan audiensi ke Pemerintah Pusat melalui Kementerian


ATR/BPN

d) Melakukan inventarisasi/pengumpulan data dan informasi awal


penyusunan RTRW sesuai Permen ATR/BPN Nomor 11 Tahun 2021
apabila hasil rekomendasi Menteri ATR/BPN perlu dilakukan revisi

1.2.2 Sasaran
Target/ sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini yaitu:

a. Terlaksananya asistensi/evaluasi teknis terhadap lampiran-lampiran


pendukung Surat Permohonan Peninjauan Kembali (PK) ke Menteri
ATR/BPN.

b) Persamaan persepsi antar Perangkat Daerah dalam pembahasan untuk


persiapan surat permohonan rekomendasi dari KDH ke Menteri
ATR/BPN.

c) Terlaksananya audiensi dari Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau


kepada Pemerintah Pusat melalui Kementerian ATR/BPN.

d) Terkumpulnya/terinventarisasinya data dan informasi awal guna


mendukung penyusunan revisi RTRW Kabupaten Pulang Pisau.

7
1.2 Landasan Hukum
Landasan hukum yang digunakan dalam Kegiatan Peninjauan Kembali 1
Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pulang
Pisau Tahun 2019-2039 sebagai berikut:

a) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

b) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

c) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021


Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

d) Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan


Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Pedoman
Pemantauan Dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang

e) Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan


Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, Dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
Dan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dijabarkan berdasarkan ruang lingkup wilayah dan ruang
lingkup kegiatan. Ruang lingkup wilayah menjelaskan mengenai batas wilayah
yang menjadi cakupan dalam kegiatan ini. Sedangkan ruang lingkup kegiatan
memuat serangkaian kegiatan dalam kegiatan Lanjutan Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2019-2039.

1.3.1 Ruang Lingkup Kegiatan


Letak geografis dari Kabupaten Pulang Pisau adalah antara 10° sampai
dengan 0° Lintang Selatan dan 110° sampai 120° Bujur Timur. Kabupaten Pulang
Pisau Memiliki 8 Kecamatan yaitu Kahayan Hilir, Kahayan Tengah, Kahayan
Kuala, Pandih Batu, Maliku, Banama Tingang, Jabiren Raya dan Sebangau Kuala.

Kabupaten Pulang Pisau memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

8
a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas

b. Sebelah Selatan : berbatasan dengan laut Jawa

c. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Kapuas

d. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Katingan dan Kota


Palangka Raya

Luas wilayah Kabupaten Pulang Pisau adalah seluas 8.997 km² atau 899.700
Ha (5,85 % dari Luas Kalimantan Tengah) yang terbagi dalam dua kawasan yaitu
kawasan pasang surut (di bagian selatan) yang merupakan daerah potensi
pertanian tanaman pangan dan kawasan non pasang surut (bagian utara)
merupakan lahan sangat potensial untuk daerah perkebunan. Dari luas wilayah di
atas, termasuk:

a. Kawasan Hutan Lindung dengan luas 1.961 km².

b. Kawasan Hutan Gambut dengan luas 2.789 km².

c. Kawasan Mangrove (Bakau) dengan luas 280 km².

d. Kawasan Air Hitam dengan luas 65 km

1.3.2 Ruang Lingkup Materi


Pelaksanaan PK RTRW Kabupaten Pulang Pisau merupakan rangkaian
kegiatan yang terdiri dari beberapa tahapan utama yang dimulai dari tahapan
pengkajian, evaluasi, dan yang terakhir adalah tahapan penilaian. Hasil akhir dari
kegiatan Peninjauan Kembali (PK) adalah sebuah rekomendasi perlu atau
tidaknya dilakukan Revisi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Pulang Pisau Tahun 2019-2039 ini.

Dalam Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2019-


2039 dilaksanakan melalui tiga tahapan untuk dapat mendapatkan hasil berupa
rekomendasi.

1. Pengkajian

9
Pengkajian dilakukan untuk melihat pelaksanaan tata ruang terhadap
kebutuhan pembangunan.

Pengkajian dilakukan melalui tahapan:

a. Pengumpulan data dan informasi

b. Dokumen RTRW

c. Dinamika pembangunan; dan

d. Kondisi aktual pemanfaatan ruang.

e. Penyusunan matriks kesesuaian

f. Matriks dinamika pembangunan; dan

g. Matriks kondisi actual pemanfaatan ruang.

2. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengukur kemampuan RTRW sebagai acuan


dalam pembangunan nasional/daerah.

Evaluasi dilakukan dengan mengukur:

a. Kualitas RTRW

b. Kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan

Evaluasi terhadap kesesuaian dengan peraturan perundang-


undangan diukur dengan berbagai peraturan perundang-
undangan/kebijakan terkait.

c. Sinkronisasi pemanfaatan ruang

Evaluasi terhadap pelaksanaan pemanfaatan ruang diukur dari:

a. Jenis pelaksanaan pemanfaatan ruang dan besaran indikasi program


lima tahunan dan besaran pelaksanaan pemanfaatan ruang terhadap
struktur ruang dan pola ruang; dan

10
b. Dampak pelaksanaan pemanfaatan ruang terhadap kondisi sosial,
ekonomi, dan lingkungan.

Evaluasi terhadap pelaksanaan pemanfaatan ruang memperhatikan hasil


pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

3. Penilaian

Penilaian dilakukan dalam rangka menentukan rumusan rekomendasi hasil


pelaksanaan Peninjauan Kembali.Penilaian dilakukan melalui metode kuantitatif
maupun metode kualitatif.

a. Tingkat kualitas RTRW;

b. Tingkat kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan; dan

c. Tingkat kesesuaian pelaksanaan pemanfaatan ruang.

4. Perumusan Rekomendasi Hasil Pelaksanaan Peninjauan Kembali


Rencana Tata Ruang Wilayah

Rumusan rekomendasi pelaksanaan Peninjauan Kembali RTRW


menghasilkan:

a. Tidak perlu dilakukan revisi terhadap RTRW

• Rumusan rekomendasi yang menghasilkan tidak perlu


dilakukan revisi terhadap RTRW diberikan jika berdasarkan
hasil penilaian Peninjauan Kembali RTRW dinyatakan baik.

• Dalam hal hasil penilaian Peninjauan Kembali RTRW yang


dinyatakan baik maka RTRW tetap berlaku sesuai dengan
masa berlakunya..

• Rumusan rekomendasi dapat disertai dengan usulan penertipan


terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang.

b. Perlu dilakukan revisi terhadap RTRW.


11
• Rumusan rekomendasi yang menghasilkan perlu dilakukan
revisi terhadap RTRW diberikan jika berdasarkan hasil
penilaian Peninjauan Kembali RTRW dinyatakan buruk.

• Revisi RTRW dilakukan dengan memperhatikan saran yang


dimuat dalam hasil rekomendasi Peninjauan Kembali.

• Revisi terhadap RTRW dilakukan berdasarkan penyusunan


RTRW sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Penerbitan rekomendasi untuk permohonan Peninjauan Kembali dari


Pemerintah Daerah kabupaten/kota kewenangan penandatanganannya dapat
didelegasikan kepada Dirjen.

1.4 Keluaran Atau Output Kegiatan


Hasil Peninjauan Kembali (PK) merupakan kegiatan yang menjadi landasan
dasar dalam melakukan Revisi. Sebagai dasar kajian dalam melakukan revisi
maka kegiatan Peninjauan Kembali harus dapat memperlihatkan :

1. Hasil Pengkajian yang akan memperlihatkan :

a. Penetapan Isu Strategis yang ada di Kabupaten Pulang Pisau Yang


berpengaruh terhadap eksistensi RTRW Kabupaten Pulang Pisau

b. Kondisi Perkembangan/Dinamika Penataan Ruang dan


Pembangunan Wilayah Kabupaten Pulang Pisau

c. Kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pulang Pisau


Tahun 2019 - 2039 dengan arah pembangunan di Kabupaten Pulang
Pisau.

2. Hasil Evaluasi Penilaian RTRW yang akan memperlihatkan

a. Kajian implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten


Pulang Pisau Tahun 2019 – 2039 dalam pemanfaatan ruang skala

12
nasional, regional, dan loka (terevaluasi program pembangunan
sektoral skala regional dan lokal).

b. Evaluasi komponen rencana yang ada di dalam dokumen RTRW dan


tingkat kemampuannya dalam mengakomodasi perkembangan

3. Rekomendasil dan Penilaian

a. Penilaian hasil Evaluasi yang dinyatakan dengan Nilai kuantitatif


atau Kualitatif

b. Kesepahaman dengan pemangku kebijakan kebutuhan perbaikan


komponen rencana berdasarkan kajian hasil pengkajian, evaluasi dan
penilaian

c. Rekomendasi Hasil Peninjauan terhadap kebutuhan Revisi RTRW


disertai dengan upaya-upaya untuk sinkroniasai arah kebijakan dan
strategi penataan ruang RTRW Provinsi dengan Daerah

d. Rumusan rekomendasi hasil Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten


Pulang Pisau Tahun 2019 – 2039 dengan format sesuai ketentuan
pedoman atau peraturan perundangan yang berlaku.

1.5 Sistematika Pembahasan


Sistematikan pembahasan dalam buku Laporan Pendahuluan Peninjauan
Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pulang Pisau akan
menyajikan materi-materi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan akan membahas mengenai latar belakang, maksud, tujuan


dan sasaran, landasan hukum, ruang lingkup perencanaan, pendekatan dan metode
serta sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN

13
Pada bab ini akan membahas tentang kebijakan Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, dan kebijakan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pulang Pisau yang telah ada.

BAB III GAMBARAN UMUM

Pada bab ini berisikan tentang karakteristik wilayah yang meliputi fisik
dasar, penggunaan lahan, persebaran dan kepadatan penduduk, perekonomian
serta sarana dan prasarana.

BAB IV Metodologi Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Pulang


Pisau 2019-2039

Dalam bab ini berisi tentang pendekatan dan metodologi berdasar Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, Dan Penerbitan Persetujuan Substansi
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, Dan Rencana Detail
Tata Ruang dan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 6 Tahun 2017
tentang Tata Cara Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah

BAB V Program Kerja

Dalam bab ini berisi program kerja dan jadwal pelaksanaan Peninjauan
Kembali RTRW Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2019-2039

14

Anda mungkin juga menyukai