Anda di halaman 1dari 168

PENINJAUAN KEMBALI

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN MESUJI 2011 - 2031
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................. 0


BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 3
1.1. LATAR BELAKANG .................................................................................. 3
1.2. TUJUAN DAN SASARAN ....................................................................... 6
1.3. RUANG LINGKUP .................................................................................... 7
1.3.1. Lingkup Wilayah ............................................................................... 7
1.3.2. Lingkup Substansi ........................................................................... 8
1.4. DASAR HUKUM ..................................................................................... 14
1.5. PENDEKATAN DAN METODOLOGI ................................................ 15
1.6. PRODUK YANG DIHASILKAN ............................................................ 20
1.7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN ........................................................... 20

BAB II KAJIAN LITERATUR .............................................................................. 21


2.1 PERUMUSAN TUJUAN ........................................................................ 21
2.1.1 Dasar Perumusan Tujuan Penataan Ruang......................... 22
2.1.2 Tujuan Penataan Ruang .............................................................. 27
2.2 PERUMUSAN KEBIJAKAN PENATAAN RUANG .......................... 29
2.2.1 Dasar Perumusan Kebijakan ................................................. 30
2.2.2 Rumusan Kebijakan Penataan Ruang ..................................... 32
2.3 PERUMUSAN STRATEGI PENATAAN RUANG ............................. 33

BAB III GAMBARAN UMUM ............................................................................. 38


3.1. BATAS ADMINISTRASI ........................................................................ 38
3.2. KONDISI FISIK DASAR ........................................................................ 39
3.2.1. Topografi ........................................................................................ 39
3.2.2. Hidrologi ........................................................................................ 40
3.2.3. Iklim ................................................................................................ 41
3.3. KEPENDUDUKAN.................................................................................. 41
3.4. KONDISI SOSIAL ................................................................................... 44
3.5. KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM .............................................. 46
3.6. POTENSI SUMBER DAYA ALAM ...................................................... 47
3.6.1. Kondisi Geologi ........................................................................... 47

1
3.6.2. Potensi Endapan Mineral ........................................................ 48
3.7. EKONOMI WILAYAH............................................................................. 50
3.8. PERTANIAN TANAMAN PANGAN...................................................... 54
3.9. TRANSPORTASI ..................................................................................... 58
3.9.1. Sistem Transportasi .................................................................. 58
3.10. PERINDUSTRIAN ................................................................................... 64

BAB 4 EVALUASI ................................................................................................. 66


4.1. Identifikasi Awal .................................................................................... 66
4.2. Analisis ..................................................................................................... 68
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 163
Kesimpulan .......................................................................................................... 163

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Mesuji
ditetapkan menjadi produk hukum berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 6 tahun 2011. RTRW Kabupaten Mesuji merupakan acuan
perencanaan tata ruang di Kabupaten Mesuji sampai tahun 2031.
Peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Mesuji dilakukan sesuai dengan tuntutan pembangunan dan
perkembangan kawasan perkotaan dan dilakukan secara berkala
sesuai kebutuhan. Menurut Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa tiap 5 tahun rencana tata
ruang perlu dievaluasi dan bila perlu direvisi kembali. Berdasarkan
hal tersebut, upaya evaluasi (dan revisi) RTRW mutlak dilakukan,
sehingga pelaksanaan revisi RTRW Kabupaten Mesuji dilakukan pada
tahun berikutnya.
Perkembangan sejak ditetapkannya Mesuji sebagai Kabupaten
baru hasil pemekaran demikian cepat. Kebutuhan atas arahan
pembangunan terutama ruang yang menekankan pada
pengembangan ekonomi kecil, serta perubahan kebijakan baik pada
tingkatan nasional, Provinsi Lampung dan Kabupaten Mesuji menjadi
dasar perlunya berbagai penyesuaian dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Mesuji. Pada tataran nasional,
dikeluarkannya Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional; Undang-undang No. 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah;
Pada tingkat Provinsi Lampung, Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Provinsi Lampung sudah direvisi serta telah dilaksanakannya
paduserasi antara RTRW Kabupaten/Kota dengan RTRW Lampung.
Selain itu yang menjadi dasar penyusunan Rencana Tata Ruang

3
Wilayah (RTRW) Kabupaten Mesuji pada tataran kabupaten adalah
adanya prediksi akan terjadinya dinamika perkembangan fisik yang
pesat di wilayah tersebut. Hal ini tentu saja memberikan dampak
terhadap struktur dan pola pemanfaatan ruang pada skala
kabupaten. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan penyusunan
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Mesuji yang
akan menjadi acuan dalam pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang di kabupaten tersebut.

Perkembangan yang cukup pesat di Kabupaten Mesuji


menuntut beberapa perubahan-perubahan yang terjadi selama kurun
waktu 3 tahun pelaksanaan RTRW Kabupaten Mesuji. Untuk melihat
perkembangan dan kinerja penataan ruang wilayah/kota maka dapat
dilihat beberapa perubahan, antara lain:
1. Pelaksanaan otonomi daerah melalui implementasi Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999, Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1999 serta perubahannya menjadi UU Nomor 32 tahun
2004 dan UU Nomor 33 Tahun 2004.
2. Penetapan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang.
3. Pertumbuhan dan perkembangan kota yang terjadi dalam kurun
waktu 5 tahun di Kabupaten Mesuji yang mungkin merubah pola
struktur ruang kota.

Keputusan Menteri Kimpraswil No. 327/Kpts/M/2002 tanggal


12 Agustus 2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan
Ruang telah mengatur beberapa pedoman penyusunan dan
peninjauan kembali tata ruang, diantaranya Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan Pedoman Peninjauan
Kembali Rencana Tata Ruang Kawasan. Namun demikian, disebutkan

4
pula bahwa hal-hal teknis operasional diatur lebih lanjut oleh
Pemerintah Daerah.
Peninjauan kembali dan/atau penyempurnaan RTRW
Kabupaten (RTRWK) merupakan suatu proses yang dilakukan secara
berkala selama jangka waktu perencanaan berjalan agar selalu
memiliki suatu rencana tata ruang yang berfungsi. Jada walaupun
RTRWK yang baru disusun setiap 20 tahun sekali, proses
perencanaan tidak berhenti pada dihasilkannya dokumen atau
produk RTRWK. Proses perencanaan merupakan proses yang terus
berlanjut seperti suatu siklus. Dalam pengertian tersebut peninjauan
kembali merupakan bagian dari proses memperbaiki rencana tata
ruang yang telah disusun.

Untuk kasus Kabupaten Mesuji ini, Pemerintah Daerah


Kabupaten Mesuji menyadari perlunya peninjauan kembali RTRWK
karena adanya perubahan faktor eksternal. Sebagaimana disebutkan
dalam Surat Keputusan Menkimpraswil No. 327/KPTS/M/2002
bahwa faktor yang sebenarnya menjadikan kegiatan peninjauan
kembali menjadi suatu aktivitas yang penting untuk dilakukan secara
berkala dalam proses penataan ruang adalah karena adanya
ketidaksesuaian dan/ atau simpangan antara rencana dengan
kenyataan yang terjadi baik karena faktor internal maupun faktor
eksternal.
Yang dimaksud dengan faktor eksternal dalam SK tersebut
adalah:
1. Adanya perubahan dan/ atau penyempurnaan peraturan dan/ atau
rujukan sistem penataan ruang.
2. Adanya perubahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang dan/ atau
sektoral dari tingkat propinsi maupun Kabupaten yang berdampak
pada pengalokasian kegiatan pembangunan yang memerlukan ruang
berskala besar.

5
3. Adanya ratifikasi kebijaksanaan global yang mengubah paradigma
sistem pembangunan dan pemerintahan serta paradigma
perencanaan tata ruang.
4. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat
dan seringkali radikal dalam hal pemanfaatan sumber daya alam
meminimalkan kerusakan lingkungan.
5. Adanya bencana alam yang cukup besar sehingga mengubah struktur
dan pola pemanfaatan ruang dan memerlukan relokasi kegiatan
budidaya maupun lindung yang ada demi pembangunan paska
bencana.
Dari kelima faktor tersebut, faktor 1 dan 2 menjadi alasan utama
perlunya peninjauan kembali RTRW tahun 1999 – 2009 yang telah
disusun berkaitan dengan implementasi UU Otonomi Daerah serta
teridentifikasinya potensi minyak dan gas bumi yang memerlukan
antisipasi secara matang.

1.2. TUJUAN DAN SASARAN


Tujuan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Mesuji adalah
untuk melaksanakan evaluasi penataan ruang Kabupaten Mesuji
sejak berlakunya RTRW Kabupaten Mesuji sebagai Perda No 6 tahun
2011 sehingga dapat diketahui seberapa besar deviasi perencanaan
yang terjadi, dengan demikian dapat dilakukan upaya perbaikan /
revisi yang jelas dari RTRW yang akan menjadi pedoman
pembangunan tahun kedepan berdasarkan kepada tipologi evaluasi
yang dihasilkan.
Untuk mencapai tujuan diatas maka sasaran Peninjauan
kembali RTRW Kabupaten Mesuji adalah melakukan penilaian kinerja
pelaksanaan RTRW Kabupaten Mesuji yang dilihat dari empat aspek
penilaian kebijakan, yaitu aspek input, proses, output dan outcome
penataan ruang.

6
1.3. RUANG LINGKUP
1.3.1.Lingkup Wilayah
Secara geografis wilayah Kabupaten Mesuji terletak pada pada
3045’ – 4040’ arah Utara-Selatan dan 106015’ – 107000’ arah Timur-
Barat. Kabupaten Mesuji mempunyai batas-batas wilayah sebagai
berikut:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Ogan


Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan.
Sebelah : berbatasan dengan Kabupaten Ogan
Timur Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan.
Sebelah : berbatasan dengan Kecamatan Rawa Jitu
Selatan Selatan dan Kecamatan Penawar Tama
Kabupaten Tulang Bawang, serta Kecamatan
Way Kenanga Kabupaten Tulang Bawang
Barat.
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Ogan
Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2008, dibentuk


Kabupaten Mesuji dengan Ibukota Pemerintahan di Sidomulyo
(Wiralaga Mulya). Pembentukan Kabupaten Mesuji merupakan
pemekaran dari Kabupaten Tulang Bawang terdiri atas 7 kecamatan
dan 75 desa dengan memiliki luas wilayah 2.340,15 km2. Guna
mengetahui letak dan batas wilayah administrasi Kabupaten Mesuji
dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan cakupan serta luas wilayah
Kabupaten Mesuji sebagaimana terlihat pada Tabel 1.1 berikut:

7
Tabel 1.1
Cakupan dan Luas Wilayah Kabupaten Mesuji

No Kecamatan Desa/Kelurahan Jumlah RT) Luas (Km2)

1 Mesuji 9 136
216,82
2 Tanjung Raya 13 273 526,42
3 Rawajitu Utara 11 186 205,76
4 Mesuji Timur 13 239 970,23
Simpang
5 9 202 133,95
Pematang
6 Way Serdang 13 335 195,33
7 Panca Jaya 7 141 91,64

Kabupaten Mesuji 75 1.512 2.340,15

Sumber : Mesuji Dalam Angka 2010

1.3.2.Lingkup Substansi
Secara garis besar lingkup subtansi dari pekerjaan ini adalah:
1. Kajian literatur dan kajian terhadap peraturan perundangan
terkait.
Termasuk dalam kajian literatur ini adalah studi-studi yang
berkaitan dengan Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang
(RTRW) Kabupaten Mesuji serta peraturan-peraturan yang
berlaku baik yang berlaku di Indonesia, Provinsi Lampung,
Kabupaten Mesuji maupun kabupaten/kota lainnya di dalam
dan luar negeri yang dapat dijadikan sebagai rujukan.
2. Mengumpulkan, mempelajari dan menganalisis informasi-
informasi berkaitan dengan Penyusunan Revisi Rencana Tata
Ruang (RTRW) Kabupaten Mesuji.
a. Kebijakan dan rencana pada tingkatan nasional seperti
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP Nasional),
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM Nasional),

8
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRW Nasional),
Rencana Pulau maupun Rencana lainnya yang terkait.

9
Gambar 1. 1 Peta Administrasi Kabupaten Mesuji

10
b. Kebijaksanaan dan rencana Pemerintah Provinsi Lampung dalam
dokumen pembangunan dan dokumen tata ruang seperti Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung yang baru direvisi
maupun rencana tata ruang yang lebih detail lainnya yang telah
ditetapkan, rencana-rencana pembangunan, proyek pembangunan,
dan lain-lainnya
c. Kebijaksanaan dan rencana Pemerintah Kabupaten Mesuji dalam
dokumen pembangunan dan dokumen tata ruang seperti Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Mesuji sebelumnya maupun
rencana tata ruang yang lebih detail lainnya yang telah ditetapkan,
rencana-rencana pembangunan, proyek pembangunan, dan lain-
lainnya.
d. Data primer/survai lapangan berkaitan dengan kondisi lapangan,
persepsi dan preferensi stakholder, dan persoalan-persoalan berkaitan
dengan perencanaan, pemanfaatan ruang serta pengendalian
pemanfaatan ruang.
e. Informasi berkaitan dengan Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang
(RTRW) Kabupaten Mesuji dari instansi yang terkait.
f. Aspek kelembagaan dan administrasi penyelenggaraan/
pembangunan di Kabupaten Mesuji.
3. Evaluasi pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang di Kabupaten Mesuji.
Evaluasi RTRW Kabupaten Mesuji adalah pengujian kembali
(reexamination) dari kesahihan data/informasi serta anggapan-anggapan
(asumsi) yang mendasari penyusunan RTRW Kabupaten Mesuji
mengingat telah terjadinya berbagai pertumbuhan dan pengembangan
dalam pelaksanaan rencana. Ruang lingkup materi evaluasi RTRW
Kabupaten Mesuji yang akan dikaji adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi terhadap pertumbuhan struktur dan pergesaran
pemanfaatan ruang.

11
Analisis ini lebih ditekankan kepada pertumbuhan struktur ruang
dan identifikasi kendala dan masalah pertumbuhan struktur ruang,
yaitu menyangkut hierarki fungsi dan tingkat ketersediaan lahan bagi
pengembangan fungsi setiap satuan wilayah pembangunan.
Kendala dan masalah fisik lebih diartikan kepada pergeseran fungsi
yang ditetapkan dan penggunaan campuran. Berdasarkan masukan
penggunaan lahan eksisting dilakukan analisis terhadap rencana
penggunaan lahan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah.
Kesesuaian fisik dengan rencana diukur dalam suatu besaran dan
kemudian diidentifikasikan faktor-faktor penyebab terjadinya
penyimpangan. Selain dalam besaran fisik, analisis ini diharapkan
juga dapat mengidentifikasikan intensitas penggunaan ruang, yaitu
antara lain menyangkut pencemaran air, tanah, udara, dan suara.
Identifikasi dampak ini dapat didasarkan pada hasil penelitian yang
dapat dipertanggungjawabkan.
b. Analisis karakteristik kegiatan ekonomi.
Analisis kegiatan ekonomi ini mencakup tiga aspek yang bertujuan
untuk mengidentifikasi tingkat pertumbuhan kegiatan ekonomi, baik
kegiatan utama maupun kegiatan penunjang. Selain itu juga akan
dianalisis kegiatan ekonomi lain termasuk sektor informal yang
mendukung/mempengaruhi pembangunan kota.
c. Analisis sosial kependudukan.
Analisis sosial kependudukan ini bertujuan untuk
mengidentifikasikan peluang dan kendala dalam masalah sosial
kependudukan serta mengevaluasi distribusi jumlah dan komposisi
penduduk yang direncanakan. Selain itu mengevaluasi karakter
sosial kependudukan lain yang berdampak pada perencanaan tata
ruang.
d. Analisis kondisi sarana dan prasarana.
Analisis kondisi sarana dan prasarana ini bertujuan untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang keadaan sarana dan
12
prasarana di wilayah perencanaan dan sekitarnya, dan hubungan
interaksinya sehingga dari analisis ini dapat digambarkan kondisi
penyediaan pelayanan sosial ekonomi. Analisis kondisi sarana dan
prasarana mencakup:
 Analisis sistem transportasi.
Analisis sistem transportasi ini akan menggambarkan kondisi
pelayanan transportasi, tingkat aksesibilitas/kemudahan
pencapaian, serta keterkaitan antara satu pusat/sub pusat
dengan pusat/sub pusat lainnya.
 Analisis penyebaran fasilitas sosial ekonomi.
Analisis ini akan memberikan gambaran tentang karakteristik
ketersediaan fasilitas sosial ekonomi di wilayah perencanaan. Dari
ketersediaan fasilitas sosial ekonomi di pusat/sub pusat
permukiman ini akan menggambarkan juga jenjang pusat
permukiman di dalam wilayah perencanaan.
 Evaluasi jariangan utilitas.
Evaluasi ini untuk memberikan gambaran keadaan dan cakupan
pelayanan jaringan utilitas, seperti telekomunikasi, drainase, air
kotor, air bersih dan sebagainya, serta kesesuaiannya dengan
rencana pengembangan utilitas yang ditetapkan/direncanakan
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mesuji.
e. Evaluasi kelembagaan.
Kajian ini untuk memperoleh gambaran kondisi kelembagaan
penataan ruang yang ada di lingkungan Kabupaten Mesuji dan
kesesuaiannya terhadap kegiatan pembangunan, termasuk setelah
adanya otonomi yang lebih luas.
4. Penentuan tipologi peninjauan kembali RTRW Mesuji
Keragaman faktor yang mempengaruhi kebutuhan penyempurnaan
RTRW Kabupaten Mesuji menjadi dasar penetapan tipologi yang diuraikan
menjadi 8 (delapan) tipologi. Tipologi tersebut menjadi dasar

13
pertimbangan untuk menentukan keperluan penyempurnaan serta
substansi penyempurnaan RTRW Kabupaten.
Tabel 1.2
Kondisi per Tipologi

TIPOLOG
KONDISI
I
RTRW Kabupaten sahih, simpangan kecil, faktor eksternal
I
tetap
RTRW Kabupaten sahih, simpangan kecil, faktor eksternal
II
berubah
RTRW Kabupaten sahih, simpangan besar, faktor eksternal
III
berubah
RTRW Kabupaten sahih, simpangan besar, faktor eksternal
IV
tetap
RTRW Kabupaten tidak sahih, simpangan kecil, faktor
V
eksternal berubah
RTRW Kabupaten tidak sahih, simpangan kecil, faktor
VI
eksternal tetap
RTRW Kabupaten tidak sahih, simpangan besar, faktor
VII
eksternal berubah
RTRW Kabupaten tidak sahih, simpangan besar, faktor
VIII
eksternal tetap

1.4. DASAR HUKUM


Beberapa dasar hukum berkaitan dengan pekerjaan peninjauan kembali
RTRW, antara lain :
 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
 Undang-Undang No. 13 Tahun 1980 tentang Jalan
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya.
 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman.
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
 Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pemekaran Wilayah Lampung.
 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan.

14
 Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban, Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan
Ruang.
 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta dalam
Penataan Ruang Wiiayah.
 Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan
Hutan.
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang di Daerah.
 Kepmenkimpraswil No. 327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan 6 (Enam) Pedoman
Bidang Penataan Ruang.

1.5. PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Variabel-variabel yang akan ditinjau kembali dalam kegiatan peninjauan
kembali RTRW Kabupaten meliputi:
a. Kebijaksanaan pengembangan Kabupaten
b. Struktur tata ruang dan pemanfaatan ruang Kabupaten
c. Sistem utama transportasi
d. Struktur utama tingkat pelayanan Kabupaten
e. Sistem pengelolaan pembangunan Kabupaten

Variabel di atas merupakan variabel yang bersifat strategis dan teknis.


Kebijakan pengembangan Kabupaten merupakan variabel yang bersifat
startegis yang diperoleh dengan mengkaji rencana tata ruang dengan kaidah
dan norma-norma perencanaan baik secara makro maupun secara mikro.
Sedangkan variabel yang lainnya merupakan variabel yang bersifat teknis yang
diperoleh dari analisis rencana tata ruang dengan implementasi pemanfaatan
ruang yang telah dilaksanaakan dalam jangka waktu tertentu.

15
Gambar 1. 2
Peninjauan Kembali dalam Perspektif Perencanaan Tata Ruang

PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

EVALUASI STRATEGIS EVALUASI TEKNIS

Pemanfaatan Ruang
KAIDAH Perencanaan RENCANA TATA
RUANG  Telah
 Belum

VARIABEL VARIABEL TEKNIS


STARTEGIS o Struktur pemanfaatan ruang
o Kebijaksanaan Kabupaten
pengembangan o Sistem utama transportasi
Kabupaten o Struktur utama tingkat pelayanan
Kabupaten
o Sistem pengelolaan pembangunan
Kabupaten

KOMPONEN YANG HARUS DIREVISI

REVISI RENCANA TATA RUANG

Hasil dari evaluasi (peninjauan kembali) rencana tata ruang tersebut


berupa besaran simpangan pemanfaatan ruang yang ditindaklanjuti dengan
penyesuaian terhadap materi Rencana Tata Ruang agar mampu
mengakomodasi perubahan kebijaksanaan, tujuan, sasaran, dan dinamika
pembangunan, serta untuk memperbaiki struktur dan pola pemanfaatan ruang.
Untuk lebih jelasnya skema peninjauan kembali rencana tata ruang Kabupaten
dapat dilihat pada Gambar 1.3 berikut.

16
Pengumpulan RTRW Kajian Literatur
Kabupaten dan Peraturan
Data dan Informasi
Perundangan Terkait

Kompilasi dan Analisis Data serta


Informasi maupun Kebijakan/Peraturan

Evaluasi
pelaksanaaan dan pengendalian
Pemanfaatan ruang

Pertumbuhan struktur dan Karakteristik Sosial Kondisi sarana dan Kelembagaan


pergesaran pemanfaatan ruang kegiatan kependudukan prasarana
ekonomi

Penentuan Tipologi Peninjauan


Penentuan Tipologi dan PK
Kembali Rtrw Kutai Barat

Gambar 1. 3 Kerangka Pemikiran Kajian Tipologi dan Peninjauan Kembali RTRW


Kabupaten Mesuji

Peninjauan kembali dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :


i. Evaluasi data dan informasi dari hasil kegiatan pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang;
ii. Penentuan perlu atau tidaknya peninjauan kembali;
iii. Kegiatan peninjauan berupa analisis, kajian dan evaluasi/penilaian;
iv. Perumusan rekomendasi komponen yang perlu disempurnakan

17
Pemanfaatan & Pengendalian
Perencanaan Tata Ruang Pemanfaatan Ruang

PENYUSUNAN
RTRW Kabupaten Mesuji Implementasi
RTRW Kabupaten
Kutai Barat

Pengendalian
Peninjauan Kembali
pemanfatan
RTRW Kabupaten Mesuji
ruang
Kabupaten Kutai
Revisi
RTRW Kabupaten Mesuji

RTRW “baru” Implementasi


Kabupaten Mesuji RTRW “baru”
Mesuji

Setelah adanya ketentuan perlunya dilakukan peninjauan kembali, selanjutnya


ditentukan tipologi peninjauan kembali, yaitu :
I. RTR sah, simpangan kecil, faktor eksternal tetap;
II. RTR sah, simpangan kecil, faktor eksternal berubah;
III. RTR sah, simpangan besar, faktor eksternal berubah;
IV. RTR sah, simpangan besar, faktor eksternal tetap;
V. RTR tidak sah, simpangan kecil, faktor eksternal berubah;
VI. RTR tidak sah, simpangan kecil, faktor eksternal tetap;
VII. RTR tidak sah, simpangan besar, faktor eksternal berubah;
VIII. RTR tidak sah, simpangan besar, faktor eksternal tetap.

Tabel 1.3
Tipologi Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang

18
RTR simpangan faktor eksternal
TIPOLOGI
Sah tdk sah kecil besar tetap berubah
I   
II   
III   
IV   
V   
VI   
VII   
VIII   

Kriteria untuk menentukan Rencana Tata Ruang Kabupaten dapat dikatakan


absah adalah jika Rencana Tata Ruang tersebut memenuhi kondisi-kondisi
sebagai berikut:
a. Data dan informasi lengkap dan sah;
b. Metode dan analisis yang digunakan relevan;
c. Perumusan konsep dan strategi pemanfaatan ruang kawasan sesuai dengan
petunjuk penyusunannya;
d. Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten sesuai dengan ketentuan
dalam UU Penataan Ruang dan peraturan pelaksanaannya;
e. Penyusunannya telah melalui prosedur dan komitmen yang lengkap.

Penentuan simpangan dalam RTRW Kabupaten Mesuji ditentukan


berdasarkan komponen rencana yang berkembang meliputi aspek-aspek :
 Peran dan Hirarki Kabupaten
 Kependudukan dan Ekonomi
 Struktur ruang
 Pola Ruang
 Transportasi

19
1.6. PRODUK YANG DIHASILKAN
Produk (output) yang diharapkan dari kegiatan ini disajikan dalam bentuk
dokumen berupa :
 Buku data dan kajian analisis
 Buku Kajian Tipologi dan Peninjauan Kembali RTRW
 Album Peta dengan tingkat ketelitian 1 : 100.000

1.7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Dalam penulisan laporan akhir Pekerjaan Kajian Tipologi dan Peninjauan
Kembali RTRW Kabupaten Mesuji ini disusun dalam sistematika penulisan
sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab pendahuluan akan membahas mengenai latar
belakang, maksud, tujuan dan sasaran, landasan hukum,
ruang lingkup perencanaan, pendekatan dan metode serta
sistematika pembahasan.
Bab II Kajian Literatur
Pada bab ini akan membahas tentang kebijakan, dasar
hukum serta tinjauan teori.
Bab III Gambaran Umum
Pada bab ini berisikan tentang karakteristik wilayah yang
meliputi fisik dasar, penggunaan lahan, persebaran dan
kepadatan penduduk, perekonomian serta sarana dan
prasarana.
Bab IV Evaluasi
Bab ini akan membahas mengenai penyimpangan-
penyimpangan antara RTRW Kabupaten Mesuji Tahun
2011-2031 terhadap kondisi eksisting yang ada saat ini.
Bab V Rekomendasi Penyempurnaan Komponen RTRW
Kabupaten Kabupaten Mesuji 2011 - 2031

20
Bab ini membahas mengenai rekomendasi-rekomendasi
berdasarkan hasil simpangan atau kecenderungan
perkembangan baru yang dapat diajukan sebagai bahan
tambahan Peraturan Daerah Kabupaten Mesuji.

BAB II
KAJIAN LITERATUR

2.1 PERUMUSAN TUJUAN


Berdasarkan kebijakan yang ada maka tujuan penataan ruang wilayah
kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin
dicapai pada masa yang akan datang. Tujuan penataan ruang wilayah
kabupaten memiliki fungsi:
 sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan
ruang wilayah kabupaten;
 memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW
Kabupaten; dan
 sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten.
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan:
 visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten;
 karakteristik wilayah kabupaten;
 isu strategis; dan
 kondisi objektif yang diinginkan.
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:

21
 tidak bertentangan dengan tujuan penataan ruang wilayah provinsi dan
nasional;
 jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan; dan
 tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

2.1.1 Dasar Perumusan Tujuan Penataan Ruang


Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanh UU Penataan
Ruang No. 26 tahun 2007 tujuan penataan ruang adalah :
Aman; masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya dengan
terlindungi dari berbagai ancaman
Nyaman; memberi kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk
mengartikulasikan nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya sebagai manusia
dalam suasana yang tenang dan damai
Produktif; proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien sehingga
mampu memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan
masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing.
Berkelanjutan; kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan
dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan generasi saat ini,
namun juga generasi yang akan datang.
Keinginan luhur, cita-cita maupun sasaran umum pembangunan
Kabupaten Mesuji dalam kurun waktu 5 tahun diarahkan pada upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Wujud masyarakat yang sejahtera
tersebut hendaknya dalam kondisi yang berkeadilan, religius di atas semangat
kebersamaan dan kesetaraan. Atas dasar kondisi ideal yang diinginkan dalam
kurun waktu 5 tahun maka Visi Penataan Ruang dari Kabupaten Mesuji tahun
2008 -2013 dirumuskan adalah sebagai berikut:

“Terwujudnya masyarakat Mesuji yang beriman, cerdas dan mandiri,


aman dan sejahtera melalui pembangunan berbasis ekonomi kerakyatan”

22
Tujuan dilakukannya pembangunan yang merupakan muara dari pelaksanaan
pembangunan yaitu Terwujudnya masyarakat Mesuji yang beriman, cerdas dan
mandiri, aman dan sejahtera melalui pembangunan berbasis ekonomi
kerakyatan. Sejahtera dalam arti sempit adalah suatu kondisi dimana telah
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat untuk hidup layak.
Perwujudan masyarakat sejahtera juga merupakan jalan panjang yang biasanya
diawali dengan perwujudan masyarakat yang makmur, yaitu suatu kondisi
masyarakat yang sudah terpenuhi kebutuhan-kebutuhan ekonominya.
Terwujudnya kondisi masyarakat yang sejahtera, akan menciptakan
kemandirian pada semua bidang, hal ini tidak terlepas dari semangat cerdas
dan mandiri yang tumbuh di masyarakat dimana adanya rasa aman, tenteram,
kesamaan dalam hukum, pemerataan pembangunan dan sebagainya. Rasa
keadilan juga tercermin dalam pelaksanaan pembangunan dimana adanya
pelaksanaan pembangunan yang menganut azas transparansi, tata
pemerintahan yang baik dan bersih, bebas KKN dan bentuk-bentuk
penyimpangan lainnya serta memperhatikan aspirasi dan mendorong
partisipasi masyarakat. Sedangkan keimanan individu sesuai dengan
keyakinan yang dianut dicirikan dengan masyarakat yang beriman merupakan
modal pembangunan yang tidak ternilai harganya, yang memberikan
kemampuan dan kesadaran kepada pelaku pembangunan serta masyarakat
untuk selalu bertindak dan berbuat sesuai dengan aturan negara dan tuntunan
agama.
Berbasis ekonomi kerakyatan yang dimaksud adalah suatu kondisi
pembangunan yang menempatkan prinsip pro growth, dan pro rakyat, dalam
pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Mesujii, guna mewujudkan Mesuji
beriman, cerdas, mandiri dan aman, dimana ”ekonomi kerakyatan” sebagai
basis atau mesin pertumbuhan dan pembangunan.
Agar Visi Kabupaten Mesuji dapat diwujudkan dalam kondisi adanya berbagai
keterbatasan-keterbatasan sumberdaya pembangunan, sehingga prinsip
efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya, yang ditopang dengan
prinsip demokrasi, partisipasi, transparan, akuntabel, dan desentralisasi, serta
23
mengedepankan nilai-nilai keadilan, profesional, integritas, tanggung jawab,
kemandirian, disiplin, dan kerjasama menjadi perlu dilakukan.
Pernyataan Visi Pembangunan Kabupaten Mesuji di atas merupakan
keinginan masyarakat yang harus dijadikan inspirasi dan nilai-nilai
pelaksanaan dari setiap kegiatan pembangunan. Oleh sebab itu, setiap program
dan kegiatan yang disusun dalam dokumen-dokumen perencanaan daerah
harus mengacu kepada visi pembangunan yang pada gilirannya akan
diterjemahkan secara lebih operasional ke dalam misi pembangunan Kabupaten
Mesuji.
Sementara itu, misi pembangunan yang tertuang pada RPJMD Kabupaten
Mesuji yang dijadikan dasar penataan ruang adalah :
1. Menegakkan supremasi hukum dan melaksanakan pemerintahan yang
baik dan berkualitas.
2. Meningkatkan infrastruktur dan suprastruktur yang berkualitas dan
membangun.
3. Membangun ekonomi di pedesaan berbasis ekonomi kerakyatan dan
penerapan teknologi tepat guna.
4. Memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan.
5. Melestarikan dan mengembangkan potensi budaya daerah seiring dengan
pemantapan kehidupan beragama, sosial dan politik.
6. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
7. Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat.

Karakteristik Wilayah Kabupaten Mesuji; Ciri khas wilayah perencanaan


adalah :
1. Pola ruang eksisiting wilayah perencanaan dapat dikelompokkan menjadi
4 karakteristik spesifik, yaitu :
a. Kawasan rawa-rawa di Kecamatan Rawa Jitu, Mesuji dan Mesuji
Timur dengan potensi sumber daya perikanan budidaya juga
pertanian lahan basah.
b. Kawasan hutan tanam industri di Kecamatan Mesuji Timur

24
c. Kawasan lahan perkebunan (Up Land) yang tersebar di seluruh
kecamatan dengan dominasi pemanfaatan ruang untuk perkebunan,
pertanian holtikultura dan sebagaian kecil tanaman pangan.
d. Kawasan permukiman tersebar di setiap kecamatan dan
terkonsentrasi di Kecamatan Mesuji, Mesuji Timur dan Simpang
Pematang.

2. Struktur ruang Kabupaten Mesuji terdiri dari;


a. Pusat Kegiatan Wilayah di Wiralaga Kecamatan Mesuji dengan fungsi
pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan
kesehatan.
b. Pusat Kegiatan Lokal terdiri dari beberapa yaitu IKK Rawa Jitu Utara
yang berfungsi sebagai pusat pengembangan sumber daya perikanan
darat dan pertanian pangan. Sedangkan IKK Mesuji Timur, Tanjung
Raya, Pancajaya, Simpang Pematang dan Way Serdang diarahkan
untuk pusat pengembangan permukiman dan perdagangan skala
lokal.
c. Sistem jaringan transportasi utama terdiri dari jalan kolektor primer
dan jalan kolektor sekunder di bagian timur Kabupaten Mesuji.
Sistem jaringan lain seperti listrik dan telepon kabel mengukuti pola
jalan yang ada.
d. Sebaran fasilitas utama mengikuti perkembangan masing-masing IKK,
namun fasiltas kesehatan (pustu), sekolah dasar, sekolah menengah
dan pasar mingguan tersebar merata di setiap IKK. Fasilitas umum
yang berskala kabupaten atau melayani beberapa kecamatan seperti,
Telkom, PLN (Cabang), PDAM, perbankan, toko swalayan (mini
market) terdapat di Simpang Pematang dan Mesuji.
3. Perekonomian wilayah; sebagian besar (± 80%) penduduk Mesuji adalah
petani (primer). Hal ini bersesuaian dengan struktur ekonomi yang
25
tergambar dari komposisi sektor usaha pada PDRB dimana pada tahun
2008 sektor pertanian adalah penyumbang terbesar (36,50%). Kegiatan
usaha kedua adalah perdagangan, perhotelan dan restoran. Hal ini
mengindikasikan bahwa kegiatan pariwisata (tersier) mulai bertumbuh di
Mesuji. Ada fenomena lompatan basis ekonomi dari kegiatan primer ke
kegiatan tersier.
4. Kependudukan; Sebagian besar penduduk terkonsentrasi di beberapa
kawasan, kawasan perkotaan (Kota Mesuji dan Simpang Pematang.
Populasi penduduk terbesar terdapat di Way Serdang dan Tajung Raya.
Berdasarkan Mesuji Dalam Angka diketahui jumlah penduduk mesuji
tahun 2009 adalah 200.403 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk
rata-rata adalah 1,17% per tahun.
Dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Mesuji adalah kawasan lahan datar
yang didominasi perkebunan dan hutan tanam industri, dimana perkebunan
dan hutan tanam industri tersebut sebagai penghasil ekonomi utama
(perkebunan lahan kering dan hotikultura) dengan sebaran yang tidak luas.
Infrastruktur dan masih terbatas dengan tingkat penduduk yang masih rendah.
Isu-isu strategis Kabupaten Mesuji; seperti yang telah dipaparkan pada
bab 1, bahwa isu strategis yang berkembang di Mesuji adalah :
Mesuji sebagai kawasan perkotaan yang harus didorong pertumbuhannya,
sebagai PKWp letak Kota Wiralaga tidak dilalui oleh jalan arteri primer. Hal
tersebut menjadi kendala bagi pengembangannya
Rusaknya kondisi jalan dan jembatan mengakibatkan bertambahnya
daerah terisolasi dan berdampak terhadap lambannya pertumbuhan
ekonomi. Selain itu jaringan jalan yang menghubungkan antar kecamatan
dan kabupaten sangat kurang.
Terdapat potensi lahan basah dan lahan kering dengan luas yang cukup
potensial, disisi lain masih banyak terdapat lahan tidur yang disebabkan
kurangnya pembinaan terhadap petani dan pemilik lahan.
Terdapatnya KTM Mesuji, yang sangat berpotensi untuk pengembangan
lahan pertanian di Kabupaten Mesuji.
26
Terdapat kawasan rawan bencana banjir di Kecamatan Simpang Empat,
yang perlu diketahui penyebab banjir dan pemacahan terhadap banjir di
kawasan tersebut.
Terdapatnya sungai-sungai besar (Sungai Mesuji dan Buaya) yang
potensial sebagai lokasi minapolitan budidaya dan juga sebagai alur
transportasi sungai.
Terdapatnya kawasan rawa-rawa yang potensial untuk minapolitan
budidaya.

Dari hasil masukan tersebut diperoleh kata kunci untuk merumuskan visi
penataan ruang yaitu :
1. Masyarakat Sejahtera
2. Berbasis pertanian/ agro
3. Berwawasan Lingkungan

2.1.2 Tujuan Penataan Ruang


Berdasarkan data dan hasil analisa sebagaimana yang diuraikan pada
bab terdahulu, maka untuk merumuskan tujuan penataan ruang Mesuji hal
penting yang dijadikan masukan utama dan pertimbangan dasar adalah :
Kawasan rawan bencana banjir terutama di kawasan Simpang Pematang,
menyebabkan pengembangan wilayah yang dilakukan di Mesuji harus
berwawasan lingkungan;
Luasnya lahan budidaya, sementara kecenderungan peningkatan luas
pertanian terutama pertanian lahan kering berupa perkebunan kelapa
sawit dan karet dengan demikian terjadi pula peningkatan produksinya.
Demikian juga dengan pertanian lahan basah terdapat kecenderungan
penambahan luas tanam terutama di Kecamatan Mesuji, Mesuji Timur,
Rawa Jitu dan Panca Jaya. Namun demikian mengingat terdapatnya
kawasan hutan tanam industri di Kecamatan wilayah kabupaten serta
karakteristik yang khas dari DAS yangMesuji Timur yaitu di sebelahSelatan
Kabupaten Mesuji, menyebabkan terjadnya keterbatasan lahan yang dapat
27
dikembangkan untuk kegiatan pertanian, maka perlu didorong perubahan
struktur ekonomi dari kegiatan yang berbasis lahan ke arah yang tidak
berbasis lahan dengan tetap meningkatkan produktivitas lahan. Pemikiran
ini bersesuaian dengan data yang menginformasikan bahwa sektor usaha
yang berkontribusi besar terhadap PDRB adalah kegiatan primer (sektor
pertanian/perkebunan) yang diikuti kegaitan tersier yaitu sektor usaha
perdangan, hotel, restoran dan jasa.
Tersedianya modal dasar yang sangat potensial untuk dijadikan basis
ekonomi wilayah (masyarakat) yaitu (intensifikasi) lahan pertanian,
perkebunan dan kehutanan yang dapat ditingkatkan produktivitasnya,
sumber daya kelautan dan perikanan serta pengembangan kegiatan
industri, jasa dan perdagangan berbasis agro (agroindustri, agribisnis,
agrowisata, agroforestry).

Mencermati beberapa hal diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


skenario pembangunan masa depan Mesuji harus berkelanjutan (sustainable
development) dan berbasis sumber daya lokal (pertanian),Perdagangan dan Jasa
dengan berorientasi penuh pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan pada kegiatan FGD bersama stakeholder, terdapat beberapa
tawaran tujuan dari peserta yaitu :
Mewujudkan fungsi strategis Kabupaten Mesuji sebagai kabupaten agro.
Terwujudnya Kabupaten Mesuji berbasiskan pertanian dan industri
menuju masyarakat sejahtera.
Mewujudkan Masyarakat Sejahtera dan Madani melalui Pembangunan
Pertanian, Jasa Lingkungan berbasis lingkungan dan Mitigasi Bencana.
Terwujudnya Mesuji sebagai daerah yang maju, adil, makmur dan mandiri
dalam suasana tenteram dengan industri, pertanian yang handal, yang
didukung oleh masyarakat yang sehat jasmani dan rohani, demokratis,
berbudiluhur dan berkepribadian.
Mesuji Sejahtera Berbasiskan Pertanian dan Ekonomi Kerakyatan

28
Rumusan tujuan penataan ruang Kabupaten Mesuji adalah :
“Terwujudnya Masyarakat Mesuji Yang Sejahtera
Berbasis Agro dan Berwawasan Lingkungan”

Adapun penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut :

1. Sejahtera; adalah meningkatnya kualitas hidup masyarakat yang


tercermin dari cukupnya fasilitas pendidikan, kesehatan, perdagangan dan
jasa dan fasilitas lainnya lainnya, sehingga meningkatnya kesejahteraan
masyarakat.

2. Berwawasan Lingkungan; adalah pemanfaatan sumber daya alam secara


arif sehingga terjamin keberlanjutannya (Thedore Roosevelt, 1902). Dalam
hal ini terkandung upaya pelestarian, pemeliharaan dan pemulihan fungsi-
fungsi alam yang berperan dalam menjaga keseimbangan alam (ekosistem)
termasuk didalamnya upaya-upaya mitigasi bencana.
3. Agro; adalah kegiatan yang berbasis pertanian dalam pengertian yang luas
meliputi pertanian pangan, perkebunan, peternakan, budidaya perikanan,
kehutanan dan lain-lain. Adapun bentuk kegiatan mulai dari pembibitan,
penyiapan lahan, budidaya, panen, pengolahan sampai pemasaran,
bahkan termasuk agrowisata.

2.2 PERUMUSAN KEBIJAKAN PENATAAN RUANG


Perumusan kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan
arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang
wilayah kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi
sebagai:
sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah
kabupaten;

29
sebagai dasar untuk merumuskan struktur dan pola ruang wilayah
kabupaten;
memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW
kabupaten; dan
sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten.

Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan:


Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dan
Karakteristik wilayah kabupaten;
Kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam mewujudkan tujuan
penataan ruangnya; dan
Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan
kriteria:
Mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah nasional dan kebijakan
penataan ruang wilayah provinsi yang berlaku pada wilayah kabupaten
bersangkutan;
Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu
perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan;
Mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maupun yang
diperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan
Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

2.2.1 Dasar Perumusan Kebijakan


Tujuan penataan ruang; Sebagaimana yang telah disampaikan pada sub
bab rumusan tujuan, bahwa penataan ruang Kabupaten Mesuji bertujuan
untuk “Mewujudkan Kabupaten Mesuji Yang Sejahtera Berbasiskan Agro dan
Berwawasan Lingkungan”.

30
Kapasitas sumber daya wilayah; mengandalkan potensi sumber daya
lokal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta berperan menjaga
keseimbangan alam lokal-regional merupakan cara pandang (mindsetting) yang
jelas, realistis dan dapat diwujudkan. Potensi sumberdaya lahan untuk
budidaya yang besar dan lokasi yang strategis yaitu dekat dengan Kabupaten
Tulang Bawang dan Menggala sebagai pusat regional. Namun pada dasarnya
potensi sumber daya alam yang ada berkemampuan untuk mencapai tujuan
pembangunan, seperti potensi kelautan yang belum terolah maksimal,
produktivitas lahan yang belum terolah maksimal, sumber daya hutan yang
berlimpah, pertambangan, dan lain-lain.
Kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi; kebijakan penataan
ruang nasional dan provinsi yang berlaku untuk Kabupaten Mesuji adalah
sebagai berikut:
 PP No. 26 Tahun 2008 (RTRW Nasional):
Wilayah Sungai Mesuji-Tulang Bawang (Provinsi Lampung-Sumatera
Selatan) merupakan lintas provinsi dengan tahapan pengembangan I
yaitu pengembangan Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan
SDA, Pengendalian Daya Rusak Air.
Kawasan Mesuji dan sekitarnya, dengan sektor unggulan:
 Pertanian dalam tahap pengembangan II, yaitu pengembangan
kawasan andalan untuk pertanian.
 Perkebunan dalam tahap pengembangan IV, yaitu pengembangan
kawasan andalan untuk perkebunan.
 Industri dalam tahap pengembangan IV, yaitu pengembangan
kawasan andalan industri pengolahan.
 Perda Provinsi Lampung No. 1 Tahun 2010 (RTRW Provinsi Lampung) :
Wilayah Kabupaten Mesuji sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi
(PKWp), dalam tahapan pengembangan II yaitu revitalisasi dan
percepatan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan nasional
sebagai pengembangan baru.

31
Fungsi utama, yaitu : pusat pemerintahan kabupaten, pusat perikanan
dan industrinya, pusat perkebunan, pusat perdagangan dan jasa, serta
pusat industri pengolahan.
Selanjutnya terdapat juga kawasan strategis Provinsi Lampung di
Kabupaten Mesuji yaitu; Kota Terpadu Mandiri (KTM) Mesuji. Kawasan KTM
meliputi kecamatan, yaitu Kecamatan Mesuji, Kecamatan Mesuji Timur dengan
Ibukota Tanjung Mas Makmur, Kecamatan Tanjung Raya dengan Ibukota
Brabasan, dan Kecamatan Simpang Pematang dengan Ibukota Simpang
Pematang. Luas kawasan ini adalah 108.097,98 Ha dan posisi geografis
pada posisi 03º45’ – 04º5’ Lintang Selatan dan 105º07’ - 105º38’ Bujur Timur.
Lokasi transmigrasi yang termasuk KTM adalah Kawasan Transmigrasi Mesuji
Atas yang terdiri dari Satuan Pemukiman (SP) 1 s/d 13, dan Kawasan Mesuji
F terdiri dari Satuan Pemukiman (SP) 1 s/d 3, serta Kawasan Mesuji A, B, C,
D dan F.

2.2.2 Rumusan Kebijakan Penataan Ruang


Memperhatikan rumusan tujuan penataan ruang, kapasitas sumber daya
wilayah, kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi untuk Kabupaten
Mesuji, maka rumusan kebijakan penataan ruang adalah sebagai berikut :

1. Mengurangi kesenjangan pembangunan dan perkembangan wilayah.

2. Mengembangkan wilayah pusat-pusat pemukiman untuk mendukung


pengembangan ekonomi sektor pertanian, perternakan, perkebunan,
perikanan sesuai daya dukung wilayah. (Pengembangan pusat-pusat
pemukiman untuk mendukung potensi ekonomi unggulan)

3. Meningkatkan fungsi Kota Mesuji menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKWp)


(Pengembangan fungsi Kawasan Perkotaan Mesuji dari PKL menjadi PKWp)

4. Memperkuat dan memulihkan fungsi kawasan hutan tanam industri.

5. Mendorong peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi lahan


dan moderenisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan

32
6. Mendorong bertumbuhnya sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis
agro dan minapolitan sesuai keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi
tinggi, dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan.

7. Membangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk


pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan
ruang yang berimbang dan berbasis konservasi serta mitigasi bencana.
2.3 PERUMUSAN STRATEGI PENATAAN RUANG
Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran
kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah
operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi penataan
ruang wilayah kabupaten berfungsi:
sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang, rencana pola
ruang, dan penetapan kawasan strategis kabupaten;

memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW


kabupaten; dan
sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten.
Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan:
kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten;
kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam melaksanakan kebijakan
penataan ruangnya; dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:
memiliki kaitan logis dengan kebijakan penataan ruang;
tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang
wilayah nasional, dan provinsi;
jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu
perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan secara efisien dan
efektif;

33
harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur dan
rencana pola ruang wilayah kabupaten; dan
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Dengan pertimbangan bahwa strategi adalah turunan dari kebijakan yang
dijabarkan secara lebih operasional yang dapat dituangkan dalam bentuk
ruang. Mengacu kepada klausul kebijakan yang telah dirumuskan di atas serta
dikaitkan dengan program pembangunan yang tertuang dalam RPJMD
Kabupaten Mesuji, maka strategi penataan ruang adalah sebagai berikut :

1. Strategi yang diperlukan untuk “Mengurangi kesenjangan pembangunan


dan perkembangan wilayah” adalah sebagai berikut;

a. Pengembangan interaksi kawasan untuk peningkatan perkembangan


ekonomi kawasan dengan pengembangan jalan arteri primer (Simpang
Penawar – Simpang Pematang) dan arteri sekunder (Simpang Pematang
– Wiralaga) dan Ibu Kota Kabupaten Mesuji Timur dan Rawajitu Utara.

b. Peningkatan akses kawasan budidaya, khususnya daerah terisolir ke


sistem jaringan transportasi melalui peningkatan jalan arteri sekunder
dan jalan jalan lokal.

c. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung untuk menunjang


pengembangan pusat-pusat primer dan sekunder berupa
pengembangan fasilitas bongkar muat barang dan sarana pelabuhan
perikanan di hulu Sungai Mesuji.

2. Strategi yang diperlukan untuk “Mengembangkan wilayah pusat-pusat


pemukiman untuk mendukung pengembangan ekonomi sektor pertanian,
perternakan, perkebunan dan perikanan sesuai daya dukung wilayah,
melalu;

a. Meningkatkan peran pengembangan wilayah berbasis pertanian secara


umum dan berwawasan lingkungan. Mengembangkan kawasan
agropolitan berbasis perkebunan.

34
b. Peningkatan pengembangan industri berbasis pertanian berupa
perlengkapan saprodi dan sarana pendukungnya.

c. Peningkatan pengembangan kegiatan jasa perdagangan untuk


mendukung kegiatan primer dan sekunder, serta menciptakan
lapangan kerja perdesaan terutama di kawasan pusat pertumbuhan di
Mesuji sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp).

d. Pengembangan kegiatan sektor unggulan pada kawasan andalan


antara lain pertanian, perkebunan, pertambangan, industri dan
perikanan.

3. Strategi yang diperlukan agar dapat “Meningkatkan fungsi Kota Mesuji


menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKWp)” adalah sebagai berikut;

a. Pengembangan fungsi pusat-pusat kegiatan sesuai dengan potensi


kegiatan wilayah

b. Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan fungsi pusat


kegiatan baik internal maupun eksternal

c. Peningkatan prasarana transportasi dalam rangka untuk menunjang


pengembangan ekonomi daerah.

4. Strategi yang perlu dilakukan dalam rangka ”Memperkuat dan


memulihkan fungsi hutan tanam industri” adalah :

a. Penetapan tata batas kawasan hutan tanam industri untuk


memberikan kepastian rencana pemanfaatan ruang dan investasi.
b. Penyusunan dan pelaksanaan program rehabilitasi lingkungan,
terutama pemulihan fungsi hutan tanam industri yang berbasis
masyarakat
c. Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian
kerusakan dan pencemaran lingkungan.
d. Penggalangan kerjasama regional, nasional dan internasional dalam
rangka pemulihan fungsi hutan tanam industri.

35
5. Strategi dalam rangka ”Mendorong peningkatan produktivitas wilayah
melalui intensifikasi lahan dan moderenisasi pertanian dengan
pengelolaan yang ramah lingkungan” dilakukan melalui :

a. Peningkatan produktivitas hasil perkebunan, pertanian dan kehutanan


melalui intensifikasi lahan.
b. Pemanfaatan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi
peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan pendapata
masyarakat.
c. Peningkatan teknologi pertanian, termasuk perkebunan, perikanan,
peternakan dan kehutanan sehingga terjadi peningkatan produksi
dengan kualitas yang lebih baik dan bernilia ekonomi tinggi
d. Penguatan pemasaran hasil pertanian melalui peningkatan sumber
daya manusia dan kelembagaan serta fasilitasi sertifikasi yang
dibutuhkan.

6. Strategi yang perlu diterapkan dalam kerangka “Mendorong


bertumbuhnya sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis agro sesuai
keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara
berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan” adalah :

a. Mengembangkan industri pengolahan hasil kegiatan agro sesuai


komoditas unggulan kawasan dan kebutuhan pasar (agroindustri dan
agribisnis)
b. Mengembangkan penelitian dan pengolahan sumber daya perikanan
sehingga menjadi kekuatan utama ekonomi masyarakat
c. Meningkatkan kegiatan agro melalui peningkatan prasarana dan
sarana pendukung, pengelolaan agro yang lebih profesional serta
pemasaran yang lebih agresif dan efektif.

7. Membangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk


pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan
ruang yang berimbang dan berbasis konservasi serta mitigasi bencana.

36
a. Pembangunan utilitas dan fasilitas sosial secara proprsional dan
memadai sesuai kebutuhan masyarakat pada setiap pusat
permukiman (kawasan)
b. Pembangunan prasarana dan sarana transportasi yang mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan secara signifikan dan
berimbang.

37
BAB III
GAMBARAN UMUM

3.1. BATAS ADMINISTRASI

Secara geografis wilayah Kabupaten Mesuji terletak pada 3˚45’ – 4˚40’


arah Utara-Selatan dan 106 ˚ 15’ – 107 ˚ 00’ arah Timur-Barat. Kabupaten
Mesuji mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
 Sebelah Utara: berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi
Sumatera Selatan.
 Sebelah Timur: berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir
Provinsi Sumatera Selatan.
 Sebelah Selatan: berbatasan dengan Kecamatan Rawa Jitu Selatan dan
Kecamatan Penawar Tama Kabupaten Tulang Bawang, serta Kecamatan
Way Kenanga Kabupaten Tulang Bawang Barat.
 Sebelah Barat: berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi
Sumatera Selatan.
Luas Kabupaten Mesuji sesuai dengan Undang-undang pembentukaannya yaitu
2.184 km2 dengan jumlah desa mencapai 75 desa.

Gambar 3.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Mesuji

38
Sumber: RPJMD Kabupaten Mesuji 2012-2017

3.2. KONDISI FISIK DASAR

3.2.1. Topografi

Secara topografi, wilayah Kabupaten Mesuji dapat dibagi dalam 4 unit


topografi, sebagai berikut:
a. Daerah dataran yang dimanfaatkan untuk perkebunan.
b. Daerah rawa, terdapat disepanjang pantai Timur dengan ketinggian 0 – 1
M yang merupakan daerah rawa yang dimanfaatkan untuk area
persawahan, meliputi wilayah Kecamatan Mesuji Timur, dan Rawajitu
Utara;
c. Daerah River Basin, terbatas dua River Basin yang utama yaitu River
Basin Mesuji dan River Basin sungai kecil lainya. Pada areal River Basin
Sungai Mesuji dan anak-anak sungai lainya membentuk pola aliran
sungai yang umumnya merupakan sungai-sungai desa; dan
d. Daerah Aluvial meliputi pantai sebelah timur yang merupakan bagian hilir
(down stem). Dan sungai besar yaitu sungai Mesuji, dapat digunakan
untuk pelabuhan
Kemiringan lereng wilayah Kabupaten Mesuji, dibedakan menjadi 3 (tiga)
wilayah yaitu:
a. Wilayah datar dengan kemiringan lereng 0˚ – 3˚;
b. Wilayah agak landai dengan kemiringan lereng 3˚ – 8˚;
c. Wilayah landai dengan kemiringan lereng 8˚ – 15˚;

Untuk mengetahui topografi/kemiringan lereng di wilayah Kabupaten


Mesuji sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1.
Table 3.1
Luas Wilayah Menurut Tingkat Kelerangan Kabupaten Mesuji

39
Luas
No Kemiringan Lereng
(Ha) (%)
1 0 – 3˚ 92.865,00 42,52
2 3 – 8˚ 98.864,00 45,18
3 8 – 15˚ 26.871,00 12,30
Sumber: RPJMD Kabupaten Mesuji 2012-2017

3.2.2. Hidrologi

Keberadaan air di Kabupaten Mesuji amat melimpah dimana daerah


aliran Sungai yang ada diantaranya adalah Way Buaya, Way Tulungan Hilir,
Way Tulungan Tengah dan Way Tulungan Hulu. Selain daerah aliran sungai
tersebut banyak terdapat aliran sungai kecil yang merupakan anak sungai,
diantara sungai yang ada diantaranya Way Badak, Way Brabasan, Way Tulung
Pangeran dan lainnya.

Jaringan tata air rawa merupakan salah satu sumber daya hayati yang
berfungsi sebagai area ekosistem air, sumber cadangan air, saluran pengaturan
air dan lainnya. Berdasar Data Jaringan Tata Air Rawa Mesuji Atas memiliki
luas baku 18.200 ha, luas fungsi 11.000 ha, tanggul penahan banjir 59,6 km,
saluran pembuangan kolektor 60,56 km, saluran pembuangan tersier mencapai
315,97 km. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Jaringan Tata Air Rawa Mesuji Atas di Kabupaten Mesuji

40
Sumber: Dinas PU Kabupaten Mesuji, tahun 2010

3.2.3. Iklim

Iklim merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi


keberhasilan usaha pertanian. Kabupaten Mesuji merupakan wilayah beriklim
tropis. Musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai Oktober, sedangkan
musim penghujan terjadi pada bulan November sampai dengan Mei. Pada tahun
2008, suhu udara rata-rata berkisar antara 26˚C sampai 28˚C, sedangkan rata-
rata curah hujan berkisar antara 175 mm.
Tabel 3.3
Curah Hujan di Kabupaten Mesuji Tahun 2011

Sumber: Profil Dinas PPP, 2011

3.3. KEPENDUDUKAN

Penduduk merupakan faktor utama dalam pembangunan. Keberhasilan


pembangunan sangat didukung oleh tingkat partisipasi penduduk dalam
kegiatan pembangunan tersebut. Penduduk dapat bertindak sebagai subjek

41
maupun objek dalam pembangunan. Aspek penduduk yang menjadi bahasan
antara lain jumlah penduduk, perkembangan penduduk, penyebaran
penduduk, kepadatan penduduk,dan struktur penduduk.

Berdasarkan Kecamatan Dalam Angka Tulang Bawang, jumlah penduduk


Kabupaten Mesuji tahun 2008 adalah 179.310 jiwa, tahun 2009 sebanyak
182.163 jiwa, dan dalam Sensus Penduduk tahun 2010 sebanyak 187.407 jiwa,
dengan laju pertumbuhan penduduk selama kurun waktu 10 tahun (2000—
2010) sebesar 1,17%. Namun jumlah penduduk Mesuji berdasarkan data Dinas
Kependudukan dan Capil berjumlah 255.202 jiwa terdiri dari laki-laki 134.556
jiwa dan perempuan 120.646 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk
mencapai 35,28%. Lebih jelas mengenai jumlah perkembangan penduduk
wilayah Kabupaten Mesuji sebagaimana terlihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Jumlah Perkembangan Penduduk Kabupaten Mesuji Tahun 2008-2011

Sumber: RPMD Kabupaten Mesuji 2012-2017

Secara ringkas, pertumbuhan penduduk di Kabupaten Mesuji dari tahun 2009


hingga 2011 dapat dilihat pada grafik berikut:

42
Gambar 3.2 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Mesuji Tahun 2009-2011

Sumber: RPMD Kabupaten Mesuji 2012-2017

Jika dilihat dari jenis kelaminnya, proporsi penduduk berjenis kelamin laki-laki
berjumlah lebih besar hamper di setiap kecamatan dari pada penduduk berjenis
kelamin perempuan. Meskipun terdapat perbedaan jumlah laki-laki dan
perempuan, selisih antar keduanya tidak begitu signifikan. Jumlah penduduk
Kabupaten Mesuji berdasarkan jenis kelamin per kecamatan adalah
sebagaimana Gambar 3.3. di bawah ini.

Gambar 3.3
Jumlah Penduduk Kabupaten Mesuji berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: RPMD Kabupaten Mesuji 2012-2017

43
Dalam hal kepadatan penduduk, berdasarkan data Dinas Kependudukan dan
Capil Kabupaten Mesuji rata-rata kepadatan penduduk di wilayah Kabupaten
Mesuji yaitu 109 jiwa/km2. Distribusi kepadatan penduduk tidak merata tiap-
tiap kecamatan, yaitu kisaran kepadatan 43 – 260 jiwa/km2. lebih jelas
mengenai tingkat kepadatan penduduk wilayah Kabupaten Mesuji sebagaimana
terlihat pada Tabel 3.5.

Table 3.5
Kepadatan Penduduk di Kabupaten Mesuji Tahun 2011

Sumber: RPJMD Kabupaten Mesuji 2012-2017

Dari data di atas, kecamatan terpadat adalah Kecamatan Way Serdang dengan
kepadatan 260 jiwa/km2 dan kecamatan terjarang adalah Kecamatan Mesuji
Timur dengan jumlah penduduk 44 jiwa/km2.

3.4. KONDISI SOSIAL

Kondisi sosial budaya di wilayah Kabupaten Mesuji merupakan bagian


dari sosial budaya Provinsi Lampung. Provinsi Lampung dikenal juga dengan
julukan “Sang Bumi Ruai Jurai” yang berarti satu bumi yang didiami oleh dua
macam masyarakat (suku/etnis), yaitu masyarakat Pepadun dan Saibatin.
Masyarakat pertama mendiami daratan dan pedalaman Lampung, seperti
daerah Tulang Bawang, Mesuji, Abung, Sungkai, Way Kanan, dan Pubian,
sedangkan masyarakat kedua mendiami daerah pesisir pantai, sebelum

44
Labuhan Maringgai, Pesisir Krui, Pesisir Semangka (Wonosobo dan Kota Agung),
Belalau, dan Pesisir Rajabasa.

Disamping penduduk asli suku Lampung, suku Banten, Suku Bugis,


Jawa, Bali juga menetap di wilayah Kabupaten Mesuji. Suku-suku ini masuk
secara massif sejak Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1905 memindahkan
orang-orang dari Jawa dan ditempatkan di hampir semua daerah. Kebijakan ini
terus berlanjut hingga 1979, batas akhir secara resmi dinyatakan tidak lagi
menjadi daerah transmigrasi. Namun, pertumbuhan penduduk yang berasal
dari pendatang pun tetap saja tidak terbendung setiap tahunnya. Beberapa desa
tergabung dalam satu marga, sedangkan kampong itu sendiri terdiri atas
beberapa buway. Di setiap buway atau gabungan buway terdapat rumah besar
yang disebut Nuwow Balak. Biasanya Nuwow Balak ini merupakan rumah dari
kepala kerabat yang merupakan kepala pimpinan klan dan kepala kebuwayan
tersebut, yang disebut juga punyimbang bumi.

Masyarakat Mesuji memiliki bahasa dan aksara sendiri, namun


penggunaan bahasa pada daerah pedesaan terutama pada perdesaan
masyarakat (riyuh ataupun pekon), penggunaan Bahasa Lampung sangat
dominan. Bahasa Lampung terdiri dari dua dialek, pertama dialek “O” yang
biasanya digunakan oleh masyarakat Pepadun, meliputi Abung dan Menggala
serta dialek “A” dan umumnya digunakan masyarakat Saibatin, seperti Labuan
Maringgai, Pesisir Krui, Pesisir Semangka, Belalau, Ranau, Pesisir Rajabasa,
Komring, dan Kayu Agung. Namun demikian ada pula masyarakat Pepadun
yang menggunakan dialek “A” ini, yaitu Way Kanan, Sungkai, dan Pubian.
Disamping memiliki bahasa daerah yang khas, masyarakat Lampung juga
memiliki aksara sendiri yang disebut dengan huruf Kha Gha Nga. Aksara dan
Bahasa Lampung itu menjadi kurikulum muatan lokal yang wajib dipelajari oleh
murd-murid SD dan SMP di seluruh Provinsi Lampung.

Nilai-nilai budaya masyarakat ini bersumber dari falsafah piil pesanggiri,


yang terdiri dari harga diri, prilaku, dan sikap hidup :

45
a. Nengah nyapur (hidup bermasyarakat, membuka diri dalam pergaulan)
b. Nemui nyimah (terbuka tangan, murah hati dan ramah pada semua
orang)
c. Berjuluk Beadek (bernama, bergelar, saling menghormati)
d. Sakai Sambayan (gotong royong, tolong menolong)

Upaya pembangunan seni budaya dan olah raga di Kabupaten Mesuji


tidak hanya pada pengembangan seni budaya lokal namun juga pengembangan
seni budaya masyarakat pendatang mencakup seni moderen. Perkumpulan seni
drama dan musik terdapat 20 perkumpulan pada tahun 2009 dan berkembang
menjadi 29 perkumpulan pada tahun 2010, perkembangan seni wayang pada
tahun 2009 sebanyak 3 perkumpulan dan tahun 2010 menjadi 5 perkumpulan
sedangkan jumlah perkumpulan seni tari tahun 2009 sebanyak 20 kelompok
dan menjadi 36 perkumpulan tahun 2010.

3.5. KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM

Wilayah rawan bencana yang ada di Kabupaten Mesuji umumnya adalah


rawan banjir karena berdekatan dengan sungai besar dan kecil maupun kondisi
geografisnya yang rendah, dan rawan kebakaran khusus wilayah Kecamatan
Simpang Pematang. Wilayah rawan bencana (banjir) menurut data Badan
Penanggulangan Bencana dan Kebakaran (BPBK) Kabupaten Mesuji berada di
seluruh kecamatan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:
1. Kecamatan Mesuji Timur, meliputi desa:
a. Talang Baru
b. Wonosari
c. Ekamulya
d. Dwikarya Mustika
2. Kecamatan Mesuji, meliputi desa:
a. Wiralaga I
b. Wiralaga II
c. Tirtalaga
d. Tanjung Seraya
46
e. Mulyasari
f. Sumber Makmur
3. Kecamatan Tanjung Raya, meliputi desa:
a. Sri Tanjung
b. Sindang Bandar Anom
4. Kecamatan Rawajitu Utara, meliputi desa:
a. Sungai Sidang
b. Sindang Bandar Anom
c. Panggung Rejo
d. Sungai Buaya
e. Panggung Jaya
f. Tlogo Rejo
g. Sidang Sido Rahayu
h. Iso Mukti
5. Kecamatan Panca Jaya, meliputi desa:
a. Adimulyo
b. Fajar Asri
6. Kecamatan Simpang Pematang, meliputi desa:
a. Simpang Pematang
b. Agung Batin
7. Kecamatan Way Serdang, meliputi desa:
a. Labuhan Batin
3.6. POTENSI SUMBER DAYA ALAM

3.6.1. Kondisi Geologi

Informasi geologis wilayah Kabupaten Mesuji tersusun dari formasi


geologi Aluvium (Qa), Endapan Rawa (Qs), dan formasi Muara Enim (Tmpm).
Formasi Aluvium tersebar disepanjang Sungai mesuji yang merupakan batas
dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatra Selatan. Struktur
geologi yang terdapat di wilayah Kabupaten Mesuji pada bagian Utara terdapat

47
lapisan sediment vulkanis dan celah (firaves emution) yang mengalami kelipatan
di zaman Peistosin Batuan yang menghasilkan lapisan minyak bumi.

3.6.2. Potensi Endapan Mineral

Potensi endapan bahan tambang belum banyak diketahui namundari


data geologi dapat diketahui adanya bahan tambang (endapan mineral)
diantaranya:
1) Minyak bumi, terdapat pada lapisan yang terakumulasi sebagai lanjutan
dariendapan minyak bumi daerah Sritanjung Kecamatan Tanjung Raya;

2) Batubara muda, endapan terdapat pada lapisan sediment, formasi


endosita, yang terdapat di daerah:
 Fajar Asri, Adi Luhur di Kecamatan Panca Jaya;
 Tri Karya Mulya, Harapan Mukti dan Brabasan di Kecamatan
Tanjung Raya;
 Kecamatan Mesuji;

Tabel 3.6
Luas Wilayah Menurut Struktur Geologi di Wilayah Kabupaten Mesuji

Sumber: RPJMD Kabupaten Mesuji 2012-2017

Adanya potensi endapan di Kabupaten Mesuji mampu meningkatkan potensi


untuk penambangan yang berada di wilayah Kabupten Mesuji antara lain:
1) Minyak Bumi
Potensi minyak bumi terdapat di wilayah Kabupaten Mesuji,
diantaranya terdapat di Desa Sri Tanjung Kecamatan Tanjung Raya
Kabupaten Mesuji yang terdapat sumur tua dibangun pada zaman
pemerintah Belanda Tahun 1942. Pada tahun 1943 sampai 1944 Belanda
menempatkan pipa besi untuk melakukan pengeboran. Jarak sumur tua

48
tersebut dari rumah penduduk kurang lebih 500 m dan memiliki jarak 200
m dari tepi Sungai Mesuji.
Berdasarkan data Geologi bahwa di dalam wilayah Kabupaten Mesuji
terdapat beberapa cekungan Minyak Bumi yang belum pernah dilakukan
eksplorasi. Cekungan minyak bumi ini masih ada kaitannya dengan
cekungan minyak bumi yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini
dibuktikan dengan adanya wilayah Laut Pantai Timur yang berbatasan
dengan Kabupaten Mesuji dimana terdapat Kawasan Pertambangan (KP)
milik Petronas (Malaysia) yang tendernya dimenangkan pada tahun 2007
yang lalu.

2) Gas Alam
Potensi gas alam terdapat di wilayah Kabupaten Mesuji, diantaranya
terdapat di Desa Tanjung Mulya, Desa Pangkal Mas Mulya, Desa Pangkal
Mas Jaya dan Desa Muara Mas.

3) Batu Bara
Potensi Batubara di wilayah Kabupaten Mesuji tersebar di beberapa
desa yang ada di kecamatan di Kabupaten Mesuji.
 Desa Mekar Sari, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji
Batubara yang ditemukan pada desa Mekar Sari Kec.Tanjung Raya
telah diambil dari pembukuan tanah (Sumur) memilikijarak letak
batubara dengan permukaan tanah adalah 4 m dengan ketebalan
lapisan batubara adalah 5 m.
 Muara Tenang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji
Ketebalan masing-masing batubara bervariasi antara 2-3 m dengan
jarak antar sumur 0,1–3 Km dengan kedalaman 10–30 m dari
permukaan tanah. Ciri batubara yang ditemukan di sumur–sumur
warga memiliki ciri yang hampir sama yaitu: Berwarna hitam, keras,
berlapisan halus dan memiliki kandungan air.

4) Pasir

49
Potensi pesisir di Kabupaten Mesuji terbesar di beberapa desa yang
ada di Kecamatan Mesuji, diantaranya:
 Desa Labuan Batin, Kecamatan Way Serdang
Di Labuhan Batin Kec. Serdang Kab. Mesuji, memiliki pontensi bahan
tambang galian-C berupa pasir. Pasir yang ditemukan di Labuhan Batin
terdapat di sungai Mesuji yang melintasiatau melewati Kabupaten
Mesuji sepanjang ± 44Km.

Potensi pasir Kuarsa yang ada di labuhan Batin, terdapat di sepanjang


aliran sungai Mesuji yang melintasi Labuhan Batin. Sungai Mesuji yang
mengalir di Labuhan Batin dibagi hilir berbatasan dengan Dusun
Serang Katon. Sedangkan di bagian hulu berbatasan dengan Lebak
Tebakang wilayah daerah Way Kanan.

 Desa Sungai Badak, Kecamatan Mesuji


Didesa sungai Badak terdapat potensi pasir yang merupakan bahan
galian golongan C yang berada di areal perkebunan penduduk dengan
ketebalan dari 1–4 dan memiliki luas ± 30 Ha.

3.7. EKONOMI WILAYAH

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian


makro adalah data produk domestik regional bruto (PDRB). Produk domestik
regional bruto (PDRB) dibedakan dalam dua jenis penilaian yaitu atas dasar
harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Selain menjadi bahan dalam
penyusunan perencanaan, angka PDRB juga bermanfaat untuk bahan evaluasi
hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Beberapa kegunaan angka
PDRB ini antara lain:

1. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan


setiap sektor ekonomi, mencakup sektor pertanian; pertambangan dan
penggalian; industri pengolahan; listrik, gas, dan air bersih; konstruksi;

50
perdagangan, restoran dan hotel; pengangkutan dan komunikasi;
lembaga keuangan; dan jasa-jasa lainnya;
2. Untuk mengetahui struktur perekonomian;
3. Untuk mengetahui besarnya PDRB perkapita penduduk sebagai salah
satu indikator tingkat kemakmuran/kesejahteraan;
4. Untuk mengetahui tingkat inflasi/deflasi, berdasarkan pertumbuhan/
perubahan harga produsen.

Dari perkembangan nilai PDRB berdasar harga konstan tahun 2009 sampai
dengan 2011, kontributor utamanya adalah sektor primer (pertanian dan
pertambangan) rata-rata 47,59%, sektor sekunder (industri pengolahan, listrik,
gas, air, dan bangunan) rata-rata 25,83%, dan sektor tersier (perdagangan, hotel
dan restoran, transportasi dan komunikasi, keuangan dan jasa-jasa) rata-rata
26,58%.
Tabel 3.7
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Mesuji Tahun 2009 – 2011 Atas
Dasar Harga Konstan (ADHK)

Sumber: RPJMD Kabupaten Mesuji 2012-2017

51
Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan indikator makro
yang masih relevan untuk mengevaluasi perkembangan ekonomi wilayah.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mesuji pada Tahun 2011 mengalami
peningkatan sebesar 6,13%. Angka ini lebih rendah dibandingkan Provinsi
Lampung yang mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,39%., dan juga
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,48%. Meningkatnya pertumbuhan
ekonomi tahun 2011 Kabupaten Mesuji menandakan adanya perbaikan kondisi
perekonomian sebagai akibat dari pembangunan yang sedang dilaksanakan di
berbagai sektor.

Gambar 3.4
Diagram Persentase Kontribusi Sektor pada PDRB ADHB Kabupaten Mesuji Tahun 2011

Sumber: RPJMD Kabupaten Mesuji 2012-2017

Pertumbuhan ekonomi positif pada tahun 2011 terjadi di semua sektor,


yang dominan adalah sektor listrik, gas dan air sebesar 23% dan sektor jasa-
jasa sebesar 13%. Namun karena peranannya terhadap pembentukan PDRB
tidak terlalu besar yaitu 8,70% dan 7,01% maka kedua sektor ini belum mampu
mempengaruhi peningkatan pertumbuhan PDRB secara signifikan. Sektor
pertanian mampu tumbuh 5,64%, sektor industri pengolahan tumbuh 4,68%
dan sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh sebesar 7,19%.

52
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mesuji secara ringkas dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 3.8
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mesuji menurut Sektoral ADHK Tahun 2009-2011 (%)

No Sektor 2009 2010 2011


1 Pertanian 1,97 6,45 5,64
2 Pertambangan & Penggalian 2,76 5,75 5,20
3 Industri Pengolahan -5,92 5,96 4,86
4 Listrik, Gas & Air Bersih 19,15 -33,96 23,00
5 Konstruksi 5,69 3,43 4,60
6 Perdagangan, Hotel & 5,93 5,30 7,19
Restoran
7 Transportasi & Komunikasi -17,46 4,06 11,15
8 Keuangan, Sewa & Js. 6,41 4,91 9,59
Perush.
9 Jasa-jasa -2,57 2,91 13,11
PDRB 0,14 5,92 6,13
Sumber: Mesuji dalam Angka, 2011

Dalam konteks PDRB per kapita, di tahun 2011, PDRB per kapita
Kabupaten Mesuji mencapai 17,08 juta. Angka ini lebih tinggi dibanding tahun
sebelumnya yang hanya mencapai 15,70 juta. Atau naik sekitar 9 persen.

Tabel 3.9
PDRB per Kapita ADHB Kabupaten Mesuji 2009 – 2011

Pendapatan perkapita atas dasar harga konstan pada tahun 2011 mencapai
Rp7.006.813- yang berarti meningkat 4,98 persen bila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya sebesar Rp6.674.041.-.

53
Faktor lain yang mempengaruhi performa perekonomian wilayah, selain
PDRB adalah laju inflasi. Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat
menggambarkan kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa
yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Laju inflasi
menurut harga produsen Kabupaten Mesuji berdasarkan lapangan usaha pada
tahun 2009-2010 sebesar 12,57% yang tertinggi berada pada sektor jasa
pemerintahan umum sebesar 28,48%, data lebih lengkap dapat dilihat pada
Tabel 3.10.

Tabel 3.10
Laju Inflasi Menurut Harga Produsen Kabupaten Mesuji Menurut Lapangan Usaha Tahun
2010 (persen)

No Sektor 2010
1 Pertanian, peternakan, kehutanan & makanan 16,65
a. Tanaman bahan makanan 22,61
b. Tanaman perkebunan 12,61
c. Peternakan dan hasil-hasilnya 9,45
d. Kehutanan 0
e. Perikanan 15,01
2 Pertambangan & penggalian 11,69
3 Industri Pengolahan 5,06
4 Listrik, Gas & Air Bersih 10,69
5 Konstruksi 12,89
6 Perdagangan, Hotel & Restauran 11,46
a. Perdagangan besar dan eceran 11,71
b. Hotel dan restaurant 9,96
7 Transportasi & komunikasi 14,78
a. Transportasi 17,49
b. Komunikasi 5,95
8 Keuangan, sewa & jasa perusahaan 6,45
a. Bank, dan 5,07
b. Lembaga keuangan bukan bank 6,55
c. Sewa bangunan 5,06
9 Jasa-jasa 28,98
a. Pemerintahan umum 28,98
b. Swasta 9,9
Inflasi 12,57
Sumber: BPS, PDRB Kabupaten Mesuji Tahun 2011

3.8. PERTANIAN TANAMAN PANGAN

Potensi pengembangan wilayah Kabupaten Mesuji didasari oleh deskripsi


karakteristik wilayah, sehingga dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki

54
potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan,
pertanian, pariwisata, industri, pertambangan dan lainnya. Kawasan KTM
Mesuji yang berada pada Mesuji Timur dengan Kegiatan penunjang minapolitan
dan Agropolitan, Kota Agropolitan, Wisata Agro, Pertanian lahan pangan sebagai
lumbung padi dan hortikultura, serta perdagangan.

Tabel 3.12
Luas Tanam Komoditas Pertanian Kabupaten Mesuji Tahun 2010/2011

Sumber: Mesuji dalam Angka, 2012

Potensi wilayah pertanian dan perkebunan yang dapat dikembangkan


masih amat terbuka mengingat luas lahan yang belum dimanfaatkan secara
optimal 58.734 ha dan luas perkebunan 96.980 ha bila dipersentase luas
wilayah Kabupaten Mesuji yang masih memiliki potensi sebagai wilayah
pertanian dan perkebunan 60% dari luas keseluruhan.

55
Tabel 3.13
Produksi Komoditas Pertanian Kabupaten Mesuji Tahun 2011/2012

Sumber: Mesuji dalam Angka, 2012

Luas lahan pertanian tahun 2011 adalah 54.708 hektare dengan tiga komoditi
terbesar yang ditanam yakni padi sawah 28.516 ha, ubi kayu 15.651 ha, dan
jagung 7.706 ha.

Tabel 3.14
Luas Tanam, Panen dan Produksi Tanaman Holtikultural Tahun 2010-2011
Kabupaten Mesuji

Sumber: Mesuji dalam Angka, 2012

56
Areal tanaman holtikultura yang diusahakan masyarakat seluas 465 hektare
dengan berbagai jenis tanaman. Areal perkebunan memiliki luas 39.433
hektare, dengan jenis komoditi unggulan yaitu: sawit 21.091 ha dan karet
18.145 ha. Produktsi kebun karet tahun 2011 mencapai 6.357 ton, sawit 63.091
ton dan kelapa dalam 461 ton.

Tabel 3.15
Luas Areal Tanam Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Mesuji
Tahun 2009 dan 2010

Sumber: Mesuji dalam Angka, 2012

Tabel 3.16
Produksi Tanam Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman
di Kabupaten Mesuji Tahun 2011

Sumber: Mesuji dalam Angka, 2012

57
Tabel 3.17
Produksi Tanam Pertanian Rakyat Menurut Jenis Tanaman
di Kabupaten Mesuji Tahun 2011

Sumber: Mesuji dalam Angka, 2012

Potensi perkebunan dan pemanfaatan pengembangan perkebunan besar


swasta seluas 52.161 ha, terdiri dari areal plasma 9.069 ha dan inti 34.593 ha,
peluang HGU seluas 8.495 ha. Luas areal tanaman perkebunan besar swasta di
Kabupaten Mesuji tahun 2011 adalah 36.051 hektare yang diusahakan oleh 8
(delapan) perusahaan. Jumlah produksi sawit mencapai 919.489,91 ton
pertahun. Terdapat 3 (tiga) perusahaan penghasil minyak kelapa sawit (crude
palm oil/CPO) dengan total produksi 693.960 ton pertahun. Potensi lainnya
yang punya prospek untuk dikembangkan adalah buah kelapa Pandan Wangi
yang memiliki nilai jual tinggi yang baru diusahakan oleh satu perusahaan yaitu
PT Lemang Mesuji Lestari dengan produksi 1.800 buah pertahun.

3.9. TRANSPORTASI

3.9.1. Sistem Transportasi

Sistem transportasi, merupakan sarana dan prasarana vital dalam


memberikan pelayanan untuk pergerakan barang, orang dan informasi baik,
dalam konteks internal wilayah ataupun dalam kaitanya dengan daerah yang
lebih luas. Melalui penyediaan jaringan jalan, diharapkan mobilitas orang,
barang, dan informasi dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya dapat

58
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan wilayah. Sistem transportasi
yang ada saat ini di Kabupaten Mesuji terdiri dari tranportasi darat dan
transportasi sungai. Oleh karena itu, kondisi eksisting sistem transportasi di
wilayah perencanaan akan dibagi berdasarkan kedua jenis tersebut.
A. Jaringan Jalan dan Jembatan
Dilihat kondisi perkerasan jalanya, jalan-jalan yang ada di wilayah
Kabupaten Mesuji sudah beraspal, barbatu, dan tanah. Fungsi jalan saat ini
memiliki 2 (dua) fungsi jalan arteri primer yaitu jalan negara dan provinsi, serta
jalan lokal sekunder yaitu jalan kabupaten.

1) Jaringan Jalan Arteri Primer (Jalan Negara dan Provinsi)


Jaringan jalan arteri atau primer yaitu jaringan jalan yang
menghubungkan Kabupaten Mesuji dengan wilayah diluarnya. Kabupaten
Mesuji dapat dicapai dari Ibukota Kabupaten Tulang Bawang, Kota Menggala,
melalui jalan Lintas Timur Sumatra. Rute yang ditempuh adalah Kota
Menggala–Simpang Pematang menggunakan prasarana jalan Regional Lintas
Timur Sumatra, kemudian dilanjutkan ke arah Timur dengan rute Simpang
Pematang–Berabasan–Margojadi–Wonosari–Tanjung Mas Makmur, yang disebut
Jalan Poros dan merupakan jalan berstatus jalan kabupaten dengan kelas jalan
adalah kelas III.
Kondisi jaringan jalan Lintas Timur pada bulan juli 2008 sebagian rusak
terutama di Kecamatan Banjar Agung, sementara jaringan Jalan Poros
seluruhnya dalam kondisi rusak berat sehingga perjalanan menuju Kabupaten
Mesuji membutuhkan waktu kurang lebih 4-5 jam dari Kota Menggala (jarak
tempuh 117,41 Km), sebagaimana terlihat pada Tabel 3.18.
Tabel 3.18
Panjang Prasarana Jalan Negara dan Provinsi di Kabupaten Mesuji Tahun 2010

59
Sumber: Profil Dinas Pekerjaan Umum, 2011

Berdasarkan informasi yang diperoleh pemerintah daerah, kerusakan jalan


poros tersebut terutama dikarenakan beban kendaraan yang melintasi jalan
tersebut umumnya melebihi kemampuan jalan. Jalan poros merupakan satu-
satunya jalan yang menghubungkan perkebunan dan perkebunan rakyat ke
lokasi industri pengolahan, sehingga setiap hari truk pengangkut menggunakan
jalan tersebut untuk mengangkut hasil perkebunan ke pabrik pengolahan.

2) Jaringan Jalan Lokal Sekunder (Jalan Kabupaten)


Jaringan jalan lokal sekunder yaitu jaringan jalan yang menghubungkan
antar wilayah di Kabupaten Mesuji. Jaringan jalan lokalterdapat di Kabupaten
Mesuji umumnya merupakan jaringan jalan yang dibuka pada saat pembukaan
kawasan transmigrasi yang merupakan daerah rawa, maka pada saat
pembukaan lahan dilakukan pembangunan saluran-saluran air dimana
jaringan jalan yang dibangun pada saat itu adalah mengikuti saluran-saluran
tersebut.
Kondisi jaringan jalan lokaldalam kondisi rusak berat sehingga perjalanan
antar kecamatan menuju pusat Kabupaten Mesuji membutuhkan waktu kurang
lebih 1-2 jam. Panjang prasarana jalan lokal (jalan kabupaten) memiliki panjang
629,36 km.

B. Prasarana Jembatan
Kondisi jembatan di wilayah Kabupaten Mesuji umumnya sangat
memperihatinkan karena kondisinya yang sangat buruk dan membahayakan
penggunanya. Kondisi tersebut terutama ditemui pada jembatan diatas saluran-

60
saluran internal kawasan, baik saluran primer maupun saluran sekunder.
Konstruksi jembatan pada umumnya masih berupa konstruksi kayu dan telah
lapuk dimakan usia. Saat ini sedang dilakukan pembangunan jembatan diatas
saluran primer yang menghubungkan jalan poros di depan Kantor Kecamatan
Mesuji, sepanjang 20 meter yang didanai oleh Dirjen Cipta Karya.

C. Terminal Penumpang
Selain jaringan jalan, persamaan pergerakan yang tersedia di Kabupaten
Mesuji adalah sub-terminal tidak resmi yang berlokasi di sebelah Pasar Tanjung
Mas Makmur. Sub-terminal ini merupakan tempat pemberhentian angkutan
umum berupa bus penumpang yang menghubungkan wilayah perencanaan
dengan Ibukota Provinsi. Sarana pergerakan darat yang telah tersedia di wilayah
perencanaan adalah angkutan penumpang berupa bis ukuran sedang
(kapasitas penumpang 26 orang) dengan rute Tanjung Mas Makmur–Lampung
Timur, TJ Mas Makmur–Pringsewu; Mas Makmur–Raja Basa–Bandar Lampung.
Selain angkutan umum, warga umumnya menggunakan sarana transportasi
roda dua (motor) dan roda empat (mobil pribadi). Untuk pergerakan internal
sarana non-pribadi yang umumnya digunakanadalah ojek, dimana saat ini
tercatat kurang lebih 205 orang pengojek yang beroperasi di Kabupaten Mesuji
terutama di Kecamatan Mesuji Timur.
Berdasarkan Data Dinas Perhubungan Kabupaten Mesuji, angkutan
darat di wilayah Kabupaten Mesuji terdiri:
 Bus AKBP : 32 Buah
 Truk : 463 Buah
 Fuso : 39 Buah
 Pick-up : 134 Buah
Lebih terinci data jenis angkutan tahun 2009 -2010 dapat dilihat pada Tabel
3.19.

61
Tabel 3.19
Banyaknya Sarana Angkutan Umum Tahun 2009 dan 2010

Sumber: Kecamatan dalam Angka Tahun 2010 dan 2011

D. Sistem Transportasi Sungai/Air


Tranportasi sungai yang ada di Kabupaten Mesuji memanfaatkan sungai-
sungai besar seperti Sungai Mesuji dan Sungai Buaya, selain itu juga
memanfaatkan saluran primer kawasan yang bermuara ke Sungai Mesuji.
Transportasi sungai selama ini menjadi alternatif transportasi darat, terutama
untuk mencapai pasar Tanjung Mas Makmur dari pemukiman sepanjang
Sungai Mesuji, karena transportasi sungai ini sangat mempersingkat waktu dan
jarak tempuh.

62
Berdasarkan informasi dari Dinas Kertrans Kab. Tulang Bawang 2007,
transportasi air melalui Sungai Mesuji tidak hanya dimanfaatkan oleh warga
Mesuji saja, tetapi juga oleh penduduk di UPT Gajah Mati (Kabupaten OKI,
Provinsi Sumatra Selatan) untuk pergerakan orang dan barang. Pada hari
pasaran umat (Senin dan Kamis) dipasar Tanjung Mas Makmur, kapal motor
dengan ukuran lebar 3 -4 meter dan panjang 11 meter dengan daya angkut 5-6
Ton ditambat berjajar di depan pasar dengan jumlah hampar mencapai 50 kapal
(Disnakertrans, 2007). Pedagang di Pasar Tanjung Mas Makmur sendiri tidak
seluruhnya berdomisili di Desa Tanjung Mas Makmur dan desa sekitarnya,
tetapi termasuk pedagang dari Gajah Mati, Sungai Sidang dan Sungai Raso,
dengan menggunakan transportasi air (Depnakertrans, 2006).
Dermaga untuk angkutan sungai selama ini masih berupa dermaga
sementara. Di saluran primer tidak disediakan dermaga khusus untuk perahu
dan kapal motor yang menaik-turunkan penumpang dan barang. Pemilik
perahu dan kapal motor hanya menambahkan perahu/kapal motor di depan
pasar Tanjung pasar Mas Makmur. Demikian pula halnya yang terjadi disungai
Badak (Kecamatan Mesuji), Wiralaga, dan beberapa desa lainya di Kec. Mesuji
Timur sepanjangsungai Mesuji. Berdasarkan Dinas Perhubungan Kabupaten
Mesuji, angkutan sungai terdiri:
 Kapal Motor ukuran < 20 Gt : 1.242 buah
 Speed Boat : 75 buah
Sarana transportasi sungai/air yang umum digunakan adalah klotok, dengan
penumpang minimal 10 orang biaya yang dikeluarkan per orang dari Tanjung
Mas Makmur adalah:
 Tujuan Wiralaga : Rp 25.000,00
 Tujuan Tanjung Mas Mulya (SP 8) : Rp 4.000,00
 Tujuan Janjung Mas Jaya (SP 7) : Rp 2.000,00
 Tujuan Gajah Mati (Prov. Sumsel) : Rp 7.000,00

63
3.10. PERINDUSTRIAN

Perindustrian besar yang beroperasi di Kabupaten Mesuji sebanyak 8


perusahaan yang bergerak di pengolahan hasil perkebunan dan pertanian
sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 3.20
Jumlah Industri Besar yang Beroperasi di Kabupaten Mesuji

Sumber: Dinas Koperindag Kabupaten Mesuji, 2011

64
Untuk industri pengolahan hasil perkebunan sawit diantaranya PT. Tunas
Bangsa Lampung, PT. Lampung Inter Pertiwi dan PT. Garuda Bumi Perkasa
dengan total kapasitas produksi crude palm oil (CPO) 2.894,4 ton/tahun. Data
terinci dapat dilihat pada Tabel 3.21.

Tabel 3.21
Kapasitas Produksi pada Pabrik Sawit di Kabupaten Mesuji Tahun 2010

65
BAB 4
EVALUASI

4.1. Identifikasi Awal

Identifikasi awal merupakan dasar pertimbangan-pertimbangan untuk


diperlukannya peninjauan kembali RTRW Kabupaten Mesuji Tahun 2011-2031.
Dasar hukum dilakukannya peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten tertuang pada:

1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,


berdasarkan Pasal 23 ayat (4) berbunyi Rencana Tata Ruang Wilayah
ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang, berdasarkan Pasal 82 berbunyi:
a. Peninjauan kembali rencana tata ruang dilakukan 1 (satu) kali dalam
5 (lima) tahun.
b. Peninjauan kembali rencana tata ruang dapat dilakukan lebih dari 1
(satu) kali dalam 5 (lima) tahun apabila terjadi perubahan lingkungan
strategis berupa:
 Bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan
perundangundangan;
 Perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan dengan
undang-undang; atau
 Perubahan batas wilayah daerah yang ditetapkan dengan
undang-undang.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang
menyatakan bahwa RTRW kabupaten berjangka waktu perencanaan 20
(dua puluh) tahun dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.
RTRW kabupaten dapat ditinjau kembali kurang dari 5 (lima) tahun jika:

66
a. terjadi perubahan kebijakan nasional dan strategi yang
mempengaruhi pemanfaatan ruang wilayah kabupaten; dan/atau
b. terjadi dinamika internal kabupaten yang mempengaruhi
pemanfaatan ruang secara mendasar, seperti bencana alam skala
besar atau pemekaran wilayah yang ditetapkan melalui peraturan
perundang-undangan.

Dalam penilaian tingkat penyimpangan RTRW Kabupaten Mesuji 2011-2031


terhadap kondisi eksisting yang ada, diperlukan analisis dan perhitungan yang
berdasarkan Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 3 tahun 2002 tentang
Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Dasar
pertimbangan pada identifikasi awal dilakukannya peninjauan kembali RTRW
Kabupaten yaitu; dilihat dari kualitas RTRW, Kesahihan RTRW dan simpangan
pemanfaatan ruang RTRW Kabupaten Mesuji. Berikut batas persentase yang
digunakan dalam melakukan kegiatan Peninjauan Kembali (PK) RTRW
Kabupaten Mesuji:

Tabel 4.1
Persentase Tingkat Kualitas, Tingkat Kesahihab, dan Simpangan RTRW

Sumber: Draft Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang tentang Peninjauan Kembali Rencana
Tata Ruang

67
4.2. Analisis

Perumusan rekomendasi tindak lanjut RTRW atas hasil PK RTRW


Kabupaten ditentukan dengan ketentuan:
1. Rekomendasi tidak perlu dilakukan revisi terhadap RTRW diberikan jika:
a. Tidak terjadi perubahan kebijakan yang mempengaruhi
pelaksanaan RTRW;
b. Tidak terdapat dinamika pembangunan yang menuntut perlunya
dilakukan revisi RTRW; dan
c. Berdasarkan hasil evalusi dinyatakan tingkat kualitas RTRW baik,
tingkat kesahihan tinggi, dan tingkat permasalahan pemanfaatan
ruang berupa simpangan pemanfaatan ruang kecil.
2. Rekomendasi perlunya dilakukan revisi terhadap RTRW diberikan jika:
a. Terjadi perubahan kebijakan yang mempengaruhi pelaksanaan
RTRW;
b. Terdapat dinamika pembangunan yang menuntut perlunya
dilakukan revisi RTRW; dan/atau
c. Berdasarkan hasil evalusi dinyatakan tingkat kualitas RTRW tidak
baik, tingkat kesahihan rendah, dan/atau tingkat permasalahan
pemanfaatan ruang berupa simpangan pemanfaatan ruang besar.
Proses perhitungan dan evaluasi RTRW Kabupaten Mesuji adalah sebagai
berikut:
i. Berikut merupakan perhitungan Tahap 1 tingkat kualitas RTRW yang
menilai kelengkapan muatan RTRW, kedalaman pengaturan muatan
RTRW, kesesuaian antara muatan RTRW dan karakter daerah,
kesesuaian antara RTRW dan dinamika pembangunan yang berkembang,
ii. Tahap 2 menghitungan kesahihan RTRW yaitu kesesuaian dengan
peraturan perundang-undangan terkait,
iii. Tahap 3 simpangan pemanfaatan ruang yaitu kesesuaian antara perda
tentang RTRW dan pemanfaatan ruang di lapangan.

68
1. Tahap 1 Menghitung Kualitas RTRW
Tahap 1 terdiri dari kelengkapan muatan RTRW, kedalaman pengaturan muatan RTRW, kesesuaian
antara muatan RTRW dan karakter daerah, kesesuaian antara RTRW dan dinamika pembangunan yang
berkembang.
a. Kelengkatan Muatan RTRW Kabupaten Mesuji 2011-2031

Tabel 4.2
Kelengkapan Muatan RTRW Kabupaten Mesuji Tahun 2011-2031

No. Muatan RTRW Kota Keterangan Skor


1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota Lengkap/ Tidak Lengkap
a. Tujuan penataan ruang wilayah kota Ada 2.22
b. Kebijakan penataan ruang wilayah kota Ada 2.22
c. Strategi penataan ruang wilayah kota Ada 2.22
2 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota Lengkap/ Tidak Lengkap
a. Rencana pusat-pusat pelayanan di dalam wilayah kota Ada 0.37
b. Rencana sistem prasarana di wilayah kota Ada 0.37
b.1 Sistem transportasi utama Ada 0.37
 Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana
transportasi darat,  Ada 0.37
 Rencana pengembangan sistem transportasi laut, dan  Tidak 0.00
 Rencana sistem pengembangan transportasi udara Tidak 0.00
b.2 Sistem prasarana lainnya Ada 0.37
 Rencana pengembangan sistem jaringan energi/kelistrikan Ada 0.37
 Rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi Ada 0.37
 Rencana pengembangan sistem prasarana sumberdaya
air kota Ada 0.37
 Rencana pengembangan infrastruktur kota Tidak 0.00

69
No. Muatan RTRW Kota Keterangan Skor
 Sistem penyediaan air minum Ada 0.37
 Sistem pengelolaan air limbah kota Ada 0.37
 Sistem persampahan kota Ada 0.37
 Sistem drainase kota Ada 0.37
 Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana
jaringan jalan pejalan kaki Tidak 0.00
 Jalur evakuasi Ada 0.37
 penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana
perkotaan lainnya Tidak 0.00
3 Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Lengkap/ Tidak Lengkap
a. Rencana pola ruang kawasan lindung Ada 0.39
 Hutan lindung Tidak 0.00
 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahnya Tidak 0.00
 Kawasan perlindungan setempat Ada 0.39
 Ruang terbuka hijau kota Tidak 0.00
 Kawasan suaka alam dan cagar budaya Ada 0.39
 Kawasan bencana alam Ada 0.39
 Kawasan lindung lainnya Tidak 0.00
b. Rencana pola ruang kawasan budidaya Ada 0.39
 Perumahan yang meliputi perumahan dengan kepadatan
tinggi, sedang, dan rendah Ada 0.39
 Perdagangan dan jasa, yang meliputi pasar tradisional,
pusat perbelanjaan dan toko modern Tidak 0.00
 Perkantoran yang meliputi perkantoran pemerintah dan
perkantoran swasta Tidak 0.00
 Industri, yang meliputi industri rumah tangga/kecil Ada 0.39
 Pariwisata, yang meliputi pariwisata budaya, pariwisata
alam, dan pariwisata buatan Ada 0.39
 Ruang terbuka non hijau Tidak 0.00
 Kawasan ruang evakuasi bencana Tidak 0.00

70
No. Muatan RTRW Kota Keterangan Skor
 Peruntukan Lainnya, meliputi pertanian, pertambangan,
pelayanan umum, militer, dan lain-lain Ada 0.39
4 Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kota Lengkap/ Tidak Lengkap
a. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan ekonomi Ada 1.67
b. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan sosial budaya Tidak 0.00
c. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi Ada 1.67
d. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup Ada 1.67
5 Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota Lengkap/ Tidak Lengkap
a. Indikasi program perwujudan rencana struktur wilayah
kota Ada 0.56
1. Perwujudan pusat pelayanan kegiatan kota Ada 0.56
2. Perwujudan sistem jaringan prasarana kota Ada 0.56
 Perwujudan sistem jaringan transportasi di wilayah kota Ada 0.56
 Perwujudan sistem jaringan energi dan kelistrikan  Ada 0.56
 Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi Ada 0.56
 Perwujudan sistem persampahan, sanitasi dan drainase Ada 0.56
 Perwujudan sistem jaringan lainnya Ada 0.56
b. Indikasi program perwujudan rencana pola ruang
wilayah kota Ada 0.56
 Perwujudan kawasan lindung Ada 0.56
 Perwujudan kawasan budi daya Ada 0.56
c. Indikasi program perwujudan kawasan strategis kota Ada 0.56
6 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota Lengkap/ Tidak Lengkap
a. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk struktur dan
pola ruang wilayah kota
Ada 0.56
b. Ketentuan umum perizinan Ada 0.56

71
No. Muatan RTRW Kota Keterangan Skor
 Daftar semua perizinan di wilayah kota baik saat ini
maupun rencana
Ada 0.56
 Mekanisme perizinan yang terkait dengan pemanfaatan
ruang
Ada 0.56
 Ketentuan teknis prosedural pengajuan izin pemanfaatan
ruang
Ada 0.56
c. Ketentuan umum insentif-disinsentif Ada 0.56
 Insentif-disinsentif kepada pemerintah kota Tidak 0.00
 Insentif-disinsetif kepada masyarakat Tidak 0.00
d. Ketentuan sanksi administrasi Ada 0.56
 Pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak pernah
mengajukan perizinan pemanfaatan ruang
Ada 0.56
 Pemohon izin pemanfaatan ruang yang tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana izin pemanfaatan ruang yang diminta
Tidak 0.00
 Pemberi izin yang melanggar kaidah dan ketentuan
pemanfaatan ruang
Tidak 0.00

Total Nilai Tingkat Kelengkapan Muatan RTRW 31.14


Sumber: Analisis, 2016

72
b. Kedalaman Pengaturan Muatan RTRW

Tabel 4.3
Kedalaman Pengaturan Muatan RTRW Kabupaten Mesuji Tahun 2011-2031

No RTRW Kota Kriteria (meliputi/harus terdiri dari) Kesesuaian Keterangan Nilai

1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota

Mengakomodasi fungsi dan peran kota


yang telah ditetapkan dalam RTRWN, Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
RTRW provinsi
Tidak bertentangan dengan tujuan
Tujuan penataan ruang penataan ruang wilayah provinsi dan Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
wilayah kota nasional
Jelas dan dapat dicapai sesuai jangka
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
waktu perencanaan
Tidak bertentangan dengan peraturan
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
perundang-undangan
Mengakomodasi kebijakan penataan 3.33
ruang wilayah nasional dan kebijakan
penataan ruang wilayah provinsi yang Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
berlaku pada wilayah kota
bersangkutan
Kebijakan penataan Tidak bertentangan dengan tujuan,
ruang wilayah kota kebijakan, dan strategi penataan ruang Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
wilayah nasional dan provinsi;
Jelas, realistis, dan dapat
diimplementasikan dalam jangka waktu
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
perencanaan pada wilayah kota
bersangkutan

73
No RTRW Kota Kriteria (meliputi/harus terdiri dari) Kesesuaian Keterangan Nilai

Mampu menjawab isu-isu strategis baik


yang ada sekarang maupun yang
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
diperkirakan akan timbul di masa yang
akan datang
Tidak bertentangan dengan peraturan
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
perundang-undangan
Memiliki kaitan logis dengan kebijakan
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
penataan ruang wilayah kota
Jelas, realistis, dan dapat
diimplementasikan dalam jangka waktu
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
perencanaan pada wilayah kota
Strategi penataan ruang bersangkutan
wilayah kota
Harus dapat dijabarkan secara spasial
dalam rencana struktur ruang dan Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
rencana pola ruang wilayah kota
Tidak bertentangan dengan peraturan
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
perundang-undangan
2 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota
Memperhatikan rencana struktur ruang
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
wilayah kota yang berbatasan
Jelas, realistis, dan dapat
diimplementasikand alam jangka waktu
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
perencanaan pada wilayah kota
bersangkutan 3.06
Penentuan pusat-pusa pelayanan di
a. Rencana pusat- dalam struktur ruang kota harus
pusat pelayanan di berhirarki dan tersebar secara Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
dalam wilayah kota proposional di dalam ruang kota serta
saling terkait menjadi satu sistem

74
No RTRW Kota Kriteria (meliputi/harus terdiri dari) Kesesuaian Keterangan Nilai

Sistem jaringan prasarana kota


dibentuk oleh sistem jaringan
b. Rencana sistem
transportasi sebagai sistem jaringan
prasarana di wilayah Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
prasarana utama dan dilengkapi
kota
dengan sistem jaringan prasarana
lainnya
Sistem Prasarana
terdiri dari:
Utama
jaringan jalan tol di dalam wilayah kota
dan jaringan jalan sekunder di dalam
Sesuai/ tidak sesuai Tidak Sesuai
kota sesuai dengan PP No. 34 Tahun
2006 tentang Jalan
jaringan jalan provinsi yang ada Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
Sistem jaringan jalan jalan khusus yang berada di wilayah
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
kota
lokasi terminal sesuai dengan jenis dan
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
kelas pelayanannya
pegembangan prasarana dan sarana
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
angkutan umum
Sistem jaringan kereta jaringan jalur kereta api Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
api stasiun kereta api Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
alur pelayaran untuk kegiatan angkutan
Sistem jaringan sungai, danau, dan penyeberangan Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
angkutan sungai, danau dalam wilayah kota dan antarwilayah;
dan penyebrangan
pelabuhan/dermaga Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
alur pelayaran yang berada pada
Sesuai/ tidak sesuai -
Jaringan transportasi wilayah kota bersangkutan.
laut pelabuhan laut yang berada di wilayah
Sesuai/ tidak sesuai -
kota.

75
No RTRW Kota Kriteria (meliputi/harus terdiri dari) Kesesuaian Keterangan Nilai

ruang udara di atas bandara yang


dipergunakan langsung untuk kegiatan
bandar udara (ketentuan keselamatan
Sesuai/ tidak sesuai -
yang ditetapkan dalam Kawasan
Keselamatan Operasional
Jaringan transportasi Penerbangan (KKOP).
udara
ruang udara di sekitar bandar udara
yang ditetapkan sebagai jalur Sesuai/ tidak sesuai -
penerbangan
bandar udara yang berada di wilayah
Sesuai/ tidak sesuai -
kota
Sistem Prasarana
Terdiri dari :
lainnya
pembangkit listrik (skala besar maupun
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
mikro) di wilayah kota
penjabaran jaringan pipa miyak dan
Sesuai/ tidak sesuai -
gas bumi (jika ada)
-Rencana penjabaran SUTUT, SUTET, SUTT
dalam wilayah (jika ada)
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
pengembangan sistem
jaringan jalur-jalur distribusi energi kelistrikan,
energi/kelistrikan lokasi pembangkit, gardu induk Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
distribusi, dan sistem distribusi
rencana sistem altenatif sumber daya
lainnya seperti migas, panas bumi, dan Sesuai/ tidak sesuai -
tata surya
rencana pengembangan infrastruktur
dasar telekomunikasi berupa jaringan
Sesuai/ tidak sesuai -
-Rencana telepon fixed line dan lokasi
pengembangan sistem automatisasi sambungan telepon
jaringan telekomunikasi infrastruktur telepon nirkabel berupa
lokasi menara telekomunikasi termasuk Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
menara BTS

76
No RTRW Kota Kriteria (meliputi/harus terdiri dari) Kesesuaian Keterangan Nilai

rencana peningkatan pelayanan


Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
jaringan telekomunikasi di wilayah kota
sistem jaringan sumber daya lintas
negara, lintas provinsi, dan lintas
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
kabupaten/kota yang berada pada
wilayah kota bersangkutan
wilayah sungai di wilayah kota,
-Rencana termasuk waduk, situ, dan embung Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
pengembangan sistem pada wilayah kota
prasarana sumberdaya sistem jaringan irigasi yang berfungsi
air kota mendukung kegiatan pertanian di Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
wilayah kota
sistem jaringan air baku untuk air
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
bersih
sistem pengendalian banjir di wilayah
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
kota
-Rencana
pengembangan terdiri dari: -
infrastruktur kota
penyediaan air minum kota mencakup
Sistem penyediaan air
sistem jaringan perpipaan dan/ bukan Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
minum
jaringan perpipaan
adanya rencana sistem pembuangan
air limbah (sewage) termasuk IPAL dan
Sistem pengelolaan air
sistem pembuangan air buangan Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
limbah kota
rumah tangga (sewerage) baik
individual maupun komunal
Sistem persampahan
pengaturan TPS dan TPA Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
kota
Sistem drainase kota jaringan primer, sekunder, dan tersier Sesuai/ tidak sesuai Sesuai

77
No RTRW Kota Kriteria (meliputi/harus terdiri dari) Kesesuaian Keterangan Nilai

rencana bentuk ruang pejalan kaki di


sisi jalan, ruang pejalan kaki di sisi air,
Penyediaan dan
ruang pejalan kaki di kawasan
pemanfaatan prasarana
komersial/perkantoran, ruang pejalan Sesuai/ tidak sesuai Tidak Sesuai
dan sarana jaringan
kaki di RTH, ruang pejalan kaki di
jalan pejalan kaki
bawah tanah, dan ruang pejalan kaki di
atas tanah
escape way dan meeting point baik
Jalur evakuasi dalam skala kota, kawasan, maupun Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
lingkungan
Penyediaan dan
pemanfaatan prasarana disesuaikan dengan kebutuhan
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
dan sarana perkotaan pengembangan kota
lainnya
sistem pusat-pusat pelayanan dan
sistem prasarana utama harus
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
digambarkan pada satu lembar peta
wilayah kota secara utuh;
sistem pusat-pusat pelayanan yang
terdiri atas pusat kota, sub-pusat kota,
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
dan pusat lingkungan harus
digambarkan dengan simbol
Mengikuti ketentuan
pemetaan struktur ruang rencana struktur ruang wilayah kota
wilayah kota harus menggambarkan jaringan jalan
yang berada dalam wilayah kota yang Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
menjadi kewenangan kota dan jalan
primer yang melalui kota tersebut;
sistem prasarana wilayah lainnya
digambarkan pada satu lembar peta
wilayah kota secara utuh dan dapat Sesuai/ tidak sesuai Tidak Sesuai
digambarkan masing-masing pada peta
tersendiri;

78
No RTRW Kota Kriteria (meliputi/harus terdiri dari) Kesesuaian Keterangan Nilai

sistem jaringan prasarana jalan harus


digambarkan mengikuti terase jalan Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
yang sebenarnya;
penggambaran rencana struktur ruang
wilayah kota digambarkan dengan
ketelitian peta skala minimum 1:25.000
dan untuk wilayah kota yang memiliki Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
wilayah pesisir dan laut dapat
dilengkapi dengan peta batrimetri yang
menggambarkan kontur laut

penggambaran peta rencana struktur


ruang kota harus mengikuti peraturan
perundangan-undangan terkait
pemetaan rencana tata ruang sesuai Sesuai/ tidak sesuai Tidak Sesuai
dengan ketentuan sistem informasi
geografis yang ditentukan oleh instansi
yang berwenan
Harus mengikuti
peraturan perundang- Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
undangan terkait
3 Rencana Pola Ruang Wilayah Kota 3.33%
merujuk rencana pola ruang yang
ditetapkan dalam RTRWN beserta Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
rencana rincinya
merunjuk rencana pola ruang yang
ditetapkan dalam RTRW provinsi Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
beserta rencana rincinya 3.04
memperhatikan rencana pola ruang
wilayah kabupaten/kota yang Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
berbatasan
memperhatikan mitigasi bencana pada
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
wilayah kota

79
No RTRW Kota Kriteria (meliputi/harus terdiri dari) Kesesuaian Keterangan Nilai

memperhatikan kepentingan
pertahanan dan keamanan dalam Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
wilayah kota
menyediakan ruang terbuka hijau
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
minimal 30% dari luas wilayah kota
meyediakan ruang untuk kegiatan
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
sektor informal
meyediakan ruang terbuka non hijau
untuk menampung kegiatan sosial, Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
budaya, dan ekonomi masyarakat kota
jelas, realistis, dan dapat
diimplementasikan dalam jangka waktu
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
perencanaan pada wilayah kota
bersangkutan
mengacu pada klasifikasi pola ruang
wilayah kota yang terdiri dari atas
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
kawasan lindung dan kawasan
budidaya
terdiri dari:
 Hutan lindung Sesuai/ tidak sesuai -
 Kawasan yang
memberikan perlindungan terhadap Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
kawasan bawahnya
Rencana pola  Kawasan perlindungan
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
ruang kawasan lindung setempat
 Ruang terbuka hijau
Sesuai/ tidak sesuai -
kota
 Kawasan suaka alam
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
dan cagar budaya
 Kawasan bencana
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
alam

80
No RTRW Kota Kriteria (meliputi/harus terdiri dari) Kesesuaian Keterangan Nilai

 Kawasan lindung
Sesuai/ tidak sesuai -
lainnya
terdiri dari:
Perumahan yang meliputi perumahan
dengan kepadatan tinggi, sedang, dan Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
rendah
Perdagangan dan jasa, yang meliputi
pasar tradisional, pusat perbelanjaan Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
Rencana pola ruang dan toko modern
kawasan budidaya Industri, yang meliputi industri rumah
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
tangga/kecil
Pariwisata, yang meliputi pariwisata
budaya, pariwisata alam, dan Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
pariwisata buatan
Ruang terbuka non hijau Sesuai/ tidak sesuai Tidak Sesuai
Peruntukan Lainnya Sesuai/ tidak sesuai Sesuai

4 Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kota

memperhatikan kawasan strategis


nasional dan kawasan strategis Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
provinsi yang ada di wilayah kota
dapat merupakan kawasan yang
memiliki nilai strategis dari sudut Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
kepentingan ekonomi
dapat merupakan kawasan yang 3.33
memiliki nilai stratefis dari sudut Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
kepentingan sosial budaya
dapat merupakan kawasan yang
memiliki nilai strategis pendayagunaan
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
sumber daya alam dan/ teknologi tinggi
di wilayah kota

81
No RTRW Kota Kriteria (meliputi/harus terdiri dari) Kesesuaian Keterangan Nilai

dapat merupakan kawasan yang


memiliki nilai strategis dari sudut
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup
dapat merupakan kawasan yang
memiliki strategis lainnya yang sesuai
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
dengan kepentingan pembangunan
wilayah kota
mengikuti ketentuan pemetaan
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
kawasan strategis kota

5 Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota

mendukung perwujudan renana


struktur ruang kota, pola ruang kota
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
dan pengembangan kawasan strategis
kota

mendukung program utama penataan


Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
ruang wilayah nasional dan provinsi
realistis, objektif, terukur, dan dapat 3.33
dilakasanakan dalam jangka waktu Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
perencanaan
konsisten dan berkesinambungan
terhadap program yang disusun, baik
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
dalam jangka waktu tahunan maupun
antar lima tahunan
sinkronisasi antar program harus
terjaga dalam satu kerangka program Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
terpadu pengembangan wilayah kota

82
No RTRW Kota Kriteria (meliputi/harus terdiri dari) Kesesuaian Keterangan Nilai

6 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota

terukur, realistis, dan dapat diterapkan Sesuai/ tidak sesuai Sesuai


penetapannya melalui kesepakatan
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
antar pemangku kepentingan
deskripsi pola ruang yang telah
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
ditetapkan dalam rencana pola ruang
tujuan dan kualitas ruang yang
diharapkan untuk setiap jenis pola Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
ruang
ketentuan umum dan ketentuan
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
Ketentuan umum rencana umum
peraturan zonasi untuk ketentuan pemanfaatan ruang pada
struktur dan pola ruang zona-zona yang dilewati oleh sistem
wilayah kota jaringan prasarana dan sarana wilayah Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
kota mengikuti ketentuan perundang-
undangan yang berlaku
2.7
ketentuan khusus yang disesuaikan
dengan kebutuhan pembangunan kota
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
untuk mengendalikan pemanfaatan
ruang
pengertian ketentuan perizinan Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
fungsi ketentuan perizinan Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
jenis peizinan terkait dengan
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
pemanfaatan ruang
Ketentuan umum mekanisme perizinan terkait
perizinan Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
pemanfaatan ruang
ketentuan teknis prosedural pengajuan
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
izin pemanfaatan ruang
ketentuan pengambilan keputusan
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
lainnya

83
No RTRW Kota Kriteria (meliputi/harus terdiri dari) Kesesuaian Keterangan Nilai

Ketentuan umum
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
insentif-disinsentif
pengertian ketentuan pemberian
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
insentif
fungsi ketentuan pemberian insentif Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
dasar penyusunan ketentuan
Sesuai/ tidak sesuai Tidak Sesuai
pemberian insentif
-Ketentuan pemberian ketentuan insentif dari pemerintah
insentif daerah kepada kabupaten/kota lain Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
yang saling berhubungan
ketentuan insentif dari pemerintah
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
daerah kota kepada masyarakat umum
memuat besaran dan jenis kompensasi
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
yang diberikan
pengertian ketentuan pemberian
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
insentif
fungsi ketentuan pemberian insentif Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
dasar penyusunan ketentuan
Sesuai/ tidak sesuai Tidak Sesuai
pemberian insentif
-Ketentuan pemberian ketentuan insentif dari pemerintah
disinsentif daerah kepada kabupaten/kota lain Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
yang saling berhubungan
ketentuan insentif dari pemerintah
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
daerah kota kepada masyarakat umum
memuat besaran dan jenis kompensasi
Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
yang diberikan
pengertian arahan pengenaan sanksi Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
fungsi arahan pengenaan sanksi
d. Ketentuan sanksi Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
administratif
administrasi
dasar penyusunan arahan pengenaan
Sesuai/ tidak sesuai Tidak Sesuai
sanksi administratif

84
No RTRW Kota Kriteria (meliputi/harus terdiri dari) Kesesuaian Keterangan Nilai

mekanisme arahan pengenaan sanksi


Sesuai/ tidak sesuai Sesuai
administratif
Kelengkapan Muatan RTRW 18.79
Sumber: Analisis, 2016

85
c. Kesesuaian Muatan RTRW dengan Karakteristik Daerah

Tabel 4.4
Kelengkapan Muatan RTRW Kabupaten Mesuji Tahun 2011-2031 dengan Karakteristik Daerah

Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
PKWp terletak di Mesuji dengan Tidak sesuai mengingat beberapa daerah di Kec.
Mesuji belum seluruhnya mendapatkan akses
wilayah pelayanan meliputi energi listrik. Tidak adanya energi listrik
Kecamatan Mesuji yang berfungsi mengakibatkan lambatnya pembangunan di
sebagai pusat pemerintahan wilayah tersebut. Disisi lain, Kec. Simpang
kabupaten, perikanan, industri Pematang dilihat lebih siap menjadi pusat
pelayanan primer mengingat kemudahan akses
Pusat primer perikanan/kota bahari, pusat Sesuai/Tidak
0.00
terhadap energi listrik dan dilewati jaringan
perdagangan dan jasa, industri Sesuai kolektor primer dan lokal sekunder
pengolahan hasil, perkebunan, wisata
agro dan permukiman

PKL terletak di Wiralaga yang Tidak sesuai, mengingat partisipasi warga


setempat dalam hal pembangunan terbilang
33,33%
berfungsi sebagai pusat kegiatan
rendah terbukti berbagai program yang masuk ke
industri, perikanan, dan perkebunan. wilayah tersebut tidak berjalan dengan baik karena
minimnya partisipasi warga. Sedangkan Kec. Way
Serdang dan Tanjung Raya dilihat lebih siap
menjadi pusat pelayanan sekunder mengingat
Sesuai/tidak lokasinya yang strategis dan mudah diakses dr
Pusat sekunder 0.00
sesuai berbagai arah krn dilewati jaringan kolektor primer,
lokal sekunder

86
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
Tanjung Raya yang berfungsi Tidak sesuai, mengingat kecamatan way serdang
dan tanjung raya dinilai lebih siap menjadi pusat
sebagai fungsi pusat kesehatan, pelayanan sekunder.
pusat pelayanan masyarakat,
perkebunan, pertanian pangan dan
Sesuai/Tidak
Pusat tersier permukiman; Way Serdang yang 33,33%
Sesuai
berfungsi sebagai pusat perkebunan
rakyat, kawasan konservasi cagar
alam, kawasan permukiman, dan
kawasan industri pengolahan
Kesesuaian antara Muatan RTRW (Hirarki Pusat Pelayanan) dan Karakteristik Daerah 1.00 33.33
Kesesuaian
Sistematika
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan Nilai TOTAL
Daerah
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI DARAT 0.20
Rencana Jaringan Jalan
Rencana jaringan jalan provinsi
Jaringan Sesuai/ tidak
berupa pengembangan ruas jalan Sesuai 1.25
kolektor primer sesuai
Simpang Pematang – Wiralaga
jalan lokal primer yang merupakan
penghubung antar ibu kota
kecamatan, jalan lokal primer yang
Jaringan jalan Sesuai/ tidak
menghubungkan ke pusat Sesuai 1.25
lokal primer sesuai
pemerintahan, jalan lokal primer yang
menghubungkan ke pusat pertanian
(agropolitan)
11.25
Jaringan tidak ada
Sesuai/ tidak
kolektor Tidak
sesuai
sekunder
Jaringan lokal tidak ada Sesuai/ tidak
Tidak
sekunder sesuai
Jaringan jalan Tersebar diseluruh kecamatan Sesuai/ tidak
Sesuai 1.25
jalan lingkungan sesuai
Pengembangan dan Pembangunan Sistem Jaringan Jalan
Jalan strategis tidak ada Sesuai/ tidak
Tidak
kota sesuai

87
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
Jalan lingkar tidak ada
selatan (jalan
Sesuai/ tidak
kolektor Tidak
sesuai
sekunder lingkar
selatan)
Jalan lingkar tidak ada
utara (jalan
Sesuai/ tidak
kolektor Tidak
sesuai
sekunder lingkar
utara)
Pelebaran dan tidak ada
penataan
Sesuai/ tidak
perempatan di Tidak
sesuai
beberapa luas
jalan
Perwujudan sistem jaringan
prasarana wilayah lainnya
diantaranya pembangunan prasarana
Pengembangan
dan sarana utilitas perumahan,
dan Sesuai/ tidak
berupa jalan poros, jalan lingkungan, Sesuai 1.25
pembangunan sesuai
jalan setapak, dan drainase yang
jalan lingkungan
terletak di kawasan pemukiman
sidomulyo, brabasan dan simpang
pematang
Rencana jembatanmeliputi: jembatan
yang menghubungkan Kecamatan
Pembangunan
Rawajitu Utara – Mesuji Timur dan Sesuai/ tidak
dan pelebaran Sesuai 1.25
jembatan yang menghubungkan sesuai
jembatan
Kecamatan Mesuji Timur –
Kecamatan Mesuji

88
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
Mengembangkan jaringan trayek
angkutan orang pada trayek utama,
cabang, dan ranting yang saling
menghubungkan antar pusat-pusat
kegiatan Mesuji (Wiralaga) –
Simpang Pematang - Bandar
Lampung, membuka jaringan trayek
baru angkutan orang yang
menghubungkan antara simpang
pematang dengan wiralaga, Mesuji
Jaringan Atas – simpang Pematang, Mesuji –
prasarana lalu Palembang, Mesuji – Bandar Sesuai/ tidak
Sesuai 1.25
lintas dan Lampung, Mesuji atas Bandar sesuai
angkutan jalan Lampung, mengembangkan moda
transportasi jalan melalui
penyelenggaraan angkutan umum
yang selamat, aman, nyaman, dan
terjangkau dengan penyediaan
angkutan masal berbasis jalan
terutama untuk trayek utama dan
trayek cabang;mengembangkan
jaringan lintas angkutan barang antar
wilayah kabupaten/kota, wilayah
kecamatan dan wilayah perdesaan
Pengembangan jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan umum
Mengembangkan jaringan trayek
Pembagian angkutan orang pada trayek utama,
trayek secara cabang, dan ranting yang saling
berhirarki untuk menghubungkan antar pusat-pusat
menghubungkan kegiatan Mesuji (Wiralaga) –
pusat-pusat Simpang Pematang - Bandar Sesuai/ tidak
Sesuai 1.25
kegiatan dan Lampung, sesuai
atau antar pusat
kegiatan dengan
kota-kota di
wilayah sekitar

89
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah

membuka jaringan trayek baru


Pembukaan jalur angkutan orang yang
trayek baru yang menghubungkan antara simpang
menghubungkan pematang dengan wiralaga, Mesuji
Atas – simpang Pematang, Mesuji – Sesuai/ tidak
pusat kota Sesuai 1.25
Palembang, Mesuji – Bandar sesuai
dengan wilayah
utara dan Lampung, Mesuji atas Bandar
selatan kota Lampung,

mengembangkan moda transportasi Tidak sesuai karena pengembangan moda


jalan melalui penyelenggaraan transportasi belum menggunakan konsep BRT
Rintisan moda
angkutan umum yang selamat, aman,
transportasi Sesuai/ tidak
nyaman, dan terjangkau dengan
pelajar dengan sesuai
penyediaan angkutan masal berbasis
konsep BRT
jalan terutama untuk trayek utama
dan trayek cabang
Sistem jaringan perkerataapian
Jaringan jalur berupa rencana system jaringan rel Sesuai/ tidak
Sesuai 1.25
kereta api Kereta Api fider Simpang Pematang – sesuai
Terbanggi Besar.
SISTEM JARINGAN ENERGI/KELISTRIKAN 0.20
Rencana Rencana sistem jaringan energi dan
pengembangan kelistrikan meliputi: pembangkit
sistem jaringan tenaga listrik bersumber dari energi
Sesuai/ tidak
energi/kelistrikan terbarukan, jaringan transmisi tenaga Sesuai 5.00
sesuai
merupakan listrik dan gardu induk
jaringan tenaga
listrik 20
Peningkatan pasokan daya listrik
Rencana yang bersumber dari energi
kebutuhan terbarukan untuk memenuhi Sesuai/ tidak
Sesuai 5.00
energi listrik kebutuhan listrik perdesaan, sesuai
domestik diantaranya Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA), mikrohidro,

90
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
tenaga angin, tenaga gelombang laut
dan tenaga surya di perdesaan

Pembangkit optimalisasi Pembangkit listrik energy


tenaga listrik baru dan terbaharukan, peningkatan
pasokan daya listrik yang bersumber
dari energi terbarukan untuk
memenuhi kebutuhan listrik
perdesaan, diantaranya Pembangkit
Sesuai/ tidak
Jaringan Listrik Tenaga Air (PLTA), mikrohidro, Sesuai 5.00
sesuai
transmisi tenaga tenaga angin, tenaga gelombang laut
listrik dan tenaga surya di perdesaan dan
pembangunan jaringan transmisi dan
distribusi listrik sampai tingkat desa,
terutama pada desa-desa yang
belum berlistrik
Rencana sistem jaringan energi dan
kelistrikan meliputi: pembangkit
Pengembangan tenaga listrik bersumber dari energi
terbarukan, jaringan transmisi tenaga Sesuai/ tidak
sistem jaringan Sesuai 5.00
listrik dan gardu induk sesuai
energi/kelistrikan

SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI 0.20 6.666666667


Sistem jaringan kabel meliputi
Kecamatan Simpang Pematang,
Kecamatan Tanjung Raya,
Pengembangan Kecamatan Way Serdang dan
sistem kabel, Kecamatan Mesuji. Sistem jaringan
Sesuai/ tidak
sistem nirkabel, nirkabel sebagaimana berupa Sesuai 13.33
sesuai
dan sistem menara telekomunikasi atau Base
satelit Transceiver Station (BTS) meliputi
Kecamatan Mesuji, Kecamatan
Simpang Pematang, Kecamatan
Tanjung Raya, Kecamatan Panca

91
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
Jaya, Kecamatan Mesuji Timur,
Kecamatan Rawajitu Utara, dan
Kecamatan Way Serdang
permukiman seyogyanya harus
didukung dengan infrastruktur dasar,
seperti sistem transportasi, air bersih, tidak sesuai, tidak ada rencana hanya
Rencana
listrik, telekomunikasi yang memadai, himbauan bagi masyarakat yang
jaringan Sesuai/ tidak
sanitasi lingkungan dan adanya membangun di kawasan permukiman di
infrastruktur sesuai
pengelolaan sampah yang baik serta daerah Kawasan Sidomulyo, Simpang
dasar
dilengkapi dengan fasilitas Pematang dan Mesuji Timur
pendidikan, kesehatan dan
perdagangan
Sistem jaringan nirkabel
sebagaimana berupa menara
telekomunikasi atau Base
Transceiver Station (BTS) meliputi
Rencanan Kecamatan Mesuji,Kecamatan Sesuai/ tidak
Sesuai
jaringan nirkabel Simpang Pematang, Kecamatan sesuai
Tanjung Raya, Kecamatan Panca
Jaya, Kecamatan Mesuji Timur,
Kecamatan Rawajitu Utara, dan
Kecamatan Way Serdang
SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR 0.20
Wilayah Sungai Mesuji –Tulang
Bawang yang merupakan wilayah
sungai lintas provinsi yang
menghubungkan Provinsi Sumatra
Selatan dengan Provinsi Lampung.
Wilayah Sungai Sesuai/ tidak
Khususnya DAS Mesuji yang Sesuai 4.00
(WS) sesuai 20
merupakan DAS dengan wilayah
mencakup Kabupaten Way Kanan –
Tulang Bawang Barat – Mesuji –
Tulang Bawang – Ogan Komering
Ulu TImur _ ogan Komering Hilir.
Sesuai 4.00

92
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
Cekungan air tanah (CAT) yang
berada pada Kabupaten Mesuji
Cekungan Air Sesuai/ tidak
adalah sebagian CAT Metro-
Tanah (CAT) sesuai
Kotabumi yang merupakan CAT
lintas Kabupaten-Kota
a. pembangunan/peningkatan,
rehabilitasi, serta operasi;
b. pemeliharaan jaringan
irigasi untuk mendukung
perlindungan lahan pertanian Sesuai/ tidak
Jaringan irigasi Sesuai 4.00
pangan berkelanjutan dan sesuai
ketahanan pangan; dan
c. pengelolaan dan
pembatasan pengambilan air
tanah
pembangunan sarana air
bersih di Kampung Sidomulyo
di Kecamatan Mesuji dan
Kampung Simpang Pematang
Kecamatan Simpang
Pematang, pemanfaatan
potensi air tanah pada
Kampung Tanjung Menang
dan Margojadi di Kecamatan
Mesuji Timur, Kecamatan
Jaringan air
Simpang Pematang, Sesuai/ tidak
baku untuk air Sesuai 4.00
Kecamatan Way Serdang, sesuai
minum
Kecamatan Tanjung Raya,
Kecamatan Panca Jaya,
Kecamatan Rawa Jitu Utara
dan Kecamatan Mesuji,
pemanfaatan embung di
Kecamatan Simpang
Pematang, Kecamatan Way
Serdang, Kecamatan Panca
Jaya, Kecamatan Mesuji dan
Kecamatan Mesuji Timur,

93
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
rencana air bersih ke kelompok
pengguna direncanakan di
seluruh kecamatan di
Kabupaten Mesuji.

(1) melakukan kajian terhadap


penyebab banjir dan solusinya;
2) merehabilitasi saluran
drainase;
3) membangun saluran
pembuangan/penggelontoran;
4) peningkatan sarana
prasarana penanganan
bencana banjir;
5) peningkatan ketersediaan
Sistem
daerah tangkapan air pada Sesuai/ tidak
pengendalian air Sesuai 4.00
daerah rawan banjir; dan sesuai
banjir
6) tidak menambah area
permukiman pada kawasan
banjir;
7) perlindungan daerah hulu
(jika penyebab banjir dari
daerah hulu); dan
8) Menyusun peta rawan
bencana banjir dan
menentukan jalur evakuasi
bencana banjir
SISTEM PRASARANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
0.20 1.25
KOTA)

94
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
Sistem Penyediaan Air Minum
pembangunan sistem distribusi
Sistem jaringan melalui pipa transmisi air minum di Sesuai/ tidak
Sesuai 1.25
perpipaan Kecamatan Tanjung Raya dan sesuai
Kecamatan Mesuji Timur
pengembangan sistem distribusi air
minum di Kecamatan Mesuji dan
Kecamatan Simpang Pematang
Pengembangan melalui jaringan pipa sepanjang,
sistem jaringan jalan utama
Sesuai/ tidak
pelayanan air Sesuai 1.25
sesuai
minum
perpipaan

penyediaan air minum perpipaan dan


non perpipaan dalam memenuhi Tidak Sesuai, tidak dijelaskan secara
Sistem jaringan Sesuai/ tidak spasial lokasi pengembangan non- 7.5
kebutuhan akan air minum
bukan perpipaan sesuai perpipaan pemenuhan kebutuhan air
minum

Pengembangan tidak ada rencana pengembangan


sistem air Sesuai/ tidak
tidak sesuai
minum bukan sesuai
perpipaan
Sistem Pengelolaan Air Limbah
pengelolaan limbah industri kecil dan
Sistem rumah tangga yang dikembangkan
pengelolaan air melalui pengelolaan hasil limbah Sesuai/ tidak tidak sesuai, tidak disebutkan lokasi
limbah domestik yang berupa biogas yang dapat sesuai pengembangan nya secara detail
setempat dimanfaatkan sebagai sumber energi
alternatif
Sistem pengembangan prasarana
pengolahan limbah industri, limbah Sesuai/ tidak tidak sesuai, tidak disebutkan lokasi
pengelolaan air
medis, dan Bahan Beracun sesuai pengembangan nya secara detail
limbah industri

95
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
Berbahaya (B3) secara mandiri pada
fasilitas tertentu maupun secara
terpadu untuk pelayanan skala
kabupaten
pemenuhan fasilitas septic tank pada
Sistem masing-masing Kepala Keluarga (KK)
pengelolaan air pada wilayah perkotaan dan Sesuai/ tidak
Sesuai 1.25
limbah perdesaan sesuai
perkotaan
a. mewajibkan pengembang
pemukiman baru untuk menyediakan
jaringan sanitasi, yang terpadu
Sistem dengan sistem jaringan wilayah;
pengelolaan air b. peningkatan akses PS air limbah Sesuai/ tidak tidak sesuai, tidak disebutkan lokasi
limbah domestik baik sistem on site maupun off site sesuai pengembangan nya secara detail
setempat (terpusat) di perkotaan; maupun di
perdesaan untuk memperbaiki
kesehatan masyarakat
Sistem Persampahan
pembangunan Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) sampah regional di
Kecamatan Simpang Pematang dan
optimalisasi Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) di Wiralaga,
Tidak Sesuai, TPA berada di dua lokasi
Sistem pembangunan Tempat Pembuangan Sesuai/tidak
yaitu di Kec. Simpang Pematang dan
persampahan Sampah Sementara (TPS) di sesuai
Wiralaga
Kecamatan Tanjung Raya,
Kecamatan Mesuji Timur dan
Kecamatan Mesuji, pengurangan
sampah semaksimal mungkin dimulai
dari sumbernya melalui program 3R
Sistem Drainase Kota
Saluran tidak disebutkan dengan detail Sesuai/ tidak
Tidak sesuai
drainase primer sesuai

96
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
Saluran tidak disebutkan dengan detail
Sesuai/ tidak
drainase Tidak sesuai
sesuai
sekunder
Saluran tidak disebutkan dengan detail Sesuai/ tidak
Tidak sesuai
drainase tersier sesuai
pembangunan drainase kawasan
perkotaan Wiralaga dan kawasan
Pengembangan pedesaan, pengembangan prasarana
saluran drainase dan sarana perumahan, berupa jalan
poros, jalan lingkungan, jalan Sesuai/tidak
primer, Sesuai 1.25
setapak, dan drainase yang tersebar sesuai
sekunder, dan
tersier di seluruh kecamatan

Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki


Penyediaan dan tidak ada
Pemanfaatan
Sesuai/tidak
Prasarana dan Tidak sesuai
sesuai
Sarana Jaringan
Pejalan Kaki
Jalur Evakuasi Bencana
ruang evakuasi bencana banjir
berada di kantor desa dan bangunan
sekolah Kecamatan Simpang
Pematang, Kecamatan Mesuji Timur
dan Kecamatan Rawa Jitu Utara,
ruang evakuasi bencana kebakaran
Jalur evakuasi diarahkan ke ruang terbuka di Sesuai/tidak
Sesuai 1.25
bencana masing-masing kecamatan, jalur sesuai
evakuasi bencana mengikuti pola
jaringan jalan utama yang diberi
rambu untuk arah evakuasi, jalur
evakuasi bencana mengikuti pola
jaringan jalan utama yang diberi
rambu untuk arah evakuasi

97
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
Sistem Proteksi Kebakaran
Kawasan rawan bencana kebakaran
terdapat di Kecamatan Mesuji Timur,
Kecamatan Rawajitu Utara,
Kecamatan Mesuji, Kecamatan
Sistem proteksi Sesuai/tidak
Simpang Pematang, dan Kecamatan Sesuai 1.25
kebakaran sesuai
Way Serdang. Ruang evakuasi
bencana kebakaran diarahkan ke
ruang terbuka di masing-masing
kecamatan
Kesesuaian antara Muatan RTRW (Sistem Jaringan Prasarana) dan Karakteristik Daerah 1.00 72.08
Kesesuaian
Sistematika
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan Nilai TOTAL
Daerah
KAWASAN LINDUNG 50%
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan sempadan sungai berupa
sempadan berjarak 50 (lima puluh)
meter dari bibir sungai, terletak pada
Sempadan Sesuai/ tidak
Kecamatan Simpang Pematang, Sesuai 5.00
sungai sesuai
Kecamatan Way Serdang, Kecamatan
Panca Jaya Kecamatan Mesuji dan
Kecamatan Mesuji Timur.
Kawasan sekitar mata air
berupa kawasan dengan jarak 45
sempadan 200 (dua ratus)
meter sekeliling mata air di luar
Kawasan sekitar Sesuai/ tidak
kawasan permukiman dan 100 Sesuai 5.00
mata air sesuai
(seratus) meter sekeliling mata
air di dalam kawasan
permukiman terletak di
Kecamatan Tanjung Raya
Sesuai/ tidak
Saluran irigasi tidak ada Tidak sesuai
sesuai
Sesuai 5.00

98
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah

melakukan identifikasi
terhadap kawasan sempadan
sungai yang sudah merupakan
kawasan budidaya, melakukan
Arahan
penetapan tata batas kawasan Sesuai/ tidak
pengelolaan
sempadan sungai; dan sesuai
kawasan
melakukan penataan terhadap
kawasan perkotaan yang
berada pada kawasan
sempadan sungai

Ruang Terbuka Hijau Kota

penyediaan Ruang Terbuka Hijau


Rencana ruang
(RTH) pada kawasan perkotaan Sesuai/ tidak
terbuka hijau Sesuai 5.00
Wiralaga, Mesuji Timur dan Simpang sesuai
kota
Pematang

kawasan permukiman harus


Pengembangan dilengkapi dengan fasilitas
Sesuai/ tidak
ruang terbuka sosial termasuk Ruang Sesuai 5.00
sesuai
hijau publik Terbuka Hijau (RTH)
perkotaan

Ruang Terbuka Hijau (RTH)


publik yaitu taman kota, taman
Arahan pemakaman umum, dan jalur
Sesuai/ tidak
pengembangan hijau sepanjang jalan, sungai, Sesuai 5.00
sesuai
RTH publik dan pantai, dengan proporsi
paling sedikit 20% (dua puluh
persen), penyediaan Ruang

99
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
Terbuka Hijau (RTH) pada
kawasan perkotaan Wiralaga,
Mesuji Timur dan Simpang
Pematang

setiap kapling harus secara


Pengembangan Sesuai/ tidak
proporsional menyediakan Sesuai 5.00
RTH privat sesuai
ruang terbuka hijau
Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan rawan bencana


banjirterdapat di Kecamatan
Simpang
Kawasan rawan Sesuai/ tidak
Pematang,Kecamatan Sesuai 5.00
banjir sesuai
Rawajitu Utara, Kecamatan
Mesuji dan Kecamatan Mesuji
Timur

Sesuai 5.00

100
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
1)melakukan kajian terhadap
penyebab banjir dan solusinya;
2) merehabilitasi saluran
drainase;
3) membangun saluran
pembuangan/penggelontoran;
4) peningkatan sarana
prasarana penanganan
bencana banjir;
5) peningkatan ketersediaan
Arahan kawasan
daerah tangkapan air pada Sesuai/ tidak
rawan bencana
daerah rawan banjir; dan sesuai
banjir
6) tidak menambah area
permukiman pada kawasan
banjir;
7) perlindungan daerah hulu
(jika penyebab banjir dari
daerah hulu); dan
8) Menyusun peta rawan
bencana banjir dan
menentukan jalur evakuasi
bencana banjir.
KAWASAN BUDIDAYA 50%
Kawasan Peruntukan Permukiman
pembangunan permukiman
perkotaan di Kawasan
Pengembangan
Sidomulyo, Simpang Sesuai/ tidak
kawasan Sesuai 1.92
Pematang dan Mesuji Timur sesuai
perumahan
berbasis mitigasi bencana dan 32.69
memperhatikan kearifan lokal
Pengembangan 1) pembangunan perumahan
pengelolaan dan untuk kebutuhan penduduk
pemanfaatan melalui program Sesuai/ tidak
Sesuai 1.92
kawasan pembangunan rumah bagi sesuai
perumahan dan masyarakat berpenghasilan
permukiman rendah, pembangunan

101
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
perumahan PNS,TNI,POLRI,
pembangunan perumahan
swadaya, 2)pembangunan
permukiman perkotaan di
Kawasan Sidomulyo, Simpang
Pematang dan Mesuji Timur
berbasis mitigasi bencana dan
memperhatikan kearifan lokal,
3)program perwujudan
permukiman perdesaan
Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa

peningkatan peran pasar


Tidak sesuai, Kec. Simpang Pematang
Pengembangan menjadi pasar regional di
Sesuai/ tidak lebih potensial pengembangan dan
pengelolaan kawasan perkotaan mesuji,
sesuai peningkatan pasar mengingat lokasi nya
pasar tradisional pembangunan dan
yang strategis.
peningkatan Pasar Wiralaga

Pengembangan
Sesuai/ tidak
pusat tidak ada Tidak sesuai
sesuai
perbelanjaan

tidak diperbolehkan meliputi


perdagangan modern seperti
Pengembangan Sesuai/ Tidak
perkulakan, hypermarket, Sesuai 1.92
pasar modern sesuai
industri menengah, dan industri
besar di zona PKL (Wiralaga)
Kawasan Peruntukan Perkantoran
Sesuai 1.92

102
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
pembangunan perkantoran
Kawasan
pemerintahan kabupaten di
perkantoran Sesuai/ tidak
PKWp Mesuji, PKL Wiralaga,
pemerintahan sesuai
Kantor Polisi Resort (Polres) di
dan swasta
PPL Tanjung Raya

Arahan
pengembangan Sesuai/ tidak
tidak ada Tidak Sesuai
pengelolaan sesuai
perkantoran

Kawasan Peruntukan Industri


Industri pengolahan hasil
perkebunan di Kecamatan
Kawasan
Simpang Pematang dan Tidak Sesuai, terdapat larangan aktivitas
peruntukan Sesuai/ tidak
Kecamatan Tanjung Raya. industri pada Kec. Wiralaga sebagai
industri sesuai
Pembangunan industri PKL Kab Mesuji
menengah
perikanan dan hasil
perkebunan di Wiralaga,
Kawasan peruntukan industri
kecil terpusat di Kecamatan
Kawasan
Mesuji meliputi:Industri
peruntukan Sesuai/ tidak
pengolahan hasil perikanan; Sesuai 1.92
industri kecil dan sesuai
Industri pengolahan hasil
mikro
pertanian; dan Industri
pengolahan hasil pertanian
Ketentuan umum peraturan
zonasi PKL tidak
Arah memperbolehkan kegiatan
pengembangan yang tidak diperbolehkan
pengelolaan meliputi perdagangan modern Sesuai/ tidak
Sesuai 1.92
kawasan seperti perkulakan, sesuai
peruntukan hypermarket, industri
industri menengah, dan industri besar.
pembangunan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL)

103
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
di KTM Mesuji untuk keperluan
limbah industri
Kawasan Peruntukan Pariwisata

Pengembangan Terdapat dua kawasan


Sesuai/ tidak
kawasan pariwisata yaitu pariwisata Sesuai 1.92
sesuai
pariwisata alam dan budaya

Arahan wisata alam di Kec. Mesuji dan


pengembangan Simpang Pematang dan Sesuai/ tidak
Sesuai 1.92
kawasan wisata budaya di Kec. Mesuji sesuai
pariwisata dan Tanjung Raya)

Kawasan Peruntukan Ruang Terbuka Non Hijau

pemanfaatan ruang untuk


Kawasan RTnH ruang terbuka hijau dan ruang Sesuai/ tidak
Sesuai 1.92
kota terbuka non hijau di zonasi sesuai
kawasan sekitar rawa

Arahan
tidak disebutkan lokasi Sesuai/ tidak
pengembangan Tidak Sesuai
spesifiknya sesuai
RTnH

104
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah

Kawasan Peruntukan Ruang Evakuasi


Tujuan kawasan Sesuai/ tidak
Tidak disebutkan Tidak disebutkan
ruang evakuasi sesuai
ruang evakuasi bencana banjir
berada di kantor desa dan
bangunan sekolah Kecamatan
Arahan
Simpang Pematang,
pemanfaatan
Kecamatan Mesuji Timur dan Sesuai/ tidak
dan pengelolaan
Kecamatan Rawa Jitu Utara; sesuai
Sesuai 1.92
ruang evakuasi
ruang evakuasi bencana
bencana
kebakaran diarahkan ke ruang
terbuka di masing-masing
kecamatan
Kawasan Peruntukan Kegiatan Informal
Tujuan kawasan
peruntukan Sesuai/ tidak
Tidak disebutkan Tidak disebutkan
kegiatan sesuai
informal
Sesuai/ tidak
Tidak disebutkan Tidak disebutkan
sesuai

Arahan
pengelolaan
kegiatan Sesuai/ tidak
Tidak disebutkan Tidak disebutkan
informal sesuai

Kawasan Peruntukan Lainnya

105
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
pertanian tanaman pangan
lahan basah dengan arahan
pengembangan berada pada
Kecamatan Mesuji,
Kecamatan Rawajitu Utara,
Kecamatan Mesuji Timur,
dengan luas kurang lebih
Arahan
47.029 (empat puluh tujuh ribu
pengembangan
dua puluh sembilan) hektar;
kawasan
dan pertanian tanaman Sesuai/ tidak
pertanian Sesuai 1.92
pangan lahan kering dengan sesuai
tanaman
arahan pengembangan berada
ppangan dan
pada Kecamatan Tanjang
holtikultura
Raya, Kecamatan Way
Serdang, Kecamatan Panca
Jaya dan Kecamatan Simpang
Pematang dengan luas kurang
lebih 104.264 (seratus empat
ribu dua ratus enam puluh
empat) hektar.
Kawasan peruntukan
peternakan memiliki luas
kurang lebih 313 (tiga ratus
tiga belas) hektar meliputi:
a. sapi tersebar di seluruh
kecamatan di Kabupaten
Mesuji dengan sentra di
Arahan
Kecamatan Simpang
pengembangan Sesuai/ tidak
Pematang; Sesuai 1.92
kawasan sesuai
b. kerbau berada di
perternakan
Kecamatan Mesuji, Tanjung
Raya, Rawajitu Utara, Mesuji
Timur, Simpang Pematang,
dan Way Serdang;
c. kambing tersebar di seluruh
kecamatan di Kabupaten
Mesuji;

106
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
d. babi terdapat Kecamatan
Tanjung Raya, Mesuji Timur,
Simpang Pematang, dan Way
Serdang;
e. domba tersebar di seluruh
kecamatan di Kabupaten
Mesuji;
f. itik tersebar di seluruh
kecamatan di Kabupaten
Mesuji; dan
g. ayam buras tersebar di
seluruh kecamatan di
Kabupaten Mesuji.
1) kawasan perikanan tangkap
di perairan umum diarahkan di
seluruh kabupaten mesuji, 2)
kawasan perikanan budidaya
Arah diarahkan di Kecamatan
pengembangan Rawajitu, 3) kawasan Sesuai/ tidak
Sesuai 1.92
kawasan perikanan pengolahan ikan sesuai
perikanan diarahkan di Kec. Mesuji
Timur, Kec. Rawa Jitu dan 4)
kawasan minapolitan
diarahkan di Kec. Mesuji Timur
dan Rawajitu Utara
Kawasan pertahanan
keamanan di Kabupaten
Mesuji meliputi: a. Komplek
markas Kepolisian Resor
(POLRES) di Kecamatan
Kawasan
Tanjung Raya; Sesuai/tidak
pertahanan dan
b. Komplek markas Kepolisian sesuai
Sesuai 1.92
keamanan
Sektor (POLSEK) berada di
seluruh kecamatan;
c. Komando Distrik Militer
(KODIM) di Kecamatan
Tanjung Raya;

107
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
d. Komando Rayon Militer
(Koramil) di seluruh
kecamatan;
e. Kawasan Brimob Kepolisian
di Kecamatan Way Serdang;
dan
f. Kawasan Marinir di
Kecamatan Rawajitu Utara.
Kawasan Peruntukan Pelayanan Umum

Arahan Kecamatan Panca Jaya yang


pengembangan berfungsi sebagai
Sesuai/ tidak
pelayanan permukiman, penunjang Sesuai 1.92
sesuai
umum kawasan agropolitan, pusat kegiatan
pendidikan olah raga dan pusat pendidikan

Arahan
pengembangan pengembangan sarana
Sesuai/ tidak
pelayanan kesehatan berupa Puskesmas Sesuai 1.92
sesuai
umum kawasan di Kec. Way Serdang
kesehatan

108
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah

Arahan
arahan pengembangan
pengembangan
pelayanan umum peribadatan Sesuai/tidak
pelayanan Sesuai 1.92
diarahkan di setiap pusat sesuai
umum kawasan
kegiatan di Mesuji.
peribadatan

Kesesuaian antara Muatan RTRW (Pola Ruang) dan Karakteristik Daerah 1.00 77.69
Kesesuaian
Sistematika
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan Nilai
Penyajian
Daerah
Kawasan strategis provinsi
kepentingan ekonomi
melalui perwujudan Kota
Terpadu Mandiri (KTM), Sesuai/tidak
Sesuai 50.00
perwujudan kawasan sesuai
perkotaan mesuji,
Perwujudan kawasan
Kawasan berikat tambak udang 100
strategis dari Perwujudan kawasan
sudut strategis kepentingan
kepentingan
pertumbuhan ekonomi
berdasarkan Kawasan
Strategis Kabupaten Sesuai/tidak
Sesuai 50.00
diarahkan di Kecamatan sesuai
Mesuji melalui perwujudan
kawasan Kota Bahari
Wiralaga, Kawasan
Minapolitan di Kec. Mesuji

109
Kesesuaian
Sistematika Nilai
Penyajian
Muatan RTRW Karakteristik Keterangan
Maksimum
TOTAL
Daerah
Timur, Kawasan Agropolitan
di Kec. Mesuji dan Mesuji
Timur, Kawasan Sosial dan
Budaya di Kawasan
Wiralaga, Kec. Mesuji dan
Kawasan Simpang
Pematang di Kec. Simpang
Pematang, kawasan
strategis dari sudut fungsi
dan daya dukung
lingkungan yang tersebar di
Kec. Simpang Pematang,
Tanjung Raya, Panca Jaya,
Mesuji, Mesuji Timur dan
Rawa Jitu Utara. Kawasan
strategis dari kepentingan
pertahanan dan keamanan
diarahkan di Kec. Simpang
Pematang dan Tanjung
Raya.
Kesesuaian antara Muatan RTRW (Kawasan Strategis) dan Karakteristik Daerah 1.00 100
TOTAL KESESUAIAN MUATAN RTRW DENGAN KARAKTERISTIK DAERAH (20%) 14.16

110
d. Kesesuaian Muatan RTRW dengan Perkembangan Dinamika Pembangunan

Tabel 4.5
Kelengkapan Muatan RTRW Kabupaten Mesuji Tahun 2011-2031 dengan Dinamika Pembangunan

Kesesuaian
Dinamika Pembangunan yang
No Muatan Keterangan Nilai
Berkembang
RTRW

1 Pada periode 5 (lima) tahun ke depan Sesuai Kawasan strategis provinsi di 1%


Kabupaten Mesuji dapat menjaga trend Kabupaten Mesuji merupakan
pertumbuhan ekonomi yang positif, kawasan strategis dari sudut
dengan menjaga stabilitas keamanan, kepentingan ekonomi diarahkan
dan sosial, mendorong masyarakat pada Kota Terpadu Mandiri (KTM)
untuk berinventasi dan menarik investor wilayah Tanjung Mas Makmur
sehingga dapat memperluas kesempatan sampai Tanjung Mas Mulya di
berusaha dan lapangan pekerjaan Kecamatan Mesuji Timur sebagai
pusat pertumbuhan ekonomi;
kawasan strategis provinsi berupa
Mesuji sebagai PKWp dan Wiralaga
sebagai PKL; kawasan berikat
tambak udang di Kabupaten Mesuji.
2 Tindak lanjut adanya peraturan daerah Sesuai Prinsip penerapan partisipasi 1%
tentang Pola Pembangunan Partisipatif masyarakat dalam pembangunan
pada pembangunan selanjutnya tertulis dalam RTRW Kab. Mesuji
dimana masyarakat berperan dalam
penyusunan rencana tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang

111
Kesesuaian
Dinamika Pembangunan yang
No Muatan Keterangan Nilai
Berkembang
RTRW

3 Banyaknya Program Keluarga Harapan Sesuai Dalam RTRW, pemberdayaan 1%


(PKH), Program Pemberdayaan masyarakat diarahkan untuk
Masyarakat (PNPM-MPd, PNPM MPd pengelolaan sampah Reuse, Reduce,
Integrasi, PNPM-RIS, Sai Bumi Serasan Recycle (3R) Komunal
Segawe) sebagai upaya perwujudan
pembangunan partisipatif dan
berkeadilan
4 Keberlangsungan swasembada pangan Sesuai Terdapat kebijakan dan strategi 1%
di Kabupaten Mesuji penataan ruang yang mendukung
swase,bada pangan diantaranya: 1)
menetapkan kawasan lahan
pertanian pangan berkelanjutan, 2)
mengembangkan sawah baru pada
kawasan potensial, 3)
mengamankan lahan pertanian
berkelanjutan dan menjaga suplai
pangan nasional. Adapun arahan
pengembangan pertanian pangan
diarahkan di PPK Kab. Mesuji (yaitu
Kec. Tanjung Raya dan Way
Serdang) dan PPL Kab. Mesuji (yaitu
Kec. Panca Jaya dan Rawajitu Utara.
5 Pengembangan Agro Industri yang Sesuai Peruntukan Industri pengolahan 1%
mengutamakan ekonomi kerakyatan perkebunan di Kecamatan Way
Serdang sebagai industri besar dan
peruntukan industri kecil yaitu
industri pengolahan hasil pertanian
di Kec. Mesuji

112
Kesesuaian
Dinamika Pembangunan yang
No Muatan Keterangan Nilai
Berkembang
RTRW

6 Penciptaan dan perluasan lapangan kerja Sesuai Perwujudan Pusat Pelayanan 1%


Lingkungan (PPL) Panca Jaya salah
satunya dengan pembangunan Balai
Latihan Kerja (BLK) yang harapannya
mampu meningkatkan kapasitas
tenaga kerja Kab. Mesuji
7 Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sesuai Terdapat kebijakan dan strategi 1%
Mesuji berdasarkan sensus tahun 2010 dalam pemenuhan kebutuhan
sekitar 1,17% sedikit di bawah laju prasarana dasar wilayah diantaranya
pertumbuhan penduduk Provinsi melalui rencana pengembangan
Lampung yang mencapai 1,23%. sistem jaringan persampahan, air
minum, sistem pengelolaan air
limbah, sistem drainase dan jalur
dan ruang evakuasi bencana
8 Sarana dan prasarana pendidikan yang Sesuai Pembangunan dan pengembangan 1%
belum merata sehingga kualitas sarana prasarana pendidikan di Kec.
pendidikan di Kabupaten Mesuji menjadi Mesuji, Mesuji Timur, Simpang
tidak merata Pematang, Tanjung Raya, Way
Serdang, Panca Jaya (dr SD hingga
Perguruan Tinggi), dan Rawa Jitu
Utara.
9 Pelayanan kesehatan yang terjangkau Tidak sesuai Pembangunana sarana kesehatan 0%
dan cepat, terutama kepada masyarakat diarahkan hanya di beberapa
miskin kecamatan saja di Kab. Mesuji.
Pengembangan sarana kesehatan
berupa Puskesmas di Way Serdang.
Pengembangan Kec. Tanjung Raya
sbg pusat kesehatan Kab. Mesuji.

113
Kesesuaian
Dinamika Pembangunan yang
No Muatan Keterangan Nilai
Berkembang
RTRW

10 Perkembangan industri pariwisata Sesuai Terdapat kebijakan dan strategi 1%


pengembangan industri pariwisata
dalam RTRW Kab.
Mesuji,diantaranya melalui
penyusunan Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Daerah
(RIPPDA), peningkatan kualitas
obyek wisata, pengembangan dan
peningkatan sarana dan prasarana
penunjang wisata, mendorong
kegiatan ekonomi penunjang wisata,
pengembangan desa wisata,
mensinergikan kegiatan lainnya
yang memiliki potensi sebagai daya
tarik wisata, peningkatan sistem
informasi wisata
11 Pengembangan dan peningkatan Sesuai Pembangunan infrastruktur 1%
infrastruktur sebagai upaya pendukung diarahkan hampir di
meningkatkan performa perekonomian seluruh kawasan permukiman,
daerah selain itu juga pada kawasan
minapolitan (di Kec. Mesuji Timur),
kawasan agropolitan (Kec. Mesuji
dan Mesuji Timur).
12 Kabupaten Mesuji secara geografis Sesuai Arahan pengembangan ruang 1%
berada pada daerah aliran sungai evakuasi bencana banjir berada di
sehingga rawan bencana alam terutama kantor desa dan bangunan sekolah
banjir Kecamatan Simpang Pematang,

114
Kesesuaian
Dinamika Pembangunan yang
No Muatan Keterangan Nilai
Berkembang
RTRW

Kecamatan Mesuji Timur dan


Kecamatan Rawa Jitu Utara

13 Ibukota-ibukota kabupaten hasil Sesuai Arahan pengembangan kawasan 1%


pemekaran yang berstatus PKL (Pusat strategis provinsi berupa Mesuji
Kegiatan Lokal) akan dipromosikan sebagai PKWp dan Wiralaga sebagai
menjadi Pusat Kegiatan Wilayah Promosi PKL
(PKWp) dimana Mesuji termasuk
didalamnya
14 Untuk Kabupaten Mesuji terdapat Tidak sesuai Tidak dijabarkan secara detail dalam 0%
kebijakan tentang Kawasan Andalan RTRW Kab. Mesuji mengenai arahan
Provinsi, yaitu Kawasan Andalan Mesuji pengembangan kawasan andalan di
yang diarahkan sebagai kota pusat Kab. Mesuji
pertumbuhan wilayah provinsi yang
berfungsi sebagai pusat produksi dan
distribusi untuk mendukung sektor
produksi wilayah sekitarnya seperti
Pertanian, Perkebunan, Agro Industri,
dan Peternakan.
15 Pengusulan kawasan strategis Tidak sesuai Tidak ada penjelasan baik kebijakan 0%
kabupaten (lokal) dan atau kawasan maupun strategi dalam RTRW
ekonomi khusus (KEK) atas Kota Terpadu terkait arahan pengembangan
Mandiri, Kawasan Wiralaga Kota Tepian kawasan ekonomi khusus (KEK) dan
Sungai (Riverside City), dan Kawasan kawasan wiralaga sebagai kota
Minapolitan Rawajitu Utara tepian sungai (Riverside)

115
Kesesuaian
Dinamika Pembangunan yang
No Muatan Keterangan Nilai
Berkembang
RTRW

16 Konflik agraria di areal HTI Register 45 Sesuai Terdapat program perwujudan 1%


Sungai Buaya Pusat Kegiatan Lokal (PKLp) Mesuji
Timur salah satunya pengendalian
sebagian kawasan Register 45
Sungai Buaya sebagai kawasan
konservasi, Program perwujudan
hutan produksi yaitu dengan
fasilitasi kelestarian kawasan
konservasi di HTI (Hutan Tanam
Industri) di register 45

116
Kesesuaian
Dinamika Pembangunan yang
No Muatan Keterangan Nilai
Berkembang
RTRW

17 Kerusakan lingkungan dan SDA Sesuai Terdapat strategi dan kebijakan 1%


dalam RTRW yang menjelaskan
mengenai upaya konservasi
lingkungan diantaranya: 1) kegiatan
budidaya pertanian lahan beririgasi
dan lahan tidak beririgasi tidak
diperkenankan menggunakan lahan
yang dikelola dengan mengabaikan
kelestarian lingkungan, misalnya
penggunaan pupuk yang
menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan, dan
pengolahan tanah yang tidak
memperhatikan aspek konservasi, 2)
kawasan permukiman tidak
diperkenankan dibangun di dalam
kawasan lindung/konservasi dan
lahan pertanian dengan irigasi
teknis. Selain itu terdapat sanksi
administrasi apabila: 1) kegiatan
pembangunan merusak fungsi
lindung dan kelestarian alam yang
ada sepertil pembangunan di daerah
sempadan sungai,sempadan pantai,
kawasan konservasi, Kawasan
Rencana Tata Hijau dan Pencemaran
pada saluran drainase maupun
sungai; 2) kegiatan menimbulkan

117
Kesesuaian
Dinamika Pembangunan yang
No Muatan Keterangan Nilai
Berkembang
RTRW

permasalahan limbah bagi


masyarakat sekitar

118
Kesesuaian
Dinamika Pembangunan yang
No Muatan Keterangan Nilai
Berkembang
RTRW

18 Krisis air dan penurunan kualitas air Sesuai Rencana sistem air minum 1%
minum dan air bersih tercantum dalam RTRW Kab. Mesuji
diantaranya: 1) pembangunan
sistem distribusi melalui pipa
transmisi air minum di Kecamatan
Tanjung Raya dan Kecamatan Mesuji
Timur;
2) pengembangan sistem distribusi
air minum di Kecamatan Mesuji dan
Kecamatan Simpang Pematang;
3) rencana pembangunan jaringan
air minum akan didistribusikan
melalui jaringan pipa sepanjang
jaringan jalan utama;
4) peningkatan cakupan pelayanan
air minum;
5) penyediaan air minum perpipaan
dan non perpipaan dalam
memenuhi kebutuhan akan air
minum;
6) peningkatan peran serta
masyarakat dan dunia usaha/swasta
dalam penyelenggaraan
pengembangan sistem air minum;
7) peningkatan kapasitas dan
kualitas pengelolaannya; dan
8) pengembangan alternatif sumber
pembiayaan.

119
Kesesuaian
Dinamika Pembangunan yang
No Muatan Keterangan Nilai
Berkembang
RTRW

19 Pemanasan global Sesuai Terdapat upaya pemantapan 1%


pelestarian dan perlindungan
kawasan lindung untuk
meningkatkan kualitas lingkungan,
sumberdaya alam/buatan dan
ekosistemnya, meminimalkan resiko
dan mengurangi kerentanan
bencana, mengurangi efek
pemanasan global yang berprinsip
partisipasi, menghargai kearifan
lokal, serta menunjang pariwisata,
penelitian, dan edukasi
20 Pengembangan energi terbarukan Sesuai a. Pembangkit Listrik Tenaga Uap 1%
(PLTU) Sumatera Selatan melayani
Kecamatan Simpang Pematang,
Kecamatan Tanjung Raya dan
Kecamatan Way Serdang; dan
b. Pembangkit energy baru dan
terbaharukan yang tersebar
diwilayah Kabupaten Mesuji.
TOTAL 17%
Sumber: Analisis, 2016

120
2. Tahap 2 Menghitung Kesahihan RTRW
Menilai kesahihan RTRW yaitu dengan menilai antara materi muatan RTRW dan berbagai peraturan
perundang-undangan terkait.

Tabel 4.6
Kesahihan RTRW Kabupaten Mesuji 2011-2031

No Perundang-undangan yang Keterangan Perundang-undangan terbaru Nilai Total


digunakan dalam RTRW Kesahihan
Nilai (%)
Undang-
Undang
UNDANG-UNDANG
1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun Sesuai
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1960 2.94
Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
2043
2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 Tidak Sesuai
tentang Perindustrian 0.00
3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Sesuai
tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya 50%
(Lembaran Negara Republik Indonesia 2.94
Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3419)
4 Undang-undang No 4 Tahun 1992 Tidak Sesuai
tentang Perumahan dan Permukiman 0.00
5 Undang-undang No. 5 Tahun 1992 Tidak Sesuai
tentang Benda Cagar Budaya 0.00
6 Undang-undang No 12 Tahun 1992 Tidak Sesuai
tentang Sistem Budidaya Tanaman 0.00

121
No Perundang-undangan yang Keterangan Perundang-undangan terbaru Nilai Total
digunakan dalam RTRW Kesahihan
Nilai (%)
Undang-
Undang
7 Undang-undang No 36 Tahun 1996 Tidak Sesuai
tentang Telekomunikasi 0.00
8 Undang-Undang Nomor 41 Tahun Sesuai
1999 tentang Kehutanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
3888),sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 19 tahun 2004
tentang Penetapan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 2.94
Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 41 Tahun
1999 tentang Kehutanan Menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
86, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4412)

9 Undang-undang No 3 Tahun 2002 Tidak Sesuai


tentang Pertahanan Negara 0.00
10 Undang-Undang Nomor 28 Tahun Sesuai
2002 tentang Bangunan Gedung
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan 2.94
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4247)
11 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Sesuai
tentang Sumber Daya Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2004 No. 134, Tambahan Lembaran
2.94
Negara Republik Indonesia Nomor
3477

122
No Perundang-undangan yang Keterangan Perundang-undangan terbaru Nilai Total
digunakan dalam RTRW Kesahihan
Nilai (%)
Undang-
Undang
12 Undang-undang No 10 Tahun 2004 Tidak Sesuai
tentang Pembentukan Peraturan 0.00
Perundang-undangan
13 Undang-Undang Nomor 25 Tahun Sesuai
2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2.94
2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421)

14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun Sesuai UU No. 9 tahun 2015 tentang


2004 tentang Pemerintahan Daerah Perubahan Kedua Atas UU no
(Lembaran Negara Republik Indonesia 23 tahun 2014 tentang
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Pemerintah Daerah
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437 ), sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan 2.94
Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4844)

15 Undang-Undang Nomor 38 Tahun Sesuai


2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 132, Tambahan Lembaran
2.94
Negara Republik Indonesia Nomor
444)
16 Undang-undang Nomor 17 Tahun Tidak Sesuai
2007 tentang RPJPN 0.00

123
No Perundang-undangan yang Keterangan Perundang-undangan terbaru Nilai Total
digunakan dalam RTRW Kesahihan
Nilai (%)
Undang-
Undang
17 Undang-Undang Nomor 24 Tahun Sesuai
2007 Tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 2.94
Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
4723)
18 Undang-undang Nomor 25 Tahun Tidak Sesuai
2007 tentang Penanaman Modal 0.00
19 Undang-Undang Nomor 26 Tahun Sesuai
2007 tentang Penataan Ruang, maka
strategi dan arahan kebijakan struktur
dan pola ruang wilayah nasional perlu 2.94
dijabarkan ke dalam RTRW
Propinsi/Kabupaten/Kota
20 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 Tidak Sesuai
tentang Energi 0.00
21 Undang-undang No 12 Tahun 2008 Tidak Sesuai
tentang Perubahan kedua Undang - 0.00
undang No 32 Tahun 2004
22 Undang-undang No 14 Tahun 2008 Tidak Sesuai
tentang Keterbukaan Informasi Publik 0.00
23 Undang-undang No 17 Tahun 2008 Tidak Sesuai
tentang Pelayaran 0.00
24 Undang-Undang Nomor 18 Tahun Sesuai
2008 tentang Pengelolaan Sampah
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan 2.94
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4851)
25 Undang-undang No 20 Tahun 2008 Tidak Sesuai
tentang Usaha Mikro Kecil dan 0.00
Menengah

124
No Perundang-undangan yang Keterangan Perundang-undangan terbaru Nilai Total
digunakan dalam RTRW Kesahihan
Nilai (%)
Undang-
Undang
26 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Sesuai
tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, 2.94
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4959)
27 Undang-Undang Nomor 10 Tahun Sesuai
2009 tentang Kepariwisataan
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan 2.94
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4966)
28 Undang-Undang Nomor 22 Tahun Sesuai
2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 2.94
Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
5025)
29 Undang-undang No 25 Tahun 2009 Tidak Sesuai
tentang Pelayanan Publik 0.00
30 Undang-undang No 28 Tahun 2009 Tidak Sesuai
tentang Pajak Daerah dan Distribusi 0.00
Daerah
31 Undang-Undang Nomor 30 Tahun Sesuai
2009 tentang Ketenagalistrikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan 2.94
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5052)

125
No Perundang-undangan yang Keterangan Perundang-undangan terbaru Nilai Total
digunakan dalam RTRW Kesahihan
Nilai (%)
Undang-
Undang
32 Undang-Undang Nomor 32 Tahun Sesuai
2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia 2.94
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059)
33 Undang-Undang Nomor 41 Tahun Sesuai
2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia 2.94
Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5068)

34 Undang-undang No 45 ahun 2009 Tidak Sesuai


tentang Perikanan 0.00
Perundang-undangan yang
No Keterangan Perundang-undangan terbaru Nilai Nilai Total
digunakan dalam RTRW
Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Nomor 22
1 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Tidak Sesuai 0.00
Air
Peraturan Pemerintah Nomor 13
2 Tahun 1987 tentang Izin Usaha Tidak Sesuai 0.00 63.89%
Industri
Peraturan Pemerintah Nomor 27
3
Tahun 1991 tentang Rawa
Tidak Sesuai 0.00
Peraturan Pemerintah Nomor 35
4
Tahun 1991 tentang Sungai
Tidak Sesuai 0.00

126
No Perundang-undangan yang Keterangan Perundang-undangan terbaru Nilai Total
digunakan dalam RTRW Kesahihan
Nilai (%)
Undang-
Undang
Peraturan Pemerintah Nomor 69
Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak
5 dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Tidak Sesuai 0.00
Cara Peran Serta Masyarakat dalam
Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah Nomor 68
6 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Tidak Sesuai 0.00
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
Peraturan Pemerintah Nomor 27
7 Tahun 1999 tentang Analisis Tidak Sesuai 0.00
Mengenai Dampak Lingkungan
Peraturan Pemerintah Nomor 10
8 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta Tidak Sesuai 0.00
untuk Penataan Ruang Wilayah
Peraturan Pemerintah Nomor 16
9 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tidak Sesuai 0.00
Tanah
Peraturan Pemerintah Nomor 44
10 Tahun 2004 tentang Perencanaan Tidak Sesuai 0.00
Kehutanan
Peraturan Pemerintah Nomor 45
11 Tahun 2004 tentang Perlindungan Tidak Sesuai 0.00
Hutan
Peraturan Pemerintah Nomor 36
Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor
28 Tahun 2002 tentang Bangunan
12 Sesuai 2.78
Gedung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4532)
Peraturan Pemerintah Nomor 72
13
Tahun 2005 tentang Desa
Tidak Sesuai 0.00

127
No Perundang-undangan yang Keterangan Perundang-undangan terbaru Nilai Total
digunakan dalam RTRW Kesahihan
Nilai (%)
Undang-
Undang
Peraturan Pemerintah Nomor 73
14
Tahun 2005 tentang Kelurahan
Tidak Sesuai 0.00
Peraturan Pemerintah Nomor 79
Tahun 2005 tentang Pedoman
15
Kebijakan dan Pengawasan
Tidak Sesuai 0.00
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun
2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara
16 Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor Sesuai 2.78
46, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4624)
Peraturan Pemerintah Nomor 34
Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
17 Sesuai 2.78
2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
4655)
Peraturan Pemerintah Nomor 39
Tahun 2006 tentang Tata Cara
18
Pengendalian dan Evaluasi
Tidak Sesuai 0.00
Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Peraturan Pemerintah Nomor 40
Tahun 2006 tentang Tata Cara
19
Penyusunan dan Rencana
Tidak Sesuai 0.00
Pembangunan Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
2007 tentang Tata Hutan dan
20
Penyusunan Rencana Pengelolaan
Tidak Sesuai 0.00
Hutan serta Pemanfaatan Hutan

128
No Perundang-undangan yang Keterangan Perundang-undangan terbaru Nilai Total
digunakan dalam RTRW Kesahihan
Nilai (%)
Undang-
Undang
Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah
21 Sesuai 2.78
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
4737)
Peraturan Pemerintah Nomor 60
22 Tahun 2007 tentang Konservasi 0.00
Sumber Daya Ikan
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
23 2008 tentang Rencana Pengelolaan 0.00
Hutan serta Pemanfaatan Hutan
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran
24 Negara Republik Indonesia Tahun Sesuai 2.78
2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
4828)
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana
25 (Lembaran Negara Republik Indonesia Sesuai 2.78
Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4829);

129
No Perundang-undangan yang Keterangan Perundang-undangan terbaru Nilai Total
digunakan dalam RTRW Kesahihan
Nilai (%)
Undang-
Undang
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembar Negara
26 Sesuai 2.78
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
48, Tambahan Lembar Negara
Republik Indonesia Nomor 4833)
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air (Lembaran Negara Republik
27 Sesuai 2.78
Indonesia Tahun 2008 Nomor 82
Tambahan Lembar Negara Republik
Indonesia Nomor 4858)
Peraturan Pemerintah Nomor 43
28
Tahun 2008 tentang Air Tanah
Tidak Sesuai 0.00
Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 2008 tentang Pedoman
29 Pemberian Insentif dan Pemberian Tidak Sesuai 0.00
Kemudahan Penanaman Modal di
Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 24
30
Tahun 2009 tentang Kawasan Industri
Tidak Sesuai 0.00
Peraturan Pemerintah Nomor 34
31 Tahun 2009 tentang Pedoman Tidak Sesuai 0.00
Pengelolaan Kawasan Perkotaan
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun
2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara
32 Sesuai 2.78
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5103)

130
No Perundang-undangan yang Keterangan Perundang-undangan terbaru Nilai Total
digunakan dalam RTRW Kesahihan
Nilai (%)
Undang-
Undang
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2010 tentang Wilayah Pertambangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia
33 Sesuai 2.78
Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5110)

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun


2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan
34 Batubara (Lembaran Negara Republik Sesuai 2.78
Indonesia Tahun 2010 Nomor 29,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5111)
Peraturan Pemerintah Nomor 68
Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata
Cara Peran Masyarakat Dalam
Penataan Ruang (Lembaran Negara
35 Sesuai 2.78
Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 118, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
5160)
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun
2011 tentang Penetapan dan Alih
Fungsi Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (Lembaran Negara
36 Sesuai 2.78
Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 2, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
5185);
Perundang-undangan yang
No Keterangan Perundang-undangan terbaru Nilai Nilai Total
digunakan dalam RTRW
Peraturan Daerah Provinsi Lampung

131
No Perundang-undangan yang Keterangan Perundang-undangan terbaru Nilai Total
digunakan dalam RTRW Kesahihan
Nilai (%)
Undang-
Undang
Peraturan Daerah Provinsi Lampung
Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Lampung Tahun 2009-2029
1
(Lembaran Daerah Provinsi Lampung
Tidak Sesuai 0.00
Tahun 2010 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Lampung
Nomor 346)
Peraturan Daerah Provinsi
Lampung Nomor 3 Tahun 2006
tentang Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan
Lingkungan Hidup(Lembaran
2 Tidak Sesuai Daerah Provinsi Lampung
0.00
0%
Tahun 2006 Nomor 24 Seri C
Nomor 1, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Lampung
Nomor 307)
Peraturan Daerah Provinsi
Lampung Nomor 6 Tahun 2007
tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang
3 Tidak Sesuai (RPJP) Provinsi Lampung 0.00
Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Tahun 2007 Nomor 6
seri E Nomor 2, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 314)

TOTAL KESAHIHAN RTRW 39.96%


Sumber: Analisis, 2016

132
3. Tahap 3 Menghitung Simpangan RTRW
Tahap 3 membahas mengenai kesesuaian antara perda tentang RTRW dan pemanfaatan ruang di
lapangan. Di setiap pembahasan pada muatan perda tentang RTRW memiliki bobot berbeda-beda sesuai
Draft Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang. Berikut perhitungan simpangan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.

Tabel 4.7
Simpangan RTRW Kabupaten Mesuji 2011-2031

Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
Tujuan, Kebijakan
dan Strategi
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Tujuan Penataan
Kabupaten Mesuji adalah ruang Kabupaten
Tidak
Tujuan Terwujudnya Kabupaten Mesuji Mesuji masih sesuai 1.149 1.149
Menyimpang
Yang Sejahtera Berbasis Agro dan dengan kondisi saat
Berwawasan Lingkungan. ini
pengembangan pusat-pusat
pelayanan secara berhirarki dan
bersinergis antara pusat
Kebijakan dan pengembangan utama di ibukota Tidak
Sesuai 1.149 1.149
Strategi kabupaten dan perkotaan lainnya Menyimpang
serta pengembangan sistem
permukiman perdesaan berbasis
agropolitan dan minapolitan

133
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
pengembangan kelengkapan
prasarana wilayah dan prasarana
lingkungan dalam mendukung
Tidak
pengembangan sentra produksi
Menyimpang
pertanian, industri dan pusat
permukiman secara terpadu dan
efisie
pemantapan sistem agropolitan dan
minapolitan untuk peningkatan
komoditi pertanian unggulan
Tidak
disertai pengelolaan hasil dan
Menyimpang
peningkatan peran dalam
mewujudkan pembangunan
ekonomi berbasis kerakyatan
pemantapan pelestarian dan
perlindungan kawasan lindung
untuk meningkatkan kualitas
lingkungan, sumberdaya
alam/buatan dan ekosistemnya,
meminimalkan resiko dan Tidak
mengurangi kerentanan bencana, Menyimpang
mengurangi efek pemanasan global
yang berprinsip partisipasi,
menghargai kearifan lokal, serta
menunjang pariwisata, penelitian,
dan edukasi;

134
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
pengembangan pemanfaatan ruang
pada kawasan strategis baik untuk
fungsi pengembangan wilayah Tidak
maupun guna perlindungan Menyimpang
kawasan sesuai fungsi utama
kawasan
pengembangan pemanfaatan ruang
pada kawasan strategis baik untuk
fungsi pengembangan wilayah Tidak
maupun guna perlindungan Menyimpang
kawasan sesuai fungsi utama
kawasan
Struktur Ruang
Rencana Pusat-Pusat
Pelayanan
Tidak sesuai
mengingat beberapa
PKWp terletak di Mesuji dengan daerah di Kec.
wilayah pelayanan meliputi Mesuji belum
Kecamatan Mesuji yang berfungsi seluruhnya
sebagai pusat pemerintahan mendapatkan akses
Pusat primer kabupaten, perikanan, industri Menyimpang energi listrik. Tidak 0 1.149
perikanan/kota bahari, pusat adanya energi listrik
perdagangan dan jasa, industri mengakibatkan
pengolahan hasil, perkebunan, lambatnya
wisata agro dan permukiman pembangunan di
wilayah tersebut.
Disisi lain, Kec.

135
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
Simpang Pematang
dilihat lebih siap
menjadi pusat
pelayanan primer
mengingat
kemudahan akses
terhadap energi
listrik dan dilewati
jaringan kolektor
primer dan lokal
sekunder
Tidak sesuai,
mengingat
partisipasi warga
setempat dalam hal
pembangunan
terbilang rendah
terbukti berbagai
PKL terletak di Wiralaga yang program yang masuk
berfungsi sebagai pusat kegiatan ke wilayah tersebut
Pusat sekunder Menyimpang 0 1.149
industri, perikanan, dan tidak berjalan
perkebunan. dengan baik karena
minimnya partisipasi
warga. Sedangkan
Kec. Way Serdang
dan Tanjung Raya
dilihat lebih siap
menjadi pusat
pelayanan sekunder

136
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
mengingat lokasinya
yang strategis dan
mudah diakses dr
berbagai arah krn
dilewati jaringan
kolektor primer,
lokal sekunder

Tanjung Raya yang berfungsi Tidak sesuai, (a).


sebagai fungsi pusat kesehatan, mengingat
pusat pelayanan masyarakat, kecamatan way
perkebunan, pertanian pangan dan serdang dan tanjung
permukiman; Way Serdang yang raya dinilai lebih siap
berfungsi sebagai pusat perkebunan menjadi pusat
Pusat tersier rakyat, kawasan konservasi cagar Menyimpang pelayanan sekunder. 0 1.149
alam, kawasan permukiman, dan (b). Rencana
kawasan industri pengolahan Pembangunan
Makopolres yang
tidak sesuai dengan
Perda RTRW
Kabupaten Mesuji.
Sistem Jaringan Transportasi
Rencana Jaringan Jalan

137
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
Rencana jaringan jalan provinsi
Jaringan kolektor Tidak
berupa pengembangan ruas jalan Sesuai 1.149 1.149
primer Menyimpang
Simpang Pematang – Wiralaga
jalan lokal primer yang merupakan
penghubung antar ibu kota
kecamatan, jalan lokal primer yang
Jaringan jalan lokal Tidak
menghubungkan ke pusat Sesuai 1.149 1.149
primer Menyimpang
pemerintahan, jalan lokal primer
yang menghubungkan ke pusat
pertanian (agropolitan)
Jaringan kolektor tidak ada
Tidak diketahui Tidak diketahui 0 1.149
sekunder
Jaringan lokal tidak ada
Tidak diketahui Tidak diketahui 0 1.149
sekunder
Jaringan jalan jalan Tersebar diseluruh kecamatan Tidak
Sesuai 1.149 1.149
lingkungan Menyimpang
Pengembangan dan Pembangunan Sistem Jaringan Jalan
Jalan strategis kota tidak ada Tidak diketahui Tidak diketahui 0 1.149
Jalan lingkar selatan tidak ada
(jalan kolektor
Tidak diketahui Tidak diketahui 0 1.149
sekunder lingkar
selatan)
Jalan lingkar utara tidak ada
(jalan kolektor
Tidak diketahui Tidak diketahui 0 1.149
sekunder lingkar
utara)

138
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
Pelebaran dan tidak ada
penataan perempatan Tidak diketahui Tidak diketahui 0 1.149
di beberapa luas jalan
Perwujudan sistem jaringan
prasarana wilayah lainnya
diantaranya pembangunan
Pengembangan dan prasarana dan sarana utilitas
Tidak
pembangunan jalan perumahan, berupa jalan poros, Sesuai 1.149 1.149
Menyimpang
lingkungan jalan lingkungan, jalan setapak, dan
drainase yang terletak di kawasan
pemukiman sidomulyo, brabasan
dan simpang pematang
Rencana jembatanmeliputi:
jembatan yang menghubungkan
Pembangunan dan Kecamatan Rawajitu Utara – Mesuji Tidak
Sesuai 1.149 1.149
pelebaran jembatan Timur dan jembatan yang Menyimpang
menghubungkan Kecamatan Mesuji
Timur – Kecamatan Mesuji

139
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
Mengembangkan jaringan trayek
angkutan orang pada trayek utama,
cabang, dan ranting yang saling
menghubungkan antar pusat-pusat
kegiatan Mesuji (Wiralaga) –
Simpang Pematang - Bandar
Lampung, membuka jaringan trayek
baru angkutan orang yang
menghubungkan antara simpang
pematang dengan wiralaga, Mesuji
Atas – simpang Pematang, Mesuji –
Jaringan prasarana Palembang, Mesuji – Bandar
Tidak
lalu lintas dan Lampung, Mesuji atas Bandar Sesuai 1.149 1.149
Menyimpang
angkutan jalan Lampung, mengembangkan moda
transportasi jalan melalui
penyelenggaraan angkutan umum
yang selamat, aman, nyaman, dan
terjangkau dengan penyediaan
angkutan masal berbasis jalan
terutama untuk trayek utama dan
trayek cabang;mengembangkan
jaringan lintas angkutan barang
antar wilayah kabupaten/kota,
wilayah kecamatan dan wilayah
perdesaan
Pengembangan jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan umum

140
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
Rencana prasarana lalu lintas dan
Rencana
angkutan jalan (a). pembangunan
pembangunan
terminal tipe C di Kecamatan
terminal Simpang
Simpang Pematang; (b)
Pematang, yang
Rencana pembangunan terminal tipe C di
berada di jalan
Pengembangan Kecamatan Mesuji;( c). Menyimpang 0 1.149
Register 45, saat ini
Terminal pembangunan terminal tipe C di
lokasi tersebut sudah
Kecamatan Mesuji Timur; dan (d).
beralih fungsi
peningkatan infrastruktur
menjadi lokasi
pendukung dan pelayanan terminal
pedagang kaki lima.
yang memadai.
Mengembangkan jaringan trayek
Pembagian trayek angkutan orang pada trayek utama,
secara berhirarki cabang, dan ranting yang saling
untuk menghubungkan antar pusat-pusat
menghubungkan kegiatan Mesuji (Wiralaga) – Tidak
Simpang Pematang - Bandar Sesuai 1.149 1.149
pusat-pusat kegiatan Menyimpang
dan atau antar pusat Lampung,
kegiatan dengan kota-
kota di wilayah sekitar

membuka jaringan trayek baru


Pembukaan jalur angkutan orang yang
trayek baru yang menghubungkan antara simpang Tidak
Sesuai 1.149 1.149
menghubungkan pematang dengan wiralaga, Mesuji Menyimpang
pusat kota dengan Atas – simpang Pematang, Mesuji –

141
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
wilayah utara dan Palembang, Mesuji – Bandar
selatan kota Lampung, Mesuji atas Bandar
Lampung,
mengembangkan moda transportasi Tidak sesuai karena
jalan melalui penyelenggaraan pengembangan
Rintisan moda angkutan umum yang selamat, moda transportasi
transportasi pelajar aman, nyaman, dan terjangkau Menyimpang belum menggunakan 0 1.149
dengan konsep BRT dengan penyediaan angkutan masal konsep BRT
berbasis jalan terutama untuk
trayek utama dan trayek cabang
Sistem jaringan perkerataapian
Jaringan jalur kereta berupa rencana system jaringan rel Tidak
Sesuai 1.149 1.149
api Kereta Api fider Simpang Pematang menyimpang
– Terbanggi Besar.
Sistem Jaringan Prasarana
SISTEM JARINGAN ENERGI/KELISTRIKAN
Rencana Rencana sistem jaringan energi dan
pengembangan kelistrikan meliputi: pembangkit
sistem jaringan tenaga listrik bersumber dari energi Tidak
Sesuai 1.149 1.149
energi/kelistrikan terbarukan, jaringan transmisi Menyimpang
merupakan jaringan tenaga listrik dan gardu induk
tenaga listrik
Peningkatan pasokan daya listrik
yang bersumber dari energi
Rencana kebutuhan terbarukan untuk memenuhi Tidak
Sesuai 1.149 1.149
energi listrik domestik kebutuhan listrik perdesaan, Menyimpang
diantaranya Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA), mikrohidro,

142
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
tenaga angin, tenaga gelombang
laut dan tenaga surya di perdesaan

optimalisasi Pembangkit listrik


energy baru dan terbaharukan,
Pembangkit tenaga peningkatan pasokan daya listrik
listrik yang bersumber dari energi
terbarukan untuk memenuhi
kebutuhan listrik perdesaan,
diantaranya Pembangkit Listrik Tidak
Sesuai 1.149 1.149
Tenaga Air (PLTA), mikrohidro, Menyimpang
tenaga angin, tenaga gelombang
Jaringan transmisi laut dan tenaga surya di perdesaan
tenaga listrik dan pembangunan jaringan
transmisi dan distribusi listrik
sampai tingkat desa, terutama pada
desa-desa yang belum berlistrik
Rencana sistem jaringan energi dan
kelistrikan meliputi: pembangkit
Pengembangan
tenaga listrik bersumber dari energi Tidak
sistem jaringan Sesuai 1.149 1.149
terbarukan, jaringan transmisi Menyimpang
energi/kelistrikan
tenaga listrik dan gardu induk

SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI


Pengembangan Sistem jaringan kabel meliputi Tidak
Kecamatan Simpang Pematang, Sesuai 1.149 1.149
sistem kabel, sistem Menyimpang

143
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
nirkabel, dan sistem Kecamatan Tanjung Raya,
satelit Kecamatan Way Serdang dan
Kecamatan Mesuji. Sistem jaringan
nirkabel sebagaimana berupa
menara telekomunikasi atau Base
Transceiver Station (BTS) meliputi
Kecamatan Mesuji, Kecamatan
Simpang Pematang, Kecamatan
Tanjung Raya, Kecamatan Panca
Jaya, Kecamatan Mesuji Timur,
Kecamatan Rawajitu Utara, dan
Kecamatan Way Serdang
permukiman seyogyanya harus tidak sesuai, tidak
didukung dengan infrastruktur ada rencana hanya
dasar, seperti sistem transportasi, himbauan bagi
air bersih, listrik, telekomunikasi masyarakat yang
yang memadai, sanitasi lingkungan membangun di
Rencana jaringan
dan adanya pengelolaan sampah Menyimpang kawasan 0 1.149
infrastruktur dasar
yang baik serta dilengkapi dengan permukiman di
fasilitas pendidikan, kesehatan dan daerah Kawasan
perdagangan Sidomulyo, Simpang
Pematang dan
Mesuji Timur

144
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
Sistem jaringan nirkabel
sebagaimana berupa menara
telekomunikasi atau Base
Transceiver Station (BTS) meliputi
Rencanan jaringan Kecamatan Mesuji,Kecamatan Tidak
Sesuai 1.149 1.149
nirkabel Simpang Pematang, Kecamatan Menyimpang
Tanjung Raya, Kecamatan Panca
Jaya, Kecamatan Mesuji Timur,
Kecamatan Rawajitu Utara, dan
Kecamatan Way Serdang
SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR
Wilayah Sungai Mesuji –Tulang
Bawang yang merupakan wilayah
sungai lintas provinsi yang
menghubungkan Provinsi Sumatra
Selatan dengan Provinsi Lampung.
Tidak
Wilayah Sungai (WS) Khususnya DAS Mesuji yang Sesuai 1.149 1.149
Menyimpang
merupakan DAS dengan wilayah
mencakup Kabupaten Way Kanan –
Tulang Bawang Barat – Mesuji –
Tulang Bawang – Ogan Komering
Ulu TImur _ ogan Komering Hilir.
Cekungan air tanah (CAT) yang
berada pada Kabupaten Mesuji
Cekungan Air Tanah Tidak
adalah sebagian CAT Metro- Sesuai 1.149 1.149
(CAT) Menyimpang
Kotabumi yang merupakan CAT
lintas Kabupaten-Kota

145
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
a. pembangunan/peningkatan,
rehabilitasi, serta operasi;
b. pemeliharaan jaringan irigasi
untuk mendukung perlindungan
Tidak
Jaringan irigasi lahan pertanian pangan Sesuai 1.149 1.149
menyimpang
berkelanjutan dan ketahanan
pangan; dan
c. pengelolaan dan pembatasan
pengambilan air tanah
pembangunan sarana air bersih di
Kampung Sidomulyo di Kecamatan
Mesuji dan Kampung Simpang
Pematang Kecamatan Simpang
Pematang, pemanfaatan potensi air
tanah pada Kampung Tanjung
Menang dan Margojadi di
Kecamatan Mesuji Timur,
Kecamatan Simpang Pematang,
Jaringan air baku Tidak
Kecamatan Way Serdang, Sesuai 1.149 1.149
untuk air minum Menyimpang
Kecamatan Tanjung Raya,
Kecamatan Panca Jaya, Kecamatan
Rawa Jitu Utara dan Kecamatan
Mesuji, pemanfaatan embung di
Kecamatan Simpang Pematang,
Kecamatan Way Serdang,
Kecamatan Panca Jaya, Kecamatan
Mesuji dan Kecamatan Mesuji Timur,
rencana air bersih ke kelompok

146
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
pengguna direncanakan di seluruh
kecamatan di Kabupaten Mesuji.

(1) melakukan kajian terhadap


penyebab banjir dan solusinya;
2) merehabilitasi saluran drainase;
3) membangun saluran
pembuangan/penggelontoran;
4) peningkatan sarana prasarana
penanganan bencana banjir;
Sistem pengendalian 5) peningkatan ketersediaan daerah Tidak
Sesuai 1.149 1.149
air banjir tangkapan air pada daerah rawan Menyimpang
banjir; dan
6) tidak menambah area
permukiman pada kawasan banjir;
7) perlindungan daerah hulu (jika
penyebab banjir dari daerah hulu);
dan
8) Menyusun peta rawan bencana

147
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
banjir dan menentukan jalur
evakuasi bencana banjir
SISTEM PRASARANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KOTA)
Sistem Penyediaan Air Minum
pembangunan sistem distribusi
Sistem jaringan melalui pipa transmisi air minum di Tidak
Sesuai 1.149 1.149
perpipaan Kecamatan Tanjung Raya dan Menyimpang
Kecamatan Mesuji Timur
pengembangan sistem distribusi air
minum di Kecamatan Mesuji dan
Kecamatan Simpang Pematang
Pengembangan melalui jaringan pipa sepanjang,
Tidak
sistem pelayanan air jaringan jalan utama Sesuai 1.149 1.149
Menyimpang
minum perpipaan

penyediaan air minum perpipaan Tidak Sesuai, tidak


dan non perpipaan dalam dijelaskan secara
memenuhi kebutuhan akan air spasial lokasi
Sistem jaringan bukan minum pengembangan non-
Menyimpang 0 1.149
perpipaan perpipaan
pemenuhan
kebutuhan air
minum
Pengembangan tidak ada rencana pengembangan
sistem air minum Menyimpang tidak sesuai 0 1.149
bukan perpipaan

148
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
Sistem Pengelolaan Air Limbah
pengelolaan limbah industri kecil
dan rumah tangga yang tidak sesuai, tidak
Sistem pengelolaan
dikembangkan melalui pengelolaan disebutkan lokasi
air limbah domestik Menyimpang 0 1.149
hasil limbah yang berupa biogas pengembangan nya
setempat
yang dapat dimanfaatkan sebagai secara detail
sumber energi alternatif
pengembangan prasarana
pengolahan limbah industri, limbah
tidak sesuai, tidak
medis, dan Bahan Beracun
Sistem pengelolaan disebutkan lokasi
Berbahaya (B3) secara mandiri pada Menyimpang 0 1.149
air limbah industri pengembangan nya
fasilitas tertentu maupun secara
secara detail
terpadu untuk pelayanan skala
kabupaten
pemenuhan fasilitas septic tank
Sistem pengelolaan pada masing-masing Kepala Tidak
Keluarga (KK) pada wilayah Sesuai 1.149 1.149
air limbah perkotaan Menyimpang
perkotaan dan perdesaan
a. mewajibkan pengembang
pemukiman baru untuk
menyediakan jaringan sanitasi, yang
terpadu dengan sistem jaringan tidak sesuai, tidak
Sistem pengelolaan
wilayah; disebutkan lokasi
air limbah domestik Menyimpang 0 1.149
b. peningkatan akses PS air limbah pengembangan nya
setempat
baik sistem on site maupun off site secara detail
(terpusat) di perkotaan; maupun di
perdesaan untuk memperbaiki
kesehatan masyarakat

149
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
Sistem Persampahan
pembangunan Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) sampah regional di
Kecamatan Simpang Pematang dan
optimalisasi Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) di Wiralaga, Tidak Sesuai, TPA
pembangunan Tempat Pembuangan berada di dua lokasi
Sistem persampahan Sampah Sementara (TPS) di Menyimpang yaitu di Kec. 0 1.149
Kecamatan Tanjung Raya, Simpang Pematang
Kecamatan Mesuji Timur dan dan Wiralaga
Kecamatan Mesuji, pengurangan
sampah semaksimal mungkin
dimulai dari sumbernya melalui
program 3R
Sistem Drainase Kota
Saluran drainase tidak disebutkan dengan detail
Tidak diketahui Tidak Diketahui 0 1.149
primer
Saluran drainase tidak disebutkan dengan detail
Tidak diketahui Gidak Diketahui 0 1.149
sekunder
Saluran drainase tidak disebutkan dengan detail
Tidak diketahui Tidak Diketahui 0 1.149
tersier
pembangunan drainase kawasan
perkotaan Wiralaga dan kawasan
Pengembangan pedesaan, pengembangan
saluran drainase prasarana dan sarana perumahan, Tidak
Sesuai 1.149 1.149
primer, sekunder, dan berupa jalan poros, jalan Menyimpang
tersier lingkungan, jalan setapak, dan

150
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
drainase yang tersebar di seluruh
kecamatan
Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki
Penyediaan dan tidak ada
Pemanfaatan
Tidak diketahui Tidak sesuai 0 1.149
Prasarana dan Sarana
Jaringan Pejalan Kaki
Jalur Evakuasi Bencana
ruang evakuasi bencana banjir
berada di kantor desa dan
bangunan sekolah Kecamatan
Simpang Pematang, Kecamatan
Mesuji Timur dan Kecamatan Rawa
Jitu Utara, ruang evakuasi bencana
kebakaran diarahkan ke ruang
Jalur evakuasi Tidak
terbuka di masing-masing Sesuai 1.149 1.149
bencana Menyimpang
kecamatan, jalur evakuasi bencana
mengikuti pola jaringan jalan utama
yang diberi rambu untuk arah
evakuasi, jalur evakuasi bencana
mengikuti pola jaringan jalan utama
yang diberi rambu untuk arah
evakuasi
Sistem Proteksi Kebakaran
Sistem proteksi Kawasan rawan bencana kebakaran Tidak
terdapat di Kecamatan Mesuji Sesuai 1.149 1.149
kebakaran menyimpang

151
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
Timur, Kecamatan Rawajitu Utara,
Kecamatan Mesuji, Kecamatan
Simpang Pematang, dan Kecamatan
Way Serdang. Ruang evakuasi
bencana kebakaran diarahkan ke
ruang terbuka di masing-masing
kecamatan
KAWASAN LINDUNG
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan sempadan sungai berupa sempadan
berjarak 50 (lima puluh) meter dari bibir sungai,
terletak pada Kecamatan Simpang Pematang, Tidak
Sempadan sungai
Kecamatan Way Serdang, Kecamatan Panca Menyimpang
Sesuai 1.149 1.149
Jaya Kecamatan Mesuji dan Kecamatan Mesuji
Timur.
Kawasan sekitar mata air berupa
kawasan dengan jarak sempadan 200
(dua ratus) meter sekeliling mata air di
Kawasan sekitar mata Tidak
air
luar kawasan permukiman dan 100
Menyimpang
Sesuai 1.149 1.149
(seratus) meter sekeliling mata air di
dalam kawasan permukiman terletak di
Kecamatan Tanjung Raya
Saluran irigasi tidak ada Tidak Diketahui Tidak sesuai 0 1.149
melakukan identifikasi terhadap
kawasan sempadan sungai yang sudah
merupakan kawasan budidaya,
Arahan pengelolaan melakukan penetapan tata batas Tidak
Sesuai 1.149 1.149
kawasan kawasan sempadan sungai; dan Menyimpang
melakukan penataan terhadap kawasan
perkotaan yang berada pada kawasan
sempadan sungai

152
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum

Ruang Terbuka Hijau Kota

penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada


Rencana ruang terbuka Tidak
kawasan perkotaan Wiralaga, Mesuji Timur dan Sesuai 1.149 1.149
hijau kota Menyimpang
Simpang Pematang

kawasan permukiman harus dilengkapi


Pengembangan ruang Tidak
dengan fasilitas sosial termasuk Ruang Sesuai 1.149 1.149
terbuka hijau publik Menyimpang
Terbuka Hijau (RTH) perkotaan

Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik yaitu


taman kota, taman pemakaman umum,
dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai,
dan pantai, dengan proporsi paling
Arahan pengembangan Tidak
sedikit 20% (dua puluh persen), Sesuai 1.149 1.149
RTH publik Menyimpang
penyediaan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) pada kawasan perkotaan
Wiralaga, Mesuji Timur dan Simpang
Pematang

153
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum

setiap kapling harus secara


Pengembangan RTH Tidak
privat
proporsional menyediakan ruang
Menyimpang
Sesuai 1.149 1.149
terbuka hijau
Kawasan Rawan Bencana Alam

Kawasan rawan bencana banjirterdapat


di Kecamatan Simpang
Tidak
Kawasan rawan banjir Pematang,Kecamatan Rawajitu Utara, Sesuai 1.149 1.149
Menyimpang
Kecamatan Mesuji dan Kecamatan
Mesuji Timur

1)melakukan kajian terhadap penyebab


Arahan kawasan rawan Tidak
banjir dan solusinya; Sesuai 1.149 1.149
bencana banjir Menyimpang
2) merehabilitasi saluran drainase;

154
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
3) membangun saluran
pembuangan/penggelontoran;
4) peningkatan sarana prasarana
penanganan bencana banjir;
5) peningkatan ketersediaan daerah
tangkapan air pada daerah rawan
banjir; dan
6) tidak menambah area permukiman
pada kawasan banjir;
7) perlindungan daerah hulu (jika
penyebab banjir dari daerah hulu); dan
8) Menyusun peta rawan bencana
banjir dan menentukan jalur evakuasi
bencana banjir.

KAWASAN BUDIDAYA
Kawasan Peruntukan Permukiman

pembangunan permukiman perkotaan


di Kawasan Sidomulyo, Simpang
Pengembangan Tidak
Pematang dan Mesuji Timur berbasis Sesuai 1.149 1.149
kawasan perumahan Menyimpang
mitigasi bencana dan memperhatikan
kearifan lokal

Pengembangan 1) pembangunan perumahan untuk


Tidak
pengelolaan dan kebutuhan penduduk melalui program Sesuai 1.149 1.149
Menyimpang
pemanfaatan kawasan pembangunan rumah bagi masyarakat

155
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
perumahan dan berpenghasilan rendah, pembangunan
permukiman perumahan PNS,TNI,POLRI,
pembangunan perumahan swadaya,
2)pembangunan permukiman perkotaan
di Kawasan Sidomulyo, Simpang
Pematang dan Mesuji Timur berbasis
mitigasi bencana dan memperhatikan
kearifan lokal, 3)program perwujudan
permukiman perdesaan

Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa

Tidak sesuai, Kec.


Simpang Pematang
peningkatan peran pasar menjadi pasar
Pengembangan lebih potensial
regional di kawasan perkotaan mesuji,
pengelolaan pasar Menyimpang pengembangan dan 0 1.149
pembangunan dan peningkatan Pasar
tradisional peningkatan pasar
Wiralaga
mengingat lokasi nya
yang strategis.

Pengembangan pusat
tidak ada Tidak Diketahui Tidak sesuai 0 1.149
perbelanjaan

tidak diperbolehkan meliputi


perdagangan modern seperti
Pengembangan pasar Tidak
perkulakan, hypermarket, industri Sesuai 1.149 1.149
modern Menyimpang
menengah, dan industri besar di zona
PKL (Wiralaga)
Kawasan Peruntukan Perkantoran

156
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
pembangunan perkantoran
Kawasan perkantoran
pemerintahan kabupaten di PKWp Tidak
pemerintahan dan Sesuai 1.149 1.149
Mesuji, PKL Wiralaga, Kantor Polisi Menyimpang
swasta
Resort (Polres) di PPL Tanjung Raya

Arahan pengembangan
pengelolaan tidak ada Tidak Diketahui Tidak Sesuai 0 1.149
perkantoran

Kawasan Peruntukan Industri


Industri pengolahan hasil perkebunan di Tidak Sesuai, terdapat
Kecamatan Simpang Pematang dan larangan aktivitas
Kawasan peruntukan
industri menengah
Kecamatan Tanjung Raya. Menyimpang industri pada Kec. 0 1.149
Pembangunan industri perikanan dan Wiralaga sebagai PKL
hasil perkebunan di Wiralaga, Kab Mesuji
Kawasan peruntukan industri kecil
terpusat di Kecamatan Mesuji
Kawasan peruntukan meliputi:Industri pengolahan hasil Tidak
industri kecil dan mikro perikanan; Industri pengolahan hasil Menyimpang
Sesuai 1.149 1.149
pertanian; dan Industri pengolahan hasil
pertanian
Ketentuan umum peraturan zonasi PKL
tidak memperbolehkan kegiatan yang
tidak diperbolehkan meliputi
Arah pengembangan perdagangan modern seperti
Tidak
pengelolaan kawasan perkulakan, hypermarket, industri Sesuai 1.149 1.149
Menyimpang
peruntukan industri menengah, dan industri besar.
pembangunan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) di KTM Mesuji untuk
keperluan limbah industri
Kawasan Peruntukan Pariwisata

Pengembangan Terdapat dua kawasan pariwisata yaitu Tidak


Sesuai 1.149 1.149
kawasan pariwisata pariwisata alam dan budaya Menyimpang

157
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum

wisata alam di Kec. Mesuji dan


Arahan pengembangan Tidak
Simpang Pematang dan wisata budaya Sesuai 1.149 1.149
kawasan pariwisata Menyimpang
di Kec. Mesuji dan Tanjung Raya)

Kawasan Peruntukan Ruang Terbuka Non Hijau

pemanfaatan ruang untuk ruang


Tidak
Kawasan RTnH kota terbuka hijau dan ruang terbuka non Sesuai 1.149 1.149
Menyimpang
hijau di zonasi kawasan sekitar rawa

Arahan pengembangan
tidak disebutkan lokasi spesifiknya Tidak diketahui Tidak Sesuai 0 1.149
RTnH

Kawasan Peruntukan Ruang Evakuasi


Tujuan kawasan ruang
evakuasi
Tidak disebutkan Tidak Diketahui Tidak disebutkan 0 1.149
Sesuai 1.149 1.149

158
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum

ruang evakuasi bencana banjir berada


di kantor desa dan bangunan sekolah
Kecamatan Simpang Pematang,
Arahan pemanfaatan
Kecamatan Mesuji Timur dan Tidak
dan pengelolaan ruang
Kecamatan Rawa Jitu Utara; ruang Menyimpang
evakuasi bencana
evakuasi bencana kebakaran diarahkan
ke ruang terbuka di masing-masing
kecamatan

Kawasan Peruntukan Kegiatan Informal


Tujuan kawasan
peruntukan kegiatan Tidak disebutkan Tidak Diketahui Tidak disebutkan 0 1.149
informal
Tidak disebutkan Tidak Diketahui Tidak disebutkan 0 1.149

Arahan pengelolaan
kegiatan informal Tidak disebutkan Tidak Diketahui Tidak disebutkan 0 1.149

Kawasan Peruntukan Lainnya

159
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
pertanian tanaman pangan lahan basah
dengan arahan pengembangan berada
pada Kecamatan Mesuji, Kecamatan
Rawajitu Utara, Kecamatan Mesuji
Timur, dengan luas kurang lebih 47.029
(empat puluh tujuh ribu dua puluh
Arahan pengembangan
sembilan) hektar; dan pertanian
kawasan pertanian Tidak
tanaman ppangan dan
tanaman pangan lahan kering dengan
Menyimpang
Sesuai 1.149 1.149
arahan pengembangan berada pada
holtikultura
Kecamatan Tanjang Raya, Kecamatan
Way Serdang, Kecamatan Panca Jaya
dan Kecamatan Simpang Pematang
dengan luas kurang lebih 104.264
(seratus empat ribu dua ratus enam
puluh empat) hektar.
Kawasan peruntukan peternakan
memiliki luas kurang lebih 313 (tiga
ratus tiga belas) hektar meliputi:
a. sapi tersebar di seluruh kecamatan di
Kabupaten Mesuji dengan sentra di
Kecamatan Simpang Pematang;
b. kerbau berada di Kecamatan Mesuji,
Tanjung Raya, Rawajitu Utara, Mesuji
Timur, Simpang Pematang, dan Way
Serdang;
Arahan pengembangan Tidak
c. kambing tersebar di seluruh Sesuai 1.149 1.149
kawasan perternakan Menyimpang
kecamatan di Kabupaten Mesuji;
d. babi terdapat Kecamatan Tanjung
Raya, Mesuji Timur, Simpang
Pematang, dan Way Serdang;
e. domba tersebar di seluruh
kecamatan di Kabupaten Mesuji;
f. itik tersebar di seluruh kecamatan di
Kabupaten Mesuji; dan
g. ayam buras tersebar di seluruh
kecamatan di Kabupaten Mesuji.

160
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
1) kawasan perikanan tangkap di
perairan umum diarahkan di seluruh
kabupaten mesuji, 2) kawasan
perikanan budidaya diarahkan di
Arah pengembangan Tidak
kawasan perikanan
Kecamatan Rawajitu, 3) kawasan
Menyimpang
Sesuai 1.149 1.149
perikanan pengolahan ikan diarahkan di
Kec. Mesuji Timur, Kec. Rawa Jitu dan
4) kawasan minapolitan diarahkan di
Kec. Mesuji Timur dan Rawajitu Utara
Kawasan pertahanan keamanan di
Kabupaten Mesuji meliputi: a. Komplek
markas Kepolisian Resor (POLRES) di
Kecamatan Tanjung Raya;
b. Komplek markas Kepolisian Sektor
(POLSEK) berada di seluruh
kecamatan;
Kawasan pertahanan Tidak
dan keamanan
c. Komando Distrik Militer (KODIM) di
Menyimpang
Sesuai 1.149 1.149
Kecamatan Tanjung Raya;
d. Komando Rayon Militer (Koramil) di
seluruh kecamatan;
e. Kawasan Brimob Kepolisian di
Kecamatan Way Serdang; dan
f. Kawasan Marinir di Kecamatan
Rawajitu Utara.
Kawasan Peruntukan Pelayanan Umum

Kecamatan Panca Jaya yang berfungsi


Arahan pengembangan
sebagai permukiman, penunjang Tidak
pelayanan umum Sesuai 1.149 1.149
agropolitan, pusat kegiatan olah raga Menyimpang
kawasan pendidikan
dan pusat pendidikan

161
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum

Arahan pengembangan pengembangan sarana kesehatan


Tidak
pelayanan umum berupa Puskesmas di Kec. Way Sesuai 1.149 1.149
Menyimpang
kawasan kesehatan Serdang

Arahan pengembangan arahan pengembangan pelayanan


Tidak
pelayanan umum umum peribadatan diarahkan di setiap Sesuai 1.149
Menyimpang 1.149
kawasan peribadatan pusat kegiatan di Mesuji.

Kawasan Strategis
Kawasan strategis provinsi
kepentingan ekonomi melalui
perwujudan Kota Terpadu Mandiri Tidak
Sesuai 1.149 1.149
Kawasan strategis dari (KTM), perwujudan kawasan Menyimpang
sudut kepentingan
perkotaan mesuji, Perwujudan
kawasan berikat tambak udang
Sesuai 1.149 1.149

162
Nilai
Sistematika Penyajian Muatan RTRW Eksisting Keterangan Nilai
Maksimum
Perwujudan kawasan strategis
kepentingan pertumbuhan ekonomi
berdasarkan Kawasan Strategis
Kabupaten diarahkan di Kecamatan
Mesuji melalui perwujudan kawasan
Kota Bahari Wiralaga, Kawasan
Minapolitan di Kec. Mesuji Timur,
Kawasan Agropolitan di Kec. Mesuji
dan Mesuji Timur, Kawasan Sosial
dan Budaya di Kawasan Wiralaga,
Kec. Mesuji dan Kawasan Simpang Tidak
Pematang di Kec. Simpang Menyimpang
Pematang, kawasan strategis dari
sudut fungsi dan daya dukung
lingkungan yang tersebar di Kec.
Simpang Pematang, Tanjung Raya,
Panca Jaya, Mesuji, Mesuji Timur
dan Rawa Jitu Utara. Kawasan
strategis dari kepentingan
pertahanan dan keamanan
diarahkan di Kec. Simpang
Pematang dan Tanjung Raya.
Total 64.344 100
Sumber: Analisis, 2016

163
Berdasarkan perhitungan dari 3 variabel yaitu Kualitas RTRW, Kesahihan
RTRW, dan Simpangan Pemanfaatan Ruang, maka dapat diketahui skor
penilaian RTRW Kabupaten Mesuji 2011-2031 sebagai berikut:
 Kualitas RTRW Kabupaten Mesuji sebesar 81.09%;
 Kesahihan RTRW Kabupaten Mesuji sebesar 39.96%; dan
 Simpangan RTRW Kabupaten Mesuji sebesar 64.34%.
Secara keseluruhan, total penilaian RTRW Kabupaten Mesuji 2011-2031
mencapai 61,79%.

162
BAB V
Kesimpulan

Proses pemberian rekomendasi dilakukan berdasarkan perhitungan


penyimpangan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor
327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata
Ruang Wilayah Propinsi dan Draft Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang tentang peninjauan kembali rencana tata ruang. Dasar
pertimbangan pada identifikasi awal dilakukannya peninjauan kembali
RTRWP yaitu; dilihat dari kualitas RTRW, Kesahihan RTRW dan
simpangan pemanfaatan ruang RTRW Kabupaten Mesuji. dan Tata Ruang
tentang Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang dan hasil pemantauan
dan evaluasi pemanfaatan ruang Kabupaten Mesuji oleh Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional. Proses tersebut
dibagi kedalam tiga bagian, yaitu;

 Dilakukannya analisa simpangan muatan RTRW Kabupaten Mesuji


Tahun 2011 – 2031 berdasarkan Proses penyusunan Peninjauan
Kembali RTRW Kabupaten Mesuji berdasarkan Permen PU No. 16
Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten dan Draft Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang tentang Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang.
 Dilakukannya analisa pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang eksisting yang dilakukan oleh Konsultan Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional .
 Dilakukannya kompilasi data dan pengambilan rekomendasi terkait
perlunya dilakukan revisi atai tidak revisi RTRW Kabupaten Mesuji
tahun 2011 – 2031 berdasarkan analisa a dan b.

Kompilasi data yang akan dijadikan acuan dalam pemberian


rekomendasi peninjauan kembali RTRW Kabupaten Mesuji tahun 2011 –
2031 adalah sebagai berikut:

163
Tabel V.1
Kesimpulan

No Objek Variabel Nilai Nilai Keterangan


(%) Maksimum
(%)
1 Kualitas Kelengkapan 31,14 40 Lengkap
RTRW muatan RTRW
Kedalaman 18,79 20 Sesuai
pengaturan
muatan RTRW
Kesesuaian 14,16 20 Sesuai
antara muatan
RTRW dan
karakteristik
daerah
Kesesuaian 17,00 20 Sesuai
antara RTRW
dan dinamika
pembangunan
yang
berkembang
2 Kesahihan Kesesuaian 39,96 100 Tidak
RTRW dengan Sesuai
peraturan
perundang-
undangan
3 Simpangan Kesesuaian 64,34 100 Sesuai
Pemanfaatan antara Perda
Ruang RTRW dan
pemanfaatan
ruang di
lapangan
TOTAL PENILAIAN 61,79 100

Berdasarkan standar perhitungan berdasarkan Draft Peraturan


Menteri Agraria dan Tata Ruang tentang Peninjauan Kembali Rencana
Tata Ruang dengan hasil evaluasi pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang eksisting oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang tahun 2016,
batas nilai yang digunakan dalam penilaian RTRW Kabupaten yaitu:
 Tingkat kualitas RTRW dinyatakan baik jika tingkat kualitas RTRW
dinilai lebih dari 50%
 Tingkat kesahihan RTRW dinyatakan tinggi jika tingkat kesahihan
RTRW dinilai lebih dari 50%

164
 Tingkat simpangan RTRW dinyatakan rendah jika tingkat
kesesuaian RTRW dengan kondisi eksisting dinilai lebih dari 50%

Secara keseluruhan maka dapat diketahui bahwa simpangan


pemanfaatan ruang yang telah dilakukan menunjukannya adanya
ketidaksesuaian antara rencana tata ruang yang ada dengan kondisi
eksisting yang mencapai ± 36%. Oleh karena itu sangat perlu dilakukan
REVISI dengan melakukan penyusunan muatan pada bagian yang
berubah dan sesuai dengan trend perkembangan dan dinamika
pembangunan yang berkembang guna mengatisipasi perkembangan
kedepannya.

165

Anda mungkin juga menyukai