Anda di halaman 1dari 5

PENJELASAN HUKUM MENGENAI IZIN LOKASI

A. Dasar Hukum:

1. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan


nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019 Tentang Izin Lokasi
(“Permen ATR-BPN 17/2019”);

2. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan


Proyek Strategis Nasional (“Perpres 3/2016”);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan


Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (“PP 24/2018”);

4. Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 5 Tahun 2013 tentang Izin


Lokasi (“Perda 5/2013”);

5. Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 1 Tahun 2016 tentang


Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 5 Tahun
2013 tentang Izin Lokasi (“Perda 1/2016”).

B. Penjelasan Hukum

1. Berdasarkan Permen ATR-BPN 17/2019, Izin Lokasi merupakan izin yang


diberikan kepada pelaku usaha untuk memperoleh tanah yang diperlukan
untuk suatu usaha dan/atau kegiatannya dan berlaku pula sebagai izin
pemindahan hak dan untuk menggunakan tanah tersebut untuk keperluan
usaha dan/atau kegiatannya. Izin lokasi diterbitkan oleh Lembaga OSS
dalam bentuk keputusan pemberian Izin Lokasi;

2. Izin Lokasi dapat dimohonkan oleh pelaku usaha baik perseorangan


maupun non perseorangan. Pelaku usaha perseorangan sebagaimana
dimaksud sebelumnya adalah orang perorangan WNI yang dipandang
cakap menurut hukum. Sedangkan pelaku usaha non perorangan
maksudnya adalah badan usaha, baik yang berupa Badan Hukum maupun
non Badan Hukum sebagaimana tertera dalam Pasal 6 ayat (4) Permen
ATR-BPN 17/2019.

3. Pada dasarnya, permohonan atas izin lokasi diterbitkan oleh Lembaga


OSS berdasarkan Komitmen, yang merujuk pada Pasal 1 angka 10
Permen ATR-BPN 17/2019 merupakan pernyataan pelaku usaha untuk
memenuhi persyaratan Izin Usaha dan/atau Izin Komersial atau
Operasional. Namun terdapat pengecualian dimana atas beberapa lokasi
tanah atau peruntukannya tidak diperlukan Komitmen. Mengenai
ketentuan atas permohonana Izin Lokasi yang harus diajukan dengan
komitmen maupun pengecualiannya dapat dilihat ketentuan pada kutipan
pasal berikut ini:

Pasal 7 Permen ATR-BPN 17/2019

(1) Lembaga OSS menerbitkan Izin Lokasi berdasarkan


Komitmen1 kepada Pelaku Usaha yang memerlukan tanah
untuk menjalankan usaha dan/atau kegiatan tapi belum memiliki
atau menguasai tanah sebagai syarat terbitnya Izin Usaha
berdasarkan Komitmen.

(2) Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh
Lembaga OSS tanpa Komitmen dalam hal:

a. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan terletak di lokasi yang


telah sesuai dengan peruntukannya menurut Rencana Detail
Tata Ruang dan/atau rencana umum tata ruang kawasan
perkotaan;

b. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan terletak di lokasi kawasan


ekonomi khusus, kawasan industri, serta kawasan perdagangan
bebas dan pelabuhan bebas;

c. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan merupakan tanah yang


sudah dikuasai oleh Pelaku Usaha lain yang telah mendapatkan
Izin Lokasi dan akan digunakan oleh Pelaku Usaha;

d. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan berasal dari otorita atau


badan penyelenggara pengembangan suatu kawasan sesuai
dengan rencana tata ruang kawasan pengembangan tersebut;

e. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan diperlukan untuk


perluasan usaha yang sudah berjalan dan letak tanahnya
berbatasan dengan lokasi usaha dan/atau kegiatan yang
bersangkutan;

2
f. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan yang diperlukan untuk
melaksanakan rencana Izin Lokasi tidak lebih dari:

1. 25 Ha (dua puluh lima hektar) untuk usaha dan/atau


kegiatan pertanian;

2. 5 Ha (lima hektar) untuk pembangunan rumah bagi


masyarakat berpenghasilan rendah; atau

3. 1 Ha (satu hektar) untuk usaha dan/atau kegiatan bukan


pertanian; atau

g. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan yang akan


dipergunakan untuk proyek strategis nasional.

Pasal 8 Permen ATR-BPN 17/2019

(1) Pelaku Usaha melakukan Pendaftaran untuk memperoleh Izin Lokasi


dengan cara mengakses laman OSS.

(2) Pelaku Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)


diberikan Izin Lokasi berdasarkan Komitmen secara elektronik.

(3) Dalam hal tanah rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan Pelaku
Usaha memenuhi salah satu ketentuan atau lebih
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), kepada
Pelaku Usaha diterbitkan Izin Lokasi tanpa Komitmen
secara elektronik.

(4) Pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melengkapi


dokumen sebagai syarat permohonan pemenuhan Komitmen
meliputi:

a. Nomor Induk Berusaha (NIB);

b. pernyataan dan permohonan pemenuhan Komitmen Izin


Lokasi;

c. peta/sketsa yang memuat koordinat batas letak lokasi


yang dimohon;

d. proposal rencana kegiatan usaha;

3
e. surat pernyataan luas tanah yang sudah dikuasai oleh
Pelaku Usaha dan Pelaku Usaha lainnya yang
merupakan 1 (satu) grup.

(5) Pernyataan dan permohonan pemenuhan Komitmen Izin Lokasi dan


surat pernyataan luas tanah yang sudah dikuasai sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf b dan huruf e dibuat sesuai format
yang tercantum dalam Lampiran.

4. Bahwa berdasarkan Perpres 3/2016, Proyek Kereta Cepat Jakarta-


Bandung tergolong sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Oleh karenanya mengacu kepada ketentuan Pasal 8 ayat (3) Permen ATR-
BPN 17/2019, maka permohonan Izin Lokasi atas tanah Proyek
Kereta Cepat Jakarta-Bandung diterbitkan tanpa Komitmen
secara Elektronik;

5. Merujuk pada ketentuan dalam Permen ATR-BPN 17/2019, dan PP


24/2018, secara sederhana prosedur penerbitan Izin Lokasi yaitu sebagai
berikut:

a. Melakukan pendaftaran dengan mengakses laman OSS;

b. Lengkapi file yang diperlukan sesuai dengan format khusus yang


terlampir;

c. Izin Lokasi diterbitkan oleh Lembaga OSS dalam bentuk keputusan


pemberian Izin Lokasi sesuai format yang tercantum dalam Lampiran
dalam bentuk Dokumen Elektronik, dan ditandatangani secara
Elektronik;

d. Ketika Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Izin Lokasi akan


menggunakan atau memanfaatkan tanah, Pelaku Usaha wajib
mengajukan pertimbangan teknis pertanahan kepada kantor
pertanahan sesuai lokasi usaha melalui Lembaga OSS;

e. Selanjutnya dokumen pertimbangan teknis tersebut akan diperiksa


dan/atau inventarisasi terhada[ tanah tersebut;

f. Maksimal 10 hari sejak diterimanya pengajuan pertimbangan teknis


melalui system OSS, kantor pertanahan menyampaikan

4
pertimbangannya kepada Pelaku Usaha atas disetujui/ditolaknya
permohonan Pelaku Usaha.

6. Adapun secara khusus apabila merujuk pada Perda 5/2013 dan Perda
1/2016, syarat penerbitan keputusan Izin Lokasi diatur sebagai berikut:

a. fotokopi identitas pemohon/penanggung jawab usaha;

b. fotokopi legalitas usaha pemohon;

c. fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan/atau perubahannya,


khusus bagi Perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas akte
tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM;

d. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

e. Pertimbangan Teknis Pertanahan dari Badan Pertanahan Nasional


(BPN);

f. izin prinsip penanaman modal;

g. dokumen kajian lingkungan.

7. Setelah melengkapi persyaratan tersebut di atas, pelaku usaha kemudian


menyampaikan permohonan tertulis kepada Kepala Badan Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu. Permohonan tersebut selanjutnya akan
diverifikasi dan dikaji untuk selanjutnya dibentuk Tim Teknis dari
perangkat daerah terkait;

8. Izin Lokasi dapat diterbitkan apabila dokumen persyaratan telah dipenuhi


dengan lengkap dan valid, dalam artian seluruh dokumen adalah benar,
sah, dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Keputusan Izin Lokasi ditandatangani oleh Kepala Badan Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu, dimuat dalam Register Izin yang
diterbitkan secara Resmi, dan ditembuskan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah paling lambat 7 (tujuh) hari setelah izin diterbitkan.

***

Anda mungkin juga menyukai