Anda di halaman 1dari 8

Hukum Penanaman Modal

Tentang Prosedur dan Syarat-Syarat Penanaman Modal

Berdasarkan KEPPRES No.29/2004 tentang Penyelenggaraan PMA dan


PMDN Melalui sistim Pelayanan Satu Atap. Adapun Instansi yang
berwenang untuk mengkoordinasikan pelaksanaan penanaman modal di
Indonesia adalah BPKM, baik dalam rangka PMA maupun PMDN. Dalam
Pasal 2 KEPPRES 29/2004 penanaman modal melalui pelayananan satu atap
ditanrukan bahwa penyelenggaraan penanaman modal terdiri dari atas
bidang-bidang :
1. Kebijakan dan perencanan pengembangan penanaman modal;
2. Promosi kerjasama penanaman modal;
3. Pelayanan persetujuan, pelayananan dan fasilitas penanaman modal;
4. Pengendalian pelaksanaan modal;
5. Pengelolaan sistim informasi pengelolaan penanaman modal.
Sistim pelayanan satu atap ini adalah suatu sistim pelayanan pemberian
persetujuan penanaman modal dan perizinan pelaksanaan nya pada satu
instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang penanaman modal.
Sementara itu Gubernur/Bupati dan Walikota sesuai dengan
kewenangannya dapat melimpahkan kewenangan pelayanan persetujuan,
perizinan dan fasilitas penanaman modal kepada BPKM melalui pelayanan
satu atap, sehingga kewenangan pemerintah propinsi hanya
memperpanjang izin memperkerjakan tenaga asing asing bekerja di wilayah
Kabupaten/Kota dalam satu provinsi. Maka pemerintah Kabupaten dan
Kota, hanya berwenang menerbitkan :
1. Izin lokasi;
2. Sertifikat hak tanah;
3. Izin mendirikan bangunan;
4. Izin undang-undang gangguan/ HO.
Berasarkan Pasal 27 – Pasal 30 UU No.25/2007 menentukan kewenangan
BPKM dalam mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan penanaman modal,
meliputi koordinasi :
1. Antar instansi pemerintah;
2. Antarinstansi pemerintah dengan bank Indonesia;
3. Antarinstansi pemerintah pusat dan Daerah;
4. Antar Pemerintah Daerah.
Tugas dan fungsi BPKM berdasarkan Pasal 28 UU no.25/2007 menentukan :
1. Malaksanakan tugas dan koordinasi pelaksanaan kebijakan dibidang
penanaman modal;
2. Mengkaji dan mengusulkan kebijakan pelayanan penanam modal;
3. Menetapkan norma, standar dan prosedur pelaksanaan kegiatan
penanam modal;
4. Mengembangkan peluang dan potensi penanamna modal di daerah
dan memberdayakan badan usaha;
5. Menyusun peta penanaman modal di Indonesia;
6. Mempromosikan penanaman modal;
7. Mengembangkan sektor usaha penanaman modal melalui
pembinaan penanaman modal,antara lain meningkatkan kemitraan,
meningkatkan daya saing, menciptakan persaingan usaha yang sehat dan
menyebarkan informasi yang seluas luasnya dalam ruang lingkup
penyelenggaraan penanaman modal;
8. Membantu penyelesaian berbagai hambatan dan konsultasi
permasalahan yang dihadapi penanam modal dalam menjalankan
kegiatan penanaman modal;
9. Mengkoordinasi penanman modal dalam negeri yang menjalankan
kegiatan usaha nya di luar wilayah Indonesia.
10. Mengkoordinasi dan melaksanakan pelayanan terpadu;
11. Melaksanakan pelayanan penanamn modal berdasarkan ketentuan
undang-undang.
Tujuan pelayanan satu pintu ini adalah untuk membantu penanam modal
dalam memperoleh kemudahan (Pasl 26 UU no.25/2007) ;
1. Pelayanan;
2. Fasilitas fiskal;
3. Informasi mengenai penanaman modal.
Jenis-jenis Permohonan Penanaman Modal.

Berdasarkan SK Kepala BKPM No. 57/SK/2004 tentang Tata Cara


Penanaman Modal yang didirikan dalam Rangka PMDN dan PMA.
Ditentukan ada tiga jenis permohonan dalam bidang investasi/Penanaman
Modal yaitu :
1. Permohonan Penanaman Modal Baru;
2. Permohonan Perluasan Penanaman Modal;
3. Permohonan Perubahan Penanam Modal.
Ad.1
Permohonan penanaman modal baru ini adalah permohonan untuk
mendapatkan persetujuan penanam modal baik PMA taupun PMDN
beserta fasilitasnya yang diajukan oleh pemohon penanam modal untuk
mendirikan dan menjalankan usaha baru ( Pasal 1 angka (1) keputusan
kepala BPKM No.57/SK?2004. Adapun esensi dari permohonan ini adalah
untuk mendaptkann persetujuan penanam modal beserta fasilitasnya.
Dalam rangka PMA dan tau PMDN syarat permohonan yang harus diajukan
berisikan antara lain:
1. Keterangan tentang pemohon, yang berisikan : nama pemohon,
NPWP, Akta pendirian perusahaannya dan perubahannya termasuk
nama notaris nomor dan tanggal, Alamat lengkap termasuk nomor tlp,
telax dan faksimile. Pengesahan Menteri Kehakiman berkaitan nomor
dan tanggal.
2. Keterangan rencana proyek, berkaitan dengan bidang usaha, lokasi
proyek Kabupaten / propinsi termasuk perkiraan nilai ekspor pertahun.
3. Luas tanah yang diperlukan .......
4. Tenaga kerja asing .................... termasuk pimpianan perusahaan...
Perusahaan badan hukum/PT ....................termasuk komisaris.....
Direksi.........
Koperasi....Pimpinan .............
Tenaga profesional ....... meneger.......
Tenaga ahli......
5. Rencana Investasi ....................................
Modal tetap ........
Pembelian tanah.........
Bangunan/gedung.......
Mesin dan peralatan suku cadang...
Modal kerja untuk 3 bulan produksi...........
6. Sumber pembiayaan.................
Modal sendiri..........
Pinjaman..........
Dalam negeri.......
Luar negri ...........
7. Modal Perusahaan / Perseroan .....
Modal dasar...........
Modal ditempatkan.....
Mpdal disetor.............
8. Jadwal waktu penyelesaian priyek .......bulan
Terhitung sejak tanggal surat persetujuan diterbitkan oleh Kepala BKPM.
9. Pernyataan.....
Kesedian menerima resiko dan mambayar ganri rugi kepada
masyarakat jika terjadi pencemaran lingkungan.

Ad. 2
Permohonan perluasan penanam modal ini diatur dalam Pasal 12 SK kepala
BPKM No. 57 /SK /2004 . Pada Pasal 12 menentukan prosedur dan syarat-
syarat permohonan perluasan penanam modal wajib mendapatkan
persetujuan BKPM yaitu perusahaan yang telah berproduksi baik PMDN
ataupu PMA. Pengajuan permohonan perluasan usaha berbeda lokasi
dengan proyek sebelumnya permohonan perluasan dapat diajukan tanpa
dipersyaratkan memiliki izin usaha / izin usaha tetap atas proyek
sebelumnya.
Hal-hal yang perlu dimuat dalam permohonan perluasan usaha itu
meliputi :
1. Keterangan permohonan;
2. Keterangan proyek perluasan ;
3. Pernyataan;
Yang memuat tentang; ...
Nama perusahaan,
Bidang usaha;
NPWP.
4. Nomor dan tanggal surat permohonan dan perubahan serta izin
tetap;
5. Akta pendirian perusahaan dan (nama notaris nomor dan tlg) serta
pengesahan Mentri Kehakiman (no dan tgl).
6. Alamat lengkap termasuk No tlp, telex dan faximile dan E-mail.
Hal-hal tentang keterangan perluasan proyek;
~ bidang usaha,
~ Lokasi proyek,
~ Produksi pertahun,
~ Pemasaran pertahun,
~ Perkiraan nilai eksport pertahun,
~ Luas tanah yang diperlukan,
~ Tenaga keerja ( asing atau Indonesia),
~ Investasi proyek,
~ Sumber pembiyaan,
~ Modal perseroan,
~ Jadwal wakru penyelesaian proyek.

Ad.3.
Permohonan perubahan penanaman Modal ini merupakan permohonan
persetujuan atas perubahan ketentuan – ketentuan penanaman modal
yang telah ditetapkan dalam persetujuan penanaman modal sebelumnya.
Prosedur perubahan Penanaman modal ini ditentukan dalam Pasal 13 –
Pasal 27, SK Kepala BKPM No.57/SK/2004 ditentukan jenis -jenis proyek
perubahan yang wajib memperolah persetujuan BKPM berkaitan dengan
perubahan penanaman modal yaitu:
1. Perubahan lokasi proyek;
2. Perubahan bidang usaha dan jenis produksi (baik jenis atau
kapasitas);
3. Perubahan penggunaan tenaga kerja asing;
4. Perubahn investasi dan sumber pembiayaan;
5. Perubahan kepemilikan saham PMA;
6. Perubahan status PMA menjadi PMDN;
7. Perubahan staturs PMDN menjadi PMA;
8. Perpanjangan waktu penyelesaian proyek;
9. Penggabungan perusahaan ( merger).

Berdasarkan surat pengajuan pemohanoan tersebut maka BKPM


menerbitkan surat dalam bentuk persetujuan perubahan (SPP) yang
meliputi
1. Surat persetujuan perobahanlokasi;
2. Surat persetujuaj perubahan bidang usaha, jenis dan kapasitas
produksi;
3. Surat persetujuan penggunaan tenaga kerja asing;;
4. Surat perubahan investasi dan sumber pembiayaan;
5. Surat peersetujuan perubahan kepemilikan saham PMA menjadi
PMDN;
6. Surat persetujuan perubahan status PMDN menjadi PMA;
7. Durat persetujuan perpanjangan waktu penyelesaian proyek;
8. Surat peersetujuan penggabungan perusahaan( merger ).
Dengan adanya surat persetujuan tersebut perusahaan PMDN maupun
PMA dapat , melakukan perubahan sesuai dengan yang dimohonkannya.
Pejabat yang berwenang mamberikan persetujuan penanaman modal di
Indonesia datur dalam SK menteri Negar Investasi / kepala BKPM N0.
37/SK/1999 tentang pelimpahan kewenangan Pemberian Persetujuan dan
Fasilitas syarat Perizinan Pelaksanaan Penanaman Modal kepada Gunernur
kepala Daerah Provinsi.

Maka pejabat yang berwenang memberikan persetujuan dan izin dalam


rangka penanam modal adalah:
1. Gubernur kepala Daerah Propinsi;
2. Menteri Negara Investasi / Kepala BKPM.

Berdasarkan Pasal 4 Uuno.25/2007 menetukan, jenis-jenis barang yang


dibebaskan dari bea import adlah
1. Barang Modal,
2. Mesin-mesin,
3. Peralatan untuk keperluan produksi yang belum bisa diprossuksi di
dalam negeri.
Bagi setiap investor yang berkeinginan untuk mendapatkan pembebasan
bea masuk atas barang impor harus mengajukan pemohonan kepada
pejabat yang berwenang :
1. Kepala BKPM,
2. Direktur Bea dan Cukai,
3. Permohonan harus melampirkan:
a. NPWP.
b. Surat izin usaha dari instansi teknis.
c. Hasil verifiksi instansi terkait terhadap kebutuhan mesin, antara
lain :jumlah, jenis, spesifikasi dan harga.
d. Uraian proses produksi bagi industri yang menghasilkan barang.
e. Uraian kegiatan usaha bagi industri jasa.

Anda mungkin juga menyukai