Anda di halaman 1dari 5

Ringkas Buku Wajib Hukum Perusahaan oleh Sentosa Sembiring hlm.

30-38

Tata Cara Mendapatkan Status Badan Hukum Perseroan Terbatas

Perseroan Terbatas (PT) memperoleh status badan hukum pada tanggal


diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan.
Demikian dijelaskan dalam Pasal 7 ayat (4) UUPT. Dari ketentuan ini dapat
disimpulkan, PT sah berdiri bila sudah mendapat pengesahan dari pemerintah
dalam hal ini Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Di sini
terlihat bagaimana peran pemerintah dalam memberikan status badan usaha PT
menjadi badan hukum. Adanya empat campur tangan pemerintah dalam hal ini
tiada lain sebagai upaya pengawasan dan pencegahan, seperti yang dikemukakan
oleh R. Soekardono, pentingnya pengesahan yang juga terkandung makna
persetujuan, sebagai tindakan pengawasan dari pemerintah.
Sependapat dengan tokoh hukum dagang di atas, Rudhy Prasetya,
mengemukakan dalam pendirian PT dibutuhkan campur tangan pemerintah dalam
hal ini menteri yang membidangi hukum untuk memeriksa tingkat kepantasan
anggaran dasar suatu PT. Tindakan ini adalah tindakan preventif. Setelah
anggaran dasar diperiksa oleh Menteri, bila sudah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, maka dipublikasikan melalui Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia (TBNRI). Hal ini penting, mengingat anggaran dasar tidak
saja mengikat pemegang saham tetapi juga mengikat pihak ketiga.
Walaupun secara yuridis formal PT sudah mendapatkan status badan
hukum, direksi tidak boleh lalai dalam melakukan tugasnya yakni mendaftarkan
akta pendirian PT dalam daftar yang telah disediakan untuk itu. Tepatnya dalam
Pasal 29 UUPT dijelaskan sebagai berikut:

1. Daftar Perseroan diselenggarakan oleh Menteri.


2. Daftar Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat data
tentang
3.  Perseroan yang meliputi:
1. nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta kegiatan
usaha, jangka waktu pendirian, dan permodalan;
2. alamat lengkap Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5;
3. nomor dan tanggal akta pendirian dan keputusan menteri mengenai
pengesahan badan hukum Perseroan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (4);
4. nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan persetujuan
Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1);
5. nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan tanggal
penerimaan pemberitahuan oleh Menteri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (2);
6. nama dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta pendirian
dan akta perubahan anggaran dasar;
7. nama lengkap dan alamat pemegang saham, anggota Direksi, dan
anggota Dewan Komisaris Perseroan;
8. nomor dan tanggal akta pembubaran atau nomor dan tanggal
penetapan pengadilan tentang pembubaran Perseroan yang telah
diberitahukan kepada Menteri;
9. berakhirnya status badan hukum Perseroan;
10. neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan
bagi Perseroan yang wajib diaudit.
4. Data Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimasukkan dalam
daftar Perseroan pada tanggal yang bersamaan dengan tanggal:
1. Keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan,
persetujuan atas perubahan anggaran dasar yang memerlukan
persetujuan;
2. Penerimaan pemberitahuan perubahan a nggaran dasar yang tidak
memerlukan persetujuan; atau
3. Penerimaan pemberitahuan perubahan data Perseroan yang bukan
merupakan perubahan anggaran dasar.
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf g mengenai nama
lengkap dan alamat pemegang saham Perseroan Terbuka sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
6. Daftar Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbuka untuk
umum.
7. Ketentuan lebih lanjut mengenai daftar Perseroan diatur dengan peraturan
menteri

Yang perlu diperhatikan oleh para pendiri perusahaan dalam rangka


mengajukan permohonan untuk mendapatkan pengesahan sebagai badan
hukum dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,
harus mengikuti proses administrasi yang dikenal dengan Sistem Administrasi
Badan Hukum (SABH). Tepatnya dalam Pasal 1 butir 2 dikemukakan SAHB
adalah jenis pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dalam proses
pengesahan badan hukum Perseroan, pemberian persetujuan anggaran dasar,
penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar, dan perubahan data
perseroan serta pemberian informasi lainnya secara elektronik, yang
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.
Adapun dokumen pendukung dimuat dalam Pasal 7 yang meliputi:

a. Salinan akta pendirian Perseroan dan jika ada salinan akta perubahan
pendirian Perseroan;

b. Salinan akta peleburan dalam hal pendirian Perseroan dilakukan dalam


rangka peleburan;

c. Bukti pembayaran biaya untuk:

1. Memperoleh persetujuan pemakaian nama Perseroan;

2. Memperoleh keputusan pengesahan badan hukum Perseroan; dan


3. Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.

d. Bukti setor modal Perseroan berupa:

1. Slip setoran atau keterangan bank atas nama Perseroan atau rekening
bersama atas nama para pendiri atau pernyataan telah menyetor modal
Perseroan yang ditandatangani oleh semua anggota Direksi bersama-
sama semua pendiri serta semua anggota Dewan Komisaris Perseroan,
jika setoran modal dalam bentuk uang;

2. Keterangan penilaian dari ahli yang tidak terafiliasi atau bukti


pembelian barang jika setoran modal dalam bentuk lain selain uang
yang disertai pengumuman dalam surat kabar jika setoran dalam
bentuk benda tidak bergerak;

3. Peraturan Pemerintah dan/atau surat keputusan Menteri Keuangan


bagi Perseroan Persero; atau

4. Neraca dari Perseroan atau neraca dari badan usaha bukan badan
hukum yang dimasukkan sebagai setoran modal.

e. Surat keterangan alamat lengkap Perseroan dari pengelola gedung atau surat
pernyataan tentang alamat lengkap Perseroan yang ditandatangani oleh semua
anggota Direksi bersama-sama semua pendiri serta semua anggota Dewan
Komisaris Perseroan; dan

f. Dokumen pendukung lain dari instansi terkait sesuai dengan peraturan


perundang-undangan.

Arti Pentingnya Perseroan Terbatas Sebagai Badan Hukum

Dengan dilakukannya pendaftaran dan pengumuman, maka semua


prosedural pendirian PT telah terpenuhi. Sebagaimana dikatakan oleh Munir
Fuady, suatu perseroan dikatakan telah sempurna didirikan manakala seluruh
persyaratan dan perizinan untuk mendirikan perseroan telah dipenuhi. Yang telah
dipenuhi bukan hanya persyaratan wajib (mandatory) saja tetapi persyaratan
tergolong kurang penting (directory requirements) perlu juga. Hal senada
dikemukakan pula oleh Habib Adji, yang dimaksud dengan pendirian PT
merupakan rangkaian tindakan yang tidak terputus atau prosedur yang harus
ditempuh mulai dari pernyataan pendirian PT di hadapan Notaris, diajukan ke
Menteri Hukum dan HAM RI untuk memperoleh pengesahan sebagai Badan
Hukum, didaftarkan dalam Daftar umum perseroan, dan diumumkan dalam
tambahan berita Negara Republik Indonesia.
Lalu apa arti pentingnya PT sebagai badan hukum dalam transaksi bisnis?
Hal ini penting untuk menentukan status hukum dari suatu PT. dengan
diberikannya status badan hukum kepada PT, maka PT tersebut mempunyai hak
dan kewajiban dalam lalu lintas pergaulan hukum. Dengan kata lain PT adalah
subjek hukum ia bisa menuntut dan dituntut di pengadilan. Adapun perihal
pengumuman akta pendirian PT diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.02.HH-01
AH.01.01 Tahun 2009 tentang Perubahan Peraturan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.02.HT.01.10 Tahun 2007 Tata Cara
Pengumuman Perseroan Terbatas dalam Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia.
Untuk mengumumkan PT dalam Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia, pendiri PT harus menyiapkan sejumlah dokumen yang dibutuhkan
untuk itu. Tepatnya dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor M.02.HH-01 AH.01.01 Tahun 2009
dijelaskan, Pengumuman Perseroan dalam Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi:
a. Akta pendirian beserta Keputusan Menteri mengenai pengesahan
Perseroan Terbatas
b. Akta perubahan anggaran dasar beserta Keputusan Menteri mengenai
persetujuan perubahan anggaran dasar Perseroan Terbatas, dan
c. Akta perubahan anggaran dasar yang telah diterima pemberitahuannya
oleh Menteri
Satu hal kiranya perlu dicatat, bila akta pendirian PT telah diumumkan
dalam TBNRI, akta pendirian PT tersebut telah menjadi dokumen resmi. Hal ini
dijelaskan dalam Pasal 7 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor M.02.HH-01 AH.01.01 Tahun 2009 sebagai berikut:

(1) Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum mencetak Tambahan Berita


Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dalam 3 (tiga)
rangkap.

(2) Tambahan Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) disampaikan kepada :

1. Notaris yang bersangkutan; dan


2. Direksi Perseroan yang bersangkutan.

(3)  Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Tambahan Berita
Negara Republik Indonesia juga disampaikan kepada perusahaan percetakan guna
dicetak ulang sebagai dokumen resmi.

(4)  Atas permintaan Perseroan yang bersangkutan, pencetakan ulang dokumen


resmi hanya dapat dilakukan oleh perusahaan percetakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3).

Untuk itu, bagi para pihak yang berhubungan dengan perusahaan yang
berbentuk PT, langkah pertama yang harus diperhatikan adalah mempelajari
Anggaran Dasar Perseroan Terbatas (ADPT). Anggaran dasar yang dimaksud di
sini tentunya yang sudah disahkan dan diumumkan dalam Tambahan Berita
Negara Republik Indonesia. Dari paparan di atas, semakin jelas bahwa betapa
pentingnya untuk mengetahui eksistensi PT lewat anggaran dasarnya yang sudah
disahkan. Dari sini dapat diketahui, berapa besarnya modal PT, siapa
pengurusnya, kapan berakhirnya PT dan hal-hal lain yang terkait dengan PT.

Anda mungkin juga menyukai