PENGELOLAAN BERSAMA
JOINT OPERASIONAL
“DANA INVESTASI”
ANTARA
DENGAN
PT. …………………………….
……………………………
Pada hari ini, ……..Tanggal ……….. Bulan ……. Tahun Dua Ribu Sembilan Belas
( -..-2019 ), bertempat di …… Para Pihak yang bertanda tangan dibawah ini
adalah:
• MURSID :umur 43 (empat tiga) Tahun, Wiraswasta, Warga Negara Indonesia,
Pemegang KTP Republik Indonesia Nomor: 3513180309750003, berkedudukan di
Kantor Pusat Jalan Raya Km.17 Gending Probolinggo – Jawa Timur
--Menurut keterangannya dalam melakukan tindakan hukum ini berdasarkan
kedudukannya sebagai Dierktur Utama PT.ARTHA PERDANA
INDOJAYAberkedudukan di Jakarta, selanjutnya Dalam Perjanjian kerjasama
ini disebut PIHAK PERTAMA.
Pasal 1
NILAI PROYEK DALAM KERJASAMA
• PIHAK PERTAMA Menyatakan Siap dan mampu dengan Kemampuannya
sendiri untuk membiayai keperluan Usaha dan Pembangunan Proyek-proyek
yang akan dilaksanakan PIHAK KEDUA sesuai dengan kebutuhan Dana yang
diajukan PIHAK KEDUA
• PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan mampu untuk melaksanakan kegiatan
Manajemen Operasional Pembangunan dan Pengelolaan Proyek Usaha yang
dikerjasamakan.
• PIHAK PERTAMA bersama PIHAK KEDUA akan melaksanakan dan
bertanggung jawab atas terlaksananya Manajemen Keuangan, serta Manajemen
Pemasaran sesuai dengan Standart Operating Procedure (SOP) yang dibuat
oleh PARA PIHAK sebagai addendum.
• PARA PIHAK Sepakat dan Setuju bahwa Kerjasama ini merupakan Kerjasama
Operasi secara Pola Bagi Hasil (tanpa perhitungan bunga).
• PARA PIHAK Setuju dan Sepakat bagi Hasil dilaksanakan setelah proyek-
proyek tersebut dilaksanakan dan setelah kegiatan usahanya dimulai
beroperasi.
Pasal 2
MEKANISME PENDANAAN PROYEK
• PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA membuka rekening bersama atau Joint
Account di Bank yang disepakati untuk penampungan Dana Pembiayaan.
• PARA PIHAK sepakat seluruh Kegiatan Penggunaan dan Pencairan Dana
Pembiayaan mengikuti Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) perbankan
yang berlaku.
• Dana Yang di butuhkan Sesuai Dengan pengajuan Dengan Nilai Anggaran Awal
Rp.100.000.000.000 ( Seratus Milyard Rupiah ) Dengan Ketentuan Sestem
Invoice
Pasal 3
TEKNIS PEMBERIAN DUKUNGAN DANA
Pasal 4
RUANG LINGKUP DAN PELAKSANAAN MANAJEMEN PROYEK
Ruang Lingkup dan Pelaksanaan Manajemen adalah seluruh Proyek-proyekdan
kegiatan usaha yang akan dilaksanakan PIHAK KEDUA,Operasional dan Keuangan
diatur sebagai berikut :
• PARA PIHAK telah setuju dan bersepakat seluruh kegiatan dan kontrak kerja
yang dilaksanakan PIHAK KEDUA secara otomatis mengikat dan melibatkan
PIHAK PERTAMA, baik dari manajemen maupun dari sisi pengawasannya.
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN DARI PIHAK
Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA maupun PIHAK KEDUA adalah sebagai
berikut :
Hak-hak PIHAK PERTAMA :
• PIHAK PERTAMA berhak menempatkan beberapa Personil Fungsional dan
berhak untuk mendapatkan gaji/honorarium serta tunjangan lainnya sesuai
ketentuan Perusahaan Pihak Kedua setelah dilakukannya RUPS.
• PIHAK PERTAMAdan PIHAK KEDUA telah setuju dan bersepakat masing-
masing PIHAK berhak mendapatkan bagian Keuntungan dari kegiatan Usaha
dan Proyek-proyek yang akan dilaksanakan, PIHAK PERTAMA adalah sebesar
60% (Enam Puluh Persen) dan PIHAK KEDUA sebesar 40% (Empat Puluh
Persen)dari total Net Profit setelah dikurangi biaya-biaya yang timbul akibat
dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan bagian untuk pengembalian Dana
Pembiayaan Proyek tersebut.
Pasal 6
KESEPAKATAN UMUM
• Jangka waktu kesepakatan ini adalah Tidak terbatas waktu sampai salah satu
PIHAK memutuskan kerjasama ini karena satu dan lain hal yang telah
disepakati bersama.
• Bahwa semua Transaksi Keuangan ketika operasional Proyek berlangsung
adalah melalui Bank yang telah ditunjuk, terkecuali Dana Operasional kecil
melalui petty cash fund sesuai Prosedur untuk itu.
• Semua Dokumen Asli Data Kepemilikan Asset tetap Proyek ini disimpan pada
Box Deposit Bank atau tempat yang aman yang tidak bisa dipindah tangankan,
dijaminkan, dipergunakan untuk tujuan lain, dimutasikan atau dipecah (Split)
• Dana untuk Proyek ini tidak bisa digunakan untuk tujuan lain dan setiap Asset
yang patut di Asuransikan, maka wajib diasuransikan pada Perusahaan
Asuransi yang Bonafide dan Asset tersebut merupakan Jaminan Dana
Investasi sepanjang belum lunas atau Break Event Point (BEP). Dengan
demikian tidak diperlukan Jaminan tambahan terkait Investasi dalam kerjasama
ini.
Pasal 7
TINDAK LANJUT PERJANJIAN KERJASAMA
Setelah Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Proyek ini, PARA
PIHAK sepakat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
• PIHAK PERTAMA melalui Bank Officer akan segera Mencairkan Pendanaan
apabila segala hal yang menjadi Persyaratan Pencairan Pendanaan telah
dipenuhi PIHAK KEDUA.
Pasal 8
STRUTUR MANAJEMEN PROYEK
PARA PIHAK sepakat dan setuju bahwa posisi Personil yang ditunjuk dalam
pelaksanaan Proyek dan kegiatan Usaha yang dikelola, meliputi manajemen
pelaksanaan dan pengawasan akan dibuat dan diatur bersama-sama.
Pasal 9
KEADAAN MEMAKSA
• Yang dimaksud dengan force majeure atau keadaan memaksa adalah suatu
keadaan yang tidak terduga diluar kemampuan yang wajar dari salah satu
pihak yang terjadi diluar atau kelalaian dari, dan yang tidak dapat dicegah oleh
pihak yang berada dalam keadaan memaksa tersebut, termasuk, tetapi tidak
terbatas pada, perang, bahaya perang, embargo, kerusuhan, invansi, tindakan
musuh asing, ketegangan-ketegangan, perang saudara, pemberontakan,
revolusi, makar atau kudeta militer, perampasan kekuasaan, pemogokan
secara umum, penutupan perusahaan atau perselisihan/gangguan industrial
lainnya secara nasional, banjir, badai, kebakaran, gempa atau bencana alam
lainnya.
• Dalam hal ini terjadi force majeure atau keadaan memaksa yang berakibat
terhadap tertundanya pelaksanaan kegiatan dalam lingkup kerjasama ini maka
pihak yang mengalaminya akan memberitahukan kepada pihak lainnya baik
secara tertulis maupun secara lisan tentang terjadinya force majeure atau
Pasal 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
• Apabila dikemudian hari timbul perselisihan antara kedua belah pihak akibat
perbedaan dalam menafsirkan isi pasal dari Akta Perjanjian ini, maka kedua
belah pihak telah sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk
mencapai kata mufakat.
• Penyelesaian secara musyawarah tersebut maksimal harus selesai dalam 40
(empat puluh) hari kerja, apabila belum terselesaikan, maka opsinya adalah
penyelesaian melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)
berkedudukan di Jakarta, dan keputusannya bersifat final dan mengikat kedua
belah pihak.
Pasal 11
ADDENDUM
• Hal-hal penting lainnya yang belum cukup diatur dalam perjanjian kerjasama
pendanaan Proyek ini, maka akan dimusyawarahkan bersama PARA PIHAK
dan hasilnya akan dituangkan secara tertulis dan ditandatangani oleh PARA
PIHAK sebagai addendum dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian kerjasama pendanaan Proyek ini.
• PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menindaklanjuti dalam
pelaksanaan teknis lapangan akan dibuatkan Addendum Kontrak Kerja
Lapangan secara terpadu antara Pemilik Dana sebagai pengendali Proyek,
Pasal 12
PENUTUP
• Apabila dikemudian hari ada perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan
PIHAK KEDUA mengenai perjanjian kerjasama pendanaan PROYEK ini dan
atau sebagian dari isinya, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan
secara musyawarah untuk mufakat tanpa merugikan masing-masing pihak.
• Demikian perjanjian kerjasama pendanaan Proyek ini dibuat dalam rangkap 2
(Dua), 1 (Satu) rangkap Asli untuk PIHAK PERTAMA, 1 (Satu) rangkap Asli
lainnya untuk PIHAK KEDUA, ditandatangani oleh PARA PIHAK dan saksi-
saksi tanpa paksaan dari pihak manapun dan masing-masing bermaterai cukup,
mengikat Para Pihak dan mempunyai kekuatan hukum yang sama yang berlaku
di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
( MURSID ) ( ……………………….)
Direktur Utama Direktur Utama
SAKSI SAKSI
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
( …………………….. ) (……………… )
Mengesahkan Notaslris
( ……………………………..)