Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Hamka (1851055)

HUKUM INVESTASI DALAM MENINGKATKAN PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

LATAR BELAKANG

Hukum investasi dalam perkembangannya beberapa waktu terakhir mengalami peningkatan sehingga di
orde baru ini juga banyak yang masuk ke Indonesia pada tahun 1995, kemudian terjadi penurunan pada
tahun 1997. Dan sejak 1998 terjadi masa reformasi, hingga saat ini jumlah investasi domestik yang
ditanam oleh investor domestik yang diinvestasikan di Indonesia mengalami penurunan dari tahun ke
tahun.

Upaya pembaruan pembangunan hukum dibidang investasi yakni program hukum secara nasional yang
mana hukum di bidang investasi bukan hanya pekerjaan pemerintahan tetapi juga seluruh pemerintah
baik yang dipusat maupun daerah mempunyai tanggung jawab bersama untuk membuat sebuah budaya
hukum dan ekonomi yang baik.

Agar tidak semakin tertinggal oleh Negara – Negara tetangga, pemerintah daerah ingin menarik lebih
banyak investor asing agar menanamkan modalnya di Indonesia dan rantai birokrasi harus dipersingkat.
Kemudian pemerintah harus membangkitkan kepercayaan dari calon investor sehingga menanamkan
modalnya di Indonesia dan juga melengkapi infrastruktur.

- Rumusan masalah

1. Bagaimana bentuk peranan hukum investasi di Indonesia dan upaya pelaksanaan strategi peningkatan
penanaman modal di Indonesia ?

PEMBAHASAN

Dalam hal ini investor yang melakukan investasi di Indonesia akan diberi kemudahan yakni pelayanan
dan perizinan hak atas tanah. Disebutkan dalam pasal 22 UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal yang mana investor diberi hak atas tanah yang digunakan untuk investasinya dalam Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai. Hak atas tanah tersebut dapat diperbarui setelah dievaluasi
bahwa tanahnya digunakan dan diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat, dan tujuan
pemberian hak sesuai dengan pasal 22 ayat (3) dan pasal 15 UU Pokok Agraria, UU No 5 Tahun 1960 yitu
tanah harus dipelihara dengan baik sehingga bertambah kesuburannya dan mencegah terjadinya
kerusakan.

Awalnya perusahaan tidak semuanya menanamkan modal yang diberi hak atas tanahnya sesuai dengan
jangka waktu tertentu, namun dapat juga diberikan ha katas taanahnya jika memenuhi syarat – syarat
yang telah diterapkan pada pasal 22 ayat (2) UU No 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal.

Pemberian fasilitas hak atas tanah ini memudahkan investor untuk menanam investasi di Indonesia yang
jangka waktunya sangat lama. Penyempurnaan pembangunan hukum investasi di Indonesia sesuai
tatanan global yang terikat pada Keputusan Presiden No 29 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan
Penanaman Modal Dalam Rangka Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) melalui Sistem Pelayanan Satu Atap dan UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan
instansi yang bertugas untuk mengkoordinasi yakni Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) yang
menangani juga kegiatan penanaman dalam rangka PMA dan PMDN bertujuan meningkatkan efektivitas
dalam menarik investor berinvestasi di Indonesia. Dengan adanya pelayanan satu atap ini akan
mempercepat pelayanan terhadap investor. Pelayanan persetujuan, perizinan dan fasilitas penanaman
modal dalam rangka PMA dan PMDN dilaksanakan oleh BKPM, berdasarkan pelimpahan kewenangan
dari Menteri/Kepala Lembaga Non Departemen yang membina bidang – bidang usaha penanaman
modal melalui sistem pelayanan satu atap.

KESIMPULAN

Berdasarkan penyempurnaan pembangunan hukum investasi di Indonesia dari tatanan global yang
didasari UU No 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan UU No 6 Tahun 1968 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), yang selanjutnya diterbitkan Keputusan Presiden No 29
Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal Dalam Rangka Penanaman Modal Asing (PMA)
dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) melalui Sistem Pelayanan Satu Atap. Bentuk rekonstruksi
dalam penanaman modal didasari UU No 25 Tahun 2007 yang mengatur tentang penanaman modal
dalam negeri dan asing melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang bertugas menangani
giat penanaman modal PMA dan PMDN sehingga meningkatkan efektivitas dalam menarik investor
berinvestasi di Indonesia. Dari pelayanan satu atap ini akan mempercepat pelayanan terhadap investor.
Pelayanan persetujuan, perizinan dan fasilitas penanaman modal dari PMA dan PMDN dilaksanakan oleh
BKPM, berdasar pelimpahan kewenangan dari Menteri/Kepala Lembaga Non Departemen yang
membina penanaman modal tersebut melalui pelayanan satu atap.

Anda mungkin juga menyukai