Anda di halaman 1dari 11

Menemukan kesalahan ketik dalam dokumen? Klik di sini untuk perbaikan.

SURAT DIREKTUR JENDERAL PENETAPAN HAK DAN PENDAFTARAN TANAH


NOMOR HT.03/1011-400/X/2022 TAHUN 2022
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN KEPUTUSAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1339/SK-HK.02/X/2022 TENTANG PEMBERIAN HAK ATAS TANAH
SECARA UMUM

Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional;


2. Para Kepala Kantor Pertanahan,

di seluruh Indonesia.

Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (4) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak
Atas Tanah, telah diterbitkan Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 1339/SK-HK.02/X/2022 tentang Pemberian Hak Atas Tanah Secara Umum sebagai dasar dalam rangka
pemberian hak atas sebidang tanah kepada pihak yang memenuhi syarat yang dilakukan dengan 1 (satu)
penetapan pemberian hak. Sehubungan dengan hal tersebut, guna kelancaraan pelaksanaannya bersama ini
disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa keputusan menteri ini merupakan penetapan pemerintah untuk memberikan hak atas tanah
dengan kriteria tertentu atas sebidang tanah kepada pihak yang memenuhi syarat yang dilakukan dengan
1 (satu) penetapan pemberian hak sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 14, Pasal 2 ayat (4) juncto
Pasal 145 s.d. Pasal 169 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah.
2. Pemberian hak atas tanah yang dilakukan berdasarkan keputusan menteri ini merupakan pemberian hak
atas tanah secara umum, meliputi:
a. Pemberian Hak Milik untuk rumah tinggal, rumah toko dan rumah kantor yang berasal dari Hak
Guna Bangunan atau Hak Pakai;
b. Pemberian Hak Milik untuk rumah tinggal yang telah dibeli oleh pegawai negeri dari pemerintah
yang berasal dari Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai;
c. Pemberian Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang berasal dari Hak Milik;
d. Pemberian Hak Guna Bangunan yang berasal dari Hak Pakai;
e. Pemberian Hak Pakai yang berasal dari Hak Guna Bangunan; dan
f. Pemberian Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang berasal dari Hak Guna Usaha untuk sarana
penunjang usaha Hak Guna Usaha.
3. Dalam rangka pemberian Hak Milik untuk rumah tinggal, rumah toko dan rumah kantor yang berasal dari
Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai, agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Penetapan pemberian Hak Milik untuk rumah tinggal, rumah toko dan rumah kantor berdasarkan
keputusan menteri ini merupakan Penetapan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
ayat (2) huruf a UUPA atas semua bidang tanah:
1) untuk rumah tinggal kepunyaan perorangan Warga Negara Indonesia yang luasnya sampai
dengan 600 m2 (enam ratus meter persegi); dan

DESY RAHMAWATI | DIUNDUH PADA 12 FEBRUARI 2024 1 / 11


2) untuk rumah toko dan rumah kantor kepunyaan perorangan Warga Negara Indonesia yang
luasnya sampai dengan 120 m2 (seratus dua puluh meter persegi);
yang masih berstatus Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai maupun telah berakhir jangka
waktunya. Dengan diajukannya permohonan pendaftaran perubahan Hak Guna Bangunan atau
Hak Pakai menjadi Hak Milik, yang bersangkutan juga sekaligus telah mengajukan permohonan
Hak Milik, sehingga Kepala Kantor Pertanahan dapat langsung mendaftarkan Hak Milik tersebut.
b. Apabila luas bidang tanah melebihi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a angka 1) dan
angka 2), maka tetap dapat diproses melalui mekanisme pemberian Hak Milik sesuai dengan
ketentuan Pasal 52 s.d. Pasal 60 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan
Hak Atas Tanah.
c. Perubahan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai menjadi Hak Milik yang diajukan melalui
keputusan menteri ini adalah hak atas tanah pada 1 (satu) bidang tanah secara utuh dalam 1 (satu)
sertipikat hak atas tanah bukan sebagian. Apabila hak atas tanah yang akan diubah haknya telah
berakhir jangka waktunya, maka tidak perlu terIebih dahulu diberikan perpanjangan jangka waktu
atau pembaruan haknya.
d. Dalam rangka pemberian Hak Milik untuk rumah tinggal, rumah toko dan rumah kantor tidak
diperlukan pemeriksaan tanah. Bidang tanah tersebut dianggap masih dipunyai oleh bekas
pemegang haknya selama yang bersangkutan dapat menunjukkan bahwa sertipikat hak atas tanah
masih dipegang oleh yang bersangkutan dan masih dalam penguasaannya.
e. Untuk bidang tanah Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai di atas Hak Pengelolaan, perubahan
menjadi Hak Milik hanya untuk rumah tinggal dan yang bersangkutan harus mendapat
rekomendasi/persetujuan dari pemegang Hak Pengelolaan yang memuat pelepasan atas bagian
tanah Hak Pengelolaan.
f. Apabila pemegang hak atas tanahnya telah meninggal dunia maka dapat diajukan oleh ahli waris
dengan dilengkapi bukti sebagai ahli waris dan dokumen persyaratan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Ketentuan Biaya dan Perpajakan
1) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
a) Pemberian Hak Milik untuk rumah tinggal, rumah toko dan rumah kantor yang tidak
ada perubahan subjek hak, tidak dikenakan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan.
b) Apabila ada perubahan subjek hak karena pewarisan maka dikenakan Bea Perolehan
Hak Atas Tanah dan Bangunan atas peralihan hak karena pewarisan.
2) Pemberian Hak Milik untuk rumah tinggal, rumah toko dan rumah kantor dikenakan biaya
Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk:
a) perubahan hak;
b) peralihan hak, apabila disertai pewarisan,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai jenis dan tarif atas jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
h. Pemeriksaan Dokumen Perizinan:
1) untuk rumah tinggal:

DESY RAHMAWATI | DIUNDUH PADA 12 FEBRUARI 2024 2 / 11


a) penggunaan tanahnya diperiksa dengan mengacu pada dokumen perizinan yang
dilampirkan oleh yang bersangkutan seperti Izin Mendirikan Bangunan, Izin Rencana
Kota, Persetujuan Bangunan Gedung atau dokumen perizinan pendirian bangunan
lainnya yang sejenis.
b) apabila pemegang hak tidak mempunyai dokumen perizinan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a), maka dapat diganti dengan surat keterangan dari Kepala Desa/Lurah
yang menerangkan bahwa bangunan yang berdiri di atas tanah tersebut dipergunakan
sebagai rumah tinggal.
2) untuk rumah toko dan rumah kantor, penggunaan tanahnya diperiksa dengan mengacu pada
dokumen perizinan yang dilampirkan oleh yang bersangkutan seperti Izin Mendirikan
Bangunan, Izin Rencana Kota, Persetujuan Bangunan Gedung atau dokumen perizinan
pendirian bangunan lainnya yang sejenis.
i. Pemeriksaan Data Fisik dan Data Yuridis
1) Pemeriksaan data fisik dan data yuridis bidang tanah yang akan diberikan haknya
berdasarkan keputusan menteri ini, dilakukan dengan memeriksa sertipikat hak atas tanah
yang akan diubah haknya dan data pada Kantor Pertanahan serta memastikan bahwa subjek
hak memenuhi syarat untuk diberikan Hak Milik.
2) Apabila disertai dengan peralihan hak karena pewarisan, maka dilakukan juga pemeriksaan
kelengkapan dokumen dan penelitian persyaratan yang dilampirkan.
j. Kepala Kantor Pertanahan mendaftarkan Hak Milik untuk rumah tinggal, rumah toko dan rumah
kantor berdasarkan keputusan menteri ini atas tanah bekas Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai
dengan cara:
1) mengubah jenis Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai menjadi Hak Milik beserta nomor
haknya.
2) mencatat dalam buku tanah dan sertipikat pada halaman sebab perubahan, dengan kalimat
sebagai berikut:
"Berdasarkan Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 1339/ SK-HK.02/X/2022 tentang Pemberian Hak Atas Tanah Secara Umum,
Hak Guna Bangunan/Hak Pakai*) Nomor .../... dinyatakan hapus dan diberikan kembali
kepada bekas pemegang hak dengan Hak Milik Nomor .../ ..."
*) Pilih sesuai dengan jenis hak yang diubah.
3) Apabila disertai dengan pewarisan maka terlebih dahulu diproses pewarisan sekaligus
diproses perubahan Hak Guna Bangunan/Hak Pakai*) menjadi Hak Milik (prosedur
kombinasi pewarisan dan perubahan hak).
4) Apabila berada di atas Hak Pengelolaan, pada buku tanah Hak Pengelolaan yang diberikan
Hak Milik dilakukan pencatatan penyesuaian data luasan Hak Pengelolaan, dengan kalimat
sebagai berikut:
"dari Buku Tanah Hak Pengelolaan ini telah diterbitkan Hak Milik Nomor... yang berasal dari
Hak Guna Bangunan/Hak Pakai*) Nomor .... berdasarkan rekomendasi Nomor ......
tanggal ...... sehingga sisa luas Hak Pengelolaan menjadi ...".
4. Dalam rangka pemberian Hak Milik untuk rumah tinggal yang telah dibeli oleh pegawai negeri dari
pemerintah yang berasal dari Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai, agar memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Penetapan pemberian Hak Milik atas tanah berdasarkan keputusan menteri ini merupakan

DESY RAHMAWATI | DIUNDUH PADA 12 FEBRUARI 2024 3 / 11


penetapan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) huruf a UUPA untuk rumah
tinggal yang telah dibeli oleh pegawai negeri dari pemerintah yang masih berstatus Hak Guna
Bangunan atau Hak Pakai. Dengan diajukannya permohonan pendaftaran perubahan Hak Guna
Bangunan atau Hak Pakai menjadi Hak Milik, yang bersangkutan juga sekaligus telah mengajukan
permohonan Hak Milik, sehingga Kepala Kantor Pertanahan dapat langsung mendaftarkan Hak
Milik tersebut.
b. Kepala Kantor Pertanahan menerbitkan keputusan konfirmasi mengenai pemberian Hak Milik atas
tanah yang sudah dibeli oleh pegawai negeri dari pemerintah, yang menjadi bagian dalam proses
pemberian hak atas tanah secara umum untuk mengkonfirmasi bahwa subjek hak telah melunasi
rumah negeri dari pemerintah.
c. Dalam rangka menerbitkan keputusan konfirmasi mengenai pemberian Hak Milik sebagaimana
dimaksud dalam huruf b, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan tanah untuk memastikan
kesesuaian subjek dan objek. Pemeriksaan tanah dilakukan oleh Petugas Konstatasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang¬undangan. Hasil pemeriksaan tanah dibuat sesuai format
sebagaimana terlampir.
d. Perubahan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai menjadi Hak Milik yang diajukan melalui
keputusan menteri ini adalah hak atas tanah pada 1 (satu) bidang tanah secara utuh dalam 1 (satu)
sertipikat hak atas tanah bukan sebagian. Apabila hak atas tanah yang akan diubah haknya telah
berakhir jangka waktunya, maka tidak perlu terlebih dahulu diberikan perpanjangan jangka waktu
atau pembaruan haknya.
e. Apabila pemegang hak atas tanahnya telah meninggal dunia maka dapat diajukan oleh ahli waris
dengan dilengkapi bukti sebagai ahli waris dan dokumen persyaratan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
f. Ketentuan Biaya dan Perpajakan
1) Pemberian Hak Milik atas tanah yang sudah dibeli oleh pegawai negeri dari pemerintah
dikenakan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan karena adanya perubahan subjek
hak.
2) Pemberian Hak Milik atas tanah yang sudah dibeli oleh pegawai negeri dari pemerintah
dikenakan biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk:
a. perubahan hak;
b. pemeriksaan tanah; dan
c. peralihan hak atas tanah,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai jenis dan tarif atas jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
g. Pemeriksaan Data Fisik dan Data Yuridis
1) Pemeriksaan data fisik dan data yuridis bidang tanah yang akan diberikan haknya
berdasarkan keputusan menteri ini, dilakukan dengan memeriksa sertipikat hak atas tanah
yang akan diubah haknya dan data pada Kantor Pertanahan serta memastikan bahwa subjek
hak memenuhi syarat untuk diberikan Hak Milik.
2) Hasil pemeriksaan tanah oleh Petugas Konstatasi sebagai pertimbangan dalam rangka
perubahan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai menjadi Hak Milik.
h. Kepala Kantor Pertanahan mendaftarkan Hak Milik untuk rumah tinggal yang telah dibeli oleh
pegawai negeri dari pemerintah berdasarkan keputusan menteri ini atas tanah bekas Hak Guna

DESY RAHMAWATI | DIUNDUH PADA 12 FEBRUARI 2024 4 / 11


Bangunan atau Hak Pakai dengan cara:
1) mengubah jenis Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai menjadi Hak Milik beserta nama
pemegang hak dan nomor haknya.
2) mencatat dalam buku tanah dan sertipikat pada halaman sebab perubahan, dengan kalimat
sebagai berikut:
"Berdasarkan Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 1339/ SK-HK.02/X/ 2022 tentang Pemberian Hak Atas Tanah Secara Umum,
Hak Guna Bangunan/Hak Pakai*) Nomor .../... dinyatakan hapus dan diberikan kembali
dengan Hak Milik Nomor .../..."
*) Pilih sesuai dengan jenis hak yang diubah.
5. Dalam rangka pemberian Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang berasal dari Hak Milik, agar
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Penetapan pemberian Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai atas tanah berdasarkan keputusan
menteri ini merupakan penetapan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf a
UUPA untuk semua bidang tanah Hak Guna. Bangunan dan Pasal 41 ayat (1) UUPA untuk semua
bidang tanah Hak Pakai, yang berasal dari Hak Milik.
b. Penetapan pemberian Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang berasal dari Hak Milik, dapat
diajukan oleh pemegang hak untuk kepentingan pemegang hak. Dengan diajukannya permohonan
pendaftaran perubahan Hak Milik menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai, yang
bersangkutan juga sekaligus telah mengajukan permohonan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai,
sehingga Kepala Kantor Pertanahan dapat langsung mendaftarkan Hak Guna Bangunan atau Hak
Pakai tersebut.
c. Apabila perubahan Hak Milik menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai dilakukan karena
lelang, maka permohonan diajukan oleh pemenang lelang dan dalam permohonan tersebut dapat
sekaligus memohon peralihan hak karena lelang yang dimuat dalam 1 (satu) permohonan dengan
dilengkapi dokumen persyaratan peralihan hak karena lelang.
d. Perubahan Hak Milik menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang diajukan melalui
keputusan menteri ini adalah hak atas tanah pada 1 (satu) bidang tanah secara utuh dalam. 1
(satu) sertipikat hak atas tanah bukan sebagian.
e. Dalam rangka perubahan Hak Milik menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai tidak diperlukan
pemeriksaan tanah. Bidang tanah tersebut dianggap masih dipunyai oleh bekas pemegang haknya
selama yang bersangkutan dapat menunjukkan bahwa sertipikat hak atas tanah masih dipegang
oleh yang bersangkutan dan masih dalam penguasaannya.
f. Ketentuan Biaya dan Perpajakan
1) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
a) Pemberian Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang berasal dari Hak Milik yang
tidak ada perubahan subjek hak, tidak dikenakan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan.
b) Apabila ada perubahan subjek hak karena lelang maka dikenakan Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan atas peralihan hak karena lelang.
2) Pemberian Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang berasal dari Hak Milik dikenakan biaya
Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk:
a. perubahan hak;

DESY RAHMAWATI | DIUNDUH PADA 12 FEBRUARI 2024 5 / 11


b. peralihan hak atas tanah, apabila disertai dengan peralihan hak karena lelang,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai jenis dan tarif atas jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
g. Pemeriksaan Data Fisik dan Data Yuridis
Pemeriksaan data fisik dan data yuridis bidang tanah yang akan diberikan haknya berdasarkan
keputusan menteri ini, dilakukan dengan memeriksa sertipikat hak atas tanah yang akan diubah
haknya dan data pada Kantor Pertanahan serta memastikan bahwa subjek hak memenuhi syarat
untuk diberikan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai.
h. Kepala Kantor Pertanahan mendaftarkan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai berdasarkan
keputusan menteri ini atas tanah bekas Hak Milik dengan cara:
1) mengubah jenis Hak Milik menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai beserta nomor
haknya.
2) mencatat dalam buku tanah dan sertipikat pada halaman sebab perubahan, dengan kalimat
sebagai berikut:
"Berdasarkan Ke-putusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 1339/ SK-HK.0 2 /X/ 2022 tentang Pemberian Hak Atas Tanah Secara
Umum, Hak Milik Nomor .../ dinyatakan hapus dan diberikan kembali kepada bekas
pemegang hak dengan Hak Guna Bangunan/Hak Pakai *) Nomor .../... dengan jangka
waktu ..."
*) Pilih sesuai dengan jenis hak yang diubah.
3) Jangka waktu Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai diberikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4) Apabila disertai dengan peralihan hak karena lelang maka terlebih dahulu diproses
perubahan Hak Milik menjadi Hak Guna Bangunan/Hak Pakai sekaligus diproses
pendaftaran peralihan hak karena lelang (prosedur kombinasi perubahan hak dan peralihan
hak karena lelang).
6. Dalam rangka Pemberian Hak Guna Bangunan yang berasal dari Hak Pakai, agar memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Penetapan pemberian Hak Guna Bangunan atas tanah berdasarkan keputusan menteri ini
merupakan penetapan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf a UUPA atas
semua bidang tanah Hak Guna Bangunan yang berasal dari Hak Pakai.
b. Penetapan pemberian Hak Guna Bangunan dapat diajukan oleh pemegang hak untuk kepentingan
pemegang hak. Dengan diajukannya permohonan pendaftaran perubahan Hak Pakai menjadi Hak
Guna Bangunan, yang bersangkutan juga sekaligus telah mengajukan permohonan Hak Guna
Bangunan sehingga Kepala Kantor Pertanahan dapat langsung mendaftarkan Hak Guna Bangunan
tersebut.
c. Perubahan Hak Pakai menjadi Hak Guna Bangunan yang diajukan melalui keputusan menteri ini
merupakan Hak Pakai yang berjangka waktu pada 1 (satu) bidang tanah secara utuh dalam 1
(satu) sertipikat hak atas tanah bukan sebagian dan jangka waktu Hak Pakai masih berlaku.
d. Dalam rangka Perubahan Hak Pakai menjadi Hak Guna Bangunan tidak diperlukan pemeriksaan
tanah. Bidang tanah tersebut dianggap masih dipunyai oleh bekas pemegang haknya selama yang
bersangkutan dapat menunjukkan bahwa sertipikat hak atas tanah masih dipegang oleh yang
bersangkutan dan masih dalam penguasaannya.

DESY RAHMAWATI | DIUNDUH PADA 12 FEBRUARI 2024 6 / 11


e. Untuk bidang tanah Hak Pakai di atas Hak Pengelolaan, perubahan menjadi Hak Guna Bangunan
harus mendapat rekomendasi/ persetujuan dari pemegang Hak Pengelolaan.
f. Ketentuan Biaya dan Perpajakan
1) Pemberian Hak Guna Bangunan yang berasal dari Hak Pakai yang tidak ada perubahan
subjek hak, tidak dikenakan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.
2) Pemberian Hak Guna Bangunan yang berasal dari Hak Pakai dikenakan biaya Penerimaan
Negara Bukan Pajak untuk perubahan hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku
pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
g. Pemeriksaan Data Fisik dan Data Yuridis
Pemeriksaan data fisik dan data yuridis bidang tanah yang akan diberikan haknya berdasarkan
keputusan menteri ini, dilakukan dengan memeriksa sertipikat hak atas tanah yang akan diubah
haknya dan data pada Kantor Pertanahan serta memastikan bahwa subjek hak memenuhi syarat
untuk diberikan Hak Guna Bangunan.
h. Kepala Kantor Pertanahan mendaftarkan Hak Guna Bangunan berdasarkan keputusan menteri ini
atas tanah Hak Pakai dengan cara:
1) mengubah jenis Hak Pakai menjadi Hak Guna Bangunan beserta nomor haknya.
2) mencatat dalam buku tanah dan sertipikat pada sebab perubahan, dengan kalimat sebagai
berikut:
"Berdasarkan Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 1339/ SK-HK.02 /X/2022 tentang Pemberian Hak Atas Tanah Secara Umum,
Hak Pakai Nomor .../... dinyatakan hapus dan diberikan kembali kepada bekas pemegang
hak dengan Hak Guna Bangunan Nomor .../...".
3) Jangka waktu Hak Guna Bangunan yang diberikan merupakan jangka waktu sisa Hak Pakai.
7. Dalam rangka Pemberian Hak Pakai yang berasal dari Hak Guna Bangunan, agar memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Penetapan pemberian Hak Pakai atas tanah berdasarkan keputusan menteri ini merupakan
penetapan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) UUPA atas semua bidang
tanah Hak Pakai yang berasal dari Hak Guna Bangunan.
b. Penetapan pemberian Hak Pakai dapat diajukan oleh pemegang hak untuk kepentingan pemegang
hak. Dengan diajukannya permohonan pendaftaran perubahan Hak Guna Bangunan menjadi Hak
Pakai, yang bersangkutan juga sekaligus telah mengajukan permohonan Hak Pakai sehingga
Kepala Kantor Pertanahan dapat langsung mendaftarkan Hak Pakai tersebut.
c. Perubahan Hak Guna Bangunan menjadi Hak Pakai yang diajukan melalui keputusan menteri ini
merupakan Hak Guna Bangunan pada 1 (satu) bidang tanah secara utuh dalam 1 (satu) sertipikat
hak atas tanah bukan sebagian yang akan diubah menjadi Hak Pakai yang berjangka waktu dan
Hak Guna Bangunan masih berlaku.
d. Dalam rangka Perubahan Hak Guna Bangunan menjadi Hak Pakai tidak diperlukan pemeriksaan
tanah. Bidang tanah tersebut dianggap masih dipunyai oleh bekas pemegang haknya selama yang
bersangkutan dapat menunjukkan bahwa sertipikat hak atas tanah masih dipegang oleh yang
bersangkutan dan masih dalam penguasaannya.
e. Untuk bidang tanah Hak Guna Bangunan di atas Hak Pengelolaan, perubahan menjadi Hak Pakai
harus mendapat rekomendasi/ persetujuan dari pemegang Hak Pengelolaan.

DESY RAHMAWATI | DIUNDUH PADA 12 FEBRUARI 2024 7 / 11


f. Ketentuan Biaya dan Perpajakan
1) Pemberian Hak Pakai yang berasal dari Hak Guna Bangunan yang tidak ada perubahan
subjek hak, tidak dikenakan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.
2) Pemberian Hak Pakai yang berasal dari Hak Guna Bangunan dikenakan biaya Penerimaan
Negara Bukan Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
g. Pemeriksaan Data Fisik dan Data Yuridis
Pemeriksaan data fisik dan data yuridis bidang tanah yang akan diberikan haknya berdasarkan
keputusan menteri ini, dilakukan dengan memeriksa sertipikat hak atas tanah yang akan diubah
haknya dan data pada Kantor Pertanahan serta memastikan bahwa subjek hak memenuhi syarat
untuk diberikan Hak Pakai.
h. Kepala Kantor Pertanahan mendaftarkan Hak Pakai berdasarkan keputusan menteri ini atas tanah
Hak Guna Bangunan dengan cara:
1) mengubah jenis Hak Guna Bangunan menjadi Hak Pakai beserta nomor haknya.
2) mencatat dalam buku tanah dan sertipikat pada halaman sebab perubahan, dengan kalimat:
"Berdasarkan Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 1339/ SK-HK.02 /X/ 2022 tentang Pemberian Hak Atas Tanah Secara
Umum, Hak Guna Bangunan Nomor .../ ..... dinyatakan hapus dan diberikan kembali kepada
bekas pemegang hak dengan Hak Pakai Nomor .../ ...".
3) Jangka waktu Hak Pakai yang diberikan merupakan jangka waktu sisa Hak Guna Bangunan.
8. Dalam rangka Pemberian Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang berasal dari Hak Guna Usaha untuk
sarana penunjang usaha Hak Guna Usaha, agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Penetapan pemberian Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai atas tanah berdasarkan keputusan
menteri ini merupakan penetapan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf a
untuk semua bidang tanah Hak Guna Bangunan dan Pasal 41 ayat (1) UUPA untuk semua bidang
tanah Hak Pakai, yang berasal dari Hak Guna Usaha.
b. Perubahan Hak Guna Usaha menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai diajukan oleh
pemegang hak karena tanahnya akan digunakan untuk sarana penunjang usaha Hak Guna Usaha
meliputi emplasemen, bangunan pabrik, gudang, tempat tinggal sementara karyawan atau
bangunan lainnya yang menunjang kegiatan usaha dengan ketentuan:
1) jangka waktu Hak Guna Usaha masih berlaku; dan
2) luas tanah yang akan diubah menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai sampai dengan
25 (dua puluh lima) hektar.
c. Apabila jangka waktu Hak Guna Usaha sudah berakhir atau luas bidang tanah melebihi ketentuan
sebagaimana, dimaksud pada huruf b angka 1) dan angka 2), maka tetap dapat diproses
perubahan haknya melalui mekanisme pemberian Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai sesuai
dengan ketentuan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah.
d. Pemberian Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang berasal dari Hak Guna Usaha untuk sarana
penunjang usaha Hak Guna Usaha terlebih dahulu dilakukan pengukuran dalam rangka pemisahan
Hak Guna Usaha terhadap luasan yang dimohonkan perubahan haknya berdasarkan.
Desa/Kelurahan.

DESY RAHMAWATI | DIUNDUH PADA 12 FEBRUARI 2024 8 / 11


e. Berdasarkan hasil pengukuran, Kantor Pertanahan memproses pemisahan dengan menerbitkan
sertipikat Hak Guna Usaha atas nama pemegang Hak Guna Usaha.
f. Dalam rangka pemberian Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang berasal dari Hak Guna Usaha
untuk sarana penunjang usaha Hak Guna Usaha, diperlukan pemeriksaan tanah untuk memastikan
penggunaan bidang tanah yang akan diubah haknya. Pemeriksaan tanah dilakukan oleh Petugas
Konstatasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hasil pemeriksaan tanah
dibuat sesuai format sebagaimana terlampir.
g. Ketentuan Biaya dan Perpajakan
1) Pemberian Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang berasal dari Hak Guna Usaha untuk
sarana penunjang usaha Hak Guna Usaha tidak dikenakan Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunan karena tidak ada perubahan subjek hak.
2) Pemberian Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang berasal dari Hak Guna Usaha untuk
sarana penunjang usaha Hak Guna Usaha dikenakan biaya Penerimaan Negara Bukan
Pajak untuk:
a. pengukuran;
b. pendaftaran pemisahan;
c. pemeriksaan tanah;
d. perubahan hak,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai jenis dan tarif atas jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
h. Pemeriksaan Data Fisik dan Data Yuridis:
1) Pemeriksaan data fisik dan data yuridis bidang tanah yang akan diberikan haknya
berdasarkan keputusan menteri ini, dilakukan dengan memeriksa sertipikat hak atas tanah
yang akan diubah haknya, data pada Kantor Pertanahan, Dokumen Perencanaan
Peruntukan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah, Dokumen KKPR serta memastikan
bahwa subjek hak memenuhi syarat untuk diberikan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai.
2) Hasil pemeriksaan tanah oleh Petugas Konstatasi sebagai pertimbangan dalam rangka
pemberian Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang berasal dari Hak Guna Usaha untuk
sarana penunjang usaha Hak Guna Usaha.
i. Kepala Kantor Pertanahan mendaftarkan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai berdasarkan
keputusan menteri ini atas tanah Hak Guna Usaha hasil pemisahan dengan cara:
1) mengubah jenis Hak Guna Usaha menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai beserta
nomor hak dan NIBnya.
2) mencatat dalam buku tanah dan sertipikat pada halaman sebab perubahan, dengan kalimat:
"Berdasarkan Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 1339/SK-HK.02/X/2022 tentang Pemberian Hak Atas Tanah Secara Umum,
Hak Guna Usaha Nomor .../... dinyatakan hapus dan diberikan kembali kepada bekas
pemegang hak dengan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai*) Nomor .../..."
*) Pilih sesuai dengan jenis hak yang diubah.
3) Jangka waktu Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang diberikan merupakan jangka waktu
sisa Hak Guna Usaha dan tidak lebih dari 30 (tiga puluh) tahun.

DESY RAHMAWATI | DIUNDUH PADA 12 FEBRUARI 2024 9 / 11


9. Pelaksanaan pencatatan berdasarkan keputusan menteri ini dilakukan oleh pejabat struktural atau
fungsional yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pendaftaran hak atas tanah.
10. Para Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional agar melakukan pemantauan dan pengawasan
atas pelaksanaan keputusan menteri mi.
11. Pada saat Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1339/
SK-HK.02/X/2022 mulai berlaku, permohonan dalam rangka pemberian hak atas tanah secara umum
yang diajukan sebelum berlakunya keputusan menteri ini dan belum diproses perubahan haknya, maka
diselesaikan berdasarkan keputusan menteri mi.
12. Bahwa Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1339/ SK-
HK.02/X/ 2022 tentang Pemberian Hak Atas Tanah Secara Umum ini, mencabut:
a. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 21 Tahun 1994
tentang Tata Cara Perolehan Tanah bagi Perusahaan Dalam Rangka Penanaman Modal;
b. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1997
tentang Pemberian Hak Milik Atas Tanah untuk Rumah Sangat Sederhana (RSS) dan Rumah
Sederhana (RS);
c. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 15 Tahun 1997
tentang Perubahan Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
9 Tahun 1997 tentang Pemberian Hak Milik Atas Tanah untuk Rumah Sangat Sederhana (RSS) dan
Rumah Sederhana (RS);
d. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 1997
tentang Perubahan Hak Milik Menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai dan Hak Guna
Bangunan menjadi Hak Pakai;
e. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1998
tentang Perluasan Pemberian Hak Milik RSS/RS Menurut Keputusan Menteri Negara Agraria/
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1997;
f. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1998
tentang Pemberian Hak Milik Atas Tanah untuk Rumah Tinggal yang Telah Dibeli oleh Pegawai
Negeri dari Pemerintah; dan
g. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 1998
tentang Pemberian Hak Milik Atas Tanah untuk Rumah Tinggal,
untuk itu, petunjuk pelaksanaan yang telah diterbitkan sebagai pedoman dalam rangka pemberian hak
atas tanah secara umum berdasarkan keputusan tersebut diatas dinyatakan tidak berlaku lagi.
Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Ditetapkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 3 Oktober 2022
an. MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTUR JENDERAL PENETAPAN HAK DAN PENDAFTARAN TANAH,
Ttd.
SUYUS WINDAYANA

DESY RAHMAWATI | DIUNDUH PADA 12 FEBRUARI 2024 10 / 11


NIP. 19670617 199303 1 001

Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta;
2. Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta;
3. Para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional, di Jakarta;
4. Para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional, di Jakarta.

DESY RAHMAWATI | DIUNDUH PADA 12 FEBRUARI 2024 11 / 11

Anda mungkin juga menyukai