TELAAH STAF
PENGADUAN KEBERATAN ATAS PEMBANGUNAN RUKO DI DEPAN
HALAMAN RUMAH SAUDARA SUGIONO
November, 2021
=========================================================================
A. DASAR PERMOHONAN
Surat Pernyataan Keberatan atas Pembangunan Ruko di Depan Halaman Rumah Saudara
Sugiono ditujukan kepada Gubernur Jawa Timur pada tanggal 18 Oktober 2021.
C. TELAAH
1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
a. Pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa hak menguasai dari Negara dapat diberikan
kepada dan dipunyai oleh orang-orang baik sendiri maupun bersama-sama dengan
orang lain serta badan-badan hukum;
b. Pasal 4 ayat (2) menyebutkan bahwa hak-hak atas tanah memberi wewenang untuk
mempergunakan tanah yang bersangkutan demikian pula tubuh bumi dan air serta
ruang yang ada di atasnya, sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung
berhubungan dengan penggunaan tanah itu dalam batas-batas menurut undang-
undang ini dan peraturan-peraturan hukum lain yang lebih tinggi;
c. Ada berbagai jenis hak atas tanah menurut Pasal 16 ayat (1), antara lain:
1. hak milik,
2. hak guna-usaha,
3. hak guna-bangunan,
4. hak pakai,
1
Seksi Pengendalian Ruang Wilayah dan Pertanahan, 2021
5. hak sewa,
6. hak membuka tanah,
7. hak memungut hasil hutan,
8. hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut diatas yang akan
ditetapkan dengan undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara
sebagai yang disebutkan dalam pasal 53.
Terkait hak milik, merupakan hak terkuat dan terpenuh yang yang dapat dipuyai
orang atas tanah. Menurut Adrian Sutedi dalam buku “Peralihan Hak atas Tanah
dan Pendaftarannya” (2010) bahwa “Hak Milik sebagai hak yang terkuat
berarti hak tersebut tidak mudah hapus dan mudah dipertahankan terhadap
gangguan dari pihak lain. Selama tidak dibatasi oleh penguasa maka
wewenang dari seorang pemegang hak milik tidak terbatas.”
2) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah
Hak Guna Bangunan
a. Pasal 30 menyebutkan bahwa Pemegang Hak Guna Bangunan berkewajiban :
1. membayar uang pemasukan yang jumlah dan cara pembayarannya ditetapkan
dalam keputusan pemberian haknya;
2. menggunakan tanah sesuai dengan peruntukannya dan persyaratan sebagai-
mana ditetapkan dalam keputusan dan perjanjian pemberiannya;
3. memelihara dengan baik tanah dan bangunan yang ada di atasnya serta
menjaga kelestarian lingkungan hidup;
4. menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan Hak Guna Bangunan
kepada Negara, pemegang Hak Pengelolaan atau pemegang Hak Milik sesudah
Hak Guna Bangunan itu hapus;
5. menyerahkan sertipikat Hak Guna Bangunan yang telah hapus kepada Kepala
Kantor Pertanahan.
b. Pasal 31 menyebutkan bahwa jika tanah Hak Guna Bangunan karena keadaan
geografis atau lingkungan atau sebab-sebab lain letaknya sedemikian rupa sehingga
mengurung atau menutup pekarangan atau bidang tanah lain dari lalu lintas
umum atau jalan air, pemegang Hak Guna Bangunan wajib memberikan jalan
keluar atau jalan air atau kemudahan lain bagi pekarangan atau bidang tanah
yang terkurung itu.
c. Pasal 32 menyebutkan bahwa Pemegang Hak Guna Bangunan berhak menguasai
dan mempergunakan tanah yang diberikan dengan Hak Guna Bangunan selama
waktu tertentu untuk mendirikan dan mempunyai bangunan untuk keperluan pribadi
atau usahanya serta untuk mengalihkan hak tersebut kepada pihak lain dan
membebaninya.
d. Pasal 37 menyebutkan bahwa apabila Hak Guna Bangunan atas tanah Negara
hapus dan tidak diperpanjang atau tidak diperbaharui, maka bekas pemegang Hak
2
Seksi Pengendalian Ruang Wilayah dan Pertanahan, 2021
Hak Pakai
3
Seksi Pengendalian Ruang Wilayah dan Pertanahan, 2021
c. Pasal 4 ayat (1) dan (2) menyebutkan bahwa sebelum mengajukan permohonan
hak, pemohon harus menguasai tanah yang dimohon dibuktikan dengan data
yuridis dan data fisik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku. Dalam hal tanah yang dimohon merupakan Hak Pengelolaan, pemohon
harus terlebih dahulu memperoleh penunjukan berupa perjanjian penggunaan tanah
dari Pemegang Hak Pengelolaan.
d. Pasal 5 ayat (1) menyebutkan bahwa dalam rangka pemberian hak atas tanah atau
Hak Pengelolaan dilakukan pemeriksaan tanah oleh Panitia Pemeriksa Tanah atau
Tim Penelitian Tanah atau Petugas yang ditunjuk.
e. Pasal 104 ayat (1) dan (2) menyebutkan bahwa Pembatalan hak atas tanah meliputi
pembatalan keputusan pemberian hak, sertipikat hak atas tanah keputusan
pemberian hak dalam rangka pengaturan penguasaan tanah. Pembatalan hak atas
tanah diterbitkan karena terdapat cacat hukum administrasi dalam penerbitan
keputusan pemberian dan/atau sertipikat hak atas tanahnya atau melaksanakan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
f. Pasal 106 ayat (1) dan (2) menyebutkan bahwa Keputusan pembatalan hak atas
tanah karena cacat hukum administratif dalam penerbitannya, dapat dilakukan
karena permohonan yang berkepentingan atau oleh Pejabat yang berwenang tanpa
permohonan. Permohonan pembatalan hak dapat diajukan atau langsung kepada
Menteri atau Pejabat yang ditunjuk atau melalui Kepala Kantor Pertanahan.
g. Pasal 107 bahwa cacat hukum administrasi adalah :
- Kesalahan prosedur;
- Kesalahan penerapan peraturan perundang-undangan;
- Kesalahan subjek hak, objek hak, jenis hak;
- Kesalahan perhitungan luas;
- Terdapat tumpang tindih hak atas tanah;
- Data yuridis atau data fisik tidak benar;
- Kesalahan lainnya yang bersifat hukum administratif.
h. Pasal 110 bahwa pembatalan hak atas tanah dapat diajukan kepada Menteri melalui
Kepala Kantor Pertanahan yang daerah kerjanya meliputi letak tanah yang
bersangkutan. Kepala Kantor Pertanahan menyampaikan berkas permohonan
dimaksud kepada Menteri disertai pendapat dan pertimbangannya
i. Pasal 132 terhadap permohonan pembatalan hak atas tanah karena melaksanakan
amar putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dapat
diajukan langsung kepada Menteri atau Kepala Kantor Wilayah atau melalui Kepala
Kantor Pertanahan.
4) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas
Tanah, Satuan Rumah Susun dan Pendaftaran Tanah terdapat beberapa poin, yaitu :
a. Pasal 7 ayat (1) menyebutkan bahwa pemegang Hak Pengelolaan diberikan
kewenangan untuk :
4
Seksi Pengendalian Ruang Wilayah dan Pertanahan, 2021
5
Seksi Pengendalian Ruang Wilayah dan Pertanahan, 2021
Pasal 31 dan Pasal 51 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha,
Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah)
3) Berkoordinasi dengan Kantor Pertanahan Kabupaten Bondowoso terkait status hak atas
tanah bangunan ruko apakah masih berlaku atau perlu segera diperpanjang atau sudah
tidak berlaku. Apabila Hak Guna Bangunan/Hak Pakai atas tanah Negara hapus dan
tidak diperpanjang atau tidak diperbaharui, maka bekas pemegang Hak Guna
Bangunan/Hak Pakai wajib membongkar bangunan dan benda-benda yang ada di
atasnya dan menyerahkan tanahnya kepada Negara dalam keadaan kosong selambat-
lambatnya dalam waktu satu tahun sejak hapusnya Hak Guna Bangunan/Hak Pakai.
(sesuai dengan Pasal 37 dan Pasal 57 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang
Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah)
4) Perlunya detail informasi lokasi berupa titik koordinat atau .shapefile agar dapat
dikroscek kesesuaian tata ruang terhadap pembangunan ruko tersebut. Adapun terkait
ketentuan umum peraturan zonasi untuk zona permukiman perdesaan dan permukiman
perkotaan di Kabupaten Bondowoso adalah sebagai berikut:
6
Seksi Pengendalian Ruang Wilayah dan Pertanahan, 2021