Anda di halaman 1dari 4

HGB di atur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA).


Pasal 35 UUPA mengatur bahwa:
1. Hak guna bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan
atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling lama 30 tahun.
2. Atas permintaan pemegang hak dan dengan mengingat keperluan serta keadaan
bangunan-bangunannya, jangka waktu tersebut dalam ayat (1) dapat
diperpanjang dengan waktu paling lama 20 tahun.
3. Hak guna bangunan dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.

Pasal 37.
Hak guna-bangunan terjadi:
a. mengenai tanah yang dikuasai langsung oleh Negara; karena penetapan Pemerintah;
b. mengenai tanah milik; karena perjanjian yang berbentuk otentik antara pemilik tanah
yang bersangkutan dengan pihak yang akan memperoleh hak guna bangunan itu, yang
bermaksud menimbulkan hak tersebut.
Pasal 38.
(1) Hak guna-bangunan, termasuk syarat-syarat pemberiannya, demikian juga setiap
peralihan dan hapusnya hak tersebut harus didaftarkan menurut ketentuanketentuan
yang dimaksud dalam pasal 19.
(2) Pendaftaran termaksud dalam ayat (1) merupakan alat pembuktian yang kuat mengenai
hapusnya hak guna-bangunan serta sahnya peralihan hak tersebut, kecuali dalam hal
hak itu hapus karena jangka waktunya berakhir.

Pasal 40.
Hak guna-bangunan hapus karena:
a. jangka waktunya berakhir;
b. dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak dipenuhi;
c. dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir;
d. dicabut untuk kepentingan umum;
e. diterlantarkan;
f. tanahnya musnah;
g. ketentuan dalam pasal 36 ayat (2).

Regulasi terkait HGB juga diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 40 Tahun 1996
tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah. aturan tersebut
direvisi dengan PP Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah.
Pasal 34
Hak guna bangunan diberikan kepada:
a. Warga Negara Indonesia; dan
b. badan hukum yang didirikan menurut hukurn Indonesia dan berkedudukarr di Indonesia.

Pasal 35
1) Pemegang hak guna bangunan yang tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana
dimaksucl dalam Pasal 34, dalam jangka waktu I (satu) tahun wajib melepaskan atau
mengalihkan hak guna bangunan kepada pihak lain yang rrremenuhi syarat.
2) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dirnaksuci pada ayat (1) haknya tidak
dilepaskan atau dialihkan maka hak tersebut hapus karena hukurn.
Pasal 37
(1) Hak guna bangunan di atas Tanah Negara dan Tanah Hak Pengelolaan diberikan
untuk jangka waktu paling lama 3O (tiga puluh) tahun, diperpanjang untuk jangka
waktu paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan diperbarui untuk jangka waktu paling
lama 30 (tiga puluh) tahun.
(2) Hak guna bangunan di atas Tanah hak milik diberikan untuk jangka waktu paling
lama 30 (tiga puluh) tahun dan dapat diperbarui dengan akta pemberian hak guna
bangunan di atas hak milik.
(3) Sctelah jangka waktu pemberian, perpanjangan, dan pembaruan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berakhir, Tanah hak guna bangunan kembali menjadi Tanah
yang Dikuasai Langsung oleh Negara atau Tanah Hak Pengelolaan.
(4) Tanah yang Dikuasai Langsung oleh Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
penataan kembali penggunaan, perrranfaatan, dan pemilikan menjadi kewenangan
Menteri dan dapat diberikan prioritas kepada bekas pemegang hak dengan
memperhatikan:
a. tanahnya masih diusahakan dan dimanfaatkan dengan baik sesuai dengan
keadaan, sifat, dan tujuan pemberian hak;
b. syarat-syarat pemberian hak dipenuhi dengan baik oleh pemegang hak;
c. pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang hak;
d. tanahnya masih sesuai dengan rencana tata ruang;
e. tidak dipergunakan dan/atau direncanakan untuk kepentingan umum;
f. sumber daya alam dan lingkungan hidup; dan
g. keadaan Tanah dan masyarakat sekitar.

Permohonan perpanjangan SHGB


PP Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun,
dan Pendaftaran Tanah. Pasal 41
(1) Permohonan perpanjangan jangka waktu hak guna bangunan dapat diajukan setelah
tanahnya sudah digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan tujuan pemberian haknya
atau paling lambat sebelum berakhirnya jangka waktu hak guna bangunan.
(2) Permohonan pembaruan hak guna bangunan diajukan paling lama 2 (dua) tahun
setelah berakhirnya jangka waktu hak guna bangunan.
Pasal 46
Hak guna bangunan hapus karena:
a. berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian,
perpanjangan, atau pembaruan haknya;
b. dibatalkan haknya oleh Menteri sebelum jangka waktunya berakhir karena:
1. tidak terpenuhinya ketentuan kewajiban dan/atau larangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 42 danlatau Pasal 43;
2. tidak terpenuhinya syarat atau kewajiban yang tertuang dalam perjanjian
pemberian hak guna bangunan antara pemegang hak guna bangunan dan
pemegang hak milik atau pedanjian pemanfaatan Tanah Hak Pengelolaan;
3. cacat administrasi; atau
c. putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
d. diubah haknya menjadi Hak Atas Tanah lain;
e. dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka wakt-u
berakhir;
f. dilepaskan untuk kepentingan umum;
g. dicabutberdasarkanUndang-Undang;
h. ditetapkan sebagai Tanah Telantar; h. ditetapkan sebagai Tanah Musnah;
i. berakhirnya perjanjian pemberian hak atau perjanlian pemanfaatan Tanah untuk
hak guna bangunan di atas hak milik atau Hak Pengelolaan; dan/atau
j. pemegang hak sudah tidak memenuhi syarat sebagai subjek hak.

Pasal 47
(1) Hapusnya hak guna bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 di atas Tanah
Negara, mengakibatkan:
a. Tanah menjadi Tanah Negara; atau
b. sesuai dengan amar putusan pengadilan.
(2) Tanah Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, penataan kembali
penggunaan, pemanfaatan, dan pemilikan selanjutnya menjadi kewenangan Menteri.
(3) Hapusnya hak guna bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 di atas Tanah Hak
Pengelolaan, mengakibatkan tanahnya kembali ke dalam penguasa.an pemegang Hak
Pengelolaan.

Syarat perpanjangan SHGB

Perpanjangan masa berlaku sertifikat HGB dapat mengajukan permohonan di kantor


Badan Pertanahan Nasional (BPN) sesuai domisili. Beberapa dokumen yang perlu
disiapkan untuk pengurusan perpanjangan HGB antara lain: 
 KTP
 Kartu Keluarga
 Fotokopi akta penahanan dan pengesahan badan hukum (kalau merupakan badan
hukum)
 Fotokopi sertifikat HGB yang akan diperpanjang 
 Bukti pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan tahun berjalan
 Surat pernyataan bahwa tanah masih dimanfaatkan sesuai tujuan semula
 Formulir permohonan perpanjangan HGB yang diisi dengan lengkap
Syarat kualifikasi perpanjangan HGB

a. Tanah dimanfaatkan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat, serta tujuan pemberian
hak
b. Syarat-syarat dari pemberian hak dipenuhi dengan baik oleh pemegang hak
c. Pemegang hak harus dan masih memenuhi syarat sebagai pemegang hak
d. Tanah yang tercantum dalam HGB masih sesuai dengan rencana tata ruang
e. Tanah dipergunakan untuk kepentingan umum.

Anda mungkin juga menyukai