Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

HUKUM AGRARIA
Insert Image

OLEH :
DR. AINUDDIN, SH.,MH.
PERTEMUAN KE-3
MATERI PERTEMUAN KE- 3
1. Macam-macam Hak Atas Tanah Nasional
1. Macam-macam Hak Atas Tanah Nasional

Hierarki Hak Atas Tanah Nasional menurut UUPA :

•Hak Bangsa Indonesia  Pasal 1


•Hak Menguasai Negara  Pasal 2
•Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat  Pasal 3
•Hak-hak perorangan/individual :
1. hak-hak atas tanah  Pasal. 4 :
 primer  Hak milik, Hak guna usaha, Hak guna bangunan, Hak pakai, yg
diberikan oleh NegaraPasal 16
 sekunder  Hak guna bangunan, Hak pakai yg diberikan oleh pemilik tanah,
Hak Gadai, Hak Usaha Bagi Hasil, Hak Menumpang, Hak Sewa, dll  Pasal 37, 41, 53
2. Wakaf  Pasal 49
3. Hak Tanggungan  Pasal 25, 33, 39, 51 & UUHT
HAK MILIK
Hak milik adalah hak turun-menurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah
Dasar Hukum : Pasal 20 s.d. 27 UUPA
Sifat :
 turun-menurun, terkuat dan terpenuh
 dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain
 setiap peralihan, hapusnya dan pembebanannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan
 dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak tanggungan
Subyek Hak Milik : (1) warga negara Indonesia (2) badan-badan hukum yang memenuhi ketentuan PP 38/1963
tentang PENUNJUKAN BADAN BADAN HUKUM YANG DAPAT MEMPUNYAI HAK MILIK ATAS TANAH,
yaitu :
a.Bank-bank yang didirikan oleh Negara (selanjutnya disebut Bank Negara);
b.Perkumpulan-perkumpulan Koperasi Pertanian yg didirikan berdasar UU 79/1958;
c.Badan-badan keagamaan, yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian/Agraria, setelah mendengar Menteri Agama;
d.Badan-badan sosial, yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian/ Agraria, setelah mendengar Menteri Kesejahteraan Sosial.
Hak milik hapus bila:
a. tanahnya jatuh kepada negara,
1.karena pencabutan hak berdasarkan pasal 18 UUPA;
2.karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya;
3.karena diterlantarkan;
4.karena ketentuan pasal 21 ayat (3) dan 26 ayat (2) UUPA tentang tidak
terpenuhinya syarat selaku subyek HM.
b. tanahnya musnah.
Hak Guna Usaha
Hak guna usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung
oleh Negara, dalam jangka waktu tertentu, guna perusahaan pertanian,
perikanan atau peternakan.
Dasar Hukum : Pasal 28 s.d. 34 UUPA jo. Pasal 2 s.d. 18 PP 40/1996
Sifat :
 ada jangka waktunya, maksimal 35 tahun & dapat diperpanjang maksimal 25
tahun & setelah jangka waktu & perpanjangan berakhir dapat diberikan pembaharuan
Hak Guna Usaha di atas tanah yang sama.
 dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain
 setiap peralihan, hapusnya dan pembebanannya dengan hak-hak lain harus
didaftarkan
 dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak tanggungan
•Subyek Hak Guna Usaha : a. Warga Negara Indonesia; b. Badan hukum yang
didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
Lanjutan Hak Guna Usaha hapus karena:
a. berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian atau
perpanjangannya;
b. dibatalkan haknya oleh pejabat yang berwenang sebelum jangka waktunya berakhir
karena:
(1) tidak terpenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang hak dan/atau dilanggarnya
(2) putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
c. dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir;
d. dicabut berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961;
e. ditelantarkan;
f. tanahnya musnah;
g. ketentuan Pasal 30 ayat (2) UUPA ttg tdk terpenuhinya syarat selaku subyek Hak Guna Usaha
HAK GUNA BANGUNAN

Hak guna bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang
bukan miliknya sendiri.
Dasar Hukum : pasal 35 s.d. 40 UUPA jo. Pasal. 19 s.d. 38 PP 40 tahun 1996
Sifat :
 ada jangka waktunya, yaitu maksimal 30 tahun & dapat diperpanjang maks 20 tahun & setelah jangka
waktu & perpanjangan berakhir dapat diberikan pembaharuan Hak Guna Usaha di atas tanah yang sama.
 dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain
 setiap peralihan, hapusnya dan pembebanannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan
 dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak tanggungan
Subyek Hak Guna Bangunan : a. Warga Negara Indonesia; b. Badan hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
Lanjutan Hak Guna Bangunan hapus karena:

a. berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian atau


perpanjangannya;
b. dibatalkan haknya oleh pejabat yang berwenang sebelum jangka waktunya berakhir
karena:
(1) tidak terpenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang hak dan/atau dilanggarnya
(2) putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
c. dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir;
d. dicabut berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961;
e. ditelantarkan;
f. tanahnya musnah;
g. ketentuan Pasal 36 ayat (2) UUPA tentang tidak terpenuhinya syarat selaku subyek Hak Guna
Bangunan
HAK PAKAI
Hak pakai adalah hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung
oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam
keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan
pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu
asal tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan-ketentuan UUPA
Dasar Hukum : Pasal 41 s.d. 43 UUPA jo. Pasal. 39 s.d. 56 PP 40 tahun 1996
Sifat :
 ada jangka waktunya, yaitu maksimal 25 tahun & dapat diperpanjang maksimal 20 tahun atau diberikan
untuk jangka waktu yang tidak ditentukan selama tanahnya dipergunakan untuk keperluan tertentu.
 dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain
 setiap peralihan, hapusnya dan pembebanannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan
 dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak tanggungan
Lanjutan Subyek Hak Pakai :

a. Warga Negara Indonesia;


b. Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia;
c. Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, dan Pemerintah Daerah;
d. Badan-badan keagamaan dan sosial;
e. Orang asing yang berkedudukan di Indonesia;
f. Badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia;
g. Perwakilan negara asing dan perwakilan badan Internasional.
Lanjutan Hak Pakai hapus karena :
a. berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian atau perpanjangannya atau dalam
perjanjian pemberiannya;
b. dibatalkan oleh pejabat yang berwenang, pemegang Hak Pengelolaan atau pemegang Hak Milik sebelum jangka
waktunya berakhir karena:
1. tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang hak dan/atau dilanggarnya ketentuan-ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50, Pasal 51 dan Pasal 52; atau
2. tidak dipenuhinya syarat-syarat atau kewajiban-kewajiban yang tertuang dalam perjanjian
pemberian Hak Pakai antara pemegang Hak Pakai dan pemegang Hak Milik atau perjanjian
penggunaan Hak Pengelolaan; atau
3. putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
c. dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktu berakhir;
d. dicabut berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 1961;
e. ditelantarkan;
f. tanahnya musnah;
g. ketentuan Pasal 40 ayat (2) PP 40 tahun 1996 tentang tidak terpenuhinya syarat selaku subyek Hak Pakai
.
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

TERIMAKASIH...!!!

12

Anda mungkin juga menyukai