Hak milik diatur dalam Bab Ketiga Pasal 570-624 KUH Perdata. Pasal 570 KUH Perdata, menerangkan
bahwa Hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan suatu kebendaan dengan leluasa, dan untuk
berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya, sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak mengganggu hak
orang lain, dengan tidak mengurangi kemungkinan akan adanya pencabutan hak tersebut demi
kepentingan umum berdasarkan atas ketentuan undang-undang dengan disertai pembayaran ganti
rugi. Dengan demikian hak milik dapat dikatakan sebagai hak kebendaan yang paling utama apabila
dibandingkan dengan hak kebendaan yang lain.
Meskipun hak milik merupakan hak kebendaan yang paling utama, terhadap hak milik terdapat
beberapa pembatasan, yaitu:
a. Undang-undang dan peraturan umum;
b. Tidak menimbulkan gangguan;
c. Kemungkinan adanya pencabutan hak (onteigening);
d. Hukum tetangga;
e. Penyalahgunaan hak.
Secara umum cara memperoleh hak milik diatur dalam Pasal 584 KUH Perdata, yaitu:
a. Pemilikan/pendakuan (toeeigening);
b. Perlekatan/ikutan (natrekking);
c. Daluarsa/lampaunya waktu (verjaring);
d. Pewarisan (erfopvolging), baik menurut undang-undang maupun surat wasiat;
e. Penunjukan/penyerahan (levering).
Selain yang diatur dalam Pasal 584 KUH Perdata, cara memperoleh hak milik juga diatur dalam pasal-
pasal di luar Pasal 584 KUH Perdata, yaitu:
a. Penjadian benda (zaaksvorming);
b. Penarikan buahnya (vruchttrekking);
c. Persatuan benda (vereniging);
d. Pencabutan hak (onteigening);
e. Perampasan (verbeurverklaring);
f. Percampuran harta (boedelmenging);
g. Pembubaran dari sebuah badan hukum;
h. Abandonnement.
Hak milik diatur dalam Pasal 20 sampai Pasal 27 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Ketentuan Pokoko-Pokok Agraria (UUPA). Pengertian hak milik yang terdapat dalam Pasal 20 ayat (1)
UUPA adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah dngan
mengingat ketentuan Pasal 6 UUPA. Hak yang terkuat dan terpenuh maksudnya bukan berarti hak milik
merupakan hak yang mutlak, tidak terbatas dan tidak dapat diganggu gugat, sebagaimana dimaksud
dalam hak eigendom, melainkan untuk menunjukkan bahwa diantara hak-hak atas tanah hak milik
merupakan hak yang paling kuat dan paling penuh.
Hak milik dikatakan hak turun-temurun karena hak milik dapat diwariskan oleh pemegang hak
kepada ahli warisnya. Hak milik sebagai hak yang terkuat berarti hak tersebut tidak mudah hapus dan
mudah dipertahankan terhadap gangguan dari pihak lain. Terpenuh berarti hak milik memberikan
wewenang yang paling luas dibandingkan dengan hak-hak yang lain. Ini berarti hak milik dapat menjadi
induk dari hak-hak lainnya, misalnya pemegang hak milik dapat menyewakan tanahnya kepada orang
lain, selama tidak dibatasi penguasa, maka wewenang dari seorang pemegang hak milik tidak terbatas.
Selain bersifat turun-temurun, terkuat dan terpenuh, hak milik juga dapat beralih dan dialihkan kepada
pihak lain.
Selain itu hak milik juga hapus apabila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan landreform
mengenai pembatasan maksimum dan larangan pemilikan tanah/pertanian secara absentee.