Anda di halaman 1dari 10

III DRAFT KETENTUAN DAN PERSYARATAN PERIZINAN DAN NON

PERIZINAN BIDANG PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG SECARA


ELEKTRONIK
A. Izin Prinsip (IP)
1. Ketentuan IP
a. IP ditetapkan untuk menyatakan suatu kegiatan diperkenankan
untuk beroperasi disesuaikan dengan rencana struktur dan pola
ruang.
b. IP menjadi dasar dalam pemberian Izin Lokasi.
c. IP berupa Surat Penunjukan Penggunaan Lahan (SPPL).
d. IP diberikan kepada suatu kegiatan yang diperkenankan untuk
beroperasi dengan luasan di atas 10.000 m2 (sepuluh ribu meter
persegi) dengan tujuan untuk menjamin bahwa pemanfaatan
tanah tersebut sesuai peruntukan yang ditetapkan dalam rencana
tata ruang.
e. Apabila dalam kurun waktu 1 (satu) tahun sejak IP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dan belum memproses IL,
maka IP tersebut menjadi tidak berlaku.
2. IP memuat:
a. arahan tentang kesesuaian peruntukan dengan rencana tata
ruang;
b. arahan teknis pemanfaatan ruang; dan
c. peta lokasi dan kesesuaian dengan rencana tata ruang.
3. Masa Berlaku IP
IP berlaku selama 1 (satu) tahun dan apabila dalam waktu tersebut
belum mengajukan IL atau IPPT, maka IP dinyatakan tidak berlaku.
4. Persyaratan IP
a. Permohonan IP diajukan kepada Walikota melalui DPMPTSP
dengan cara mengisi formulir pendaftaran secara elektronik
pada website perizinan.kotabogor.go.id.
b. Permohonan IP yang harus diunggah secara elektronik dengan
dilengkapi persyaratan sebagai berikut:
1) Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli yang masih berlaku dan
bagi pemohon yang berbadan hukum dilengkapi dengan
Fotokopi Akte Pendirian Badan Hukum;
2) Petunjuk Letak Lokasi Tanah yang dimohon;
3) Proposal rencana pemanfaatan tanah;
4) Izin Prinsip PMA/PMDN yang asli.
c. Jika pada lokasi yang dimohon terdapat Program Pemerintah
dan atau Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan prasarana
dan sarana atau pelayanan kepentingan umum atau lahan
pertanian irigasi teknis harus mendapat
persetujuan/rekomendasi dari PD/instansi/lembaga
berwenang.
5. Proses IP dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender
dimulai sejak pelaksanaan survei lapangan serta berkas
permohonan diterima secara lengkap dan benar.
B. Izin Lokasi (IL)
1. Ketentuan IL
a. IL merupakan dasar untuk melakukan pembebasan lahan dalam
rangka pemanfaatan ruang.
b. IL ditetapkan dengan berpedoman pada IP yang dikeluarkan atau
merujuk pada rencana pola ruang.
c. IL menjadi dasar dalam pemberian IPPT dan ditetapkan dengan
Keputusan Kepala DPMPTSP.

1
d. IL diajukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Izin Lokasi diberikan untuk penguasaan tanah dengan luasan
di atas 10.000 m2 (sepuluh ribu meter persegi);
2) Izin Lokasi diberikan setelah IP diterbitkan;
3) Bagi orang atau badan yang akan menambah perluasan tanah
yang sudah ditetapkan berdasarkan Keputusan Walikota,
wajib mengajukan IL baru;
4) Tidak berada pada lokasi yang sudah diterbitkan IL
sebelumnya.
e. IL memuat persetujuan penguasaan tanah untuk kegiatan
tertentu sesuai dengan IP yang diterbitkan.
f. Apabila badan hukum/badan usaha/perorangan tersebut
berhasil membebaskan seluruh areal yang ditunjuk, maka luas
penguasaan tanah oleh badan hukum/badan usaha/perorangan
tersebut dan perusahaan-perusahaan lain yang merupakan satu
grup perusahaan dengannya tidak lebih dari luasan sebagai
berikut:
1) Untuk usaha pengembangan perumahan dan pemukiman
sama dengan atau lebih dari 400 Ha (empat ratus hektar)
merupakan kewenangan Provinsi;
2) Kawasan resort perhotelan sama dengan atau lebih dari 200
Ha (dua ratus hektar) merupakan kewenangan Provinsi;
3) Kawasan industri sama dengan atau lebih dari 400 Ha (empat
ratus hektar) merupakan kewenangan Provinsi.
g. IL tidak diperlukan dan dianggap sudah dikuasai oleh badan
hukum/badan usaha/perorangan dalam hal tanah yang
diperlukan untuk melaksanakan rencana penanaman modal
tidak lebih dari 25 Ha (dua puluh lima hektar) untuk usaha
pertanian dan tidak lebih dari 1 Ha (satu hektar) untuk usaha
bukan pertanian.
h. Bagi lahan yang sudah dimiliki/dikuasai dengan luas lahan
diatas 10.000 m2 (sepulu ribu meter persegi) setelah
mendapatkan Izin Prinsip dapat langsung mengajukan
permohonan IPPT.
2. Masa Berlaku IL
a. IL berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang untuk
selama 1 (satu) tahun berikutnya, apabila penguasaan tanah
paling sedikit telah mencapai 50% (lima puluh persen) dari luas
tanah yang ditetapkan dalam IL.
b. Apabila penguasaan tanah di bawah 50% (lima puluh persen)
sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka tidak diberikan
pengajuan IL Perpanjangan, dan IL hanya diberikan pada luasan
tanah yang telah dikuasai.
c. Apabila pemanfaatan tidak dapat diselesaikan dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka wajib
mengajukan IP baru dengan luasan berdasarkan pencapaian
penguasaan tanah terakhir dalam jangka waktu perpanjangan.

d. Permohonan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada


huruf a diajukan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sebelum
jangka waktu izin berakhir.
3. Persyaratan IL
a. Permohonan IL diajukan kepada Walikota melalui DPMPTSP
dengan cara mengisi formulir pendaftaran secara elektronik pada
website perizinan.kotabogor.go.id.

2
b. Permohonan IL baru yang harus diunggah secara elektronik
dengan dilengkapi persyaratan sebagai berikut: sebagai berikut:
1) Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli yang masih berlaku dan
bagi badan hukum dilengkapi dengan Fotokopi akte pendirian
badan hukum;
2) Izin Prinsip yang asli;
3) Persetujuan dari pemilik tanah yang akan dikuasai;
4) Pertimbangan Teknis Pertanahan dari Kantor Pertanahan
(BPN) Kota Bogor.
c. Permohonan perpanjangan IL yang harus diunggah secara
elektronik dengan dilengkapi persyaratan sebagai berikut:
1) Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli yang masih berlaku dan
bagi badan hukum dilengkapi dengan akte pendirian badan
hukum;
2) SK Izin Lokasi asli terdahulu;
3) Bukti kepemilikan tanah yang sudah dibebaskan dilengkapi
dengan peta lokasi;
4) Persetujuan dari pemilik tanah yang akan dikuasai;
5) Pertimbangan Teknis Pertanahan dari Kantor Pertanahan
(BPN) Kota Bogor.
6) Laporan Monitoring Perolehan dan Pemanfaatan Tanah dari
Kantor Pertanahan (BPN) Kota Bogor.
d. Dalam proses penyelenggaraan IL pemohon wajib mengikuti
ketentuan yang ditentukan dalam IP.

4. Proses IL dilaksanakan paling lama 18 (delapan belas) hari kerja


dimulai sejak pelaksanaan survei lapangan serta berkas permohonan
diterima secara lengkap dan benar.

C. Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT)


1. Ketentuan IPPT
a. IPPT diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada lahan
yang sudah dikuasai.
b. IPPT berlaku selama lokasi tersebut digunakan sesuai dengan
peruntukannya dan tidak bertentangan dengan kepentingan
umum.
c. IPPT menjadi dasar dalam pengajuan IMB.

2. Masa berlaku IPPT


IPPT berlaku selama 2 (dua) tahun dan apabila dalam waktu
tersebut belum mengajukan permohonan IMB, maka IPPT
dinyatakan tidak berlaku lagi, dikecualikan untuk perumahan
terstruktur dan sudah mempunyai site plan.

3. Persyaratan Izin IPPT


a. Permohonan IPPT diajukan kepada Walikota melalui DPMPTSP
dengan cara mengisi formulir pendaftaran secara elektronik pada
website perizinan.kotabogor.go.id.
b. Permohonan IPPT yang harus diunggah secara elektronik dengan
dilengkapi persyaratan sebagai berikut:
1) Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli yang masih berlaku dan
bagi pemohon yang berbadan hukum dilengkapi dengan
fotokopi akte pendirian badan hukum;
2) Foto kopi bukti kepemilikan tanah berupa sertifikat/Akta
Jual Beli/Surat Pelepasan Hak (SPH) atas nama pemohon,

3
yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;
3) Surat Keterangan tanah tidak sengketa dari Lurah yang
diketahui oleh Camat bagi tanah yang belum bersertifikat;
4) Peta Bidang/Peta Ukur yang disyahkan oleh Kantor
Pertanahan (BPN) Kota Bogor;
5) Bukti Pembayaran Lunas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) P2
yang asli tahun berjalan;
6) Melampirkan Rekomendasi Kawasan Keselamatan
Operasional Penerbangan (KKOP) dari Lanud Atang Sanjaya
untuk jumlah lantai bangunan diatas 5 (lima) lantai atau
ketinggian bangunan diatas 15 (lima belas) meter dan
bangunan Menara/Tower pada Zona Green Field dan untuk
menara Roof Top pada bangunan di atas 5 (lima) lantai/15
(lima belas) meter;
7) Gambar Pra Siteplan/layout, dengan denah lokasi yang
dimohon;
8) Gambar Siteplan awal bagi yang bermaksud memperluas/
mengembangkan lahan;
9) SK IP dan/atau IL asli kecuali bagi yang dikecualikan;
10) Izin Prinsip PMA/PMDN asli;

11) Rekomendasi Teknis Hasil Penilaian Analisis Dampak Lalu-


Lintas / Saran Teknis Lalu Lintas;
12) IMB asli dan foto bangunan eksisting apabila bermaksud
bongkar-berdirikan/Perubahan Fungsi Bangunan/Perluasan;
13) Surat Pemberitahuan pada Tetangga bagi pemohon yang wajib
SPPL dan/atau UKL/UPL, sesuai dengan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 24, bermeterai cukup, disetujui
Ketua Rukun Tetangga (RT), Ketua Rukun Warga (RW), Lurah,
dan Camat, serta dilampiri foto kopi KTP tetangga;
14) Untuk permohonan rumah sakit, melampirkan rekomendasi
studi kelayakan dari Dinas Kesehatan;
15) Surat Pernyataan dari pemohon mengenai jumlah kursi untuk
rumah makan, dan jumlah tempat tidur bagi klinik dengan
rawat inap, bermeterai cukup;
16) Surat Pernyataan Penggunaan Tanah dari pemilik bahwa
perizinannya diatasnamakan penyewa, bermeterai cukup.
17) Persetujuan Tetangga untuk Bangunan Rumah Ibadah adalah
sebagai berikut:
a) Melampirkan daftar nama dan foto kopi Kartu Tanda
Penduduk (KTP) pengguna rumah ibadat paling sedikit 90
(sembilan puluh) orang yang disetujui Ketua Rukun
Tetangga (RT), Ketua Rukun Warga (RW), Lurah, dan
Camat;
b) Melampirkan bukti tertulis dukungan masyarakat
setempat paling sedikit 60 (enam puluh) orang yang
disahkan oleh Lurah dan Camat;
c) Melampirkan rekomendasi tertulis dari Kantor
Kementerian Agama Kota Bogor;
d) Melampirkan rekomendasi tertulis dari Forum Kerukunan
Umat Beragama (FKUB) Kota Bogor.
18) Persetujuan Tetangga, untuk Bangunan Menara/ Tower
sebagai berikut:
a) Melampirkan Berita Acara Sosialisasi dan notulensi
dengar pendapat terhadap warga sekitar radius 1 (satu)
kali rebahan tinggi menara ditambah 5 (lima) meter;

4
b) Melampirkan Daftar Hadir Sosialisasi yang disetujui Ketua
Rukun Tetangga (RT), Ketua Rukun Warga (RW), Lurah,
dan Camat, serta dilampiri foto kopi KTP Peserta
Sosialisasi.
c) Melampirkan peta lokasi warga sekitar radius 1 (satu) kali
rebahan tinggi menara ditambah 5 (lima) meter.
4. Proses IPPT dilaksanakan paling lama 18 (delapan belas) hari kerja
dimulai sejak pelaksanaan survei lapangan serta berkas
permohonan diterima secara lengkap dan benar.

D. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)


1. Ketentuan IMB
a. Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disebut IMB adalah
perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah, kecuali untuk
bangunan gedung fungsi khusus, oleh Pemerintah kepada
pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah,
memperluas, mengurangi, dan/atau renovasi bangunan gedung
sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis
yang berlaku;
b. Permohonan IMB diajukan kepada Walikota melalui DPMPTSP
dengan cara mengisi formulir pendaftaran secara elektronik
pada website perizinan.kotabogor.go.id.;
c. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) diterbitkan sesuai dengan
fungsinya: Rumah Tinggal Tunggal dan Non Rumah Tinggal
Tunggal.

2. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk IMB


Bangunan Gedung Bukan Hunian berupa Reklame menempel pada
Gedung dalam dan luar ruang untuk luas bidang >12 M2,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang harus diunggah secara
elektronik dengan dilengkapi persyaratan sebagai berikut:

1) Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli yang masih berlaku dan bagi
pemohon berbadan hukum dilengkapi akte pendirian badan
usaha;
2) Izin Penyelenggaraan Reklame Permanen (IPRPP) asli;
3) Surat Pernyataan kesanggupan mematuhi persyaratan teknis
bangunan (Form IMB. 2);
4) IMB Bangunan gedung induk;
5) Gambar rencana arsitektur (tampak dan potongan, dengan skala
1:50 atau 1:100) dan Perhitungan Konstruksi Reklame, dari
pemegang Izin Pelaku Teknis Bangunan (IPTB) atau surat
keterangan keahlian (SKA) bidang konstruksi;
6) Bukti pembayaran BPJS Ketenagakerjaan asli;
7) Surat Pernyataan Tidak Keberatan dari Pemilik Lahan apabila
diselenggarakan bukan pada lahan sendiri / Surat Perjanjian
Sewa;
8) Jaminan Asuransi Kecelakaan yang diakibatkan oleh Bangunan
Reklame (dengan ketentuan luas bidang ≥ 24 M2).

3. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk IMB


Bangunan Gedung Bukan Hunian berupa Reklame Tiang Pancang
dalam sarana, di halaman gedung dan diatas gedung dengan luas
bidang > 6 M2, yang harus diunggah secara elektronik dengan
dilengkapi persyaratan sebagai berikut:

5
1) Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli yang masih berlaku dan bagi
pemohon berbadan hukum dilengkapi dengan fotokopi akte
pendirian badan usaha;
2) Surat Pernyataan kesanggupan mematuhi persyaratan teknis
bangunan (Form IMB. 2) sebagaimana tercantum dalam
lampiran 25;
3) Sertifikat hak alas tanah asli atau bukti perolehan tanah untuk
reklame yang berdiri di luar sarana;
4) Izin Penyelenggaraan Reklame Permanen (IPRPP) asli;
5) Persetujuan Pemakaian Tanah Reklame (PPTR) asli untuk
reklame yang berdiri di dalam sarana;
6) Gambar arsitektur dan gambar konstruksi serta Rencana
Anggaran Biaya (RAB) bangun-bangunan reklame dari pemegang
Izin Pelaku Teknis Bangunan (IPTB) (untuk ukuran bidang
reklame > 6 M2 jenis single pole dan double pole);
7) Bukti pembayaran BPJS Ketenagakerjaan asli;
8) Jaminan Asuransi Kecelakaan yang diakibatkan oleh Bangunan
Reklame (dengan ketentuan luas bidang ≥ 24 M2).

E. Izin Penyelenggaraan Reklame Permanen (IPRPP)


1. Ketentuan IPRP
a. Izin yang selanjutnya disebut IPRP adalah surat izin yang
diberikan oleh Pemerintah Daerah sebagai dasar peletakan
reklame permanen dengan memperhatikan estetika, edukasi dan
keserasian lingkungan sesuai dengan rencana tata ruang;
b. Permohonan IPRP diajukan kepada Walikota Melalui DPMPTSP
dengan cara mengisi formulir pendaftaran secara elektronik pada
website perizinan.kotabogor.go.id;
2. Peryaratan IPRP
a. Persyaratan permohonan pengajuan IPRP yang harus diunggah
secara elektronik dengan dilengkapi persyaratan sebagai berikut:
1) Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli yang masih berlaku dan
bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum
berupa fotocopi akte pendirian badan hukum;
2) Surat Penyataan bertanggung jawab terhadap keamanan
kontruksi (Form IPRP.2);
3) Surat kesepakatan dengan pemilik persil/bangunan atau
surat sewa menyewa;
4) Bukti Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) P2 asli
tahun Terakhir;
5) Gambar desain produk atau naskah reklame;
6) Foto Terbaru rencana penempatan reklame;
7) Peta Denah Lokasi;

b. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk reklame


yang berada dalam sarana prasarana milik Pemerintah Kota,
yaitu dengan cara harus diunggah secara elektronik dengan
dilengkapi persyaratan sebagai berikut:
1) Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli yang masih berlaku dan
bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum
berupa fotokopi akte pendirian badan hukum;
2) Surat Penyataan bertanggungjawab terhadap keamanan
kontruksi (Form IPRP.2);
3) Gambar desain produk atau naskah reklame;
4) Foto Terbaru rencana penempatan reklame;
5) Peta Denah Lokasi.

6
c. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk reklame
berjalan, yaitu dengan cara harus diunggah secara elektronik
dengan dilengkapi persyaratan sebagai berikut:
1) Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli yang masih berlaku dan
bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum
berupa fotokopi akte pendirian badan hukum;
2) Surat Penyataan bertanggungjawab terhadap keamanan
kontruksi (Form IPRP.2);
3) Surat Konfirmasi Status Wajib Pajak (SKSWP) dari Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Kota Bogor;
4) Foto kendaraan dengan memperlihatkan bidang yang akan
dipasang reklame;
5) Fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang masih
berlaku;
6) Surat perjanjian dengan pemilik kendaraan apabila bukan
kendaraan milik pemohon;
7) Izin Penyelenggaraan Angkutan Dalam Trayek dan Tidak
Dalam Trayek (untuk kendaraan umum) asli.

d. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf c untuk


perpanjangan Izin reklame, yaitu dengan cara harus diunggah
secara elektronik dengan dilengkapi persyaratan sebagai berikut:
1) Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli yang masih berlaku dan
bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan hukum
berupa fotokopi akte pendirian badan hukum;
2) Surat Penyataan bertanggungjawab terhadap keamanan
kontruksi (Form IPRP.2);
3) Surat Pernyataan tidak merubah ukuran dan naskah reklame
(Form IPRP.6) sebagaimana tercantum dalam lampiran 30;
4) IPRP asli tahun sebelumnya;
5) Bukti Pembayaran SSPD Reklame asli tahun sebelumnya;
6) Fotokopi Persetujuan Pemakaian Tanah untuk Reklame
(PPTR) untuk reklame dalam sarana dan prasarana milik
Pemerintah Kota;
7) Menyerahkan fotokopi Kelaikan Fungsi Bangunan Reklame
dari pemegang Izin Pelaku Teknis Bangunan (IPTB) (untuk
ukuran bidang reklame ≥ 6 M2 jenis single pole dan double
pole, serta ukuran bidang reklame > 12 M2 untuk yang
menempel pada bangunan gedung), pada perpanjangan tahun
ke-5;
8) Melampirkan Foto Naskah atau penempatan reklame:
9) Jaminan Asuransi Kecelakaan yang diakibatkan oleh
Bangunan Reklame (dengan ketentuan luas bidang ≥ 24 M2).

F. Persetujuan Pemakaian Tanah untuk Reklame (PPTR)


1. Ketentuan PPTR
a. Persetujuan Pemakaian Tanah untuk Reklame yang selanjutnya
disebut PPTR adalah surat persetujuan yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah sebagai dasar peletakan reklame dalam
sarana dan prasarana milik pemerintah Kota dengan
memperhatikan estetika, edukasi dan lingkungan sesuai dengan
rencana tata ruang;
b. Permohonan PPTR diajukan kepada Walikota Melalui DPMPTSP
dengan cara mengisi formulir pendaftaran secara elektronik pada
website perizinan.kotabogor.go.id;

7
2. Persyaratan PPTR
a. Persyaratan permohonan PPTR dengan cara harus diunggah
secara elektronik dengan dilengkapi persyaratan sebagai
berikut:
1) Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli yang masih berlaku dan
bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan
hukum berupa fotokopi akte pendirian badan hukum;
2) Surat Penyataan bertanggungjawab terhadap keamanan
kontruksi (Form IPRP.2);
3) Izin Penyelenggaraan Reklame (IPRP) asli;
4) Gambar desain produk atau naskah reklame;
5) Foto Terbaru rencana penempatan reklame;
6) Peta Denah Lokasi.

b. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk


perpanjangan PPTR dengan cara harus diunggah secara
elektronik dengan dilengkapi persyaratan sebagai berikut:
1) Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli yang masih berlaku dan
bagi badan hukum dilengkapi dengan identitas badan
hukum berupa fotokopi akte pendirian badan hukum;
2) Surat Penyataan bertanggungjawab terhadap keamanan
kontruksi (Form IPRP.2);
3) Izin Penyelenggaraan Reklame (IPRP) asli;
4) PPTR asli tahun sebelumnya;
5) SSPD asli tahun sebelumnya.
6) Melampirkan Foto Naskah atau penempatan reklame:

G. Izin Usaha Jasa Kontruksi (IUJK)


1. Ketentuan Izin Usaha Jasa Kontruksi
a. Izin yang selanjutnya disebut IUJK adalah izin untuk melakukan
usaha di Bidang Jasa Konstruksi yang diberikan oleh Pemerintah
Daerah;
b. Permohonan IUJK diajukan kepada Walikota Melalui DPMPTSP
dengan cara mengisi formulir pendaftaran secara elektronik pada
website perizinan.kotabogor.go.id;
2. Persyaratan Izin Usaha Jasa Kontruksi
a. Persyaratan untuk permohonan IUJK Baru dengan cara harus
diunggah secara elektronik dengan dilengkapi persyaratan
sebagai berikut:
1) Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli penanggung jawab badan
usaha yang masih berlaku;
2) Menyerahkan foto kopi Akta Pendirian Badan Usaha Jasa
Konstruksi (BUJK);
3) Menyerahkan foto kopi pengesahan kehakiman perusahaan
bagi BUJK yang berbentuk perseroan;
4) Melampirkan lembar hasil verifikasi berkas permohonan IUJK
dari dinas PUPR;
5) Menyerahkan foto kopi Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang
masih berlaku dan telah diregistrasi Lembaga;
6) Menyerahkan foto kopi Kartu Penanggung Jawab Teknik-
Badan Usaha (PJT-BU);
7) Menyerahkan foto kopi Sertifikat Keahlian (SKA) dan/atau
Sertifikat Keterampilan (SKT) dari PJT-BU yang telah
diregistrasi oleh Lembaga;
8) Menyerahkan Daftar Riwayat Hidup Penanggung Jawab
Badan Usaha;

8
9) Menyerahkan foto kopi KTP, ijazah pendidikan formal, SKA,
dan SKT tenaga ahli/terampil BUJK;
10) Surat Konfirmasi Status Wajib Pajak (SKSWP) dari Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Kota Bogor;
11) Menyerahkan foto kopi Kartu Tanda Anggota (KTA)
Perusahaan apabila BUJK yang bersangkutan tergabung
dalam asosiasi;
12) Menyerahkan foto kopi Surat Keterangan Domisili BUJK yang
berlaku dan dileges kelurahan; dan
13) Izin Mendirikan Bangunan (IMB) asli;
14) Memiliki luas ruang kantor ≥ 30 M2 (tiga puluh meter
persegi).

b. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk


permohonan Perpanjangan IUJK dengan cara harus diunggah
secara elektronik dengan dilengkapi persyaratan sebagai berikut:
1) Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli penanggung jawab badan
usaha yang masih berlaku
2) Menyerahkan foto kopi SBU yang masih berlaku dan telah
diregistrasi oleh Lembaga;
3) Menyerahkan Foto kopi PJT-BU;
4) Melampirkan lembar hasil verifikasi berkas permohonan IUJK
dari dinas PUPR;
5) Menyerahkan Foto kopi SKA dan/atau SKT dari PJT-BU yang
telah diregistrasi oleh Lembaga;
6) Menyerahkan Foto kopi KTP, ijazah pendidikan formal SKA,
SKT tenaga ahli/terampil BUJK dalam hal terjadi pergantian
pegawai;
7) Surat Konfirmasi Status Wajib Pajak (SKSWP) dari Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Kota Bogor;
8) Membuat surat pernyataan tidak masuk dalam Daftar Hitam
yang ditandatangani PJBU;
9) Menyerahkan foto kopi Surat Keterangan Domisili BUJK yang
berlaku dan dileges kelurahan;
10) Menyerahkan foto kopi bukti telah menyelesaikan kewajiban
pembayaran pajak atas kontrak yang diperoleh;
11) Menyerahkan sertifikat IUJK asli; dan
12) IMB asli;
13) Bukti pembayaran BPJS Ketenagakerjaan Asli:
14) Memiliki luas ruang kantor ≥ 30 M2 (tiga puluh meter persegi).

c. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk


perubahan data IUJK diajukan paling lambat 14 hari kerja
dengan cara harus diunggah secara elektronik dengan dilengkapi
persyaratan sebagai berikut:
1) memiliki luas ruang kantor ≥ 30 m2 (tiga puluh meter persegi);
2) menyerahkan foto kopi:
a) Akta Perubahan nama direksi/pengurus untuk perubahan
data nama direksi/pengurus;
b) Surat Keterangan Domisili BUJK untuk perubahan alamat
BUJK;
c) Akta Perubahan untuk perubahan nama BUJK; dan/atau
d) SBU yang masih berlaku untuk perubahan klasifikasi dan
kualifikasi usaha;
e) IMB asli;

9
3) Menyerahkan IUJK asli; dan
4) Menyerahkan surat kuasa dari Penanggung Jawab Badan
Usaha apabila pengurusan permohonan perubahan data IUJK
dikuasakan.
5) Bukti pembayaran BPJS Ketenagakerjaan Asli:

d. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk


penutupan IUJK adalah dengan cara harus diunggah secara
elektronik dengan dilengkapi persyaratan sebagai berikut:
1) Menyerahkan IUJK yang asli; dan
2) Menyerahkan Surat Pajak terakhir.

WALIKOTA BOGOR,

BIMA ARYA

10

Anda mungkin juga menyukai