Anda di halaman 1dari 48

PERJANJIAN LISENSI

DAN WARALABA

Oleh:
Insan Budi Maulana*©)

Jakarta, 14 Oktober 2020

*)Advokat/Konsultan HKI pada MAULANA AND PARTNERS LAW FIRM,


Dosen di FHUI, FEB-UI, FH-UNS, dan FH-USAKTI

©Dilarang memperbanyak dan/atau mengumumkan tanpa izin pengarang, dan hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Hak Cipta.

ibm/map/fhui-mkn/141020 1
MACAM KEBENDAAN

1. BENDA/BARANG TAK BERGERAK, contoh: tanah dan bangunan (UU No.


5/1960), mesin pabrik, dsbnya;

2. BENDA/BARANG BERGERAK:
2.1. Berwujud (tangible assets), contoh: saham, obligasi, perhiasan,
kendaraan, dsbnya;
2.2. TIDAK BERWUJUD (intangible assets), contoh: hak kekayaan
intelektual (hak cipta, paten, merek, desain industri, rahasia
dagang, dtlst, varitas tanaman, dsbnya)

ibm/map/fhui-mkn/141020 2
ibm/map/fhui-mkn/141020 3
BENTUK-BENTUK PERJANJIAN YANG DIATUR
DALAM KUH PERDATA DAN PERATURAN LAIN

• Jual-Beli (Ps.1457 – 1540) * Tukar-menukar (Ps 15441- 1546


• Sewa-Menyewa ( Ps 1548-1600) * Penitipan Barang (Ps 1694-1739)
• Penghibahan (Ps. 1666-1693) * Penanggung utang (Ps 1820-1850)
• Pemberian Kuasa (Ps. 1792-1819) * Persekutuan Perdata (Ps 1618-1652)
• Pinjam Pakai (Ps 1740-1769) * Sewa-Beli
• Lisensi * Leasing (sewa-guna)
• Pengangkutan * Waralaba (Franchise)

ibm/map/fhui-mkn/141020 4
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
(KUH Per)
Perikatan atau Perjanjian diatur pada Buku Ketiga yang:
1) Terdiri 18 Bab;
2) Mengatur Perjanjian pada umumnya termasuk Sewa Menyewa;
3) Perjanjian Lisensi tidak diatur dalam KUH Per, dan terjadi karena
perkembangan bisnis, terutama HKI;
4) Lisensi serupa “sewa-menyewa” tapi sewa untuk aset tidak
berwujud;

ibm/map/fhui-mkn/141020 5
ibm/map/fhui-mkn/141020 6
ibm/map/fhui-mkn/141020 7
ibm/map/fhui-mkn/141020 8
• Apakah kebebasan berkontrak bersifat absolut?

• Bagaimana menyatakan perjanjian yang didasarkan


kebebasan berkontrak itu dapat dibatalkan, batal demi
hukum, atau dinyatakan tidak sah?

ibm/map/fhui-mkn/141020 9
KETENTUAN LISENSI DALAM PER-UU-AN HKI

• UU Perlindungan Varietas Tanaman No.29/2000 (Ps.1 angka, Ps. 42-


43, dan Lisensi Wajib (Ps. 44- Ps. 55);
• UU Rahasia Dagang No. 30/2000 (Ps. 1 angka 5, Ps. 4, Ps.6 ~ Ps 9);
• UU Desain Industri No. 31/2000 (Ps. 1 angka 11, Ps. 33 ~ Ps. 36);
• UU Desain Tata Letak Sirkit Terpadu No. 32/2000 (Ps.1 angka 13, Ps
25 – Ps 28)
• UU Hak Cipta No. 28/2014 (Ps. 1 angka 20, Ps. 80 ~ Ps.83; Lisensi
Wajib, Ps. 84 ~ Ps 86);
• UU Paten No. 13/2016 (Ps.1 angka 11, Ps. 76 ~ Ps. 80, dan Lisensi
Wajib diatur dari Ps. 81 ~ 108);
• UU Merek dan Indikasi Geografis No. 20/2016 (Ps.1 angka 18, Ps. 42
~ Ps 45;

ibm/map/fhui-mkn/141020 10
ibm/map/fhui-mkn/141020 11
MACAM PERJANJIAN LISENSI

• Secara Ekslusif, Master Licensee, Regional


License Agreement

• Secara Non-Ekslusif, terbatas dalam satu


negara, satu wilayah tertentu

ibm/map/fhui-mkn/141020 12
SANG PENGHUBUNG ANTARA
KAU, AKU DAN DIA
Merek

Hak Cipta

Paten
Paten
Sederhana

Desain
Industri Rahasia dagang (metode
produksi/Penjualan)

Desain Tata Letak


Sirkuit Terpadu

ibm/map/fhui-mkn/141020
13
LISENSI DALAM UU PATEN

• Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Paten


kepada pihak lain berdasarkan perjanjian pemberian
hak untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu Paten
yang diberi perlindungan dalam jangka waktu dan syarat
tertentu (RUU PATEN).

• Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Paten,


baik bersifat ekslusif maupun non-ekslusif, kepada
Penerima Lisensi berdasarkan perjanjian tertulis untuk
menggunakan Paten yang masih dilindungi dalam
jangka waktu dan syarat tertentu (Ps 1 angka 11 UU
Paten No 13 Tahun 2016).

ibm/map/fhui-mkn/141020 14
LISENSI WAJIB
Lisensi-wajib merupakan Lisensi untuk melaksanakan Paten yang
diberikan berdasarkan Keputusan Menteri atas dasar permohonan
dengan alasan:
a. Pemegang Paten tidak melaksanakan kewajiban untuk membuat
produk atau menggunakan proses di Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 ayat (1) dalam jangka waktu 36 (tiga puluh enam)
bulan setelah diberikan Paten;
b. Paten telah dilaksanakan oleh Pemegang Paten atau penerima Lisensi
dalam bentuk dan dengan cara yang merugikan kepentingan
masyarakat; atau
c. Paten basil pengembangan dari Paten yang telah diberikan
sebelumnya tidak bisa dilaksanakan tanpa menggunakan Paten pihak
lain yang masih dalam pelindungan. (2) Permohonan Lisensi-wajib
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai biaya (Pasal 82 (1) UU
Paten)

ibm/map/fhui-mkn/141020 15
LISENSI WAJIB
1) Lisensi-wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (1) hanya
dapat diberikan oleh Menteri jika:
a) pemohon atau Kuasanya dapat mengajukan bukti mempunyai
kemampuan untuk melaksanakan sendiri Paten dimaksud secara
penuh dan mempunyai fasilitas untuk melaksanakan Paten yang
bersangkutan dengan secepatnya;
b) pemohon atau Kuasanya telah berusaha mengambil langkah-
langkah dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan untuk
mendapatkan Lisensi dari Pemegang Paten atas dasar persyaratan
dan kondisi yang wajar tetapi tidak memperoleh hasil; dan
c) Menteri berpendapat Paten dimaksud dapat dilaksanakan di
Indonesia dalam Skala ekonomi yang layak dan memberikan
manfaat kepada masyarakat.

2) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus dilengkapi


keterangan dari instansi yang memiliki kompetensi yang diberikan atas
permintaan pemohon atau Kuasanya ( Pasal 84 UU Paten)
ibm/map/fhui-mkn/141020 16
LISENSI WAJIB
• Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak termasuk
jangka waktu penundaan paling lama 12 (dua belas) bulan terhitung
sejak tanggal pemberitahuan penundaan oleh Menteri.

• Keputusan pemberian Lisensi-wajib sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) memuat: a. Lisensi-wajib bersifat non-eksklusif; b. alasan
pemberian Lisensi-wajib; c. bukti, termasuk keterangan atau
penjelasan sebagai dasar pemberian Lisensi-wajib; d. jangka waktu
Lisensi-wajib; e. besar Imbalan yang harus dibayarkan Penerima
Lisensi-wajib kepada Pemegang Paten dan cara pembayarannya; f.
syarat berakhirnya Lisensi-wajib dan hal yang dapat membatalkannya;
g. lingkup Lisensi-wajib untuk seluruh atau sebagian dari Paten yang
dimohonkan Lisensi-wajib; dan h. hal-hal lain yang diperlukan untuk
menjaga kepentingan para pihak yang bersangkutan secara adil. (5)
Ketentuan lebih lanjut mengenai format keputusan pemberian
Lisensi-wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri ( Pasal 88 ayat [3] [4]UU Paten)
ibm/map/fhui-mkn/141020 17
LISENSI WAJIB BERAKHIR
(1) Lisensi-wajib berakhir karena selesainya jangka waktu yang
ditetapkan dalam keputusan pemberian Lisensi-wajib oleh Menteri
atau karena putusan Pengadilan Niaga yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap yang membatalkan Keputusan Menteri
mengenai pemberian Lisensi-wajib.
(2) Selain karena selesainya jangka waktu Lisensi-wajib dan putusan
Pengadilan Niaga yang membatalkan pemberian Lisensi-wajib
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Lisensi-wajib juga berakhir
karena pembatalan berdasarkan Keputusan Menteri atas
permohonan Pemegang Paten jika: a. alasan yang dijadikan dasar
bagi pemberian Lisensi-wajib tidak ada lagi; b. penerima Lisensi-
wajib tidak melaksanakan Lisensi-wajib atau tidak melakukan usaha
persiapan yang sepantasnya untuk segera melaksanakan Lisensi-
wajib; atau c. penerima Lisensi-wajib tidak menaati syarat dan
ketentuan lainnya (Psl 103 ayat 1 & ayat 2)
ibm/map/fhui-mkn/141020 18
PELAKSANAAN PATEN OLEH
PEMERINTAH

1) Pemerintah dapat melaksanakan sendiri Paten di Indonesia


berdasarkan pertimbangan: a. berkaitan dengan pertahanan dan
keamanan negara; atau b. kebutuhan sangat mendesak untuk
kepentingan masyarakat.
2) Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan secara terbatas, untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri, dan bersifat non-komersial.
3) Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
4) Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan dapat
diperpanjang setelah mendengar pertimbangan dari Menteri
dan menteri terkait atau pimpinan instansi yang bertanggung
jawab di bidang terkait (Pasal 109 UU Paten).

ibm/map/fhui-mkn/141020 19
PELAKSANAAN PATEN OLEH PEMERINTAH
MENURUT PASAL 109 AYAT (1) HURUF B MELIPUTI:
a. Produk farmasi dan/atau bioteknologi yang harganya mahal dan/atau
diperlukan untuk menanggulangi penyakit yang dapat
mengakibatkan terjadinya kematian mendadak dalam jumlah yang
banyak, menimbulkan kecacatan yang signifikan, dan merupakan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia
(KKMMD);
b. Produk kimia dan/ atau bioteknologi yang berkaitan dengan
pertanian yang diperlukan untuk ketahanan pangan;
c. Obat hewan yang diperlukan untuk menanggulangi hama dan/atau
penyakit hewan yang berjangkit secara luas; dan/atau
d. Proses dan/ atau produk untuk menanggulangi bencana alam
dan/atau bencana lingkungan hidup (Psl 111 UU Paten).

ibm/map/fhui-mkn/141020 20
PELAKSANAAN PATEN OLEH
PEMERINTAH MELIPUTI:
a. Senjata api;
b. Amunisi;
c. Bahan peledak militer;
d. Intersepsi;
e. Penyadapan;
f. Pengintaian;
g. Perangkat penyandian dan perangkat analisis
sandi; dan/ atau h. proses dan/atau peralatan
pertahanan dan keamanan negara lainnya
(Pasal 110 UU Paten).
ibm/map/fhui-mkn/141020 21
DEFINISI LISENSI DALAM UU HAK
CIPTA
• Lisensi adalah izin tertulis yang diberikan oleh
Pemegang Hak Cipta atau Pemilik Hak Terkait
kepada pihak lain untuk melaksanakan hak
ekonomi atas Ciptaannya atau produk Hak
Terkait dengan syarat tertentu (Pasal 1 angka
20 UU Hak Cipta No. 28 Tahun 2014).

ibm/map/fhui-mkn/141020 22
HAK EKONOMI PENCIPTA ATAU
PEMEGANG HAK CIPTA

• Hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta


atau Pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan
manfaat ekonomi atas Ciptaan (Ps 8 UU HC).

ibm/map/fhui-mkn/141020 23
LISENSI

(1) Kecuali diperjanjikan lain, pemegang Hak Cipta atau pemilik Hak
Terkait berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain
berdasarkan perjanjian tertulis untuk melaksanakan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), Pasal 23 ayat (2),
Pasal 24 ayat (2), dan Pasal 25 ayat (2).

(2) Perjanjian Lisensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku


selama jangka waktu tertentu dan tidak melebihi masa berlaku
Hak Cipta dan Hak Terkait.

ibm/map/fhui-mkn/141020 24
LISENSI

3) Kecuali diperjanjikan lain, pelaksanaan perbuatan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) disertai kewajiban penerima Lisensi
untuk memberikan Royalti kepada Pemegang Hak Cipta atau
pemilik Hak Terkait selama jangka waktu Lisensi.
4) Penentuan besaran Royalti sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dan tata cara pemberian Royalti dilakukan berdasarkan
perjanjian Lisensi antara Pemegang Hak Cipta atau pemilik Hak
Terkait dan penerima Lisensi.
5) Besaran Royalti dalam perjanjian Lisensi harus ditetapkan
berdasarkan kelaziman praktik yang berlaku dan memenuhi
unsur keadilan (Ps 80)

ibm/map/fhui-mkn/141020 25
PENCIPTA ATAU PEMEGANG HAK CIPTA SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 8 MEMILIKI HAK EKONOMI UNTUK
MELAKUKAN:

a) Penerbitan Ciptaan;
b) Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya;
c) Penerjemahan Ciptaan;
d) Pengadaptasian, pengaransemenan, atau
pentransformasian Ciptaan;
e) Pendistribusian Ciptaan atau salinannya;
f) Pertunjukan Ciptaan;
g) Pengumuman Ciptaan;
h) Komunikasi Ciptaan; dan
i) Penyewaan Ciptaan (Ps 9 ayat 1 UU HC);

ibm/map/fhui-mkn/141020 26
HAK EKONOMI PELAKU PERTUNJUKAN
• Hak ekonomi Pelaku Pertunjukan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi hak melaksanakan sendiri, memberikan izin,
atau melarang pihak lain untuk melakukan:
– Penyiaran atau Komunikasi atas pertunjukan Pelaku
Pertunjukan;
– Fiksasi dari pertunjukannya yang belum difiksasi;
– Penggandaan atas Fiksasi pertunjukannya dengan cara atau
bentuk apapun;
– Pendistribusian atas Fiksasi pertunjukan atau salinannya;
– penyewaan atas Fiksasi pertunjukan atau salinannya kepada
publik; dan
– penyediaan atas Fiksasi pertunjukan yang dapat diakses
publik (Ps 23 ayat 2).

ibm/map/fhui-mkn/141020 27
HAK EKONOMI
PRODUSER FONOGRAM
Hak ekonomi Produser Fonogram sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi hak melaksanakan sendiri, memberikan izin,
atau melarang pihak lain untuk melakukan:
a. Penggandaan atas Fonogram dengan cara atau bentuk
apapun;
b. Pendistribusian atas Fonogram asli atau salinannya;
c. penyewaan kepada publik atas salinan Fonogram; dan;
d. penyediaan atas Fonogram dengan atau tanpa kabel yang
dapat diakses publik (Ps 24 ayat 2 UU HC)

ibm/map/fhui-mkn/141020 28
HAK EKONOMI LEMBAGA PENYIARAN

Hak ekonomi Lembaga Penyiaran sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) meliputi hak
melaksanakan sendiri, memberikan izin, atau
melarang pihak lain untuk melakukan:
a. Penyiaran ulang siaran;
b. Komunikasi siaran;
c. Fiksasi siaran; dan/atau
d. Penggandaan Fiksasi siaran (Ps 25 ayat 2).

ibm/map/fhui-mkn/141020 29
PP NO. 36 TAHUN 2018 :
PENCATATAN PERJANJIAN LISENSI KEKAYAAN
INTELEKTUAL

Pencatatan perjanjian Lisensi dilakukan terhadap


objek kekayaan intelektual di bidang:
– Hak cipta dan hak terkait;
– Paten;
– Merek;
– Desain industri;
– Desain tata letak sirkuit terpadu;
– Rahasia dagang; dan
– Varietas tanaman (Ps. 2)

ibm/map/fhui-mkn/141020 30
PERMOHONAN
PENCATATAN PERJANJIAN LISENSI
PASAL 7 (1) PP NO. 36 TH 2018
1) Perjanjian Lisensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
wajib dilakukan pencatatan oleh Menteri.
2) Perjanjian Lisensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat:
a. Tanggal, bulan, tahun, dan tempat perjanjian Lisensi
ditandatangani;
b. Nama dan alamat pemberi Lisensi dan penerima Lisensi;
c. Objek perjanjian Lisensi;
d. Ketentuan mengenai Lisensi bersifat eksklusif atau
non-eksklusif, termasuk sublisensi;
e. Jangka waktu perjanjian Lisensi;
f. Wilayah berlakunya perjanjian Lisensi; dan
g. Pihak yang melakukan pembayaran biaya tahunan untuk paten.
ibm/map/fhui-mkn/141020 31
PERATURAN PELAKSANA PERJANJIAN LISENSI

• Ketentuan lebih lanjut mengenai pencatatan


perjanjian Lisensi diatur dengan Peraturan
Menteri (Ps. 80 UU Paten No. 13 Tahun 2016)

• Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan


tata cara pencatatan Lisensi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 42 ayat (3) diatur
dengan Peraturan Menteri (Ps. 45 UU Merek
No. 20 Tahun 2016)

ibm/map/fhui-mkn/141020 32
PASAL –PASAL DALAM PERJANJIAN LISENSI
• Perjanjian Lisensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) wajib
dilakukan pencatatan oleh Menteri.
• Perjanjian Lisensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat:
– Tanggal, bulan, tahun, dan tempat perjanjian Lisensi ditandatangani;
– Nama dan alamat pemberi Lisensi dan penerima Lisensi;
– objek perjanjian Lisensi;
– Ketentuan mengenai Lisensi bersifat eksklusif atau noneksklusif,
termasuk sublisensi;
– Jangka waktu perjanjian Lisensi;
– Wilayah berlakunya perjanjian Lisensi; dan
– Pihak yang melakukan pembayaran biaya tahunan untuk paten (Psl 7,
PP NO. 36/2018)

ibm/map/fhui-mkn/141020 33
• Dalam hal pemberi Lisensi dan/atau penerima
Lisensi:
• bertempat tinggal atau berkedudukan tetap di luar
wilayah Negara Republik Indonesia; atau
• warga negara asing,
• permohonan pencatatan perjanjian Lisensi harus
diajukan melalui Kuasa (Psl 8 PP NO. 36/2018).

ibm/map/fhui-mkn/141020 34
• Permohonan pencatatan perjanjian Lisensi diajukan secara tertulis
dalam bahasa Indonesia kepada Menteri.
• Permohonan pencatatan perjanjian Lisensi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan melalui media elektronik atau
nonelektronik.
• Permohonan pencatatan perjanjian Lisensi melalui media elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menerapkan sistem penggunaan
data terintegrasi secara elektronik (dalam jaringan).
• Permohonan pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
melampirkan dokumen paling sedikit:
– Salinan perjanjian Lisensi;
– Petikan resmi sertifikat paten, sertifikat merek, sertifikat desain
industri, sertifikat desain tata letak sirkuit terpadu, bukti
kepemilikan ciptaan atau hak terkait, atau bukti kepemilikan
rahasia dagang yang dilisensikan dan masih berlaku;
– Surat kuasa, jika permohonan diajukan melalui Kuasa; dan
– Bukti pembayaran biaya (Psl 10, PP NO. 36/2018)
ibm/map/fhui-mkn/141020 35
PERSYARATAN LISENSI

1) Perjanjian Lisensi dilarang memuat ketentuan


yang mengakibatkan kerugian perekonomian
Indonesia.
2) Isi perjanjian Lisensi dilarang bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3) Perjanjian Lisensi dilarang menjadi sarana
untuk menghilangkan atau mengambil alih
seluruh hak Pencipta atas Ciptaannya (Ps.82)

ibm/map/fhui-mkn/141020 36
PERSYARATAN LISENSI
(MENURUT UU HAK CIPTA)
1) Perjanjian Lisensi harus dicatatkan oleh Menteri dalam daftar umum
perjanjian Lisensi Hak Cipta dengan dikenai biaya.

2) Perjanjian Lisensi yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 82 tidak dapat dicatat dalam daftar umum
perjanjian Lisensi.

3) Jika perjanjian Lisensi tidak dicatat dalam daftar umum sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), perjanjian Lisensi tersebut tidak mempunyai
akibat hukum terhadap pihak ketiga.

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pencatatan perjanjian Lisensi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah (Ps 83)
ibm/map/fhui-mkn/141020 37
(2) Menteri mencatat perjanjian Lisensi dalam:
a. Daftar umum desain industri;
b. Daftar umum desain tata letak sirkuit terpadu;
c. Daftar umum perjanjian Lisensi hak cipta; atau
d. Daftar umum perjanjian Lisensi hak kekayaan intelektual
lainnya.
(3) Pencatatan perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diumumkan dalam:
a. Berita resmi desain industri;
b. Berita resmi desain tata letak sirkuit terpadu;
c. Berita resmi rahasia dagang;
d. Berita resmi merek;
e. Berita resmi paten; atau
f. Daftar umum perjanjian Lisensi hak cipta. (4) Perjanjian Lisensi
yang tidak dicatatkan dan tidak diumumkan, tidak berakibat
hukum kepada pihak ketiga (Psl 15 PP No. 36/2018)

ibm/map/fhui-mkn/141020 38
LISENSI WAJIB

• Lisensi wajib merupakan Lisensi untuk


melaksanakan penerjemahan dan/atau
Penggandaan Ciptaan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan sastra yang diberikan
berdasarkan keputusan Menteri atas dasar
permohonan untuk kepentingan pendidikan
dan/atau ilmu pengetahuan serta kegiatan
penelitian dan pengembangan (Psl 84)

ibm/map/fhui-mkn/141020 39
LISENSI WAJIB

• Setiap Orang dapat mengajukan permohonan


lisensi wajib terhadap Ciptaan dalam bidang
ilmu pengetahuan dan sastra sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 84 untuk kepentingan
pendidikan, ilmu pengetahuan, serta kegiatan
penelitian dan pengembangan kepada Menteri
(Ps. 85)

ibm/map/fhui-mkn/141020 40
LISENSI WAJIB
1) Terhadap permohonan lisensi wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85,
Menteri dapat:
a. mewajibkan Pemegang Hak Cipta untuk melaksanakan sendiri
penerjemahan dan/atau Penggandaan Ciptaan di wilayah negara
Republik Indonesia dalam waktu yang ditentukan;
b. mewajibkan Pemegang Hak Cipta yang bersangkutan untuk memberikan
izin kepada pihak lain untuk melaksanakan penerjemahan dan/atau
Penggandaan Ciptaan di wilayah negara Republik Indonesia dalam waktu
yang ditentukan dalam hal Pemegang Hak Cipta yang bersangkutan tidak
melaksanakan sendiri; atau
c. menunjuk pihak lain untuk melakukan penerjemahan dan/atau
Penggandaan Ciptaan dalam hal Pemegang Hak Cipta tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam huruf b.

ibm/map/fhui-mkn/141020 41
LISENSI WAJIB
(2) Kewajiban melaksanakan penerjemahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan setelah lewat jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak
Ciptaan di bidang ilmu pengetahuan dan sastra dilakukan Pengumuman
selama karya tersebut belum pernah diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia.
(3) Kewajiban melakukan Penggandaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan setelah lewat jangka waktu:
a. 3 (tiga) tahun sejak buku di bidang matematika dan ilmu
pengetahuan alam dilakukan Pengumuman dan buku tersebut
belum pernah dilakukan Penggandaan di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
b. 3 (tiga) tahun sejak buku di bidang ilmu sosial dilakukan
Pengumuman dan buku tersebut belum pernah dilakukan
Penggandaan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan
c. 3 (tiga) tahun sejak buku di bidang seni dan sastra dilakukan
Pengumuman dan buku tersebut belum pernah dilakukan
Penggandaan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ibm/map/fhui-mkn/141020 42
LISENSI WAJIB

4) Penerjemahan atau Penggandaan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) hanya digunakan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b


dan huruf c disertai imbalan yang wajar.

6) Ketentuan lebih lanjut mengenai lisensi wajib diatur dengan Peraturan


Pemerintah (Ps 86).

ibm/map/fhui-mkn/141020 43
BAGAIMANA JIKA PERJANJIAN LISENSI
TIDAK DICATATKAN?

• Apakah perjanjian itu batal demi hukum, atau


dapat dibatalkan?

• Apakah Perjanjian Kerjasama, atau Perjanjian yang


pasal-pasalnya tentang lisensi di bidang hak cipta,
misal: perjanjian penerbitan buku, peredaran film,
juga harus dicatatkan di Direktorat Hak Cipta?

ibm/map/fhui-mkn/141020 44
PP NO 42/2007 TENTANG WARALABA

• Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh


orang perseorangan atau badan usaha
terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha
dalam rangka memasarkan barang dan/atau
jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat
dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak
lain berdasarkan perjanjian waralaba (Pasal
1angka 1)

ibm/map/fhui-mkn/141020 45
MEMILIKI KRITERIA

Waralaba harus memenuhi kriteria sebagai berikut:


a. Memiliki ciri khas usaha;
b. Terbukti sudah memberikan keuntungan;
c. Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau
jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis;
d. Mudah diajarkan dan diaplikasikan;
e. Adanya dukungan yang berkesinambungan; dan
f. Hak Kekayaan Intelektual yang telah terdaftar (Psl 3).

ibm/map/fhui-mkn/141020 46
ISI PERJANJIAN WARALABA
Memuat klausula, paling sedikit:
a. Nama dan alamat para pihak;
b. Jenis Hak Kekayaan Intelektual;
c. Kegiatan usaha;
d. Hak dan kewajiban para pihak;
e. Bantuan, fasilitas, bimbingan operasional, pelatihan dan pemasaran
yang diberikan Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba;
f. Wilayah usaha;
g. Jangka waktu perjanjian;
h. Tata cara pembayaran imbalan;
i. Kepemilikan, perubahan kepemilikan dan hak ahli waris;
j. Penyelesaian sengketa; dan
k. Tata cara perpanjangan, pengakhiran dan pemutusan perjanjian (Psl
5)

ibm/map/fhui-mkn/141020 47
TERIMA KASIH,
SAMPAI JUMPA DI LAIN KESEMPATAN

ibm/map/fhui-mkn/141020 48

Anda mungkin juga menyukai