Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN UAS AHP 16 MEI 2018

1. Jawaban di no. 1 soal 2019.


2. Jawaban di no.2 soal 2019.

3. Pengertian dan penyebab terjadinya Sengketa Konstruksi (6. KLAIM KONSTRUKSI & PENYELESAIAN SENGKETA
KONSTRUKSI (Power Point) - Slide 36)
a) Pengertian: Sengketa Konstruksi adalah sengketa perdata yang terjadi di dalam/sehubungan dengan kegiatan
Industri Jasa Konstruksi;
b) Penyebab: Sengketa konstruksi dapat terjadi karena klaim konstruksi yang tidak dilayani/dipenuhi antara lain
klaim tambahan waktu, biaya, atau kompensasi lain, baik dari pengguna maupun penyedia jasa.

4. Ps. 50 UU No.2 Tahun 2017, jika ada Kontrak Bahasa Indo dan Inggris, dan terjadi perselisihan, bahasa mana yang
digunakan? (ANATOMI KONTRAK KONSTRUKSI Mnrt UU No.2 Tahun 2017 - Slide 12)
Dalam hal terjadi perselisihan dengan pihak asing sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan Kontrak Kerja
Konstruksi dalam bahasa Indonesia (Ayat 3).

5. Dalam kontrak Contractor’s Full Prefinancing, pengguna jasa memberikan jaminan pembayaran, sebutkan 3: (Aspek
Keuangan _ Perbankan dalam Kontrak Konstruksi - PPT Sebelum UTS - Slide 6)
a) Jaminan bersifat fisik:
i. Bank garansi dan Stand by Letter of Credit
ii. Surety Bond
iii. Hak Tanggungan
iv. Cessie
v. Penyerahan hak milik berdasarkan kepercayaan
b) Jaminan bersifat moral:
i. Personal Guarantee (Jaminan Pribadi)
ii. Corporate Guarantee (Jaminan Perusahaan)
iii. Letter of Comfort, warranty & indemnity

6. Pentingnya mengetahui Hukum Pertanahan: karena segala macam pembangunan membutuhkan tanah sebagai
sarananya baik itu untuk pembangunan rumah/gedung jalan, pertanian, perkebunan dan sarana lain semua itu tidak
mungkin terlepas dari kebutuhan tanah sehingga hal-hal yang berhubungan dengan pertanahan, menjadi penting untuk
nantinya menggeluti pembangunan dan sudah sewajarnya sebagai pelaku pembangunan mengerti aturan-aturan yang
menyangkut pertanahan. (Agraria Pengadaan Tanah dan Arbitrase PPT AHP Studpor - Page 1)

7. Perbedaan Hak Guna Usaha (HGU) dan Hak Guna Bangunan (HGB) (Agraria Pengadaan Tanah dan Arbitrase PPT AHP
Studpor - Page 11):
a) Pemilik tanah pada HGU adalah Negara, sedangkan pada HGB bisa Negara ataupun dimiliki perorangan lain;
b) Penggunaan HGU adalah untuk bidang pertanian, perikanan, atau perikanan, sedangkan penggunaan HGB
untuk dibangunan bangunan di atasnya untuk penggunaan yang tidak dikhususkan;
c) Jangka waktu HGU adalah 25 tahun dan dapat diperpanjang 25 tahun lagi, sedangkan jangka waktu HGV
adalah 30 tahun dan dapat diperpanjang 20 tahun lagi.

8. Pasal 2 ayat 1 UU No. 5 Tahun 1960 Tentang Agraria, tercantum bumi, air, angkasa, kekayaan alam dikuasai negara.
Makna dari kata dikuasai oleh Negara adalah memberi kewenangan kepada Negara sebagai organisasi kekuasaan dari
Bangsa Indonesia untuk pada tingkatan tertinggi, untuk:
a) Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaannya;
b) Menentukan dan mengatur hak-hak yang dapat dipunyai atas (bagian dari) bumi, air, dan ruang angkasa;
c) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan
hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
(Agraria Pengadaan Tanah dan Arbitrase PPT AHP Studpor - Page 8)

9. 3 Perbedaan mendasar pengadilan dan arbitrase (6. KLAIM KONSTRUKSI & PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI
(Power Point) - Slide 69):
a) Pihak yang menangani pengadilan adalah lembaga peradilan / ahli hukum, sedangkan pihak yang menangani
arbitrase adalah arbiter / ahli yang kompeten di bidang tertentu;
b) Putusan pengadilan hanya berdasarkan hukum semata (win-lose), sedangkan putusan arbitrase dapat
menghasilkan keputusan yang menguntungkan kedua belah pihak (mengutamakan win-win);
c) Pengadilan bersifat terbuka dan memakan waktu lama (5-15 tahun), sedangkan arbitrase bersifat tertutup
dan memakan waktu singkat (6 bulan).

10. Jelaskan mengapa lebih banyak penyelesaian sengketa melalui arbitrase dibandingkan dengan pengadilan: (6.
KLAIM KONSTRUKSI & PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI (Power Point) - Slide 44)
a) Bebas dan otonom menentukan peraturan dan institusi arbitrase;
b) Menghindari ketidakpastian (uncertainty) akibat perbedaan sistim hukum dengan negara tempat sengketa
diperiksa, maupun kemungkinan terjadi keputusan Hakim yang tidak adil dengan maksud apapun, termasuk
melindungi kepentingan domestik yang terlibat sengketa;
c) Keleluasaan memilih arbiter profesional, pakar (expert) dalam bidang yang menjadi objek sengketa, dan
independen dalam memeriksa sengketa.
d) Waktu, prosedur, dan biaya arbitrase lebih efisien. Putusan bersifat final and binding, dan tertutup untuk
upaya hukum banding atau kasasi;
e) Persidangan tertutup (non-publicity), dan oleh karena itu memberikan perlindungan untuk informasi atau
data usaha yang bersifat rahasia atau tidak boleh diketahui umum.
f) Pertimbangan hukum lebih mengutamakan aspek privat dengan pola win-win solution.
g) Putusan bersifat non-precedence, dan oleh karena itu untuk jenis dan sifat sengketa yang sama sangat
mungkin terjadi putusan yang berbeda.

11. Putusan BANI adalah final dan binding, artinya: (6. KLAIM KONSTRUKSI & PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI
(Power Point) - Slide 70)
Keputusan mengikat kedua belah pihak yang bersengketa sebagai keputusan dalam tingkat pertama dan terakhir,
dan tidak dapat mengajukan banding atau kasasi.

12.
(13) .TINJAUAN STANDAR INTERNASIONAL FIDIC & STANDAR KONTRAK INTERNASIONAL LAINYA (Ringkasan))
Bentuk Kontrak Internasional:
a) FIDIC;
b) JCT dari Inggris;
c) SIA dari Singapura;
d) AIA dari Amerika Serikat.

Standar Kontrak yang diterbitkan FIDIC:


a) 1999:
i. SYARAT-SYARAT KONTRAK UNTUK KONSTRUKSI (CONDITIONS OF CONTRACT FOR CONSTRUCTION)
ii. SYARAT-SYARAT KONTRAK UNTUK PEMBANGKIT DAN RANCANG BANGUN (CONDITIONS OF CONTRACT
FOR PLANT AND DESIGN BUILD)
iii. SYARAT-SYARAT KONTRAK UNTUK PROYEK EPC/TURN KEY (CONDITIONS OF CONTRACT FOR EPC/TURN
KEY PROJECT )
iv. KONTRAK BENTUK PENDEK (SHORT FORM CONTRACT)
b) 2006: Syarat-Syarat Kontrak untuk Pekerjaan Pengerukan dan Reklamasi (Conditions of Contract for Dredging &
Reclamation Works).
c) 2010: Conditions of Contract for Multilateral Development Bank (MDB) Harmonised Edition.

Perbedaan Syarat-Syarat Umum untuk Konstruksi dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak Pembangkit dan Rancang
Bangun:
a) Administrasi pengguna jasa;
b) Desain;
c) Pengujian setelah penyelesaian.
13.

14. Arti dari istilah:


a) Defect Notification Period/ Defect Liability Period:
b) Contract Period
c) Construction Period

15. Anatomi dari suatu permohonan arbitrase: (3. CARA MENYUSUN PERMOHONAN & PROSES PERSIDANGAN
ARBITRASE KONSTRUKSI, hal. 7)
a) Permohonan Bagian Pertama: Persona Standi in Judicio
Institusi yang memiliki kewenangan untuk menyelidiki :  dalam hal ini adalah Majelis Arbitrase, atau jika
institusinya jelas, seperti Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) maka langsung ke BANI.
Contoh:
Kepada Yth. :
Ketua Badan Arbitrase Nasional Indonesia
Gedung Wahana Graha, Lantai II
Jl. Mampang Prapatan No. 2
Jakarta Selatan

Termasuk identitas para pihak.


Sebagai contoh menyebutkan :
- PT. Harkat, Jalan Pakubuwono No. 27 Jakarta; dan
- PT. Elang, jalan Daan Mogot No. 90, Jakarta.
Semuanya nama dan alamat harus jelas ditulis.

b) Bagian Kedua: Fundamentum Petendi atau Posita


Didalam posita, “Pemohon” wajib menguraikan prinsip-perinsip dasar permohonannya. Semua kejadian,
terutama yang mendukung permohonan “Pemohon” harus dijelaskan dari awal (misalnya dari hari pertama
tanda tangan kontrak atau awal kegiatan).
Contoh:
Adapun alasan-alasan yang menjadi dasar permohonan arbitrase ini adalah sebagi berikut :

Pada tanggal 20 Desember 1996 Pemohon mulai melaksanakan pekerjaan pembangunan Gedung
Perkantoran Melati berlantai 3 (Bukti C.3) berlokasi di Jalan Perintis kemerdekaan No. 11 Jakarta, dengan
nilai kontrak Rp. 10.000.000.000,- (belum termasuk PPN) dengan cara pembayaran berdasarkan prestasi
Pemohon setiap bulan. Masa membangun selama 12 bulan.
Pada bulan Agustus 1997 prestasi telah mencapai 60 % (Bukti C.4).
Namun prestasi bulan Juni dan Juli 1997 belum dibayar oleh Termohon kepada Pemohon masing-masing
senilai Rp. 1.150.000.000,- dan Rp. 1.050.000.000,- (Bukti C.5 dan C.6).
Sesuai perjanjian Pasal 25, Pemohon mulai tanggal 10 September 1997 menghentikan pekerjaan (Bukti C.7).
Pemohon telah memberikan peringatan I, tanggal 17 September 1997 peringatan II, tanggal 1 Oktober 1997,
dan peringatan III, tanggal 18 Oktober 19997 (Bukti C.8, C.9, C.10). namun Termohon tetap tidak melakukan
pembayaran kepada Pemohon.
Dengan demikian terbukti Termohon telah melakukan tindakan Cidera Janji (Wanprestasi).
Akibat tindakan Termohon, Pemohon mengalami kerugian sangat besar.

c) Bagian Ketiga: Petitum atau Petisi


Dari kata Petisi  berarti hal-hal yang diminta atau dituntut oleh “Pemohon”.
Contoh:
1. Menyatakan “Termohon” wanprestasi/cidera janji.
2. Menyatakan penghentian pekerjaan oleh “Pemohon” tanggal 10 September 1997 adalah sah
menurut hukum.

3. Menghukum dan memerintahkan “Termohon” membayar kerugian sebesar Rp.


2.200.000.000, -.

4. Menghukum “Termohon” membayar denda/bunga 20% perbulan sejak tanggal permohonan


ini dengan semua ganti rugi berdasarkan pada Putusan Majelis dan dibayar lunas.

5. Menghukum “Termohon” membayar biaya arbitrase.

16. Arti istilah ex aequo ex bono pada Permohonan Arbitrase:


Kalimat pada bagian petita subsidair dalam suatu surat permohonan arbitrase, yang memohon untuk keputusan
berdasarkan asas keadilan yang benar dan netral, dalam kondisi seandainya tuntutan primair tidak dikabulkan.

17. Bagian dari Permohonan Arbitrase yang menunjukan peran seorang sarjana teknik, yaitu pada bagian kedua
(fundamentum petendi atau posita), karena pada bagian tersebut, pemohon wajib menguraikan prinsip-prinsip dasar
permohonannya. Dalam menguraikan prinsip-prinsip dasar permohonan, pemohon perlu menjelaskan dan
membuktikan secara detail dan jelas, terutama berhubungan dengan tahapan/proses konstruksi. Dengan itu, seorang
sarjana teknik akan dapat melakukannya dengan lebih sesuai latar pendidikannya daripada seorang lawyer.

18. Ada di Jawaban Soal 19


19. Ada di Jawaban Soal 19
20. Ada di halaman 1 File Materi Kuliah Unpar 2020 - 8). ADMINISTRASI PROYEK KONSTRUKSI. (Materi Lengkap)

Anda mungkin juga menyukai