Anda di halaman 1dari 14

FAKULTAS TEKNIK UNANDA PALOPO

Waluyo Sulistiono. ST., MT

BAB III. ADMINISTRASI KONTRAK KONSTRUKSI

A. PENDAHULUAN

1. Pengertian Kontrak / Perjanjian

Kontrak atau Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Salah satu pihak disebut PIHAK KESATU
dan pihak lainnya disebut PIHAK KEDUA.
Sedangkan dalam ruang lingkup jasa konstruksi, pengertian para pihak adalah :
PIHAK KESATU : Pengguna Jasa
PIHAK KEDUA : Penyedia Jasa

2. Administrasi Kontrak
Administrasi Kontrak merupakan upaya pengelolaan atas kontrak dalam periode
pelaksanaannya sehingga kewajiban dan hak dari masing-masing pihak dapat dijalankan sesuai
dengan ketentuan yang ada dalam kontrak tersebut. Dengan demikian administrasi kontrak
diperlukan dalam setiap pelaksanaan kontrak. Bagi kontraktor Administrasi Kontrak diperlukan
dalam mengelola kontrak selama pelaksanaan proyek agar tercapai target pelaksanaan dalam
aspek biaya, mutu, dan waktu untuk memperoleh laba, citra yang baik dari perusahaan serta
profesionalisme
dalam pelaksanaan
pekerjaan. Dan bagi
pengguna jasa
Administrasi kontrak
diperlukan dalam
mengelola kontrak
selama pelaksanaan
FAKULTAS TEKNIK UNANDA PALOPO

Waluyo Sulistiono. ST., MT

proyek, agar diperoleh hasil pelaksanaan berupa bangunan dan kelengkapannya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam kontrak.
3. Kedudukan kontrak dalam hubungan kerja
 Secara Hukum, perjanjian merupakan undang-undang bagi pihak-pihak yang membuat
terhadap kesepakatannya.
 Setiap pihak wajib melaksanakan ketentuan kontrak
 Setiap kesalahan dalam memenuhi ketentuan akan menimbulkan risiko berujud biaya dan
tidak ada kompensasinya
Contohnya :
 Pihak I tidak menyerahkan lahan tepat waktu
 Pihak I tidak membayar tepat waktu
 Pihak II tidak menyerahkan bangunan tepat waktu
 Pihak II tidak memenuhi persyaratan bangunan
Untuk menghindari kerugian karena tidak memenuhi ketentuan, kontraktor harus :
 Menyelenggarakan mutu pelaksanaan sesuai persyaratan.
 Memahami serta menerapkan ketentuan dalam dokumen kontrak.
4. Pemahaman istilah
1. Kontrak : Suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang lain atau lebih .
2. Provisional Sum: Sejumlah biaya yang disediakan dan termasuk dalam kontrak, untuk
pekerjaan yang belum ditentukan
3. Prime Cost: Sejumlah biaya yang disediakan dan termasuk dalam kontrak, untuk pekerjaan
yang telah ditentukan, umumnya dikerjakan oleh NSC
4. Nominated Sub Contractor (NSC) : Sub Kontraktor yang ditunjuk langsung oleh Pihak I
untuk pekerjaan tertentu yang telah ditetapkan
5. Force Majeure : Atau keadaan memaksa, adalah kejadian atau peristiwa yang terjadi diluar
kemampuan Pihak I maupun Pihak II yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kontrak, antara
lain berupa :
 Bencana alam : banjir, gempa bumi, tanah longsor, badai dan lain-lain
 Huru-hara, perang, pemberontakan, kerusuhan, kekacauan dan lain-lain
 Kebakaran,
 Keadaan memaksa yang dinyatakan secara resmi oleh Pemerintah
6. Eskalasi harga : Perubahan/kenaikan harga sesuai kondisi pasar
7. Klaim : Suatu permintaan akan tambahan harga kontrak, atau waktu pelaksanaan, atau
kompensasi atas terjadinya hal-hal yang bukan kesalahan salah satu pihak dan merugikan
pihak tersebut
FAKULTAS TEKNIK UNANDA PALOPO

Waluyo Sulistiono. ST., MT

8. Sengketa kontrak : Perselisihan/perbedaan pendapat antara Pihak I dan Pihak II yang tidak
dapat disepakati atas hal-hal tentang pelaksanaan kontrak
9. Penyelesaian sengketa : Upaya mencapai kesepakatan antara dua pihak melalui
musyawarah, atau pengadilan, atau arbitrase
10. Arbitrase : Peradilan yang dipilih dan ditentukan sendiri secara sukarela oleh pihak-pihak
yang bersengketa

B. DOKUMEN KONTRAK
Dokumen Kontrak secara lengkap terdiri atas :

a. Dokumen Tender, meliputi :


⁃ Undangan tender
⁃ Petunjuk kepada peserta tender
⁃ Formulir penawaran dan lampirannya
⁃ Syarat-syarat umum dan khusus
⁃ Speseifikasi Tehnik
⁃ Gambar Tender
⁃ Daftar item dan kuantitas pekerjaan
⁃ Addendum
b. Surat Penunjukan
c. Surat Perjanjian
d. Syarat-syarat Perjanjian
e. Rincian Pekerjaan dan Harga
f. Dokumen lain : Berita Acara Aanwijzing (Risalah Penjelasan), Berita Acara Klarifikasi, data
penyelidikan tanah, dan lain-lain.

ANATOMI / ISI KONTRAK


Kontrak sekurang-kurangnya memuat ketentuan tentang :

1) Para Pihak, menjelaskan tentang :


1. Nama Instansi / Badan Usaha atau Usaha/ Orang Perorangan
2. Nama Wakil / Kuasa atau Sertifikat Keahlian dan ketrampilan bila Usaha Perorangan
3. Tempat kedudukan dan alamat usaha

2) Rumusan pekerjaan, menguraikan tentang :


1. Pokok-pokok pekerjaan
2. Volume pekerjaan
3. Nilai pekerjaan, dan ketentuan untuk penyesuaian harga
4. Pekerjaan tambah kurang
FAKULTAS TEKNIK UNANDA PALOPO

Waluyo Sulistiono. ST., MT

5. Tata cara penilaian hasil pekerjaan untuk pembayaran


6. Jangka waktu pelaksanaan

3) Pertanggungan
Jenis pertanggungan yang menjadi kewajiban penyedia jasa :
1. Pembayaran uang muka : dengan jaminan uang muka
2. Pelaksanaan pekerjaan : dengan jaminan pelaksanaan
3. Hasil pekerjaan : dengan ditahan sebagian pembayarannya (retensi)
4. Tenaga kerja : dengan asuransi tenaga kerja
5. Tuntutan pihak ketiga : dengan jaminan asuransi
6. Kegagalan bangunan : dengan jaminan asuransi
Dalam pertanggungan diatas dicantumkan :
1. Nilai jaminan / pertanggungan
2. Jangka waktu pertanggungan
3. Prosedur pencairan / pengembalian jaminan
4. Hak & kewajiban masing-masing pihak
Jenis pertanggungan yang menjadi kewajiban Pengguna Jasa :
1. Pengguna Jasa Pemerintah, dengan dokumen ketersediaan anggaran
2. Pengguna Jasa Non Pemerintah, dengan jaminan Bank atau bentuk lain yang disepakati
para pihak
4) Tenaga Ahli, menjelaskan tentang :
1. Persyaratan klasifikasi dan kualifikasi tenaga ahli
2. Prosedur penerimaan dan atau pemberhentian tenaga ahli
3. Jumlah tenaga ahli
5) Kewajiban & Hak masing-masing pihak, meliputi :
1. Kewajiban & Hak Pengguna Jasa.
2. Kewajiban & Hak Penyedia Jasa.
6) Cara Pembayaran, berisi uraian tentang :
1. Volume fisik pekerjaan yang bisa dibayar
2. Cara/tahapan pembayaran hasil pekerjaan
3. Jangka waktu pembayaran
4. Besarnya potongan retensi, angsuran pengembalian uang muka
5. Denda keterlambatan pembayaran

7) Pekerjaan tambah dan kurang, menjelaskan tentang :


1. Definisi pekerjaan tambah kurang
2. Dasar timbulnya pekerjaan tambah kurang
3. Dampaknya terhadap harga kontrak
FAKULTAS TEKNIK UNANDA PALOPO

Waluyo Sulistiono. ST., MT

4. Dampaknya terhadap waktu pelaksanaan


5. Cara pembayaran pekerjaan tambah

8) Ketentuan mengenai cidera janji (wan prestasi)


1. Bentuk cidera janji
 Oleh Penyedia Jasa :
i. tidak menyelesaikan pekerjaan
ii. tidak menyerahkan hasil pekerjaan
 Oleh Pengguna Jasa
i. terlambat serahkan lahan, sarana pelaksanaan
ii. terlambat membayar
iii. tidak membayar
2. Bila satu pihak cidera janji, pihak lainnya mendapat kompensasi berupa antara lain :
i. perpanjangan waktu
ii. penggantian biaya
iii. pemberian ganti rugi
iv. perbaikan hasil pekerjaan
9) Penyelesaian perselisihan
Dalam hal penyelesaian perselisihan kontrak, didalamnya memuat ketentuan :
1. Penyelesaian menggunakan lembaga peradilan, yaitu melalui pengadilan sesuai Hukum
Acara Perdata, atau Pengadilan Niaga
2. Penyelesaian menggunakan alternatif penyelesaian sengketa, yaitu melalui upaya
mediasi atau konsiliasi, atau arbitrase
10) Ketentuan mengenai pengakhiran/pemutusan kontrak, menguraikan tentang :
1. Bentuk pemutusan yang disepakati, atau pemutusan sepihak
2. Kewajiban & hak masing-2 pihak sebagai konsekuensi dari adanya pemutusan kontrak

11) Ketentuan mengenai keadaan memaksa (force majeure), meliputi :


1. Risiko-risiko khusus yg disepakti sebagai keadaan memaksa
2. Kewajiban & hak masing-masing pihak bila terjadi keadaan memaksa
12) Kewajiban para pihak dalam hal kegagalan bangunan, menjelaskan tentang :
1. Jangka waktu pertanggung jawaban kegagalan bangunan
2. Bentuk tanggung jawab terhadap kegagalan bangunan

13) Ketentuan mengenai perlindungan pekerja, meliputi :


1. Kewajiban memenuhi ketentuan perundangan
2. Bentuk tangung jawab dalam perlindungan pekerja

14) Ketentuan mengenai aspek lingkungan, menjelaskan tentang :


FAKULTAS TEKNIK UNANDA PALOPO

Waluyo Sulistiono. ST., MT

1. Kewajiban memenuhi ketentuan perundangan


2. Bentuk tangung jawab mengenai gangguan terhadap lingkungan dan manusia

15) Ketentuan-ketentuan lain diantaranya :


1. Mengenai hak atas kekayaan intelektual (hak cipta/paten)
2. Mengenai pemberian insentif
3. Mengenai sub penyedia jasa (sub kontraktor) dan pemasok
4. Mengenai penggunaan dua bahasa
5. Bahwa kontrak konstruksi tunduk pada hukum yang berlaku

2. PERUBAHAN PERJANJIAN
Terhadap suatu perjanjian/kontrak dimungkinkan adanya perubahan, yaitu :
 Perjanjian Amandemen (amendment contract)
Bila ada satu atau lebih ketentuan harus dirubah (misalnya perubahan waktu pelaksanaan)
 Perjanjian Addendum (addendum contract)
Bila ada tambahan ketentuan baru (misalnya tambahan biaya eskalasi)
 Perjanjian Suplemen (supplementary contract)
bila ada tambahan ketentuan diluar substansi kontrak

3. KONSEKUENSI ATAS WAN PRESTASI


Perlu disadari bahwa bagi kedua pihak ada konsekuensi :
Bagi Pihak Kedua : kesalahan memenuhi ketentuan kontrak (wan prestasi) akan menimbulkan
risiko biaya tanpa imbalan pendapatan
Bagi Pihak Kesatu : kesalahan memenuhi ketentuan kontrak (wan prestasi) akan menimbulkan
risiko klaim dari Pihak Kedua, yang akan menambah Anggaran Proyek
Agar hal tersebut tidak terjadi, kontraktor harus :
1. Menyelenggarakan mutu pelaksanaan yang baik
2. Memahami & menerapkan ketentuan kontrak

4. SUBSTANSI /ISI KONTRAK YANG PERLU DIWASPADAI


1) Pembayaran
1. Jaminan pembayaran, bila tidak ada jaminan pembayaran dari Pihak I bisa timbul
masalah dalam kelancaran pembayaran prestasi pekerjaan
2. Pembayaran berdasarkan bagian pekerjaan yang harus selesai penuh (sistim mile – stone).
Bila dalam penyelesaian penuh dari suatu bagian pekerjaan menemui kendala, maka
pembayaran atas bagian tersebut akan bermasalah
3. Pembayaran sistim progres payment dengan nilai besar 25 %, 50 %. 75 %, 100 %, hal ini
akan menuntut Pihak II mempunyai modal kerja yang cukup besar
FAKULTAS TEKNIK UNANDA PALOPO

Waluyo Sulistiono. ST., MT

4. Tidak ada uang muka, menyebabkan Pihak II harus menyediakan modal kerja yang cukup
besar

2) Pekerjaan tambah kurang


Didalam menangani pekerjaan tambah kurang perlu diperhatikan :
1. Segera konfirmasi perubahan tersebut sehingga formal / sah
2. Dibuat analisis dampak pekerjaan tambah kurang tersebut pada harga dan waktu kontrak
3. Segera ajukan perubahan biaya sampai final
4. Setelah secara legal disetujui baru pekerjaan tambah kurang dilaksanakan (idealnya
begini)

3) Sanksi dan Denda


1. Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan (satu permil sehari) diberi batas maksimum
5% dari nilai kontrak
2. Bila denda keterlambatan diterapkan secara parsial, harus manjadi perhatian untuk tidak
dilanggar
3. Perlu mencantumkan kompensasi untuk keterlambatan pembayaran
4. Perlu dicantumkan ketentuan tentang batas keterlambatan
dalam pembayaran dengan sanksi :
 Penyedia Jasa menghentikan kegiatan dan segala risiko ditanggung Pengguna
Jasa
4) Penyelesaian sengketa
Perlu dicantumkan klausul tentang penyelesaian sengketa :
1. Penyelesaian melalui BANI, atau melalui arbitrasi dan menggunakan aturan BANI, atau
2. Penyelesaian dengan mediasi (melalui mediator) atau dengan konsiliasi (melalui
konsiliator), atau
3. Penyelesaian melalui Pengadilan Negeri

5. PETUGAS YANG HARUS MEMAHAMI KONTRAK


a. Periode Pra Kontrak :
 Petugas yang duduk di Tim Penghitungan Tender di Cabang & Kantor Pusat
b. Periode Pelaksanaan Kontrak :
i. Direktur Operasi / Tehnik (PJT)
ii. Manager Pengendalian
iii. Kepala Proyek / Site Manager
iv. Staf Tehnik Proyek
C. K L A I M
FAKULTAS TEKNIK UNANDA PALOPO

Waluyo Sulistiono. ST., MT

Klaim adalah bentuk permintaan, atau tuntutan, yang diajukan oleh salah satu pihak dalam suatu
perjanjian kepada pihak lainnya berupa pembayaran, atau ganti rugi, atau tambahan waktu, atau
kompensasi atas timbulnya hak dari satu pihak terhadap pihak lainnya, atau atas kesalahan
memenuhi kontrak oleh salah satu pihak.

Klaim oleh Penyedia Jasa

NO KEJADIAN KLAIM
1 Penyerahan lahan terlambat 1. Idle cost sumber daya (alat, tenaga,
material)
2. Biaya umum (overhead)
3. waktu
4.
2 Pembayaran termin terlambat Cost
3 Pekerjaan tambah Tambahan nilai kontrak
4 Pekerjaan kurang Pegguna jasa mengurangi nilai kontrak
5 Kejadian pada lingkup lokal, nasional, 1. Penyesuaian harga atau meninjau
regional atau global yang berdampak kembali lingkup pekerjaan
kerugian yang signifikan 2. Waktu

Penalti / denda oleh Pengguna Jasa


NO KEJADIAN PENALTI
1 Penyerahan pekerjaan terlambat Denda (liquidated damage)
2 Kualitas pekerjaan kurang Harga dikurangi/kerja ulang
3 Ada bagian pekerjaan yang tidak diterim Mengulang kembali, atau dikerjaan oleh pengguna
karena tidak memenuhi ketentuan jasa dengan biaya beban penyedia jasa

Dalam hal timbul kejadian merugikan diluar kekuasaan para pihak, maka :
 Bila ada aturan dalam kontrak, harus diikuti
 Bila tidak ada aturan dalam kontrak, perlu disepakati cara penanganannya
Terdapat dua kelompok klaim
1. Klaim yang dasar pengajuannya ada dalam kontrak (contractual claim)
 klaim biaya perubahan pekerjaan
 klaim biaya dan waktu atas penundaan penyerahan lahan
2. Klaim yang dasar pengajuannya tidak tercantum dalam kontrak (non contractual claim)
 Klaim kenaikan kurs mata uang asing
 Klaim biaya dan waktu atas penghentian pekerjaan oleh alasan yang bukan
kesalahan kontraktor
FAKULTAS TEKNIK UNANDA PALOPO

Waluyo Sulistiono. ST., MT

PROSES KLAIM
1. Setiap “kesalahan” Pihak I dikonfirmasi secara tertulis
2. Bila harus mengerjakan diluar lingkup pekerjaan: diminta instruksi/konfirmasi tertulis
3. Saat melaksanakan pekerjaan butir 1) dan 2), dibuat surat pemberitahuan secara rinci
(kapan, berapa lama, alat apa, material apa, tenaga kerja berapa, dan lain-lain)
4. Buat foto dokumen sebelum, selama dan selesai pelaksanaan
5. Setelah pekerjaan selesai, buat konfirmasi atau Berita Acara
6. Pengajuan klaim dibuat jangan sampai terlambat, karena posisi tawar akan lemah
7. Berkas pengajuan klaim disusun lengkap, akurat, jelas, menarik
8. Diupayakan kondisi yang baik/kondusif, berupa :
9. kinerja pelaksanaan selalu dibuat baik
10. hubungan interpersonal dengan Pihak I dijaga baik
11. suasana perundingan tetap hangat & bersahabat
12. Hasil perundingan dibuat formal

D. KETERKAITAN KONTRAK DENGAN PERATURAN PERUNDANGAN


 Ketentuan-ketentuan dalam dokumen kontraktidak dibenarkan bertentangan dengan
Peraturan Perundangan
 Bila terdapat yang bertentangan: ketentuan tersebut batal demi hukum
 Bila terdapat hak satu pihak (kewajiban pihak lain) tidak tercantum tetapi dibenarkan
peraturan per-undangan, maka hak tersebut memenuhi syarat untuk dituntut
1) Ketentuan tentang kegagalan Bangunan
⁃ UU. No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, pasal 25, 26, 27, 28
⁃ Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
pasal 34 s/d 48
2. Ketentuan tentang Peran Masyarakat
⁃ UU. No. 18 Tahun 1999 tentang JasaKonstruksi, pasal 29, 30
3. Kegagalan Bangunan
⁃ Keadaan tidak berfungsinya bangunan, sebagian atau keseluruhan, dari segi teknis,
manfaat, K – 3 atau keselamatan umum
⁃ Bisa karena kesalahan dari Penyedia Jasa (Pelaksana Konstruksi, Perencana Konstruksi,
dan Pengawas Konstruksi) atau Pengguna Jasa
Langkah preventif penting :
Bila lingkungan bangunan ( tanah, air, cuaca, beban dll) mempunyai kondisi yan
memungkinkan bangunan berubah/deformasi, maka dalam BA Penyerahan
Pekerjaan diberi catatan bahwa bila hal itu terjadi bukan tanggung jawab
Penyedia Jasa
FAKULTAS TEKNIK UNANDA PALOPO

Waluyo Sulistiono. ST., MT

4. Peran Masyarakat sesuai UU. No. 18/1999 Pasal 29 :

Masyarakat berhak untuk :


o Melaksanakan pengawasan untuk mewujudkan tertib pelaksanaan Jasa Konstruksi
 Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialami secara langsung
sebagai akibat penyelenggaraan Jasa Konstruksi

1. Masyarakat berkewajiban
a. Menjaga ketertiban dan memenuhi ketentuan yang berlaku dibidang pelaksanaan Jasa
Konstruksi
b. Turut mencegah terjadinya pekejaan konstruksi yang membahayakan kepentinganumum.
c. Masyarakat bisa memberikan kritik, usulan, protes, pernyataan curiga sampai tuduhan

1. Sebagai antisipasi, agar diupayakan :


a. Pelaksanaan pekerjaan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam kontrak
b. Interaksi dengan masyarakat sekitar dilakukan dengan baik
c. Tetap menjaga lingkungan sekitar proyek dalam keadaan baik

E. PENGAKHIRAN KONTRAK
Kontrak konstruksi berakhir bila :
1. Pelaksanaan kontrak selesai s/d penyerahan terakhir, dan semua kewajiban
dan hak masing-masing telah diselesaikan,atau
2. Dilakukan pemutusan kontrak oleh
salah satu pihak oleh suatu sebab sesuai kontrak, dan semua kewajiban dan hak yang
timbul pada masing-masing pihak telah diselesaikan, atau
3. Dilakukan pemutusan kontrak atas kesepakatan para pihak sesuai kontrak, dan semua
kewajiban dan hak yang timbul pada masing – masing pihak telah diselesaikan

F. URUTAN KEKUATAN / PRIORITAS DOKUMEN


Bila terdapat hal-hal yang bertentangan / tidak sama pada satu dokumen dengan dokumen lainnya,
umumnya berlaku : Dokumen yang lebih akhir adalah yang lebih kuat / mengikat untuk
dilaksanakan. Dalam hal tidak ditentukan, urutan prioritas untuk dilaksanakan berdasarkan urutan
adalah :
1. Instruksi tertulis Pengawas/Wakil Pemilik Proyek
2. Kontrak Adendum
3. Surat Perjanjian dan Syarat-syarat Perjanjian
4. Surat Perintah Kerja, Surat Penunjukan
5. Berita Acara Negosiasi
6. Berita Acara Klarifikasi
7. Berita Acara Aanwijzing/Risalah Rapat Penjelasan
FAKULTAS TEKNIK UNANDA PALOPO

Waluyo Sulistiono. ST., MT

8. Syarat-syarat Administrasi
9. Spesifikasi/Syarat Tehnis
10. Gambar Rencana Detail
11. Gambar Rencana
12. Rincian Nilai Kontrak

G. FORMAT STANDAR KONTRAK


Meskipun di Indonesia belum ditetapkan suatu standar kontrak, tetapi sebagai referensi dapat
digunakan antara lain :
1. Standar kontrak dari FIDIC (Federation Internationale Des Ingeuneurs Conseils) atau
International Federation of Consulting Engineers.
2. Standar kontrak dari JCT (Joint Contract Tribunal)
H. BENTUK KONTRAK
Terdapat beberapa jenis bentuk kontrak dalam jasa konstruksi, tetapi yang banyak ditemui adalah
bentuk kontrak :
1. Kontrak Lump Sum (Lump Sum Contract)
o Kontrak Lump Sum nilainya akan tetap sepanjang tidak ada perubahan pada
lingkup/scope pekerjaan, baik menyangkut kuantitas maupun kualitasnya
o Kuantitas pekerjaan pada RAB hanya dipakai sebagai dasar perhitungan dalam
penawaran, dan pembayaran prestasi pekerjaan, sedangkan risiko kekurangan kuantitas
atau kelebihan kuantitas menjadi tanggung jawab Pihak II/kontraktor
2. Kontrak Harga Satuan (Unit Price Contract)
 Kuantitas pekerjaan dihitung bersama oleh kedua pihak berdasarkan keadaan lapangan,
tetapi harga satuan pekerjaan tidak berubah
 Dalam penawaran, kuantitas pekerjaan ditetapkan oleh Pihak I untuk dasar perhitungan
harga penawaran
FAKULTAS TEKNIK UNANDA PALOPO

Waluyo Sulistiono. ST., MT

TATA LAKSANA PELELANGAN DAN ADMINISTRASI LELANG

Menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 150/PMK.06/2007 tentang


Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.07/2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang, disebutkan, lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum
dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun
untuk mencapai harga tertinggi yang didahului dengan pengumuman lelang.
Setelah pra lelang, suatu proyek konstruksi yang akan dibangun akan dibuka proses
lelang dimana pengumumannya akan diumumkan melalui internet, koran, maupun rekan-
rekan owner. Proses lelang pada suatu proyek konstruksi terdiri dari:

1. Pengambilan Dokumen Lelang


Pengambilan dokumen lelang harus diteliti kebenarannya dan kelengkapannya dengan
memerinci dalam tanda terima dokumen lelang, ini penting agar dapat dijadikan sebagai
dokumen kontrol pada proses internal perusahaan.

2. Pembentukan Team Pelaksana Lelang (TPL)


Pembentukan Tim Lelang sesuai dengan kebutuhan SDM yang memiliki kompetensi
sesuai dengan ketrampilan untuk melakukan kegiatan estimasi biaya sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.

3. Membaca & Mempelajari Dokumen Lelang


Pada bagian di proses ini merupakan kegiatan penting dalam upaya memahami
dokumen proyek sehingga dapat dibuat catatan-catatan penting yang perlu
dikonfirmasikan pada saat mengikuti penjelasan / aanwijzing kantor maupu lapangan
berkaitan dengan dokumen-dokumen sbb :
Bill of Quantity (BoQ)
Technical Specification (Spek Teknis)
Drawings (Gambar)
Agreement, General & Special Condition of Contract (Surat Perjanjian, Spek
Umum & Khusus)
Attachments (Lampiran)
Addendum
Peraturan terkait

4. Pelajari lebih mendalam Dokumen lelang


Kegiatan dalam proses ini adalah memahami lebih rinci berkaitan dengan hal-hal
sebagai berikut :
Kesesuaian BQ dengan gambar, spek dan dokumen lainnya
FAKULTAS TEKNIK UNANDA PALOPO

Waluyo Sulistiono. ST., MT

Identifikasi lingkup pekerjaan (batasan-batasan dalam paket proyek)


Kegiatan ini dilakukan dengan melalui Work Breakdown Structur (WBS) sehingga
secara akurat dapat diketahui batasan lingkup pekerjaan yang ada dalam setiap paket
proyek, berkaitan dengan hal-hal sbb :
Rincian BQ / WBS (paket pekerjaan)
Penghitungan Volume Pekerjaan
Gambar Detail / Sketsa
Dokumen untuk proses pengadaan Sub Kontraktor & Supplier.

WBS adalah pedoman pengelompokan dari unsur-unsur proyek yang mengatur dan
menetapkan lingkup total dari proyek. Pekerjaan yang diluar WBS adalah diluar lingkup
proyek. Seperti halnya scope statement, WBS seringkali digunakan untuk
mengembangkan atau mengjelaskan pengertian umum dari lingkup proyek.

5. Plafond Harga Penawaran


Plafon harga yang didasarkan pada Ownwer Estimate merupakan reverensi tetapi tidak
menjadi patokan, melainkan untuk melakukan evaluasi terhadap harga yang dibentuk
dari perhitungan RAP dan Mark Up.

6. Jaminan Bank, Referensi Bank dan Syarat-Syarat Administrasi.


Hasil dari perhitungan RAP / RAB draft dapat dipakai sebagai acuan untuk menentukan
besarnya jaminan pelaksanaan proyek sebagai syarat administrasi yang harus dipenuhi
dan dilampirkan dama penawaran / bid.
Pengurusan atas jaminan ini harus memenuhi ketentuan bank dan persyaratan dalam
administrasi lelang, karena dapat menggugurkan penawaran. Pada saat final penawaran
besaran dari jaminan ini dichek kembali apakah sudah sesuai dengan ketentuan /
persyaratan lelang yang berlaku.

7. Memperhitungkan kemampuan Lawan


Perhitungan kemampuan lawan dipakai untuk melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan kemenangan tender yang diikuti, dan dapat dipakai sebagai referensi
dalam melakukan keputusan keikut sertaan tender maupun penetapan harga penawaran
yang kompetitif

8. Perhitungan Mark Up
Perhitungan Mark Up harus didasarkan pada beban-beban kewajiban yang harus
dipenuhi yang menjadi ketentua kantor pusat, kantor cabang dan proyek termasuk biaya
pemasaran, serta keuntungan bersih yang direncanakan. Murk Up juga sudah
FAKULTAS TEKNIK UNANDA PALOPO

Waluyo Sulistiono. ST., MT

memperhitungkan adanya risiko kenaikan harga, dan risiko lain yang diperhitungkan
dalam merespon risiko.

9. Menyusun, Pengecekan dan Pemasukan Penawaran


Tahapan yang penting pada saat melakukan penyusunan dokumen penawaran adalah
pemenuhan dokumen serta lampiran yang diperlukan dalam setiap dokumen harus
mengikuti ketentuan yang berlaku dan menjadi persyaratan kelengkapan administrasi.
Pengendalian atas kesesuaian dokumen perlu dilakukan dengan adanya bukti
pengecekan berupa chek list yang ditandatangani oleh tim leader sebagai bukti telah
dilakukan kontrol baik isi dokumen maupun kelengkapannya

10. Laporan hasil Lelang/-Tender


Laporan ini dibuat dalam rangka melakukan evaluasi terhadap hasil tender dan alasan-
alasan terukur yang menjadi penyebab kegagalan serta kekuatan yang menjadi unggulan
dalam persaingan, hal ini dapat memberikan pembelajaran untuk kegiatan tender yang
akan datang.

11. Data-data tetap


Merupakan data2 yang menjadi ketentuan saat menetapkan harga penawaran / tender
sehingga menjadi pertanggung jawaban tim estimating kepada manajemen perusahaan.
Dokumen ini diperlakukan sebagai dokumen kontrol.

Anda mungkin juga menyukai