Anda di halaman 1dari 25

5

KLAIM
KONSTRUKSI
Definisi Klaim Konstruksi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, klaim berarti tuntutan


pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhak
(memiliki atau mempunyai) atas sesuatu.

Klaim berdasarkan kepustakaan bahasa Inggris berarti


permintaan (demand) bukan tuntutan .
Sedangkan hampir dalam seluruh kepustakaan Indonesia
klaim diartikan sebagai tuntutan
Klaim Konstruksi

Klaim konstruksi adalah klaim yang timbul sehubungan


dengan pelaksanaan suatu pekerjaan jasa konstruksi
antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa atau antara
Penyedia Jasa utama dengan Sub Penyedia Jasa atau
Pemasok Bahan atau antara pihak luar dan Pengguna /
Penyedia Jasa yang biasanya terkait dengan
permintaan tambahan waktu, biaya atau kompensasi
lain. (Yasin,2004)
Pada umumnya klaim konstruksi dibedakan
dalam dua bentuk, yaitu :

1. Klaim dalam bentuk keterlambatan waktu


penyelesaian kontruksi .

2. Klaim dalam bentuk pembengkakan biaya untuk


konstruksi.
Tela dan Saleh (2007) membagi
jenis klaim dalam 4 jenis, antara
lain:
1. Klaim tambahan biaya dan waktu
Klaim jenis ini biasanya mengenai
permintaan tambahan waktu dan tambahan
biaya. Diantara beberapa jenis klaim, dua
jenis klaim ini yang sering timbul akibat
keterlambatan penyelesaian pekerjaan.

2. Klaim biaya tak langsung (overhead)


Penyedia jasa yang terlambat menyelesaikan
suatu pekerjaan karena sebab-sebab dari
pengguna jasa, meminta tambahan biaya
overhead dengan alasan biaya ini bertambah
karena pekerjaan belum selesai.
Tela dan Saleh (2007) membagi
jenis klaim dalam 4 jenis, antara
lain:

3. Klaim tambahan waktu (tanpa tambahan


biaya)
Penyedia jasa hanya diberikan tambahan
waktu pelaksanaan tanpa tambahan biaya
karena alasan-alasan tertentu.

4. Klaim kompensasi lain


Dalam beberapa kondisi, penyedia jasa
selain mendapatkan tambahan waktu juga
mendapatkan kompensasi lain.
Secara garis besar faktor-faktor
penyebab timbulnya klaim dapat
dikelompokkan menjadi :

1. Klaim yang timbul dari sebab-sebab


umum :
a. Komunikasi antara pengguna jasa dan
penyedia jasa buruk
b. Kondisi cuaca buruk
c. Force majeure (bencana alam, perang,
demonstrasi, dan huru-hara)
d. Ketidakjelasan dari isi kontrak
e. Akses yang susah ditempuh
Secara garis besar faktor-faktor
penyebab timbulnya klaim dapat
dikelompokkan menjadi :

2. Klaim yang timbul dari pengguna jasa


a. Keterlambatan persetujuan mengenai perubahan
gambar
b. Informasi tender tidak lengkap mengenai desain
c. Informasi tender tidak sempurna mengenai
bahan
d. Informasi tender tidak sempurna mengenai
spesifikasi
e. Perubahan site
Secara garis besar faktor-faktor
penyebab timbulnya klaim dapat
dikelompokkan menjadi :

f. Reaksi atau tanggapan yang lambat


g. Keterlambatan pembayaran
h. Keterlambatan pengiriman material
i. Larangan metode kerja tertentu
j. Penolakan yang tak beralasan atas hasil
pekerjaan
k. Perubahan lingkup pekerjaan di luar kontrak
kerja
Secara garis besar faktor-faktor
penyebab timbulnya klaim dapat
dikelompokkan menjadi :

3. Klaim yang timbul dari penyedia jasa:


a. Pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi
b. Pekerjaan yang cacat mutu/mutu pekerjaan
buruk
c. Keterlambatan penyelesaian
d. Klaim tandingan/perlawanan klaim
e. Kegagalan subkontraktor dalam menjalankan
tugas sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
Contoh Faktor - Faktor Penyebab Klaim

Faktor dari luar yang tidak terduga dan dapat menghambat berjalannya
suatu proyek konstruksi serta mengakibatkan klaim, yang terdiri dari
beberapa factor :
1. Kualitas material yang digunakan dalam proyek, terkadang tidak sesuai
dengan spesifikasi awal, dan ini dapat mengakibatkan penyimpangan
kontrak yang dapat menimbulkan klaim.
2. Selain itu, pengiriman material tidak selalu tepat waktu yang dapat
menyebabkan terhentinya proses pekerjaan.
3. Rendahnya kualitas atau kemampuan pekerja dalam proyek dapat
menghambat proyek. Penyedia jasa atau dalam hal ini kontraktor
pelaksana sering menemukan perbedaan kondisi fisik antara kondisi di
lapangan dengan kondisi yang tertera dalam dokumen kontrak.
4. Kondisi yang tidak terduga seperti hujan lebat atau cuaca yang tidak
memungkinkan dapat menyebabkan penundaan pelaksanaan
pekerjaan sehingga terjadi keterlambatan pada.
Proses pengajuan klaim adalah
sebagai berikut :

1. Pengajuan klaim umumnya dimulai dengan


perubahan dalam suatu pekerjaan.
Perubahan pekerjaan dapat ditemukan
sebelum pekerjaan dilaksanakan atau baru
ditemukan saat pekerjaan telah atau
sementara dikerjakan.
Proses pengajuan klaim adalah
sebagai berikut :

2. Bilamana perubahan pekerjaan tersebut


telah ditemukan sebelumnya maka
penyedia layanan dapat membuat
pemberitahuan bagi pengguna layanan.
Pemberitahuan haruslah dilakukan secara
tertulis.
Proses pengajuan klaim adalah
sebagai berikut :

3. Bila perubahan pekerjaan baru ditemukan


saat pekerjaan sedang dilakukan maka
perubahan pekerjaan tersebut disebut
perubahan tidak resmi.
Dalam hal ini penyedia layanan wajib
memberikan permintaan perubahan kepada
pengguna layanan.
Proses pengajuan klaim adalah
sebagai berikut :

4. Setelah kontraktor menyampaikan


keinginannya untuk mengajukan klaim
secara tertulis maka kontraktor wajib
mempersipakan dokumen-dokumen yang
mendukung pengajuan klaim. Dokumen-
dokumen tersebut dapat berbentuk
dokumen pokok, laporan saksi ahli, foto
dokumentasi dan lainnya
Proses pengajuan klaim adalah
sebagai berikut :

5. Pengguna layanan lalu menilai dokumen


tersebut dengan menggunakan rate harga
yang tertera dalam kontrak.

6. Apabila klaim telah disetujui oleh pengguna


layanan, maka pengguna layanan wajib
mengeluarkan perintah perubahan pekerjaan.

7. Setelah terbit perintah perubahan, perintah


perubahan harus diikuti dengan penerbitan
perubahan kontrak.
PENYELESAIAN KLAIM KONSTRUKSI
Perselisihan yang terjadi antar pihak-pihak yang terlibat dalam
suatu proyek konstruksi, bila tidak terselesaikan dapat
mengakibatkan timbulnya klaim. Untuk itu sebisa mungkin pihak-
pihak yang terkait dalam suatu proyek konstruksi meminimalisir
kemungkinan terjadinya klaim tersebut.

Menurut Saleh, Nursyam (2007), ada beberapa cara


mengantisipasi terjadinya klaim, antara lain :
- dokumentasi,
- pengetahuan tentang kontrak,
- gambaran yang jelas tentang perubahan order,
- rencana dan penjadwalan.
- Dokumentasi yang baik, lengkap, dan baik dapat digunakan sebagai
dasar acuan untuk mengetahui perkembangan pekerjaan dalam
proyek.
- Dokumen kontrak harus dibaca dan dipahami dengan baik oleh
kontraktor pelaksana agar proyek konstruksi dapat berjalan lancar.
Pengetahuan yang baik tentang dokumen kontrak juga dapat
menghindari kesalahan intrepetasi kontraktor terhadap kontrak.
- Perubahan order dalam proyek konstruksi mencakup beberapa hal,
diantaranya perubahan pada harga yang telah disepakati, perubahan
jadwal penyelesaian, dan perubahan pada rencana dan spesifikasi
dalam proyek. Perubahan order yang jelas dan dipahami oleh pihak
yang terkait dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan
untuk menghindari terjadinya klaim.
- Rencana dan penjadwalan yang baik dan terarah mutlak diperlukan
dalam suatu proyek konstruksi. Rencana dan penjadwalan yang baik
sangat bermanfaat untuk mewujudkan suatu proyek yang ekonomis
dan selesai tepat waktu, sehingga tidak terjadi klaim akibat
keterlambatan waktu dan pembengkakan biaya
Menurut Eilen dan Imelda ada 6 (enam)
metode penyelesaian yang umum digunakan
dalam industri konstruksi, antara lain :

1. Negosiasi.
Pihak-pihak yang berselisih mencari
penyelesaian perselisihan tanpa campur
tangan pihak lain. Keputusan akhir sifatnya
tidak mengikat (Barrie, Paulson, 1992).
2. Mediasi.
Pihak-pihak yang berselisih menggunakan mediator
(pihak ketiga) untuk menyelesaikan perselisihan
dimana pihak ketiga ini bersifat netral. Keputusan
akhir sifatnya tidak mengikat (Barrie, Paulson,
1992).

3. Arbitrasi.
Penyelesaian perselisihan yang dibentuk melalui
kontrak dimana pihak-pihak yang berselisih
menunjuk arbitrator dari badan arbitrase dalam
menyelesaikan perselisihan. Keputusan akhir
sifatnya mengikat. (Patterson, 1997).
4. Litigasi.
Perselisihan akan dibawa ke pengadilan,
dimana masing-masing pihak akan diwakili
oleh pengacaranya (Barrie, Paulson,1992).

5. Mini Trial.
Penyelesaian perselisihan dimana pihak yang
berselisih diwakili oleh masing- masing
manajer proyek dan adanya pihak ketiga
(neutral panel) sebagai penasihat (three
member panel) (Abdul-Malak, El-Saadi,
AbouZeid, April 2002).
6. Dispute Review Boards.
Penyelesaian perselisihan dimana masing-
masing pihak yang berselisih memilih satu
perwakilan lalu perwakilan tersebut memilih
pihak ketiga (three member panel). Keputusan
akhir sifatnya tidak mengikat (Abdul-Malak, El
Saadi, Abou-Zeid, April 2002).
PERUBAHAN/ADDENDUM KONTRAK

Pekerjaan tambah dikarenakan addendum dapat dilaksanakan


dengan ketentuan :
1. Tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang
tercantum dalam perjanjian/Kontrak awal;dan
2. Tersedia anggaran untuk pekerjaan tambahan .

Syarat Addendum :
 Addendum disusun untuk menambahkan isi dokumen lama.
 Addendum perlu disetujui oleh kedua belah pihak. Apabila salah
satu pihak tidak menyetujui atau tidak mau menandatanganinya,
addendum itu dinyatakan tidak sah.
 Apabila diperlukan, penandatanganan bisa dihadiri oleh saksi.
Institusi yang Keluaran/Keterangan
Kegiatan
terlibat

· Diusulkan oleh Penyedia Jasa


kepada PPK, atau ;
Usulan/Perintah
· Surat usulan perubahan
· Diperintahkan oleh PPK/Satker Perubahan Kontrak kontrak (CCO)
Fisik (1) · Surat Perintah Perubahan.
· Diusulkan oleh PPK kepada · Surat Usulan Pembahasan.
Satker Fisik.

Mengusulkan
· Diusulkan PPK kepada Satker · Surat Usulan
Pembahasan
Fisik Pembahasan
(2)

Mengundang Rapat
· Surat undangan
· Satker Fisik Pembahasan
Pembahasan
(3)

Dibahas(bila perubahan ≤ 10%)


Pembahasan
oleh unsur ;
· Panitia Peneliti Pelaksanaan (4) · Berita Acara Pembahasan
· Negosiasi harga.
Kontrak (PPPK).
· Satker Fisik.
Keterangan ;
· Kontraktor.
· Perubahan terhadap per
· Konsultan Supervisi.
Ya Tdk item Mata Pembayaran
· SNVT P2JJ. Perubahan ≤ 10%
Utama (Major Pay Item).
Ditambah unsur Balai bila
perubahan > 10%.

· Ka Satker Fisik Persetujuan Teknis


· Surat Persetujuan
(5)

· Ka Balai Persetujuan Teknis


· Surat Persetujuan
(6)

Membuat CCO
· Direksi Pekerjaan · Perubahan Kontrak (CCO)
(7)

SELESAI

Keterangan : Ka Satker Fisik adalah Kepala SNVT Pemeliharaan atau Kepala SNVT Pembangunan.
23

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai