PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
berada dalam dokumen kontrak sesuai dengan kondisi aktual. Namun kondisi
proyek yang diketahui selama masa pelaksanaan seringkali tidak sesuai dengan
terjadi selama pelaksanaan proyek yang oleh salah satu pihak. Pihak kontraktor
dapat mengajukan klaim (requested demand), yakni kompensasi atas biaya dan
Page 1
terhadap adanya klaim.Dari penelitian Deddy Marsudiwibowo dan Astawa Gde
(Fakultas TeknikUI, Januari 2000), diketahui bahwa klaim mempunyai dampak yang
Negativeterhadap kinerja biaya dan waktu proyek gedung bertingkat di Jakarta. Jika
perselisihan dan berakibat pada penurunan kinerja terhadap biaya ataupun waktu
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penulisan
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
Klaim konstruksi, menurut Yasin (2004), adalah klaim yang timbul dari atau
sehubungan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan jasa konstruksi antara pengguna jasa
dan penyedia jasa atau antara penyedia jasa utama dengan subpenyedia jasa atau
pemasok bahan atau antara pihak luar dengan pengguna/penyedia jasa yang biasanya
mengenai permintaan tambahan waktu, biaya, atau kompensasi lain.
Klaim jenis ini biasanya timbul akibat ketrlambatan penyelesaian pekerjaan atau
biasa disebut delay claim salah satu pihak meminta kompensasi dengan
penambahan waktu maupun biaya
Page 3
2. Klaim biaya tak langsung
Klaim ini biasa timbul karena adanya biaya tak laung(overhead).Penyedia jasa
terlambat menyelesaikan pekerjaan karena berbagai sebab dari pengguna
jasa,meminta tambahan biaya overhead dengan alasan biaya ini bertambah
karena pekerjaan belum selesai.
Dalam beberapa kondisi, penyedia jasa selain mendapatkan tambahan biaya juga
mendapatkan kompensasi lainnya
Berry et al. (1990) membagi jenis klaim dalam empat kategori utama, yaitu:
1. Klaim atas kerugian karena disebabkan oleh perubahan kontrak yang dilakukan
pemilik.
2. Klaim atas tambahan elemen nilai kontrak
3. Klaim yang dibuat Karena perubahan kerja
4. Klaim karena penangguhan proyek
Page 4
3. Faktor-faktor penyebab terjadinya klaim
1. Dari pengguna jasa terhadap penyedia jasa, seperti pengurangan nilai kontrak,
percepatan waktu penyelesaian pekerjaan, dan kompensasi atas kelalaian
penyedia jasa
2. Dari penyedia jasa terhadap pengguna jasa, seperti tambahan waktu pelaksanaan
pekerjaan, tambahan kompensasi, dan tambahan konsesi atas pengurangan
spesifikasi teknis atau bahan.
3. Dari sub penyedia jasa atau pemasok bahan terhadap penyedia jasa utama.
Menurut Abdurrasyid (dalam Yasin, 2004), berbagai faktor utama yang dapat
menyebabkan timbulnya klaim adalah :
Page 5
lain/penahanan laju pekerjaan oleh pemberi tugas demi untuk kepentingannya
g. Upaya mempercepat penyelesaian pekerjaan diluar jadwal dalam rangka memenuhi
kebutuhanpemberi tugas di luar kesepakatan
h. Keterlambatan yang cukup berarti dalammembayar pekerjaan, memberikan
ijin,persetujuan, keputusan perintah perubahan dantanggapan atas klaim
i. Penundaan yang terlalu lama dalam penyerahan laporan/keputusan akhir kontrak
yangmengambang dari pemberi tugas
j. Kegagalan pemberi tugas dalam menjalankan tugas dan fungsinya
k. Penolakan yang tak beralasan atas hasil pekerjaan yang sudah sesuai spesifikasi atau
yang seharusnya sudah dapat diterima
l. Penjadwalan ulang/perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan karena alasan
penyediaan keuangan/sebab lain yang semacam
m. Pekerjaan tambah yang muncul selama masa pemeliharaan, yang tidak tercakup
sebagai tugas kontraktor
n. Kegagalan kinerja subkontraktor yang ditunjuk oleh pemberi tugas
o. Ketentuan spesifikasi yang tidak tegas seperti penggunaan kalimat atau yang setara
dengan merk tertentu dan sebagaimana mungkin diperlukan yang terkait dengan
material
p. Ketentuan yang cenderung mengarah pada ketidakmungkinan untuk memenuhi/tidak
sesuai dengan pekerjaan kontrak
q. Tindakan yang diijinkan dan sesuai dengankontrak tetapi tanpa disertai ketentuan
kompensasi yang setara
r. Force majeure
Page 6
b. Gambar tidak mungkin dilaksanakan
c. Perubahan mutu material/bahan
d. Standar material yang ditentukan dalam spesifikasi teknis tidak ada di pasaran
e. Kondisi lapangan berbeda dengan kondisi yang dicantumkan dalam kontrak
f. Kondisi bawah tanah berbeda dengan kondisi yang dicantumkan dalam kontrak
4. Faktor Eksternal
Page 7
4. Arbitrasi, di mana pihak yang berselisih menunjuk arbitrator dari badan arbitrase
dan keputusannya bersifat mengikat .
5. Litigasi, di mana perselisihan dibawa ke pengadilandan masing-masing pihak
diwakili pengacaranya
6. Mini-trial, di mana pihak yang berselisihdiwakili oleh masing-masing manajer
proyekdan adanya pihak ketiga sebagai penasehat.
7. Dispute review board, di mana masing-masingpihak yang berselisih memilih satu
perwakilanuntuk menunjuk pihak ketiga dan keputusannyabersifat tidak
mengikat.
2. Apabila perubhan pekerjaan tersebut telah diketahui sebelumnya maka penyedia jasa
dapat melakukan pemberitahuan kepada pengguna jasa.pemberitahuan harus
dilakukan secara tertulis.
3. Dimana perubahan pekerjaan baru diketahui setelah pekerjaan sedang berjalan maka
perubahan pekerjaan tersebut dinamakan perubahan tidak resmi. Biasanya perubahan
tidak resmi termasuk dalam kategori non-contractual rights.
Dalam hal ini penyedia jasa harus mengajukan permintaan perubahan kepada
pengguna jasa. FIDIC condition of contract contruction( the new red bok)
menyebutkan pemberitahuan harus dilakukan sesegera mungkin dalam jangka waktu
Page 8
28 hari setelah kontraktor atau penyedia jasa menyadari atau seharusnya menyadari
akan kejadian tersebut. Apabila kontraktor gagal; menyampaikan pemberitahuan
suatu klaim dalam jangka waktu 28 hari maka waktu penyelesaian tidak akan
diperpanjang dan kontraktor tidak berhak atas pembayaran tambahan dan pengguna
jasa akan dibebaskan dari semua kewajiban yang berkaitan dengan klaim.
5. Pengguna jasa lalu mengevaluasi dokumen tersebut menggunakan rate harga yang
tertera dalam kontrak
6. Apabila klaim telah disetujui oleh pengguna jasa,maka pengguna jasa wajib
mengeluarkan perintah perubahan pekerjaan (variation order). Variation order dapat
direvisi setiap saat selam masa konstruksi apabila diperlukan. Dalam jangka waktu
42 hari setelah menerima suatu klaim atau data pendukung lebih lanjut untuk
mendukung klaim sebelumnya, pengguna jasa maupun engineer harus menanggapi
dengan persetujuan atau penolakan dengan komentar secara rinci.selam jangka waktu
42 hari engineer atau pengguna jasa harus menindak lanjuti untuk menyetujui dan
menetapkan perpanjangan waktu maupun pembayaran tambahan yang berhak
diterima oleh kontraktor.
Page 9
antara lain karena diinginkannya perubahan dilingkup pekerjaan, perubahan
spesifikasi teknik, perubahan jenis material,percepatan pelaksanaan, dan lain-lain.
Secara umum hal-hal tersebut disebut perubahan atau dalam bahasa inggris disebut
“changes”, dan perintah perubahan disebut changes order. Namun pengertian
changes order sering dikaburkan dengan pengertian variation order karena arti
perubahan atas changes sangat luas,tidak sekedaar perubahan yang sedikit dalam
kenyataannya.Changes dapat menimbulkan masalah bila tidak secara khusus
diantisipasi.
1. jenis-jenis perubahan
Page
10
pihak ketiga seperti kontraktor lain,menyuplai material atau bahan serta peristiwa
yang timbul diluar kuasa kontraktor (keadaan kahar/force majeure).
Perubahan ini mengakibatkan kontraktormelaksanakan pekerjaan yang
benar-benar berbeda dari yang telah ditetapkan dalam kontrak sebelumnya.
Setelah informal changes order telah dapat diidentifikasi dan solusi untuk
mengatasi perubahan-perubahan antara kontraktor dan owner telah tercapai maka
informal changes order tersebut harus segeradiubah menjadi formal changes
order. Informal order biasanya sulit dipecahkan. Dan biasanya akan berlanjut
menjadi suatu klaim hingga menjadi sengketa karena timbul dari berbagai factor
yang sering diidentifikasi setelah pekerjaan berjalan. Masalah lain yang timbul
adalah biaya dan jadwal yang sulit untuk ditentukan.
b. Perubahan permintaan
Perubahan dalam pelaksanaan,keselamatan,lingkungan, pasar,berbagai
kemungkinan yang akan timbul atau perubahan kebijakan khususnya yang
terjadi dalam proyek akan membuat pekerjaan terhambat dalam jangka waktu
yang lama.
Page
11
Terdapat contoh yang tak terhitung dimana penyedia jasa membatasi metode
bekerja dari kontraktor. Kecuali telah ditetapkan sebelumnya dalam dokumen
kontrak,kontraktor umumnya dibebaskan untuk mengaplikasikan suatu
metode.
Proses pengajuan perubahan dapat timbul baik dari sisi pengguna jasa maupun
penyedia jasa. Pengajuan menurut penulis hamper sama dengan suatu klaim> berikut
ini adalah tahapan-tahapan dalam pengajuan changes order :
b. Identifikasi
Hal yang terpenting dan mendasar dalam pengajuan perubahan,adalah pihak
yang merasa harus merevisi kegiatannya menyadari bahwa perubahan itu
wajib terjadi.faktanya, banyak sekali perubahan khususnya perubahan yang
tidak resmi (informal changes) baru teridentifikasi ketika perubahan tersebut
terlambat untuk ditangani. Perubahan harus diidentifikasi sedini mungkin
untuk menghindari adanya permasalahan yang akhirnya berakhir dengan
sengketa. Suatu perubahan yang timbul dari penyedia jasa harus
diberitahukan sesegera mungkin kepada pengguna jasa,dan haru dibuat
secara tertulis.
c. Evaluasi
Apabila perubahan sudah diketahui,salah satu pihak baik dari pengguna jasa
maupun penyedia jasa harus memutuskan akan menyetujui perubahan
tersebut atau tidak. Apabila perubahan tersebut diketahui ketika pekerjaan
telah berlangsung maka akibat dari perubahan tersebut harus
diperhitungkan.Evaluasi dari pengajuan perubahan salah satunya memeriksa
penentuan harga dari kontraktor atau klaim dari kontraktor.
d. Persetujuan
Page
12
Seringkali dalam pengajuan changes order, pengguna jasa menolak quotation
yang telah dikeluarkan penyedia jasa dan meminta quotation yang baru.
Negosiasi adalah hal yang dibutuhkan dalam proses ini. Apabila kedua belah
pihak setuju maka changes order harus segera dikeluarkan.
e. Penyesuaian
Apabila changes order disetujui oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa
harus merubah ketentuan dalam kontrak. Perubahan dalam kontrak harus di
sesuaikan dengan perubahan yang diajukan dengan klaim,atau sesuai dengan
permintaan perubahan dari kontraktor.
f. Pembayaran
Pembayaran changes order ini harus mengikuti prosedur yang sama yang
tertera dalam kontrak progress payment. Pengecualiannya bahwa changes
order harus diidentifikasi dan dibuat secara terpisah dalam tagihan dan
perkiraan kemajuaan.
Page
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Klaim konstruksi adalah klaim yang timbul dari atau sehubungan dengan
pelaksanaan suatu pekerjaan jasa konstruksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa atau
antara penyedia jasa utama dengan subpenyedia jasa atau pemasok bahan atau antara pihak
luar dengan pengguna/penyedia jasa yang biasanya mengenai permintaan tambahan waktu,
Adapun jenis-jenis klaim menurut Tela dan Saleh (2007) yaitu : Klaim tambahan
biaya dan waktu, klaim biaya tak langsung, klaim tambahan waktu (tanpa tambahan biaya),
klaim kompensasi lain. Sedangkan menurut Berry et al. (1990) membagi jenis klaim dalam
empat kategori utama, yaitu: Klaim atas kerugian karena disebabkan oleh perubahan kontrak
yang dilakukan pemilik., Klaim atas tambahan elemen nilai kontrak, Klaim yang dibuat
konstruksi yaitu akibat dari (1) tindakan pemilik proyek, (2) tindakan konsultan perencana,
Ada kalanya klaim yang sudah disiapkan mengalami kegagalan, karena: Permohonan
pengajuan klaim terlambat, kontraktor tidak megikuti prosedur kontrak, kurang akuratnya
rekaman data yang dibutuhkan, klaim yang diajukan tidak mempunyai dasar yang kuat, dan
Page
14
Klaim yang terjadi dapat diselesaikan dengan beberapa metode yang disepakati
bersama dan dicantumkan dalam kontrak, antara lain: Engineering Judgement, Negosiasi,
A. Saran
perselisihan antara owner selaku pemilik dengan kontraktor sebagai pelaksana. Kondisi ini
perlu mendapat penyelesaian dengan cara yang bijaksana dan memuaskan pihak yang terkait
meskipun jalan terakhir dalam menyelesaikan perselisihan dapat dilakukan dengan cara
Claim yang umumnya terjadi dalam pelaksanaan proyek sudah semestinya ditempuh
dengan menggunakan prosedur yang telah diatur dalam tatacra pelaksanaan proyek yang
tercantum dalam klausal kontrak, sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan.
Page
15
DAFTAR PUSTAKA
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/129532-T%2026678-Tinjauan%20yuridis%20mengenai-
Metodologi.pdf diakses pada tanggal 17 november 2016 pukul 07.26
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123068-R010871-Identifikasi%20faktor-Pendahuluan.pdf
diakses pada tanggal 20 November 2016 pukul 10.43 wita
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/128693-T%2026715-Faktor%20penyebab-
Pendahuluan.pdf diakses pada tanggal 20 november 2016 pukul 10.45 wita
Page
16