Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam penyelenggaraan proyek, kesepakatan yang dicapai dari hasil

negosiasi maupun perundingan antara pemilik proyek dan kontraktor dinyatakan

dalam suatu dokumen kontrak. Dokumen kontrak memuat kriteria, spesifikasi,

gambar-gambar, dan hal-hal lainnya yang selanjutnya akan mengikat pada

penandatanganan kontrak. Dokumen kontrak ini menjadi landasan pokok yang

memuat peraturan tentang hubungan kerja, hak, kewajiban, dan tanggungjawab

masing-masing pihak, beserta penjelasan-penjelasan perihal lingkup pekerjaan

dan syarat-syarat lainnya yang berkaitan dengan implementasi proyek.Pelaksana

konstruksi biasanya berasumsi bahwa seluruh informasi yang

berada dalam dokumen kontrak sesuai dengan kondisi aktual. Namun kondisi

proyek yang diketahui selama masa pelaksanaan seringkali tidak sesuai dengan

asumsi tersebut. Selain itu, juga mungkin terjadi perubahan-perubahan yang

terjadi selama pelaksanaan proyek yang oleh salah satu pihak. Pihak kontraktor

dapat mengajukan klaim (requested demand), yakni kompensasi atas biaya dan

atau waktu karena adanya perubahan ataupun perbedaan antaradisetujui/dijanjikan

dalam kontrak dengan apa yang kenyataannya terjadi selamamasa pelaksanaan.

Contohnya ialah seputar masalah pembayaran termin,perubahan ruang lingkup dan

desain, penundaan yang diperintah pemilik proyek,serta perbedaan antara yang

tertera digambar dengan kenyataan yang menyulitkanketika ditemui dilapangan

(terutama pekerjaan tanah). Klaim berhubungan eratdenganpemilik bangunan dan

kontraktor, karena keduanya sangat berkepentingan

Page 1
terhadap adanya klaim.Dari penelitian Deddy Marsudiwibowo dan Astawa Gde

(Fakultas TeknikUI, Januari 2000), diketahui bahwa klaim mempunyai dampak yang

Negativeterhadap kinerja biaya dan waktu proyek gedung bertingkat di Jakarta. Jika

Tidakdiselesaikan sedini mungkin, klaim ini mempunyai kecenderungan menjadi

perselisihan dan berakibat pada penurunan kinerja terhadap biaya ataupun waktu

Identifikasi faktor-faktor..., Mohammad Mufti, FT UI, 2008pelaksanaan konstruksi

yang penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kontraktor

mengajukan klaim ke pemilik proyek, mengetahui dampak, penyebab, sertatindakan

korektif yang dilakukan saat menghadapi kejadian-kejadian tersebut.

2. Rumusan masalah

Berdasarkan dari pemaparan latar belakang di atas, kami dengan ini


merumuskan rumusan masalah yang akan kaji.
1. Apa Pengertian klaim konstruksi?
2. Apa sajakah bentuk-bentuk klaim konstruksi?
3. Apa factor-faktor Penyebab terjadinya klaim konstruksi?
4. Apakah yang menyebabkan kegagalan klaim yang diajukan?
5. Bagaimana metode penyelesaian klaim?

3. Tujuan penulisan

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk :


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan klaim konstruksi
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk klaim konstruksi
3. Untuk mengetahui factor-faktor penyebab terjadinya klaim konstruksi
4. Untuk mengetahui apa penyebab kegagalan dari klaim yang diajukan
5. Untuk mengetahui metode-metode penyelesaian klaim konstruksi.

Page 2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian klaim konstruksi

Sebelum membahas tentang definisi klaim konstruksi, ada baiknya dibahas


definisi klaim itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, klaim berarti tuntutan
pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhak (memiliki atau mempunyai) atas
sesuatu. Terdapat perbedaan yang cukup mendasar antara definisi klaim menurut bahasa
Indonesia dengan definisi klaim menurut bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Klaim
berdasarkan kepustakaan bahasa Inggris berarti permintaan (demand) bukan tuntutan, ini
adalah pengertian yang benar (Yasin, 2004) .Sedangkan hampir dalam seluruh
kepustakaan Indonesia klaim diartikan sebagai tuntutan.

Klaim konstruksi, menurut Yasin (2004), adalah klaim yang timbul dari atau
sehubungan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan jasa konstruksi antara pengguna jasa
dan penyedia jasa atau antara penyedia jasa utama dengan subpenyedia jasa atau
pemasok bahan atau antara pihak luar dengan pengguna/penyedia jasa yang biasanya
mengenai permintaan tambahan waktu, biaya, atau kompensasi lain.

Di Indonesia hampir tidak ada kontrak konstruksi yang memuat klausula


mengenai klaim, kecuali kontrak-kontrak yang mengacu pada sistem kontrak konstruksi
international seperti FIDIC, JCT, atau SIA.

2. Bentuk-bentuk klaim konstruksi

Pada umumnya klaim konstruksi dibedakan dalam dua bentuk, yaitu:


klaim dalam bentuk keterlambatan waktu penyelesaian kontruksi dan juga klaim dalam
bentuk pembengkakan biaya untuk konstruksi. Tela dan Saleh (2007) membagi jenis
klaim dalam 4 jenis, antara lain:

1. Klaim tambahan biaya dan waktu

Klaim jenis ini biasanya timbul akibat ketrlambatan penyelesaian pekerjaan atau
biasa disebut delay claim salah satu pihak meminta kompensasi dengan
penambahan waktu maupun biaya

Page 3
2. Klaim biaya tak langsung

Klaim ini biasa timbul karena adanya biaya tak laung(overhead).Penyedia jasa
terlambat menyelesaikan pekerjaan karena berbagai sebab dari pengguna
jasa,meminta tambahan biaya overhead dengan alasan biaya ini bertambah
karena pekerjaan belum selesai.

3. Klaim tambahan waktu (tanpa tambahan biaya)

Penyedia jasa hanya diberikan tambahan waktu pelaksanaan tanpa tambahan


biaya karena lasan-alasan tertentu

4. Klaim kompensasi lain

Dalam beberapa kondisi, penyedia jasa selain mendapatkan tambahan biaya juga
mendapatkan kompensasi lainnya

Berry et al. (1990) membagi jenis klaim dalam empat kategori utama, yaitu:

1. Klaim atas kerugian karena disebabkan oleh perubahan kontrak yang dilakukan
pemilik.
2. Klaim atas tambahan elemen nilai kontrak
3. Klaim yang dibuat Karena perubahan kerja
4. Klaim karena penangguhan proyek

Perubahan kontrak dalam proyek konstruksi biasanya terjadi karena


konsultan perencana atau owner sendiri melakukan perubahan desain atau rencana kerja
yang telah disepakati sebelumnya. Hal ini mengakibatkan kontraktor pelaksana harus
merubah atau bahkan mengganti hasil pekerjaan sebelumnya.
Klaim juga dapat terjadi karena adanya penambahan biaya akibat adanya
penambahan elemen nilai kontrak dari nilai kontrak sebelumnya.Hal ini menyebabkan
pembengkakan biaya yang harus diderita kontraktor pelaksana.
Perubahan pekerjaan pada umumnya berupa perubahan metode
pekerjaan. Terkadang metode pekerjaan yang diterapkan kontraktor pelaksana tidak
sesuai dengan keinginan perencana atau owner.Oleh karena itu, kontraktor harus
menerapkan metode yang baru untuk proyek konstruksi.
Penghentian pekerjaan proyek atau penangguhan proyek juga sering
terjadi dalam suatu proyek konstruksi. Berbagai penyebab penangguhan ini seperti
penundaan pembayaran dapat menyebabkan terhentinya proses pekerjaan dalam proyek
konstruksi

Page 4
3. Faktor-faktor penyebab terjadinya klaim

Menurut Yasin, (2004) klaim dapat dikategorikan dalam 3 hal, yaitu:

1. Dari pengguna jasa terhadap penyedia jasa, seperti pengurangan nilai kontrak,
percepatan waktu penyelesaian pekerjaan, dan kompensasi atas kelalaian
penyedia jasa
2. Dari penyedia jasa terhadap pengguna jasa, seperti tambahan waktu pelaksanaan
pekerjaan, tambahan kompensasi, dan tambahan konsesi atas pengurangan
spesifikasi teknis atau bahan.
3. Dari sub penyedia jasa atau pemasok bahan terhadap penyedia jasa utama.

Menurut Abdurrasyid (dalam Yasin, 2004), berbagai faktor utama yang dapat
menyebabkan timbulnya klaim adalah :

a. Informasi desain yang tidak tepat (delayed design information)


b. Informasi desain yang tidak sempurna (inadequate design information)
c. Investigasi lokasi yang tidak sempurna (inadequate site investigations)
d. Reaksi klien yang lambat (slow client response)
e. Komunikasi yang buruk (poor comunications)
f. Sasaran waktu yang tidak realistis (unrealistic time targets)
g. Administrasi kontrak yang tidak sempurna (inadequate contract administration)
h. Kejadian eksternal yang tidak terkendali(uncontrollable external events)
i. Informasi tender yang tidak lengkap (incomplete tender information)
j. Alokasi risiko yang tidak jelas (unclear risk allocation)
k. Keterlambatan/ingkar membayar (lateness-non payment)

Dan menurut Dipohusodo (1996), situasi yang berpotensi membangkitkan


klaim adalah :

a. Keterlambatan dalam penyerahan gambar-gambar dan klarifikasi


b. Terdapat cacat dalam spesifikasi yang diterima, cacat dalam persetujuan
kontrak/penyimpangan volume pekerjaan yang ketentuannya tidak terdapat di dalam
kontrak.
c. Keterlambatan dalam penyerahan material,cacat pabrik pada material/peralatan yang
merupakan bagian dari barang-barang yangdisediakan dan menjadi kewajiban
pihakpemberi tugas.
d. Perubahan hukum, tata cara/peraturan yangberhubungan dengan penunjukan
pemenanglelang
e. Perubahan atau penyimpangan kondisilapangan, berbeda dengan yang
diinformasikansemula.
f. Penundaan/pemberhentian pekerjaan karenaproses pelaksanaan pekerjaan kontraktor

Page 5
lain/penahanan laju pekerjaan oleh pemberi tugas demi untuk kepentingannya
g. Upaya mempercepat penyelesaian pekerjaan diluar jadwal dalam rangka memenuhi
kebutuhanpemberi tugas di luar kesepakatan
h. Keterlambatan yang cukup berarti dalammembayar pekerjaan, memberikan
ijin,persetujuan, keputusan perintah perubahan dantanggapan atas klaim
i. Penundaan yang terlalu lama dalam penyerahan laporan/keputusan akhir kontrak
yangmengambang dari pemberi tugas
j. Kegagalan pemberi tugas dalam menjalankan tugas dan fungsinya
k. Penolakan yang tak beralasan atas hasil pekerjaan yang sudah sesuai spesifikasi atau
yang seharusnya sudah dapat diterima
l. Penjadwalan ulang/perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan karena alasan
penyediaan keuangan/sebab lain yang semacam
m. Pekerjaan tambah yang muncul selama masa pemeliharaan, yang tidak tercakup
sebagai tugas kontraktor
n. Kegagalan kinerja subkontraktor yang ditunjuk oleh pemberi tugas
o. Ketentuan spesifikasi yang tidak tegas seperti penggunaan kalimat atau yang setara
dengan merk tertentu dan sebagaimana mungkin diperlukan yang terkait dengan
material
p. Ketentuan yang cenderung mengarah pada ketidakmungkinan untuk memenuhi/tidak
sesuai dengan pekerjaan kontrak
q. Tindakan yang diijinkan dan sesuai dengankontrak tetapi tanpa disertai ketentuan
kompensasi yang setara
r. Force majeure

Dengan demikian dapat diklasifikasikan penyebab klaim pada


penyelenggaraan proyek konstruksi akibat dari (1) tindakan pemilik proyek, (2) tindakan
konsultan perencana, (3) konsutan pengawas, dan (4) faktor eksternal.

1. Faktor Pemilik Proyek/Owner

a. Keterlambatan dalam penyerahan gambargambar


b. Keterlambatan dalam menyediakan material
c. Penundaan pekerjaan karena alasan tertentu
d. Percepatan penyelesaian pekerjaan diluar jadwal
e. Keterlambatan dalam memberikan ijin,persetujuan dan keputusan
f. Pembayaran termin tidak tepat waktu
g. Perubahan desain

2. Faktor Konsultan Perencana

a. Gambar bestek tidak jelas/kurang lengkap

Page 6
b. Gambar tidak mungkin dilaksanakan
c. Perubahan mutu material/bahan
d. Standar material yang ditentukan dalam spesifikasi teknis tidak ada di pasaran
e. Kondisi lapangan berbeda dengan kondisi yang dicantumkan dalam kontrak
f. Kondisi bawah tanah berbeda dengan kondisi yang dicantumkan dalam kontrak

3. Faktor Konsultan Pengawas

a. Terlambat menyetujui proses pelaksanaan pekerjaan


b. Terlambat melakukan pemeriksaan material/bahan
c. Tidak mengevaluasi kemajuan prestasi pekerjaan kontraktor
d. Penundaan pekerjaan karena alasan tertentu

4. Faktor Eksternal

a. Curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya/hujan lebat berhari-hari


b. Kebijakan pemerintah pusat/daerah yang diterbitkan setelah penandatanganan
kontrak yang mempengaruhi sasaran proyek (biaya, mutu dan waktu)
c. Kenaikan harga material dan upah tenaga kerja
d. Force Majeur (banjir, angin topan, demonstrasi dan huru hara)
e. Kondisi sosial budaya masyarakat di sekitar proyek

4. Penyebab kegagalan klaim

Ada kalanya klaim yang sudah disiapkan mengalami kegagalan, karena:


1. Permohonan pengajuan klaim terlambat
2. Kontraktor tidak megikuti prosedur kontrak
3. Kurang akuratnya rekaman data yang dibutuhkan
4. Klaim yang diajukan tidak mempunyai dasar yang kuat
5. Informasi yang dibutuhkan untuk menguji kebenaran klaim tidak tersedia

5. Metode-metode penyelesaian klaim

Klaim yang terjadi dapat diselesaikan dengan beberapa metode yang


disepakati bersama dan dicantumkan dalam kontrak, antara lain:
1. Engineering Judgement, di mana konsultan desain yang ditunjuk pemilik
bangunan bertanggung jawab untuk mengambil keputusan akhir penyelesaian
klaim dan mengikat semua pihak .
2. Negosiasi, di mana pihak yang berselisih mencari penyelesaian tanpa campur
tangan pihak lain.
3. Mediasi, di mana pihak yang berselisih menggunakan mediator yang bersifat
netral dan keputusannya bersifat tidak mengikat.

Page 7
4. Arbitrasi, di mana pihak yang berselisih menunjuk arbitrator dari badan arbitrase
dan keputusannya bersifat mengikat .
5. Litigasi, di mana perselisihan dibawa ke pengadilandan masing-masing pihak
diwakili pengacaranya
6. Mini-trial, di mana pihak yang berselisihdiwakili oleh masing-masing manajer
proyekdan adanya pihak ketiga sebagai penasehat.
7. Dispute review board, di mana masing-masingpihak yang berselisih memilih satu
perwakilanuntuk menunjuk pihak ketiga dan keputusannyabersifat tidak
mengikat.

Untuk mengendalikan resiko dan menghindariklaim, dapat dilakukan


beberapa cara, yaitu:
a. Pihak yang terkait mempelajari kontrak sebaik-baiknya
b. Asuransi
c. Memeriksa program kerja pelaksanaan konstruksisebelum masa penawaran
d. Memilih tim konstruksi yang kompeten
e. Menerapkan sistim informasi manajemen untuk mengenali permasalahan yang
potensial

6. Proses pengajuan klaim

Dalam menyelesaikan klaim yang muncul dapat kontraktor dapat


mengajukan proses pengajuan klaim merupakan hal yang biasa industry konstruksi.
Apabila ditangani dengan tepat maka klaim dapat menguntungkan kedua belah pihak.

a. Proses pengajuan klaim dapat dirinci sebagai berikut :

1. Pengajuan klaim biasanya diawali dengan terjadinya suatu perubahan


pekerjaan.perubahan pekerjaan dapat diketahui sebelum pekerjaan dimulai atau baru
diketaui ketika pekerjaan telah atau sedang dilaksanakan.

2. Apabila perubhan pekerjaan tersebut telah diketahui sebelumnya maka penyedia jasa
dapat melakukan pemberitahuan kepada pengguna jasa.pemberitahuan harus
dilakukan secara tertulis.

3. Dimana perubahan pekerjaan baru diketahui setelah pekerjaan sedang berjalan maka
perubahan pekerjaan tersebut dinamakan perubahan tidak resmi. Biasanya perubahan
tidak resmi termasuk dalam kategori non-contractual rights.
Dalam hal ini penyedia jasa harus mengajukan permintaan perubahan kepada
pengguna jasa. FIDIC condition of contract contruction( the new red bok)
menyebutkan pemberitahuan harus dilakukan sesegera mungkin dalam jangka waktu

Page 8
28 hari setelah kontraktor atau penyedia jasa menyadari atau seharusnya menyadari
akan kejadian tersebut. Apabila kontraktor gagal; menyampaikan pemberitahuan
suatu klaim dalam jangka waktu 28 hari maka waktu penyelesaian tidak akan
diperpanjang dan kontraktor tidak berhak atas pembayaran tambahan dan pengguna
jasa akan dibebaskan dari semua kewajiban yang berkaitan dengan klaim.

4. Begitu kontraktor telah memberitahukan keinginannya untuk mengajukan klaim


secara tertulis maka kontraktor harus menyiapkan dokumen-dokumen yang
mendukung pengajuan klaim. Dokumen-dokumen tersebut dapat berbentuk dokumen
pokok,laporan saksi ahli,foto dokumentasi,dan lain-lain. Dalam FIDIC disebutkan
bahwa kontraktor harus menyimpan catatan lengkap (sesuai dengan waktunya) yang
mungkin diperlukan untuk mendukung klaim baik dilapangan maupun di lokasi
lain.tidak dibatasi kewajiban,pengguna jasa,engineer dapat,setelah menerima
pemberitahuan menurut subklausula ini,memantau penyimpanan catatan dan atau
memerintahkan kontraktor untuk menyimpan catatan kontemporer lebih lanjut.
Kontraktor harus segera menyampaikan kepada pengguna jasa atau engineer
suatu klaim secara detail disertai data pendukung mengenai dasar klaim dan
perpanjangan waktu dan atau pembayaran tambahan yang diklaim. Kontrzktor dapat
menyampaikan klaim sementara secara berkala setiap bulan dan harus
menyampaikan klaim finalnya dalam jangka waktu 28 hari setelah efek yang
diakibatkan oleh kejadaian tersebut berakhir

5. Pengguna jasa lalu mengevaluasi dokumen tersebut menggunakan rate harga yang
tertera dalam kontrak

6. Apabila klaim telah disetujui oleh pengguna jasa,maka pengguna jasa wajib
mengeluarkan perintah perubahan pekerjaan (variation order). Variation order dapat
direvisi setiap saat selam masa konstruksi apabila diperlukan. Dalam jangka waktu
42 hari setelah menerima suatu klaim atau data pendukung lebih lanjut untuk
mendukung klaim sebelumnya, pengguna jasa maupun engineer harus menanggapi
dengan persetujuan atau penolakan dengan komentar secara rinci.selam jangka waktu
42 hari engineer atau pengguna jasa harus menindak lanjuti untuk menyetujui dan
menetapkan perpanjangan waktu maupun pembayaran tambahan yang berhak
diterima oleh kontraktor.

7. Setelah terbit perintah perubahan,perintah perubahan harus diikuti dengan penerbitan


amandemen kontrak.

b. Changes order(perubahan pekerjaan)

Dalam pelaksanaan suatu kontrak konstruksi sering terjadi


perubahan.perubahan tersebut sangat lumrah terjadi karena keinginan dari pengguna
jasa yang timbul selama pelaksanaan dari suatu proyek konstruksi yang disebabkan

Page 9
antara lain karena diinginkannya perubahan dilingkup pekerjaan, perubahan
spesifikasi teknik, perubahan jenis material,percepatan pelaksanaan, dan lain-lain.
Secara umum hal-hal tersebut disebut perubahan atau dalam bahasa inggris disebut
“changes”, dan perintah perubahan disebut changes order. Namun pengertian
changes order sering dikaburkan dengan pengertian variation order karena arti
perubahan atas changes sangat luas,tidak sekedaar perubahan yang sedikit dalam
kenyataannya.Changes dapat menimbulkan masalah bila tidak secara khusus
diantisipasi.

1. jenis-jenis perubahan

Selama proyek konstruksi berlangsung,suatu perubahan akan selalu


timbul.perubahan yang dimaksud adlah perubahan design perubahan skedul,harga,
serta biaya. Sering kali perubahan yang terjadi menimbulkan sedikit hingga
banyak masalah.faktanya perubahan-perubahan yang terjadi kadang menimbulkan
perubahan yang amat besar yang dapat merubah hamper seluruh materi yang telah
dituangkan dalam kontrak konstruksi.
Para praktisi/ pelaku usaha yang berkecimpung didunia konstruksi
mengkategorikan perubahan secara kontraktual dalam dua kategori,yaituinformal
changes atau perubahan tidak resmi dan formal changes atau perubahan resmi.

Formal changes atau perubahan resmi merupakan perubahan yang dibuat


oleh pengguna jasa dimana hasil pengubahannnya dibuat secara tertulis kepada
kontraktor untuk merubah lingkup pekerjaan,waktu pekerjaan,.harga atau hal-hal
yang telah diatur dalam kontrak sebelumnya.
Formal changes umumnya berisi alternative dari desain suatu fasilitas
yang kemudin dinyataan untuk merevisi gambar konstruksi atau spesifikasi
konstruksi.Sebagai tambahan, owner atau pengguna jasa sering merubah jadwal
pekerjaan untuk mengakomodasi perubahan yang sebagai kebutuhan owner itu
sendiri atau menyusuaikan dengan kemampuan dari kontraktor yang telah
ditunjuk.
Formal changes digunakan untuk merubah sebagian besar klausa yang
telah tertuang dalam kontrak.Klausa ini biasanya memberikan wewenang secara
sepihak dari owner atau penggguna jasa untuk merubah pekerjaan dan
mengharuskan kontraktor untuk merubah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan
oleh owner. Perintah perubahan secara tertulis inilah ynag disebut dengan changes
order. Walaupun jumlah formal change orderkadang sangat banyak
penanganannya dapat dikatakan lebih mudah karena formal changes biasanya
dapat diketahuii sebelum pekerjaan dilaksanakan.

Informal changesatau biasa disebut sebagai “constructive changes”,


berisi perubahan-perubahan dari lingkup pekerjaan kontraktor atau metode
pelaksanaan dari tindakan atau kelalaian dari owner,tindakan atau kelalaian dari

Page
10
pihak ketiga seperti kontraktor lain,menyuplai material atau bahan serta peristiwa
yang timbul diluar kuasa kontraktor (keadaan kahar/force majeure).
Perubahan ini mengakibatkan kontraktormelaksanakan pekerjaan yang
benar-benar berbeda dari yang telah ditetapkan dalam kontrak sebelumnya.
Setelah informal changes order telah dapat diidentifikasi dan solusi untuk
mengatasi perubahan-perubahan antara kontraktor dan owner telah tercapai maka
informal changes order tersebut harus segeradiubah menjadi formal changes
order. Informal order biasanya sulit dipecahkan. Dan biasanya akan berlanjut
menjadi suatu klaim hingga menjadi sengketa karena timbul dari berbagai factor
yang sering diidentifikasi setelah pekerjaan berjalan. Masalah lain yang timbul
adalah biaya dan jadwal yang sulit untuk ditentukan.

2. Penyebab timbulnya perubahan

penyebab timbulnya perubahan pekerjaan seringkali menimbulkan


masalah dipihak penyedia jasa terlebih dalam pekerjaan yang menjadi semakin
rumit. Para praktisi bidang konstruksi masalah-masalah yang sering menyebabkan
perubahan,antara lain :

a. Informasi desain yang cacat atau tidak lengkap.


Ketidakpuasan pengguna jasa dari hasil pekerjaan departemen engineer atau
dari konsultan desainmerupakan penyebab utama masalah ini. Gejala uyang
timbul dari masalah ini adanya revisi secara besar-besaran dalam desain dan
spesifikasi gambar.

b. Perubahan permintaan
Perubahan dalam pelaksanaan,keselamatan,lingkungan, pasar,berbagai
kemungkinan yang akan timbul atau perubahan kebijakan khususnya yang
terjadi dalam proyek akan membuat pekerjaan terhambat dalam jangka waktu
yang lama.

c. Prubahan lapangan atau kondisi lapangan yang belum diketahui


Kondisi bawah permukaan tanah menggambarkan contoh klasik dari kondisi
lapangan yang tidak diketahui atau dapat berubah selama masa pelaksanaan
pekerjaan.Kondisi-kondisi yang telah disebutkan sebelumnya dapat
mengganggu kinerja kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan.

d. Bahasa dan interpretasi yang ambigu


Pengaturan kontrak yang konsisten dan teliti serta kelengkapan dokumen
ditambah dengan administrasi kontrak yang baik akan membantu mencegah
timbulnya perubahan yang disebabkan oleh hal ini.

e. Batasan dalam metode bekerja

Page
11
Terdapat contoh yang tak terhitung dimana penyedia jasa membatasi metode
bekerja dari kontraktor. Kecuali telah ditetapkan sebelumnya dalam dokumen
kontrak,kontraktor umumnya dibebaskan untuk mengaplikasikan suatu
metode.

f. Keterlambatan atau percepatan


Ketika pekerjaan kontraktor tertunda yang penyebabnya timbul dari penyedia
jasa, kontraktor lain maupun pihak ketiga. Hal ini akan menimbulkan
kompensasi bagi kontraktor itu sendiri.kompensasi yang biasa terjadi ketika
tejadi keterlambatan adalah permintaan untuk penambahan waktu serta biaya.
Begitu juga apabila terjadi perccepatan dalam melaksanakan proyek,kontraktor
akan meminta kompensasi kepenyedia jas yang berupa tambahan waktu(giliran
waktu bekerja atau menambah jam kerja). Baik percepatan maupun
kelambatan merup[akan perubahan yang baru dapat diketahui ketika pekerjaan
telah berjalan(termasuk dalam informal changes)

3. Proses pengajuan perubahan

Proses pengajuan perubahan dapat timbul baik dari sisi pengguna jasa maupun
penyedia jasa. Pengajuan menurut penulis hamper sama dengan suatu klaim> berikut
ini adalah tahapan-tahapan dalam pengajuan changes order :

b. Identifikasi
Hal yang terpenting dan mendasar dalam pengajuan perubahan,adalah pihak
yang merasa harus merevisi kegiatannya menyadari bahwa perubahan itu
wajib terjadi.faktanya, banyak sekali perubahan khususnya perubahan yang
tidak resmi (informal changes) baru teridentifikasi ketika perubahan tersebut
terlambat untuk ditangani. Perubahan harus diidentifikasi sedini mungkin
untuk menghindari adanya permasalahan yang akhirnya berakhir dengan
sengketa. Suatu perubahan yang timbul dari penyedia jasa harus
diberitahukan sesegera mungkin kepada pengguna jasa,dan haru dibuat
secara tertulis.

c. Evaluasi
Apabila perubahan sudah diketahui,salah satu pihak baik dari pengguna jasa
maupun penyedia jasa harus memutuskan akan menyetujui perubahan
tersebut atau tidak. Apabila perubahan tersebut diketahui ketika pekerjaan
telah berlangsung maka akibat dari perubahan tersebut harus
diperhitungkan.Evaluasi dari pengajuan perubahan salah satunya memeriksa
penentuan harga dari kontraktor atau klaim dari kontraktor.

d. Persetujuan

Page
12
Seringkali dalam pengajuan changes order, pengguna jasa menolak quotation
yang telah dikeluarkan penyedia jasa dan meminta quotation yang baru.
Negosiasi adalah hal yang dibutuhkan dalam proses ini. Apabila kedua belah
pihak setuju maka changes order harus segera dikeluarkan.

e. Penyesuaian
Apabila changes order disetujui oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa
harus merubah ketentuan dalam kontrak. Perubahan dalam kontrak harus di
sesuaikan dengan perubahan yang diajukan dengan klaim,atau sesuai dengan
permintaan perubahan dari kontraktor.

f. Pembayaran
Pembayaran changes order ini harus mengikuti prosedur yang sama yang
tertera dalam kontrak progress payment. Pengecualiannya bahwa changes
order harus diidentifikasi dan dibuat secara terpisah dalam tagihan dan
perkiraan kemajuaan.

Page
13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Klaim konstruksi adalah klaim yang timbul dari atau sehubungan dengan

pelaksanaan suatu pekerjaan jasa konstruksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa atau

antara penyedia jasa utama dengan subpenyedia jasa atau pemasok bahan atau antara pihak

luar dengan pengguna/penyedia jasa yang biasanya mengenai permintaan tambahan waktu,

biaya, atau kompensasi lain.

Adapun jenis-jenis klaim menurut Tela dan Saleh (2007) yaitu : Klaim tambahan

biaya dan waktu, klaim biaya tak langsung, klaim tambahan waktu (tanpa tambahan biaya),

klaim kompensasi lain. Sedangkan menurut Berry et al. (1990) membagi jenis klaim dalam

empat kategori utama, yaitu: Klaim atas kerugian karena disebabkan oleh perubahan kontrak

yang dilakukan pemilik., Klaim atas tambahan elemen nilai kontrak, Klaim yang dibuat

Karena perubahan kerja, Klaim karena penangguhan proyek.

Hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya klaim pada penyelenggaraan proyek

konstruksi yaitu akibat dari (1) tindakan pemilik proyek, (2) tindakan konsultan perencana,

(3) konsutan pengawas, dan (4) faktor eksternal.

Ada kalanya klaim yang sudah disiapkan mengalami kegagalan, karena: Permohonan

pengajuan klaim terlambat, kontraktor tidak megikuti prosedur kontrak, kurang akuratnya

rekaman data yang dibutuhkan, klaim yang diajukan tidak mempunyai dasar yang kuat, dan

informasi yang dibutuhkan untuk menguji kebenaran klaim tidak tersedia.

Page
14
Klaim yang terjadi dapat diselesaikan dengan beberapa metode yang disepakati

bersama dan dicantumkan dalam kontrak, antara lain: Engineering Judgement, Negosiasi,

Mediasi, Arbitrasi, Litigasi, Mini-trial, serta Dispute review board.

A. Saran

Bahwa dalam setiap pelaksanaan proyek, khususnya konstruksi sering terjadi

perselisihan antara owner selaku pemilik dengan kontraktor sebagai pelaksana. Kondisi ini

perlu mendapat penyelesaian dengan cara yang bijaksana dan memuaskan pihak yang terkait

meskipun jalan terakhir dalam menyelesaikan perselisihan dapat dilakukan dengan cara

ligitation atau pengadilan.

Claim yang umumnya terjadi dalam pelaksanaan proyek sudah semestinya ditempuh

dengan menggunakan prosedur yang telah diatur dalam tatacra pelaksanaan proyek yang

tercantum dalam klausal kontrak, sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan.

Page
15
DAFTAR PUSTAKA

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/129532-T%2026678-Tinjauan%20yuridis%20mengenai-
Metodologi.pdf diakses pada tanggal 17 november 2016 pukul 07.26

http://ced.petra.ac.id/index.php/civ/article/viewFile/16285/16277 diakses pada tanggal 20


November 16 pukul 12.05 Wita

http://satria-arifki.blogspot.co.id/2010/11/klaim-konstruksi.html diakses 20 November


2016 16 pukul 12.08 Wita

http://ojs.unud.ac.id/index.php/jieits/article/download/4391/3325 diakses pada tanggal 20


November 2016 pukul 13.35 Wita

http://e-journal.uajy.ac.id/3067/2/1TS11972.pdf diakses pada tanggal 20 November 2016


pukul 11.04 wita

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123068-R010871-Identifikasi%20faktor-Pendahuluan.pdf
diakses pada tanggal 20 November 2016 pukul 10.43 wita

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/128693-T%2026715-Faktor%20penyebab-
Pendahuluan.pdf diakses pada tanggal 20 november 2016 pukul 10.45 wita

http://e-journal.uajy.ac.id/2048/3/2TS12592.pdf diakses pada tanggal 17 november 2016


pada pukul 07.47 wita

Page
16

Anda mungkin juga menyukai