Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN

TERHADAP KINERJA SDM KONSTRUKSI

Pembimbing Utama : Ir.Hj.RR.Endang Mulyani, M.T


Pembimbing Pembantu : Lusiana, S.T,M.T

Irda Ainanur

Program Studi Teknik Sipil


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
betuah18@gmail.com

Abstrak - Leadership in construction 1. Pendahuluan


services company is important in an age of 1.1 Latar Belakang
modern organization there is want to SDM konstruksi merupakan elemen yang
democratization in the implementation of sangat penting dalam perusahaan jasa
the human resource construction work and konstruksi. Kegagalan dalam mengelola
leadership in the construction company . SDM konstrusksi dapat mengakibatkan
there is possibelities cause of bad timbulnya gangguan dalam pencapaian
leadership style is a decrease in the tujuan, baik dalam kinerja serta profit
performance of human resources will perusahaan jasa konstruksi tersebut.
impact at the performance of the human
resource construction . Sering terjadi beberapa akibat pengelolaan
SDM konstruksi yang tidak baik salah
Worked hypothesis is H0 = 0 , leadership satunya ialah kegagalan konstruksi dikaitkan
does not affect the performance of the dengan tidak terpenuhinya kualitas dan
human resource construction . HA ≠ 0 , keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang
leadership affect the performance of the tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan
human resource construction survey results sebagaimana yang telah disepakati dalam
showed that the degrees of freedom = 5 , kontrak kerja.
the error rate of 40 % obtained price table
X2 = 5.71 , leadership affect the 1.2 Perumusan Masalah
performance of the human resource
construction , X2 price obtained from the Permasalahan pokok disini adalah
analysis of the chi - squares for mengetahui ada atau tidak pengaruh dari
authoritarian leadership style of 14.891 to kepemimpinan seseorang tersebut terhadap
37.579 by the democratic leadership style kinerja SDM konstruksi dan jika terdapat
and leadership be free the price of 11.866. pengaruh tersebut seberapa besar
Due X2 > X2 table , and then the dampaknya bagi suatu perusahaan jasa
conclusion to reject H0 , it means true is a konstruksi.
dependency between the performance of the
Tantangan dan tekanan yang sama
human resource construction in the style of
belum tentu mempunyai pengaruh yang
leadership . Conclusions obtained at survey
sama terhadap SDM konstruksi yang
is the effect of leadership on the
meningkat semangatnya, bahkan tidak
performance of the human resource
menutup kemungkinan justru sebaliknya,
construction .
yaitu menurun semangat kerjanya yang
Key words : leadership, performance, HR berdampak pada produktivitas, sehingga
construction kinerja kerjanya juga menurun.
1.3 Pembatasan Masalah 1.5 Tujuan Penelitian
Pembatasan masalah dimaksudkan a. Menghasilkan informasi yang akurat
untuk membatasi ruang lingkup tentang pengaruh gaya kepemimpinan
permasalahan pada kegiatan jasa konstruksi terhadap kinerja SDM konstruksi.
agar tidak menyimpang dari judul yang
ditetapkan semula. Adapun pembatasan b. Mengetahui gaya kepemimpinan serta
masalah yang telah diambil dalam penulisan pengambilan keputusan yang baik dan
skripsi ini meliputi : benar saat proyek konstruksi berjalan.

1. Jenis gaya kepemimpinan yang ditinjau c. Serta pengaruh-pengaruh lainnya yang


di lapangan adalah otoriter, demokratis ditimbulkan seorang pemimpin untuk
dan bebas. kinerja SDM konstruksi tersebut agar
2. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap lebih efektif.
kinerja SDM konstruksi di lapangan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
2.1 Pengaruh Kepemimpinan
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam
Peranan para pemimpin dalam perusahaan
memahami skripsi ini, maka penulis
jasa konstruksi sangat sentral dalam
perlu membatasi ruang lingkup penelitian
pencapaian tujuan dari berbagai sasaran
sebagai berikut : yang ditetapkan sebelumnya. Perilaku
1. Ruang lingkup materi kepemimpinan memiliki kecenderungan
pada dua hal yaitu konsiderasi atau
Adapun yang menjadi pokok permasalahan hubungan dengan bawahan atau struktur
dalam penelitian ini adalah untuk inisiasi atau hasil yang dicapai. Pemimpin
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu
gaya kepemimpinan dan seberapa besar dalam kepemimpinannya terlebih dahulu
dampaknya untuk kinerja SDM konstruksi harus memahami siapa bawahan yang di
dalam produktivitas kerja di lapangan. pimpinnya, mengerti kekuatan dan
kelemahan bawahannya, dan mengerti cara
2. Ruang lingkup subjek memanfaatkan kekuatan bawahan untuk
mengimbangi kelemahan yang mereka
Subjek penelitian adalah sesuatu yang
miliki.
menjadi kajian pokok penelitian. Maka dari
ini yang menjadi subjek adalah pemimpin Demikian halnya Locander at al. (2002)
dan SDM konstruksi pada perusahaan menjelaskan bahwa kepemimpinan
tersebut. Ruang lingkup subjek terbagi atas : mengandung makna pemimpin
mempengaruhi yang dipimpin tetapi
3. Ruang lingkup lokasi
hubungan antara pemimpin dengan yang
Lokasi penelitian ini adalah pada suatu dipimpin bersifat saling menguntungkan
perusahaan bidang jasa konstruksi di kedua belah pihak.
Kalimantan Barat, khususnya di Kecamatan
Suhaid dan Kecamatan Semitau Kabuaten 2.2 Pengertian Gaya Kepemimpinan
Kapuas Hulu. Menurut (Tjiptono, 2006:161) gaya
kepemimpinan adalah suatu cara yang
4. Ruang lingkup waktu
digunakan pemimpin dalam berinteraksi
Dalam hal ini penelitian di lakukan pada dengan bawahannya. Sementara itu,
tahun 2013. pendapat lain menyebutkan bahwa gaya
kepemimpinan adalah pola tingkah laku 3. Mempengaruhi orang lain untuk lebih
(kata-kata dan tindakan-tindakan) dari berusaha mengarahkan tenaga, dalam
seorang pemimpin yang dirasakan oleh tugasnya atau mengubah tingkah laku
orang lain (Hersey, 2004:29). mereka sesuai dengan keadaan yang
diperlukan di lapangan untuk tujuan hasil
2.3. Jenis Gaya Kepemimpinan yang ingin dicapai perusahaan jasa
konstruksi tersebut.
2.3.1. Gaya Kepemimpinan Otoriter
4. Pada dasarnya merupakan pola
Gaya kepemimpinan ini menghimpun hubungan antara individu-individu yang
sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan menggunakan wewenang dan
yang bersifat terpusat pada pemimpin pengaruhnya terhadap kelompok orang
sebagai satu-satunya penentu, penguasa dan agar bekerja bersama-sama untuk
pengendali anggota perusahaan jasa mencapai tujuan perusahaan jasa
konstruksi dan kegiatannya dalam usaha konstruksi yang di pimpinnya.
mencapai tujuan perusahaan jasa konstruksi. 5. Ciri – ciri utama dari kepemimpinan
proyek konstruksi yaitu kemampuan
2.3.2. Gaya Kepemimpinan Demokratis untuk mempengaruhi, mengarahkan atau
memotivasi, dan kerja sama untuk
Gaya kepemimpinan menempatkan manusia mencapai suatu tujuan.
sebagai faktor pendukung terpenting dalam
kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan
2.5. Kriteria SDM Konstruksi
dan mengutamakan orientasi pada hubungan
dengan anggota perusahaan jasa konstruksi. 2.5.1 Pengertian SDM Konstruksi

2.3.3. Gaya Kepemimpinan Bebas Menurut Soeharto (1997:213) dalam


Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya penyelenggaraan proyek, SDM berupa
berpandangan bahwa anggota perusahaan tenaga kerja yang merupakan faktor
jasa konstruksi mampu mandiri dalam penentu keberhasilan suatu proyek. Jenis
membuat keputusan atau mampu mengurus dan intensitas kegiatan proyek berubah
dirinya masing-masing, dengan sedikit dengan cepat sepanjang siklusnya, sehingga
mungkin pengarahan atau pemberian penyediaan jumlah tenaga kerja harus
petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok meliputi perkiraan jenis dan kapan tenaga
masing-masing sebagai bagian dari tugas kerja dibutuhkan.
pokok perusahaan jasa konstruksi.
Tenaga kerja konstruksi merupakan
2.4. Pola Kepemimpinan Proyek porsi terbesar dari proyek konstruksi. SDM
Konstruksi Konstruksi adalah pelaku pekerjaan di
bidang konstruksi yang terdiri atas
1. Proses mempengaruhi sekelompok orang
perencana, pelaksana, dan pengawas.
sehingga mau bekerja dengan sungguh-
sungguh untuk meraih tujuan kelompok
2.6. Kriteria Proyek Konstruksi
menjadi hasil pembangunan konstruksi
yang mantap sesuai dengan tujuan dan 2.6.1 Pengertian Proyek Konstruksi
harapan perusahaan jasa konstruksi
tersebut. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian
2. Kemampuan untuk mengajak orang lain kegiatan yang berkaitan dengan upaya
mencapai tujuan yang sudah ditentukan pembangunan suatu bangunan, mencakup
dengan penuh semangat untuk kemajuan pekerjaan pokok dalam bidang teknik sipil
perusahaan jasa konstruksi tersebut. dan arsitektur, meskipun tidak jarang juga
melibatkan disiplin lain seperti teknik 3. Proyek konstruksi teknik sipil
industri, mesin, elektro, geoteknik, plumbing, (Heavy Engineering Construction) adalah
maupun lansekap. proses penambahan infrastruktur pada suatu
lingkungan terbangun (Built environment).
(http://www.edukasiana.net/2012/08/pengert Pemilik proyek (owner) biasanya pemerintah
ian-dan-jenis-proyek baik pada tingkat nasional atau daerah. Pada
konstruksi.html#sthash.uSjmcpuj.dpuf) proyek ini elemen desain, finansial dan
pertimbangan hukum tetap menjadi
Dilihat dari pengertian diatas bahwa jelas
pertimbangan penting, walupun proyek ini
kriteria proyek konstruksi yaitu :
lebih bersifat non-profit dan mengutamakan
Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir pelayanan masyarakat (public services).
atau hasil akhir.
2.7. Indikator Kinerja SDM konstruksi di
Jumlah biaya, kriteria mutu dalam proses lapangan
mencapai tujuan dalam proses yang telah
Adapun untuk mengukur kinerja menurut
ditentukan.
Gomes (2003:14) yaitu:
Mempunyai awal kegiatan dan akhir
1. Quantity of work
kegiatan yang telah ditentukan atau
mempunyai jangka waktu tertentu. Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu
periode waktu yang ditentukan.
Rangkaian kegiatan hanya dilakukan sekali
(non rutin), tidak berulang-ulang sehingga 2. Quality of work
menghasilkan produk yang bersifat unik,
tidak identik tetapi sejenis. Kualitas kerja yang dicapai berdasarkan
syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.
Jenis dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung. 3. Job knowledge

2.6.2 Jenis-jenis Proyek Konstruksi Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan


dan keterampilannya.
1. Proyek bangunan perumahan atau
bangunan pemukiman (Residential 4. Dependability
Construction) adalah suatu proyek
pembangunan perumahan yang serempak Kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal
dengan penyediaan prasarana penunjang. kehadiran dan penyelesaian kerja tepat pada
Jenis proyek bangunan perumahan atau waktunya.
pemukiman ini sangat membutuhkan
5. Initiative
perencanaan yang baik dan matang untuk
infrastruktur yang ada dalam lingkungan Semangat untuk menyelesaikan tugas-tugas
pemukiman tersebut seperti jalan, air bersih, baru dan dalam memperbesar tanggung
listrik, dan lain sebagainya. jawab.
2. Proyek konstruksi bangunan gedung 6. Personal qualities
(Building Construction) adalah tipe proyek
konstruksi yang paling banyak dikerjakan. Menyangkut kepribadian, kepemimpinan,
Tipe konstruksi bangunan ini menitik keramah-tamahan, dan integritas pribadi
beratkan pada pertimbangan konstruksi,
teknologi praktis, pertimbangan pada
peraturan.
2.8. Pengertian Uji Hipotesis kesalahan. Namun kesalahan yang dilakukan
diusahakan seminimal mungkin. Jika
2.8.1 UJI CHI-SQUARE misalnya dalam pengujian hipotesis
digunakan alpha 5% berarti kemungkinan
Chi-square atau chi-kuadrat digunakan
mengalami kesalahan tipe 1 ( menolak
untuk mengadakan pendekatan dari beberapa
hipotesis yang benar ) sebanyak 5 dari 100
faktor atau mengevaluasi frekuensi yang
keputusan atau dapat dikatakan tingkat
diselidiki atau frekuensi hasil observasi
keyakinan sebesar 95% keputusan adalah
dengan frekuensi yang diharapkan dari
benar.
sampel apakah terdapat hubungan atau
perbedaan yang signifikan atau tidak. Nilai 4. HASIL PENELITIAN
chi-square adalah nilai kuadrat karena itu
nilai chi-square selalu positif. Bentuk Gambaran Data Hasil Wawancara Gaya
distribusi chi-square tergantung dari derajat Kepemimpinan
bebas (Db)/degree of freedom. 1. Untuk gaya kepemimpinan yang bersifat
otoriter diajukan tiga pertanyaan,
2.8.2 UJI PROPORSI didapat 31 responden dan hasilnya
sebagai berikut :
Dalam pengujian hipotesis ini
terdapat dua cara yang dapat dilakukan,
1. Apakah gaya pimpinan berambisi untuk
yaitu uji satu proporsi dan uji beda
merajai situasi di lapangan ?
proporsi.Kedua pengujian itu akan
memberikan hasil yang cukup memuaskan.
Perlu diingat bahwa dalam uji proporsi itu
variabilitas dari pada datanya harus diskrit.
Dalam pengujian hipotesis ini, kesimpulan
yang dapat diambil adalah menerima atau
menolak hipotesis nihil ( H0 ). Walaupun
sebenarnya menerima H0 sama dengan Gambar 1 : Hasil wawancara di lapangan
menolak HA dan menolak H0 sama dengan
menerima HA, namun demikian dalam 2. Apakah setiap perintah dan kebijakan
pengujian hipotesis yang diambil hampir pimpinan selalu ditetapkan sendiri tanpa
tidak pernah mengatakan menerima atau melibatkan karyawan di lapangan dan sulit
menolak hipotesis alternatif H1. Namun bekerja sama?
dalam statistika tidaklah demikian
mudahnya untuk menerima atau menolak
hipotesis nihil, sebab penolakan atau
penerimaan suatu hipotesis mungkin sekali
mengalami kesalahan. Ada dua tipe
kesalahan, yaitu kesalahan tipe 1 dan
kesalahan tipe II. Kita telah mengalami
kesalahan tipe 1 jika dalam pengambilan Gambar 2 : Hasil wawancara di lapangan
keputusan, kita telah menolak suatu
hipotesis yang benar dan seharusnya 3. Apakah pimpinan pernah memberi
diterima. Sebaliknya kita telah mengalami informasi tentang rencana dan tindakan
kesalahan tipe II jika dalam keputusan, kita yang akan dilakukan?
telah menerima suatu hipotesis yang salah
dan seharusnya ditolak. Oleh karena adanya
dua tipe kesalahan itu, maka peneliti harus
berani mengambil resiko untuk mengalami
Mengarahkan karyawannya
tentang apa yang harus di
kerjakan dan bagaimana…

tidak
32% ya
Gambar 3 : Hasil wawancara di
68%
lapangan
Gambar 6 : Hasil wawancara di lapangan
2. Untuk gaya kepemimpinan yang bersifat
demokratis diajukan tiga pertanyaan, 3. Untuk gaya kepemimpinan yang
didapat 31 responden dan hasilnya bersifat bebas diajukan empat pertanyaan,
sebagai berikut : didapat 31 responden dan hasilnya
1. Apakah pimpinan selalu melibatkan sebagai berikut :
karyawan di lapangan dalam 1. Apakah pimpinan hanya menentukan
pengambilan keputusan? kebijaksanaan dan tujuan umum?
Hanya menentukan
kebijaksanaan dan tujuan umum
ya
19%

tidak
Gambar 4 : Hasil wawancara di lapangan 81%
Gambar 7 : Hasil wawancara di lapangan
2. Apakah pimpinan mendengarkan
usulan mengenai metode penyelesaian 2. Apakah karyawan diberikan
pekerjaan dari bawahan,mudah bekerja pimpinan kebebasan untuk
sama? mengambil keputusan yang relevan
di lapangan untuk penyelesaian
Mendengarkan usulan pekerjaan?
mengenai metode penyelsaian
pekerjaan dari… Karyawan diberikan kebebasan
mengambil keputusan yang
tidak relevan di lapangan untuk
35% ya
65%
penyelesaian pekerjaan
ya
Gambar 5 : Hasil wawancara di lapangan 26%
tidak
3. Apakah pimpinan terlebih dahulu 74%
mengarahkan karyawannya tentang apa Gambar 8 : Hasil wawancara di lapangan
yang harus di kerjakan dan bagaimana
mengerjakan suatu pekerjaan secara 3. Apakah pimpinan tidak memberikan
efisien? instruksi di lapangan sehingga kerja
sama kurang terjalin antara pimpinan
dengan karyawan?
2. Apakah kualitas kerja yang dicapai
Tidak memberikan instruksi di selalu berdasarkan kesesuaiannya
lapangan sehingga kerja sama (terhadap spesifikasi, daftar volume
kurang terjalin antara pimpinan dan RAB)?
dengan karyawan
ya Kualitas kerja yang dicapai
19% selalu berdaarkan kesesuaiannya

32.26% ya tidak
tidak
81% 67.74%
Gambar 9 : Hasil wawancara di lapangan

4. Apakah pimpinan mendasarkan diri Gambar 12 : Hasil wawancara di lapangan


pada kekuasaan dalam memimpin
karyawannya? 3. Apakah karyawan memiliki
pengetahuan yang luas mengenai
pekerjaan dan keterampilannya di
Tidak mendasarkan diri pada lapangan?
kekuasaan dalam memimpin
Luasnya pengetahuan
ya
mengenai pekerjaan dan
19%
keterampilannya di lapangan

tidak
81% tidak ya
Gambar 10: Hasil wawancara di lapangan 54.84% 45.16%

Gambaran Data Hasil Wawancara


Kinerja SDM Konstruksi
Ada enam pertanyaan yang di ajukan kepada Gambar 13 : Hasil wawancara di lapangan
responden dan diperoleh hasil sebagai
berikut : 4. Bagaimana kesadaran dapat di
1. Apakah Jumlah kerja atau volume hasil percaya dalam hal kehadiran dan
kerja selesai dalam suatu periode waktu penyelesaian kerja tepat pada waktunya
yang di tentukan? pada SDM konstruksi?
Jumlah kerja atau volume hasil
kerja selesai dalam suatu Kesadaran dan dapat di percaya
periode waktu yang di tentukan dalam hal kehadiran dan
6.46% penyelesaian kerja tepat pada
waktunya
ya tidak ya
19.35%
tidak
80.65%

93.54%

Gambar 14 : Hasil wawancara di lapangan


Gambar 11 : Hasil wawancara di lapangan
5. Apakah ada semangat untuk selalu (2) Dari gaya kepemimpinan yang diterapkan
melaksanakan tugas baru dan dalam seorang pemimpin di lapangan seperti, gaya
memperbesar tanggung jawab? kepemimpinan otoriter, demokratis, dan bebas
terdapat ketergantungan dengan kinerja yang
dihasilkan oleh SDM konstruksi.
Semangat untuk selalu
melaksanakan tugas baru dan dalam 1. Terbukti dari hasil analisa chi squares
memperbesar tanggung jawab independensi didapat hasil, besarnya derajat
kebebasan = 5 pada alpha 40% di peroleh harga
ya
29.03% X2 tabel = 5.71. Untuk gaya kepemimpinan
otoriter didapat hasil X2 = 14.891, Untuk gaya
tidak
70.97%
kepemimpinan demokratis didapat hasil X2 =
37.579, Untuk gaya kepemimpinan bebas
didapat hasil X2 = 11.866

Gambar 15 : Hasil wawancara di lapangan Karena harga X2 > X2 tabel, maka


kesimpulannya menolak H0, artinya benar bahwa
6. Bagaimana keadaan Keramah- ada ketergantungan antara kinerja SDM
tamahan dan integritas pribadi yang konstruksi dengan gaya kepemimpinan
terjadi antara sesama SDM konstruksi di
lapangan? 2. Dilihat dari progress kerja serta permasalahan
dan solusi program infrastruktur yang terjadi
Keramah-tamahan dan
pada proyek tinjauan, gaya kepemimpinan
integritas pribadi
berpengaruh terhadap realisasi pekerjaan di
lapangan.
tidak (3) Dari hasil penelitian analisa data dan data
38.71%
ya program infrastruktur region Semitau – PSM 8
61.29% (tahun budget 2013) pengaruh gaya
kepemimpinan dilapangan terhadap kinerja SDM
konstruksi dapat disimpulkan sebagai berikut :

Gambar 16 : Hasil wawancara di lapangan 1. Kinerja SDM konstruksi di lapangan menurun


karena tidak adanya semangat untuk
5.1. Kesimpulan melaksanakan tugas baru dan dalam
memperbesar tanggungjawab apabila gaya
Berdasarkan penelitian dan analisa di atas, maka
kepemimpinan bersifat otoriter.
beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah :
2. Kinerja SDM konstruksi di lapangan
(1) Dari hasil analisis hipotesis uji satu proporsi
meningkat karena jumlah kerja/volume hasil
untuk ketiga gaya kepemimpinan tersebut,
kerja selesai dalam suatu periode waktu dan
dengan pernyataan bahwa Zh = 0.51 > Zα
kualitas kerja yang dicapai berdasarkan
= 0.39 maka kesimpulan H0 ditolak. Dengan
kesesuaiannya apabila gaya kepemimpinan
demikian pendapat peneliti tersebut adalah benar
bersifat demokratis.
bahwa gaya kepemimpinan yang terjadi di
lapangan bersifat demokratis. Dengan taraf 3. Kinerja SDM konstruksi di lapangan menurun
signifikansi α = 0.39 karena tidak adanya semangat untuk
melaksanakan tugas baru dalam memperbesar
tanggungjawab apabila gaya kepemimpinan http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_hipotesis
bersifat bebas.
http://agoestanto.wordpress.com
5.2 Saran
http://www.psychologymania.com/2012/12/indik
ator-kinerja-karyawan.html
Dari pengalaman yang didapat selama
dilakukannya penelitian, penulis ingin memberi http://www.ilmusipil.com/struktur-organisasi-
saran sebagai berikut: proyek

1. Sebaiknya dilakukan gaya kepemimpinan http://agoestanto.wordpress.com/2013/02/19/con


demokratis yang sesuai pada keadaan di toh-masalah-uji-hipotesis
lapangan yang menuntut seorang pemimpin
untuk tidak menerapkan gaya otoriter ataupun
bebas karena bisa menurunkan kinerja SDM Biografi
konstruksi di lapangan.
Irda ainanur, lahir di Selimbau, Kapuas Hulu,
2. Pemimpin yang efektif dalam menerapkan Kalimantan Barat, Indonesia, 5 september 1991.
gaya tertentu dalam kepemimpinannya terlebih Memperoleh gelar Sarjana dari Program Studi
dahulu harus memahami siapa bawahan yang Teknik Sipil Universitas Tanjungpura, Pontianak,
Indonesia, 2013.
dipimpinnya, mengerti kekuatan dan kelemahan
bawahannya, dan mengerti cara memanfaatkan
kekuatan bawahan untuk mengimbangi
kelemahan yang mereka miliki, karena untuk
meningkatkan kinerja di lapangan dibutuhkan
pimpinan yang mampu dalam memberikan dan
menyampaikan instruksi serta informasi kerja di
lapangan.

Referensi
A.A Prabu Mangku Negara.2005.”Manajemen
Sumber Daya Manusia’’.Bandung.Remaja
Rosdakarya.

Hariandja.Binsar.’’Konsep-konsep Probabilitas
dalam Perencanaan dan Perancangan
Rekayasa’’.Erlangga.

Mulyani, Endang.2006.’’Bahan Ajar Manajemen


Konstruksi”.Pontianak.

Sunyoto,Danang.2012.” Teori, Kuesioner, dan


Analisis Data SUMBER DAYA
MANUSIA’’.Yogyakarta:CAPS.

Soeharto, Iman.1995.” Manajemen Proyek: dari


konseptual sampai operasional ”.

Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai