Anda di halaman 1dari 108

Studi kelayakan proyek adalah studi melalui penelitian

mengenai dapat atau tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan


berhasil, dalam hal ini biasanya merupakan proyek investasi.
Pengertian keberhasilan ini kemungkinan dapat ditafsirkan
dengan pendapat yang agak berbeda-beda. Ada yang
menafsirkan dalam artian yang lebih terbatas, ada juga yang
mengartikan dalam artian yang luas. Artinya yang lebih terbatas,
terutama dipergunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat
mengenai manfaat ekonomis suatu suatu investasi.
Kalau seseorang atau suatu pihak melihat suatu
kesempatan usaha, maka timbul pertanyaan, apakah
kesempatan itu dapat dimanfaatkan secara
ekonomis? Apakah kita dapat memperoleh suatu
tingkat keuntungan yang cukup layak dari
proyek/usaha itu? Pertanyaan-pertanyaan semacam
ini yang sebenarnya mendasar untuk dilaksanakan
suatu studi kelayakan proyek.
Dengan demikian, pada umumnya suatu studi kelayakan proyek akan menyangkut tiga
aspek, yaitu :

Aspek-aspek Studi kelayakan proyek,


 Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri (sering juga disebut
sebagai manfaat financial). Yang berarti apakah proyek itu dipandang cukup
menguntungkan apabila dibandingkan dengan risiko proyek itu.
 Manfaat ekonomis proyek bagi Negara tempat proyek dilaksanakan manfaat
proyek (sering juga disebut sebagai manfaat ekonomi nasional), yang
menunjukkan tersebut bagi ekonomi makro suatu Negara.

 Manfaat sosial proyek itu bagi masyarakat sekitar proyek tersebut. Ini
merupakan studi yang relatif sulit dilaksanakan

Semakin sederhana suatu proyek yang akan dilaksanakan, semakin sederhana


pula lingkup penelitian yang akan dilakukan. Bahkan banyak proyek-proyek
investasi yang kemungkinannya tidak pernah dilakukan studi kelayakan secara
formal, tetapi ternyata kemudian terbukti berjalan dengan baik pula.
Banyak Negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk
meningkatkan investasi pada Negara tersebut. Bahkan kalaupun diperkirakan
modal dalam negeri kurang mampu meningkatkan investasi, maka
pemerintah tidak segan-segan mengundang pihak asing untuk melakukan
investasi pada Negara itu

Mengapa pemerintah melakukan hal ini?.


Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan investasi. Diantaranya adalah
penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau
penambahan devisa dan lain sebagainya. Yang jelas kalau kegiatan investasi meningkat,
maka kegiatan ekonomi pun ikut terpacu pula. Tentu saja apabila kegiatan investasi ini
merupakan investasi yang sehat, dalam arti yang sebenarnya secara ekonomis
menguntungkan. Bukan kegiatan investasi yang nampaknya menguntungkan, tetapi
sebenarnya mendapatkan berbagai fasilitas, sehingga tidak sehat bagi perekonomian
Negara itu.
Disini kita menggunakan pengertian proyek investasi sebagai suatu rencana untuk
menginvestasikan sumber-sumber daya yang dapat dinilai secara cukup independen.
Proyek tersebut dapat merupakan proyek berskala besar maupun berskala kecil.
Karakteristik dasar dari suatu pengeluaran modal (atau proyek) adalah bahwa proyek
tersebut umumnya membutuhkan pengeluaran saat ini untuk mendapatkan manfaat dimasa
yang akan datang. Manfaat ini dapat berwujud manfaat dalam bentuk uang, dapat juga
tidak. Pengeluaran modal tersebut misalnya berbentuk pengeluaran untuk tanah, mesin,
bangunan, penelitian dan pengembangan, serta program-program latihan.
Dalam ilmu akuntansi, pengeluaran modal ini biasanya dimasukkan ke dalam aktiva-aktiva
yang ada dalam neraca. Sejauh dapat dilakukan dalam perlakuan, maka umumnya
pengeluaran-pengeluaran ini merupakan biaya-biaya yang ditunda pembenannya dan
dibebankan per tahun melalui proses penyusunan (kecuali untuk tanah).

Dipandang dari sudut perusahaan, maka proyek atau kegiatan yang menyangkut
pengeluaran modal (capital expenditure) mempunyai pengertian yang sangat penting
karena :

a. Pengeluaran modal mempunyai konsekkuensi jangka panjang. Pengeluaran modal


akan membentuk kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang dan sifat-sifat
perusahaan dalam jangka panjang.
b. Pengeluaran modal umumnya menyangkut jumlah yang sangat besar.
c. Komitmen pengeluaran modal tidak mudah untuk diubah. Pasar untuk barang-
barang bekas, mungkin tidak ada terutama untuk barang-barang modal yang
sangat khusus sifatnya. Karena itu, sulit untuk mengubah keputusan pengeluaran
modal.
tujuan studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman
modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya itu relatif
kecil apabila dibandingkan dengan risiko kegiatan suatu proyek yang
menyangkut investasi dalam jumlah besar.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam studi kelayakan proyek,
sebagai berikut :
a. Ruang lingkup kegiatan proyek
Disini perlu dijelaskan/ditentukan bidang-bidang apa saja proyek akan
beroperasi. Kalau misalnya proyek tersebut adalah pendirian usaha/pabrik
tekstil, maka apakah pabrik tekstil ini merupakan tekstil yang terpadu atau
hanya tahapan tertentu saja
b. Cara kegiatan proyek dilakukan
Disini ditentukan apakah proyek akan ditangani sendiri ataukah akan diserahkan pada
(beberapa) pihak lain. Siapa yang akan menangani proyek tersebut?.

c. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh proyek.


Disini perlu diidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan usaha semacam ini. Teknik
yang dapat dipergunakan adalah dengan mengidentifikasi “Underplanning” untuk
usaha semacam ini.
d. Sarana yang diperlukan oleh proyek
Menyangkut bukan hanya kebutuhan seperti : material, tenaga dan sebagainya, tetapi
termasuk juga fasilitas-fasilitas pendukung seperti : jalan raya, transportasi dan
sebagainya.
e. Hasil kegiatan proyek itu serta biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil
tersebut.
f. Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak dari adanya proyek itu.
Hai ini sering disebut juga sebagai manfaat dan pengorbanan ekonomi dan sosial.
g. Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek beserta jadwal dari masing-masing
kegiatan itu sampai dengan proyek investasi siap berjalan.
Penilaian terhadap keadaan dan prospek suatu proyek investasi
dilaksanakan atas dasar kriteria-kriteria ini dapat hanya mempertimbangkan
manfaat proyek bagi perusahaan, dapat juga dengan memperhatikan aspek
yang lebih luas, yaitu manfaat proyek bagi Negara dan masyarakat luas

Ada beberapa faktor yang memengaruhi intensitas studi kelayakan.


Diantaranya yang utama adalah sebagai berikut :
 Besarnya dana yang ditanamkan
 Tingkat ketidakpastian proyek
 Kompleksitas elemen-elemen yang memengaruhi proyek
Investor

Kreditur / Bank

Pemerintah
BAB II
DISAIN STUDI KELAYAKAN
Dalam melakukan studi kelayakan sponsor proyek ini mungkin melakukan
studi sendiri atau dapat juga menggunakan jasa konsultan dalam melaksanakan
suatu studi. Konsultan dapat berasal dari dalam negeri, dan untuk beberapa
proyek, ada keharusan bahkan untuk menggunakan konsultan perlu dilakukan
kerja sama dengan pihak yang mensponsori proyek tersebut. Umumnya
konsultan akan terdiri dari para ahli dari beberapa disiplin ilmu, seperti, ilmu
teknik, ilmu ekonomi dan manajemen. Semakin luas aspek-aspek yang akan
dipelajari dalam studi, maka semakin banyak disiplin ilmu yang dipergunakan.
Identifikasi kesempatan usaha merupakan fase pertama dalam
melaksanakan studi kelayakan. Umumnya tahap-tahap untuk melaksanakan
proyek investasi adalah sebagai berikut :

 Identifikasi
Pada tahap ini sponsor proyek merasa/melihat adanya kesempatan
investasi yang kemungkinan dapat menguntungkan. Pengamatan
dilaksanakan terhadap lingkungan untuk memperkirakan kesempatan
dan ancaman dari usaha tersebut.
 Perumusan
Merupakan tahap untuk menerjemahkan kesempatan investasi ke
dalam suatu rencana proyek yang kongkret dengan faktor-faktor yang
penting dijelaskan secara garis besar.
 Penilaian
Melakukan analisa dan menilai aspek pasar, teknik keuangan dan
perekonomian.
 Pemilihan
Melakukan pemiliham dengan mengingat segala keterbatasan dan
tujuan yanga akan dicapai.
 Implementasi menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap berpegang
pada anggaran
Adapun tahapan untuk identifikasi kesempatan berusaha dapat dilaksanakan dengan
menggunakan berbagai cara sebagai berikut :
a. Mempelajari impor, impor menunjukkan bahwa masih ada (sebagian) pasar yang
belum dapat dipenuhi dengan produk dalam negeri. Apalagi kalau ternyata impor
ini mempunyai kecenderungan yang meningkat, maka dapat diperkirakan masih ada
permintaan dari dalam negeri untuk produk/jasa tersebut.
b. Menyelidiki material lokal, jumlah material yang melimpah. Harga yang murah dan
kualitas yang baik dari material yang melimpah tersebut semuanya menunjukkan
kemungkinan untuk ieksplotasi lebih lanjut.
c. Mempelajari keterampilan tenaga kerja, untuk beberapa jenis industry, faktor
keterampilan tenaga kerja mungkin sangat menentukan, seperti usaha kerajinan
perak, ukir-ukiran kayu dan sebagainya. Tersedianya tenaga seperti ini mungkin
dapat digunakan untuk membuat produk yang sejenis, tetapi tidak sama.
d. Melakukan studi industry, berbagai kesempatan dapat ditemukan untuk
industry yang sedang berkembang, sebagai missal; perkembangan industry
kayu lapis merupakan indicator bahwa sector tersebut masih
menguntungkan. Meningkatnya ekspor udang, bukan hanya kualitas, tetapi
juga harganya. Menunjukkan kesempatan berusaha pada bidang
pembudidayaan udang masih terbuka.
e. Menerapkan kemajuan teknologi. Perubahan teknologi dari waktu ke waktu
memungkinkan investor memanfaatkan sebelum pihak lain
menggunakannya. Dengan demikian investor tersebut akan mempunyai
“competitive advantage” terlebih dahulu. Tentu saja lama kelamaan
“competitive advantage” ini akan berkurang atau hilang kalau tidak
dilakukan tindakan apa-apa.
f. Mempelajari hubungan antar industry pertumbuhan suatu industry dapat
dipastikan akan mencciptakan kesempatan bagi industry lainnya.
Identifikasi keseempatan ini dapat dilaksanakan dengan menganalisa
bagaimana input dan output industry tersebut berkaitan.
g. Menilai rencana pembangunan, rencana pembangunan yang dilaksanakan
oleh pihak pemerintah, atau proyek-proyek yang berskala besar akan
menciptakan kebutuhan akan produk/jasa yang sebelumnya belum dibuat.
h. Melakukan pengamatan di tempat lain. Pembangunan di Negara atau
wilayah lain mungkin dapat diterapkan untuk daerah kita.
Dalam teori tujuan yang paling tepat dari pengambilan keputusan untuk
melaksanakan investasi adalah untuk memaksimumkan nilai pasar modal sendiri
(saham)

Adapun alasan yang mendukung tujuan ini adalah sebagai berikut; Pemilik
modal sendiri adalah perusahaan dan perusahaan seharusnya berusaha meningkatkan
kemakmuran mereka. Nilai pasar (saham) merupakan ukuran yang tepat untuk mnilai
kemakmuran para pemegang saham. Dan karnanya perusahaan seharusnya
meningkatkan kemakmuran ini yang berarti meningkatkan nilai pasar saham.
Tujuan ini mempunyai justifikasi teoritis, walapun kemungkinan menghadapi
masalah-masalah operasional (terutama di Negara-negara yang sedang berkembang)
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut; (i). Tujuan ini tidak dapat diterapkan pada
sektor publik, karena tidak ada pemilikan lain selain Negara untuk sektor ini. (ii).
Sejumlah besar perusahan pada sector swasta tidak menjual sahamnya ke pasar modal,
dan karenanya tidak ada perdagangan untuk saham perusahaan-perusahaan semacam
ini. (iii). Pengetahuan kita mengenai bagaimana pengaruh keputusan investasi terhadap
nilai pasar modal sendiri masih kurang cukup kita tidak dapat secara pasti mengatakan
bahwa suatu proyek akan mengakibatkan perubahan harga saham dari X dan Y atau
bahkan tidak mempunyai pengaruh sama sekali.
Karena kesulitan operasional ini, maka tujuan seperti meningkatkan net present
value, memaksimumkan tingkat keuntungan dan menurunkan risiko, seringkali
digunakan. Untuk itu, disini akan dipergunakan tujuan memaksimumkan net present
value, dengan memperhatikan risiko yang bersedia ditanggung oleh manajemen, tentu
saja tujuan ini adalah tujuan yang dipeerhatikan hanya ari pertimbangan perusahaan.
Tetapi karena kita disini nantinya lebih menekankan dari sudut pertimbangan prusahaan
dalam menilai usulan-usulan investasi, maka tujuan ini akan sering dikemukakan dalam
bahan ajar ini.
Tujuan tersebut apabila dipandang dari aspek yang lebih luas mungkin menjadi
tidak begitu dipegang teguh lagi. Kalau memang proyek akan dinilai dari perspektif
yang lebih luas, maka tujuan seharusnya adalah memaksimumkan net present value dari
semua social cost and benefit.
Untuk melaksanakan studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-
aspek apa saja yang akan dipelajari. Walaupun belum ada kesepakatan mengenai aspek
apa saja yang perlu diteliti, tetapi umumnya penelitian akan dilaksanakan terhadap
aspek-aspek pasar, teknis keuangan, hukum dan ekonomi Negara tergantung pada besar
kecilnya dana yang tertanam dalam investasi tersebut, maka terkadang juga ditambah
studi mengenai dampak sosial.

Adapun aspek-aspek yang perlu dipelajari dalam studi kelayakan adalah sebagai
berikut :

a. Aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari mengenai;


1) Permitaan, baik secara total ataupun terperinci menurut daerah, jenis konsumen
perubahan besar pengguna. Disini juga perlu diperkirakan mengenai proyeksi
permintaan tersebut.
2) Penawaran baik yang berasal dari dalam negeri, maupun juga yang berasal dari
impor. Bagaimana perkembangannya dimasa lalu dan bagaimana perkiraan dimasa
yang akan datang. Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran ini, seperti jenis
barang yang dapat menyaingi, perlindungan dari pemerintah, dan sebagainya perlu
pula diperhatikan.
3) Harga dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri
lainnya. Apakah ada kecenderungan perubahan harga dan kalau ya, bagaimana
polanya.
4) Program pemasaran mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan.
“marketing mix” identifikasi siklus kehidupan produk pada tahap apa produk yang
akan dibuat.
5) Perkiraan penjualan yang dapat dicapai perusahaan, market share yang dapat
dikuasai perusahaan.
b. Aspek teknis dan produksi, menyangkut berbagai pertanyaan penting mengenai:
1) Apakah studi dan pengujian pendahuluan pernah dilaksanakan?
2) Apakah skala produksi yang dipilih sudah optimal?
3) Apakah luas produksi ini akan meminimumkan biaya produksi rata-rata, ataukah
akan memaksimumkan laba? Jadi mempertimbangkan secara simultan faktor
permintaan. Bagaimana fasilitas untuk ekspansi nantinya? Mengenai lokasi, luas
tanah, pengaturan fasilitas prouksi dan sebagainya.
4) Apakah proses produksi yang dipilih sudah tepat?
Faktor yang diperhatikan adalah mengenai umur ekonomis dan fasilitas playanan
kalau terjadi kerusakan mesin-mesin tersebut.
5) Apakah perlengkapan-perlengkapan tambahan dan pekerjaan-pekerjaan teknis
tambahan telah dilaksanakan?
Faktor-faktor seperti material handling, Supply bahan pembantu, control kualitas,
dan sebagainya perlu iperhatikan pula.
6. Apakah telah disiapkan mengenai kemungkinan penanganan terhaap
limbah produksi?
7. Apakah tata letak yang iusulkan dari fasilitas produksi cukup baik?
8. Bagaimana dengan pmilihan lokasi dan site produksi?
9. Apakah skedul kerja telah dibuat dengan cukup realistis?
10. Apakah teknologi yang akan dipergunakan dapat diterima dari pandangan
sosial?
Dalam pemilihan teknologi yang akan dipergunakan, sebaiknya tidak
dipergunakan teknologi yang sudah using, atau teknologi yang masih dicoba-coba.
Yang pertama akan mengakibatkan perusahaan nantinya sulit untuk bersaing,
sedangkan yang kendalanya dapat mengakibatkan kesulitan dalam perawatan
fasilitasnya.
c. Aspek keuangan mempelajari berbagai faktor penting seperti :
1) Dana yang diperlukan untuk invstasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal
kerja.
2) Sumber-sumber pembelanjaan yang akan dipergunakan. Seberapa banyak dana
yang berupa modal sendiri dan berapa banyak yang berupa pinjaman jangka
pendek dan berapa banyak untuk jangka panjang.
3) Taksiran penghasilan, biaya dan rugi/laba pada berbagai tingkat operasi.
Termasuk disini estimasi mengenai break event proyek tersebut.
4) Manfaat dan biaya dalam artian financial, seperti rate of return on investment,
net present value, internal rate of return “profitability index and payback
period” estimasi terhadap risiko proyek, risiko data artian total, atau kalau
mungkin yang hanya sistematis. Disini disamping perlu ditaksir rugi/laba proyek
tersebut, juga taksiran aliran kas, diperlukan untuk menghitung profitabilitas
financial proyek tersebut.
5) Proyeksi keuangan. Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan
proyeksi sumber dan penggunaan dana.
d. Aspek manajemen mempelajari mengenai :
1) Manajemen dalam masa pembangunan proyek, siapa pelaksana proyek
tersebut? Bagaimana jadwal penyelesaian proyek tersebut? Siapa yang
melakukan studi masing-masing aspek pemasaran, teknis dan lain sebagainya?
2) Manajemen dalam operasi. Bentuk organisasi/baan usaha yang ipilih. Struktur
organisasi. Dskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan. Anggota direksi dan
tenaga-tenaga kunci. Jumlah tenaga kerja yang akan dipergunakan.

e. Aspek hukum mempelajari mengenai :


a) Bentuk badan usaha yang dipergunakan.
b) Jaminan-jaminan yang dapat disediakan kalau akan menggunakan sumber dana
yang berupa pinjaman.
c) Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan dan sebagainya.
f. Aspek ekonomi dan sosial, meliputi mengenai :
a) Pengaruh proyek tersebut terhadap peningkatan penghasilan Ngara.
b) Pengaruh proyek tersebut terhadap devisa yang dapat diperoleh.
c) Penambahan kesempatan kerja.
d) Pemerataan pengaruh proyek tersebut terhaap industry lain? Sebagai supply
bahan bagi industry, dan pasar bagi hasil industry lain.
e) Aspek yang bersifat sosial seperti; Menjadi semakin ramainya daerah tersebut,
lalu lintas yang semakin lancer, adanya penerangan listrik dan lain sebagainya.

Aspek sosial ini merupakan manfaat dan pengorbanan sosial yang kemungkinan
dialami oleh masyarakat, tetapi sulit dikuantifikasikan yang dapat disepakati
secara bersama.
Untuk menganalisa aspek pasar dan pemasaran, maka dapat dipergunakan berbagai
alat untuk memperkirakan permintaan produk yang akan dibuat. Peramalan permintaan
dapat dianalisa dengan metode ekstrapolasi mekanis (noncausal method), metode
ekonometri (metode yang memperhatikan hubungan antar variabel) dan metode-metode
lain, seperti metode judgement atau metode koefisien teknis.

Kemungkinan pula perlu dilakukan survey khusus untuk dapat memperoleh


informasi yang lebih baik. Adapun survey yang menyangkut masalah mengenai :
a. Perilaku konsumsi
b. Pengetahuan produk
c. Keinginan dan rencana pembelian
d. Motif pembelian
e. Kepuasan terhadap produk saat ini
f. Kebutuhan yang belum terpenuhi
g. Sikap terhadap berbagai produk
h. Karakteristik sosial ekonomi
Kesemua survey tersebut sering dikelompokkan sebagai survey mengenai “consumer
behavior”.
Gabungan dari metode-metode tersebut akan memberikan hasil yang lebih baik
karena saling menunjang inti dari analisa pasar sebenarnya adalah untuk
memperkirakan berapa penjualan yang dapat dicapai oleh perusahaan, karena dari
estimasi penjualanlah semua aspek lainnya mengikuti. Profitabilitas investasi tersebut
tergantung sebagian besar terhadap akurasi taksiran penjualan.
Untuk aspek teknik dan produksi analisa perlu dilakukan oleh mereka yang
menguasai pengetahuan teknis dan manajemennya. Mereka yang mempunyai
pengetahuan teknis terutama dapat bertindak sebagai “resource person” untuk
menganalisa aspek manajemen.

Ada beberapa alat analisa yang dapat dipergunakan untuk aspek teknik dan
produk adalah sebagai berikut :
a. Analisa perilaku biaya, mencoba mengidentifikasikan fungsi biaya.
b. Analisa perbandingan biaya, untuk memilih alternative produksi yang lebih baik.
c. Analisa penggantian aktiva dan penyediaan mesin “stand by machine”.
d. Metode transportasi untuk menentukan lokasi gedung fasilitas penjualan.
e. Pemilihan lokasi dengan metode “scoring” atau perbandingan biaya.
f. Analisa hubungan “link analysis” untuk mengatur layout fasilitas produksi.
g. Time and motion study untuk pengaturan skedul kerja yang seharusnya

Untuk menganalisa aspek keuangan dapat digunakan beberapa alat seperti :


a. Metode-metode penilaian investasi.
b. Metode penentuan kebutuhan dana, baik modal kerja maupun aktiva tetap.
c. Metode pemilihan sumber dana. Teoritis perlu memperhatikan biaya modal keseluruhan
dari perusahaan. Praktis kemungkinan digunakan analisa “rentabilitas” ekonomi dan
“rentabilitas” modal sendiri atau pertimbangan aspek “likuiditas”.
d. Analisa “break event” linear maupun (seharusnya) nonlinear. Ketidakpastian perlu
dimasukkan.
e. Proyek aliran kas (anggaran kas) untuk memperkirakan kemampuan memenuhi kewajiban
financial.
f. Analisa sumber dan penggunaan dana.
Analisa risiko investasi. Dihubungkan dengan penilaian profitabilitas investasi.
Ada beberapa alat analisa yang dapat dipergunakan untuk aspek manajemen
adalah sebagai berikut :
a. Analisa jabatan untuk menentukan deskripsi dan spesifikasi jabatan.
b. Analisa beban kerja dan angkatan kerja untuk menentukan kebutuhan akan jumlah
tenaga kerja.
c. Analisa struktur organisasi, untuk menentukan kedalaman, dasar pengelompokan
kegiatan dan hubungan antar departemen.
Untuk melihat manfaat ekonomi dan sosial dapat dilakukan analisa sebagai
berikut :
a. Melakukan penyesuaian terhadap manfaat komersial (financial) sehingga
mencerminkan manfaat ekonomi bagi Negara.
b. Analisa manfaat dan pengorbanan sosial, untuk melihat pengaruh proyek tersebut
pada aspek yang lebih luas.
Dari rencana analisa yang kita dapat menentukan data apa saja yang
dibutuhkan. Dan dari mana kita dapat memperoleh data tersebut (apakah dapat
diperoleh dalam bentuk data sekunder, ataukah harus kita kumpulkan dalam bentuk
data primer). Di Indonesia umumnya agak terbatas data yang dapat diperoleh dari
sumber sekunder karena belum membudayakan usaha pengumpulan data dari
instansi-instansi.
Data yang dapat diperoleh dalam bentuk data sekunder umumnya berasal dari
instansi-instansi pemerintah. Adapun data tersebut antara lain berbentuk sebagai
berikut :
a. Berbagai publikasi yang diterbitkan oleh “Biro Pusat Statistik” atau “Kantor
Statistik Daerah”. Seperti misalnya; statistik mengenai ekspor, impor, indikator
ekonomi, statistical year book of Indonesia untuk lingkup nasional dan
berbagai daerah dalam angka untuk lingkup regional.
b. Publikasi yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (Daerah)
atau BKPM (D) seperti kesempatan berusaha yang masih diberi prioritas dan mana
yang tidak lagi diberi prioritas. Daftar ini sering disebut sebagai daftar skala
prioritas.
c. Publikasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, umumnya menyangkut ekonomi
dari perbankan.
d. Publikasi yang dikeluarkan oleh assosiasi industry.
e. Publikasi yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang bekerja sebagai lembaga
penelitian.
Karena terbatasnya publikasi-publikasi ini. Maka sering pihak yang melaksanakan
studi kelayakan harus mengumpulkan sendiri data primer. Dan ini merupakan salah
satu hambatan dalam pembuatan studi kelayakan, karena akan memerlukan waktu
yang lebih lama dan juga yang lebih mahal.
Sebagaimana yang dijelaskan tersebut di atas, maka penilaian usulan investasi dapat
menggunakan berbagai kriteria. Dimulai dari criteria yang sempit sampai dengan criteria
yang lebih luas, criteria yang sempit menekankan hanya aspek profitabilitas dipandang
dari sudut perusahaan, sering juga disebut profitabilitas comersial. Sedangkan dari sudut
yang lebih luas adalah dengan memperhatikan manfaat proyek bagi perekonomian
nasional dan segi sosial.

Karena kita disini akan membicarakan sebagian besar dari segi perusahaan, maka
tentu saja profitabilitas ini lebih kita perhatikan. Bagaimanapun juga yang penting adalah
apakah suatu proyek memberikan tingkat keuntungan yang dianggap layak oleh investor,
apabila dibandingkan dengan risiko yang harus dipertanggungjawabkan. Sedangkan
apakah nantinya proyek tersebut memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,
akan merupakan pertimbangan selanjutnya bagi investor. Hanya saja untuk proyek-proyek
yang dirasa memberikan manfaat bagi masyarakat.
Walaupun demikian kita nantinya dapat terperangkap dalam masalah yang kurang
menguntungkan pada bantuan dan perlindungan pemerintah. Proyek semacam ini
memang dapat menguntungkan tetapi menguntungkan tersebut sebenarnya akibat
pengorbanan pihak lain. Sebagai missal, pada tahun 1980-an pemerintah Negara-negara
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) mengeluarkan peraturan mengenai larangan
mengimpor besi baja dari Negara lain (seperti dari Korea Selatan), apabila besi baja
tersebut lebih murah dari pada produksi MEE sendiri. Tujuan peraturan ini adalah untuk
melindungi industry besi baja (steel industry) Negara-negara MEE, memang dengan
adanya peraturan ini membuat industry besi baja di MEE dapat agak bernafas lega, tetapi
yang menjadi korban adalah industry lain yang menggunakan besi baja sebagai misalnya
industry otomotif. Mereka menjadi tidak dapat bersain karena salah satu input yang
dipergunakan menjadi lebih mahal. Dan ini mempengaruhi harga produksinya. Dengan
kata lain perlindungan di satu sector yang mengakibatkan tidak berlakunya lagi
mekanisme harga akan merugikan sector lain. Apakah sector tersebut merupakan sector
pengguna atau konsumen.
Proyek-proyek semacam ini akan merasa pukulan bagi profitabilitas komersialnya
apabila kemudian pemerintah mengurangi atau bahkan menghilangkan sama sekali
perlindungan tersebut. Karena itulah sebenarnya profitabilitas komersial hendaknya
juga berarti profitabilitas ekonomis pula (yaitu proyek yang dipandang dari ekonomi
makro memang menguntungkan).
Untuk proyek-proyek yang berskala besar, terutama yang dilakukan oleh
pemerintah umumnya criteria penilaiannya tidak lagi didasarkan semata-mata atas
profitabilitas komersial, tetapi dengan menggunakan criteria yang lebih luas, yaitu
kritria profitabilitas perekonomian nasional dan juga aspek sosialnya
Aspek hukum merupakan aspek yang pertama kali harus diteliti dan
dikaji. Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus
dipenuhi sebelum menjalankan proyek/usaha. Ketentuan hukum
untuk setiap jenis usaha adalah berbeda-beda, tergantung pada
kompleksitas usaha tersebut. Adanya otonomi daerah
menyebabkan ketentuan hukum dan perizinan investasi untuk
setiap daerah merupakan hal yang sangat penting untuk
melakukan analisis kelayakan aspek hukum.
Pemerintah menetapkan ketentuan hukum dan perizinan investasi dengan
tujuan menjaga ketertiban masyarakat secara luas. Masyarakat di sekitar
lokasi usaha diharapkan akan memperoleh manfaat yang lebih besar bila
dibandingkan dengan dampak negative dari adanya suatu investasi usaha
Analisis aspek hukum dilaksanakan dengan tujuan menjawab
pertanyaan “Apakah usaha/proyek yang akan dijalankan dapat memenuhi
ketentuan hukum dan perizinan di suatu daerah?”.

Secara spesifik analisis aspek hukum pada studi kelayakan usaha


bertujuan untuk sebagai berikut :
a. Menganalisis legalitas atas usaha yang akan dijalankan.
b. Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan konsep usaha
yang akan dilaksanakan.
c. Menganalisis kemampuan usaha yang akan diusulkan dalam
memenuhi persyaratan perizinan.
d. Menganalisis jaminan-jaminan yang dapat disediakan jika usaha akan
dibiayai dengan pinjaman.
Kegiatan usaha/proyek tidak dapat dilepaskan dari bentuk badan usaha
dan perizinan yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha. Bentuk badan
usaha yang dipilih tergantung pada modal yang dibutuhkan dan jumlah
pemilik. Pemilihan usaha berdasarkan oleh beberapa pertimbangan sebagai
berikut :
a. Besarnya modal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha.
b. Tingkat kemampuan dan tanggung jawab hukum dan keuangan.
c. Bidang industy yang dijalankan.
d. Persyaratan perundang-undangan yang berlaku
Berikut ini beberapa bentuk badan hukum beserta kelebihan dan
kekurangannya masing-masing adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan Perseorangan
Merupakan bentuk badan usaha tanpa ada pembedaan pemilikan antara hak
milik pribadi dengan hak milik perusahaan (Indriyo, 2005). Menurut Swasta
(2002), perusahaan perseorangan adalah salah satu bentuk usaha yang dimiliki
oleh seseorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua risiko
dan kegiatan perusahaan. Dengan tidak adanya pemisahan pemilikan antara
hak milik pribadi dengan milik perusahaan, maka harta benda pribadi juga
merupakan kekayaan perusahaan, yang setiap saat harus menanggung utang-
utang perusahaan.
Peraturan Perundangan : Tidak ada peraturan untuk pendirian perusahaan
perseorangan yang dibutuhkan hanya izin permohonan dari kantor perizinan
setempat.
Adapun kelebihan dan kekurangan badan usaha perseorangan adalah sebagai
berikut :
Kelebihan Kekurangan
a. Memiliki kebebasan dalam a. Menanggung tanggung jawab
bergerak. hukum dan keuangan yang
b. Pemerintah tidak memungut tidak terbatas.
pajak perusahaan tetapi hanya b. Keterbatasan kemampuan
kepada pajak pemilik. keuangan.
c. Penguasaan sepenuhnya c. Keterbatan kemampuan
terhadap keuntungan yang manajerial.
diperoleh. d. Kontiniutas kerja karyawan
d. Rahasia perusahaan terjamin. terbatas.
e. Proses pengambilan
keputusan dapat dilakukan
dengan cepat.
f. Penanganan aspek hukum
yang minimal.
b. Firma (Fa)
Definisi : Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu
kesatuan untuk mengelola usaha bersama (Indriyo, 2005). Sedangkan menurut
Manulan (2010), persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk
menjalankan perusahaan dengan menggunakan nama bersama

Peraturan Perundangan : Ketentuan-ketentuan mengenai Firma diatur dalam


pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang berisikan : “Perseroan di
bawah firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan di
bawah nama bersama”. Selain itu, Pasal 18 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang menyebutkan inti dari Firma, adalah bahwa tiap-tiap anggota saling
menanggung dan semuanya bertanggung jawab mengenai perjanjian firma
tersebut
Adapun kelebihan dan kekurangan badan usaha Firma adalah sebagai
berikut :

Kelebihan Kekurangan
a. Penguasaan terhadap a. Sering terjadi konflik antara
keuntungan tinggi, meskipun anggota kongsi berkaitan
harus dibagi dengan anggota dengan pembagian keuntungan
kongsi yang lain. maupun stategis bisnis.
b. Motivasi usaha yang tinggi, b. Mengandung tanggung jawab
meskipun tidak setinggi keuangan tak terbatas, namun
perusahaan perseorangan. tanggung jawab keuangan
c. Penanganan aspek hukum sudah dapat dibagi dengan
minimal, meskipun sedikit anggota kongsi yang lain.
lebih rumit dibandingkan c. Keterbatasan kemampuan
perusahaan perseorangan keuangan.
karena harus ada kesepakatan d. Kontiniutas kerja karyawan
antara anggota kongsi. terbatas.
e. Keterbatasan kemampuan
manajerial.
a. Perserikatan Komanditer (CV)
Definisi : Perserikatan komanditer (CV) adalah merupakan perserikatan
pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha bersama,
dimana sebagian anggota merupakan anggota aktif, sedangkan anggota lain
merupakan anggota pasif. Anggota aktif merupakan anggota yang mengelola
usahanya serta bertanggung jawab penuh terhadap utang perusahaan,
sedangkan anggota pasif merupakan anggota yang hanya menyetorkan
modalnya saja dan tidak ikut mengelola perusahaan, bertanggung jawab
sebatas pada modal yang disetorkan saja.

Peraturan Perundangan : Ketentuan-ketentuan mengenai Perserikatan


Komanditer (CV) diatur dalam Pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang yang bunyinya: “Persekutuan secara melepas uang yang dinamakan
persekutuan komanditer didirikan antara satu orang atau beberapa sekutu yang
secara tanggung-menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada
pihak satu dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain”.
Adapun kelebihan dan kekurangan badan usaha perserikatan Komanditer
(CV adalah sebagai berikut :
Kelebihan Kekurangan
a. Penguasaan terhadap a. Mengandung tanggung jawab keuangan
keuntungan tinggi, sekutu aktif tidak terbatas, meskipun
meskipun harus dibagi sudah dapat dibagi dengan anggota
dengan anggota kongsi sekutu aktif yang lain.
yang lain. b. Status hukum CV belum badan hukum,
b. Motivasi usaha tinggi, sehingga sulit untuk mendapatkan
meskipun tidak setinggi proyek-proyek yang besar.
perusahaan perseorangan. c. Tidak dapat dengan mudah
c. Penanganan aspek hukum mengumpulkan modal dari para
minimal, meskipun sedikit sekutunya, tidak seeperti Perseroan
lebih rumit didbanding Terbatas yang dapat mengumpulkan
perusahaan perseorangan. modal dari para pemegang saham.
d. Nama CV sering sama antara satu
dengan lain karena tidak ada pengecekan
dengan nama CV sebelumnya.
d. Terbatas (PT)
Definisi : Perseeroan Terbatas (PT) adalah merupakan perserikatan
beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha
bersama, dimana perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk menyertakan modalnya ke perusahaan dengan cara membeli saham
perusahaan.
Peraturan perundangan : Ketentuan-ketentuan mengenai Perseroan
Terbatas (PT) diatur dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1995 mengenai
Perseroan Terbatas. Pasal 1 Undang-Undang tersebut menyatakan :
“Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan
usaha yang didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang selanjutnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Unang-Unang ini serta peraturan
pelaksanaannya”.
Adapun kelebihan dan kekurangan badan usaha Perseroan Terbatas (PT)
adalah sebagai berikut :

Kelebihan Kekurangan
a. Memiliki masa hidup yang a. Pajak yang besar karena PT merupakan
tidak terbatas. subyek pajak tersendiri sehingga bukan
b. Perusahaan kekayaan dan perusahaan saja yang kena pajak, tetapi
utang-utang pemilik deviden yang dibagikan kepada
dengan kekayaan dan pemegang saham juga kena pajak.
utang-utang perusahaan. b. Penanganan aspek hukum yang rumit
c. Kemampuan keuangan karena dalam pendirian PT memerlukan
yang sangat besar. akta notaris dan izin khusus untuk usaha
d. Kemampuan manajerial tertentu.
yang tinggi. c. Biaya pembentukan yang relative tinggi
e. Kontiniutas kerja bila dibandingkan dengan badan usaha
karyawan yang panjang.d lain.
d. Kerahasian perusahaan kurang terjamin
karena setiap aktivitas perusahaan harus
dilaporkan kepada pemegang saham.
e) Yayasan
Pngertian yayasan menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001
tentang Yayasan. “Yayasan adalah badan usaha yang terdiri dari atas
kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan
tertentu di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak
mempunyai anggota”.
a. Koperasi
Kata koperasi berasal dari kata Co yang artiya bersama dan Operation yang artinya
bekerja. Oleh karena itu koperasi berarti kumpulan orang-orang untuk bekerja sama
demi kesejahteraan bersama. Sedangkan pengertian koperasi menurut pasal 1 ayat 1
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoprasian. “Koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan aspek kekeluargaan”.
Keanggotaan koperasi adalah perseorangan dan suka rela.
f. Koperasi
Kata koperasi berasal dari kata Co yang artiya bersama dan Operation
yang artinya bekerja. Oleh karena itu koperasi berarti kumpulan orang-
orang untuk bekerja sama demi kesejahteraan bersama. Sedangkan
pengertian koperasi menurut pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang perkoprasian. “Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan aspek kekeluargaan”.
Keanggotaan koperasi adalah perseorangan dan suka rela.
a. Perusahaan Perseorangan
1. Persiapan
 Menyiapkan KTP pihak yang akan mendirikan perusahaan
persorangan.
 Menentukan calon nama perusahaan.
 Menentukan tempat kedudukan perusahaan.
 Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari perusahaan
perseorangan tersebut.
2. Pendaftaran ke notaries
Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi, maka langkah
selanjutnya adalah mendaftar ke notaries untuk mendapatkan akta
notaries tentang pendirian perusahaan perseorangan.
b. Perserikatan Komanditer
1) Persiapan
a) Membuat kesepakatan antar pihak yang akan membentuk Perserikatan
Komanditer (CV).
b) Menyiapkan KTP pihak yang membentuk CV.
c) Menentukan calon nama yang akan digunakan oleh CV.
d) Menentukan tempat kedudukan CV
e) Menentukan pihak yang akan bertindak selaku persero aktif dan pihak yang
akan bertinak selaku persero pasif.
f) Menentukan maksud dan tujuan yang spsifik dari Perserikatan Komanditer
tersebut.
2) Pendaftaran ke notaris
Untuk mendapatkan akta notaries tentang pendirian CV.
3) Pendaftaran ke Pengadilan Negeri.
Untuk memperkokoh posisi CV, sebaiknya Perserikatan Komanditer yang telah
didirikan dengan akta notaries didaftarkan pada pengadilan negeri setempat
dengan membawa kelengkapan sebagai berikut :
 Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP).
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama CV yang bersangkutan.
c. Perseorangan Terbatas
1) Pembuatan akta notaris
2) Anggaran dasar
3) Pengesahan Menteri Kehakiman
4) Pendaftaran Wajib
5) Pengumuman dalam Tambahan Negara

d. Yayasan
1) Penyampaian dokumen yang diperlukan
a) Fotokopi KTP para badan pendiri, badan Pembina, dan badan pengurus.
b) Nama yayasan.
c) Maksud dan tujuan yayasan serta kegiatan usaha yayasan.
d) Jangka waktu berdirinya yayasan
e) Modal awal yayasan.
f) Susunan badan pendiri, badan pembina, dan badan pengurus.
g) Penanatanganan akta pendirian yayasan
h) Pngurusan surat keterangan domisili.
i) Pengurusan NPWP.
j) Pengesahan yayasan menjadi badan hukum di Departemen Kehakiman dan HAM
e. Koperasi
 Menyelenggarakan rapat pendirian koperasi oleh anggota yang menjadi
pendiri dituangkan dalam rapat pembentukan dan akta pendirian yang
memuat anggaran dasar koperasi. Sebaiknya pejabat Departemen Koperasi
yang menyaksikan.
 Para pendiri mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian yang
dilampirkan 2 rangkap akta pendirian koperasi, berita acara rapat
pembentukan, surat bukti penyetoran modal dan rencana awal kegiatan usaha.
 Pengesahan akta pendirian dalam jangka waktu 3 bulan setelah permintaan.
 Pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia.
 Pengurusan NPWP
 Pengurusan izin prinsip
 Pengurusan izin lokasi
 Izin Mendirikan Bangunan
 Izin HO (Hinder Ordonansi)
 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
 Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
 Izin Usaha Industri
 Izin Reklame
 Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)
Manajemen proyek dibentuk untuk merealisasikan kegiatan yang telah
direncanakan dalam studi kelayakan proyek dengan batas waktu tertentu.
Kegiatan dalam manajemen proyek terkait dengan pembangunan di bidang fisik
sebelum usaha beroperasi. Pembangunan fisik dilakukan untuk menyediakan
sarana dan prasarana operasional perusahaan yang akan didirikan/dibangun.
Batasan waktu dalam pelaksanaan kegiatan pmbangunan infrastruktur ini
menjadi ciri khas suatu proyek sebab berhubungan alokasi sumber dan jadwal
kegiatan.
Kegiatan yang penting adalah bagaimana kita apat menjadwalkan berbagai kegiatan
yang memerlukan berbagai sumber daya, mengkoordinasikan kgiatan-kegiatan tersebut
agar membentuk suatu kesatuan kegiatan, sehingga proyek nantinya dapat beroperasi
teepat pada waktunya. Tentu saja dalam menyelesaikan kegiatan-kegiatan ini
perlu diperhatikan factor biaya. Secara umum akan ada trade off antara biaya
dan waktu penyelesaian. Semakin cepat waktu penyelesaian semakin tinggi
biaya yang harus ditanggung.
Agar kegiatan proyek dapat berjalan dengan baik, maka kegiatan tersebut
harus direncanakan dengan baik serta pengendalian kegitan yang tepat
guna. Perencanaan digunakan sebagai acuan untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan, kemudian digunakan
sebagai alat pengendalian. Alat yang digunakan untuk melakukan
perencanaan dan pengendalian pekerjaan disebut jadwal. Dan kegiatan
yang menyusun jadwal tersebut disebut penjadwalan. Sebuah proyek hanya
mungkin dilaksanakan dalam waktu yang paling singkat apabila pekerjaan
yang disusun sedemikian rupa sehingga sistematis dan tidak tumpang
tindih.
Perencanaan jaringan kerja disusun menurut urutan pelaksanaan pekerjaan
secara sistematis dan terpadu sehingga dicapai waktu penyelesaian dan alokasi
sumber daya perusahaan secara optimal disebut penjadwalan proyek

Pada umumnya manfaat penjadwalan proyek adalah sebagai berikut :

 Menyediakan informasi mengenai urutan pekerjaan menurut prioritasnya


 Menyediakan informasi mengenai alat memulai dan saat seharusnya
menyelesaikan sebuah tugas pekerjaan
 Memberikan informasi mengenai pekerjaan yang dapat ditunda pelaksanaannya
dengan tanpa menunda waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan
 Memberikan informasi mengenai pekerjaan yang dipercepat penyelesaiannya serta
waktu percepatan yang memenuhi syarat sehingga percepatan ini memberikan
manfaat yang optimal kepada perusahaan
 Untuk membedakan pengendalian pekerjaan serta memudahkan pengalokasian
dan pengendalian penggunaan daya perusahaan
Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar
komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu organisasi. Struktur
organisasi menggambarkan peran formal, prosedur, mekanisme
pengawasan, kewenangan, dan proses pengumpulan kebijakan

Tujuan disusunnya struktur organisasi adalah bagar pekerjaan dapat


diselesaikan dengan lebih baik dibandingkan tanpa adanya pembagian
tugas kerja

Pembagian departemen atau bagian-bagian dalam suatu organisasi


dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :
a. Struktur Organisasi Fungsional
Struktur organisasi fungsional merupakan struktur organisasi yang
mengelompokkan individu-individu pada organisasi berdasarkan
pekerjaan yang sama. Struktur demikian cocok diaplikasikan pada
organisasi yang masih kecil dengan sumber daya yang terbatas dan hasil
produk yang dihasilkan tidak banyak.

Gambar 1. Struktur organisasi fungsional


Struktur organisasi fungsional memiliki kelebihan dan kekurangan
seperti yang diuraikan dalam tabel di bawah ini :

Kelebihan Kekurangan
- Sangat sesuai untuk lingkungan - Respons organisasi terhadap
yang stabil perubahan kondisi lingkungan
- Dapat mencapai skala ekonomis agak lambat
pada masing-masing bagian - Pengambilan keputusan
- Merangsang berkembangnya menumpuk pada puncak organisasi
keterampilan yang bersifat - Koordinasi antar bagian/fungsi
fungsional tidak terlalu baik
- Sesuai untuk organisasi berukuran - Inovasi relative terbatas
kecil sampai sedang - Pandangan terhadap sarana
- Baik bagi organisasi yang organisasi agak trbatas, anggota
menghasilkan satu atau sejumlah organisasi cenderung hanya
kecil jenis produk. memperhatikan sasaran bagiannya
sendiri.
b) Struktur organisasi produk

Struktur Organisasi Produk merupakan struktur organisasi yang


mengelompokkan inividu-individu berdasarkan jenis produk yang
dihasilkan/dipasarkan. Pada struktur organisasi ini individu-individu
yang memproduksi/memasarkan produk yang sama dikelompokkan
menjadi satu titik.

Gambar 2. Struktur organisasi produk


Struktur organisasi produk memiliki kelebihan dan kekurangan
seperti yang diuraikan dalam tabel di bawah ini :

Kelebihan Kekurangan
- Paling sesuai dengan - Paling sesuai untuk lingkungan
lingkungan yang tidak stabil yang tidak stabil dengan
dengan perubahan cepat perubahan cepat
- Penanggung jawab produk - Pengambilan keputusan
jelas menumpuk pada puncak
- Koordinasi antar fungsi baik organisasi
- Mudah beradaptasi dengan - Penanggung jawab produk
tuntutan luar jelas
- Sesuai untuk organisasi - Mudah beradaptasi dengan
berukuran besar tuntutan luar
- Baik untuk organisasi yang - Sesuai untuk organisasi
menghasilkan banyak jenis berukuran besar
produk. - Baik bagi organisasi yang
menghasilkan banyak jenis
produk.
c. Struktur Organisasi Matriks
Struktur organisasi matriks merupakan kombinasi struktur organisasi
fungsional dan struktur organisasi produk. Pada struktur organisasi ini
seseorang dalam organisasi memiliki dua posisi, baik pada fungsi maupun
posisi pada produk yang dihasilkan/dipasarkan. Struktur orbanisasi
matriks coccok untuk organisasi yang kompleks.
Struktur organisasi matriks memiliki kelebihan dan kekurangan seperti
yang diuraikan dalam table di bawah ini :

Kelebihan Kekurangan
- Mampu mencapai tingkat - Tidak mampu mencapai
koordinasi yang diperlukan efisiensi ekonomis
untuk mnjawab tuntutan ganda - Koordinasi antar produk sulit
lingkungan - Keahlian teknis hilang karena
- Dapat memanfaatkan karyawan tidak ada spesialisasi
secara fleksibel fungsional
- Sesuai untuk pengambilan - Integrasi ataupun standarisasi
keputusan yang sifatnya rumit antar produk sulit terapai
serta lingkungan yang tidak - Adanya wewenang ganda
stabil menyebabkan munculnya
- Sangat sesuai untuk organisasi kebingungan
ukuran sedang. - Menghabiskan banyak waktu
untuk koordinasi
- Hanya bias berjalan jika
hubungan brsifat kolegial,
bukan vertical.
a. Job Deskripsi Jabatan
Deskripsi jabatan merupakan uraian tentang tugas, kewajiban
suatu jabatan tertentu. Dengan adanya dekskripsi jabatan, maka
diharapkan dapat mengetahui seluk-beluk pekerjaan, mulai dari fungsi
pekerjaan, tugas, tanggung jawab dan wewenang, pengawasan yang
iberikan dan diterima, hubungan dengan jabata-jabatan lain, bahan
dan alat yang digunakan, kondisi kerja, penjelasan istilah dalam
pekerjaan, dan keterangan tambahan yang diperlukan
Fungsi setiap departemen harus jelas, tidak terjai tumpang tindih dalam
kegiatan pekerjaan, dan menghinari adanya pengulangan pekerjaan yang
sama oleh bagian yang berbeda.
Deskripsi jabatan semestinya memuat hal-hal sebagai berikut :
1) Identifikasi jabatan
2) Ringkasan jabatan
3) Tugas yang akan dilaksanakan
4) Pengawasan yang diberikan dan diterima
5) Hubungan dengan jabatan-jabatan lainnya
6) Bahan-bahan, alat-alat dan mesin yang digunakan
7) Kondisi kerja
8) Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim
9) Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan sebelumnya.
Pembangunan apapun akan selalu menimbulkan dampak terhadap lingkungan
sekelilingnya, tanpa terkecuali dampak terhadap lingkungan hidup.
Banyak lembaga baik pemerintah maupun swadaya masyarakat yang berperan
dalam masalah lingkungan hidup, mulai dari Bapedal (Badan Pengendali Dampak
Lingkungan) sampai LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) lainya. Tetapi alangkah
jauh lebih berperan penting lagi bila kesadaran itu timbul dari pelaku usaha itu
sendiri.
Menyadari akan besarnya dampak kegiatan pembangunan yang dapat
berpengaruh besar terhadap lingkungan hidup, maka pemerintah mengeluarkan
Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan,
sedangkan pelaksanaannya dituangkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 29
Tahun 1986. Undang-undang beserta peraturan pelaksanaan tersebut dimaksudkan
sebagai sarana untuk melakukan pencegahan terhadap suatu rencana kegiatan,
misalnya suatu proyek yang mungkin dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan
Dalam undang-undang tersebut pengelolaan lingkungan
hidup diwajibkan berpegang pada azas kelestarian lingkungan
yang serasi dan seimbang bagi peningkatan kesejahteraan
manusiakegiatan pembangunan suatu proyek dan pengoperasian unit
hasil proyek harus berpatokan pada wawasan lingkungan.
Untuk mencapai maksud tersebut diusahakan dengan cara sebagai
berikut
1. Memperhatikan kemampuan daya dukung lingkungan lokasi proyek
dan alam sekitarnya.
2. Mengelola penggunaan sumber daya secara bijaksana dengan
merencanakan, memantau, dan mengendalikan secara bijaksana.
3. Memperkecil dampak negative dan memperbesar dampak positif
pengertian AMDAL menurut PP No. 27 tahun 1999 pasal 1 adalah
telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu
rencana usaha dan kegiatan.
Arti lain analisis dampak lingkungan adalah teknik untuk menganalisis
apakah proyek yang akan dilaksanakan akan mencemarkan lingkungan atau
tidak dan jika ya, maka diberikanlah jalan alternative pencegahannya,
a. Usulan proyek
b. Penyajian informasi lingkungan
c. Menyusun Kerangka Acuan
d. Membuat AMDAL
e. Membuat RKL dan RPL
f. Implementasi Pembangunan Proyek dan Aktivitas Pengelolaan
Lingkungan

Bila RKL dan RPL telah disetujui, maka implementasi proyek dapat dimulai
dan kemudian dilakukan aktifitas pengelolaan lingkungan. Telah disebutkan di
atas bahwa hanya usulan proyek yang diperkirakan menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan saja yang diwajibkan membuat ANDAL. Dalam
hubungan ini, indikasi dampak penting suatu kegiatan terhadap lingkungan
hidup ditandai oleh hal-hal sebagai berikut :
1) Jumlah manusia yang akan terkena dampak.
2) Luas wilayah penyebaran dampak.
3) Intensitas dampak.
4) Sifat kumulatif dampak.
5) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

Lebih lanjut, berdasarkan pengalaman dan tingkat pertimbangan ilmu serta teknologi
diidentifikasi 8 kategori yang potensial dapat menimbulkan dampak penting terhaap
lingkungan adalah sebagai berikut :
1) Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
2) Eksplotasi sumber daya alam yang terbarui maupun yang tidak terbarui.
3) Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, kerusakan
dan kemorosotan pemanfaatan sumber daya alam.
4) Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan sosial dan budaya.
5) Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya.
6) Introduksi jnins tumbuhan, jenis bawan, jazak renik
7) Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati.
8) Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar mempengaruhi
lingkungan.
a. Pemrakarsa
Pemrakarsa adalah pihak yang mempunyai inisiatif mengajukan rencana
kegiatan atau proyek. Dapat sebagai perorangan atau suatu badan. Pemrakarsa
dapat juga sebagai pemilik proyek atau pihak lain (konsultan) yang diserahi
tugas mengadakan AMDAL

b. Instansi yang Bertanggung Jawab


Di Indonesia instansi yang akan bertanggung jawab adalah instansi pemerintah
yang memiliki wewenang memberi keputusan atau persetujuan pelaksanaan
rencana kegiatan

c. Masyarakat
Masyarakat yang berkepentingan khususnya mereka yang akan terkena dampak
dan mereka yang menaruh kepedulian terhadap lingkungan pada umumnya
dapat terdiri dari perorangan atau organisasi, pemikir, pakar, pemimpin
informal, dan lain-lain. Oleh karena itu sebagai pihak yang akan merasakan
langsung dampak yang akan timbul, maka masukan dari masyarakat perlu
didengarkan dan diperhatikan.
a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1997 tentang
pengelolaan lingkungan hidup

b. Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 Tentang Pengolaan


Limbah Berbahaya dan Beracun (Peraturan Pemerintah RI No. 85 Tahun 1999
tanggal 7 Oktober 1999) dan penjelasannya. Yang dimaksud dengan limbah
bahan berbahaya dan beracun atau yang disebut dengan “limbah B3” adalah
limbah yang yang mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun,
menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Untuk menangani limbah B3
diperlukan sarana pengelolaan limbah B3 atau disebut pula dengan “Waste
Manajemen”.
Dalam pelaksanaan suatu proyek, monitoring memegang peranan penting,
karena monitoring report akan memberikan input bagi perencana untuk
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek tersebut dan perencanaan
selanjutnya.

untuk dapat melaksanakan monitoring yang baik, maka dibutuhkan hal-hal


sebagai berikut :

a. Sistem reporting yang baik, memerlukan adanya komunikasi di antara


penanggung jawab masing-masing bagian kegiatan (project team members)
sehingga dapat diketahui yang sedang terjadi di lapangan.

Bersambung......
b. Orang yang tepat (right people), maksunya, (a). Penanggung jawab
terhadap setiap kegiatan; (b). Pimpinan yang dapat mengintegrasikan
laporan dari suatu kegiatan ke kegiatan lainnya, untuk dilakukan
penyesuain-penyesuaian dalam kegiatan.
c. Informasi yang benar; Informasi yang benar dapat diperoleh apabila
penanggung jawab setiap kegiatan/langkah ditangani oleh orng-orang
yang tepat.
d. Waktu yang tepat; Gejala-gejala hendaknya dilaporkan/diatasi
sebelum terjadi, agar dapat dilakukan tindakan-tindakan pengamanan
sebelumnya.
Untuk mengetahui saat melakukan monitoring, kiranya terlebih dahulu
diketahui project cycle, seperti yang ditujunkkan pada gambar dibawah ini :
Dari gambar tersebut ddapat dilihat adanya tiga periode sebagai berikut :

a. Gestation period, terdiri atas :


 Planning stage, meliputi kegiatan-kegiatan/fase (I) identifikasi, fase (II)
formulasi, fase (III) analisis, fase (IV) evaluasi dan pengambilan keputusan.
Pada Planning stage ini evaluasi yang dilakukan adalah sebelum keputusan
diambil, dinamakan pre evaluation.
 Implementation stage, tahap mulainya pelaksanaan proyek (fase V).
b. Operation period, adalah tahap proyek mulai in actual project/proyek mulai
berproduksi (fase VI), yang mencerminkan pula ekonomis proyek (economic life
of the project).
c. Post evaluation period, merupakan periode (fase VIII) dimana akan dilakukan
evaluasi setelah proyek berjalan beberapa saat atau setelah berakhirnya umur
ekonomis proyek. Hasil dari pada post evaluation ini, akan membeerikan jawaban,
apakah proyek berjalan sesuai dengan rencana atau tidak, dan hasil dari post
evaluation sangat tergantung pada sistem monitoring (fase VII) yang dilakukan
selama proyek berjalan, yang akan memberikan feed back bagi perencanaan
selanjutnya.
Adapun langkah-langkah yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Langkah Pertama :
Pada langkah pertama dilakukan sebagai berikut;
a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan serta menentukan penanggung
jawab dari setiap kegiatan, jangka waktu untuk penyesuaian setiap
kegiatan serta penentuan waktu untuk penyelesaian seluruh proyek.
b. Menentukan (a) tahap dari setiap kegiatan, (b) resource requitmqnts
and rate of cconsumption.
Langkah Kedua :

Berdasarkan data-data pada langkah pertama , maka dibuatlah langkah-langkah


sebagai berikut :

a. PERT (Program Evaluation and Review Technique)PERT merupakan singkatan


dari Program Evaluation an Review Technique atau teknik menilai dan meninjau
kembali Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak
mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan dan konflik
produksi; mengkoordinasikan dan mensingkronisasikan berbagai bagian sebagai
suatu keseluruhan pekerjaan, dan mempercepat selesainya proyek
b. CPM (Critical Path Method)
Metode jalur kritis (CPM) adalah metode untuk merencanakan dan
mengendalikan proyek-proyek dan merupakan sistem yang paling banyak
dipergunakan diantara semua sistem lain yang menggunakan sistem
pembentukan jaringan.
Langkah Ketiga :
Berdasarkan PERT/CPM atau GANTT CHART tersebut masing-masing penanggung jawab
kegiatan, menyusun progress report. Progress reports dibuat/disusun oleh operation level
berdasarkan standar operational procedure (SOP), dimana SOP ini ditetapkan oleh
pimpinan proyek yang meliputi sebagai berikut :
1. Laporan-laporan (reports)
 Time schedule setiap kegiatan
 Utilization of finals (financial allocation)
 Keperluan peralatan (equitment requirement)
 Kebutuhan tenaga kerja (man power)
2. Penunjuk suhu (thermometer identification)
Misalnya sebagai “thermometer” ditetapkan kegiatan dan volume pekerjaan dalam
suatu jangka waktu tertentu. Hal ini akan menunjukkan apakah pelaksanaan suatu
pekerjaan berada pada schedule atau tidak.
3. Pengendalian suhu (standart of thermometer)
Menunjukkan persentase pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam waktu satu minggu
atau satu bulan.
4. Penyimpangan-penyimpangan (deviation)
Apabila ada penyimpangan-penyimpangan dari jadwal waktu/standar of thermometer,
dijelaskan pada gambar 12 di bawah ini :
Apabila ada penyimpangan-penyimpangan dari jadwal waktu/standar of thermometer,
dijelaskan pada gambar di bawah ini :
 Laporan studi kelayakan proyek harus tertulis.
 Laporan tersebut hendaknya mampu melakukan ajakan kepada pihak lain
untuk bersimpati dan kemungkinan melakukan kerja sama untuk
pelaksanaan proyek tersebut.
 Studi kelayakan haruslah menyakinkan, dengan disertai tentang harapan
keberhasilan proyek yang didukung oleh bukti-bukti realistis dan tidak lupa
menunjukkan berbagai resiko yang mungkin dihadapi.
 Laporan studi kelayakan hendaknya menggunakan bahasa Indonesia yang
baik, khususnya untuk tidak menggunakan kata atau kalimat yang
memungkinkan adanya gejala ganda (ambigu), atau bahkan salah tafsir.
 Laporan studi kelayakan juga perlu secara tegas mencantumkan bagian yang
menunjukkan kepentingan-kepentingan dari pihak-pihak yang kemungkinan
terlibat dalam pelaksanaan proyek tersebut
Pihak-pihak yang kemungkinan terlihat adalah investor, kriditor, dan
pemerintah. Bagi investor perlu diketahui secara jelas berapa keuntungan yang dapat
diperoleh dari proyek ini. Bagi kreditor, hendaknya laporan menunjukkan secara
jelas tingkat keamanan dari pinjaman yang diberikan oleh kreditor tersebut. Baik
pemerintah, hendaknya dalam laporan dapat diketahui keuntungan ekonomi sosial
yang dapat diraih dari proyek tersebut dan jika perlu juga ditunjukkan langkah-
langkah preventif maupun pengamanan lain perlu dilakukan oleh pemerintah untuk
mencapai target-target dari masing-masing pihak yang terlibat dari proyek yang
bersangkutan

Berikut ini dijelaskan mengenai model laporan studi kelayakan proyek dan
kemudian diikuti dengan dua model laporan studi kelayakan.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa model laporan studi kelayakan berikut ini
bukanlah model baku, karenanya dalam penerapan perlu penyesuaian terhadap
karakteristik yang typical dari suatu proyek tertentu atau juga perlu penyesuaian terhadap
sponsor proyek, karena tidak ada larangan suatu sponsor memiliki model laporan khusus.
Pada dasarnya setiap laporan studi kelayakan mencakup keseluruhan
aspek-aspek dari suatu proyek, disertai dengan lampiran-lampiran yang berupa
keterangan tambahan yang memperjelas dan ringkasan dari keseluruhan isi
laporan.

Secara sederhana, item yang setidaknya terkadung dalam


laporan studi kelayakan adalah sebagai berikut :

1. Ringkasan dari kesimpulan (ikhtisar)


2. Latar belakang proyek dan pemrakarsa
3. Aspek Pasar
a) Pasar potensial
b) Pertumbuhan permintaan proyeksi
c) Persaingan
d) Market share
e) Kebijaksanaan pemasaran, khususnya kebijaksanaan
saluran distribusi
Contoh 1

Diambil dari laporan kelayakan memiliki skala perusahaan menengah pada


batas bawah, dengan proyek yang di usulkan kurang lebih bernilai dalam
puluhan juta
Bab I : Ikhtisar
BabII : Keadaan Perusahaan Dewasa Ini
Isi Laporan Bab III: Usulan Proyek
Bab IV: Kesimpulan dan Saran
Lampiran.
Bab I : Ikhtisar Bab II : Keadaan Perusahaan
1. Nama dan Alamat Perusahaan Dewasa Ini
2. Pemegang Saham / Pengurus 1. Riwayat Perusahaan
3. Bidang Usaha Yang Sedang 2. Perizinan
Berjalan 3. Teknis Pemasaran
4. Bidang Usaha Yang Diusulkan a. Lokasi Produksi
5. Akte Pendirian b. Peralatan
6. Izin yang dimiliki c. Tenaga Kerja
7. Bank Rekanan d. Jenis dan Jumlah Produksi
8. Keadaan Perkembangan e. Daerah Penjualan
Perusahaan f. Volume Penjualan
9. Modal yang sudah disetor 1. Manajemen
10. Fasilitas kredit yang sedang a. Tenaga Inti
dinikmati b. Keanggotaan Dalam Assosiasi
11. Tambahan modal yang diusulkan c. Administrasi Usaha
12. Jangka waktu pengembalian 1. Finasial
kredit yang diusulkan a. Neraca
b. Bantuan Kredit yang Sudah
Diterima dan Penggunaannya
4. Aspek Pemasaran
Bab III : Usulan Proyek a. Konsumen
b. Daerah Pemasaran
c. Perusahaan Sejenis
1. Proyek Yang Diusulkan d. Potensi Pemasaran
a. Sifat Investasi (Baru/Perluasa) e. Jumlah dan Harga Penjualan
b. Jenis Produk Pokok f. Syarat Pembayaran dan Penjualan
c. Jenis Produk Sampingan 5. Aspek Manajemen
2. Aspek Hukum a. Struktur Organisasi
a. Izin Perpanjangan dan Perluasan b. Pimpinan Perusahaan
b. Lokasi c. Tenaga Kerja
c. Jaminan 6. Aspek Finansial
3. Aspek Teknis a. Kebutuhan dana
a. Sifat Proyek  Modal Tetap
b. Jenis dan Jumlah Produksi  Modal Kerja
c. Lokasi b. Struktur Modal
d. Bangunan c. Rencana Penarikan dan Pelunasan
e. Mesin dan Peralatan Kredit Beserta Bangunannya
f. Proses Produksi d. Jaminan Kredit
g. Kapasitas Produksi e. Rencana Pendapatn
h. Bahan Baku a. Perkiraan Harga Pokok Produksi
i. Bahan Pembantu b. Perkiraan Rugi/Laba
c. Proyeksi Cash Flow
d. Analisa Rasio
Bab IV : Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Keadaan Perusahaan Dewasa ini
b. Usulan Proyek
 Sifat Proyek
 Kesimpulan per Aspek
1. Saran
a. Feasibilitas
b. Saran Tambahan Sebagai Catatan
Usulan Jadwal
Contoh 2

Diambil dari laporan kelayakan memiliki skala perusahaan Modal besar


batas bawah, dengan proyek yang di usulkan kurang lebih bernilai dalam
milliard,.

Isi Laporan

Bab I : Pendahuluan
Bab II : Analisa Pemasaran
Bab III : Profil Industri dan Lingkungan
Bab IV : Profil Proyek
Bab V : Profil knomi dan Keuangan
Lampiran :
Lampiran :
Isi masing-masing Bab dan Ringkasan adalah sebagai brikut :
1. Pendahuluan pentingnya dan peranannya proyk ini bagi Negara dan usaha-usaha
pengembangan yang telah dilakukan (ringkasan Bab I)
2. Analisa pemasaran perkembangan produksi dan pemasaran produk di dunia, di
Indonesia, ekspor, kebutuhan dalam negeri dan perkembangan harga (ringkasan Bab
II)
3. Profi industry dan lingkungan, ara yang ikuasai, kondisi teknis, produk yang sudah
ada, susunan organisasi, iklim topografi, jenis tanah, penduduk dan tenaga kerja
(Ringkasan Bab III)
4. Profil Proyek (Berisi Ringkasan Dari Bab IV)
5. Profil Ekonomi dan Keuangan, total biaya investasi, struktur modal, penggunaan dana,
masa tenggang, analisa criteria, analisa sensitivitas (Ringkasan Bab IV).
Bab I : Pendahuluan
a) Sumber Pendapatan Devisa Negara
b) Perlunya ekspor komiditi non-minyak
c) Target Negara dari proyek ini
d) Perkembangan nilai ekspor dari
industry dan produk ini (yang sudah
berjalan dan sebab-sebabnya)
e) Perlu peningkatan peran industry dari
produksi ini
f) Langkah-langkah yang telah dilakukan
g) Peran Pengusul Proyek
Bab II : Profil Industry dan Lingkungan
a) Kegunaan Produk Pokok dan
Sampingan
b) Peranan dan Komsumsi
c) Perdagangan
d) Perkembangan Harga
e) Proyeksi dan peramalan pasar
f) Proyeksi produksi
g) Proyeksi Kebutuhan
h) Kekurangan Tingkat Kebutuhan
i) Produk Subsititusi
j) Kesimpulan
BabIII : ProfilIndustry dan Lingkungan

a) Gambaran industry ini (Perkebunan)


b) Sejarah
c) Kondisi Teknis Bahan
d) Produksi dan Pengolahan Hasil
e) Produksi
f) Pengolahan Hasil
g) Alat Peengolahan
h) Proses
i) Sarana dan Prasarana
j) Organisasi
k) Lingkungan
l) Lokasi
m) Iklim
n) Topografi
o) Tanah
p) Lahan
q) Hirologi
r) Vegetasi
s) Sarana dan Prasarana
t) Tenaga Kerja
u) Industry Sejenis di Sekitarnya
Bab IV : Profil Proyek

a) Pola Pengusahaan
b) Formulasi Proyek
c) Pola Pentahapan
d) Pembukaan Lahan
e) Budi Daya Tanaman
f) Pembibitan (Pemilihan Tempat,
Perlakuan Bibit, Pengaturan
Bibit, Pemeliharaan, Seleksi)
g) Penanaman
h) Pemberantasan Hama dan
Penyakit
i) Panen
j) Proses Produksi / Pengolahan
k) Proses Basah
l) Proses Kering
m) Sarana dan Prasaran
n) Prasarana Jalan dan Jembatan
o) Alat Angkutan
p) Bangunan Sipil
q) Inventaris Kantor
r) Mesin Pengolahan
Bab V : Profil Ekonomi dan Keuangan
 Tahapan Proyek  Biaya Angkutan
 Biaya Investasi  Biaya Pengolahan
 Biaya Pra-Investasi  Biaya Administrasi dan Umum
 Biaya Investasi Tanaman  Biaya Gaji Staf dan Karyawan
 Biaya Pembukaan Lahan  Biaya Iuran Pendapatan Daerah
 Biaya Pembibitan
 Perhitungan Penyusutan
 Biaya Penanaman
 Biaya Replacement
 Biaya pemeliharaan Tanaman Belum
 Tinjauan Keuangan
Menghasilkan
 Sumber Dana
 Biaya Investasi Non-Tanaman
 Proyeksi Rugi/Laba
 Alat Transportasi
 Intrnal Rate of Return
 Biaya Bangunan Sipil
 Net Present Value
 Biaya Pekerjaan Sipil
 Net Benefit Cost Ratio-Break Event
 Biaya Alat Investasi Kantor
Point
 Biaya Mesin Pengolahan Produksi
 Analisa Sensitivitas
 Biaya Pra-Produksi
 Manfaat Sosial Ekonomi
 Biaya Eksploitasi
 Kelestarian Sumber Daya Alam
 Biaya Pemeliharaan Tanaman
 Mengurangi Penggunaan Devisa Negara
 Biaya Pemeliharaan Sarana dan
 Kesempatan Kerja dan Penadapatan
Prasaran
Masyarakat
 Biaya Panen
 Membantu Industry Lain

Anda mungkin juga menyukai