Manfaat sosial proyek itu bagi masyarakat sekitar proyek tersebut. Ini
merupakan studi yang relatif sulit dilaksanakan
Dipandang dari sudut perusahaan, maka proyek atau kegiatan yang menyangkut
pengeluaran modal (capital expenditure) mempunyai pengertian yang sangat penting
karena :
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam studi kelayakan proyek,
sebagai berikut :
a. Ruang lingkup kegiatan proyek
Disini perlu dijelaskan/ditentukan bidang-bidang apa saja proyek akan
beroperasi. Kalau misalnya proyek tersebut adalah pendirian usaha/pabrik
tekstil, maka apakah pabrik tekstil ini merupakan tekstil yang terpadu atau
hanya tahapan tertentu saja
b. Cara kegiatan proyek dilakukan
Disini ditentukan apakah proyek akan ditangani sendiri ataukah akan diserahkan pada
(beberapa) pihak lain. Siapa yang akan menangani proyek tersebut?.
Kreditur / Bank
Pemerintah
BAB II
DISAIN STUDI KELAYAKAN
Dalam melakukan studi kelayakan sponsor proyek ini mungkin melakukan
studi sendiri atau dapat juga menggunakan jasa konsultan dalam melaksanakan
suatu studi. Konsultan dapat berasal dari dalam negeri, dan untuk beberapa
proyek, ada keharusan bahkan untuk menggunakan konsultan perlu dilakukan
kerja sama dengan pihak yang mensponsori proyek tersebut. Umumnya
konsultan akan terdiri dari para ahli dari beberapa disiplin ilmu, seperti, ilmu
teknik, ilmu ekonomi dan manajemen. Semakin luas aspek-aspek yang akan
dipelajari dalam studi, maka semakin banyak disiplin ilmu yang dipergunakan.
Identifikasi kesempatan usaha merupakan fase pertama dalam
melaksanakan studi kelayakan. Umumnya tahap-tahap untuk melaksanakan
proyek investasi adalah sebagai berikut :
Identifikasi
Pada tahap ini sponsor proyek merasa/melihat adanya kesempatan
investasi yang kemungkinan dapat menguntungkan. Pengamatan
dilaksanakan terhadap lingkungan untuk memperkirakan kesempatan
dan ancaman dari usaha tersebut.
Perumusan
Merupakan tahap untuk menerjemahkan kesempatan investasi ke
dalam suatu rencana proyek yang kongkret dengan faktor-faktor yang
penting dijelaskan secara garis besar.
Penilaian
Melakukan analisa dan menilai aspek pasar, teknik keuangan dan
perekonomian.
Pemilihan
Melakukan pemiliham dengan mengingat segala keterbatasan dan
tujuan yanga akan dicapai.
Implementasi menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap berpegang
pada anggaran
Adapun tahapan untuk identifikasi kesempatan berusaha dapat dilaksanakan dengan
menggunakan berbagai cara sebagai berikut :
a. Mempelajari impor, impor menunjukkan bahwa masih ada (sebagian) pasar yang
belum dapat dipenuhi dengan produk dalam negeri. Apalagi kalau ternyata impor
ini mempunyai kecenderungan yang meningkat, maka dapat diperkirakan masih ada
permintaan dari dalam negeri untuk produk/jasa tersebut.
b. Menyelidiki material lokal, jumlah material yang melimpah. Harga yang murah dan
kualitas yang baik dari material yang melimpah tersebut semuanya menunjukkan
kemungkinan untuk ieksplotasi lebih lanjut.
c. Mempelajari keterampilan tenaga kerja, untuk beberapa jenis industry, faktor
keterampilan tenaga kerja mungkin sangat menentukan, seperti usaha kerajinan
perak, ukir-ukiran kayu dan sebagainya. Tersedianya tenaga seperti ini mungkin
dapat digunakan untuk membuat produk yang sejenis, tetapi tidak sama.
d. Melakukan studi industry, berbagai kesempatan dapat ditemukan untuk
industry yang sedang berkembang, sebagai missal; perkembangan industry
kayu lapis merupakan indicator bahwa sector tersebut masih
menguntungkan. Meningkatnya ekspor udang, bukan hanya kualitas, tetapi
juga harganya. Menunjukkan kesempatan berusaha pada bidang
pembudidayaan udang masih terbuka.
e. Menerapkan kemajuan teknologi. Perubahan teknologi dari waktu ke waktu
memungkinkan investor memanfaatkan sebelum pihak lain
menggunakannya. Dengan demikian investor tersebut akan mempunyai
“competitive advantage” terlebih dahulu. Tentu saja lama kelamaan
“competitive advantage” ini akan berkurang atau hilang kalau tidak
dilakukan tindakan apa-apa.
f. Mempelajari hubungan antar industry pertumbuhan suatu industry dapat
dipastikan akan mencciptakan kesempatan bagi industry lainnya.
Identifikasi keseempatan ini dapat dilaksanakan dengan menganalisa
bagaimana input dan output industry tersebut berkaitan.
g. Menilai rencana pembangunan, rencana pembangunan yang dilaksanakan
oleh pihak pemerintah, atau proyek-proyek yang berskala besar akan
menciptakan kebutuhan akan produk/jasa yang sebelumnya belum dibuat.
h. Melakukan pengamatan di tempat lain. Pembangunan di Negara atau
wilayah lain mungkin dapat diterapkan untuk daerah kita.
Dalam teori tujuan yang paling tepat dari pengambilan keputusan untuk
melaksanakan investasi adalah untuk memaksimumkan nilai pasar modal sendiri
(saham)
Adapun alasan yang mendukung tujuan ini adalah sebagai berikut; Pemilik
modal sendiri adalah perusahaan dan perusahaan seharusnya berusaha meningkatkan
kemakmuran mereka. Nilai pasar (saham) merupakan ukuran yang tepat untuk mnilai
kemakmuran para pemegang saham. Dan karnanya perusahaan seharusnya
meningkatkan kemakmuran ini yang berarti meningkatkan nilai pasar saham.
Tujuan ini mempunyai justifikasi teoritis, walapun kemungkinan menghadapi
masalah-masalah operasional (terutama di Negara-negara yang sedang berkembang)
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut; (i). Tujuan ini tidak dapat diterapkan pada
sektor publik, karena tidak ada pemilikan lain selain Negara untuk sektor ini. (ii).
Sejumlah besar perusahan pada sector swasta tidak menjual sahamnya ke pasar modal,
dan karenanya tidak ada perdagangan untuk saham perusahaan-perusahaan semacam
ini. (iii). Pengetahuan kita mengenai bagaimana pengaruh keputusan investasi terhadap
nilai pasar modal sendiri masih kurang cukup kita tidak dapat secara pasti mengatakan
bahwa suatu proyek akan mengakibatkan perubahan harga saham dari X dan Y atau
bahkan tidak mempunyai pengaruh sama sekali.
Karena kesulitan operasional ini, maka tujuan seperti meningkatkan net present
value, memaksimumkan tingkat keuntungan dan menurunkan risiko, seringkali
digunakan. Untuk itu, disini akan dipergunakan tujuan memaksimumkan net present
value, dengan memperhatikan risiko yang bersedia ditanggung oleh manajemen, tentu
saja tujuan ini adalah tujuan yang dipeerhatikan hanya ari pertimbangan perusahaan.
Tetapi karena kita disini nantinya lebih menekankan dari sudut pertimbangan prusahaan
dalam menilai usulan-usulan investasi, maka tujuan ini akan sering dikemukakan dalam
bahan ajar ini.
Tujuan tersebut apabila dipandang dari aspek yang lebih luas mungkin menjadi
tidak begitu dipegang teguh lagi. Kalau memang proyek akan dinilai dari perspektif
yang lebih luas, maka tujuan seharusnya adalah memaksimumkan net present value dari
semua social cost and benefit.
Untuk melaksanakan studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-
aspek apa saja yang akan dipelajari. Walaupun belum ada kesepakatan mengenai aspek
apa saja yang perlu diteliti, tetapi umumnya penelitian akan dilaksanakan terhadap
aspek-aspek pasar, teknis keuangan, hukum dan ekonomi Negara tergantung pada besar
kecilnya dana yang tertanam dalam investasi tersebut, maka terkadang juga ditambah
studi mengenai dampak sosial.
Adapun aspek-aspek yang perlu dipelajari dalam studi kelayakan adalah sebagai
berikut :
Aspek sosial ini merupakan manfaat dan pengorbanan sosial yang kemungkinan
dialami oleh masyarakat, tetapi sulit dikuantifikasikan yang dapat disepakati
secara bersama.
Untuk menganalisa aspek pasar dan pemasaran, maka dapat dipergunakan berbagai
alat untuk memperkirakan permintaan produk yang akan dibuat. Peramalan permintaan
dapat dianalisa dengan metode ekstrapolasi mekanis (noncausal method), metode
ekonometri (metode yang memperhatikan hubungan antar variabel) dan metode-metode
lain, seperti metode judgement atau metode koefisien teknis.
Ada beberapa alat analisa yang dapat dipergunakan untuk aspek teknik dan
produk adalah sebagai berikut :
a. Analisa perilaku biaya, mencoba mengidentifikasikan fungsi biaya.
b. Analisa perbandingan biaya, untuk memilih alternative produksi yang lebih baik.
c. Analisa penggantian aktiva dan penyediaan mesin “stand by machine”.
d. Metode transportasi untuk menentukan lokasi gedung fasilitas penjualan.
e. Pemilihan lokasi dengan metode “scoring” atau perbandingan biaya.
f. Analisa hubungan “link analysis” untuk mengatur layout fasilitas produksi.
g. Time and motion study untuk pengaturan skedul kerja yang seharusnya
Karena kita disini akan membicarakan sebagian besar dari segi perusahaan, maka
tentu saja profitabilitas ini lebih kita perhatikan. Bagaimanapun juga yang penting adalah
apakah suatu proyek memberikan tingkat keuntungan yang dianggap layak oleh investor,
apabila dibandingkan dengan risiko yang harus dipertanggungjawabkan. Sedangkan
apakah nantinya proyek tersebut memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,
akan merupakan pertimbangan selanjutnya bagi investor. Hanya saja untuk proyek-proyek
yang dirasa memberikan manfaat bagi masyarakat.
Walaupun demikian kita nantinya dapat terperangkap dalam masalah yang kurang
menguntungkan pada bantuan dan perlindungan pemerintah. Proyek semacam ini
memang dapat menguntungkan tetapi menguntungkan tersebut sebenarnya akibat
pengorbanan pihak lain. Sebagai missal, pada tahun 1980-an pemerintah Negara-negara
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) mengeluarkan peraturan mengenai larangan
mengimpor besi baja dari Negara lain (seperti dari Korea Selatan), apabila besi baja
tersebut lebih murah dari pada produksi MEE sendiri. Tujuan peraturan ini adalah untuk
melindungi industry besi baja (steel industry) Negara-negara MEE, memang dengan
adanya peraturan ini membuat industry besi baja di MEE dapat agak bernafas lega, tetapi
yang menjadi korban adalah industry lain yang menggunakan besi baja sebagai misalnya
industry otomotif. Mereka menjadi tidak dapat bersain karena salah satu input yang
dipergunakan menjadi lebih mahal. Dan ini mempengaruhi harga produksinya. Dengan
kata lain perlindungan di satu sector yang mengakibatkan tidak berlakunya lagi
mekanisme harga akan merugikan sector lain. Apakah sector tersebut merupakan sector
pengguna atau konsumen.
Proyek-proyek semacam ini akan merasa pukulan bagi profitabilitas komersialnya
apabila kemudian pemerintah mengurangi atau bahkan menghilangkan sama sekali
perlindungan tersebut. Karena itulah sebenarnya profitabilitas komersial hendaknya
juga berarti profitabilitas ekonomis pula (yaitu proyek yang dipandang dari ekonomi
makro memang menguntungkan).
Untuk proyek-proyek yang berskala besar, terutama yang dilakukan oleh
pemerintah umumnya criteria penilaiannya tidak lagi didasarkan semata-mata atas
profitabilitas komersial, tetapi dengan menggunakan criteria yang lebih luas, yaitu
kritria profitabilitas perekonomian nasional dan juga aspek sosialnya
Aspek hukum merupakan aspek yang pertama kali harus diteliti dan
dikaji. Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus
dipenuhi sebelum menjalankan proyek/usaha. Ketentuan hukum
untuk setiap jenis usaha adalah berbeda-beda, tergantung pada
kompleksitas usaha tersebut. Adanya otonomi daerah
menyebabkan ketentuan hukum dan perizinan investasi untuk
setiap daerah merupakan hal yang sangat penting untuk
melakukan analisis kelayakan aspek hukum.
Pemerintah menetapkan ketentuan hukum dan perizinan investasi dengan
tujuan menjaga ketertiban masyarakat secara luas. Masyarakat di sekitar
lokasi usaha diharapkan akan memperoleh manfaat yang lebih besar bila
dibandingkan dengan dampak negative dari adanya suatu investasi usaha
Analisis aspek hukum dilaksanakan dengan tujuan menjawab
pertanyaan “Apakah usaha/proyek yang akan dijalankan dapat memenuhi
ketentuan hukum dan perizinan di suatu daerah?”.
Kelebihan Kekurangan
a. Penguasaan terhadap a. Sering terjadi konflik antara
keuntungan tinggi, meskipun anggota kongsi berkaitan
harus dibagi dengan anggota dengan pembagian keuntungan
kongsi yang lain. maupun stategis bisnis.
b. Motivasi usaha yang tinggi, b. Mengandung tanggung jawab
meskipun tidak setinggi keuangan tak terbatas, namun
perusahaan perseorangan. tanggung jawab keuangan
c. Penanganan aspek hukum sudah dapat dibagi dengan
minimal, meskipun sedikit anggota kongsi yang lain.
lebih rumit dibandingkan c. Keterbatasan kemampuan
perusahaan perseorangan keuangan.
karena harus ada kesepakatan d. Kontiniutas kerja karyawan
antara anggota kongsi. terbatas.
e. Keterbatasan kemampuan
manajerial.
a. Perserikatan Komanditer (CV)
Definisi : Perserikatan komanditer (CV) adalah merupakan perserikatan
pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha bersama,
dimana sebagian anggota merupakan anggota aktif, sedangkan anggota lain
merupakan anggota pasif. Anggota aktif merupakan anggota yang mengelola
usahanya serta bertanggung jawab penuh terhadap utang perusahaan,
sedangkan anggota pasif merupakan anggota yang hanya menyetorkan
modalnya saja dan tidak ikut mengelola perusahaan, bertanggung jawab
sebatas pada modal yang disetorkan saja.
Kelebihan Kekurangan
a. Memiliki masa hidup yang a. Pajak yang besar karena PT merupakan
tidak terbatas. subyek pajak tersendiri sehingga bukan
b. Perusahaan kekayaan dan perusahaan saja yang kena pajak, tetapi
utang-utang pemilik deviden yang dibagikan kepada
dengan kekayaan dan pemegang saham juga kena pajak.
utang-utang perusahaan. b. Penanganan aspek hukum yang rumit
c. Kemampuan keuangan karena dalam pendirian PT memerlukan
yang sangat besar. akta notaris dan izin khusus untuk usaha
d. Kemampuan manajerial tertentu.
yang tinggi. c. Biaya pembentukan yang relative tinggi
e. Kontiniutas kerja bila dibandingkan dengan badan usaha
karyawan yang panjang.d lain.
d. Kerahasian perusahaan kurang terjamin
karena setiap aktivitas perusahaan harus
dilaporkan kepada pemegang saham.
e) Yayasan
Pngertian yayasan menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001
tentang Yayasan. “Yayasan adalah badan usaha yang terdiri dari atas
kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan
tertentu di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak
mempunyai anggota”.
a. Koperasi
Kata koperasi berasal dari kata Co yang artiya bersama dan Operation yang artinya
bekerja. Oleh karena itu koperasi berarti kumpulan orang-orang untuk bekerja sama
demi kesejahteraan bersama. Sedangkan pengertian koperasi menurut pasal 1 ayat 1
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoprasian. “Koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan aspek kekeluargaan”.
Keanggotaan koperasi adalah perseorangan dan suka rela.
f. Koperasi
Kata koperasi berasal dari kata Co yang artiya bersama dan Operation
yang artinya bekerja. Oleh karena itu koperasi berarti kumpulan orang-
orang untuk bekerja sama demi kesejahteraan bersama. Sedangkan
pengertian koperasi menurut pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang perkoprasian. “Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan aspek kekeluargaan”.
Keanggotaan koperasi adalah perseorangan dan suka rela.
a. Perusahaan Perseorangan
1. Persiapan
Menyiapkan KTP pihak yang akan mendirikan perusahaan
persorangan.
Menentukan calon nama perusahaan.
Menentukan tempat kedudukan perusahaan.
Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari perusahaan
perseorangan tersebut.
2. Pendaftaran ke notaries
Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi, maka langkah
selanjutnya adalah mendaftar ke notaries untuk mendapatkan akta
notaries tentang pendirian perusahaan perseorangan.
b. Perserikatan Komanditer
1) Persiapan
a) Membuat kesepakatan antar pihak yang akan membentuk Perserikatan
Komanditer (CV).
b) Menyiapkan KTP pihak yang membentuk CV.
c) Menentukan calon nama yang akan digunakan oleh CV.
d) Menentukan tempat kedudukan CV
e) Menentukan pihak yang akan bertindak selaku persero aktif dan pihak yang
akan bertinak selaku persero pasif.
f) Menentukan maksud dan tujuan yang spsifik dari Perserikatan Komanditer
tersebut.
2) Pendaftaran ke notaris
Untuk mendapatkan akta notaries tentang pendirian CV.
3) Pendaftaran ke Pengadilan Negeri.
Untuk memperkokoh posisi CV, sebaiknya Perserikatan Komanditer yang telah
didirikan dengan akta notaries didaftarkan pada pengadilan negeri setempat
dengan membawa kelengkapan sebagai berikut :
Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP).
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama CV yang bersangkutan.
c. Perseorangan Terbatas
1) Pembuatan akta notaris
2) Anggaran dasar
3) Pengesahan Menteri Kehakiman
4) Pendaftaran Wajib
5) Pengumuman dalam Tambahan Negara
d. Yayasan
1) Penyampaian dokumen yang diperlukan
a) Fotokopi KTP para badan pendiri, badan Pembina, dan badan pengurus.
b) Nama yayasan.
c) Maksud dan tujuan yayasan serta kegiatan usaha yayasan.
d) Jangka waktu berdirinya yayasan
e) Modal awal yayasan.
f) Susunan badan pendiri, badan pembina, dan badan pengurus.
g) Penanatanganan akta pendirian yayasan
h) Pngurusan surat keterangan domisili.
i) Pengurusan NPWP.
j) Pengesahan yayasan menjadi badan hukum di Departemen Kehakiman dan HAM
e. Koperasi
Menyelenggarakan rapat pendirian koperasi oleh anggota yang menjadi
pendiri dituangkan dalam rapat pembentukan dan akta pendirian yang
memuat anggaran dasar koperasi. Sebaiknya pejabat Departemen Koperasi
yang menyaksikan.
Para pendiri mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian yang
dilampirkan 2 rangkap akta pendirian koperasi, berita acara rapat
pembentukan, surat bukti penyetoran modal dan rencana awal kegiatan usaha.
Pengesahan akta pendirian dalam jangka waktu 3 bulan setelah permintaan.
Pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Pengurusan NPWP
Pengurusan izin prinsip
Pengurusan izin lokasi
Izin Mendirikan Bangunan
Izin HO (Hinder Ordonansi)
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Izin Usaha Industri
Izin Reklame
Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)
Manajemen proyek dibentuk untuk merealisasikan kegiatan yang telah
direncanakan dalam studi kelayakan proyek dengan batas waktu tertentu.
Kegiatan dalam manajemen proyek terkait dengan pembangunan di bidang fisik
sebelum usaha beroperasi. Pembangunan fisik dilakukan untuk menyediakan
sarana dan prasarana operasional perusahaan yang akan didirikan/dibangun.
Batasan waktu dalam pelaksanaan kegiatan pmbangunan infrastruktur ini
menjadi ciri khas suatu proyek sebab berhubungan alokasi sumber dan jadwal
kegiatan.
Kegiatan yang penting adalah bagaimana kita apat menjadwalkan berbagai kegiatan
yang memerlukan berbagai sumber daya, mengkoordinasikan kgiatan-kegiatan tersebut
agar membentuk suatu kesatuan kegiatan, sehingga proyek nantinya dapat beroperasi
teepat pada waktunya. Tentu saja dalam menyelesaikan kegiatan-kegiatan ini
perlu diperhatikan factor biaya. Secara umum akan ada trade off antara biaya
dan waktu penyelesaian. Semakin cepat waktu penyelesaian semakin tinggi
biaya yang harus ditanggung.
Agar kegiatan proyek dapat berjalan dengan baik, maka kegiatan tersebut
harus direncanakan dengan baik serta pengendalian kegitan yang tepat
guna. Perencanaan digunakan sebagai acuan untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan, kemudian digunakan
sebagai alat pengendalian. Alat yang digunakan untuk melakukan
perencanaan dan pengendalian pekerjaan disebut jadwal. Dan kegiatan
yang menyusun jadwal tersebut disebut penjadwalan. Sebuah proyek hanya
mungkin dilaksanakan dalam waktu yang paling singkat apabila pekerjaan
yang disusun sedemikian rupa sehingga sistematis dan tidak tumpang
tindih.
Perencanaan jaringan kerja disusun menurut urutan pelaksanaan pekerjaan
secara sistematis dan terpadu sehingga dicapai waktu penyelesaian dan alokasi
sumber daya perusahaan secara optimal disebut penjadwalan proyek
Kelebihan Kekurangan
- Sangat sesuai untuk lingkungan - Respons organisasi terhadap
yang stabil perubahan kondisi lingkungan
- Dapat mencapai skala ekonomis agak lambat
pada masing-masing bagian - Pengambilan keputusan
- Merangsang berkembangnya menumpuk pada puncak organisasi
keterampilan yang bersifat - Koordinasi antar bagian/fungsi
fungsional tidak terlalu baik
- Sesuai untuk organisasi berukuran - Inovasi relative terbatas
kecil sampai sedang - Pandangan terhadap sarana
- Baik bagi organisasi yang organisasi agak trbatas, anggota
menghasilkan satu atau sejumlah organisasi cenderung hanya
kecil jenis produk. memperhatikan sasaran bagiannya
sendiri.
b) Struktur organisasi produk
Kelebihan Kekurangan
- Paling sesuai dengan - Paling sesuai untuk lingkungan
lingkungan yang tidak stabil yang tidak stabil dengan
dengan perubahan cepat perubahan cepat
- Penanggung jawab produk - Pengambilan keputusan
jelas menumpuk pada puncak
- Koordinasi antar fungsi baik organisasi
- Mudah beradaptasi dengan - Penanggung jawab produk
tuntutan luar jelas
- Sesuai untuk organisasi - Mudah beradaptasi dengan
berukuran besar tuntutan luar
- Baik untuk organisasi yang - Sesuai untuk organisasi
menghasilkan banyak jenis berukuran besar
produk. - Baik bagi organisasi yang
menghasilkan banyak jenis
produk.
c. Struktur Organisasi Matriks
Struktur organisasi matriks merupakan kombinasi struktur organisasi
fungsional dan struktur organisasi produk. Pada struktur organisasi ini
seseorang dalam organisasi memiliki dua posisi, baik pada fungsi maupun
posisi pada produk yang dihasilkan/dipasarkan. Struktur orbanisasi
matriks coccok untuk organisasi yang kompleks.
Struktur organisasi matriks memiliki kelebihan dan kekurangan seperti
yang diuraikan dalam table di bawah ini :
Kelebihan Kekurangan
- Mampu mencapai tingkat - Tidak mampu mencapai
koordinasi yang diperlukan efisiensi ekonomis
untuk mnjawab tuntutan ganda - Koordinasi antar produk sulit
lingkungan - Keahlian teknis hilang karena
- Dapat memanfaatkan karyawan tidak ada spesialisasi
secara fleksibel fungsional
- Sesuai untuk pengambilan - Integrasi ataupun standarisasi
keputusan yang sifatnya rumit antar produk sulit terapai
serta lingkungan yang tidak - Adanya wewenang ganda
stabil menyebabkan munculnya
- Sangat sesuai untuk organisasi kebingungan
ukuran sedang. - Menghabiskan banyak waktu
untuk koordinasi
- Hanya bias berjalan jika
hubungan brsifat kolegial,
bukan vertical.
a. Job Deskripsi Jabatan
Deskripsi jabatan merupakan uraian tentang tugas, kewajiban
suatu jabatan tertentu. Dengan adanya dekskripsi jabatan, maka
diharapkan dapat mengetahui seluk-beluk pekerjaan, mulai dari fungsi
pekerjaan, tugas, tanggung jawab dan wewenang, pengawasan yang
iberikan dan diterima, hubungan dengan jabata-jabatan lain, bahan
dan alat yang digunakan, kondisi kerja, penjelasan istilah dalam
pekerjaan, dan keterangan tambahan yang diperlukan
Fungsi setiap departemen harus jelas, tidak terjai tumpang tindih dalam
kegiatan pekerjaan, dan menghinari adanya pengulangan pekerjaan yang
sama oleh bagian yang berbeda.
Deskripsi jabatan semestinya memuat hal-hal sebagai berikut :
1) Identifikasi jabatan
2) Ringkasan jabatan
3) Tugas yang akan dilaksanakan
4) Pengawasan yang diberikan dan diterima
5) Hubungan dengan jabatan-jabatan lainnya
6) Bahan-bahan, alat-alat dan mesin yang digunakan
7) Kondisi kerja
8) Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim
9) Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan sebelumnya.
Pembangunan apapun akan selalu menimbulkan dampak terhadap lingkungan
sekelilingnya, tanpa terkecuali dampak terhadap lingkungan hidup.
Banyak lembaga baik pemerintah maupun swadaya masyarakat yang berperan
dalam masalah lingkungan hidup, mulai dari Bapedal (Badan Pengendali Dampak
Lingkungan) sampai LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) lainya. Tetapi alangkah
jauh lebih berperan penting lagi bila kesadaran itu timbul dari pelaku usaha itu
sendiri.
Menyadari akan besarnya dampak kegiatan pembangunan yang dapat
berpengaruh besar terhadap lingkungan hidup, maka pemerintah mengeluarkan
Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan,
sedangkan pelaksanaannya dituangkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 29
Tahun 1986. Undang-undang beserta peraturan pelaksanaan tersebut dimaksudkan
sebagai sarana untuk melakukan pencegahan terhadap suatu rencana kegiatan,
misalnya suatu proyek yang mungkin dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan
Dalam undang-undang tersebut pengelolaan lingkungan
hidup diwajibkan berpegang pada azas kelestarian lingkungan
yang serasi dan seimbang bagi peningkatan kesejahteraan
manusiakegiatan pembangunan suatu proyek dan pengoperasian unit
hasil proyek harus berpatokan pada wawasan lingkungan.
Untuk mencapai maksud tersebut diusahakan dengan cara sebagai
berikut
1. Memperhatikan kemampuan daya dukung lingkungan lokasi proyek
dan alam sekitarnya.
2. Mengelola penggunaan sumber daya secara bijaksana dengan
merencanakan, memantau, dan mengendalikan secara bijaksana.
3. Memperkecil dampak negative dan memperbesar dampak positif
pengertian AMDAL menurut PP No. 27 tahun 1999 pasal 1 adalah
telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu
rencana usaha dan kegiatan.
Arti lain analisis dampak lingkungan adalah teknik untuk menganalisis
apakah proyek yang akan dilaksanakan akan mencemarkan lingkungan atau
tidak dan jika ya, maka diberikanlah jalan alternative pencegahannya,
a. Usulan proyek
b. Penyajian informasi lingkungan
c. Menyusun Kerangka Acuan
d. Membuat AMDAL
e. Membuat RKL dan RPL
f. Implementasi Pembangunan Proyek dan Aktivitas Pengelolaan
Lingkungan
Bila RKL dan RPL telah disetujui, maka implementasi proyek dapat dimulai
dan kemudian dilakukan aktifitas pengelolaan lingkungan. Telah disebutkan di
atas bahwa hanya usulan proyek yang diperkirakan menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan saja yang diwajibkan membuat ANDAL. Dalam
hubungan ini, indikasi dampak penting suatu kegiatan terhadap lingkungan
hidup ditandai oleh hal-hal sebagai berikut :
1) Jumlah manusia yang akan terkena dampak.
2) Luas wilayah penyebaran dampak.
3) Intensitas dampak.
4) Sifat kumulatif dampak.
5) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Lebih lanjut, berdasarkan pengalaman dan tingkat pertimbangan ilmu serta teknologi
diidentifikasi 8 kategori yang potensial dapat menimbulkan dampak penting terhaap
lingkungan adalah sebagai berikut :
1) Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
2) Eksplotasi sumber daya alam yang terbarui maupun yang tidak terbarui.
3) Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, kerusakan
dan kemorosotan pemanfaatan sumber daya alam.
4) Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan sosial dan budaya.
5) Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya.
6) Introduksi jnins tumbuhan, jenis bawan, jazak renik
7) Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati.
8) Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar mempengaruhi
lingkungan.
a. Pemrakarsa
Pemrakarsa adalah pihak yang mempunyai inisiatif mengajukan rencana
kegiatan atau proyek. Dapat sebagai perorangan atau suatu badan. Pemrakarsa
dapat juga sebagai pemilik proyek atau pihak lain (konsultan) yang diserahi
tugas mengadakan AMDAL
c. Masyarakat
Masyarakat yang berkepentingan khususnya mereka yang akan terkena dampak
dan mereka yang menaruh kepedulian terhadap lingkungan pada umumnya
dapat terdiri dari perorangan atau organisasi, pemikir, pakar, pemimpin
informal, dan lain-lain. Oleh karena itu sebagai pihak yang akan merasakan
langsung dampak yang akan timbul, maka masukan dari masyarakat perlu
didengarkan dan diperhatikan.
a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1997 tentang
pengelolaan lingkungan hidup
Bersambung......
b. Orang yang tepat (right people), maksunya, (a). Penanggung jawab
terhadap setiap kegiatan; (b). Pimpinan yang dapat mengintegrasikan
laporan dari suatu kegiatan ke kegiatan lainnya, untuk dilakukan
penyesuain-penyesuaian dalam kegiatan.
c. Informasi yang benar; Informasi yang benar dapat diperoleh apabila
penanggung jawab setiap kegiatan/langkah ditangani oleh orng-orang
yang tepat.
d. Waktu yang tepat; Gejala-gejala hendaknya dilaporkan/diatasi
sebelum terjadi, agar dapat dilakukan tindakan-tindakan pengamanan
sebelumnya.
Untuk mengetahui saat melakukan monitoring, kiranya terlebih dahulu
diketahui project cycle, seperti yang ditujunkkan pada gambar dibawah ini :
Dari gambar tersebut ddapat dilihat adanya tiga periode sebagai berikut :
Langkah Pertama :
Pada langkah pertama dilakukan sebagai berikut;
a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan serta menentukan penanggung
jawab dari setiap kegiatan, jangka waktu untuk penyesuaian setiap
kegiatan serta penentuan waktu untuk penyelesaian seluruh proyek.
b. Menentukan (a) tahap dari setiap kegiatan, (b) resource requitmqnts
and rate of cconsumption.
Langkah Kedua :
Berikut ini dijelaskan mengenai model laporan studi kelayakan proyek dan
kemudian diikuti dengan dua model laporan studi kelayakan.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa model laporan studi kelayakan berikut ini
bukanlah model baku, karenanya dalam penerapan perlu penyesuaian terhadap
karakteristik yang typical dari suatu proyek tertentu atau juga perlu penyesuaian terhadap
sponsor proyek, karena tidak ada larangan suatu sponsor memiliki model laporan khusus.
Pada dasarnya setiap laporan studi kelayakan mencakup keseluruhan
aspek-aspek dari suatu proyek, disertai dengan lampiran-lampiran yang berupa
keterangan tambahan yang memperjelas dan ringkasan dari keseluruhan isi
laporan.
Isi Laporan
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Analisa Pemasaran
Bab III : Profil Industri dan Lingkungan
Bab IV : Profil Proyek
Bab V : Profil knomi dan Keuangan
Lampiran :
Lampiran :
Isi masing-masing Bab dan Ringkasan adalah sebagai brikut :
1. Pendahuluan pentingnya dan peranannya proyk ini bagi Negara dan usaha-usaha
pengembangan yang telah dilakukan (ringkasan Bab I)
2. Analisa pemasaran perkembangan produksi dan pemasaran produk di dunia, di
Indonesia, ekspor, kebutuhan dalam negeri dan perkembangan harga (ringkasan Bab
II)
3. Profi industry dan lingkungan, ara yang ikuasai, kondisi teknis, produk yang sudah
ada, susunan organisasi, iklim topografi, jenis tanah, penduduk dan tenaga kerja
(Ringkasan Bab III)
4. Profil Proyek (Berisi Ringkasan Dari Bab IV)
5. Profil Ekonomi dan Keuangan, total biaya investasi, struktur modal, penggunaan dana,
masa tenggang, analisa criteria, analisa sensitivitas (Ringkasan Bab IV).
Bab I : Pendahuluan
a) Sumber Pendapatan Devisa Negara
b) Perlunya ekspor komiditi non-minyak
c) Target Negara dari proyek ini
d) Perkembangan nilai ekspor dari
industry dan produk ini (yang sudah
berjalan dan sebab-sebabnya)
e) Perlu peningkatan peran industry dari
produksi ini
f) Langkah-langkah yang telah dilakukan
g) Peran Pengusul Proyek
Bab II : Profil Industry dan Lingkungan
a) Kegunaan Produk Pokok dan
Sampingan
b) Peranan dan Komsumsi
c) Perdagangan
d) Perkembangan Harga
e) Proyeksi dan peramalan pasar
f) Proyeksi produksi
g) Proyeksi Kebutuhan
h) Kekurangan Tingkat Kebutuhan
i) Produk Subsititusi
j) Kesimpulan
BabIII : ProfilIndustry dan Lingkungan
a) Pola Pengusahaan
b) Formulasi Proyek
c) Pola Pentahapan
d) Pembukaan Lahan
e) Budi Daya Tanaman
f) Pembibitan (Pemilihan Tempat,
Perlakuan Bibit, Pengaturan
Bibit, Pemeliharaan, Seleksi)
g) Penanaman
h) Pemberantasan Hama dan
Penyakit
i) Panen
j) Proses Produksi / Pengolahan
k) Proses Basah
l) Proses Kering
m) Sarana dan Prasaran
n) Prasarana Jalan dan Jembatan
o) Alat Angkutan
p) Bangunan Sipil
q) Inventaris Kantor
r) Mesin Pengolahan
Bab V : Profil Ekonomi dan Keuangan
Tahapan Proyek Biaya Angkutan
Biaya Investasi Biaya Pengolahan
Biaya Pra-Investasi Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Investasi Tanaman Biaya Gaji Staf dan Karyawan
Biaya Pembukaan Lahan Biaya Iuran Pendapatan Daerah
Biaya Pembibitan
Perhitungan Penyusutan
Biaya Penanaman
Biaya Replacement
Biaya pemeliharaan Tanaman Belum
Tinjauan Keuangan
Menghasilkan
Sumber Dana
Biaya Investasi Non-Tanaman
Proyeksi Rugi/Laba
Alat Transportasi
Intrnal Rate of Return
Biaya Bangunan Sipil
Net Present Value
Biaya Pekerjaan Sipil
Net Benefit Cost Ratio-Break Event
Biaya Alat Investasi Kantor
Point
Biaya Mesin Pengolahan Produksi
Analisa Sensitivitas
Biaya Pra-Produksi
Manfaat Sosial Ekonomi
Biaya Eksploitasi
Kelestarian Sumber Daya Alam
Biaya Pemeliharaan Tanaman
Mengurangi Penggunaan Devisa Negara
Biaya Pemeliharaan Sarana dan
Kesempatan Kerja dan Penadapatan
Prasaran
Masyarakat
Biaya Panen
Membantu Industry Lain