Anda di halaman 1dari 12

LAB.

BETON
KELOMPOK I

JOB IV

PENGUJIAN HAMMER TEST

A. REFERENSI
Referensi yang digunakan dalam pengujian kuat tekan dengan alat palu beton
(HammerTest) adalah sebagai berikut:

1. SNI 03-4430-1997. Metoda uji Elemen Beton dengan Palu Beton tipe N & NR

2. ASTM C.805-96 "Standard Test Method for Rebound Number of Hardened


Concrete" 3. Peraturan Beton Indonesia-1971

B. TUJUAN
Tujuan dari pengujian ini adalah dapat “memperkirakan” besarnya nilai kuat
tekan beton pada suatu elemen struktur, yang diukur atas dasar besarnya pantulan suatu
alat (Hammer) terhadap permukaan beton yang diuji serta dapat melakukan pengujian
kuat tekan beton dengan palu beton (Hammer Test).

C. DASAR TEORI
Pengujian beton keras dapat dilakukan dengan dua cara :

1. Cara Merusak (Destructive Test /DT)


• Core Drill
Metoda core drill adalah suatu metoda pengambilan sampel beton pada suatu
struktur bangunan. Sampel yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan pengujian seperti Kuat tekan, Karbonasi dan
Pullout test.

2. Cara Tidak Merusak (Non Destructive Test)


Secara umum hasil uji dengan cara tidak merusak, hanya untuk memberikan
indikasi (ratarata) dari kekuatan tekan beton yang bersangkutan, apakah cukup baik
atau tidak memenuhi syarat. Untuk itu harus dilakukan kesepakatan bersama antara
pihak yang bersangkutan. Metode pengujian non destruktif terdiri atas :
• Pundit
• Hammer Test
Salah satu cara yang umum dilakukan untuk mengetahui sisa kekuatan tekan
beton dengan tidak merusak elemen struktur adalah dengan menggunakan alat palu
beton. Alat penguji ini dikenal dengan nama Hammer Test. Disamping itu dengan
menggunakan metode ini akan diperoleh cukup banyak data dalam waktu yang

Jurusan Teknik Sipil/D4 Jasa Konstruksi


Politeknik Negeri Ujung Pandang 1
LAB. BETON
KELOMPOK I

relatif singkat dengan biaya yang murah. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui
keseragaman material beton pada struktur. Karena kesederhanaannya, pengujian
dengan menggunakan alat ini sangat cepat, sehingga dapat mencakup area pengujian
yang luas dalam waktu yang singkat. Alat ini sangat peka terhadap variasi yang ada
pada permukaan beton, misalnya keberadaan partikel batu pada bagianbagian
tertentu dekat permukaan. Oleh karena itu, diperlukan pengambilan beberapa kali
pengukuran disekitar setiap lokasi pengukuran, yang hasilnya kemudian dirata-
ratakan.
British Standards (BS) mengisyaratkan pengambilan antara 9 sampai 25 kali
pengukuran untuk setiap daerah pengujian seluas maksimum 300 m2.
Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban intact (tumbukan)
pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan
menggunakan energi dengan besaran tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa
tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat
memberikan indikasi kekerasan dari benda uji tersebut.
Secara umum alat ini bisa digunakan untuk:

- Memeriksa keseragaman kualitas beton pada struktur.


- Mendapatkan perkiraan kuat tekan beton.

Cara uji menggunakan alat Hammer Test ini mempunyai keuntungan dan
kerugian, yaitu :
a. Keuntungan

1. Sangat mudah dilakukan dilapangan.


2. Alatnya sangat ringan dan dapat dipakai berulang ulang.
3. Dapat dilakukan dengan cepat

b. Kerugian

1. Hanya memberikan indikasi pada permukaan beton, sehingga terbatas


cakupannya.
2. Cara pemakaian alat harus mengikuti aturan yang berlaku, seperti cara
pemukulannya, perawatan, dan penerapannya.
3. Beton yang diuji harus dalam keadaan kering udara
4. Tempat (titik) yang akan dipukul, harus rata dan tidak terkena butir agregat
ataupun rongga. Konstruksi atau beton yang diuji dengan menggunakan alat
ini dianggap memenuhi syarat, bila hasil evaluasinya mencapai angka
minimum 80% dari kuat tekan karakteristik (fc) yang direncanakan (PBI-
71).

Jurusan Teknik Sipil/D4 Jasa Konstruksi


Politeknik Negeri Ujung Pandang 2
LAB. BETON
KELOMPOK I

Menghitung kuat tekan karakteristik :

𝑓𝑐 = 𝑓𝑐𝑟 − 𝑘 ∙ 𝑠𝑑

Dimana : k = konstanta, untuk benda uji/sample > 20


buah = 1.645 fc = kuat tekan beton karakteristik sd
= standard deviasi

 Sistem kerja alat Hammer Test adalah sebagai berikut:

Suatu masa baja yang diberi muatan energi kinetik yang bersumber dari energi
potensial pegas melalui sistem tekanan dengan cara menekan sebuah torak (plunger)
secara perlahan-lahan/sedikit demi sedikit pada permukaan beton.
Setelah mencapai batas tertentu, masa baja tersebut dilepas atau dipukulkan
pada permukaan beton, sehingga torak sebagai pemukul tertekan pada permukaan
beton.
Akibat pukulan tersebut, maka masa baja tersebut akan memantul kembali,
besarnya pantulan inilah yang menjadi suatu ukuran dari kekerasan permukaan beton
yang sedang diuji yang ditunjukan oleh sebuah jarum penunjuk yang dapat bergerak
pada sebuah skala linier.
Besarnya pantulan dari masa baja tersebut sangat dipengaruhi oleh sudut
penekanan terhadap permukaan beton yang diuji. Hal ini dikarenakan energi pukulan
yang terjadi akan tidak sama/berubah, sehinggga pembacaan pantulan yang terjadi
harus dikoreksi.
Beberapa sudut penekanan yang terdapat pada alat Hammer Test:

Jurusan Teknik Sipil/D4 Jasa Konstruksi


Politeknik Negeri Ujung Pandang 3
LAB. BETON
KELOMPOK I

Sebelum digunakan, alat Hammer Test harus dikalibrasi terlebih dahulu.


Dimana fungsi dari kalibrasi tersebut adalah untuk mencari nilai angka koreksi dari
suatu alat agar alat tersebut menjadi Standard.

n
n

R 1

n
75
Ak 
R
Keterangan:

n = Jumlah pukulan
r = Besarnya nilai pukulan(rebound)

𝑅̅ = Angka rebound rata-rata

Ak = Angka kalibrasi dimana 75 merupakan nilai standar kalibrasi

Catatan :

Ak diperhitungkan bila R berada diluar range 73-77 (rata- rata 75)

Rumus kuat tekan beton rata-rata yang digunakan adalah rumus geometrik
mean dan rumus deviasi yang digunakan adalah average deviation.

D. ALAT DAN BAHAN


 Alat yang di gunakan :
a. 1 set alat hammer test
b. 1 set alat Anvil untuk kalibrasi
c. Tabel isian data dan alat tulis
 Bahan yang di gunakan :
Elemen struktur beton yang akan di uji di lapangan (Misalnya : Kolom,
Balok,dan Plat)

E. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yung akan digunakan
2. Kalibrasi alat hammer test terlebih dahulu
3. Keluarkan torak (plunger) dengan cara menekankan torak tersebut kepermukaan
lantai beton.
4. Masukan alat lalu pukulkan torak (plunger) ke dalam alat kalibrasi.

Jurusan Teknik Sipil/D4 Jasa Konstruksi


Politeknik Negeri Ujung Pandang 4
LAB. BETON
KELOMPOK I

5. Catat besar pukulan atau rebound (r).


6. Lakukan langkah 3 dan 4 minimal 10 kali.
7. Setelah pemukulan selesai dan didapat nilai rebound dari masing-masing pukulan
8. hitung nilai kalibrasinya.
9. Setelah alat dikalibrasi, tentukan/pilih beberapa titik (N) pada permukaan beton
yang akan diuji, dengan jarak antar tembakan satu dengan yang lain 5 cm.
10 Pada permukaan beton yang diuji dibuat suatu bidang uji titik uji yang dapat
memberikan minimal 10 kali pukulan (r)

11. Untuk setiap titik uji diperoleh minimal 10 angka rebound (r) pada pembacaan
skala dari setiap pukulan hammer test.
12. Dari angka-angka skala tersebut diambil nilai rata-rata (R)
Catatan : Bila salah satu pukulan menghasilkan nilai atau skala yang berselisih 4
terhadap nilai rata-rata (R) , maka pukulan yang bersangkutan harus diulang pada
titik pukulan didekatnya atau dibuang/ tidak dipakai.

13. Semua nilai pembacaan harus diabaikan apabila terdapat dua atau lebih nilai
pembacaan yang berselisih lebih dari 4 satuan terhadap nilai rata- ratanya, lalu
dirata-ratakan kembai untuk mendapatakan R (mean) koreksi.
14. Dari hasil rata-rata R (mean) koreksi kemudian dikalikan dengan angka kalibrasi
alat (AK),
15. Dengan menggunakan nilai r yang dimasukkan dalam grafik maka dapat diperoleh
nilai mean error (∆)
16. Mencari nilai r maks dengan menambahkan r dan mean error dan r min dengan
mengurangkan r dan mean error.
17. Masukkan nilai r maks dan r min kedalam grafik maka diperoleh nilai fc maks
(Mpa) dan fc min (Mpa).
18. Hitung kuat tekan beton rata-rata
19. Hitung kuat tekan beton karakteristik sesuai dengan tingkat keyakinan (hitung 80%
x fc)
20. Hitung Standard deviasinya

F. TABEL DATA DAN ANALISA PERHITUNGAN


a. Perhitungan Koefisien kalibrasi
Type Hammer Tes N
Nomor seri D95616
71 70 70
Rebound 69 69 71
71 73 73
Mean 70,76
Deviation 1,48
ak 1,060

Jurusan Teknik Sipil/D4 Jasa Konstruksi


Politeknik Negeri Ujung Pandang 5
LAB. BETON
KELOMPOK I

Standar bacaan anvil = 75 ±2 = 73-77

𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑛𝑣𝑖𝑙


Perhitungan koefisien = 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛

= 75/70,76 = 1,060

Jurusan Teknik Sipil/D4 Jasa Konstruksi


Politeknik Negeri Ujung Pandang 6
LAB. BETON
KELOMPOK I

b. Hasil data pengujian Hammer test


 Tabel 3.1. Pengujian Hammer Test 0o (horisontal)

 Grafik 3.1. Pengujian Hammer Tess 0o (horisontal)

Jurusan Teknik Sipil/D4 Jasa Konstruksi


Politeknik Negeri Ujung Pandang 7
LAB. BETON
KELOMPOK I

 Tabel 3.2 Pengujian Hammer Test 90o ( Vertikal arah atas)

 Grafik 3.2. Pengujian Hammer Test 90o ( Vertikal arah atas)

Jurusan Teknik Sipil/D4 Jasa Konstruksi


Politeknik Negeri Ujung Pandang 8
LAB. BETON
KELOMPOK I

 Tabel 3.3. Pengujian Hammer Test -90o ( Vertikal arah bawah)

 Grafik 3.3. Pengujian Hammer Test -90o ( Vertikal arah bawah)

Jurusan Teknik Sipil/D4 Jasa Konstruksi


Politeknik Negeri Ujung Pandang 9
LAB. BETON
KELOMPOK I

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian hammer test pada suatu kolom, balok, dan plat
dengan sudut test (𝛼 = 00, 900 dan 00 , dan 900) adalah sebagai berikut:
Kolom ( = 0) = 379 kg/cm2
Balok ( = 0) = 551 kg/cm2
Plat ( = -90) = 112 kg/cm2

Pengujian ini memperlihatkan bahwa pengujian balok dengan sudut 900


memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan pengujian kolom sudut 00, dan
Plat 90˚. Hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya :
1. Permukaan daerah balok lebih rata dibandingkan dengan daerah kolom.
2. Metode pelaksanaan (pada saat pengecoran, pemadatan daerah balok lebih baik
dibandingkan daerah kolom).
3. Pada saat melakukan hammer test, daerah penumbukan mengenai daerah tulangan
pokok, sehingga nilai pembacaannya lebih besar dibandingkan kolom.
Namun yang perlu ditekankan bahwa, hasil uji tekan hammer test hanya sebatas
perkiraan, dan biasanya digunakan hanya sebagai permbanding hasil kuat tekan.

H. GAMBAR ALAT DAN BAHAN

Hammer Test. Aanvil.

Jurusan Teknik Sipil/D4 Jasa Konstruksi


Politeknik Negeri Ujung Pandang 10
LAB. BETON
KELOMPOK I

Marking area.

I. DOKUMENTASI

Menyiapkan alat dan bahan yang Menentukan angka kalibrasi alat


akan digunakan. hammer test dengan cara memasukan
alat lalu pukulkan torak (plunger) ke
dalam alat kalibrasi.

Memasang marking area


Melakukan hammer test pada
pada tempat yang akan
tempat yang diuji.
diuji.

Jurusan Teknik Sipil/D4 Jasa Konstruksi


Politeknik Negeri Ujung Pandang 11
LAB. BETON
KELOMPOK I

Melakukan pembacaan nilai


pantul (Rebound) pada alat
hammer test.

Jurusan Teknik Sipil/D4 Jasa Konstruksi


Politeknik Negeri Ujung Pandang 12

Anda mungkin juga menyukai