Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..……………………………………………………………………...1

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………….………………2

1.1 Latar Belakang……………………………………………………..….…….2

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………..5

1.3 Maksud dan Tujuan penulisan……………………………………………..5

1.4 Batasan Masalah…………………………………………………………….5

BAB 2 TINJAU PUSTAKA……………………………………………………….6

2.1 Pengertian Dasar Manajemen...……………………………………………6

2.2 Kinerja Manajer Proyek……………………………………………………6

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN…………………………………………13

3.1 Diagram Alir Penelitian…………………………………………………...14

3.2 Metode Pengumpulan Data………………………………………………..14

3.3 Metode Analisis………………………………………………………….…14

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia sipil pembangunan kegiatan proyek adalah suatu unsur

kegiatan yang dikerjakan pada jangka waktu tertentu untuk mendapat hasil yang

sesuai dengan yang diharapakan. Gunasti (2015) menyatakan bahwa selama

masa pembangunan, pembangunan memiliki sifat dinamis, ditunjukkan dengan

selalu berubahnya sumber daya yang dibutuhkan, baik jenis mupun jumlahnya,

ini sejalan dengan tahapan dari proyek itu sendiri. keberhasilan dari tiap

penyelenggaraan proyek dapat ditentukan dari kualitas maupun profesionalitas

kontraktor maupun konsultan yang bersangkutan pada proyek tersebut, untuk

mendukung hal tersebut dibutuhkan profesionalisme dari manajer proyek /

pimpinan proyek untuk mendukung tercapainya kualitas maupun strategi

pengurusan proyek untuk perkembangan konstruksi yang ada di indonesia.

Menurut Syah (2004) peran manajer proyek adalah memahami kegiatan

bidang utama manajemen proyek dan melaksanakan fungsi manajemen sesuai

dengan kemampuan dan kebutuhan dalam pelaksanaan proyek. Suprapto (2007)

menyatakan Manajer proyek mempunyai tugas serta tanggung jawab untuk

memimpin pelaksanaan pekerjaan proyek sesuai dengan perencanaan dan

kontrak yang berlaku. dalam pekerjaannya seorang manajer proyek harus

memperhatikan peraturan-peraturan serta kepentingan pemilik proyek (owner)

maupun kepentingan perusahaan. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi

kinerja dalam pelaksanaan kegiatan proyek maka dari itu seorang manajer

2
proyek harus memiliki strategi untuk mengatasi beberapa masalah yang ada pada

kegiatan proyek tersebut.

Mahmudi, (2005) menyatakan bahwa kinerja merupakan tanggung jawab

individu yang bekerja dalam organisasi Menurut Cox et al., 2003, untuk

mengukur kinerja serta menghitung dampak dari setiap perubahan dalam proses

konstruksi, pertama-tama harus ditentukan terlebih dahulu indikator utama

kinerja yang tepat untuk mengukur dampaknya.

Menurut Koesmono, 2005 Indikator kinerja manajer proyek dalam

penelitian ini adalah:

 tingkat penyelesaian proyek;

 tingkat ketepatan memenuhi spesifikasi;

 tingkat pengetahuan tentang pelaksanaan pekerjaan;

 tingkat kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan;

 ketrampilan dalam melaksanakan pekerjaan;

 sikap terhadap pelaksanaan pekerjaan;

 tingkat kesepakatan dalam melaksanakan pekerjaanh)

 tingkat interaksi;

 tingkat semangat terhadap pekerjaan.

Untuk memaksimalkan kinerja dari manajer proyek, seorang manajer proyek

harus dapat mengerahkan segala kemampuannya untuk menyesuaikan kondisi serta

mengkoordinasikan semua sumber daya yang ada. Menurut Imam Soeharto (1997)

karena tanggung jawab yang harus diemban oleh manajer proyek cukup berat, maka

seorang manajer proyek harus mempuyai kualifikasi sebagai berikut :

3
 Mempunyai jiwa kepemimpinan yang berorientasi kuat pada

pencapaian sasaran.

 Seorang yang generalis yang berpandangan luas dan spesialis.

 Memiliki kredibilitas secara teknis, latar belakang pengalaman yang

cukup dan pendidikan yang memadai.

 Menguasai aspek sumber daya manusia.

Berdasarkan hal-hal diatas maka masalah yang akan di bahas dalam

penelitian ini adalah mengenai pengaruh kinerja manajer proyek pada proyek

konstruksi.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah dapat disusun sebagai berikut :

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja manajer proyek pada proyek

konstruksi ?

2. Bagaimana kinerja berdasarkan uji realibilitas dari variabel operasional ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan

1.3.1 Maksud penulisan

Untuk menganalisis faktor – faktor apa saja yang paling mempengaruhi

kinerja manajer proyek pada proyek konstruksi.

1.3.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan tugas ini adalah :

Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang paling mempengaruhi

kinerja manajer proyek pada proyek konstruksi.

1.4 Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas dan terarah, maka diperlukan batasan

masalah. Adapun batasan masalah tersebut antara lain :

1. Penelitian dilakukan pada proyek maupun perusahaan yang ada di

kota jember

2. Survey kuisioner berasal dari perusahaan kontraktor yang ada di

wilayah kota jember

3. Kuisioner minimal adalah 30 kuisioner dari beberapa perusahaan yang

ada di wilayah kota jember

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Dasar Manajemen

2.1.1 Pengertian peranan manajer proyek

Menurut Syah (2004) peran manajer proyek merupakan pemahaman dari

kegiatan bidang utama manajemen proyek dan melaksanakan fungsi manajemen

sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan dalam pelaksanaan proyek. Suprapto

(2007) menyatakan bahwa Manajer proyek mempunyai tugas serta tanggung

jawab untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan proyek sesuai dengan

perencanaan dan kontrak yang berlaku.

dalam pekerjaannya seorang manajer proyek harus memperhatikan peraturan-

peraturan serta kepentingan pemilik proyek (owner) maupun kepentingan

perusahaan. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi kinerja dalam

pelaksanaan kegiatan proyek maka dari itu seorang manajer proyek harus

memiliki strategi untuk mengatasi beberapa masalah yang ada pada kegiatan

proyek tersebut.

2.2 Kinerja Manajer Proyek

2.1.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja manajer proyek

Wibowo (2007) dalam Nyoman Koriawan (2011) menjelaskan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dari manajer proyek , sebagai

berikut:

1. Personal factor (faktor personal)

ditunjukkan dari tingkat keterampilan dimana kompetensi yang dimiliki

(skill), kepercayaan diri, motivasi, serta komitmen dari tiap individu.

6
2. Leadership factor (faktor kepemimpinan)

ditentukan dari bimbingan, kualitas dalam memberikan motivasi berupa

dorongan, dan dukungan yang dilakukan manajer serta team leader.

3. Team factors (faktor tim)

ditunjukkan dari kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh

rekan kerja.

4. System factors (faktor system)

ditunjukkan dari adanya sistem kerja serta fasilitas-fasilitas yang

diberikan dari organisasi.

5. Contextual/situational factors (faktor kontekstual)

ditunjukkan dari tingginya tingkat tekanan serta perubahan kondisi

lingkungan internal maupun eksternal.

Menurut Nyoman Koriawan (2011) Ada beberapa komponen pokok yang

dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan yaitu :

1. Keuangan (Money)

Keuangan berkaitan dengan dukungan modal dalam suatu perusahaan

yang berguna untuk memperlancar program peningkatan kinerja. Keuangan

dalam suatu perusahaan berupa modal yaitu dana yang disiapkan untuk

pendanaan jangka panjang, yang difungsikan untuk membiayai seluruh

aktivitas yang ada dalam perusahaan maupun kebutuhan perusahaan dalam

melakukan pekerjaan dan dalam pengelolaan proses manajemen perusahaan.

7
Sumber pendanaan bagi suatu perusahaan dapat dikelompokkan

menjadi :

a. Modal sendiri (equity capital) diperoleh melalui penerbitan saham baru

atau menahan laba dalam kurun waktu tertentu.

b. Modal dari luar, yaitu berupa hutang baik jangka pendek maupun jangka

panjang.

2. Tenaga Kerja (Man Power)

Untuk menentukan Kinerja dari suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh

sumber daya manusia yang ada pada suatu perusahaan, dengan menilai

kemampuan, motivasi, tingkat kreatif dan mampu mengembangkan inovasi.

Syafarudin Alwi (2001) menjelaskan bahwa tenaga kerja merupakan sumber

daya manusia yang sangat kompetitif sebagai suatu keunggulan daya saing

yang difungsikan untuk mampu mengantisipasi perubahan serta melakukan

pengelolaan terhadap perubahan secara cepat.

3. Peralatan dan mesin-mesin (Machines)

Peralatan merupakan modal lain yang harus dimiliki oleh tiap perusahaan

digunakan untuk meningkatkan kualitas serta profesionalisme perusahaan

yang mengedepankan teknologi sebagai sumbernya untuk mampu

meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan,

Dorodjatun Kuntjoro Jakti (2004), menjelaskan bahwa selain sumber

daya manusia, perusahaan harus mampu memiliki object embodied

technology (technopower) yang mengacu pada teknologi peralatan, perkakas,

fasilitas fisik dan lain-lain sebagai penunjang kegiatan operasional.

8
Disamping itu kesiapan peralatan yang dimiliki akan menunjukkan faktor

finansial pada perusahaan dan menunjang proses pelaksanaan proyek.

4. Material (Materials)

Material adalah salah satu bagian dari sumber daya perusahaan,

yang ketersediaannya dibutuhkan untuk membantu proses pelaksanaan

pekerjaan sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan perencanaan.

Menurut Asiyanto (2004), kebutuhan material sangat tergantung dari

program kerja yang telah disusun perusahaan, keberhasilan suatu hasil

pekerjaan dan kualitasnya akan ditentukan oleh ketersediaan material

atau stok material perusahaan yang digunakan untuk mendukung proses

penyelesaian suatu pekerjaan.

5. Pasar (Market)

Menurut Fandy Tjiptono (2004), pasar secara umum mengandung

pengertian bahwa pasar adalah permintaan yang dibuat oleh sekelompok

pembeli potensial atau individu terhadap barang atau jasa. Keadaan pasar

atau tingkat permintaan pasar dalam suatu usaha bisnis akan memberikan

peluang yang besar dalam pengembangan usaha, integritas usaha, serta

memberikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas daya saing

perusahaan terhadap produk atau jasa yang mempunyai sumber daya

untuk dipasarkan.

6. Metode (Methods)

Metode berkaitan dengan bagaimana cara mencapai hasil kerja

yang maksimal dalam suatu perusahaan, dengan melakukan pengelolaan

terhadap sumber daya untuk mendukung peningkatan kinerja perusahaan.

9
Menurut Iman Suharto (1995), suatu organisasi atau perusahaan

dibutuhkan suatu aspek perencanaan dan pengendalian sumber daya

untuk memudahkan dalam proses serta pengoperasian sehingga tujuan

dari organisasi dapat tercapai secara efektif dan mudah.

Untuk memudahkan perencanaan serta pengelolaan sumber daya

perusahaan dibutuhkan suatu sistem yang berbasis dari teknologi yaitu

Sistem Informasi Manajemen (SIM), terdiri dari perangkat keras dan

lunak, yang digunakan untuk mendukung operasi unit fungsional dalam

struktur perusahaan.

Pada sistem penilaian kinerja tradisional, kinerja hanya dikaitkan

dengan faktor personal, namun pada kenyataannya, kinerja sering

dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar faktor personal, seperti sistem,

situasi kepemimpinan, atau tim. Proses penilaian dalam kinerja

individual tersebut harus diperluas dengan penilaian kinerja tim dan

efektivitas manajernya. Hal itu karena yang dilakukan tiap individu

merupakan refleksi dari perilaku anggota grup serta pimpinannya.

Nyoman Koriawan (2011) menjelaskan bahwa ada tujuh

indikator kinerja sebagai berikut:

1. Tujuan

Tujuan merupakan suatu keadaan dimana yang lebih baik

merupakan upaya yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Dengan

demikian, tujuannya menunjukkan ke arah mana kinerja harus dilakukan.

10
2. Standar

Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan dari yang

diinginkan dapat dicapai sesuai target. Tanpa standar, tidak dapat

diketahui kapan suatu tujuan dapat tercapai.

3. Umpan Balik

Umpan balik merupakan masukan yang digunakan sebagai alat

ukur kemajuan kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan. Dengan

umpan balik, diharapkan kinerja dan hasilnya dapat diperbaiki lebih

maksimal.

4. Alat atau Sarana

Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat

dipergunakan untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses.

Alat atau sarana merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan.

5. Kompetensi

Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja.

Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik.

6. Motif

Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu.

7. Peluang

Peluang perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan

prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

11
adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi, yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat.

12
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Diagaram Alir Penelitian

Penyusunan kerangka penelitian merupakan hal yang paling

penting yang dilakukan sebelum meneyelesaikan dan menyimpulkan

permasalahan dalam penelitian. kerangka penelitian digambarkan dalam

bentuk diagram alir seperti pada gambar berikut:

Mulai

Merumuskan masalah
serta tujuan penelitian

Kajian Pustaka

Menentukan variabel Menentukan banyak


penelitian dari sampel penelitian

Membuat format
penelitian

Uji Validitas dan


Realiabilitas

Analisa dan Pembahasan :


Kinerja manajer proyek pada proyek
konstruksi

Kesimpulan serta saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian (sumber: ichsan, 2015)

13
3.2 Metode Pengumpulan Data

Gunasti (2015) berpendapat bahwa prosedur dari pengumpulan data

menggunakan pengumpulan data primer,dimana data primer ini diambil dari

sumber aslinya, data primer ini berupa kuesioner. Kuesioner yang telah

terstruktur dibagikan secara langsung kepada narasumber untuk diisi.

3.3 Metode Analisis

3.1.1. Data Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2006) dalam Gunasti (2015) Statistik deskriptif

digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian. Alat

analisis yang sering digunakan adalah rata-rata (mean), standar deviasi,

maksimum dan minimum. Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran

numerik yang sangat penting bagi data sampel.

3.1.2. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian

dapat dievaluasi melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Sugiyono (2000) dalam

Gunasti (2015) menyebutkan bahwa kesimpulan penelitian yang berupa jawaban

atau pemecahan masalah penelitian, dibuat berdasarkan hasil proses pengujian

data yang meliputi pemilihan, pengumpulan dan analisis data. Ada dua konsep

untuk mengukur kualitas data, yaitu: uji reabilitas dan uji validitas.

3.1.3. Uji reliabilitas

Nyoman Koriawan (2011) dalam Gunasti (2015) menyatakan bahwa

reliabilitas pada dasarnya mengandung pengertian sejauh mana hasil dari suatu

pengukuran dapat dipercaya jika hasil dari suatu pengukuran tersebut dilakukan

kembali akan memberikan hasil yang relatif sama.. Suatu kuesioner dikatakan

14
reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan yang diberikan konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu. Konstruk atau variabel reliabel jika memberikan

nilai cronbach alpa lebih besar dari 0.60 (Nunnally, 1967) dalam Ghozali, 2006).

3.1.4. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang

ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan melihat nilai Correlated

Item-Total Correlation dengan kriteria sebagai berikut:

jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kinerja Manajer Proyek, pada Proyek Konstruksi 33 Volume 13,

Nomor 1 pada dasarnya nilainya positif (dimana taraf signifikan 5 persen atau

0,05), maka dari itu butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dikatakan

“valid”, atau sebaliknya (Ghozali, 2006) dalam Gunasti 2015.

3.1.5. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu regresi yang

digunakan sebagai analisis, diuji terlebih dahulu dengan uji asumsi klasik.

Dimana pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji

multikolonearitas, uji heteroskedastisitas dengan menggunakan program SPSS

17. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikansi 5%

(á = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa

ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap

variabel dependen secara parsial. t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha

15
ditolak yang berarti bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

16
DAFTAR PUSTAKA

Junaidi, H., Malingkas, G. Y., Walingitan, D. R. O. (2012). “Pengendalian

Waktu dan Biaya Pada Tahap Pelaksanaan Proyek Dengan

Menggunakan Metode Nilai Hasil” Vol. 1 No. 1, hal. 44-52

Syah, M. S., 2004. Manajemen Proyek, Kiat Sukses Mengelola Proyek,

PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Soeharto, I. (1997), Manajemen proyek dari konseptual sampai operasional,

Erlangga jakarta

Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik, Unit penerbit dan

percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.

Koesmono, T., 2005. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi dan

Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri

Pengolahan Kayu Ekspor di Jawa Timur, Disertasi

Cox, R, F., Issa, R, R. A., and Ahrens, D., 2003. Management’s Perception of

Key Performance Indicators for Construction, Journal of Construction

Engineering and Managemnet.

Koriawan, Nyoman. 2011. Tesis : “Karakteristik dan Kinerja Perusahaan Jasa

Konstruksi Kualifikasi Kecil di Kabupaten Jembrana tahun 2009”.

Program Magister Teknik Sipil Program Pasca Sarjana Universitas

Udayana

Amri Gunasti, 2014. “Diktat Manajemen Konstruksi”. Jember: Universitas

Muhammadiyah Jember

17

Anda mungkin juga menyukai