PENDAHULUAN
Kebutuhan beton ringan dalam berbagai digunakan untuk bangunan pondasi, kolom,
konstruksi dari tahun ke tahun semakin balok, dan pelat. Ditinjau dari sudut
berkembang. Secara umum kita melihat estetika, beton hanya membutuhkan sedikit
bahwa pertumbuhan atau perkembangan pemeliharaan. Selain itu, beton tahan
industri konstruksi di Indonesia cukup terhadap serangan api.
pesat, meskipun harus masalah krisis Kebutuhan beton ringan dalam berbagai
ekonomi. Hampir 60% material yang aplikasi teknologi konstruksi modern
digunakan dalam pekerjaan konstruksi meningkat sangat cepat. Hal ini disebabkan
adalah beton, baik beton normal maupun karena berbagai keuntungan yang dapat
beton ringan. Beton yang digunakan diperoleh dari penggunaan teknologi beton
sebagai struktur dalam konstruksi teknik ringan di antaranya, berat jenis beton yang
sipil, dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. lebih kecil sehingga dapat mengurangi
Dalam teknik sipil struktur beton berat sendiri elemen struktur yang
mengakibatkan kebutuhan dimensi kecil. Hal ini dapat dipahami mengingat
tampang melintang menjadi lebih kecil. semakin besar berat struktur akan
Beban mati struktural yang lebih kecil ini mengakibatkan semakin besar gaya gempa
juga dapat memberikan keuntungan dalam yang bekerja pada bangunan tersebut. Oleh
pengurangan ukuran pondasi yang karena itu, penggunaan material beton
diperlukan. Selain itu, untuk wilayah yang ringan menjanjikan manfaat yang
memiliki resiko terjadinya gempa bumi siknefikan dalam menunjang infrastruktur
juga memerlukan sistem struktur yang di daerah rawan gempa.
memiliki berat total struktur yang lebih
15
10 Nilai Kuat
0
0.35 0.4 0.45 0.5
Gambar 1. Hubungan faktor air semen dengan kuat tekan beton ringan
Semakin tinggi nilai FAS maka semakin pembuatan benda uji terjadi bleeding yang
rendah nilai kuat tekan beton. Hal ini menyebabkan beton menjadi porous atau
dikarenakan setiap penambahan FAS maka terdapat banyak rongga. Maka kuat tekan
terdapat kelebihan air yang tidak bereaksi beton itu sendiri akan menurun.
dengan semen, sehingga pada saat
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (1989). Pedoman Beton. Nugraha, Paul. dan Antoni. (2007).
SKBI.1.4.53 1989. Jakarta: Teknologi Beton dan Material,
Departemen Pekerjaan Umum. Pembuatan, ke Beton Kinerja Tinggi.
Yogyakarta: Andi Offset.
Badan Standardisasi Nasional. (1990).
Metode Pengujian kuat tekan beton. Samekto, Wuryati. dan Rahmadiyanto,
SNI 03-1974-1990. Jakarta: Candra. (2001). Teknologi Beton.
Departemen Pekerjaan Umum. Yogyakarta: Kanisius.