A
B
C
BAB IV
PERHITUNGAN KONSTRUKSI BAJA II
(GABLE)
4.1 Data Perhitungan
Ketentuan - Ketentuan :
1. Type Konstruksi : Portal Gable
2. Bahan Penutup Atap : Seng Gelombang
3. Jarak Antar Portal : 6 meter
4. Bentang kuda kuda (L) : 25 meter
5. Jarak Gording : 1,72 meter
6. Tinggi Kolom (H) : 4 meter
7. Kemiringan atap (o) : 25
0
8. Beban Angin : 55 kg/m
2
9. Bebab Berguna (P) : 100 kg
10. Alat sambung : Baut dan Las
11. Pondasi : Telapak Baja
12. Baja Profil : ST 37
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 20
13. Modulus elastisitas baja : 2.10
5
Mpa = 2. 10
6
kg/cm
2
14. Tegangan ijin baja : 1600 kg/cm
2
15. Berat penutup atap : 10 kg/m
2
4.2 Perhitungan Gording
Menghitung Panjang Balok
Diketahui (L) = 25 m
Jarak miring AB = 12,5 / Cos 25
0
= 13,79 m
Tinggi Kuda-kuda = 12,5. tg 25
0
= 5,829 m
Jarak gording yang direncanakan = 2 m
Banyak gording yang dibutuhkan = (13,79/2) + 1 = 7,89 buah
Jarak Gording yang sebenarnya = 13,79 m / 8 = 1,72m
Perhitungan Dimensi Gording
Untuk dimensi gording dicoba dengan menggunakan profil baja C
12
dengan data-data sebagai berikut :
- A = 17 cm
2
- q = 13,4 kg/m
- lx = 364 cm
4
- Wx = 60,7cm
3
- ly =4 3,2 cm
4
- Wy = 11,1 cm
3
s
b y
s
b x
r
y
A D
B
x =
1212,5 L
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 21
Pembebanan pada gording :
1. Beban Mati / Dead Load
- Berat gording = 13,4 kg/m
- Berat penutup atap (1,72 m x 10 kg/m
2
) = 21.164 kg/m
- Berat baut + trackstang = 2,53 kg/m
q = 37,094 kg/m
Gording ditempatkan tegak lurus bidang penutup atap dan beban mati Px
bekerja vertical, P diuraikan pada sumbu X dan sumbu Y, sehingga diperoleh:
2
5
X
X
Y
q
qx
qy
Gambar gaya kerja pada gording
qx = q . sin = 37,094 . sin 25
0
= 15,68 kg/m
qy = q . cos = 37,094 . cos 25
0
= 33,62 kg/m
Gording diletakkan di atas beberapa tumpuan (kuda-kuda), sehingga
merupakan balok menerus di atas beberapa tumpuan dengan reduksi momen
lentur maksimum adalah 80 %.
Gambar gaya kerja pada beban hidup atau beban berguna
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 22
Momen maksimum akibat beban mati :
Mx 1 = 1/8 . qx . (l)
2
. 80%
= 1/8 . 15,68. (6)
2
. 0,8
= 56,448 kgm
My1 = 1/8 . qy . (l)
2
. 80%
= 1/8 . 33,62. (6)
2
. 0,8
= 121,032 kgm
2. Beban Hidup / Live Load
Gambar gaya kerja pada beban hidup atau beban berguna
Beban berguna atau beban hidup adalah beban terpusat yang bekerja di
tengah-tengah bentang gording, beban ini diperhitungkan kalau ada orang
yang bekerja di atas gording. Besarnya beban hidup diambil dari PPURG
1987, P = 100 kg
Px = P . sin o
= 100 . sin 25
0
= 42,26 kg
Py = P . cos o
= 100 . cos 25
0
= 90,63 kg
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 23
Momen yang timbul akibat beban terpusat dianggap Continous Beam.
Gambar momen akibat beban berguna
Momen maksimum akibat beban hidup
Mx 2 = ( . Px . l) . 80 %
= ( . 42,26 .6) . 0,8
= 50,712 kgm
My 2 = ( . Py . l) . 80 %
= ( . 90,63 . 6) . 0,8
= 108,756 kgm
3. Beban Angin
Beban angin diperhitungkan dengan menganggap adanya tekanan positif
(tiup) dan tekanan negatif (hisap), yang bekerja tegak lurus pada bidang atap.
Menurut PPPURG 1987, tekanan tiup harus diambil minimal 25 kg/m
2
.
Dalam perencanaan ini, besarnya tekanan angin (w) diambil sebesar 65
kg/m
2
.
2
5
X
X
Y
W
Gambar gaya kerja pada beban angin
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 24
Ketentuan :
- Koefisien angin tekan ( c ) = (0,02 x o - 0,4)
- Koefisien angin hisap ( c ) = - 0,4
- Beban angin kiri (W
1
) = 55 kg/m
2
- Beban angin kanan (W
2
) = 55 kg/m
2
- Kemiringan atap (o) = 25
0
- Jarak Gording = 1,72 m
Koefisien Angin
- Angin tekan ( c ) = (0,02 . o - 0,4)
= (0,02 . 25
0
- 0,4)
= 0,1
- Angin hisap ( c
1
) = -0,4
- Angin Tekan (wt) = c x W
1
. (jarak gording)
= 0,1 . 55 . (1.72)
= 9,46 kg/m
- Angin Hisap (wh) = c
1
. W
1
. (jarak gording)
= -0,4 . 55 . (1.72)
= -37,84 kg/m
Momen maksimum akibat beban angin
Dalam perhitungan diambil harga w (tekan terbesar)
W max = 37,84 Kg/m
W x = 0, karena arah beban angin tegak lurus sumbu batang balok.
Jadi momen akibat beban angin adalah :
Akibat Wx = 0
Mx
3
= 1/8 . Wx . (l)
2
. 80 %
= 1/8 . 0 .6 . 0,8
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 25
= 0 kgm
Akibat Wy = 37,84
My
3
= |1/8 . W . (l)
2
| . 80%
= |1/8 . 37,84 . (6)
2
| . 0,8
= 136,224 kg
Tabel perhitungan momen
P dan M
Atap + Gording
(Beban Mati)
Beban Orang
(Beban Hidup)
Angin
q, P 37,094 100 55
qx,
Px
15,68 42,26 0
qy,
Py
33,62 90,63 9,46
Mx 56,448 50,712 0
My
Mxxxxxxxxx
xxx
121,032 108,756 136,224
4. Kombinasi Pembebanan
- Akibat Beban Tetap
M = M Beban Mati + M Beban Hidup
Mx
= M
x1
+ M
x2
= 56,448 + 50,712
=107,2 kgm
My = M
y1
+ M
y2
= 121,032+ 108,756
= 229,788 kgm
Akibat Beban Sementara
M = M Beban Mati + M Beban Hidup + M Beban Angin
Mx
= M
x1
+ M
x2
+ M
x3
= 56,448+ 50,712+ 0
= 107,2 kgm
My
= M
y1
+ M
y2
+ M
y3
= 121,032+ 108,756 + 136,224
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 26
= 366,012 kgm
5. Kontrol Tegangan
- Akibat Beban Mati + Beban Hidup
Wx
My
Wy
Mx
+ = o o = 1600 kg/cm
2
7 , 60
22978
1 , 11
10702
+ = o = 1342,69 kg/cm
2
o = 1600 kg/cm
2
o = 1342,69 kg/cm
2
o =1600 kg/cm
2
............ OK
- Akibat Beban Mati + Beban Hidup + Beban Angin
Wx
My
Wy
Mx
+ = o o = 1600 kg/cm
2
7 , 60
36601
1 , 11
10702
+ = o = 1567,13 kg/cm
2
o = 1600 kg/cm
2
o = 1567,13 kg/cm
2
o =1600 kg/cm
2
............. OK
6. Kontrol Lendutan
Lendutan yang diijinkan untuk gording ( pada arah x terdiri 2 wilayah
yang ditahan oleh trakstang).
Syarat lendutan yang diizinkan akibat berat sendiri dan muatan
hidup adalah :
f = 1 /300 1/400 L
Akibat Beban Mati :
Fx
1
=
( )
.43,2 10 . 2,1 . 384
600/7 . ,1568 0 . 5
Iy E. 384..
5.qx.L/7
6
4
4
= = 0,0011 cm
Fy
1
=
( )
.364 10 . 2,1 . 384
600 . 4084 , 0 . 5
Ix E. 384..
5.qy.L
6
4
4
= = 0,90 cm
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 27
Akibat Beban Hidup :
Fx
2
=
( )
.43,2 10 . 2,1 . 8 4
600/7 . 26 , 2 4
Iy E. 48..
Px.L/7
6
3
3
= = 0,0061 cm
Fy
2
=
( )
364 . 10 . 2,1 48.
600 . 63 , 0 9
Ix E. 48..
Py.L
6
3
3
= = 0,534 cm
Akibat Beban Angin :
Fx
3
=
( )
.43,2 10 . 2,1 . 384
600/7 0 . 5
Iy E. 384..
5.Wx.L/7
6
4
4
= = 0 cm
Fy
3
=
( )
364 . 10 . 2,1 . 384
600 1362 , 0 . 5
Ix E. 384..
5.Wy.L
6
4
4
= = 0,300 cm
Akibat Kombinasi Pembebanan :
Akibat Beban Mati + Beban hidup :
Fx = Fx
1
+ Fx
2
+ Fx
3
= 0,0011 + 0,0061+ 0 = 0,0072 cm
Fy = Fy
1
+ Fy
2
+ Fy
3
= 0,90 + 0,534 +0,300 = 1,734 cm
F
1
= ( ) ( )
2 2
Fy Fx + = ( ) ( )
2 2
734 , 1 0072 , 0 +
= 1,74 cm < f = 1/250 . 600 = 2,4 cm.OK
4.3 Perhitungan Batang Tarik (Trackstang)
Batang tarik (Trackstang) berfungsi untuk mengurangi lendutan gording
pada arah sumbu x (miring atap) sekaligus untuk mengurangi tegangan
lendutan yang timbul pada arah x. Beban-beban yang dipikul oleh trackstang
yaitu beban-beban yang sejajar bidang atap (sumbu x), maka gaya yang
bekerja adalah gaya tarik Gx dan Px.
Gx = Berat sendiri gording+penutup atap sepanjang gording arah sumbu x
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 28
Px = Beban berguna arah sumbu x
P total = Gx + Px = (qx . L) + Px
Karena batang tarik dipasang satu buah, jadi per batang tarik adalah :
P = P tot = (qx . L) + Px)
= {(19,04. 10) + 42,26}/2
= 116,37 kg
o =
Fn
P
s = 1600 kg/cm
2
, dimana diambil o =
F
n
=
o
P
=
1600
37 , 116
= 0,07273 cm
2
F
br
= 125% . F
n
= 1,25 . 0,07273 = 0,09 cm
2
F
br
= . t . d
2
, dimana :
34 . 0
14 , 3
09 . 0 . 4 . 4
= = =
t
br
f
d cm
Maka batang tarik yang dipakai adalah 10 mm.
4.4 Perhitungan Ikatan Angin
Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal ( axial ) tarik saja.
Adapun cara kerjanya adalah apabila salah satu ikatan angin bekerja sebagai
batang tarik, maka yang lainnya tidak menahan gaya apa apa. Sebaliknya
apabila arah angin berubah, maka secara bergantian batang tersebut bekerja
sebagai batang tarik.
N dicari dengan syarat keseimbangan, sedangkan
P = gaya / tekanan angin.
_
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 29
Beban angin = 55 kg/cm
2
P = beban angin x (a x b)/2
P = 0,5.55.6.13,79 = 2275,35 kg = 2275,35/4= 568,84 kg
|
= arctg.
6
792 , 13
= 66,41
o
Nu
=
a
P
| cos
=
o
41 , 66 cos
84 , 568
= 1421,42 kg.
89 , 0
1600
42 , 1421
= = = =
o
o
N
Fn
Fn
N
cm
2
Fbr = 125% . Fn = 89 , 0 25 . 1 = 1,11 cm
2
.
Fbr = t d
2
d =
t
Fbr . 4
=
14 . 3
11 , 1 4
= 0,7 cm. ~ 7 mm
Maka ikatan angin yang dipakai adalah 16 mm
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 30
4.5 Menghitung Pembebanan pada Portal Gabel
Sebelum mendimensi portal gabel, hal terpenting yang pertama
dilakukan adalah mengidentifikasi beban yang bekerja pada konstruksi.
Beban tersebut nantinya akan menentukan ekonomis atau tidaknya suatu
dimensi portal. Distribusi pembebanan pada atap Type F 1 adalah sebagai
berikut :
Data-data yang diperlukan :
- Jarak antara kuda-kuda = 6 m
- Bentang kuda-kuda = 25 m
- Kemiringan atap = 25
0
- Dimensi kuda-kuda (dicoba) = IWF
400 . 300 . 10 . 16
- Jarak gording = 1,72 m
- Berat sendiri penutup atap = 10 kg/m
2
1. Akibat Beban Mati (Dead Load)
Pembebanan pada Balok Gable akibat beban-beban yang dipikul oleh
1 gording dengan bentang 2 m :
- Berat penutup atap = 10 kg/m
2
P = berat penutup atap x jarak gording
= 10 kg/m
2
. (1,72 m) = 189,2 kg/m
- Berat sendiri gording
P = berat sendiri gording + jarak kuda-kuda
= 25,3 kg/m x 6 = 151,8 kg/m
- Berat kuda-kuda (dicoba IWF
400 . 300 . 10. 16
)
Berat sendiri = 107 kg/m
P =107 x 1,72 kg/m = 184,04 kg/m
- Berat ikatan angin (P = 25% P kuda-kuda)
P = 0,25 . 184,04 kg = 46,01 kg/m
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 31
- Berat alat penyambung (10 % . P kuda-kuda)
P = 0,1 . 184,04 kg = 18,404 kg/m +
Berat total beban mati (DL) = 589,45 kg/m
Pendimensian pada SAP 2000 v.12, berat sendiri kuda-kuda sudah
termasuk dalam perhitungan pendimensian sehingga berat sendiri kuda-kuda
tidak dihitung.
Jadi Ptotal (untuk perhitungan SAP) = DL berat kuda-kuda
= 405,41 kg/m
2. Akibat Beban Hidup (Life Load)
Beban Hidup (LL) = 100 kg/jarak gording
3. Akibat Beban Angin (Wind Load)
Koefesien angin (C)
Angin tekan (W
tk
) = C
tk
. W. L = 0,2 . 25 . 6 = 30 kg/m
Angin hisap (W
hs
) = C
hs
. W. l = -0,4 . 25 . 6 = -60 kg/m
Angin tekan (W
tk
) = C
tk
. W. L = 0,2 . 35 . 6 = 42 kg/m
Angin hisap (W
hs
) = C
hs
. W. l = -0,4 . 35 . 6 = -84 kg/m
Pw
x
tk = Pw cos o = 30 . cos 25
0
= 27,18 kg
Pw
y
tk = Pw sin o = 42 . sin 25
0
= 38,06 kg
Pw
x
hs = Pw cos o = -60 . cos 25
0
= -54,378 kg
Pw
y
hs = Pw sin o = -84 . sin 25
0
= -76,13 kg
4.6 Menghitung Gaya Gaya Dalam
Perhitungan reaksi perletakan, joint displacement dan besarnya gaya
batang dilakukan dengan menggunakan softwere Structure Analysis Program
(SAP) 2000 Versi 12. Input dan output data dapat dilihat pada lampiran,
sedangkan dibawah ini adalah resume dari perhitungan gaya-gaya yang
bekerja.31
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 32
Hasil input SAP diperoleh sebagai berikut :
Gambar 1.Rasio
Gambar 2.Reaksi Perletakan Comb 1
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 33
Gambar 3.Reaksi Perletakan Comb 2
Gambar 4.Gaya Lintang Comb 1
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 34
Gambar 5. Gaya Lintang Comb 2
Gambar 6.Momen Comb 1
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 35
Gambar 7.Momen Comb 2
Gambar 8.Gaya Normal Comb 1
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 36
Gambar 9.Gaya Normal Comb 2
Tabel.1.Reaksi Tumpuan
Joint
Text
OutputCase
Text
RH
Kgf
RV
Kgf
RH max
Kgf
RV max
Kgf
A COMB1 10854,5 10626,78
10854,5 10626,78 A COMB2 10238,82 9920,28
E COMB1 -10854,5 10626,78
-108854,5 10626,78 E COMB2 -10169,22 1008,21
Tabel.2.Gaya Momen
No batang Momen (M) Momen
COMB1 COMB2 Max
1 21393,83 -20189,1 21393,83
2 -19188,16 -19245,2 -19245,2
3 -19188,16 -18754,8 -19188,2
4 -21393,83 22253,78 22253,78
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 37
Tabel.3.Gaya Lintang
No batang Lintang (L) Lintang
COMB1 COMB2 Max
1 -10145,5 -9858,69 -10145,5
2 -6247,95 -6426,09 -6426,09
3 6247,95 5925,98 6247,95
4 10145,5 10252,15 10252,15
Tabel.4.Gaya Normal
No batang Normal (N) Normal
COMB1 COMB2 Max
1 -2560,28 -2623,1 -2623,1
2 -14107,75 -13874,4 -14107,8
3 -14107,75 -14074,8 -14107,8
4 -2560,28 -2253,68 -2560,28
4.7 Kontrol Balok yang direncanakan
1. Terhadap Momen Tahanan (Wx)
Mmax = 22647,40 kgm = 2264740 kgcm
Wx =
1600
2264740
= 1415,4625 cm
3
Profil baja WF
400 . 300. 10 . 16
dengan harga Wx hitung = 1415,46 cm
3
<
Wx rencana = 1980 cm
3
, maka profil baja ini dapat digunakan.......... (OK)
2. Terhadap Balok yang Dibebani Lentur ( KIP )
Profil baja yang digunakan adalah WF
400 . 300. 10 . 16
dengan data-data
sebagai berikut :
q = 107 kg/m Ix = 38700 cm
4
A = 136 cm
2
Iy = 7210 cm
4
b = 300 mm = 30 cm Wx = 1980 cm
3
h = 390 mm = 39 cm Wy = 481 cm
3
ts = 16 mm = 1,6 cm ix = 16,9 cm
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 38
tb = 10 mm = 1 cm iy = 7,28 cm
r = 22 mm
Cek Profil berubah bentuk atau tidak :
- h/tb < 75
39/1 < 75
39 < 75
- L/h > 1,25 . (b/ts)
172/39 > 1,25 . (30/1,6)
4,5 > 25,43
Jadi pada penampang terjadi perubahan bentuk (PPBBI 1984 pasal (1)).
Terhadap bahaya lipatan KIP.
= = ) 16 2 ( 300
6
1
6
1
x hb 44,66 = 4,466 cm
- Iy Bidang yang diarsir =
3 3
) 1 ( ) 466 , 4 (
12
1
( ) ) 30 ( ) 6 , 1 (
12
1
( +
= 360 + 0,372 = 360,372 cm
4
- Luas yang diarsir = (0,16 x 30) + (1 x 4,466) = 9,266 cm
2
iy = =
266 , 9
372 , 360
6,2 cm
=
iy
Lk
dengan L panjang batang = 1379 cm
Dimana Lk jarak antara titik-titik sokong lateral = 300 cm
= =
2 , 6
300
48,38 e = 1,215 + ) 205 . 1 215 , 1 (
48 49
47 38 , 48
e = 1.228 tabel 3 hal 15 PPBBG
Syarat Berubah Bentuk
o o e s
KIP
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 39
=
=
2
2
2
2
2
2
)
2 , 6
1379
(
2100000 14 . 3
) (
iy
L
E
y
E
KIP
t
t
o 418,5 kg/cm
2
o o e s
KIP
1,228 x 418,5 = 513 kg/cm
2
< 1600 = o kg/cm
2
Jadi balok IWF
400 . 300 . 10 . 16
aman dan tidak mengalami tegangan KIP
- Kontrol Terhadap Tegangan Lentur yang Terjadi
Wx
M
max
= o s 1600 = o kg/cm
2
2
/ 80 , 1143
1980
2264740
cm kg = = o
2 2
/ 1600 / 80 , 1143 cm kg cm kg = s = o o OK
Jadi balok aman terhadap tegangan lentur.
2. Kontrol Terhadap Tegangan Geser yang Terjadi
t =
Ix tb
Sx D
.
.
D = 10854,59 kg
Tegangan geser yang diijinkan
2
/ 960 1600 . 6 , 0 . 6 , 0 cm kg = = = o t
Sx =
h
Ix
. 5 , 0
=
0,5.39
38700
= 1984,6 cm
3
38700 . 65 , 0
1984,6 . 59 , 10854
= t = 856,37 kg/cm
2
= 856,37 kg/cm
2
< 960 kg/cm
2
.................OK
Jadi balok aman terhadap tegangan geser.
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 40
4.8 Perhitungan Kolom
Dalam perhitungan dimensi profil, diambil batang profil yang
menerima beban terbesar, sedangkan yang lainnya disamakan. Dicoba dengan
menggunakan Profil baja yang digunakan adalah IWF
400 x 300 x 10 x 16
dengan
data data sebagai berikut :
h = 390 mm b = 300 mm q = 107 kg/m
Ts = 16 mm tb = 10 mm A = 136 cm
2
Wx = 1980 cm
3
Wy = 481 cm
3
ix = 16,9 cm
Ix = 481 cm
4
Iy = 7210 cm
4
iy = 7,28 cm
Dari hasil analisis SAP didapat Pu kolom sebelum menggunakan
crane sebesar 22647,40 kg,karena menggunakan crane maka Pu ditambah
dengan Pu setelah menggunakan crane
Asumsi : jepit sendi
Lk = 0.7 * h
1
= 0.7 * 400 = 280 cm
r
min
r
min
1,12 cm
Mencari luas bruto minimum :
Agmin =
; dimana = 0.85
Nilai berdasarkan nilai c :
c =
= 2,69
Karena c > 2,69, maka nilai = 1.25 c
2
= 9.0451
Maka nilai Ag
min
=
= 59,1 cm
2
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 41
Kontrol penampang
1. Cek kelangsingan penampang
Pelat sayap
< p
=
= 18,75
p =
= 108,44
= 18,75 < p = 108,44.OK!!!
Pelat badan
< p
=
= 39
p =
= 108,44
= 39 < p = 108,44.OK!!!
2. Kuat tekan rencana kolom, Pn
Pn = 0.85*Ag*Fy
= 0.85x136x2400 = 277440 kg
0.2
1
3. Kuat lentur rencana kolom, Mnx
Mnx = Fy . Wx
= 2400 . 1980 = 4752000 kgcm = 47520 kgm
Diperoleh nilai Mmax = 18352,42 (akibat momen balok crane)
4. Rasio tegangan total
1
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 42
1
0,45 1 OK
Jadi kolom IWF
400 . 300 .10 . 16
kuat menerima beban dan memenuhi
syarat.
4.9 Perhitungan Balok Cranegirder
1. Data data Crane
Kapasitas Crane = 5 ton
Berat Sendiri Crane = 20 ton
Berat takel = 2 ton
Jarak bersih dihitung dari sisi atas rel ke puncak kolom = 1 m
Berat sendiri rel (ditaksir) = 30 kg/m
Jarak roda-roda Crane = 3.6 m
Jarak bersih dari permukaan lur kolom ke rel = 25 cm
Jarak minimum lokasi takel terhadap rel = 1 m
RA = (20) + 7 (23,55/24,55)
RA = 16,71 ton dipikul 2 roda tekan, masing masing 8,35 ton
Sekarang Tinjau Balok Crane Bentang 6 meter
Agar diperoleh momen maksimum, maka anatra resultante gaya 2 roda
merupakan lokasi as balok tersebut
RA =
= 10,8 ton
RB = 16,71 10,8 = 5,91 ton
Momen maksimun yang terjadi :
Dititik b = 10,8 (3-0,9-1,8) = 3,24 tm
Dititik a = 5,91(3-0,9) = 12,411 tm
Momen maksimum = 12,411 tm
Koefisien kejut = 1.15 (PPI 1983)
Momen maksimum pada balok crane akibat beban hidup
= 1.15(12,441)
= 14,27 tm
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 43
Akibat Beban Mati
Berat sendiri rel + berat sendiri balok crane = 30 + 150 = 180 kg/m
M =
= 900,3 cm
3
Coba IWF
300.200.8.12
, dimana Wx = 771 cm
3
.
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 44
Dikombinasikan dengan memakai profil kanal C
12
, yang diikatkan pada
flens IWF.
Tentukan Garis Berat Penampang Gabungan
Berjarak y dari serat atas :
y =
( )()
= 9,56 cm
Ix = 11300 + (72,4)(12,5+0,9-9,56)
2
+ 197 +(37,4)(9 2,14)
2
= 13590,215 cm
4
Cek kembali terhadap momen maksimum :
atas
=
= 1013,3 kg/cm
2
tekan
=
(-)
= 2198,3 kg/cm
2
Pengecekan Tegangan Akibat Beban Lateral
Iy = Ix
kanal
+ Iy
flen
s tertekan dari IWF dimana Iy
flens
tekan IWF diambil
= 2690 + 800
= 3490 cm
4
Momen maksimal lateral = 0,342 tm
tekan
=
()
= 108,11 kg/cm
2
tekan total = 108,11 + 1013,3 = 1121,41 kg/cm
2
Mencari Tegangan Izin KIP dari Balok Crane
Karena akibat beban lateral tersebut, balok crane mengalami KIP
cr
= 1.0363x10
7
(1+0.156
)
0.5
+ k
2
Dimana :
Iy = inersia penampang total terhadap sumbu y
= 2690+ 1600 = 4290 cm4
H = jarak titik berat flens tekan (terdiri dari kanal + flens IWF)
terhadap titik berat flens tarik
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 45
Mencari titik berat flens tekan:
y =
( )( )()
()
= 1,91 cm
Jarak titik berat flens tekan kef lens tarik = (29,1+0.9- (
) - 27)
= 2,7 cm
Tentukan Konstanta Torsi
J =
b t
3
Dimana :
b = ukuran terbesar dari penampang persegi
t = ukuran terkecil dari penampang persegi
untuk :
badan IWF =
(29,4-1.2-1.2)(0.9)
3
= 6,561 cm
4
flens IWF =
20(1)
3
. 2 = 23,04 cm
4
badan kanal =
(22-1,25-1,25) (0.9)
3
= 4,74 cm
4
flens kanal =
(8)(1.25)
3
. 2 = 10,41 cm
4
maka, J = 44,76 cm
4
Menentukan harga k
2
dari table
n =
=
= 0,8
Dari tabel k2 (Tabel 5-4 Desain Of steel structures by arya armani
didapat) :
k
2
= 0,6
cr
= 1.0363x10
7
(1+0.156
)
0.5
+ 0.6
= 3439,7 + 1448,5 = 4888,2 kg/cm
2
Mutu baja yang digunakan gunakan St.37,
y
= 2400 kg/cm
2
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 46
cr
>
y
maka dipakai angka kekakuan ekivalen
untuk menentukan
izin KIP
= 20,72
cr =
*
)
1970,69 kg/cm
2
= 1180 kg/cm
2
Sedangkan tekanan yang bekerja 1121,41 kg/cm
2
<
kip
= 1180 kg/cm
2
Balok crane aman terhadap KIP
Gaya Rem Memanjang
Besarnya 1/7 reaksi maksimum yang terjadi pada masing-masing roda
= 1/7 (8,35) = 1,19 ton. Gaya ini bekerja pada rel.
Jika tinggi rel = 7.5 cm maka momen memanjang = 1,19 (7.5 + 9,56)
= 20,3 ton.
Tegangan yang terjadi :
=
= 10,8 + 11,7 = 22,5 kg/cm
2
Sangat kecil jadi diizinkan
Menentukan Hubungan Profil IWF dan Kanal
Gaya lintang maksimum yang bekerja = 10,58 ton
t . b =
Ix
Sx D
.
.
Sx = 37,4 (9,56-2,14) = 277,5 cm
3
Gaya geser horizontal yang bekerja pada bidang kontak
Flens IWF dan kanal =
= 214,19 kg/cm
Untuk sepanjang 600 cm, gaya geser horizontal = 214,19 x 400
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 47
= 85678,5 kg
Dipikul oleh baut (pakai baut hitam mutu 4.6) M16
N
geser
1 irisan = (1.2)
2
0.6.1600 = 1085.7344 kg
Nt
umpuan
= 1.7x0.9x1600x1.5 = 3672 kg
Jumlah baut =
= 78,9 pakai 2 x 50
Cek jarak baut : maksimum = 7d = 7 * 1.6 = 11.2 cm, pakai 12 cm
Jadi jumlah baut satu baris =
= 50 buah
Jadi, pakai 2 baris baut M16 jarak satu sama lain = 12 cm
Merencanakan Konsol
Reaksi balok crane pada lokasi konsol akan maksimum jika salah satu
roda tepat berada di perletakkan tersebut.
RB = 8,35 + 2,4/6(8,35) = 13,09 ton
Koef kejut = 1,15
Jadi akibat beban crane
RB = 1,15 x 13,09 = 15,05 ton
Akibat beban rel = 30 x 6 = 180 kg
Akibat balok crane = (29,4 + 56,8)x6 = 517,2 kg
Rtotal = 5,05 + 0,18 + 0,5172 = 15,74 ton
M = 15,74 x 0.225 = 3,54 tm
Pada lokasi gaya, bekerja tegangan geser
=
= 16,96 cm
2
Coba IWF 200.100.4,5.7
A
badan
= 0.45(20-0.7-0.7) = 8.375 cm
2
, berartai sisanya harus dipikul oleh
potongan WF setinggi (16,96-8.375)= 8,58 ambil 10 cm
Panjang konsol ambil 20,5 + 20 = 42,5 cm,
Tinggi IWF potongan pada sisi luar kolom =
= 21,8 cm
Ix = 1580+(23.18)(21,8-6)
2
+
()( )
+
0.45(21.25)(20+21.25 21,8
)
2
+
()()
+
10 (0.7)(20+21.25 0.55)
2
= 17305,2 cm4
atas
=
= 445,9 kg/cm
2
untuk geser, anggap hanya dipikul beban
=
()
= 877,7 kg/cm
2
< 0.6
ijin
= 960 kg/cm
2
.......OK
i
= (300
2
+3x877,7)
0.5
=1549 kg/cm
2
< 1600 kg/cm
2
OK
Perhitungan Baut
Baut HTB 16 mm tipe A325_N
tr
=
()
ijin
= Fv(1
) = 953 kg/cm
2
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 49
Jumlah baut = 10 buah, gaya geser = 15,740 ton
()
= 783 kg/cm
2
< 960 kg/cm
2
..OK
4.10 Perhitungan Base Plat
Gaya Normal dan gaya lintang yang terjadi pada kolom setelah dibebani
Crane adalah :
DA = 10854,5 kg
NA = 22647,4 kg
Mmax = 22647,4 kgm = 226474 kgcm
Ukuran Base Plate ditaksir 45 cm x 35 cm dan tenat 10mm = 1cm
Kontrol tegangan yang timbul :
b =
. a
2
. b =
. 45
2
. 35 = 11812,5 cm
3
b =
= 143,79 + 19,172 = 162,96 kg/cm
2
< 225 kg/cm
2
OK
Angker Baut
Angker yang digunakan sebanyak 4 buah
Akibat beban Gaya geser, tiap baut memikul beban
= 2713,625 kg
Diameter angker baut d =
/4
= 1,89 cm = 19 mm
Ambil baut 16 sebanyak 4 buah
Fgs = 4 . . . d
2
= 4 . . . 1.6
2
= 8,0384 cm
2
Kontrol tegangan yang terjadi
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 50
=
= 337,58 kg/cm
2
< 960 kg/cm
2
..OK
4.11 Perhitungan Sambungan
1. Pertemuan balok dan kolom
Bekerja momen 13424,38 kgm
Pakai baut 16
Jarak baut dalam satu baris ambil 5d = 8 cm (antara 2,5d s/d 7d)
6
0
6
4
6
4
7
6
6
4
6
4
6
4
6
4
1
2
3
4
6
5
ambil 500mm
coba pakai 2x6 baut
HTB16 tipe A325
Tinjau akibat momen 13424,38 kgm
Berarti baut no.6 tertarik dan sebagai titik putar ambil baut no.1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
t
8 16 24 32 40 48 6 5 4 6 2 7 0 8
) 8 8 8 8 8 8 8 8 .100(8 13424,38
K
+ + + + + + + + +
+ + + + + + + +
= = 6617,69 kg
Dipikul 2 baut masing-masing = 3308,08 kg
) 6 , 1 (
4
1
08 , 3308
2
tr
t
o = = 1646,51 kg/cm
2
< 44ksi = 3080kg/cm
2
.............OK
Gaya geser yang bekerja 2408,08 kg karena geser bekerja secara
bersamaan dengan tarik, maka tegangan izin Fv = Fv (1 -
(f
t
. A
baut
))
Dimana T = gaya pratarik awal = 125 KN untuk A32516 mm
= 125000/9.8 = 12755 kg
f
t
. A
baut
=
= 4839,28 kg
Fv = 1050(1 -
()
= 99,85 kg/cm
2
< 862,94 kg/cm
2
......OK
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 51
2. Perhitungan Sambungan di titik Bahul
MC = 4988,19 kgm = 498819 kgcm
DC = 3388,19 kg
cm h 2 , 66
25 cos
30
2 = =
Diameter baut ditaksir C = 12.7 mm
Jarak antar baut :
S1 = 1,5 d - 3 d
1,5(12.7) - 3(12.7)
19.05 mm - 38.9 mm
1.905cm - 3.89 cm diambil S = 3 cm
S = 2,5 d - 7 d
2,5(12.7) - 7(12.7)
31.75 mm - 88.9 mm
3.175 cm - 8.89 cm diambil S = 8 cm
Direncanakan menggunakan baut C sebanyak 2 x 6 buah.
1
1
= 3 cm (1
1
)
2
= 9 cm
2
1
2
= 9 cm (1
2
)
2
= 81 cm
2
1
3
= 15 cm (1
3
)
2
= 225 cm
2
1
4
= 21 cm (1
4
)
2
= 441 cm
2
1
5
= 27 cm (1
5
)
2
= 729 cm
2
1
6
= 33 cm (1
6
)
2
= 1089 cm
2
+
1
2
= 2574 cm
2
Gaya baut terbesar pada baut paling atas ( T ) :
kg
l
l M
T 79 , 193
2574
498819 .
2
6
= =
=
Karena baut berpasangan, maka setiap baut menerima gaya sebesar :
P = .T = . 227,038 = 387.58 kg
Kontrol tegangan aksial akibat momen terhadap ulir :
2
2
4
1
2
4
1
/ 74 , 494
999 . 0 . 14 , 3 .
387,58
. .
cm kg
d
P
u
ta
= = =
t
o
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 52
dimana du = 9.99 mm = 0.999 cm
2 .
0, 7. 0, 7.1600 1120
t ijin
kg
cm
o o = = =
2
.
2
/ 1120 / 74 , 494 cm kg cm kg
ijin t ta
= < = o o . OK
Gaya geser baut akibat gaya lintang :
D
D
= 3388,19 kg
Setiap baut memikul gaya geser sebesar Q = V/6 = 3388,19/6= 564,69 kg
Gaya geser pada baut :
2 2
2
4
1
/ 960 / 446
7 . 12
564,69
cm kg cm kg
A
Q
bout
= < =
= = t
t
t . OK
Kombinasi gaya geser dan gaya aksial baut :
2 2
56 , 1 t o o + = ta
t
2 2 2 2
/ 1600 / 021 , 745 ) 446 ( 56 . 1 72 , 494 cm kg cm kg
t
= < = + = o o
Gaya geser pada ulir :
2 2
2
4
1
/ 960 / 79 , 720
999 , 0 . .
69 , 564
cm kg cm kg
A
Q
bout
= < = = = t
t
t ..OK
3. Perhitungan Las Pelat Sambung Arah Sejajar Kolom
Tebal las ditaksir a = 4 mm = 0,4 cm
Panjang las (lbr) = 36 cm
P = N balok = 13424,38 kg
Beban ditahan oleh las kiri dan las kanan, masing-masing sebesar P kiri
dan P kanan, dimana :
Pki = Pka = . P = . 13424,38 = 6712 kg
Ln = lbr 3a = 36 (3 x 0,4) = 34.8 cm
D = Pki . sin 45 = 6712 . sin 45 = 4746 kg
2 2
/ 960 / 11 , 466
4 . 0 36
6712
cm kg cm kg
a lbr
P
Fgs
P
= < =
= = t t ..OK
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 53
2 2
/ 1600 / 59 , 295
4 , 0 8 . 34
4114,65
.
cm kg cm kg
a l
N
F
N
n tr
= < =
= == = o o
..OK
Kontrol :
2 2 2 2 2 2
/ 1600 / 73 , 859 11 , 466 3 59 , 295 3 cm kg cm kg
i
= < = + = + = o t o o
Kesimpulan : Tebal las 0,4 cm dapat digunakan pada pelat penyambung
arah sejajar kolom.
4. Perhitungan Las pelat Sambung Arah Sejajar Balok
Tebal las ditaksir a = 4 mm = 0,4 cm
Panjang las (lbr) = 100 cm
Mc = 498819 kgcm
Ln = lbr 3a = 100 (3 x0,4) = 98.8 cm
e = 1/3 . H + .0,4 .\2
= 1/3 x 66.2 + x 0.4 . \2
= 22.21 cm
kg
e
M
D 2 , 22459
21 . 22
498819
= = =
D = N = D sin 45 = 22459,2 sin 45 = 15881,05 kg
2 2
/ 960 / 026 , 397
4 . 0 100
15881,05
.
cm kg cm kg
a l
D
F
D
br gs
= < =
= == = t t
.OK
2 2
/ 1600 / 84 , 401
4 . 0 8 . 98
15881,05
.
cm kg cm kg
a l
N
F
N
n tr
= < =
= == = o o ....OK
Kontrol :
2 2 2 2 2 2
/ 1600 / 9 , 932 84 , 401 3 026 , 397 3 cm kg cm kg
i
= < = + = + = o t o o
...OK
Kesimpulan : Tebal las 0,4 cm dapat digunakan pada pelat penyambung
arah sejajar balok.
4.12 Perhitungan Pondasi
Sebagai data awal dari penyelidikan tanah, diperoleh data sebagai berikut :
Kedalaman = 1.3 m
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 54
Nilai Conus = 25 kg/cm
2
= 0 ( sudut gesek dalam tanah )
= 20 KN/m
3
( berat volume tanah )
C = 40 KN/m
3
(kohesi )
Didapatkan dari tabel kapasitas daya dukung meyerhorf ( 1963 ) dengan =
0 , maka :
Nc = 5,41
Nq = 1
N = 0
Perhitungan kapasitas daya dukung
Reaksi horizontal = 10854,50 kg = 108,545 KN
Reaksi vertikal = 10626,78 = 106,2678 KN
Momen = 22647,40 kg.m = 226,474 KN.m
Perhitungan daya dukung tanah
Direncanakan kedalaman tanah D = 1,3 m
Beban Vertikal total Pv = reaksi vertikal + berat kolom ( 40/30 5,3 meter )
= 106,2678 + 0,4. 0,3. 5,3 ( 16 ) = 116,44 KN
Sudut arah gaya yang di bentuk Pv dan reaksi horicontal ( RH ) dari
pondasi :
=
(
=
RH
Pv
tan o 9 , 46
545 , 108
44 , 116
tan =
(
0
- Daya dukung pondasi adalah:
t
=
t
=
= 12,5 kg/cm
2
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 55
Ny =
= 31,25 kg/cm
2
- Daya dukung untuk taksiran sebesar 25 mm menurut Mayer Hoff
q
a =
= 104,17 kg/cm
2
B =*
= *
= 35,77 cm
2
= 3,577 m 3,6 m
Luas pondasi = 1,5 x 1,5 = 2,25 m
2
Sc = 1 + 0,2 B/B tg
2
( 45 +/2 ) =1 + 0,2 .1. tg
2
( 45 + 0/ 2 ) = 1,2
Sq = 1
867 , 0
5 , 1
3 , 1
= =
B
D
Dc = 1 + 0,2 D/B Tg
2
(45+/2) = 1 + 0,2 . 0,867 tg
2
( 45 + 0/2 ) = 1,17
Dq = 1
Ic = iq = 1 /90 = 1 0,75 / 90 = 0,99
Po = D = 1,3 x 20 = 26
Kapasitas daya dukung tanah , dengan N = 0
qu = Sc.dc.ic.c.Nc + Dq . dq . iq .Po. Nq
= 1,2 .1,17 . 0,99 .40 . 5,41 + 1.1. 0,99 . 26 . 1
= 329,10
qun = qu D = 329,1 26 = 303,1
dengan menggunakan angka keamanan = 5, maka
q safe = qun/5 = 303,1/ 5 = 60,62
Psafe = q safe .B . B = 60,62 x 1,5 x 1,5 = 136,395
Kontrol Pv =83,60 KN P safe = 136,395 KN ........................OK
Dimensionering pondasi
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 56
Fc = 20 Mpa
Tebal pondasi direncanakan setebal = 200 mm
D = h (1/2 tul pokok + degging ) = 200 ( 20 +60 ) = 130 mm = 0,13 m
Dimensi rencana dipakai bujursangkar B = 1,5 m
Stabilitas pondasi
Keliling kritis bo = 2 (( 0,3 + 0,13/2 ) + ( 0,4 + 0,13/2 )) = 1,66 m
Luas kritis = ( 0,3 + 0,13/2 ) . (0,4 + 0,13/2 ) = 0,17 m
2
Luas pondasi = 1,5 x 1,5 = 2,25 m
2
Luas yang terbebani geser = 2,25 0,17 = 2,08
Gaya geser Vu = q safe . luas yang terbebani geser = 60,62 . 2,08 = 126,09
Vc = 4 fc . bo . d = 420 . 1,66 . 0,13(1000) = 4316
Vu =126,09 KN Vc =0,6 . 4316 = 2589,6 KN..............OK
Untuk geser pons cukup diantisipasi oleh kapasitas beton saja. Panjang
pembebanan geser = m 47 , 0 13 , 0
2
3 , 0 5 , 1
=
(
Gaya geser Vu = q safe . 1,5 . 0,47 = 60,62 . 1,5 . 0,47 = 42,74
Vc = 1/6 Fc . bw. D = 1/6 20. 1,5 . 0,13(1000) = 145,34
Vu = 35,64 KN Vc = 0,6x145,34 = 887,204 KN..................OK
t = 0,3m
1,5 m
Daerah pembebanan 1,5 m
geser satu arah
1,5 m
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 57
BAB V
KESIMPULAN
Dari perhitungan perencanan yang telah dilakukan, dapat diketahui hasil
perencanaan konstruksi portal baja dengan data-data sebagai berikut :
5.1. Deskripsi
- Type Konstruksi : Portal rectangular gable
- Bahan penutup atap : Seng Gelombang
- Jarak portal : 6 m
- Panjang bentang : 25 m
- Tinggi kolom : 4m
- Kemiringan atap () : 25
0
- Berat Crane : 20 ton
- Alat sambung : Las dan baut
- Pondasi : Telapak baja
5.2. Pembebanan
- Beban mati : 37,094 kg/m
- Beban hidup : 100 kg
- Tekanan angin : 55 kg/m
- Kombinasi pembebanan
- Kombinasi 1 : Mx = 107,02 kgcm My = 229,788 kgcm
- Kombinasi 2 : Mx = 107,02 kgcm My = 366,012 kgcm
5.3. Dimensi Portal
- Dimensi gording : profil C
12
- Dimensi batang tarik (trackstang) : 10 mm
- Dimensi ikatan angin : 16 mm
- Dimensi balok gable : profil IWF
400.300.10.16
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 58
- Dimensi kolom gable : profil IWF
400.300.10.16
- Dimensi balok crane : profil IWF
300.200.8.12
: profil kanal C
22
- Dimensi base plate : 45 cm x 35 cm dan tenat 10 mm
- Dimensi pondasi
5.4. Sambungan Baut dan Las
- Jenis Las : las sejajar
- Tebal Las Maximum : 0.4 mm
- Sambungan di balok - kolom
a. Dimensi Baut : 16mm
b. Banyak Baut : 2 x 10 baut
- Sambungan di balok - balok
a. Dimensi Baut : 16mm
b. Banyak Baut : 2 x 6 baut
- Sambungan di kolom - crane
c. Dimensi Baut : 16mm
d. Banyak Baut : 2 x 5 baut
Struktur Baja II
DANI SENDI A_1005302_PEND.TEKNIK BANGUNAN Page 59
DAFTAR PUSTAKA
T, Gunawan & S, Margaret.2005. Diktat Teori Soal dan Penyelesaian Kontruksi
Baja II Jilid 1, Jakarta : Delta Teknik Group
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PBBI), DPMB. 1983
Catatan Kuliah Kontruksi Baja II (Semester Pendek)
Ir. Sunggono kh.1995. Buku Teknik Sipil. Bandung :Nova