Anda di halaman 1dari 38

Bab III

KLAIM
RIVANSYAH HIDAYAT
TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Tujuan bab:
 Setelah mengikuti kuliah dan mempelajari bagian ini
diharapkan mahasiswa dapat:
 Menjelaskan pengertian klaim dengan benar
 Menjelaskan dengan benar proses penanganan klaim
 Menyebutkan sebab-sebab terjadinya klaim.
KLAIM (CLAIM)
 adalah permintaan mengenai beaya, waktu dan atau
kompensasi penampilan atau sesuatu yang telah
ditetapkan dari salah satu pihak terhadap pihak lain
dalam suatu kontrak konstruksi.
 Ada yang mengartikan klaim sebagai tuntutan, yang
berkonotasi negatif padahal klaim dalam pelaksanaan
kontruksi adalah suatu hal yang wajar walaupun ada
juga klaim yang harus diselesaikan lewat pengadilan atau
arbitrase.
Kategori Klaim:
Dari penyedia jasa terhadap pengguna jasa berupa:
 Tambahan waktu pelaksanaan
 Tambahan kompensasi
 Tambahan konsesi pengurangan spesifikasi teknis dan bahan
Dari pengguna jasa terhadap penyedia jasa berupa:
 Pengurangan nilai kontrak
 Percepatan waktu
 Kompensasi atas kelalaian
Sebab-sebab timbulnya klaim:
Dari pihak pengguna jasa:
 Pekerjaan cacat
 Pemutusan kontrak.

Dari Pihak penyedia jasa:


 Kelambatan atas cacat informasi
 Kelambatan atas cacat bahan
 Perubahan gambar/ spesifikasi
 Perubahan kondisi lapangan
 Larangan metode kerja tertentu
 Kontrak kurang jelas
 Pengaruh pekerjaan yang berdekatan
Proses penanganan klaim:
 Klaim berawal dari terjadinya suatu perubahan
pekerjaan. Perubahan pekerjaan ini terdiri dua
kemungkinan:
 Diketahui sebelumnya
 Tidak diketahui sebelumnya
Pemberitahuan

 Bila
perubahan pekerjaan diketahui sebelumnya,
maka langkah selanjutnya pemberitahuan kepada
pengguna jasa.
Permintaan perubahan
 Bila perubahan pekerjaan tidak diketahui sebelumnya
maka perubahan tersebut dinamakan perubahan tidak
resmi.
 Untuk itu penyedia jasa mengajukan permintaan
perubahan kepada pengguna jasa.
Penerbitan perintah perubahan
 Apabila pemberitahuan dan atau permintaan
perubahan disetujui maka pengguna jasa wajib
menerbitkan Perintah Perubahan Pekerjaan
Klaim
 Apabila pemberitahuan dan atau permintaan
perubahan pekerjaan tidak disetujui pengguna
jasa maka penyedia jasa mengajukan klaim.
 Bila klaim disetujui diterbitkan Perintah
Perubahan Pekerjaan.
Arbitrase/ pengadilan
 Apabila klaim tidak disetujui, penyedia jasa dapat
mengajukan penyelesaian sengketa melalui
arbitrase atau pengadilan (sesuai kesepakatan
kontrak).
Amandemen kontrak
 Setelah terbit Perintah Perubahan harus diikuti
dengan penerbitan Amandemen Kontrak.
Hal-hal yang dijadikan
tuntutan
Di samping hal-hal yang disebutkan di
atas, terdapat beberapa masalah yang
dapat menimbulkan klaim antara lain:
 Variations
 Keadaan lapangan yang tidak sesuai dengan
kontrak
 Pelanggaran kontrak
 Penghentian/ penundaan pekerjaan
 Keterlambatan dan pengaruhnya
 Special Risk
 Cangest Cost & Legistation
a. Variations

1. Engineer/ konsultan dapat mengeluarkan suatu


variation order kepada kontraktor karena keadaan
lapangan yang tidak sesuai dengan desain atau sebab-
sebab lainnya.
Misalnya :

 Kenaikan atau pengurangan volume suatu


pekerjaan yang termasuk di dalam kontrak.
 Menghilangkan suatu jenis pekerjaan
 Merubah karakter atau kualitas dari suatu
pekerjaan
 Perubahan level, posisi, ukuran, pekerjaan
 Instruksi pekerjaan tambah yang diperlukan
untuk pelaksanaan proyek.
2. Tidak boleh ada variation order yang
dikerjakan oleh kontraktor tanpa
adanya instruksi tertulis dari
Engineer/ pemimpin proyek/ wakil
pemilik proyek.
 Apabila ada instruksi lisan, maka kontraktor harus
mengkonfirmasikan secara tertulis kepada konsultan/
engineer dalam waktu maksimum 7 hari. Jika dalam 14
hari tidak ada jawaban dari engineer, maka instruksi
lisan tersebut dianggap sebagai instruksi tertulis.
Penerbitan variation order biasanya akan berdampak
pada biaya, sehingga apabila terdapat penambahan atau
pengurangan volume lebih dari 10% dimungkinkan
adanya negosiasi harga.
3. Adanya variation order yang berupa day work.
Day work adalah perintah tertulis dari
engineer kepada kontraktor untuk
mengerjakan suatu pekerjaan berdasarkan
day work rate. Pekerjaan ini biasanya tidak
ada dalam kontrak, karena sukar dihitung
perkiraan biayanya.
b. Adverse Physical Condition
Suatu keadaan atau situasi yang tidak sesuai dengan
kontrak atau penjelasan awal kontrak. Ketidak sesauian
itu antara lain:
 keadaan lapisan tanah atau kondisi setempat dibanding
gambar rencana.
 adanya halangan (obstruction) yang tidak kelihatan
dari semula.
 Peraturan, baik daerah maupun pusat yang dikelarkan
setelah tender.
 Pembayaran dari pemberi tugas terlambat, tidak sesuai
dengan kontrak. Dalam keadaan seperti ini
dimungkinkan adanya perpanjangan waktu kontrak,
yang apabila ini disetujui, maka kontraktor berhak
minta biaya tambah.
c. Pelanggaran kontrak

Klaim ini terjadi karena hal-hal yang telah


disepakati dalam kontrak tidak ditepati. Yang
termasuk lingkup ini:

1 Higher Performance Standard


Termasuk dalam hal ini permintaan:
a. percepatan waktu dari schedule yang ditetapkan
yang mengakibatkan pertambahan biaya
overtime, equipment,material dan overhead.
b. perubahan mutu bahan/ material
2. Sequence Change
Apabila konsultan memerintahkan untuk mengganti
urutan/ sequence pelaksanaan pekerjaan dari
kontraktor sesuai dengan keinginan konsultan, maka
segala resiko mungkin berupa penambahan alat dan
lain-lain dapat diajukan sebagai klaim.
3. Performance Method Change
Apabila dalam memerintahkan untuk mengganti
metode pelaksanaan kontraktor sesuai dengan
keinginan konsultan maka segala resiko dapat
diklaimkan.
d. Suspension of works

 Apabila dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konsultan/


engineer memerintahkan untuk menunda pekerjaan
karena suatu hal, maka kontraktor berhak mengajukan
klaim dengan cara mengirimkan pemberitahuan secara
tertulis dalam waktu maksimal 28 hari sejak instruksi
tersebut untuk permohonan perpanjangan waktu.
e. Delay & impact

 Apabila konsultan/ engineer terlambat dalam suatu


keputusan, maka keterlambatan tersebut dapat
mengakibatkan perpanjangan waktu pelaksanaan
proyek. Biasanya dalam 28 hari konsultan harus sudah
memutuskan:
1. Possesion of Site
Apabila employer/ engineer sudah memberikan order of
commence kepada kontraktor, akan tetapi lapangan belum
dapat dikerjakan oleh kontraktor (masalah pembebasan
tanah dll).
2. Terlambat dalam keputusan shop drawing dan metode.
f. Special risk

 Yang termasuk ini adalah perang, invasi, revolusi dan


lain-lain, maka kontraktor berhak peranjangan waktu.
g. Perubahan Cost dan undang-
undang.
 Dimungkinkan adanya perubahan biaya karena adanya
eskalasi. Eskalasi ditetapkan di dalam kontrak,
meliputi:
1. rumus eskalasi
2. cara pengambilan/ perumusan indeks.
3. cara pembayaran.
 Sesuai dengan hal ini, maka kontraktor berhak
mengajukan klaim, apabila dalam pelaksanaan proyek,
pemerintah mengeluarkan suatu peraturan atau
undang-undang yang mempengaruhi biaya.
Penyelesaian Sengketa Konstruksi
 Arbitrase adalah cara penyelesaian satu sengketa
perdata di luar peradilan umum yang berdasarkan
perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh
pihak yang bersengketa. (ps 1 ay 1 UU Arbitrase 1999)
Mengapa harus arbitrase?
 Karena dapat memberi kebebasan dan otonomi
yang sangat luas pada para pihak untuk
menyelesaikan sengketa yang terjadi, khususnya
dalam menentukan rules dan institusi arbitrase
untuk pemeriksaan sengketa.
 Memberi rasa aman dari ketidakpastian yang
terjadi akibat perbedaan sistem hukum.
 Keleluasaan bagi para pihak yang bersengketa untuk
memilih arbiter yang profesional dan pakar dalam bidang
yang menjadi obyek sengketa, bersikap independen dalam
memeriksa sengketa
 Arbitrase lebih efisien dari segi waktu, prosedur dan biaya.
Putusan arbitrase umumnya bersifat final dan mengikat dan
tertutup untuk upaya hukum banding.
 Pemeriksaan arbitrase bersifat tertutup (non-publicity),
sehingga memungkinkan adanya perlindungan bagi pihak
yang bersengketa untuk informasi atau data usaha yang
bersifat rahasia
 Pertimbangan hukum arbitrase pada umumnya
cenderung bersifat individual dan privat, di mana
pertimbangan arbiter dalam mengambil keputusan
akan lebih mengutamakan aspek privat sengketa
daripada aspek publiknya. Oleh karena sifat privat itu
maka penyelesaiannya sengketa cenderung win-win
solution, bukan win-loose seperti yang selalu
dipraktekkan pengadilan.
 Putusan arbitrase umumnya bersifat non-precedence
di mana untuk jenis dan sifat sengketa yang sama
dimungkinkan adanya putusan yang berbeda.
 Obyek sengketa usaha jasa konstruksi
diklasifikasikan dua bagian:
1. Sengketa teknis
adalah sengketa yang terjadi akibat adanya perbedaan atau
ketidak sepahaman antara pengguna jasa dengan
penyedia jasa mengenai segala sesuatu hal yang
berkaitan dengan aspek teknis dalam pengerjaan proyek.
Misalnya : perbedaan perhitungan karena perubahan
spesifikasi.
2. Sengketa klaim pembayaran
yaitu sengketa yang terjadi akibat tindakan pengguna
jasa yang menolak untuk membayar harga pengerjaan
proyek kepada penyedia jasa sesuai yang diperjanjikan.
 Klausula-klausula arbitrase standar yang dapat
dimuat dalam kontrak:
a. Kesepakatan (komitmen) para pihak untuk
melaksanakan arbitrase jika terjadi sengketa.
b. Ruang lingkup arbitrase (dalam kontrak konstruksi juga
dapat diatur penyelesaian yang sifatnya teknis)
c. Lembaga arbitrase yang digunakan
d. Ketentuan prosedural yang digunakan
e. Tempat dan bahasa yang digunakan dalam arbitrase.
f. Pilihan terhadap hukum subtansi yang berlaku
Alternatif lembaga arbitrase:
1. Arbitrase ad Hoc.
adalah lembaga yang dibentuk atas dasar inisiatif dan
persetujuan para pihak yang bersengketa. Para pihak
menentukan sendiri cara-cara pemilihan arbiter,
kesekretariatan, aturan dan ketentuan prosedural,
tata administrasi dll.
Ciri khas penyelesaian ad Hoc:
- klausula arbitrase dirumuskan secara umum.
contoh klausula arbitrase:
Setiap perselisihan, sengketa atau tuntutan apapun yang
terjadi dalam pelaksanaan atau yang berkenaan dengan perjanjian
ini akan diselesaikan melalui
arbitrase berdasarkan peraturan undang-undang arbitrase
yang berlaku.
2. Arbitrase institusi
adalah arbitrase yang diselenggarakan oleh suatu
lembaga atau organisasi tertentu yang didirikan dan
mempunyai aturan prosedural tersendiri, termasuk
aturan pengangkatan dan daftar nama arbiter,
administrasi dan sistem pengawasan terhadap proses
arbitrase.
Contoh lembaga arbitrase institusi:
1. ICC – Paris
2. ICSID
3. The American Arbitration Association
4. BANI
Perjanjian arbitrase tidak menjadi batal disebabkan oleh
keadaan:
 Meninggalnya salah satu pihak
 Bangkrutnya salah satu pihak
 Pewarisan
 Berlakunya syarat-syarat hapusnya perikatan pokok
 Perjanjian dialihkan pada pihak ketiga
 Berakhirnya atau batalnya perjanjian pokok

Arbiter tidak dapat mengundurkan diri


Dalam hal arbiter telah menerima penunjukan atau
pengangkatan maka yang bersangkutan tidak dapat menarik
diri kecuali atas persetujuan para pihak.
Arbiter tidak dapat mengundurkan diri
Dalam hal arbiter telah menerima penunjukan atau pengangkatan
maka yang bersangkutan tidak dapat menarik diri kecuali atas
persetujuan para pihak.
Sanksi untuk Arbiter
Apabila arbiter tanpa alasan yang sah tidak memberikan putusan
dalam jangka waktu yang telah ditentukan, arbiter dapar dihukum untuk
mengganti biaya dan kerugian yang diakibatkan kerugian tadi.
Putusan Arbitrase
Putusan arbitrase bersifat final, mempunyai kekuatan hukum tetap
dan mengikat para pihak. Dengan demikian terhadap putusan arbitrase
tidak dapat diajukan upaya banding, kasasi atau peninjauan kembali.
Meskipun dinyatakan final dan tidak terbuka upaya hukum apapun
terhadapnya, namun arbitrase dimungkinkan pembatalan oleh para pihak
yang dibatasi hanya aspek formal, bukan aspek materi. Pengadilan
Negeri dapat memutuskan apabila terbukti adanya unsur surat/
dokumen palsu, dokumen disembunyikan pihak lawan atau ada tipu
muslihat salah satu pihak.
Rangkuman
 Klaim adalah permintaan mengenai beaya, waktu dan
atau kompensasi penampilan atau sesuatu yang telah
ditetapkan dari salah satu pihak terhadap pihak lain
dalam suatu kontrak konstruksi.
 Arbitrase adalah cara penyelesaian satu sengketa
perdata di luar peradilan umum yang berdasarkan
perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh
pihak yang bersengketa.

Anda mungkin juga menyukai