· Kontrak harga satuan, · Kontrak biaya tambah fee (imbalan) dan · Kontrak lumpsum. Jelaskan masing-masing jenis kontrak ini! Kontrak harga satuan merupakan kontrak Pengadaan Barang/ Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan harga satuan yang tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan dengan ketentuan: volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat Kontrak ditandatangani, pembayaran berdasarkan hasil pengukuran bersama atas realisasi volume pekerjaan; dan nilai akhir kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan diselesaikan. Kontrak biaya tambah fee (imbalan) adalah kontrak konstruksi yang mana kontraktor mendapatkan penggantian untuk biaya-biaya yang telah diizinkan atau telah ditentukan, ditambah imbalan dengan persentase terhadap biaya atau imbalan tetap. Kontrak lumpsum adalah perjanjian antara beberapa pihak mengenai metode pembayaran sebuah transaksi. 2. Apa yang anda pahami tentang perlunya Pre Construction Meeting (PCM), jelaskan! atau Rapat pra konstruksi atau rapat persiapan pelaksanaan adalah rapat yang membahas keseluruhan pelaksanaan pekerjaan termasuk menyatukan pengertian terhadap seluruh isi Dokumen Kontrak dan membuat kesepakatan atas hal-hal yang belum terdapat dalam dokumen tersebut 3. KLAIM KONSTRUKSI, apa yang dimaksudkan dengan klaim konstruksi, jelaskan! Klaim konstruksi adalah klaim yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan jasa konstruksi antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa atau antara Penyedia Jasa utama dengan Sub Penyedia Jasa atau Pemasok Bahan atau antara pihak luar dan Pengguna / Penyedia Jasa yang biasanya terkait dengan permintaan tambahan waktu, biaya atau kompensasi lain. Ada beberapa sebab, jenis dan katagon terjadinya klaim pada proyek konstruksi. Proses penyelesaian klaim dapat ditakukan melalui struktur dan prosedur klaim. Analisis klaim meliputi analisis faktual, analisis hukum atau kontraktual dan analisis biaya. Metode penyetesaian klaim dapat merujuk pada UU Jakon Nomer 18/1999 atau PP Nomer 29/2000 atau dengan menggunakan jasa arbitrase sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu UU 30/1999 tentang Arbitrase dan Altematif Penyelesaian Sengketa (APS). Dengan mengembalikan klaim kepada pengertian yang benar, diharapkan dimasa mendatang perkembangan industri jasa konstruksi akan menjadi Iebih balk, adil, dan setara sebagaimana yang diamanatkan oteh UU Jakon Nomer 18/1999 dan diharapkan pula pare pelaku industri jasa konstruksi di Indonesia akan menjadi Iebih professional terutama dalam menghadapi mitra kerja yang datang dari luar negeri. Selanjutnya klaim konstruksi hares ditempatkan setara proporsional sebagai salah satu masalah yang biasa terjadi antara para pihak yang melakukan kontrak dalam bidang jasa konstruksi. Kata kunci : klaim, pengguna jasa, penyedia jasa, arbitrase, proyek konstruksi.
4. Perihal klaim konstruksi terdapat:
· Jenis Klaim. · Unsur-unsur Klaim, · Penyebab klaim dari penyedia jasa, ataupun · Penyebab klaim dari pengguna jasa Jelaskan item-item diatas ini! Jenis Klaim Pada umumnya klaim konstruksi dibedakan dalam dua bentuk, yaitu: klaim dalam bentuk keterlambatan waktu penyelesaian kontruksi dan juga klaim dalam bentuk pembengkakan biaya untuk konstruksi. Tela dan Saleh (2007) membagi jenis klaim dalam 4 jenis, antara lain: 1. Klaim tambahan biaya dan waktu Klaim jenis ini biasanya mengenai permintaan tambahan waktu dan tambahan biaya. Diantara beberapa jenis klaim, dua jenis klaim ini yang sering timbul akibat keterlambatan penyelesaian pekerjaan. 2. Klaim biaya tak langsung (overhead) Penyedia jasa yang terlambat menyelesaikan suatu pekerjaan karena sebabsebab dari pengguna jasa, meminta tambahan biaya overhead dengan alasan biaya ini bertambah karena pekerjaan belum selesai. 3. Klaim tambahan waktu (tanpa tambahan biaya) Penyedia jasa hanya diberikan tambahan waktu pelaksanaan tanpa tambahan biaya karena lasan-alasan tertentu. 4. Klaim kompensasi lain Dalam beberapa kondisi, penyedia jasa selain mendapatkan tambahan waktu juga mendapatkan kompensasi lain. Berry et al. (1990) membagi jenis klaim dalam empat kategori utama, yaitu: 1. Klaim atas kerugian karena disebabkan oleh perubahan kontrak yang dilakukan pemilik 2. Klaim atas tambahan elemen nilai kontrak 3. Klaim yang dibuat karena perubahan kerja 4. Klaim karena penangguhan proyek Unsur-unsur Klaim Berikut ini adalah unsur-unsur klaim menurut Ir. H. Nazarkhan Yasin dalam bukunya “Mengenal Klaim Konstruksi dan Penyelesaian Sengketa Konstruksi” : 1. Tambahan upah, material peralatan, pengawasan, administrasi, overhead dan waktu 2. Pengulangan pekerjaan (bongkar / pasang) 3. Penurunan prestasi kerja 4. Pengaruh iklim 5. De-mobilisasi dan remobiliasi 6. Salah penempatan peralatan 7. Penumpukan bahan 8. De- efisiensi jenis pekerjaan Penyebab klaim dari penyedia jasa klaim juga disebabkan oleh beberapa faktor dari pihak kontraktor pelaksana/penyedia jasa. Kontraktor yang kurang berpengalaman dalam menangani proyek konstruksi dapat menghambat berjalannya setiap elemen pekerjaan dalam proyek. Kesalahan interpretasi kontraktor terhadap rencana kerja, spesifikasi, atau gambar kerja dapat menyebabkan kesalahan produksi dalam suatu proyek konstruksi. Menurut Saleh, adanya kontraktor dari perusahaan lain yang juga bekerja dalam satu proyek dapat mengakibatkan kegagalan proyek karena tidak adanya kerjasama antar kontraktor (Ahuja dan Walsh, 1983). Begitu pula apabila kontraktor pelaksana dalam waktu yang bersamaan menangani lebih dari satu proyek, hal ini dapat menyebabkan hasil yang tidak maksimal dalam proyek konstruksi. Penyebab klaim dari pengguna jasa Klaim yang disebabkan oleh owner/pemberi order biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Fisk (1997), dokumen kontrak yang tidak jelas seperti scheduling clause yang tidak lengkap berpengaruh dalam keterlambatan proyek. Menurut Rachim, terkadang sasaran waktu yang diberikan kepada penyedia jasa tidak realistis dan menjadi alasan terlambatnya proyek konstruksi (Abdulrasyid, 2009). Terhambatnya proyek konstruksi juga disebabkan karena owner/pemberi order kerja sering melakukan perubahan dalam rencana proyek yang telah disepakati. Klaim ini dapat berasal dari penyedia jasa ataupun pengguna jasa, antara lain disebabkan oleh : • Komunikasi antara pengguna jasa dan penyedia jasa yang buruk. • Administrasi kontrak yang tidak mencukupi. • Sasaran waktu yang tidak terkendali. • Kontrak yang artinya mendua.
5. Apa akibat bila klaim konstruksi tidak dilayani?
Sengketa konstruksi dapat timbul antara lain karena klaim yang tidak dilayani misalnya keterlambatan pembayaran, keterlambatan penyelesaian pekerjaan, perbedaan penafsiran dokumen kontrak, ketidak mampuan baik teknis maupun manajerial dari para pihak. Selain itu sengketa konstruksi dapat pula terjadi apabila pengguna jasa ternyata tidak melaksanakan tugas-tugas pengelolaan dengan baik dan mungkin tidak memiliki dukungan dana yang cukup.
Idea bagi padanan hartanah yang inovatif: Kerja mudah agensi hartanah: Pemadanan hartanah: Cara yang cekap, mudah dan profesional broker hartanah melalui portal pemadanan hartanah yang inovatif