PROYEK PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA
Erik Wahyu Palguna (1981511004)
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2019 1. PENDAHULUAN permintaan demand. Klaim di dunia Didalam suatu proyek konstruksi adlah klaim yang timbul dari konstruksi banyak timbul suatu pekerjaan jasa konstruksi antara persoalan-persoalan yang bias pengguna jasa dan penyedia jasa atau menghambat jalannya proyek pemasok bahan atau antara pihak luar dan sehingga akan menyebabkan pengguna / penyedia jasa yang biasanya keterlambatan atau kemunduran mengenai waktu penyelesaian pekerjaan, permintaan tambahan waktu, biaya bahkan dapat juga menyebabkan atau kompensasi lain (Nazarkhan Yasin, kerugian materiil baik dari 2004) Di dalam Hukum Kontrak Konstruksi pengguna jasa maupun penyedia dan Non Konstruksi (2007) klaim tidak lebih jasa. Yang lebih parah lagi jika dari suatu permintaan atau permohonan tidak jelas mengenai siapa yang mengenai biaya, waktu atau kompensasi harus menanggung kerugian pelaksanaan atas sesuatu yang telah tersebut dikarenakan tidak ada diberikan atau dimaksud salah satu pihak klausula yang jelas di dalam dalam kontrak kepada pihak lain. Dan kontrak antara pengguna jasa dan memang klaim yang tidak terpenuhi bisa saja penyedia jasa menjadi tuntutan. tentang jika terjadi permasalahan Proyek pekerjaan Pengadaan Gedung yang dapat menyebabkan keter- Kesehatan pada Balai Besar Kesehatan Paru lambatan atau kerugian materiil. Masyarakat Surakarta Tahun Anggaran 2007 Klaim merupakan bentuk dikerjakan oleh PT. Karya Kencana Mukti, atau cara permohonan atau per- sedangkan proses perencanaannya mintaan tambahan waktu, biaya dikerjakan oleh konsultan CV. MEDESAIN atau kompensasi yang lain di serta Konsultan Pengawas CV. AFIAT. dalam suatu pekerjaan konstruksi. Berdasarkan kontrak Jangka Waktu Klaim akan lebih memungkinkan Pelaksanaan adalah selama 90 hari kalender di terima, jika di dalam kontrak terhitung sejak tanggal 6 September 2007 sudah terdapat klausula mengenai dan berakhir tanggal 4 Desember 2007. klaim. Sayangnya di dunia jasa Besar nilai kontrak adalah Rp. konstruksi di Indonesia klausula 1.575.000.000,00 ( Satu milyar lima ratus klaim masih sangat jarang tujuh puluh lima juta rupiah ). Harga dimasukkan ke dalam dokumen borongan untuk pekerjaan tersebut adalah kontrak, sebab masih banyak yang lumpsum dan dilaksanakan berdasarkan belum memahami tentang klaim gambar Rencana Kerja dan Syarat-syarat atau memahami klaim sebagai serta Berita Acara Aanwijzing dari dokumen tuntutan, dimana orang yang lelang. mengajukan klaim dianggap orang Pada proses pelaksanaan kontraktor yang suka menuntut, rewel (=jawa), me-ngalami kendala-kendala antara lain dan susah diatur. Oleh karena itu, belum adanya ijin pembongkaran bangunan perlu adanya pemahaman mengenai lama oleh dinas terkait dan juga ada item klain dimana arti klain dari pekerjaan yang tidak terdapat dalam Bill of kepustakaan barat menyatakan Quality (BoQ). Hal ini sangat merugikan bahwa klaim adalah suatu bagi kontraktor baik dari segi waktu maupun biaya, oleh karena itu kontraktor jangka waktu penyelesaian pekerjaan dan mengajukan klaim (permintaan / juga penambahan item pekerjan akan permohonan ) kepda pengguna jasa. membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, kontraktor mengajukan klaim 2. MASALAH (permintaan atau per-mohonan) untuk Permasalahan yang timbul pada mendapatkan penambahan waktu dan juga pekerjaan Pengadaan Gedung biaya. Kesehatan pada Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat 3. METODE Surakarta tersebut, yang Ada banyak hal yang dapat mengakibatkan klaim kerugian bagi menyebabkan terjadinya sebuah klaim, pihak kontraktor untuk me- antara lain karena salah satu pihak menyalahi nyelesaikan pembangunan sesuai atau tidak melaksanakan kewajiban yang ada waktu dan harga borongan yang di dalam dokumen kontrak. Oleh karena itu telah ditetapkan befsama pada kontrak kerja konstruksi harus dibuat secara dokumen kontrak, antara lain : jelas dan sekurang-kurangnya berisi seperti a. Permasalahan pertama, yang tercakup dalam Undang-undang Jasa yaitu belum turunnya ijin Konstruksi tahun 1999 pasal 22 tentang pembongkaran gedung yang Kontrak Kerja Konstruksi dan juga Peraturan lama oleh dinas kesehatan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Bab III yang mengakibatkan ter- tentang Kontrak Kerja Konnstruksi, tundanya beberapa diantaranya memuat uraian yang jelas dan pekerjaan. rinci mengenai lingkup pekerjaan, nilai b. Permasalahan kedua, terjadi pekerjaan, batas waktu pelaksanaan, cedera pada gedung Aula dimana janji dan juga penyelesaian perselisihan. pada gambar rencana Yasin (2004) di dalam bukunya Mengenai terdapat peninggian elevasi klaim Konstruksi & Penyelesaian Sengketa lantai Aula setinggi 40 cm, Konstruksi mengelompokkan sebab-sebab namun di dalam Bill of klaim adalah sebagai berikut : Quantity (BoQ) tidak a. Sebab-sebab umum terdapat item tim- - Komunikasi antara Pengguna Jasa dan bunan/urugan untuk pe- - Penyedia jasa yang buruk ninggian elevasi tersebut. - Administrasi kontraak yang tidak c. Permasalahan ketiga sama mencukupi. seperti-permasalahan kedua - Sasaran waktu yang tidak terkendali. yaitu terjadi pada halaman - Kontrak yang artinya mendua. yang di paving, dimana di b. Sebab-sebab dari Pengguna Jasa : dalam gambar juga terjadi - Informasi tender yng tidak lengkap peninggian elevasi halaman mengenai desain. bahan, spesifikasi. paving, tetapi pada BoQ - Perubahan,site. juga tidak terdapat item - Reaksi/tanggapan yang lambat. timbunan/urugan untuk pe- - Alokasi risiko yang tidak jelas. ninggian elevasi halaman - Kelambatan pembayaran. paving tersebut - Larangan metode kerja tertentu. Dari beberapa permasalahan c. Sebab-sebab dari penyedia jasa tersebut, maka akan mempengaruhi - Pekerjaan yang cacat/mutu maka klaim tersebut harus dianalisis secara pekerjaan buruk cermat. Adapun untuk menganalisis suatu - Kelambatan penyelesaian. klaim dibagi dalam 3 tahapan, yaitu: - Klaim tandingan /perlawanan 1. Analisis secara faktual ( apa se- klaim. sungguhnya yang terjadi). - Pekerjaan tidak sesuai 2. Analisis secara hukum atau berdasarkan spesifikasi. kontrak ( apakah benar penyedia jasa - Bahan yang dipakai tidak atau pengguna jasa berhak untuk memenuhi syarat garansi. mengajukan klaim). Adapun jenis-jenis klaim adalah : 3. Analisis biaya ( berupa biaya tambahan - Klaim tambahan biaya uang atau waktu harus diberikan kepada dan waktu penyedia jasa). - Klaim biaya tak iangsung (overhead) - Klaim tambahan waktu (tanpa 4. PEMBAHASAN tambahan biaya) Proyek pekerjaan Pengadaan Gedung - Klaim kompensasi lain biaya. Kesehatan pada Balai Besar Kesehatan Paru Robert D. Gilbreath dalam bukunya Masyarakat Surakarta ini di dalam yang berjudul Managing pelaksanaanya mengalami permasalahan per- Construction Contracts menulis masalahan yang berakibat kerugian pada bahwa struktur klaim adalah pihak kontraktor, sehingga pada akhirnya sebagai pihak kontraktor mengajukan klaim berikut: (permintaan atau permohonan) kepada pihak 1. Keterangan mengenai pengguna user. ketentuan-ketentuan dan Dalam pembahasan per-masalahan ini syarat-syarat kontrak seperti akan di kaji melalui: lingkup pekerjaan dan 1. Pembahasan tentang pasal-pasal struktur pembiayaan yang yang memungkinkan adanya klaim meliputi bagian pekerjaan pada isi dokumen kontrak. yang ditanyakan. 2. Pembahasan tentang proses 2. Keterangan mengenai fakta pengajuan klaim. ( apa yang terjadi/tidak terjadi yang diuraikan 4.1. Pembahasan Isi Dokumen Kontrak secara kronologis). Pasal 09 3. Akibat dan keadaan Jangka Waktu Pelaksanaan rangsangan klaim yang 1. Jangka waktu pelaksanaan pe-kerjaan disajikan dalam bentuk pemborongan sampai 100% yang disebut uraian. pada pasal 1 Surat Perjanjian ini 4. Analisis biaya, termasuk ditetapkan selama 90 (sembilan puluh) per-bandingan antara biaya hari kalender terhitung sejak tanggal 6 se-sungguhnya dan yang September 2007, berakhir tanggal 4 diperkirakan. Desember 2007. Bila suatu klaim muncul baik 2. Jangka waktu pelaksanaan untuk setiap itu dari penyedia jasa kepada bagian pekerjaan ditetapkan sesuai pengguna jasa atau sebaliknya, jadwal waktu bagian pekerjaan (timeschedule) pada lampiran mempengaruhi pekerjaan penyedia Surat Perjanjian ini. jasa. 3. Perubahan jangka waktu tersebut b. Keterlambatan pembayaran ke-pada pada ayat 2 pasal ini harus penyedia jasa disetujui oleh PIHAK c. Pihak pengguna jasa tidak PERTAMA secara tertulis dan memberikan gambar-gambar, diketahui oleh pejabat yang spesifikasi atau instruksi sesuai berwenang dari Dinas Teknis jadual yang dibutuhkan untuk pe- terkait atau pejabat yang laksanaan pekerjaan. ditunjuk olehnya, bahwa waktu d. Pihak pengguna jasa meng- penyelesaian pekerjaan instruksikan kepada pihak penyedia ditambah. jasa untuk melakukan pengujian Pada pasal 09 ayat 3 tersebut tam-bahan yang telah di-laksanakan PIHAK KEDUA atau kontraktor pengujian ter-nyata tidak ditemukan mempunyai peluang untuk kerusakan / kegagalan / mengajukan klaim perubahan, penyimpangan. waktu penyelesaian pekerjaan. Pada pasal 17 ayat 2 PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan klaim kenaikan harga Pasal 17 kecuali apabila terjadi tindakan atau Kenaikan Harga dan Kompensasi kebijaksanaan pemerintah RI dalam bidang 1. Kenaikan harga bahan-bahan, moneter yang diumumkan secara resmi. Pada alat-alat dan upah selama masa pasal 17 ayat a sampai d, penyedia jasa juga pelaksanaan pekerjaan mempunyai peluang klaim untuk pemborongan ditanggung mendapatkan kompensasi jika pengguna sepenuhnya oleh PIHAK jasa: KEDUA. - Memodifikasiatau mengubah jadwal yang 2. Pada dasarnya PIHAK KEDUA dapat mempengaruhi pekerjaan penyedia tidak dapat mengajukan jasa melakukan pembayaran yang tuntutan atau klaim atas harga terlambat kepada penyedia jasa. bahan-bahan, alat-alat dan upah, - Tidak memberikan gambar-gambar, spe- terkecuali apabila terjadi sifikasi atau instruksi yang sesuai jadual tindakan atau kebijaksanaan yang dibutuhkan sehingga meng- pemerintah Republik Indonesia akibatkan kerugian pada penyedia jasa. dalam bidang moneter, yang diumumkan secara resmi dan - Menginstruksikan untuk melakukan diatur dalam Peraturan pengujian kepada penyedia jasa dan Pemerintah, khususnya untuk ternyata tidak ditemukan penyim- pekerjaan pemborongan. pangan/kegagalan/kerusakan. 3. Kompensasi dapat diberikan kepada Penyedia jasa bilamana Pasal 18 dapat dibuktikan merugikan Pekerjaan Tambah Kurang penyedia jasa dalam hal: 1. Penyimpangan –penyimpangan dan atau a. Pihak pengguna jasa perubahan-perubahan yang merupakan memodifikasi atau me- penambahan pengurangan pekerjaan ngubah jadual yang dapat hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah tertulis dari Pengawas pekerjaan/ PIHAK PERTAMA, Di dalam dokumen kontrak untuk dengan menyebutkan jenis dan pekerjaan ini juga terdapat peluang klaim oleh perincian pekerjaan secara jelas. pengguna jasa kepada penyedia jasa, yaitu 2. Perhitungan penambahan atau pasal 5 ayat 6 mengenai Bahan-bahan dan pengurangan pekerjaan di- Alat-alat. Pasal 5 ayat lakukan atas dasar harga yang 6 menyebutkan apabila kemudian ternyata telah disetujui oleh kedua belah bahwa bahan-bahan yang dipergunakan pihak jika tidak tecantum dalam PIHAK KEDUA tidak memenuhi syarat- daftar satuan pekerjaan. syarat yang telah disetujui bersama, maka 3. Harga pekerjaan tambah kurang PIHAK KEDUA diwajibkan untuk mengganti/ dalam ayat 1 dan 2 pasal ini memperbaiki tanpa berhak menuntut kerugian setinggi- tingginya 10 % dari karenanya. harga borongan dan sudah termasuk pajak yang akan 4.2 Pembahasan Proses Pengajuan dibayarkan oleh PIHAK Klaim KEDUA. Pada proyek pekerjaan Pengadaan 4. Adanya pekerjaan tambah kurang Gedung tidak dapat dipakai sebagai Kesehatan pada Balai Besar Kesehatan Paru alasan untuk merubah waktu Masyarakat Surakarta ini terdapat 3 buah penyelesaian pekerjaan, kecuali klaim (permintaan atau permohonan) yang atas persetujuan dari pengawas/ diajukan oleh penyedia jasa kepada pengguna PIHAK PERTAMA. jasa. Sebuah klaim berupa klaim perpanjangan 5. Untuk pekerjaan tersebut diatas, waktu dan dua buah klaim merupakan klaim maka dibuat Berita Acara pekerjaan tambah kurang. Pada klaim Tambah Kurang. Jadi didalam dokumen kontrak perpanjangan waktu disini disebabkan karena ini ijin pembongkaran belum turun jadi bukan terdapat 3 pasal yang dapat menjadi karena ada perubahan pekerjaan. Untuk klaim peluang untuk mengajukan klaim, yang kedua dan ketiga karena ada perbedaan yaitu pasal 9, 17 dan 18, kecuali antara gambar kerja dan BoQ yang keadaan Force Majeure yang diatur mengakibatkan perubahan pekerjaan. dalam pasal Perkembangan kejadian suatu klaim 10. Ketiga pasal dan satu pasal akibat dari perubahan yang diperintahkan atau Force Majeure tersebut merupakan dimjnta menurut Robert D. Gilbreath dalam peluang klaim dari penyedia jasa bukunya MANAGIANG CONSTRUCTION kepada pengguna jasa. CONTRACTS, halaman 213 digambarkan sengai berikut: a. Klaim pertama b. Klaim kedua Permasalahan pertama mengenai Klaim kedua terjadi pada pembangunan jangka waktu pelaksanaan. Di sini gedung Aula, dimana elevasi lantai di dalam merupakan permasalahan perijinan gambar rencana ada peninggian setinggi 40 yang mengakibatkan penundaan cm. Dengan peninggian elevasi setinggi 40 pekerjaan dan bukan karena cm tersebut kontraktor harus menambah item perubahan pekerjaan. Klaim ini pekerjaan urugan (leveling) yang mana item terjadi karena ijin pembongkaran pekerjaan tersebut tidak ada dalam Bill of gedung yang lama dan tempat Quality (BoQ). Dengan adanya penambahan parkir belum turun. Proses item pekerjaan tersebut kontraktor menunggu turunnya ijin mengajukan klaim kepada PIHAK KESATU pembongkaran ini cukup lama yaitu atau pemberi tugas seperti yang diatur dalam sekitar satu bulan. Sehingga dokumen kontrak pada pasal 18. pekerjaan kontraktor menjadi Didalam negosiasi antara PIHAK tertunda, hal ini mempengaruhi KESATU tidak menginginkan perubahan waktu penyelesaian pekerjaan yang nilai kontrak, sehingga biaya penambahan telah ditetapkan dalam dokumen item pekerjaan tersebut harus diambilkan kontrak. Oleh karena itu kontraktor dari item pekerjaan lain dengan pengurangan mengajukan klaim (permintaan atau volume. permohonan) untuk mendapatkan Hasil negosiasi tersebut diputuskan penambahan waktu pelaksanaan bahwa biaya pekerjaan peninggian elevasi seperti yang tercantum dalam lantai sebesar 40 cm diambilkan dari dokumen kontrak pasal 9. pekerjaan paving halaman. Jadi volume Kesepakatan terhadap usulan pekerjaan paving halaman menjadi waktu tersebut diputuskan berkurang. berdasarkan rapat perpanjangan Kesepakatan terhadap waktu pelaksanaan yang disepakati penambahan item pekerjaan tersebut bersama yaitu pelaksanaan berakhir diputuskan menjadi pekerjaan tambah tanggal 31 Desember 2007. kurang dengan proses sebagai berikut: Proses pengajuan klaim 1. Surat dari kontraktor ke konsultan penambahan waktu tersebut adalah pengawas. 1. Surat dari kontraktor ke 2. Surat dari konsultan pengawas ke PIHAK KESATU atau BBKPMS. pemberi tugas, dalam hal ini 3. Surat Undangan Negosiasi. dari BBKPMS. 4. Berita Acara Tambah Kurang. 2. Surat Undangan Rapat 5. SPK Sementara. PerpanjanganWaktu 3. Pelaksanaan. Berita Acara c. Klaim ketiga Perpanjangan Waktu Klaim ketiga dengan permasalahan Pelaksanaan. sama dengan permasalahan pada klaim 3. Surat Persetujuan kedua. Permasalahan terjadi pada pekerjaan Perpanjangan Waktu paving halaman dimana elevasi paving Pelaksanaan. halaman harus ditinggikan, sementara item pe-kerjaan untuk peninggian elevasi paving halaman ini juga tidak ada dalam BoQ. Dengan adanya pe-nambahan merupakan peluang klaim dari penyedia item tersebut kontraktor me- jasa keoada pengguna jasa yaitu pasal 9. ngajukan klaim kepada PIHAK 17 dan 18, kecuali keadaan Force KESATU atau pemberi tugas Majeure yang diatur pada pasal 10. seperti yang diatur dalam dokumen didalam dokumen kontrak tersebut juga kontrak pada pasal 18. Hasil terdapat 1 pasal peluang klaim dari negosiasi diputuskan bahwa biaya pengguna jasa ke penyedia jasa yaitu pekerjaan peninggian elevasi pada pasal 5. paving halaman diambilkan dari 3. Ketiga klaim tersebut terdiri dari 1 jenis pekerjaan paving halaman. Jadi klaim pepanjangan waktu pelaksanaan volume pekerjaan paving halaman merupakan pekerjaan tambah kurang menjadi berkurang. yang semuanya diajukan oleh kontraktor Kesepakatan terhadap pe- kepada penggunajasa. nambahan item pekerjaan tersebut 4. Klaim pertama mengenai per- diputuskan menjadi pekerjaan panjangan waktu pelaksanaan dimana tambah kurang dengan proses pada dokumen kontrak sebagai berikut: pelaksanaan berakhir pada tanggal 4 1. Surat dari kontraktor ke Desember 2007 setelah melalui konsultan pengawas. kesepakatan disetujui penambahan 2. Surat dan konsultan pengawas waktu pelaksanaan pekerjaan ke PIHAK KESATU atau berakhir sampai tanggal 31 pemberi tugas, dalam hal inidari Desember 2007. BBKPMS. 5. Klaim kedua terjadi 3. Surat Undangan Negosiasi. p a d a pembangunan gedung Aula 4. Berita Acara Tambah Kurang. dimana terdapat penambahan item 5. SPKSementara. pekerjaan yaitu peninggian elevasi lantai Aula setinggi 40 cm.Sesuai 5. KESIMPULAN kesepakatan biaya penambahan item Dari hasil pembahasan pada proyek pekerjaan tersebut diambilkan dari pekerjaan Pengadaan Gedung pengurangan volume pekerjaan paving Kesehatan pada Balai Besar halaman. Kesehatan Paru Masyarakat 6. Klaim ketiga terjadi juga karena Surakarta Tahun Anggaran terdapat penambahan item pekerjaan 2007 didapatkan beberapa peninggian elevasi paving halaman. kesimpulan sebagai berikut: Sesuai kesepakatan biaya pe- 1. Pada proyek tersebut terdapat 3 nambahan item pekerjaan tersebut (tiga) permasalahan yang juga diambilkan dari pengurangan akhirnya menjadi klaim volume pekerjaan paving halaman. (permintaan atau permohonan) 7. Dari hasil kesepakatan pada klaim kedua dari pihak penyedia jasa kepada dan ketiga tersebut mengakibatkan pihak pengguna jasa yang tidak penambahan item pekerjaan peninggian mengakibatkan addendum elevasi dan pengurangan volume kontrak. pekerjaan Paving halaman yang semula 2. Di dalam dokumen kontrak dikerjakan seluas 2400 m2 menjadi 1950 terdapat 3 pasal yang m2. 6. SARAN / SOLUSI Dalam pengajuan klai data2 dan pasal- pasal dalam dokumen kontrak harus diperhatikan, agar bisa diterima oleh pihak pengguna jasa. 7. DAFTAR PUSTAKA Barrie, Donald S. And Paulson, Boyd C. JR., 2004, Manajemen Konstruksi Profesional, Penerbit Erlangga, Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000, Tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Jasa Konstruksi. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi Yasin, Nazarkhan, 2004, Mengenal Klaim Konstruksi & Penyelesaian sengketa Konstruksi, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Tahun 2004.