Anda di halaman 1dari 5

Najib Bagus Prasetyo

2112181218
KPT-D/Teknik Sipil

UAS – Aspek&Etika Hukum Konstruksi

1. Proses pengajuan klaim adalah sbb:


• Pengajuan klaim biasanya diawali dengan terjadinya suatu perubahan pekerjaan. Perubahan pekerjaan
dapat diketahui sebelum pekerjaan dimulai atau baru diketahui ketika pekerjaan telah atau sedang
dilaksanakan.
• Apabila perubahan pekerjaan tersebut telah diketahui sebelumnya maka penyedia jasa dapat melakukan
pemberitahuan kepada pengguna jasa. Pemberitahuan harus dilakukan secara tertulis.
• Dimana perubahan pekerjaan baru diketahui setelah pekerjaan sedang berjalan maka perubahan
pekerjaan tersebut dinamakan perubahan tidak resmi. Biasanya perubahan tidak resmi termasuk dalam
kategori non-contractual rights. Dalam hal ini penyedia jasa harus mengajukan permintaan perubahan
kepada pengguna jasa. FIDIC Conditions of Contract Construsction (The New Red Bok) menyebutkan
pemberitahuan harus dilakukan sesegera mungkin dalam jangka waktu 28 hari setelah kontraktor atau
penyedia jasa menyadari atau seharusnya menyadari akan kejadian atau keadaan tersebut. Apabila
kontraktor gagal menyampaikan pemberitahuan suatu klaim dalam jangka waktu 28 hari maka waktu
penyelesaian tidak akan diperpanjang dan kontraktor tidak berhak atas pembayaran tambahan dan
pengguna jasa akan dibebaskan dari semua kewajiban yang brekaitan dengan klaim.
• Begitu kontraktor telah memberitahukan keinginannya untuk mengajukan klaim secara tertulis maka
kontraktor harus menyiapkan dokumen-dokumen yang mendukung untuk pengajuan klaim. Dokumen-
dokumen tersebut dapat berbentuk dokumen pokok, laporan saksi ahli, foto dokumentasi dan lain-lain.
Dalam FIDIC disebutkan kontraktor harus menyimpan catatan lengkap (sesuai dengan waktunya) yang
mungkin diperlukan untuk mendukung klaim baik di lapangan maupun di lokasi lain. Tidak dibatasi
kewajiban, pengguna jasa, enjiner dapat setelah menerima pemberitahuan menurut sub-klausula ini,
memantau penyimpanan catatan dan/atau memerintahkan kontraktor untuk menyimpan catatan
kontemporer lebih lanjut. Kontraktor harus segera menyampaikan kepada pengguna jasa atau enjiner
suatu klaim yang secara detail disertai data pendukung mengenai dasar klaim dan perpanjangan waktu
dan /atau pembayaran tambahan yang diklaim. Kontraktor dapat menyampaikan klaim sementara secara
berkala setiap dan harus menyampaikan klaim finalnya dalam jangka waktu 28 hari setelah efek yang
diakibatkan oleh kejadian tersebut berkahir.
• Pengguna jasa lalu mengevaluasi dokumen tersebut dengan menggunakan rate harga yang tertera dalam
kontrak.
• Apabila klaim telah disetujui oleh pengguna jasa, maka pengguna jasa wajib mengeluarkan perintah
perubahan pekerjaan (variation order). Variation order dapat direvisi setiap saat selama masa konstruksi
apabila diperlukan. Dalam jangka waktu 42 hari setelah menerima suatu klaim atau data pendukung lebih
lanjut untuk mendukung klaim sebelumnya, pengguna jasa maupun enjiner harus menanggapi dengan
persetujuan atau penolakan dengan komentar secara rinci. Selama jangka waktu 42 hari enjiner atau
pengguna jasa harus menindaklanjuti untuk menyetujui dan menetapkan perpanjangan waktu maupun
pembayaran tambahan yang berhak diterima oleh kontraktor.
• Setelah terbit perintah perubahan, perintah perubahan harus diikuti dengan penerbitan amandemen
kontrak.
Proses penanganan klaim adalah sbb:
a. Administrasi kontrak
• Dalam menangani klaim, Administrasi kontrak memegang peranan penting, bahkan dapat dikatakan
berhasil tidaknya penyelesaian suatu klaim sangat tergantung dari kerapian dan kecermatan
memelihara dan mengolah Administrasi Kontrak sejak saat kontrak ditandatangani.
• Kelalaian, kecerobohan serta kurang terpeliharanya arsip dan data kontrak lainnya termasuk surat
menyurat antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa akan sangat melemahkan perjuangan dalam
penanganan masalah klaim. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa sasaran pertama dari
pengelolaan kontrak adalah menghilangkan atau setidaknya mengurangi kemungkinan terjadinya
suatu klaim.
b. Manajer kontrak
Seperti proses dalam perubahan pekerjaan, Manajer Kontrak/Administrator Kontrak biasanya bertugas
menangani klaim, mulai sejak klaim muncul sampai pada penyelesaiannya.
Tentu saja dengan otoritas dari Pengguna Jasa/PJ, jika suatu klaim terjadi, Manajer Kontrak/ Administrator
Kontrak melakukan hal sebagai berikut:
1) Meyakini hal tersebut secara manajerial benar
2) Menganalisa klaim dengan teliti
3) Mencatat dan mengarsipkan dengan cermat
4) Menyelesaikan sesegera mungkin
Semua diskusi, surat menyurat, dokumen-dokumen pendukung, dan sebagainya, yang berhubungan
dengan klaim harus diperoleh dan dihimpun untuk evaluasi apakah klaim tersebut dapat diterima / tidak.
c. Evaluasi
Manajer kontrak/ Administrator Kontrak kemudian memimpin suatu usaha penelitian secara mendetail
termasuk didalamnya :
• Mewawancarai orang-orang yang bersangkutan dari pihak pengguna jasa
• Mempelajari dokumen kontrak, arsip proyek, laporan-laporan yang mungkin diperlukan untuk
menganalisis klaim
Cara mengevaluasi Claim dan Counter-Claim
Dalam usaha melakukan penanganan atas claim dan counter-claim atau biasa disebut juga konpensi dan
rekonpensi perlu sekali dilakukan beberapa tahapan yaitu:
➢ Investigasi pendahuluan
➢ Informasi mengenai adanya sarana pertemuan dan organisasi
➢ Informasi mengenai susunan organisasi yang terlibat
➢ Usaha mendapatkan informasi mengenai dampak yang ditimbulkan
➢ Mendapatkan gambaran mengenai kerugian-kerugian yang ditimbulkan
d. Bahan-bahan evaluasi
Untuk melaksanakan evaluasi dengan baik diperlukan dokumen-dokumen yang mencakup hal-hal sebagai
berikut :
1. Dokumen kontrak
2. Perubahan-perubahan pekerjaan
3. Ringkasan pekerjaan tambah / kurang yg telah di setujui
4. Risalah rapat
5. Korespondensi dengan penyedia jasa
6. Jadwal pelaksanaan
7. Foto-foto dokumentasi proyek
8. Laporan, dsb
e. Analisis
• Dalam sub-peragraf ini akan diuraikan Langkah-langkah untuk mengevaluasi suatu klaim baik dari
Penyedia Jasa ke Pengguna Jasa, maupun klaim dari pengguna Jasa ke Penyedia Jasa.
• Langkah pertama setelah menerima klaim adalah menghimpun semua dokumen yang berhubungan
dengan klaim.
• Apabila seluruh arsip klaim sudah lengkap maka Manajer Kontrak meminta orang-orang proyek
lainnya untuk menganalisis dan menyiapkan tanggapan atas klaim tersebut.
f. Perintah perubahan
Sekali klaim tersebut telah diselesaikan maka Perintah Perubahan Pekerjaan Harus
diterbitkan. Dalam hal ini semua perubahan terhadap kontrak harus di awasi dan di
dokumendasikan dengan baik.
g. Penyelesaian klaim
Apabila cara penanganan klaim seperti di atas tidak mencapai persetujuan, klaim tadi berubah
menjadi sengketa yang harus diselesaiakan melalui pengadilan atau arbitrase sesuai kesepakatan
tercantum dalam kontrak
h. Proses penanganan klaim yg disarankan
Menurut Robert D Gilbreath proses penanganan klaim yang disarankan adalah sebagai berikut:
➢ Yang harus menangani klaim adalah petugas khusus yang ditunjuk, yaitu Manager Kontrak
dalam pengertian sebagai koordinator dan bukan sebagai kuasa dari Pengguna Jasa.
➢ Sasaran utama adalah berusaha menghilangkan atau setidaknya mengurangi klaim, namun
apabila muncul klaim, harus secepatnya menganalisis dan mendokumentasikan semua
dokumen pendukung, percakapan korespondensi, dsb.
➢ Arsip klaim harus dibuat khusus.
➢ Manager kontrak melakukan usaha penelitian secara detail terhadap seluruh dokumen
kontrak, termasuk laporan-laporan, catatan-catatan mengenai pekerjaan, serta wawancara
dengan pihak-pihak tertentu.
2. Bagi penyedia jasa yang pandai dia dapat memilih kiat-kiat sebagai berikut:
• Berusaha menghitung biaya seefisien mungkin diantaranya dengan menggunakan metode kerja
yang tepat dan penggunaan bahan sehemat mungkin tanpa mengorbankan mutu.
• Melaksanakan apa yang biasa dikenal dengan istilah “bussines intelligence”. Dia pelajari dengan
seksama para pesaing dalam tender, kebiasaan dan perilaku pengguna jasa termasuk bonafiditas
pendanaannya. Selain itu dia mencari informasi mengenai rencana kemungkinan ada bagian
pekerjaan yang nilainya cukup signifikan misalnya pembuatan kolam renang yang nantinya akan
dibatalkan. Setelah dia tahu informasi ini maka khusus untuk kolam renang ini diberi harga sangat
rendah supaya secara keseluruhan harga penawaran menjadi rendah. Tentu saja informasi ini
hanya untuk dirinya sendiri.
• Bila dia yakin peluang klaim hampir tak ada, para pesaing kebanyakan sama bonafide dan jelinya
dengan dia sendiri, maka harga penawaran dia tinggikan agar tidak menang. Kalau toh dia
menang, resiko rugi telah diantisipasinya.
• Apabila dokumen tender mengizinkan usulan lain/usulan alternatif tanpa mengurangi manfaat
fasilitas yang direncanakan, dia akan mengusulkan penawaran alternatif tersebut dengan harga
lebih rendah namun dia sangat menguasai dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan tersebut.
• Sebagai contoh suatu perusahaan Jepang memenangkan tender Penjernihan Air Minum dari Air
Laut (Deselanitation Water Treatment Plant) di Saudi Arabia dengan harga sangat rendah
dibandingkan penawar lain dengan menggunakan usulan alternatif inovasi mereka sendiri.
Setelah proyek berjalan baik dalam waktu 3 bulan, turbinnya harus diganti baru dan ini
merupakan hak paten perusahaan tersebut. Demikianlah turbin tersebut selanjutnya harus
diganti setiap 3 (tiga) bulan. Nilai tender yang sangat murah akhirnya menjadi mahal dan terikat
seumur hidup pada perusahaan Jepang tersebut.
3. Perjanjian arbitrase adalah suatu kesepakatan berupa klausula arbitrase yang tercantum dalam
suatu perjanjian tertulis yang dibuat para pihak sebelum timbul sengketa, atau suatu perjanjian
arbitrase tersendiri yang dibuat para pihak setelah timbul sengketa. (Ps.1 angka 3 UU N0.30/1999
Syarat-syarat arbitrase:
Surat pemberitahuan untuk mengadakan arbitrase memuat dengan jelas, antara lain :
1. nama dan alamat para pihak;
2. penunjukan kepada klausula atau perjanjian arbitrase yang berlaku;
3. perjanjian atau masalah yang menjadi sengketa;
4. dasar tuntutan dan jumlah yang dituntut, apabila ada;
5. cara penyelesaian yang dikehendaki; dan
6. perjanjian yang diadakan oleh para pihak tentang jumlah arbiter atau apabila tidak
pernah diadakan perjanjian semacam itu, pemohon dapat mengajukan usul tentang
jumlah arbiter yang dikehendaki dalam jumlah ganjil.
• Dalam hal para pihak memilih penyelesaian sengketa melalui arbitrase setelah sengketa terjadi,
persetujuan mengenai hal tersebut harus dibuat dalam suatu perjanjian tertulis yang
ditandatangani oleh para pihak.
• Dalam hal pihak tidak dapat menandatangani perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud diatas,
perjanjian tertulis tersebut harus dibuat dalam bentuk
• Akta Notaris
Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud diatas harus memuat :
▪ masalah yang dipersengketakan;
▪ nama lengkap dan tempat tinggal para pihak;
▪ nama lengkap dan tempat tinggal arbiter atau majelis arbitrase;
▪ tempat arbiter atau majelis arbitrase akan mengambil keputusan;
▪ nama lengkap sekretaris;
▪ jangka waktu penyelesaian sengketa;
▪ pernyataan kesediaan dari arbiter; dan
▪ pernyataan kesediaan dari pihak yang bersengketa untuk menanggung segala biaya
yang diperlukan untuk penyelesaian sengketa melalui arbitrase.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan profesionalisme, watak profesionalisme dan arahnya
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja
tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan --
serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut -- untuk dengan semangat
pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di
tengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).
Tiga watak kerja yang merupakan persyaratan dari setiap kegiatan pemberian "jasa profesi" (dan
bukan okupasi) ialah
a. bahwa kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya
kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau
mengharapkan imbalan upah materiil;
b. bahwa kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi
yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat;
c. bahwa kerja seorang profesional -- diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral -- harus
menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan
disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi.

Arah Profesionalisme

Untuk tetap mempertahankan idealisme yang menyatakan bahwa keahlian profesi yang
dikuasai bukanlah komoditas yang hendak diperjual-belikan sekedar untuk memperoleh nafkah,
melainkan suatu kebajikan yang hendak diabdikan demi kesejahteraan umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai