Anda di halaman 1dari 61

1

I. Tujuan Pembelajaran

1. Kompetensi Dasar
Peserta mampu menjelaskan dan memahami tentang
pengertian kontrak, jenis-jenis, sistem jaminan dan
pembayaran dalam kontrak serta dokumen kontrak dan
aspek-aspek legalnya.

2. Indikator keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat ini, peserta
mampu menjelaskan dan memahami :
- Pengertian kontrak-kontrak
- Jenis-jenis kontrak, sistem, jaminan dan sistem
pembayarannya
- Dokumen-dokumen dalam kontrak serta aspek-aspek
legalnya
2
II. Materi pokok pembelajaran

1. Pengertian kontrak dan pembentukannya


2. Jenis-jenis kontrak konstruksi
3. Sistem jaminan kontrak
4. Sistem pembayaran dalam kontrak
5. Komponen-komponen dalam dokumen kontrak
6. Aspek-aspek legal dalam kontrak

3
III. Definisi / Pengertian

- Kontrak : adalah hubungan hukum antara pihak kesatu


dengan pihak yang lain dalam bentuk harta kekayaan, dimana
pihak kesatu berhak prestasi dan pihak yang lain berkewajiban
untuk melaksanakan prestasinya sesuai dengan yang
disepakati.

- Dokumen kontrak : dokumen kontrak atau yang sering disebut


rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) adalah serangkaian
dokumen yang merupakan lampiran dari surat perjanjian
(kontrak) yang mempunyai kekuatan hukum yang sama dan
menyikapi bagi kedua belah pihak.

- Jaminan : suatu jumlah uang yang dipertanggungkan untuk


menjamin suatu kewajiban dari si penjamin dan merupakan
sanksi bilamana terjadi cidera janji. 4
IV. Dokumen kontrak (substansi)

IV.1. Umum

 Perjanjian atau kontrak


Adalah hubungan hukum antara pihak kesatu dengan pihak
yang lain dalam bidang harta kekayaan, dimana pihak
kesatu berhak atas prestasi dan pihak yang lain
berkewajiban untuk melaksanakan prestasinya sesuai
dengan yang telah disepakati

• Kontrak (Perpres No. 54 Tahun 2010) adalah perjanjian


tertulis antara pejabat pembuat komitmenn (PPK) dengan
penyedia barang/jasa atau pelaksana swakelola.
5
 Penyusunan kontrak

Dalam menyusun kontrak, harus diperhatikan hal-hal sebagai


berikut :

 Penguasaan atas aspek bisnis dari kontrak


 Identifikasi pihak-pihak dalam kontrak
 Pengenalan karakteristik pihak-pihak dalam kontrak
 Penguasaan regulasi yang terkait dengan materi kontrak
 Penguasaan tenaga lain yang ahli

6
 Tahapan kontrak

Ada beberapa tahapan kontrak dari awal sampai akhir, yaitu :

 Kesepakatan para pihak


 Negoisasi draft kontrak
 Penandatanganan kontrak
 Pelaksanaan kontrak ( pengendalian kontrak )
 Penyelesaian sengketa kontrak ( bila ada )
 Pengakhiran / pemutusan kontrak

7
 Kesepakatan

 Dalam tahapan ini para pihak berperan langsung untuk


mendapatkan kesepakatan awal tentang apa yang
disepakati oleh kedua belah pihak sebelum menuangkannya
dalam sebuah kontrak

 Dalam tahapan ini apa-apa yang disepakati masih belum


mengikat secara hukum

 Kesepakatan harus disepakati oleh sebuah kontrak. Apabila


pada tingkat awal, kesepakatan tidak dilaksanakan, maka
para pihak tidak perlu membuat kontrak, karena telah
terjadi wanprestasi awal
8
 Negoisasi dalam kontrak

 Negoisasi bertujuan untuk mencapai kesamaan atau


persetujuan dari perbedaan-perbedaan yang ada dari para
pihak,dalam mencapai tujuan masing-masing

 Para pihak merundingkan apa yang menjadi kepentingan


masing-masing

 Para pihak berupaya untuk mencapai kesamaan


pandangan, dalam merealisasikan kepentingannya masing-
masing

 Hasil negoisasi bila tercapai kesepakatan, dituangkan


dalam kontrak. Sebaliknya kalau tidak sepakat tidak
dilanjutkan dengan kontrak (bubar) 9
 Penandatanganan kontrak

 Draft kontrak yang sudah disetuhui bersama melalui negoisasi,


difinalkan dan disiapkan untuk proses penandatanganan kedua
belah pihak

 Sebelum penandatanganan kontrak, pihak konsultan hukum (in


house lawyer) atau manajer kontrak mengecek ulang, seluruh isi
kontrak serta mengecek apakah para pihak adalah “orang” yang
berwenang mewakili dalam penandatanganan tersebut

10
SURAT PERJANJIAN

Surat Perjanjian

Pembukaan Isi Perjanjian Penutup

Latar Belakang Pembuatan Pernyataan Para Pihak Telah


Judul Kontrak
Kontrak Menyetujui Perjanjian
Pernyataan Bahwa Para Pihak Jumlah Eksemplar Dari
Nomor Kontrak
Telah Sepakat/Setuju Kontrak

Tanggal Kontrak Istilah dan Ungkapan Tanda Tangan Para Pihak

Kalimat
Lingkup Pekerjaan
Pembuka
Konsiderasi
Nilai Kontrak dan Pembayaran
Kontrak

Para Pihak Dokumen Kontrak

Dasar Hukum Hak dan Kewajiban Para Pihak

Masa Kontrak 11
 Pelaksanaan kontrak
 Para pihak menjalankan atau mengimplementasikan isi kontrak sesuai
dengan yang ditulis dalam perjanjian

 Apa yang tidak ditulis dalam perjanjian, merupakan perbuatan yang


diperbolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan kepatutan,
moralitas dan etika profesionalisme

 Hal-hal yang tidak diatur, namun akan dilakukan oleh satu pihak,
sebaiknya dikomunikasikan lebih dulu dengan pihak lainnya, agar
tidak terjadi perselisihan dikemudian hari

12
 Dalam pelaksanaan kontrak masing-masing pihak mengawasi apakah
terjadi cidera janji atau tidak
 SENGKETA KONTRAK

Dalam pelaksanaan kontrak, dapat terjadi sengketa, baik


ditengah pelaksanaan maupun diakhir pelaksanaan, maka
dalam hal ini :

 Para pihak menyelesaikan sengketa berdasarkan


kesepakatan yang telah disepakati oleh para pihak dalam
kontrak

 Kehabisan klausa dalam kontrak biasanya memiliki tahapan


sebagai berikut :
- Tahapan penyelesaian secara musyawarah mufakat
- Tahapan penyelesaian melalui forum arbitrase atau
pengadilan (pilih salah satu
13
 PEMUTUSAN KONTRAK

Pada umumnya / sebagian besar lembah kita belum dimasukan


klausul tentang Pemutusan Kontrak.

Kalau dalam kontrak dicantumkan klausul pemutusan kontrak


dan dalam proses pelaksanaannya terjadi kegagalan bersifat
material yang dilakukan kontraktor, yang oleh pemilik dinilai
membahayakan kelangsungan penyelesaian pekerjaan, maka
bisa terjadi Pemutusan Kontrak melalui pemberitahuan
singkat.

Kalau terjadi kasus seperti diatas, seyogyanya kontraktor


mendapat ganti rugi yang memadai.
14
IV.2 Jenis Jenis Kontrak

2.1 Kontrak berdasarkan “ Pengaturan Penggantian Biaya “,


Terdiri atas :
- Kontrak harga satuan ( Unit Price Contract)
- Kontrak biaya plus jasa ( Cost Plus Fee )

Pemilihan Jenis Kontrak ini tergantung pada :


Karakteristik dan kondisi dari proyek itu sendiri.

15
2.1.1 Kontrak Harga Satuan

- Kontrak harga satuan dipahami bahwa perikatan terjadi


terhadap harga satuan setiap jenis / item pekerjaan, sehingga
kontraktor hanya perlu menentukan harga satuan yang
akan ditawar cost setiap item dalam kontrak.

- Penggunaan jenis kontrak ini tepat, kalau kualitas aktual


masing-masing pekerjaan sulit untuk di estimasi secara
akurat sebelum proyek dimulai.

- Penentuan biaya dalam harga satuan sudah harus


mengakomodasi :
a. Biaya overhead
b. Biaya-biaya yang tidak terduga
16
c. Biaya untuk mengantisipasi resiko
2.1.2 Kontrak Biaya Plus Jasa

- Pada jenis kontrak ini, kontraktor akan menerima pembayaran


atas pengeluarannya ditempat sejumlah biaya overhead dan
keuntungan.

- Besarnya overhead dan keuntungan didasarkan atas prosentase


biaya yang dikeluarkan.

- Kontrak ini umumnya digunakan untuk proyek yang sulit di


estimasi secara akurat atau proyek yang sangat mendesak
(misalnya tidak mungkin mempersiapkan gambar desainnya )

- Jenis kontrak ini sekarang tidak diperbolehkan oleh


Pemerintah.
17
2.1.3 Kontrak Lumpsum ( Biaya Menyeluruh )

- Kontrak ini digunakan pada kondisi kontraktor akan


membangun sebuah proyek sesuai rancangan yang ditetapkan
pada suatu biaya tertentu ( Total Harga )

- Jika terjadi perubaha desain, jenis material yang menyebabkan


perubahan biaya, dapat di negosiasi untuk menetapkan
pembayaran yang akan diberikan kepada kontraktor.

- Kontrak ini biasanya digunakan untuk pekerjaan yang


desainnya betul-betul saudah matang, detail dan akurat ( misal
pembangunan gedung )

- Kelemahan jenis kontrak ini proses konstruksi akan mengalami


ketundaan karena menunggu selesainya perencanaan.
18
2.2 Kontrak berdasarkan “ Cara Pembayaran “

2.2.1 Kontrak Pembayaran Bulanan

- Bentuk / jenis kontrak dimana kontraktor mendapat


pembayaran atas pekerjaan setiap bulan

- Kontrak ini biasanya untuk pekerjaan-pekerjaan yang


volumenya cukup besar ( misal kontrak yang dibiayai
APBN )

19
2.2.2Kontrak pembayaran bertahap
- Jenis kontrak dimana kontraktor memperoleh pembayaran
secara bertahap sesuai dengan prestasi pekerjaan yang
telah disetujui bersama.

2.2.3 Kontrak Pra pendanaan penuh oleh kontraktor


- Jenis kontrak dimana biaya pelaksanaan pekerjaan
sepenuhnya ditanggung terlebih dulu oleh kontraktor,
untuk ini pemilik proyek harus menyerahkan jaminan
Bank sebagai jaminan pembayaran.

20
2.3 Kontrak berdasarkan Aspek Pembagian Tugas
Pada jenis kontrak ini dapat dibedakan menjadi 6 ( enam ),
yakni :

2.3.1 Kontrak Konvensional ( Tradisional )


Jenis kontrak ini adalah yang paling umum digunakan
dalam proyek-proyek konstruksi. Kontrak ini dilakukan
secara terpisah antara pemilik dengan konsultan, pemilik
dengan kontraktor dan lain-lain.

21
PEMILIK PROYEK

KONSULTAN

KONTRAKTOR
UTAMA

SUBKONTRAKTOR PEMASOK

22
2.3.2 Kontrak Spesialis
- Kontrak dimana tiap-tiap item pekerjaan diserahkan kepada
kontraktor spesialis.
- Tujuan dari jenis kontrak ini adalah untuk mendapatkan
efisiensi waktu dan kepastian kualitas pekerjaan

2.3.3 Kontrak design build


- Kontrak ini adalah bentuk kontrak dimana kontraktor tak
hanya bertanggung jawab atas pelaksanaan konstruksitetapi
juga terhadap desain konstruksi.
- Kontraktor utama berfungsi pula sebagai konsultan
perencanaan
- Tujuan agar diperoleh waktu yang efektif ( Proses perencanaan
overlap dengan proses pelaksanaan ) 23
2.3.4 Kontrak EPC ( Engineering procurement
Construction )
- Kontraktor memegang tanggung jawab terhadap jasa
desain, pengadaan material dan pelaksanaan
konstruksi
- Perbedaannya dengan sistem kontrak design - build,
Konstruksi design - build : diterapkan untuk
proyek Bangunan Gedung
Konstruksi RPE : diterapkan untuk proyek-proyek
infrastrukstur ( yang lebih menekankan pada
aspek operasional sistem Infrastruktur )
24
2.3.5 Kontrak Build - Operate - Transfer ( BOT )
- Kontrak konstruksi dimana pemilik lahan
kerjasama dengan kontraktor untuk membangun
bangunan (gedung) di lahan mereka. Dana
pembangunan full oleh Kontraktor.
- Setelah bangunan jadi, kontraktor diberikan hak
untuk mengelola / menyewakan dalam kurun
waktu tertentu.
- Setelah kurun waktu tersebut habis  bangunan
diserahkan kepada pemilik lahan. 25
2.3.6 Kontrak Swakelola ( Force - Account )

- Bentuk kontrak Konstruksi ini adalah dimana seluruh tahapan


proyek konstruksi dipegang hanya oleh salah satu pihak.

- Bentuk ini biasanya hanya mampu diterapkan oleh para


pengembang besar ( Pemerintah ) yang memiliki sumber daya dan
teknologi yang memadai.

- Seluruh tahapan proyek konstruksi ini, mulai dari desain,


pengadaan hingga pelaksanaan dilakukan oleh pemilik proyek
dengan menggunakan personil dan peralatan sendiri

- Yang perlu kita perhatikan setelah mengetahui bentuk-bentuk


kontrak diatas adalah “ Distribusi Resiko “ antara kedua belah
pihak ( Pengaruh bentuk kontrak terhadap karya pekerjaan / nilai
kontrak serta pengaruhnya dalam meminimalkan potensi
26
terjadinya sengketa.
Bentuk kontrak berdasarkan PerPres No 70 Tahun 2012
BENTUK KONTRAK
PERPRES NO 70 / 2012

PEMBEBANAN TAHUN SUMBER


CARA PEMBAYARAN JENIS PEKERJAAN
ANGGARAN PENDANAAN

LUMP SUM TAHUN TUNGGAL PENGADAAN TUNGGAL PEKERJAAN TUNGGAL

PEKERJAAN
HARGA SATUAN TAHUN JAMAK PENGADAAN BERSAMA
TERINTEGRASI

GABUNGAN LUMP SUM


KONTRAK PAYUNG
& HARGA SATUAN

PROSENTASE

27
TERIMA JADI
Secara Umum : Perpres 70/2012
I. Pengaturan Penggantian I. Cara Pembayaran
Biaya  Lump sum Contract
 Unit Price Contract  Unit Price Contract
 Costplus Fee  Gabungan Lump sum dan
 Lump sum Contract Unit Price
 Presentase *)
II. Cara Pembayaran  Turnkey *)
 Bulanan
 Bertahap II. Pembebanan Tahun Anggaran
 Full financering :
 Tahun tunggal *)
 Tahun jamak *)

28
Secara Umum : Perpres 70/2012
III. Pembagian Tugas : III. Sumber Pendanaan
 Specialis  Pengadaan tunggal *)
 Design Build  Pengadaan Bersama *)
 EPC  Kontrak Payung *)
 BOT
 Swakelola IV. Jenis Pekerjaan
 Pengadaan Pekerjaan
Catatan : Tunggal
*) Jenis kontrak yang tidak overloap  Pengadaan Pekerjaan
Terintegrasi

V. Swakelola
29
 Kontrak Gabungan Lump sum dan Unit Price, adalah :
Kontrak yang merupakan gabungan lump sum dan harga satuan
dalam 1 (satu) pekerjaan yang diperjanjikan.

 Kontrak Turnkey (Terima jadi) adalah :


Kontrak pengadaan barang/pekerjaan konstruksi atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu,
dengan ketentuan :
 Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan
selesai dilaksanakan.

 Pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama


yang menunjukkan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan
sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan 30
 Kontrak Tahun Tunggal
Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya mengikat dana anggaran
selama masa 1 (satu) tahun anggaran.

 Kontrak Tahun Jamak


Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk masa lebih dari 1
(satu) tahun anggaran.
Kontrak ini mempunyai persyaratan sebagai berikut :
 Kontrak yang nilainya < Rp. 10 M → ijin dari Menteri/Pimpinan/Gubernur
(APBD) yang bersangkutan.
 Kontrak dengan nilai > Rp. 10 M → harus ada ijin dari Menteri Keuangan

 Kontrak Pengadaan Tunggal


Kontrak yang dibuat oleh 1 (satu) PPK dengan 1 (satu) Penyedia
Jasa untuk menyelesaiakan pekerjaan tertentu dalam waktu
31
tertentu
 Kontrak Pengadaan Bersama
Kontrak antara beberapa PPK dengan 1 (satu) Penyedia Jasa untuk
menyelesaikan pekerjaan dalam waktu tertentu, sesuai dengan
kebutuhan masing-masing PPK yang menandatangani kontrak.

 Kontrak Payung
Kontrak harga satuan antara Pemerintah dengan Penyedia Jasa,
dengan ketentuan :
 Untuk menjamin harga yang lebih efisien, ketersediaan barang/jasa
yang terjamin dan sifatnya dibutuhkan secara berulang dengan
volume/kuantitas pekerjaan yang belum dapat ditentukan pada saat
kontrak ditandatangani.

 Pembayarannya dilakukan oleh setiap PPK yang didasarkan pada hasil


penilaian/pengukuran bersama terhadap volume/kuantitas pekerjaan
yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa/Barang 32
5.3 Sistem Jaminan dalam Kontrak dan Pembayaran

5.3.1 Sistem Jaminan ada beberapa jenis jaminan yang harus


di siapkan oleh kontraktor dalam proses penewaran
sampai dengan pemeliharaan bangunan, yakni :

a) Jaminan Penawaran
Besarnya jaminan 1,5 - 3 %, Jaminan ini akan menjadi
milik pemerintah, jika kontraktor menolak untuk
menandatangani kontrak

b) Jaminan Pelaksanaan
Tujuannya agar kontraktor bertanggung jawab
menyelesaikan pekerjaan sampai kontrak selesai.
Besarnya jaminan ini ± 5 s/d 10 %, berupa jaminan Bank
( Security bond ) 33
c) Jaminan uang muka
Jaminan ini berupa jaminan Bank, apabila kontraktor
ingin mendapatkan uang muka dari proyek sebesar 20%,
Jaminan ini akan dikembalikan apabila beli prusik
sudah selesai.

d) Uang Retensi/Jaminan Pemeliharaan


Adalah uang yang ditahan dalam setiap pembayaran
proyek pekerjaan kepada kontraktor kepada kontraktor
(jika disyaratkan dalam syarat syarat umum ) dengan
tujuan agar kontraktor benar-benar melakukan
pemeliharaan dan perbaikan-perbaikan setelah
pekerjaan phisik selesai.
Jaminan ini bisa dicairkan pimpinan proyek, untuk
melaksanakan pemeliharaan jika kontraktor yang
bersangkutan idak mampu melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan. 34
e) Asuransi
- Asuransi biasanya dipersyaratkan untuk mobilisasi
alat-alat besar yang mengandung resiko besar, dan
akan menghambat proyek jika terjadi resilko dalam
pengangkutan alat-alat berat.

- Asuransi juga dipersyaratkan untuk tenaga kerja


kontraktor melalui ASTEK.

- Asuransi pekerjaan jika terjadi proyek gagal,


biasanya hanya dilakukan oleh kontraktor-kontraktor
luar negeri. Kontraktor dalam negeri belum pernah
melakukan asuransi ini.

35
IV.3.2 Sistem Pembayaran dalam Kontrak
Sistem pembayaran atas prestasi kontraktor dapat berupa :
a) Sistem Termin
- Angsuran pembayaran akan dilakukan setelah progress
pekerjaan mencapai suatu prosentasi tertentu
(misalnya 25 %, 40 %, 60 % dan seterusnya )
- Besarnya persentase ini tergantung kesepakatan
bersama antara pemilik pekerjaan dengan kontraktor.

b) Sistem Montly Certificate ( MC )


Sistem MC adalah sistem pembayaran yangditetapkan
berdasarkan atas prestasi bulanan. Sistem ini banyak
diterapkan pada kontrak-kontrak yang dananya dari bantuan
luar negeri. 36
c) Sistem Turn Key
- Sistem ini merupakan salah satu alternatif kontrak
berdasarkan Lumpsum, yang pembayarannya dilakukan
setelah pekerjaan selesai seluruhnya, yang kontraknya
disebut “ Turn key Contract “.
- Biasanya sistem ini berlaku pada pekerjaan yang
unitnya kecil-kecil dan seragam yang jumlah unitnya
banyak. Biasanya sistem ini ditemui pada pekerjaan-
pekerjaan yang dimiliki oleh swasta.

37
IV.4 Dokumen kontrak konstruksi

IV.4.1 Dokumen kontrak terdiri dari :

- Petunjuk unteuk peserta tender


- Penawaran harga ( harga satuan dan kuantitas )
- Kontrak / perjanjian
- Syarat-syarat umum
- Syarat-syarat khusus ( jika ada )
- Spesifikasi umum ( spesifikasi teknis )
- Spesifikasi khusus ( jika ada )
- Gambar-gambar rencana
- Berita acara penjelasan
- Agenda kontrak ( jika ada )
38
4.1.1 Petunjuk untuk peserta tender ( Instruction to bidders )
- Petunjuk bagi peserta tender yang berisi :

 Jadwal-jadwal proses tender


 Syarat-syarat penawaran
 Pemasukan penawaran
 Pembukaan penawaran
 Evaluasi penawaran
 jumlah hari pelaksanaan
 Volume pekerjaan, jaminan penawaran dan
 Bentuk dokumen kontrak

- Petunjuk ini berlaku hanya selama proses tender saja.


39
4.1.2 Syarat-syarat umum kontrak

Syarat-syarat ini merupakan persyaratan umum kontrak,


yang mengatur : Hubungan kerja pihak-pihak yang terikat
kontrak, ketentuan-ketentuan mengenai : penandatanganan
kontrak, masa pelaksanaan konstruksi, masa pemeliharaan,
domisili, wewenang pimpro dan konsultan supervisi, hak dan
kewajiban kontraktor, penilaian progress, pembayaran,
keamanan dan keselamatan kerja, jaminan-jaminan,
pengendalian mutu, perubahan pekerjaan, sanksi dan denda
kelambatan, kenaikan harga, force majeure , penyelesaian
masalah yang timbul, arbitrase, pemutusan hubungan
kontrak, tata cara penyerahan pekerjaan Pito dan Fito serta
sistem pelaporan.
40
4.1.3 Syarat-syarat khusus :
Syarat-syarat ini memuat hal-hal yang tidak tercantum
dalam syarat-syarat umum ( Jika hal ini memang ada )

4.1.4 Volume pekerjaan ( Bill of Quantity )


Volume pekerjaan yang di tender merupakan salah satu
dokumen kontrak, untuk kontrak jenis unit price, yang
dipergunakan untuk menilai progress pekerjaan dan
Contract Change order.

4.1.5 Gambar-gambar Rencana / desain


Merupakan rencana konstruksi yang akan dilaksanakan,
yang dapat digunakan untuk perhitungan volume item-
item pekerjaan. Kalau gambar berubah karena change
order  tugas kontraktor untuk buat As built drawing
yang akan dijadikan sebagai dokumen arsip / legen. 41
4.1.6 Spesifikasi Teknis

- Spesifikasi umum merupakan spesifikasi / pedoman teknis


dan prosedur mengenai jaminan mutu ( bahan dan
pekerjaan ), bentuk, warna, cara pencampuran bahan, cara
pengerjaan dan cara pengujiannya, sistem tampling untuk
pengujian, urutan pekerjaan pengujian, standar / format
laporan, toleransi mutu yang disajikan, peralatn pengulian
yang digunakan dan sebagainya.

- Spesifikasi teknis ini merupakan standar mutu bahan


pekerjaan dan sebagai bahan untuk pengendalian mutu.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai
Spesifikasi dan konsultan supervisi mengawasi pelaksanaan
Spesifikasi pada setiap proses kegiatan. 42
ˉ Kontraktor harus melakukan pengendalian mutu, bukan
konsultan supervisi.

ˉ Spesifikasi teknis merupakan standar mutu, kalau standar


mutu telah dikeluarkan oleh Badan SNI, maka didalam
spesifikasi teknis tidak perlu diuraikan tetapi cukup
menunjuk kepada Standar Nasionalnya.

ˉ Untuk pekerjaan yang kuantitasnya besar dan seragam,


kontraktor dianjurkan untuk membuat mix desain. Begitu
pula untuk mendapatkan standar pemadatan pada
pekerjaan-pekerjaan pembuatan tanggul, kontraktor diminta
untuk melakukan “ Trial embankment “

43
IV.5 Aspek-aspek Legal / Kasus-kasus dalam Kontrak
Ketentuan legal yang penting dari kontrak

5.1 Penyerahan lapangan


- Surat Penyerahan Lapangan ( SPL ), dikeluarkan oleh
pimpro dalam waktu 15 hari setelah penandatanganan
kontrak.
- Pengeluaran SPL dapat bersamaan dengan Surat
Perintah Memulai Pekerjaan ( SPMK )

5.2 Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK )


- Masa pelaksanaan dimulai dari tanggal diterbitkannya
SPMK
- Keterlambatan penerbitan SPMK, mengakibatkan
masa kontrak lebih lama. 44
Aspek legal ….

5.3. Bentuk jaminan dan masa berlakunya


 Bentuk jaminan dari Bank/bada penjamin lainnya, dapat
dicarikan dalam amasa waktu 7 hari setelah diajukan claim
oleh pimpro terhadap wanprestasi
 Jika pada akhir angsuran pekerjaan pemeliharaan belum
selesdai, uang retensi diganti dengan jaminan uang retensi
 Jaminan pelaksanaan berlaku sampai dengan pito, jika terjadi
perpanjangan waktu kontrak, jaminan pelaksanaan juga harus
diperpanjang.

5.4. Masa Jaminan Pemeliharaan dan Perbaikan kontrak


 Untuk pekerjaan yang dananya dari bantuan luar negeri
biasanya masa pemeliharaan 6 bulan (pekerjaan
peningkatan/baru) sedangkan untuk pekerjaan pemeliharaan
berkala ± 3 bulan

45
Aspek legal . . .
5.5 Rencana kerja dan jadwal
- Rencana kerja dan jadwal dibuat kontrak dan sesuai jadwal
waktu dalam kontrak
- Perpanjangan waktu karena adanya hambatan
pelaksanaan dapat dipertimbangkan dan harus diajukan 14
hari setelah terjadinya hambatan dengan segala alasannya

5.6 Konsultan supervisi


- Ada dua macam tugas bagi konsultan supervisi :
Asisten concept ( memberikan advice untuk tindakan
supervisi ), atau
Task concept ( sebagai tenaga yang bertugas
mengawasi langsung kepada kontraktor )
- Masa kontrak konsultan dapat sampai Pito atau Fito
tergantung kontrak, kalau pekerjaanphisik diperpanjang,
46
kontrak konsultan supervisi juga harus diperpanjang.
Aspek Legal . . .

5.7 Pembayaran Pimpro atau wakil kontraktor dilapangan


- Pimpro harus meneliti secara wajar kemampuan wakil
kontraktor, jika ternyata menunjukan kinerja yang kurang
baik, pimpro dapat mengusulkan untuk mengganti dengan
personil yang memenuhi syarat

5.8 Persetujuan Sub Kontraktor


- Kontraktor harus mengajukan sub kontraktor kepada
Pimpro untuk mendapatkan persetujuan.
- Pimpro dapat meneliti kontrak sub kontraktor tentang
sistem pembayaran, pengendalian mutu, sistem sanksinya
serta lingkup pekerjaan yang akan di sub kan.
47
Aspek legal . . .

5.9 Penilaian Progress


- Progress bulanan dibuat dan diajukan oleh kontraktor
untuk diperiksa dan disetujui oleh konsultan supervisi
dengan memberitahukan lebih dulu kepada kontraktor
jadwalnya agar kontraktor bisa hadir untuk melakukan
checking bersama.

5.10 Perintah perubahan pekerjaan


- Perintah perubahan pekerjaan harus secara tertulis dari
Pimpro. Dalam keadaan mendesak bisa dilakukan secara
lisan dengan catatan harus disusuli secara tertulis 72 jam
setelah perintah lisan dikeluarkan.
- Perintah perubahan pekerjaan bisa meliputi berbagai hal,
misalnya perubahan gambar desain, volume pekerjaan, 48
perubahan spesifikasi, perubahan waktu dan lain-lain.
5.11 Masa pembayaran :
- Masa pembayaran : tenggang waktu antara invoice dengan
diajukan pembayaran kepada KPKN, yang biasanya
ditentukan 90 hari. Keterlambatan pembayaran bisa
dijadikan claim oleh kontraktor.
- Dalam waktu 7 hari pengajuan permintaan pembayaran
bulanan oleh kontraktor yang disukai B.A.P, harus sudah
ditandatangani oleh Pimpro.

5.12 Force Mayeur :


- Force Mayeur adalah keadaan yang terjadi diluar
kemampuan kontraktor ( keadaan khusus misalnya
bencana alam, perang dan lain-lain )
- Kontraktor harus melapor paling lambat 14 hari setelah
terjadi 49
Aspek legal

5.13 Jaminan atas Quality control dari kontraktor


Tanggung jawab atas mutu adalah kontraktor dengan
memperlihatkan :

- Tersedianya peralatan pengujian mutu


- Mencantumkan persyaratan mutu dalam kontrak
sebagai sub kontraktor
- Memelihara dokumen pengendalian mutu

50
Aspek legal

5.14 Dokumen laporan proyek :

- Dokumen tertulis pelaksanaan proyek, misalnya


:Laporan harian / mingguan / bulanan, pengujian mutu,
inspeksi laporan, berita acara rapat, perintah tertulis
tentang perubahan, penghentian, percepatan dan lain-
lain harus dipelihara dengan baik oleh kontraktor,
untuk kemudian diserahkan ke pimpro setelah kontrak
selesai

- Dokumen-dokumen tersebut dapat digunakan bahan


untuk negoisasi penambahan waktu, penambahan biaya
kontrak (adendum ) dan lain-lain.
51
5.15. Dokumen Pito dan Fito
 Pito dapat dilakukan oleh kontraktor saat pekerjaan mencapai ± 97%
selesai

 Pengenaan denda keterlambatan diperhitungkan pada progres


pekerjaan 100% dari Pito

 Dalam pemeriksaan pekerjaan selesai 100% untuk Pito, Pimpro juga


harus mempertimbangkan apakah masih ada masalah /tidak antara
main kontraktor dengan sub kontraktor
 Claim-claim kontraktor harus telah diajukan sebelum Fito dilakukan

 Fito (penyerahan akhir) dilakukan setelah ada berita acara


pemeriksaan akhir yang menyatakan bahwa pekerjaan telah selesai

 Uang retensi yang ditahan dikembalikan kepada kontraktor setelah


Fito 52
Aspek legal . . .

5.16 Perpanjangan waktu dan denda keterlambatan


- Denda keterlambatan diberikan kepada kontraktor bila
pelaksanaan terlambat akibat kelalaian kontraktor.

- Perpanjangan waktu pelaksanaan bisa dilakukan jika


usulan kontraktor disetujui pimpro atas adanya force
mayeur, hambatan pelaku pekerjaan, perubahan
pekerjaan yang menimbulkan perpanjangan waktu dan
lain-lain.

- Perpanjangan waktu akibat hujan, banjir dan lain-lain


tidak diperkenankan.
53
Penghentian dan Pemutusan Kontrak SYARAT-SYARAT UMUM
KONTRAK

5.17. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dan kontrak kritis


1. Apabila Penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadual, maka
PPK harus memberikan peringatan secara tertulis atau dikenakan ketentuan
tentang kontrak kritis.
2. Kontrak dinyatakan kritis apabila :
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari kontrak),
realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar dari pada 10% dari
rencana;
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak)
terlambat lebih besar 5% dari rencana;
c. Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak, realisasi fisik
pelaksanaan terlambat kurang dari 5% dari rencana dan akan melampaui
tahun anggaran berjalan
3. Penanganan Kontrak Kritis:
a. Dalam hal keterlambatan pada pasal 43.1 dan penanganan kontrak kritis
pada pasal 43.2 dilakukan dengan rapat pembuktian (show cause 54
meeting/SCM).
Penghentian dan Pemutusan Kontrak SYARAT-SYARAT UMUM
KONTRAK

5.17. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dan kontrak kritis – lanjutan


3. Penanganan Kontrak Kritis:
b. Dalam hal .......................(show cause meeting/SCM).
1) Kontrak kritis, Direksi menerbitkan surat peringatan kepada Penyedia, SCM
2) Dalam SCM, uji coba pertama yang dituangkan dalam berita acara SCM
tingkat Tahap I.
3) Apabila Pihak Kedua gagal pada uji coba pertama, SCM Tahap II, uji
coba kedua yang dituangkan dalam berita acara SCM Tahap II.
4) Apabila Pihak Kedua gagal pada uji coba kedua, SCM Tahap III ,uji coba
ketiga yang dituangkan dalam berita acara SCM Tahap III.
5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitkan surat
peringatan kepada penyedia atas keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan .
6) Apabila pada uji coba ketiga masih gagal, maka Pejabat Pembuat
Komitmen dapat memutuskan kontrak secara sepihak dan/atau sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan dengan mengesampingkan 55
pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Penghentian dan Pemutusan Kontrak SYARAT-SYARAT UMUM
KONTRAK

5.17. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dan kontrak kritis - lanjutan


3. Penanganan Kontrak Kritis:
c. Dalam hal terjadi keterlambatan melampaui tahun anggaran berjalan,
Penyedia diberi kesempatan menyelesaikan pekerjaan 50 hari dengan
diberlakukan denda sebesar 1/1000 dari nilai Kontrak atau nilai bagian
Kontrak apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara parsial
untuk setiap hari keterlambatan.
d. Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat keterlambatan diterbitkan
adendum untuk mencantumkan sumber dana tahun anggaran
berikutnya atas sisa pekerjaan yang akan diselesaikan dan
memperpanjang masa berlaku jaminan pelaksanaan.
e. Setelah dilakukan penanganan kontrak kritis PPK dapat lgsg
memutuskan kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan pasal
1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, jika:
1) kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas
berakhirnya kontrak 56
Penghentian dan Pemutusan Kontrak SYARAT-SYARAT UMUM
KONTRAK

5.17. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dan kontrak kritis - lanjutan


3. Penanganan kontrak kritis
d. Setelah dilakukan ....................., jika:
2) Berdasarkan penelitian PPK, Penyedia Barang/Jasa tidak akan
mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun
diberikan kesempatan sampai dengan 50 hari sejak masa
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan
pekerjaan
3) Setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan

57
Aspek legal . . .

5.18 Pekerjaan mendesak

- Dalam keadaan mendesak, seperti : untuk mengurangi


resiko kerusakan yang lebih parah terhadap pekerjaan
yang sedang dilakukan, mengeluarkan dari lokasi atas
material yang ditolak, pimpro dapat memberi perintah
tertulis kepada kontraktor untuk melakukan pekerjaan
tersebut dalam jangka waktu tertentu.

- Jika kontraktor tidak melaksanakan perintah tersebut


diatas, Pimpro dapat mengambil alih untuk dikerjakan
sendiri atau menggunakan jasa pihak ketiga dengan biaya
dari kontraktor.
58
VI. Penutup
VI.1 Simpulan
Didalam pembelajaran ini disajikan pengaturan tentang kontrak,
lembaganya dengan hukum serta tahap-tahap yang perlu dilakukan
agar penyajian tersebut terproses menjadi kontrak.
Jenis-jenis kontrak diperkenalkan agar dapat dipahami pentingnya jenis
kontrak dalam proses mengidentifikasi resiko konstruksi. Kepada para
peserta juga disuguhi jaminan-jaminan yang penting dalam kontrak
serta sistem-sistem pembayaran yang biasa digunakan di balai-balai
kita, komponen-komponen dalam dokumen kontrak serta aspek-aspek
legal yang biasanya ditemui dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
59
VI.2 Tindak lanjut
Untuk bisa memahami pengertian kontrak serta masalah-masalah
yang sering kita jumpai dalam pelaksanaan pekerjaan yang terkait
dengan kontrak, peserta dianjurkan agar selain modul ini dapat
didalami juga peserta diminta untuk membaca dokumen-dokumen
kontrak yang ada di balainya masing-masing, selain mencermati dan
mengidentifikasi permasalahn-permasalahan kontrak pekerjaan yang
ada dilapangan.

60
TERIMA KASIH

SEMOGA BERMANFAAT DAN


SUKSES SELALU

61

Anda mungkin juga menyukai