Anda di halaman 1dari 20

PENGATURAN DAN TATA CARA

PENETAPAN HAK GUNA USAHA


DEFINISI

Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah


yang dikuasai langsung oleh negara untuk usaha pertanian,
perikanan atau peternakan.

SUMBER: PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2017
PEROLEHAN TANAH HAK GUNA USAHA

Memperoleh
dan menguasai
tanah yang
dimohon,
dibuktikan Pengajuan
Izin dengan data
yuridis dan data
Permohonan
Lokasi fisik sesuai Hak Guna
dengan Usaha (HGU)
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.

SUMBER: PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7
TAHUN 2017
Dalam hal areal yang akan dimohon Hak Guna Usaha telah diberikan izin usaha terkait
pemanfaatan sumber daya alam oleh pejabat yang berwenang untuk sebagian atau
seluruh bidang tanah maka untuk memohon Hak Guna Usaha tersebut, pemohon Hak
Guna Usaha harus mendapat persetujuan dari pemegang izin usaha yang bersangkutan.

Perolehan tanah Hak Guna Usaha dapat berasal dari:


a. Tanah Negara;
b. Tanah Hak;
c. Tanah Ulayat;
d. Kawasan Hutan Negara; dan
e. Hak Pengelolaan Transmigrasi.

SUMBER: PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7
TAHUN 2017
TATA CARA PEMBERIAN HAK GUNA USAHA

Pemberian Hak Guna Usaha dilakukan melalui tahapan:

PENGUKURAN PERMOHONAN PEMERIKSAAN PENETAPAN PENDAFTARAN


BIDANG TANAH HAK TANAH HAK HAK

SUMBER: PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 201 7
TAHAPAN PENGUKURAN

Pemohon membuat
permohonan pengukuran Pengukuran bidang tanah Hasil pengukuran bidang
bidang tanah tertulis oleh sesuai peraturan tanah berupa Peta Bidang
melalui Kantor perundang-undangan Tanah
Pertanahan setempat

SUMBER: PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 201 7
PERSYARATAN PENGUKURAN

1. Identitas pemohon;

2. Izin Lokasi;

3. Bukti Perolehan Tanah atau alas hak;

4. Rekapitulasi Perolehan Tanah dan Peta Rekapitulasi

5. Perolehan Tanah;

6. Peta permohonan pengukuran dilengkapi layer tugutugu

7. batas bidang tanah yang telah terpasang dan telah

8. disahkan oleh direksi perusahaan;

9. Izin dari dinas teknis terkait;

10. Peta telaah areal yang dimohon pengukuran dari Kantor

11. Pertanahan/Kanwil BPN;

12. Surat Pernyataan Tidak Sengketa dan Surat Pernyataan


SUMBER: PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA
13. Telah Memasang Tanda Batas yang dilampiri dengan RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017
14. Daftar Koordinat Tugu Batas yang telah dipasang.
TAHAPAN PERMOHONAN HAK

• Dalam hal tanah yang dimohon Hak Guna Usaha


diperoleh secara sporadis atau terpencar, permohonan
PERMOHONAN haknya diajukan dalam 1 (satu) permohonan dengan
HGU TERTULIS luas tanah hasil penjumlahan atau kumulatif.

• pemeriksaan dan penelitian kelengkapan data yuridis


dan data fisik
PENERIMAAN
BERKAS
• pemberitahuan kepada pemohon untuk membayar biaya
PERMOHONAN HGU
OLEH PEJABAT
yang diperlukan

• Dalam hal pemberian Hak Guna Usaha merupakan


kewenangan Kepala Kantor Wilayah BPN atau Menteri,
PEMBERIAN HAK Kepala Kantor Pertanahan menyampaikan berkas
GUNA USAHA permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah BPN.
SUMBER: PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA
RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017
PERSYARATAN PERMOHONAN HAK

A. Permohonan diajukan secara tertulis melalui Kantor Pertanahan dilampiri dengan:


1. Identitas pemohon dan/atau kuasanya
2. Surat kuasa, apabila dikuasakan
3. Rekapitulasi perolehan tanah dan peta rekapitulasi perolehan tanah
4. Akta pendirian badan hukum beserta perubahannya,
5. pengesahan/persetujuan dari pejabat yang berwenang dan tanda daftar perusahaan
6. Pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka Izin Lokasi
7. Rekapitulasi perolehan tanah dan peta rekapitulasi perolehan tanah yang telah diverifikasi dan divalidasi
oleh Kantor Pertanahan
8. Izin/rekomendasi/keterangan dari instansi terkait, yang memuat:
izin lokasi sesuai rencana tata ruang; izin usaha dari instansi yang berwenang; dan surat keterangan bahwa
tanah yang dimohon tidak termasuk dalam areal gambut, kawasan hutan dan areal yang terbakar sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
SUMBER: PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA
RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017
PERSYARATAN PERMOHONAN HAK
9. Peta bidang tanah inti dan plasma
10. Persetujuan penanaman modal (jika menggunakan menggunakan fasilitas penanaman
modal)
11. Perjanjian kerjasama kemitraan dengan masyarakat sekitar yang dilampiri dengan daftar
peserta plasma yang ditunjuk berdasarkan usulan dari camat dan lurah/kepala desa
setempat yang ditetapkan oleh bupati/walikota/pejabat yang ditunjuk

SUMBER: PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 201 7
PERSYARATAN PERMOHONAN HAK
12. Surat pernyataan direksi perusahaan dalam bentuk akta notariil yang memuat :
 Pernyataan rekapitulasi perolehan dibuat sesuai data yang sebenarnya dan apabila ternyata
dikemudian hari terjadi permasalahan menjadi tanggung jawab sepenuhnya perusahaan dan
tidak akan melibatkan Kementerian ATR/BPN
 Pernyataan tanah yang dimohon tidak terdapat konflik/sengketa/perkara dan keberatan dari
pihak lain
 Pernyataan peserta plasma adalah benar-benar masyarakat sekitar dan atau masyarakat
yang memenuhi persyaratan sebagai peserta plasma
 Pernyataan kesanggupan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan
 Pernyataan kesanggupan membangun kebun plasma apabila di sekitar lokasi tanah yang
dimohon Hak Guna Usaha tidak terdapat masyarakat

SUMBER: PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 201 7
PERSYARATAN PERMOHONAN HAK
B. Satuan Bidang Tanah
 Bidang Jika tanah yang dimohon diperoleh secara sporadic atau terpencar, permohonan
diajukan dalam 1 permohonan dengan luas tanah hasil penjumlahan atau kumulatif

SUMBER: PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 201 7
TAHAPAN PEMERIKSAAN TANAH
Pemeriksaan tanah dalam rangka penetapan Hak Guna Usaha dilakukan oleh Panitia B.
PEMBENTUKAN PANITIA B PELAKSANAAN TUGAS PANITIA B HASIL PEMERIKSAAN PANITIA B
• mengadakan pemeriksaan terhadap kelengkapan • Berita Acara Pemeriksaan Lapangan dan Berita
• Panitia B dibentuk dan berkas permohonan pemberian HGU Acara Sidang Panitia B
ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Kantor Pertanahan, • mengadakan penelitian dan pengkajian mengenai • Hasil pemeriksaan tanah dituangkan dalam Risalah
Panitia B.
status tanah, riwayat tanah dan hubungan hukum
untuk pemberian Hak Guna antara tanah yang dimohon dengan pemohon
Usaha yang merupakan serta kepentingan lainnya • Dalam merumuskan kesimpulan Risalah Panitia B
harus secara tegas menyatakan setuju atau tidak
kewenangan Kepala Kantor • mengadakan penelitian dan peninjauan fisik atas setuju mengenai diberikannya Hak Guna Usaha
Pertanahan tanah yang dimohon mengenai penguasaan,
• Dalam hal tanah yang dimohon Hak Guna Usaha
• Keputusan Kepala Kantor penggunaan/keadaan tanah serta batas bidang
telah dimanfaatkan oleh pemohon berdasarkan izin
tanah yang dimohon;
Wilayah BPN, untuk pemberian usaha yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang maka dengan memperhatikan usia
Hak Guna Usaha yang • mengadakan penelitian usia tanaman, dalam hal tanaman dapat menjadi dasar Panitia B untuk
merupakan kewenangan Kepala tanah yang dimohon telah dimanfaatkan mengusulkan pengurangan jangka waktu Hak Guna
berdasarkan izin usaha yang dikeluarkan oleh Usaha yang akan diberikan.
Kantor Wilayah BPN dan instansi yang berwenang;
kewenangan Menteri. • Apabila dalam Risalah Panitia B terdapat hal yang
• menentukan sesuai atau tidaknya penggunaan dipersyaratkan dan/atau diperlukan klarifikasi lebih
• Dalam hal diperlukan, Kepala tanah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan lanjut, pemenuhannya harus dituangkan dalam Berita
Kantor Pertanahan atau Kepala rencana pembangunan daerah; Acara Hasil Klarifikasi yang ditandatangani oleh
ketua, sekretaris dan satu orang anggota Panitia B.
Kantor Wilayah BPN dapat • membuat Berita Acara Pemeriksaan Lapangan
menunjuk camat dan kepala • Risalah Panitia B sebagaimana dimaksud dalam
ditandatangani oleh seluruh anggota Panitia B.
desa/lurah/tetua adat/tokoh • melakukan sidang-sidang baik di lapangan
masyarakat letak tanah yang maupun di kantor berdasarkan data fisik dan data
• Dalam hal terdapat anggota yang tidak bersedia
yuridis hasil pemeriksaan tanah, termasuk data
bersangkutan sebagai pendukung lainnya, yang dituangkan dalam Berita menandatangani Risalah Panitia B , Panitia B
membuat catatan pada Risalah Panitia B mengenai
Pembantu Panitia B Acara Sidang Panitia B; dan
penolakan/keberatan dimaksud.
• memberikan pendapat dan pertimbangan atas • Risalah Panitia B yang tidak ditandatangani oleh
permohonan Hak Guna Usaha anggota yang tidak bersedia , tidak mengurangi
keabsahan Risalah Panitia B.
TAHAPAN PENETAPAN HAK

Keputusan
penyiapan
penerbitan Berdasarkan pemberian Hak
konsep
keputusan data Guna Usaha
keputusan Dalam hal Dalam hal
pemberian Hak permohonan, atau keputusan
pemberian Hak pemberian Hak Kepala Kantor
Guna Usaha Risalah Panitia penolakan
Guna Usaha Guna Usaha Pertanahan,
atau keputusan B dan pemberian Hak
atau keputusan merupakan Kepala Kantor
penolakan pertimbangan Guna Usaha
penolakan kewenangan Wilayah BPN
pemberian Hak Kepala Kantor disampaikan
pemberian Hak Menteri maka atau Menteri
Guna Usaha Wilayah BPN, kepada
Guna Usaha Kepala Kantor menetapkan
oleh Kepala Menteri pemohon
oleh unsur Wilayah BPN keputusan
Kantor menerbitkan melalui surat
teknis pada menyampaikan penolakan
Pertanahan keputusan tercatat atau
Kantor data pemberian Hak
atau Kepala pemberian Hak dengan cara
Pertanahan permohonan Guna Usaha,
Kantor Wilayah Guna Usaha lain yang
atau Kantor disertai harus disertai
BPN atau keputusan menjamin
Wilayah BPN pendapat dan dengan alasan
berdasarkan penolakan sampainya
sesuai dengan pertimbangan. penolakan.
data pemberian Hak ketetapan pada
kewenanganny
permohonan Guna Usaha pihak yang
a
berhak.

SUMBER: PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 201 7
TAHAPAN PENDAFTARAN HAK

Dalam hal keputusan


Untuk memperoleh tanda pemberian Hak Guna Usaha
bukti hak berupa sertipikat merupakan kewenangan
Pendaftaran dilaksanakan
Hak Guna Usaha, penerima Menteri atau Kepala Kantor Permohonan pendaftaran
setelah semua kewajiban dan
Hak Guna Usaha harus Wilayah BPN, pelaksanaan keputusan penetapan Hak
persyaratan yang tercantum
mendaftarkan keputusan pendaftaran hak baru dapat Guna Usaha dilakukan sesuai
dalam Surat Keputusan
pemberian Hak Guna Usaha dilakukan setelah salinan dengan ketentuan peraturan
Pemberian Hak Guna Usaha
pada Kantor Pertanahan yang keputusan pemberian Hak perundang-undangan.
dipenuhi.
daerah kerjanya meliputi letak Guna Usaha telah diterima
tanah yang bersangkutan oleh Kepala Kantor
Pertanahan.

SUMBER: PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA


BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN
2017
Permen 4 Tahun 2017 tentang Standar Pelayanan Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Permen 4 Tahun 2017 tentang Standar Pelayanan Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
KEWENANGAN PENETAPAN HGU
REFERENSI

 Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan


Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017
 Permen 4 Tahun 2017 tentang Standar Pelayanan Kementerian
Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Anda mungkin juga menyukai