Anda di halaman 1dari 8

ASPEK HUKUM MANAJEMEN KONSTRUKSI

(TENTANG HUKUM PERIZINAN)


1. Pengertian izinan
Menurut Prtof Bagirmanan dan Prof. Mr. J.B.J.M. ten Berge: izin adalah suatu
persetujuan dari penguasa berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk
memperuraikan tindakan atau perbuatan tertentu yang secara umum dilarang.
Menurut Prof. Mr. Van Der Pot ; Izin adalah keputusan yang memperkenankan
dilakukannya perbuatan yang pada prinsipnya tidak dilarang oleh pembuat
peraturan.
Menurut Prof Prajudi Atmosudirdjo : izin adalah suatu penetapan yang
merupakan dispensasi pada suatu larangan oleh undang-undang.
Pada umumnya pasal undang-undang yang bersangkutan berbunyi , Dilarang
tanpa ijin....(melakukan).... dan seterusnya. Selanjutnya larangan tersebut diikuti
dengan perincian syarata-syarat, kriteria dan sebagainya yang perlu dipenuhi
oleh pemohon untuk memperoleh dispensasi dari larangan, disertai dengan
penetapan prosedur san petunjuk pelaksanaan (juklak) kepada pejabat-pejabat
administrasi yang bersangkutan.
2. Tujuan Sistem Perjijinan
Melalui izin, pemerintah terlibat dalam kegiatan warga negara. Dalam hal ini pemerintah
mengarahkan warganya melalui instrumen yuridis berupa izin. Setelah izin diproses
masih dilakukan pengawasan, pengendalian, pemegang izin diwajibkan menyampaikan
laporan secara berkala kepada yang memberi izin. Izin dapat dimaksudkan untuk
mencapai berbagai tujuan tertentu seperti :
2.1.

Keinginan Mengarahkan Aktivitas-aktivitas tertentu.


Misalnya pada izin mendirikan bangunan (IMB atau IMBB), permohonan harus
memenuhi persyaratan tertentu dan rekomendasi dari instansi terkait, misalnya
kalau bangunan itu didirikan dekat sungat maka diperlukan rekomendasi dari
instansi yang berwenang dalam pengawasan dan pengelolaan sungai dsb.

2.2.

Mencegah bahaya terhadap lingkungan


Dalam pasal 3 UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup ditentukan bahwa setiap orang berkewajiban menjaga kelestarian
fungsi lingkungan hidup serta menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas
lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia;
Sebelum melakukan kegiatan tertentu misalnya pembangunan bandara, jalan,
gedung dsb. Yang mempunyai dampak lingkungan, maka pelaku usaha diwajibkan

terlebih dahulu untuk membuat AMDAL, UKL/UPL atau SPPL dan dipantau setiap
periode tertentu.
2.3.

Keinginan melindungi obyek-obyek tertentu


Pemerintah mempunyai kepentingan agar obyek-obyek tertentu yang berguna bagi
masyarakat tetap terjaga dan terlindungi. Misalnya benda cagar budaya diperlukan
untuk keperluan pendidikan dan Ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu pemerintah
memandang bahwa benda tersebut perlu dikelola, dipelihara dan sekaligus
dilindungi agar kelestarian terjaga. Sesuai dengan UU No 11 tahun 2010 tentang
cagar budaya, maka setiap orang dilarang :
a. mengalihkan kepemilikan Cagar Budaya (ps 17)
b. melakukan pencarian Cagar Budaya atau yang diduga Cagar Budaya dengan
penggalian, penyelaman, dan/atau pengangkatan di darat dan/atau di air
(psl 26)
c. memindahkan, memisahkan Cagar Budaya (pas 67)
d. Pemugaran Bangunan Cagar Budaya dan Struktur Cagar Budaya (ps 77)
e. mengubah fungsi ruang Situs Cagar Budaya dan/atau Kawasan Cagar
Budaya (ps 81)
f. memanfaatkan Cagar Budaya peringkat nasional, peringkat provinsi, atau
peringkat kabupaten/kota, baik seluruh maupun bagian-bagiannya, dengan
cara perbanyakan, kecuali dengan izin Menteri, gubernur, atau bupati/wali
kota sesuai dengan tingkatannya (ps 93)
Apa yang terurai terurai tersebut memperlihatkan bahwa izin menjadi instrumen
yang digunakan pemerintah untuk tujuan perlindungan

2.4.

Membagi benda-benda yang sedikit


Adakalanya kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan sumber daya jumlahnya
sangat terbatas, misalnya air bawah tanah, maka pengambilan dan pemanfaatan air
bawah tanah perlu Surat Izin Pertambangan Daerah-Pertambangan rakyat (SIPDPR).

2.5.

Pengarahan dengan Menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas


Izin dapat ditujukan untuk pengarahan dengan menyeleksi orang dan aktivitasaktivitas tertentu yang dilakukan oleh warga masyarakat. Misalnya SIM, untuk
memperoleh SIM seseorang harus melalui serangkaian proses pengujian, baik teori
dan praktek.

2.6. Tujuan tertentu


Misalnya Izin cuti tahunan, cuti hamil dsb bagi pegawau negeri atau pegawai
swasta

3. Aspek Yuridis Sistem Perizinan


Menurut Spelt dan ten Berge dalam bukunya Pengantar hukum perizinan pada sistem
izin terdiri atas larangan, persetujuan yang merupakan dasar perkecualian (Izin), dan
ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan izin.
3.1.

Larangan
Larangan dan wewenang suatu organ pemerintahan dilakukan dengan memberikan
izin harus ditetapkan dalam suatu pe raturan perundangan. Hal ini timbul dari azas
legalitas dalam hukum demokratis, yaitu pemerintah memiliki kewenangan yang
diatur dalam undang-undang. Larangan itu merupakan sesuatu yang membebani
masyarakat, oleh karena itu pembebanan tersebut mesti mendapat persetujuan
masyarakat yakni yang diwakili oleh DPR/DPRD.

3.2.

Persetujuan Yang Merupakan Dasar Perkecualian (Izin),


Izin muncul kalau norma larangan unum dikaitkan dengan norma umum, yang
memberikan adalah organ pemerintah yang mempunyai kewenangan untuk
menggantikan larangan itu dengan persetujuan dalam suatu bentuk tertentu.
Keputusan yang memberikan adalah suatu Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN).
Keputusan ini adalah keputusan sepihak dari suatu organ pemerintah yang
diberikan atas dasar kwewnangan ketatanegaraan.

3.3.

Ketentuan-Ketentuan Yang Berhubungan Dengan Izin.


Ketentuan-ketentuan adalah syarat-syarat yang menjadi dasar bagi organ pemerintahan dalam memberikan izin. Pemerintah sebagai pihak yang berkuaasa memiliki
kewenangan untuk memaksa warga, dapat pula melarang suatu hal agar tidak
dilakukan oleh warganya. Dalam hal-hal tertentu ada kemungkinan sesuatu yang
secara umum dilarang kemudian diperbolehkan oleh penguasa. Selain larangan dan
izin, seringkali ada persyaratan-persyaratan tertentu.

4. Fungsi Izin
Mengarahkan/ mengendalikan aktivitas tertentu isi keputusan harus jelas
Mencegah bahaya HO
Melindungi obyek tertentu menyangkut IMBB
Mengatur orang dan/atau aktivitas tertentu
5. Bentuk dan isi Izin
Bentuk : Tertulis (tergantung peraturan yang mendasarinya)
Isi : Keputusan pasti
Uraian dan akibat hukum jelas (kepastian hukum)

Penetapan hak dan kewajiban restribusi


Keputusan yang menyangkut tindakan yaang segera berakhir masalah
berlakunya/batasan waktu
Pemberiaan dan penolakan izin
6. Wewenang menerbitkan izin
Sifat Wewenang : publik (wewenang ketatanegaraan dan wewenang
administrasi/tindakan hukum tata usaha negara
Sifatnya sepihak tapi tidak sewenang-wenang
Macam Wewenang
Wewenang terikat
Wewenang bebas pertimbangan normatif (Asas-asas Umum Pemerintahan
yang baik / AUPB
a.
b.
c.
d.

Azas perlakuan baik


Asas pemeriksaan yang teliti
Acara pengambilan keputusan yang teliti izin lokasi ada rapat koordinasi
Pembentukan keputusan yang baik dalam arti terutama masalah isi, akibatnya
yang jelas dsb.
e. Pemberian alasan yang mendukung izin IMBB, bila ditolak alasannya harus jelas
f. Persamaan hak jangan dibedakan
g. Kepercayaan
h. Penimbangan kepentingan dengan patut dan adil

7. Sifat keputusan Perizinan


a. Izin sebagai KTUN bebas dan KTUN terikat dengan perundang-undangan
berbentuk tertulis
Suatu keputusan dikatakan sebagai keputusan bebas apabila lahir dari kewenangan
bebas yang dimiliki oleh organ pemerintah, yaitu menggunakan kewenangannya
dapat keputusan secara mandiri. Misalnya, dalam Perda Kabupaten tertera
ketentuan : Bupati dapat menerbitkan IMBB, bila .......
Kata dapat dalam Perda tersebut menyebabkan adanya ruang kebebasan bagi
bupati uuntuk mengeluarkan IMBB atau tidak mengeluarkan IMBB.
Suatu keputusan dikatakan sebagai keputusan terikat bila organ pemerintah yang
mengeluarkan keputusan itu tinggal melaksanakan saja apa yang dimuat dalamm
peraturan yang mendasari dikeluarkan kepurusan tersebut. Misalnya, ditentukan
bahwa yang diberikan SIM A dan SIM B mereka yang telah berusia minimal 17
tahun , pihak kepolisian tidak dapat mengmbil keputusan selain dari yang telah
ditentukan.

b. Izin sebagai KTUN menguntungkan melihat posisi para pihak mengambil


posisi gugatan
c. Izin sebagai KTUN kilat dan KTUN langgeng menyangkut masa berlaku dan isi
keputusan
d. Izin sebagai KTUN Zakelijk dan Persoonlijk kualitas benda dan kualitas dari
personil contoh sertifikat Hak Atas Tanah
e. Izin sebagai KTUN konstitutif melindungi hak kewajiban para pihak
8. Macam-macam Izin
Kegiatan yang mempunyai dampak lingkungan
Wewenang penerbitan izin
Izin terikat
Izin bebas
Sifat KTUN (lihat angka 7 diatas
Hirarkhi pemerintahan
Izin Pusat
Izin tingkat I Izin Gubernur
Izin tingkat II Izin bupati walikota
9. Prosedur penerbitan Izin
Izin sebagai instrumen yuridis preventif dengan figur KTUN harus dibuat dalam
prosedur yang berlandaskan :
a. Azas negara hukum
b. Azas demokrasi
c. Azas instrumental
Efesiensi
Efektifitas
Bentuknya nya antara lain :
Sarana keberatan
Dengar pendapat
Komisi pertimbangan
Angket
Pertimbangan LSM
Hak bicara komisi pertimbangan
Dsb
10. Pencabutan izin sebagai sanksi
Sifat hukum :
Wewenang pencabutan izin merupakan wewenang yang melekat pada pemberi
izin.

Asas umum pencabutan izin


Pencabutan izin bertumpu pada 2 (dua) landasan utama :
Tergantung sifat wewenang penerbitan daan pencabutan izin
Tergantung sifat obyek izin
Alasan pencabutan izin
Pemegang izin tidak memenuhi kewajiban y ang ditetapkan dalam izin
(berlaku surut sejak terjadi pelanggaran)
Pemegang izin memberikan informasi yang tidak benar sewaktu
mengajukan permohonan (berlaku surut sejak semula)
Komulasi sanksi
Komulasi sanksi eksternal sanksi dapat diterapkan bersama hukum yang
lain
Komulasi sanksi internal lebih dari 2 sanksi yang lain diikuti bersamasama

11. Aspek hukum Administrasi dari IMB dan HO


a. IMB
Sifat KTUN IMB
Merupakan KTUN kilat
Konsekwensi yuridis (pencabutan dan pengalihan IMB)
Pemutuhan IMBB
Tindakan legalitas batas pelanggaran
Wewenang temporer
Jangka waktu dibatasi
Penegakan hukum
Penerapan sanksi administrasi berupa pencabutan IMBB / berupa paksaan
nyat, seperti bongkar paksa diatur khusus
Persyaratan IMB (Contoh)
1. Persyaratan
a. IMB Baru
Mengajukan permohonan ditujukan kepada Bupati Gianyar melalui Kantor BPPT
sesuai dengan jenis usaha yang diperlukan, masing-masing rangkap 4 ( empat )
dilampiri :
1) Foto copy KTP
2) Status Kepemilikan Tanah
3) Gambar antara lain :
a) Peta lokasi
b) Site Plan/ gambar situasi dan tata letak bangunan
c) Denah Bangunan tampak Depan
d) Tampak Samping

4)

5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)

e) Potongan melintang
f) Potongan memanjang
Gambar Bangunan untuk bertingkat :
a) Gambar Kontruksi
b) Perhitungan Kontruksi
c) Pembesian
d) Rencana Anggaran Biaya ( RAB )
Gambar Bangunan yang di tanda tangani pemilik bangunan /pemohon IMB
Surat Pernyataan Penyanding
Izin Prinsip dari Bupati Gianyar
Izin lokasi dari Bupati Gianyar
RAB dan RKS
Rekomendasi Lingkungan (AMDAL, UKL / UPL, SPPL )
Copy bukti pelunasan Pajak terakhir ( PBB )
Melampirkan surat pernyataan menanggung resiko kontruksi bangunan
bermaterai Rp.6000,Surat Kuasa Pengurusan Izin

2. Jangka waktu
Jangka waktu penerbitan ijin selama 14 hari kerja, terhitung sejak segala
persyaratan administrasi, teknis dan materialnya terpenuhi.
3. Biaya
Biaya retribusi Ijin sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku.
4. Mekanisme.
Ketentuan, mekanisme dan persyaratan pengurusan Ijin serta penyediaan
blangko permohonan Ijin, sesuai dengan ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Izin HO (Hinder Ordonantie) izin gangguan
Sifat khas izin HO tidak sebagai izin mandiri
Selalu dikaitkan dengan usaha tertentu
Izin Usaha Industri
Izin prinsip
Izin Lokasi
Izin

12. Izin prinsip dan Izin Lokasi


a. IZIN PRINSIP
DASAR HUKUM
Peraturan Kepala BKPM No. 12 Tahun 2009, Tentang Pedoman Dan Tata Cara
Permohonan Penanaman Modal
Izin Prinsip adalah : adalah izin untuk memulai kegiatan penanaman modal di
bidang usaha yang dapat memperoleh fasilitas fiskal dan dalam pelaksanaan
penanaman modalnya memerlukan fasilitas fiskal.
PROSEDUR PENGAJUAN
1) Permintaan Persetujuan Prinsip diajukan langsung oleh pemohon kepada
Bupati melalui Kepala KPPT dengan mengisi formulir yang telah disediakan.
2) Penelitian berkas permohonan (kelengkapan persyaratan pengajuan).
3) Pemrosesan Persetujuan Prinsip.
4) Penandatanganan Surat Persetujuan Prinsip oleh Bupati Rembang.
5) Pemohon dipanggil di KPPT untuk menerima Persetujuan Prinsip.
b. IZIN LOKASI
DASAR HUKUM
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertahanan Nasional Nomor 2
Tahun 1999 Tentang Izin Lokasi
Izin Lokasi adalah : izin yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh
tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai
izin pemindahan hak, dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan
usaha penanaman modalnya.
PROSEDUR PENGAJUAN
1) Permintaan Ijin Lokasi diajukan langsung oleh pemohon kepada Bupati melalui
Kepala KPPT dengan mengisi formulir yang telah disediakan.
2) Penelitian berkas permohonan (kelengkapan persyaratan pengajuan).
3) KPPT mengajukan pertimbangan teknis pertanahan kepada Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Rembang
4) Pemrosesan Ijin Lokasi.
5) Penandatanganan Surat Ijin Lokasi oleh Bupati.
6) Pemohon dipanggil di KPPT untuk menerima Ijin Lokasi.

Anda mungkin juga menyukai