Anda di halaman 1dari 13

Pemanfaatan / pengelolaan endapan lahar Merapi

di sekitar aliran sungai berbasis pencegahan,


tanggap darurat, dan rehabilitasi pasca bencana
di
Kabupaten Magelang

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Energi


Dan Sumber Daya Mineral Kabupaten
Magelang
20 Mei 2014

KONSEP PENGATURAN KEGIATAN PERTAMBANGAN


HASIL ERUPSI dan ENDAPAN LAHAR MERAPI
PENGGABUNGAN REGULASI

UU Penataan
Ruang
- Kwsn Lindung
- Kwsn
Budidaya

UU
Pertambanga
n
- WUP
- WPR

UU
Penanggulanga
n Bencana
- Pengurangan
resiko
- Pencegahan
- Mitigasi

Konsep Pengaturan
Pertambangan

Perpres
(Kawasan
Merapi)

UU 4/2009 tentang Minerba


PP 22/2010 tentang Wilayah Pertambangan
PP 23/2010 tentang Pelaksanaan Pengusahaan Minerba
PP 55/2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Usaha
Pertambangan Minerba
PP 78/2010 tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang
Perda 1/2008 tengan Usaha Pertambangan
Perda 5/2011 tentang RTRW Kab. Magelang Tahun 2010 - 2030
Kepmen ESDM RI 1204 K/30/MEM/2014 tentang Penetapan
Wilayah Pertambangan di Pulau Jawa dan Bali
Perbup 4/2010 tentang Tata Cara dan Persyaratan Perizinan
Usaha Pertambangan
Perbup 5/2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Reklamasi dan
Pencairan atau Pelepasan Jaminan Reklamasi
Perbup No. 1 Th 2011 tentang Pengusahaan Bahan Galian
Akibat Letusan Gunung Merapi Tahun 2010
Keputusan Bupati No. : 188.45/1/KEP/25/2011 tentang
Penetapan Wilayah Pertambangan di Sungai-sungai Yang
Terkena Banjir Akibat Erupsi Gunung Merapi di Kabupaten
Magelang
Surat edaran (SE) Bupati Magelang Nomor: 180/364/03/2014
menggantikan Peraturan Bupati (Perbup) Magelang Nomor 4
tahun 2014 tentang rute dan tonase angkutan bahan galian
akibat letusan Gunung Merapi di kawasan Merapi

NO

TATA
RUANG
KAWASAN
BUDIDAYA

LOKASI

a.
b.
c.

Di luar
TNGM
di luar area
terdampak
di luar
wilayah
KRB III
(KRB II,
KRB I dan
non KRB)

WILAYAH
PERTAMBANGAN

KRITERIA

WUP dengan bentuk


usaha :
- IUP Penambangan
- IUP Pengangkutan
- IUP Pengolahan
-IUP Penjualan /depo
-IUP Eksplorasi

a.

WPR dengan bentuk


usaha :
- IPR

a.

b.
c.

b.

KAWASAN
LINDUNG

a.
b.

di area
terdampak
di dalam
wilayah
KRB III

-Kegiatan normalisasi

sungai terhadap
pendangkalan sungai
oleh endapan lahar.
- Hasil normalisasi
sungai dimanfaatkan
sebagai komoditas
pasir

a.

b.

PENANGGUNG
JAWAB

Pemenuhan aspek
teknis, ekonomi dan
lingkungan
Dukungan
masyarakat lokal
Dapat menggunakan
peralatan berat

Badan Usaha
(BUMN/BUMD,
Badan Usaha
Swatsa,
Perseorangan)

Merupakan wilayah
atau tempat kegiatan
tambang rakyat yang
sudah dikerjakan
sekurang-kurangnya
15 th.
Peralatan tradisional

Penambang rakyat

Kegiatan
pengurangan resiko
pencegahan dan
mitigasi bencana
Dapat menggunakan
peralatan berat

a.
b.

BBWSSO (di
wilayah ungai)
BPBD (di
wilayah non
sungai)

Kegiatan yang termasuk dalam pencegahan,


tanggap darurat, dan rehabilitasi pasca
bencana endapan lahar merapi meliputi;
1)Rehabilaitasi masyarakat dan aset ekonomi

yang terdampak bencana aliran lahar Merapi.


2)Normalisasi aliran sungai yang terdampak
oleh bencana aliran lahar Merapi.
3)Normalisasi infrastruktur yang terdampak
oleh bencana aliran lahar Merapi.
4)Pemanfaatan endapan lahar di wilayah
terdampak bencana aliran lahar Merapi.

1. Kegiatan rehabilitasi masyarakat dan


aset ekonomi yang terdampak
bencana aliran lahar, meliputi :
Perbaikan lingkungann dan

infrastruktur umum daerah bencana


Pemulihan sosial ekonomi, psikologis,
keamanan dan ketertiban
Pemulihan fungsi pemerintahan dan
pelayanan publik

2. Kegiatan normalisasi sungai yang


terdampak bencana aliran lahar
Merapi meliputi :
Pendalaman alur sungai
Penataan tanggul sungai
Pelurusan sungai
Pemulihan sempadan sungai yang

terdampak oleh endapan lahar.

3. Kegiatan normalisasi infrastruktur yang


terdampak bencana aliran lahar Merapi meliputi :
Pengerukan endapan lahar di daerah terdampak,

terutama pada infrastruktur jalan raya, kawasan


pertanian, dan kawasan permukiman dilakukan
pada tahap tanggap darurat dan rehabilitasi.
Pengangkutan endapan lahar dari daerah
terdampak ke daerah penimbunan yang
dicadangkan sebagai daerah depo.
Pengerukan dan pengangkutan endapan lahar
sebagaimana point a dan b, dapat dikerjakan
dengan peralatan sederhana maupun dengan
peralatan berat.

4. Kegiatan pemanfaatan / pengelolaan endapan


piroklastik dan endapan lahar di daerah terdampak
meliputi :
Pemanfaatan endapan lahar pada tahap
pencegahan
Pemanfaatan endapan lahar pada tahap tanggap
darurat.
Pemanfaatan endapan lahar pada tahap rehabilitasi
(baik di sungai maupun non sungai) dapat dilakukan
dengan alat tradisional maupun peralatan berat.
Pemanfatan endapan lahar pada tahap pencegahan,
pada tahap tanggap darurat, tahap rehabilitasi,
dapat diatur melalui Ijin Usaha Pertambangan (IUP)
dan Ijin Pertambangan Rakyat (IPR).
Pemanfaatan endapan lahar pada tahap tanggap
darurat dapat segera diangkut ke depo yang
dicadangkan. Sehingga dapat dikeluarkan IUP
Pengangkutan dan Penjualan / Depo Pasir Batuan.

WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN MAGELANG


Kepmen ESDM RI 1204 K/30/MEM/2014

Kesimpulan dan Saran


Aktivitas pertambangan tidak akan dinyatakan sebagai suatu

kejahatan perusak lingkungan, jika praktek pertambangan


yang baik dan benar (good minning practice) dapat di
implementasikan dengan penuh kesadaran pemangku dan
pelaku kegiatan (pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat);
Bimbingan dan pengawasan dari pemangku kepentingan
(pemerintah) harus sudah mulai dilaksanakan sebgai tahap
perencanaan sampai pasca tambang;
Adanya integritas dan komitmen dari semua pihak (seluruh
stake holder) pemangku dan pelaku kegiatan
pertambangan
Perlu koordinasi lintas sektoral untuk merumuskan kebijakan
pertambangan yang baik (good minning practice)
mengingat bahwa kawasan Merapi pemangku
kepentingannya dari berbagai instansi

Anda mungkin juga menyukai