Anda di halaman 1dari 3

1.

Matriks Perbandingan Perubahan Undang – Undang tentang Peradilan Tata Usaha


Negara

2. Perbedaan Keputusan Tata Negara menurut UU PTUN dan UU Administrasi Negara


a. Konsep KTUN dalam UU PTUN adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan
oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum tata
usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang atau badan hukum perdata. Dilihat dari ketentuan tersebut, maka unsur
unsur dari beschikking adalah (Rasyad, 2019): 1) Bentuk penetapan itu harus
tertulis; 2) dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TUN; 3) Berisi tindakan hukum
TUN; 4) Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5) Bersifat
konkret, individual dan final; dan 6) Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang
atau badan hukum perdata.
b. Unsur-unsur KTUN menurut Pasal 87 UU Administrasi Pemerintahan yaitu:
(Anita Marlin Restu Prahastapa, 2017) 1) Penetapannya merupakan penetapan
tertulis yang juga mencakup tindakan faktual; 2) Keputusan Badan dan/atau
Pejabat Tata Usaha Negara di lingkungan eksekutif, legislatif, yudikatif dan
penyelenggara negara lainnya; 3) Berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan
Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik; 4) Bersifat final dalam arti luas; 5)
Keputusan yang berpotensi menimbulkan akibat hukum; dan 6) Keputusan yang
berlaku bagi Warga Masyarakat.

3. Klasifikasi Keputusan Tata Usaha Negara


a. KTUN Perorangan, keputusan yang diterbitkan atas kualitas pribadi orang
perseorangan tertentu. Contoh : surat pengangkatan jabatan, SIM (pokok dari
KTUN ini adalah keputusan ini bersifat khusus untuk satu individu, tidak bisa
dialihkan kepada pihak lain.)
b. KTUN Kebendaan, keputusan yang diterbitkan atas kualitas kebendaan. Contoh :
sertifikat hak atas tanah (pokok dari KTUN ini adalah keputusan ini ditetapkan
kepada benda, sehingga dapat dialihkan kepada pihak lain.)
a. KTUN Konstitutif, keputusan itu melahirkan atau mengahapuskan suatu hukum
atau keputusan itu menimbulkan suatu hak baru yang sebelumnya tidak dipunyai
oleh seseorang. Berikut adalah bentuk keputusan konstitutif, antara lain :
 Memberikan sebuah kewajiban untuk melakukan sesuatu, tidak melakukan
sesuatu, dan memperkenankan sesuatu. Contoh : putusan perceraian yang
mengakibatkan hak dan kewajiban suami istri semasa pernikahan menjadi
hilang, diganti menjadi hak dan kewajiban pra-nikah (pembagian harta,
hak asuh anak).
 Memberikan status baru sehingga dapat menerapkan aturan hukum
tertentu. Contoh : Pemberian status daerah istimewa kepada Provinsi Aceh
sehingga bisa memberlakukan hukum berasas syariat Islam.
 Memberikan prestasi atau harapan atas perbuatan pemerintah. Contoh :
Pemberian subsidi atau bantuan sembako dengan harapan dapat
mengentaskan permasalahan naiknya harga sembako di masyarakat.
b. KTUN Deklaratif, keputusan yang tidak mengubah hak dan kewajiban yang telah
ada, tetapi sekedar menyatakan hak dan kewajiban tersebut sesuai dengan hukum
yang riil telah ada. Contoh : pengadaan akta kelahiran untuk menyatakan bahwa
seseorang telah lahir, pengadaan akta kematian untuk menyatakan bahwa
seseorang telah meninggal.

a. KTUN Terikat, sebuah keputusan yang hadir berlandaskan ketentuan yang sudah
ada sebelumnya. Contoh : keputusan hakim berupa hukuman mati kepada Amrozi
bin Nurhasyim, pelaku bom Bali yang didasarkan atas pasal 6-16 UU No 15
Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
b. KTUN Bebas, sebuah keputusan yang hadir berlandaskan kebebasan bertindak
secara adaptif tanpa perlu adanya kententuan yang sudah ada sebelumnya.
Contoh : Pemerintah Kota Bekasi mengeluarkan keputusan berupa penertiban
pelaku remaja kriminal begal melalui hukuman kerja sosial di masyarakat
ketimbang hukuman penjara.

a. KTUN Positif, sebuah keputusan yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi yang
dikenai keputusan. Contoh : Pemberian mandat.
b. KTUN Negatif, sebuah keputusan yang tidak menimbulkan perubahan keadaan
hukum yang telah ada. Contoh : Penolakan aturan perpanjangan pencairan JHT
BPJS Ketenagakerjaan sehingga kembali ke Permenaker Nomor 19 Tahun 2015.

a. KTUN Eenmalig / Kilat, sebuah keputusan yang hanya berlaku sekali dan
seringkali disebut sebagai keputusan sepintas lalu. Contoh : Izin mengadakan
rapat umum yang mana hanya berlaku sekali untuk satu rapat umum saja.
b. KTUN Permanen / Langgeng, sebuah keputusan permanen adalah keputusan yang
masa berlakunya relatif lama. Contoh : Pemberian konsesi oleh pemerintah
kepada PT Freeport sejak tahun 1967 (konsesi adalah pemberian hak, izin, atau
tanah oleh pemerintah, perusahaan, individu, atau entitas legal lainnya.)

Anda mungkin juga menyukai