id 19
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Tentang Kontrak
a. Pengertian Hukum Kontrak
Kata kontrak merupakan pengambilalihan dari bahasa Latin yakni
contractus, yang berarti perjanjian. Istilah kontrak semula hanya
merupakan padanan kata dari Perjanjian (P.J. Supratignyo, 1997:1).
BW (Burgerlijk Wetboek) menggunakan istilah overeenkomst dan
contract untuk pengertian yang sama. Hal ini secara jelas dapat disimak
dari judul Buku III Bab kedua tentang “Perikatan-perikatan yang lahir
dari Kontrak atau Perjanjian” yang dalam bahasa Belanda berbunyi
“Van verbintenissen die uit contract of overeenkomst geboren
worden”. Pengertian ini menurut Hofmann dan J. Satrio
(J.Satrio,1995:19).
Subekti menganggap istilah kontrak mempunyai pengertian lebih
sempit daripada perjanjian/perikatan, karena kontrak ditujukan kepada
perjanjian/perikatan yang tertulis. Sedangkan Pothier membedakan
contract dan convention (pacte). Disebut convention yaitu perjanjian
antara dua orang atau lebih untuk menciptakan, menghapuskan atau
mengubah perikatan (Subekti,1991:1).
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
e. Jenis-jenis Kontrak
Masing-masing para ahli mempunyai pandangan yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lain, dalam hal membagi-bagi jenis-jenis
kontrak, antara lain, sebagai berikut :
a) Kontrak menurut sumbernya;
Menurut pendapat Sudikno Mertokusumo, yang dikutip oleh
Salim H.S dalam bukunya menggolongkan (kontrak)
berdasarkan dari sumber hukumnya menjadi 5 (lima) jenis,
yaitu sebagai berikut (Salim H.S, 2010:17) :
(1) Kontrak yang bersumber dari hukum keluarga;
(2) Kontrak yang bersumber dari kebendaan;
(3) Kontrak obligatoir;
(4) Kontrak yang bersumber dari hukum acara;
(5) Kontrak yang bersumber dari hukum publik.
b) Kontrak menurut namanya. Ada 2 (dua) jenis, yaitu sebagai
berikut:
(1) Kontrak nominaat (bernama) adalah yang di kenal dalam
KUHPerdata, yang terbagi atas: jual beli, tukar menukar,
sewa menyewa, persekutuan perdata, hibah, penitipan
barang, pinjam pakai, pinjam meminjam, pemberian kuasa,
penanggungan utang, perdamaian, dan lain-lain.
(2) Kontrak innominaat (tidak bernama) adalah kontrak yang
timbul, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Sehingga belum di kenal dalam KUHPerdata, yang terbagi
atas: leasing, beli sewa, franchise, kontrak rahim, joint
venture, kontrak karya, keagenan, production sharing dan
commit
lain-lain (Salim to 2010:18).
H.S, user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
i. Berakhirnya Kontrak
Seperti yang diatur dalam Pasal 1381 KUH Perdata, kontrak dapat
berakhir karena (Abdul R. Saliman, 2011:67) :
a) pembayaran;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
b. Asas Proporsional
Pemikiran mengenai asas keseimbangan (proporsionalitas) perlu
dikemukakan disamping asas keseimbangan dalam kontrak. Dalam
beberapa kamus, dua istilah itu dibedakan artinya, namun ada juga
yang menyamakan artinya. Kata“keseimbangan” berarti keadaan
seimbang (sama berat, setimbang, sebanding, setimpal); sedang
kata “proporsionalitas” atau “proporsional” berarti sesuai dengan
proporsi, sebanding, berimbang (Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1995:373).
Ruang lingkup dan daya kerja asas proporsionalitas tampak
lebih dominan pada kontrak komersial. Dengan asumsi dasar
bahwa karakter kontrak komersial menempatkan posisi para pihak
pada kesetaraan, maka tujuan para pihak yang berkontrak (disebut
juga para kontraktan) yang berorientasi pada keuntungan bisnis
akan terwujud apabila terdapat pertukaran hak dan kewajiban yang
fair (proporsional). Asas proporsional tidak dilihat dari konteks
keseimbangan matematis, tetapi pada proses dan mekanisme
pertukaran hak dan kewajiban yang berlangsung secara fair (Agus
Yudha Hernoko, 2011:89).
Pada dasarnya asas proporsionalitas merupakan perwujudan
doktrin “keadilan berkontrak” yang mengoreksi dominasi asas
kebebasan berkontrak yang dalam beberapa hal justru
menimbulkan ketidakadilan. Perwujudan keadilan berkontrak
ditentukan melalui commit to user
dua pendekatan.Pertama,pendekatan prosedural,
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini berdasarkan acuaan teoritik diatas maka dapat diperjelas dengan
alur berpikir yang akan mendukung serta mempermudah dalam melakukan
penyusunan penelitian hukum ini, berdasarkan sebab tersebut maka penulis dapat
merumuskan alur kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut :
PENGELOLAAN
PERTAMBANGAN
KONTRAK KARYA
ASAS ITIKAD BAIK
ASAS PROPORSIONAL
PROBLEMATIKA :
Ketidaksesuaian dengan Asas Itikad Baik dan
Asas Proporsional
a. luas wilayah kerja;
b. kewajiban divestasi;
c. royalti;
d. pajak;
e. kewajiban smelting;
f. program pengembangan masyarakat.
PENGATURAN IDEAL
Bagan.1. Kerangka
commit Pemikiran
to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
Keterangan:
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat dijelaskan bahwa kontrak
karya pertambangan merupakan salah satu jenis dari kontrak publik. Salah satu
perusahaan yang melakukan kerjasama dalam pengusahaan bahan galian
(tambang) adalah PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT) yang merupakan
perusahaan patungan antara PT. Newmont Indonesia Limited (perusahaan asing)
dan PT. Pukuafu dengan komposisi saham masing-masing 80% dan 20%. Kontrak
Karya antara PT. Newmont Nusa Tenggara dengan Pemerintah Indonesia dibuat
dan ditandatagani pada tanggal 2 Desember 1986. Kepemilikan saham PT.
Newmont Nusa Tenggara sudah dimiliki oleh empat grup besar diantaranya
adalah Nusa Tenggara Partnership sebesar 56%, PT Multi Daerah Bersaing 24%,
PT Pukufu Indah 17, 8% dan PT.Indonesia Masbaga Investama 2.2%. seiringi
munculnya Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara,timbul masalah-masalah yang harus direnegosiasi yaitu mengenai
luas wilayah kerja, penerimaan negara, kewajiban divestasi, kewajiban
pengolahan dan pemurnian (smelting), dan kewajiban penggunaan barang dan jasa
dalam negeri serta mengenai pengatur tentang pemilikan saham dari Kabupaten
Sumbawa Barat padahal Kabupaten Sumbawa Barat merupakan pemilik sumber
daya alam.
Setiap pihak yang membuat kontrak, terutama pihak pemberi kewenangan
dalam hal ini Pemerintah menghendaki adanya pelaksanaan kontrak diusahakan
dengan sempurna sesuai dengan isi kontrak dan disesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan yang baru. Di dalam Pasal 13 ayat (9) Kontrak Karya PT
Newmont Nusa Tenggara dengan Pemerintah Indonesia yang menerangkan bahwa
PT. Newmont Nusa Tengggara dibebaskan pajak impor barang modal, peralatan,
mesin dan bahan-bahan. Hal tersebut memperlihatkan ketidakseimbangan dan
diskriminatif hak yang diperoleh PT. Newmont Nusa Tenggara, padahal
perusahaan-perusahaan lain untuk memasukan barang modal harus membayar bea
masuk. Dengan tidak adanya suatu pasal di kontrak karya PT. Newmont Nusa
commit to mengenai
Tenggara dengan Pemerintah Indonesia user pembebasan pajak impor
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
commit to user