BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bekerja pada struktur diatasnya kestruktur yang ada dibawahnya dalam hal ini
Untuk pondasi yang menahan beban dinamis ini cara perhitungannya jelas
berbeda dengan pondasi yang hanya menahan beban statis, dimana harus
memperhatikan adanya beban dinamis akibat kerja mesin selain beban statis yang
ada. Meskipun gaya dinamis yang membebani pondasi mesin relative kecil
dibandingkan gaya statisnya, gaya dinamis ini tidak dapat diabaikan dalam
perhitungan karena gaya tersebut bekerja berulang dan beroperasi dalam waktu
cukup lama.
mengingat tingkat getaran yang terjadi masih dalam rentang regangan kecil (small
Ditinjau dari jenis pendukung beban, pondasi mesin terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Pondasi Dangkal
II - 1
Fleksibel slab beton yang diletakkan pada tanah dan digunakan untuk mendukung
mesin.
Pondasi mesin yang berupa struktur beton bertulang dengan ketinggian tertentu
yang terdiri dari balok dan kolom yang ditumpu oleh pondasi slab. Bagian atas
dari kolom dihubungkan dengan top slab sehingga membentuk lantai untuk
meletakkan mesin. Pondasi tipe ini iasanya didukung oleh beberapa pile.
II - 2
Pondasi mesin yang berupa blok beton rigid yang relatif tebal sehingga deformasi
Pondasi dalam biasanya menggunakan tiang pancang atau bore pile, pondasi tiang
diatasnya. Hal ini dilakukan jika daya dukung tanah tidak dapat memikul
Akibat gaya-gaya dan moment yang bekerja secara dinamis, maka pondasi blok
II - 3
Setiap gerakan dari pondasi blok dapat dipecah kedalam enam displacement
secara terpisah. Oleh karena pondasi blok mempunya enam derajat kebebasan
Dari keenam mode getaran, translasi arah sumbu z dan rotasi terhadap sumbu z
dapat terjadi secara independent terpisah dari mode lainnya. Sedangkan translasi
arah sumbu x dengan rotasi terhadap sumbu y atau translasi arah sumbu y dengan
rotasi terhadap sumbu x selalu terjadi secara simultan dan saling mempengaruhi
sehingga disebut couple mode. Jadi pada kenyataannya pondasi blok memiliki
II - 4
empat mode getaran yaitu dua mode tunggal (vertikal dan yawing) dan dua mode
Ada 3 metode yang dapat digunakan dalam perhitungan amplitudo dan frekuensi
Pada metode Linear Elastic Weightless Spring Method, tanah dianggap pegas.
tetapi redaman memberi pengaruh yang cukup signifikan pada amplitudo saat
pondasi, pengaruh redaman pada amplitudo saat frekuensi kerja juga kecil bila
tetapi lebih rumit. Dalam pemakaiannya untuk efek penanaman, kerusakan tanah
yang terjadi akibat penggalian dan penimbunan, banyak massa tanah yang turut
makin rumit. Pada teori ini pondasi dianggap homogen isotropik. Teori ini hanya
II - 5
suatu parameter dengan menggunakan cara atau rumus dari teori Elastic Half-
Space. Teori Lump Parameter System adalah sistem yang digunakan untuk
Sistem ini menerapkan semua komponen massa, pegas dan redaman. Metode ini
dikembangakan oleh Lysmer dan Richart (1966) yang bersumber dari "Dynamic
radius r0. Dimana pondasi berada diatas tanah (tidak tertanam). Dalam teori
Lumped Parameter System, respon dinamis tanah terhadap pondasi dan beban
Model pegas dan damping tersebut bisa untuk memodelkan baik respons vertikal,
II - 6
Berbicara mengenai pondasi mesin yang merupakan bagian dari pondasi beban
dinamis maka tidak lepas dari teori mengenai getaran harmonik. Getaran
harmonik didefinisikan sebagai pemindahan bolak balik suatu titik didalam suatu
terhadap jarak dari suatu posisi setimbang dan selalu mengarah menuju posisi
setimbang tersebut (Bowles, 1977). Hal ini digambarkan pada gambar dibawah
ini.
Jika suatu sistem massa-pegas digetarkan oleh suatu gaya external sehingga
sistem akan bergetar secara harmonik terus menerus dengan amplitudo dan
frekuensi getaran yang sama. Getaran tersebut akan berkurang sedikit demi sedikit
yang pada akhirnya akan berhenti jika pada sistem tersebut terdapat peredam yang
II - 7
Agar mesin yang ditopang bisa berfungsi sebagaimana mestinya dan getarannya
1. Mampu menahan atau memikul beban statis yang ditimbulkan oleh mesin
diijinkan.
2. Amplitudo pada frekuensi operasi tidak boleh melebihi amplitudo batas yang
4. Getaran yang terjadi tidak boleh mengganggu orang-orang yang bekerja atau
kegagalan pondasi mesin terjadi ketika getaran telah melampaui batas yang telah
II - 8
kecepatan dari getaran pada operasi kerja mesin. Berikut adalah grafik yang berisi
II - 9
Explanation of Cases
E Dangerous Shut It Down Now To Avoid Danger
D Failure Is Near, Correct Within Two Days To Avoid Breakdown
C Faulty, Correct Within 10 Days To Save Maintenance Dollars
B Minor Faults Correction Wastes Dollars
A No Faults, Typical New Equipment
II - 10
Gambar 2.9 Respon spektrum untuk limit getaran (Sumber: Richart, 1962)
angka keamanan dalam pondasi mesin lebih dikenal dengan sebutan service
amplitudo.
pondasi mesin yang telah direncanakan harus sesuai dengan kriteria-kriteria atau
II - 11
Item Kriteria
II - 12
dengan kata lain, bahwa faktor beban dan faktor reduksi kekuatan harus diambil =
1,0. Khusus untuk komponen struktur lentur, harus memenuhi ketentuan untuk
kontrol retak akibat lendutan yang terdapat pada Pasal 11.5 dan 12.4 - 12.7 dari
SNI 03-2847-2012 tersebut. Ada dua tipe penulangan utama yaitu penulangan
Kebutuhan tulangan tarik untuk menahan lentur, As, pada dasarnya dihitung
sebagai berikut:
As = perlu x b x d (2.1)
Dimana:
d = tinggi efektif dari elemen struktur = D (tinggi total) - selimut beton - tul.
Adapun penentuan rasio luas tulangan tarik yang dibutuhkan (perlu) adalah
sebagai berikut:
Es
n = (2.2)
Ec
fs
m = (2.3)
0,85 fc
II - 13
fs 600
balance = (2.4)
fc 600 fs
1, 4
min = (2.6)
fs
M
Rn = (2.7)
b d2
1 2 m Rn
perlu = 1 1 (2.8)
m fs
min max
Dimana:
untuk tulangan mutu 400 atau lebih dan wiremesh, fs = 170 Mpa.
II - 14
Sedangkan kebutuhan luas tulangan tekan (As') untuk komponen lentur dapat
diambil sama dengan luas tulangan tarik atau setidaknya 50% dari luas tulangan
untuk struktur balok, pelat satu arah, maupun pondasi telapak, dimana geser hanya
dipikul oleh beton saja, maka tegangan geser rencana (v) harus dihitung dengan:
V
v (SNI 03-2847-2002 Ps.25) (2.12)
Bw D
Dimana :
V = gaya geser akibat beban kerja yang terjadi pada struktur (kN)
1
Adapun tegangan geser ijin, Vc fc ' .
11
Apabila v > 0.5 Vc, maka perlu dipasang tulangan geser minimum dengan luas,
75 fc ' bw S
Av (SNI 03-2847-2002 Ps.25.7.5.4c) (2.13)
1200 fy
Av 1200 fy
S (2.14)
75 fc ' bw
1 Bw S
tetapi Av tidak boleh kurang dari , dengan Bw dan S (jarak antar
3 fy
II - 15
Apabila v > Vc, maka jarak antar tulangan geser yang tegak lurus sumbu
Av fs
S (SNI 03-2847-2002 Ps.25.7.5.6b) (2.15)
(v Vc ) B
timbunan terhadap beban gempa, interaksi tanah dengan struktur pada saat gempa,
dan respon dinamis dari pondasi mesin membutuhkan input parameter dinamis
dua katagori, yaitu respon amplitude regangan besar dan regangan kecil. Kasus
gempa dan ledakan berkaitan dengan amplitude regangan besar, sedangkan kasus
adalah :
1. Modulus Dinamis, G
2. Redaman (Damping), D
meliputi berat isi tanah, modulus dinamis berupa modulus geser tanah, dan
redaman tanah. Diperlukan untuk melakukan analisis pada masssa tanah yang
mengalami beban dinamik seperti misalnya getaran akibat mesin, gelombang laut,
II - 16
2. Derajat kejenuhan
liquefaction.
Modulus geser tanah maksimum, Gmax adalah salah satu parameter tanah yang
Parameter tanah ini bisa didapat dari uji tanah di lapangan atau pengujian di
laboratorium. Dilapangan Gmax ini bisa didapat dari berbagai macam pengetesan,
salah satunya adalah pengujian cepat rambat gelombang dilapangan (field wave
propagation tests). Ini adalah cara untuk mengukur kecepatan geser gelombang
didalam tanah, Vs dan pengukuran ini biasanya memberikan hasil yang akurat.
d
(2.17)
g
Dimana:
II - 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Jika data kecepatan geser gelombang tidak tersedia, nilai modulus geser tanah bisa
dihitung menggunakan rumus korelasi antara Gmax atau Vs dengan nilai N-SPT
Tabel 2.3 Rumus Korelasi Gmax atau Vs dengan N-SPT (Sumber: Barros, 1994)
Lempung dan
Imai (1977) Vs = 91N0,337 0,72
Pasir (Jepang)
Vs = 96,9N0,314 0,868
II - 18
Tanah dapat dianggap memiliki perilaku elastic sempurna dalam rentang regangan
amplitude yang cukup rendah. Diluar hal tersebut, perilaku tanah menjadi elastis.
Perilaku elastis tanah dalam menerima beban siklis ditunjukkan dengan terjadinya
tinggkat regangan rendah, yaitu dalam orde 10-3 maupun 10-4. Secara umum
redaman yang terjadi dapat dikategorikan menjadi dua jenis redaman yaitu
(geometrical damping).
1. Redaman Material/Internal
Terjadinya disipasi energy pada saat menerima beban siklis. Redaman material
merupakan perbandingan dari energy yang teredam dalam siklus getaran dengan
tanah, diantaranya :
b. Responese Curve
compression test)
II - 19
2. Redaman Geometrik/Dispersi
tanah secara radial dari sumber getaran. Sehingga media penyebaran setiap
c. Indeks Plastisitas
d. Angka Pori
Gambar 2.10 Grafik korelasi antara redaman (damping ratio) dan shear strain
II - 20
Pada material elastis yang mengalami gaya satu arah, disamping terjadi regangan
pada arah gaya juga terjadi regangan dalam setiap arah tegak lurus gaya. Rasio
antara tegangan tegak lurus arah gaya dengan regangan searah gaya tersebut
Perlu diketahui bahwa pada material yang memiliki Poisson sebesar 0,5 berarti
0,5 3 2Gmax C1 B
(2.19)
3 Gmax C1 B
Dalam tugas akhir ini, angka poisson ratio didapat dari tabel korelasi nilai
II - 21
Tabel 2.5 Nilai modulus young dan angka poisson berdasarkan jenis tanah
kemampuan tanah dalam mendukung beban fondasi dari struktur yang terletak
penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh
sifat-sifat tanah dan bentuk bidang geser yang terjadi saat keruntuhan.
II - 22
qu c2 N c D f 1 N q 0,5 2 BN (2.20)
Dimana :
II - 23
Tabel 2.6 Terzaghis Bearing Capacity Factors Nc, Nq, dan N (Terzaghi, 1949)
Daya dukung statis tanah pada pondasi dangkal telah dipelajari secara luas dan
telah ditulis dalam beberapa literatur. Tidak hanya daya dukung akibat beban
statis, pondasi juga dapat menerima beban dinamis baik arah vertical maupun
horizontal. Beban dinamis akibat ledakan nuklir umumnya terjadi pada arah
vertical dan beban dinamis arah horizontal umumnya terjadi akibat beban gempa.
Defenisi yang mendasar dari analisa daya dukung dinamis tanah sampai saat ini
belum ditemukan (Das, 1993). Namun, salah satu yang harus tetap diingat bahwa
II - 24
saat melaklukan analisa pondasi yang menerima beban dinamis, beberapa factor
3. Lamanya tekanan
Nilai minimum kemampuan batas daya dukung dinamis tanah (ultimate dynamic
bearing capacity) pada pondasi dangkal diatas pasir padat yang diperoleh antara
dy = 2o (2.21)
Nilai dy dapat menggantikan angka sudut gesek dalam, pada persamaan (2.20).
Akan tetapi, jika parameter kekuatan tanah dengan nilai regangan yang tepat
batas daya dukung dinamis tanah harus menggunakan data-data tersebut bukan
akan terjadi.
II - 25