Anda di halaman 1dari 7

Telaah Prosa Fiksi

Gita Fitri Maharani. 06720210031


1. Hakikat Fiksi
Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi, teks naratif atau wacana
naratif, Pengertian fiksi dalam hal ini adalah cerita rekaan atau cerita khayalan. Pengertian
fiksi menurut ahli yaitu Abrams, (1981.51) fiksi adalah karya naratif yang isinya tidak
menyaran pada kebenaran sejarah

Sebagai sebuah karya imajinatif, fiksi menawarkan berbagai permasalahan


manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati berbagai
permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian diungkapkannya
kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan pandangannya. Pengertian fiksi menurut para
ahli lainnya yaitu Altenbernd dan Lewis (1966.14) mengartikannya sebagai “prosa” naratif
yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang
mendramatisasikan hubungan-hubungan antara manusia.Fiksi pertama-tama menyaran
pada prosa naratif, yang dalam hal ini adalah novel dan cerpen.
2. Pembedaan Fiksi
A). Novel dan Cerita Pendek
Novel dan cerita pendek merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi.
Perbedaan antara novel dengan cerpen adalah segi formalitas bentuk, segi panjang cerita. Sebuah
cerita yang panjang dan mempunyai banyak halaman sedangkan cerpen beberapa ukuran panjang
pendek tidak ada aturannya jadi istilah yang biasa digunakan dalam cerpen selesai dibaca dalam sekali
duduk yang berkisar antara 1 – 2 jam.

Novel dan cerpen mempunyai persamaan keduanya dibangun oleh unsur-unsur pembangun
yaitu unsur intrinsic dan extrinsic. Novel dan cerpen sama-sama memiliki unsur peristiwa, plot, tema,
tokoh, latar, sudut pandang. Namun demikian terdapat perbedaan intensitas juga kualitas)
pengoperasian. Hal itu mencakup berbagai unsur cerita yang membangun novel itu seperti
penyampainnya secara bebas menyajikan lebih banyak lebih rinci dan lebih detail dan banyak
melibatkan banyak masalah. Adapun kelebihan cerpen yang khas adalah kemampuan
mengungkapkannya lebih banyak. Hal itu berarti pembaca membaca cerpen lebih mudah karena tidak
menuntut kita memahami masalah yang kompleks.
B. Roman & Novel
Dalam bahasa dua fiksi ragam fiksi naratif yang disebut romance (romansa) dan novel. Novel bersifat
realitas sedangkan romansa puitis dan epik. Hal itu menunjukkan bahwa keduanya berasal dari sumber
yang berbeda. novel berkembang dari dokumen-dokumen yang bersifat mesinis. Sedangkan romansa
merupakan kelanjutan dari epik. Roman menurut Fyre tidak berusaha menggambarkan tokoh secara nyata
ia lebih merupakan gambaran dengan tokoh yang bersifat introvert dan subjektif. Di pihak lain novel
lebih mencerminkan gambaran tokoh realitas sosial

C. Novel Serius dan Novel Populer


Novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya khususnya di
kalangan remaja, novel tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan. Oleh karena itu novel populer pada
umumnya hanya bersifat sementara cepat ketinggalan zaman dan tidak memaksakan orang untuk
membaca sekali lagi. Sedangkan novel serius harus sanggup memberikan serba kemungkinan itulah
sebarnya makna sastra. Membaca novel serius memberikan hiburan juga memberikan pengalaman yang
berharga kepada pembaca,
a).Intrinsik dan Ekstrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri, unsur-
unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra. Kepaduan antara unsur-
unsur intrinsik inilah yang membat sebuah novel berwujud, unsur-unsur cerita inilah yang kita
jumpai dalam sebuah novel yang kita bacakan.Unsur-unsur intriksik dapat dibedakan dengan
berbagai macam antara lain :
Tema
Alur atau plot
Latar belakang atau setting
Tokoh (penokohan)
Sudut pandang
Unsur-unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang
mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, namun unsur ini sendiri
tidak ikut menjadi bagian di dalamnya, walaupun demikian unsur
ekstrinsik ini cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita yang
dihasilkan.

Unsur-unsur ekstrinsik ini mencakupi beberapa hal antara lain :


1. Unsur sosial
2. Unsur hukum
3. Unsur agama
4. Unsur politik
5. Unsur budaya
b. Fakta, Tema, Sarana Cerita
Fakta, tema dan sarana pengucapan (sastra). Fakta (facts) dalam sebuah cerita
meliputi karakter (tokoh cerita), plot dan setting. Ketiganya merupakan unsur fiksi secara factual
dapat dibayangkan peristiwanya, eksistensinya dalam sebuah novel. Oleh karena itu ketiganya
dapat pula disebut sebagai struktur faktual (factual structure) atau derajat factual (factual
level) sebuah cerita. Ketiga unsur tersebut harus dipandang sebagai satu kesatuan dalam
rangkaian keseluruhan cerita. Ia selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan seperti
masalah cinta kasih, rindu, takut maut, religius, dsb. Dalam hal tertentu sering tema dapat
disinonimkan dengan ide tau tujuan utama cerita

Anda mungkin juga menyukai