Anda di halaman 1dari 8

Tugas Bahasa Indonesia

Pengertian ,Perbedaan ,Unsur ,Ciri-Ciri Contoh

Cerita Fiksi Dan Non-Fiksi

Resti Melandi VIII.9

Selasa-09-05-2023
Pengertian Fiksi

Cerita fiksi adalah cerita yang dibuat dengan sengaja tentang sesuatu. Cerita fiksi adalah
cerita yang 'dibentuk' dan diciptakan oleh seorang penulis. Fiksi mengacu pada semua jenis
sastra yang dibuat dari imajinasi dan biasanya memiliki narasi.

Tokoh, setting, dan persoalan di dalam cerita fiksi bersifat realitas imajinatif bukan objektif.
Kebenaran yang ada di dalam cerita fiksi adalah bukan kebenaran objektif, melainkan
kebenaran logis melalui penalaran.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fiksi adalah cerita rekaan. Ini berarti cerita
fiksi adalah cerita rekaan, khayalan, atau tidak berdasarkan kenyataan.

Menurut Ensiklopedia Britannica, fiksi adalah jenis karya sastra yang dibuat dari imajinasi,
tidak disajikan sebagai fakta, meskipun mungkin didasarkan pada kisah atau situasi nyata.

Unsur-unsur Cerita Fiksi

- Tema, merupakan ide pokok persoalan yang menjiwai seluruh cerita fiksi. Seringkali tema
diangkat dari konflik kehidupan.

- Plot, merupakan dasar cerita atau pengembangan fiksi.

- Alur, adalah rangkaian cerita fiksi. Alur terdiri dari alur maju, alur mundur, atau alur maju-
mundur. Penyelesaian alur bisa berbentuk alur klimaks dan alur anti klimaks.

- Setting, merupakan tempat terjadinya cerita, dibedakan menjadi setting geografis (tempat
kejadian), dan setting antropologis (situasi masyarakat, Kejiwaan, adat istiadat).

menghidupkan cerita fiksi. Tokoh terdiri dari tokoh utama (protagonis), tokoh lawan
(antagonis), dan tokoh penengah.

- Sudut pandang, adalah hal yang mendasari tema dan tujuan penulisan. Sudut pandang
bisa berupa gaya orang pertama tokoh utama, atau gaya orang ketiga serba tahu.

- Suasana, adalah unsur fiksi yang mendasari suasana cerita penokohan yang menimbulkan
konflik. Suasana bisa menyedihkan, mengharukan, menyenangkan, dan menantang.
Ciri-ciri Cerita Fiksi

- Fiksi memiliki kebenaran relatif dan tidak mutlak.

- Cerita fiksi adalah cerita yang bersifat rekaan atau berupa imajinasi pengarang (subjektif)

- Fiksi menyasar emosi atau perasaan pembaca.

- Karya fiksi tidak memiliki sistematika penulisan yang baku.

- Biasanya fiksi menggunakan bahasa yang bersifat konotatif.

- Cerita fiksi adalah cerita yang mengandung pesan moral atau amanat tertentu.

- Menampilkan sudut pandang berbeda.

Jenis-jenis Fiksi

- Fiksi historis, adalah fiksi yang berangkat dari fakta sejarah. Data dalam fiksi seperti latar
tempat, tokoh, alur, dan elemen fiksi memiliki kesamaan dengan fakta sejarah yang ada.

- Fiksi biografis, adalah fiksi yang berdasarkan pada fakta penulisan biografi seseorang.
Contohnya buku Catatan Seorang Demonstran, Bung Tomo, dan Amien Rais.

- Fiksi Sains, adalah fiksi yang berangkat dari dasar penulisan ilmu pengetahuan.
Contohnya Supernova karya Dewi Lestari dan Bilangan Fu karya Ayu Utami.

Karya Fiksi

1. Novel.

Novel merupakan sebuah cerita fiksi yang menceritakan seorang tokoh utama yang
kehidupannya dipenuhi dengan pro dan kontra dalam ceritanya. Mulai dari awal hingga
akhir, novel memiliki klimaks dan penyelesaian.

2. Roman.

Roman adalah cerita fiksi yang menceritakan kehidupan seorang atau beberapa tokoh mulai
dari lahir hingga kematiannya. Cerita roman biasanya memiliki banyak hikmah dan
cenderung mengarah pada cerita klasik.
3. Cerpen.

Cerpen adalah karya fiksi dengan cerita yang lebih pendek dan lebih padat dibanding novel
dan roman. Ciri cerpen adalah bisa dibaca dalam sekali duduk, plotnya mengarah hanya
kepada suatu insiden atau kejadian tunggal.

Contoh Cerita Fiksi.

1. Bawang Merah Bawang Putih.

Bawang Merah dan Bawang Putih menceritakan seorang gadis bernama Bawang Putih
yang memiliki sifat yang baik hati dan memiliki saudara tiri bernama Bawang Merah yang
jahat.

Suatu hari, Bawang Putih mendapatkan sebuah labu berisi emas dari seorang nenek sihir.
Melihat itu, Bawang Merah merasa iri dan serakah sehingga meminta juga. Sayang yang
didapatkan Bawang Merah malahan ular berbisa. Hal itu dikarenakan sifat jahat, iri, dan
serah yang dimiliki oleh Bawang Merah.

2. Malin Kundang.

Alkisah, ada anak bernama Malin Kundang. Karena ingin hidup sukses, dirinya memutuskan
untuk merantau. Di perantauan Malin Kundang menikahi seorang gadis yang kaya raya dan
menjadi menantu gadis itu. Alhasil dirinya menjadi kaya raya dan sukses.

Saat telah sukses, dirinya kembali ke kampung halaman. Namun, ia menjadi anak durhaka
sebab tidak mengakui sang Ibu dan mengusirnya. Ibunya pun berdoa agar Malin Kundang
dikutuk menjadi sebuah batu karang. Hingga kini, batu tersebut masih berdiri di sebuah
pantai.

Pengertian Non-Fiksi

Buku non fiksi merupakan buku yang berisi kejadian sebenarnya dan bersifat informatif,
edukatif, dan faktual. Hal tersebut yang membuat buku nonfiksi sering dijadikan sumber
informasi oleh para pembaca.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, nonfiksi adalah yang tidak bersifat
fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan (tentang karya sastra, karangan, dan
sebagainya).

Buku non fiksi dibuat berdasarkan pengamatan dan data yang berisi fakta-fakta. Isi dalam
buku nonfiksi bukan khayalan seperti halnya buku fiksi.
Dalam buku jenis ini memuat informasi, deskripsi, peristiwa, tempat, karakter dari suatu
objek yang benar-benar ada di kenyataan.

Unsur-unsur Non-Fiksi

1. Cover Buku

Cover buku menjadi salah satu unsur penting dalam nonfiksi. Sebab lewat cover buku dapat
menarik minat pembaca.

2. Rincian Subbab Buku

Sub bab berfungsi agar pembaca dapat mengetahui keseluruhan isi buku secara mendetail.

3. Judul Subbab

Paparkan sub bab serinci dan semenarik mungkin. Dalam pemilihan sub bab, gunakan
pilihan kata (diksi) yang menarik agar menggigit.

4. Tokoh dan Penokohan

5. Tema Cerita

6. Bahasa yang Digunakan

Nonfiksi menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan topik buku tersebut. Misalnya saja,
buku motivasi, maka bahasa yang digunakan harus membangun dan membangkitkan
semangat serta motivasi.

7. Penyajian Alur Cerita

Alur yang menarik dalam nonfiksi akan membuat pembaca nyaman membacanya.
Penyajian alur harus komunikatif dan mudah dipahami oleh pembaca awam sekalipun.

Ciri-ciri Non-Fiksi.
1. Menggunakan Bahasa Denotatif

Bahasa denotatif kebalikan dari konotatif. Jika konotatif memiliki arti bukan makna
sebenarnya, makna bahasa denotatif memiliki arti yang sebenarnya. Artinya, bahasa
tersebut terbatas dan tidak bermakna ganda (ambiguitas).

2. Bahasa Formal

Dalam cerita nonfiksi, biasanya menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan Indonesia (KBBI) ataupun PUEBI. Namun, ada juga yang menggunakannya
dengan gaya bahasa santai atau bahasa sastrawi.

3. Disusun Berdasarkan Fakta yang Ada

Teks nonfiksi disusun dengan berlandaskan pengamatan dan data yang sebenarnya. Sebab
itu, buku nonfiksi seringkali dijadikan sumber informasi bagi pembacanya.

4. Memiliki Ide yang Ditulis Secara Sistematis dan Jelas Serta


Logis

Cerita non fiksi itu memiliki kaidah atau tatanan sistem yang harus ditaati. Dan sebab ia
berlandaskan pada sebuah fakta, maka nonfiksi harus jelas dan masuk akal (logis).

5. Penyempurnaan dari Temuan Sebelumnya atau Penemuan


Baru

Cerita nonfiksi dapat berupa cerita yang sudah ada sebelumnya atau cerita yang akan
dibuat berdasarkan data yang ditemukan.

6. Terdapat Interpretasi Intelektual dan Analisis

Dalam nonfiksi, harus sesuai dengan tafsiran yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan
analisis.

7. Sebisa Mungkin Menjadi Objektivitas yang Tinggi

Hal ini dilakukan agar fakta dan data yang disampaikan ke pembaca sesuai dengan
kebenarannya dan tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penulis.

Jenis-jenis Non-Fiksi
-Buku biografi

-Buku literatur

-Buku motivasi

-Buku pendamping

Struktur Non-Fiksi

1. Orientasi : Orientasi berisi tentang pengenalan tokoh yang


terlibat dalam cerita dan awal dari sebuah cerita.

2. Urutan peristiwa : Menjelaskan tentang urutan peristiwa atau


kejadian yang terjadi mulai dari awal hingga permasalahan
berakhir.

3. Reorientasi : Berisi tentang kesimpulan suatu cerita dan


penutup cerita. Umumnya berisi amanat atau pesan moral
yang dapat diambil.

Contoh Cerita Non-Fiksi

1. Cerita Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan candi peninggalan kerajaan Dinasti Syailendra pada masa
pemerintahan raja Samaratungga.

Banyak misteri yang melekat pada Candi Borobudur, yang pasti candi ini selesai dibangun
pada abad ke-8.

Banyak masyarakat yang percaya bahwa penamaan candi ini berasal dari nama samara
budhara yang artinya gunung lereng berteras.
2. Cerita Tsunami Aceh

Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa dahsyat yang diikuti tsunami menerjang wilayah
Aceh.

Ombak setinggi 20 meter tersebut lantas memporak-porandakan kota dan menyebabkan


beberapa kehancuran. Bukan hanya kehancuran fasilitas, namun juga trauma yang
membekas pada masyarakat.

Ada lebih dari 17.000 korban meninggal pada bencana ini dan puluhan ribu bangunan
hancur. Gempa ini menjadi salah satu bencana alam yang terburuk sepanjang masa.

Satu hari setelah kejadian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan hari
berkabung nasional.

Anda mungkin juga menyukai