Halo anak-anak, pasti ada banyak di antara kalian yang punya hobi membaca
buku. Kalian yang sudah biasa membaca banyak buku dari bermacam tema dan
genre, apakah masih tidak bisa membedakan buku mana yang termasuk fiksi dan
buku mana yang termasuk nonfiksi?
Sebenarnya buku fiksi dan buku nonfiksi memiliki perbedaan yang sangat
prinsipil. Mari kita pelajari jenis, ciri, struktur, hingga contoh dari buku fiksi dan
nonfiksi agar kalian semakin lebih memahami perbedaan antar kedua jenis buku.
Karena bersumber dari sebuah imajinasi, maka tutur tulis dalam buku fiksi
harus mengalir dengan baik sehingga pembaca bisa masuk dan mengikuti alur
cerita yang dibawa oleh penulis.
Untuk bisa mencapai tujuan tersebut, penulis buku fiksi perlu memiliki
imajinasi yang diimbangi dengan wawasan yang luas, agar pembaca tetap merasa
punya kaitan antara bacaan mereka dengan kehidupan mereka di dunia nyata.
Dikarenakan isi dari buku nonfiksi merupakan olahan dari berbagai sumber
dan bahan rujukan, maka penulis harus mampu membahasakan olahan data dan
fakta yang ada secara logis agar dapat diterima oleh nalar pembaca. Umumnya
juga, buku nonfiksi menggunakan bahasa formal.
Turunan ciri-ciri buku fiksi dari ciri utama tersebut antara lain adalah buku fiksi
bersifat imajinatif, unsur kebenaran dalam buku fiksi bersifat relatif, bahasa yang
digunakan dalam buku fiksi konotatif untuk meningkatkan imajinasi, serta tutur tulis
dalam buku fiksi tidak menggunakan struktur baku.
Selain ketiga ciri tersebut, buku nonfiksi juga punya ciri lain yakni
penggunaan bahasa yang denotatif atau gamblang, serta merupakan
pengembangan ide baru dari tema atau ide yang sebelumnya sudah pernah ada dan
sudah pernah tertulis.
1. Orientasi
Orientasi memuat beberapa unsur seperti unsur tema, latar belakang tema,
serta latar belakang penokohan. Komponen ini penting sebagai fondasi untuk
membantu pembaca memahami teks cerita dalam buku secara utuh.
2. Komplikasi
Dalam buku fiksi, komplikasi merupakan komponen konflik dan
permasalahan yang hendak diangkat penulis dalam tulisan. Biasanya, konflik dan
permasalahan tersebut berujung klimaks. Komplikasi penting untuk menguras
emosi pembaca agar cerita dalam buku fiksi tidak flat.
3. Resolusi
Setelah adanya evaluasi, maka penulis biasanya akan mengarahkan pada
sebuah resolusi atau penyelesaian inti permasalahan.
4. Koda
Terakhir terdapat komponen koda diartikan sebagai reorientasi. Di bagian
inilah tempat untuk menyampaikan pesan moral positif yang dapat diambil dari
buku fiksi, baik secara tersirat maupun tersurat.
Selain itu, umumnya buku nonfiksi dibuka oleh abstrak yang menjadi
komponen penting dalam sebuah karya tulis ilmiah. Abstrak memberikan gambaran
ringkas kepada pembaca mengenai isi dari buku nonfiksi.
4. Tema
Tema menjadi unsur yang penting terhadap jalannya cerita dalam buku fiksi.
Tema adalah gagasan pokok dalam sebuah karya tulis, sehingga penulis memiliki
pakem untuk menjabarkan dan mengembangkan isi cerita.
5. Penokohan atau Perwatakan
Tokoh juga unsur buku yang sangat penting bagi buku fiksi. Penokohan dan
perwatakan karakter dalam cerita penting untuk memberikan nyawa bagi buku
fiksi.
Hal yang membedakan buku nonfiksi dengan buku fiksi dari sisi struktur
adalah sistematika penulisan yang lebih runut dan teratur. Setiap detail informasi
termasuk penyajian data harus disajikan secara terstruktur dan berurut agar
pembaca tidak bingung membaca karya tulis buku nonfiksi, yang bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
1. Buku fiksi adalah karya yang bersumber dari khayalan penulis, sementara
informasi dalam buku nonfiksi bersumber dari data dan fakta.
2. Buku fiksi bersifat subjektif karena bersumber dari khayalan penulis,
sementara buku nonfiksi harus bersifat objektif karena bersumber dari data
dan fakta.
3. Buku fiksi sah-sah saja jika bersifat multitafsir terkait cara pembaca
memahami serta cara menyimpulkan isi buku, sementara buku nonfiksi
harus menghindari penafsiran ganda agar informasi yang ingin disampaikan
tetap sesuai dan terarah.
4. Dengan begitu, buku fiksi tidak memerlukan tanggung jawab dengan
kebenaran isinya, sementara informasi yang tersaji dalam buku nonfiksi
harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Persamaan Buku Fiksi dan Nonfiksi
Baik buku fiksi dan nonfiksi sama-sama dapat dijadikan pengayaan untuk
memperkaya karya tulis atau buku yang dibuat atau ditulis di kemudian hari.
Bentuk suatu obyek gambar cerita dapat berupa gambar manusia, tumbuhan
dan hewan. Gambar-gambar tersebut bisa berdiri sendiri atau bisa gabungan dari
berbagai obyek yang berbeda. Obyek sebuah gambar cerita disesuaikan dengan
narasi atau tema yang telah dibuat. Gambar cerita dapat menggunakan warna hitam
atau putih saja. Dalam pembuatan gambar cerita dapat menggunakan teknologi
digital maupun menggunakan lukisan tangan.
Gambar cerita atau sering disebut dengan gambar ilustrasi banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk-bentuk gambar cerita antara lain terdapat pada
:
1. Komik. Komik berasal dari kata comic yang memiliki arti lucu atau jenaka.
komik merupakan karya seni yang menggunakan rangkaian gambar tidak
bergerak yang penyusunanya membentuk sebuah jalinan cerita. Berikut contoh
ilustrasi komik.
2. Cover. Cover merupakan kulit atau sampul pada buku atau majalah. Gambar
cover memuat atau mewakili isi buku sehingga terlihat menarik. Berikut contoh
ilustasi cover buku pelajaran.
3. Majalah. Majalah atau surat kabar dibagian sebelum atau sesudah tulisan
biasanya terdapat gambar. Gambar tersebut sering disebut Vignette (gambar
pengisi halaman kosong pada majalah atau surat kabar yang memiliki fungsi
menghias). Berikut contoh ilustasi Vignette pada majalah.
4. Cerita (Cergam, Cerpen, dll). Suatu karya cerita biasanya dilengkapi dengan
ilustrasi cerita. Gambar Ilustrasi cerita ini mewakili cerita yang terkandung di
dalamnya. Sebuah cerita akan tampak menarik apabila disertai dengan ilustrasi
yang menggambarkan isi cerita. Berikut contoh ilustasi cerita pendek.
Gambar cerita sering juga ditemukan dalam buku cerita, majalah, dan buku
pelajaran. Poster dan brosur juga sering disertai gambar cerita agar menarik.
Petunjuk cara penggunaan barang pun sering dilengkapi dengan gambar cerita untuk
membantu pengguna menggunakannya.. Fungsi gambar cerita antara lain untuk:
Gambar 1
Serba-serbi Kelinci
Piqsels
Gambar 2
Setelah membaca penjelasan tentang perbedaan buku fiksi dan nonfiksi, jawablah
pertanyaan di bawah ini.
1. Termasuk dalam jenis apakah teks “Kelinci Kecil dan Burung Pipit?”
3. Jika teks tersebut dimuat dalam buku, termasuk ke dalam jenis buku apakah
kedua teks tersebut?
Itam dan U
4. Menilik gambar pada sampul tersebut, bagaimana suasana cerita yang ingin
disampaikan penulis?