Anda di halaman 1dari 45

AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO

KARYA
EIJI YOSHIKAWA
(Suatu Pendekatan Psikologi Sastra)

Oleh
Achmad Hasia Musaddad
(F91110266)
BAB I: Pendahuluan
Sastra : Kegiatan kreatif pengarang menci[takan suatu karya bernilai seni.
Memiliki jenis yang memberikan bentuk, warna dan isi, salah satunya yaitu
Novel.
Novel : Karya Sastra hasil pikiran pengarang dengan wujud gambaran manusia
melalui cerita yang panjang.
Salah satu novel adalah novel Taira no Masakado karya Eiji Yoshikawa.
Menggambarkan seorang tokoh yang kecilnya telah menjadi yatim piatu dan
memiliki cita-cita tinggi mewujudkan impian.
Kebutuhan Aktualisasi Diri tokoh utama dalam mewujudkan impian dan cita-
citanya.
Adanya konflik yang menghambat impian tokoh utama. Konflik ini
menggambarkan sisi dirinya sebagai tokoh yang lemah jika menyengsarakan
rakyat. Di sisi lain ia dianggap sebagai kesatria di daerahnya.
Gambaran ini menampilkan aspek-aspek kejiwaan tokoh utama.
Maslow menyusun teori kebutuhan bertingkat, tersusun atas
kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta dan memiliki, harga
diri, dan aktualisasi diri.
Kebutuhan Aktualisasi diri: kebutuhan manusia/individu yang
sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya.
Dengan menggunakan psikologi humanisme sebagai teori
untuk meneliti gambaran tokoh utama sebagai makhluk yang
bebas dan bermartabat serta bergerak ke arah pengungkapan
potensi yang di miliki.
Ruang Lingkup Masalah
Tokoh utama mengalami wujud aktualisasi diri setelah
kematian orang tuanya.
Tokoh utama berusaha mencapai kebutuhan aktualisasi diri.
Tokoh utama difitnah sebagai pemberontak karena perang.
Tokoh utama dipaksa menjadi Kaisar di Dataran Bando.
Tokoh utama menghadapi masalah dengan keluarga dekat.
Rumusan Masalah
Bagaimana cara tokoh utama mewujudkan aktualisasi diri
dalam novel Taira no Masakado?
Hambatan apa saja yang dialami tokoh utama dalam novel
Taira no Masakado?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Menjelaskan cara tokoh utama dalam mewujudkan aktualisasi diri dalam
novel Taira no Masakado.
Menjelaskan hambatan-hambatan yang dialami oleh tokoh utama dalam
novel Taira no Masakado.

Manfaat Penelitian
Dapat mengetahui wujud dan hambatan aktualisasi diri pada tokoh utama dalam
novel.
Menambah wawasan bagi peneliti di bidang ilmu sastra dengan pendekatan
psikologi.
Meningkatkan apresiasi sastra masyarakat dan penikmat sastra dalam mengetahui
dan memahami karya sastra.
Menjadi rujukan bagi peneliti sastra selanjutnya dalam mengkaji dan menganalisis
novel melalui pendekatan psikologi sastra.
Memberikan sumbangan pemikiran dalam ilmu pengetahuan di bidang
kesusastraan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Psikologi Sastra
Psikologi berasal dari kataYunani, psyche yang berarti jiwa dan
logos berarti ilmu. Psikologi diartikan sebagai ilmu tentang jiwa
(Sarwono; 2014: 1). Menurut Kartono, (1996 : 1) psikologi
adalah ilmu pengetahuan tentang tingkah laku dan kehidupan
jiwa manusia. Secara luas menurut Walgito, (dalam Wiyatmi;
2011: 7) psikologi merupakan suatu ilmu yang meneliti serta
mempelajari tentang perilaku atau aktifitas-aktivitas yang
dipandang sebagai manifestasi dari kehidupan psikis (jiwa)
manusia.
Sastra dan Studi Satra adalah hal yang berbeda.
Sastra adalah kegiatan kreatif.
Studi Sastra adalah cabang ilmu pengetahuan yang menyelidiki
karya sastra sebagai objek.
Melalui Studi Sastra, peneliti mampu mengkaji sastra dengan
pendekatan-pendekatan yang ada. Di sini letak hubungan antara
sastra dan psikologi

Menurut Endaswara (2008: 97), psikologi sastra merupakan


sebuah interdisiplin ilmu yang menekankan pada aspek atau
segi-segi psikologis dalam karya sastra. Karya sastra yang
menggunakan psikologi sastra sebagai pendekatan, memberikan
pemahaman mengenai gejala-gejala kejiwaan.
Dalam Karya Sastra terdapat berbagai pemikiran psikologi
untuk mengkaji karya sastra.
Menurut Koswara (dalam Minderop; 2011: 9) terdapat tiga
pemikiran:
Psikoanalisis: manusia sebagai bentukan dari naluri-naluri dan
konflik-konflik struktur kepribadian.
behaviorisme : manusia sebagai yang fleksibel, pasif, dan penurut
terhadap stimulus lingkungan.
Humanisme : manusia digambarkan sebagai makhluk yang bebas
dan bermartabat bergerak ke arah potensi yang dimiliki bila
lingkungan memungkinkan.
Teori Kebutuhan Maslow
Abraham Maslow pelopor dasar psikologi humanistik.
Abraham Maslow terkenal dengan teori hierarki kebutuhan
bertingkat, yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Keamanan (Safety)
3. Kebutuhan Memiliki dan cinta
4. Kebutuhan Harga Diri
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Teori Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang paling tinggi dan
dapat tercapai jika kebutuhan di bawahnya telah tercapai.
Menurut Boeree, (dalam Hambali; 2013: 184) orang yang
mampu mengaktualisasikan dirinya memiliki ciri-ciri dalam
memandang kehidupan, yaitu:
a) Mereka menyukai kesunyian dan nyaman dengan kesendirian
b) Menyukai keotonomian dan menerima diri sendiri, orang
lain, dan kodrat.
c) Memiliki rasa humor
d) Memiliki rasa segan dan hormat kepada orang lain
e) Memiliki Apresiasi
f) Memiliki pengalaman yang berharga
g) Sifat tahan enkulturasi.
Maslow dalam Hambali (2013: 185) membagi 3 hambatan-
hambatan manusia dalam aktualisasi dirinya, yaitu:
1) Berasal dari individu yaitu, berupa ketidaktahuan, keraguan, bahkan
ketakutan yang dialami oleh individu tersebut.
2) Berasal dari luar masyarakat, biasanya berupa kecenderungan untuk
mendispersonalisasikan individu, kerepresian sifat-sifat, bakat, dan
potensi.
3) Berasal dari pengaruh yang kuat akan rasa aman. Individu-individu
yang memiliki kebutuhan rasa aman yang terlalu tinggi akan
mengambil resiko untuk memertahankannya.
Hasil Penelitian Yang Relevan
Skripsi Allin Wedari berjudul Konflik Antarklan dalam
Novel Taira no Masakado Karya Eiji Yoshikawa
Hasil yang didapatkan adalah adanya konflik antar klan berwujud
peperangan.
Perbedaan penelitian penulis dengan Allin Wedari adalah :
Penulis fokus pada tokoh utama dalam memenuhi kebuhan
bertingkat dengan pendekatan psikologi humanisme Abraham
Maslow.
Sedangkan Allin Wedari membahas konflik yang terdapat dalam
novel.
Skripsi Yuni Amanda Sari berjudul Aktualisasi Diri Tokoh
Utama Suguro dalam Novel Skandal Karya Shusaku Endo
Gambaran tokoh utama yang memiliki tiga eujud kepribadian tokoh
Suguro dalam mengaktualisasikan diri.
Munculnya Indikator dalam wujud aktualisasi diri tokoh Suguro.
Perbedaan dengan penelitian penulis, yaitu:
Penelitian Yuni fokus kepada indikator perkembangan kepribadian
tokoh Suguro.
Sedangkan penulis perkembangan aktualisasi diri tokoh utama dalam
memenuhi kebutuhan bertingkat.
KERANGKA PEMIKIRAN
Novel Taira no Masakado

Tokoh Utama

Teori Aktualisasi Diri Abraham Maslow

Psikologi Sastra

Cara Tokoh Utama mencapai Hambatan tokoh utama


Aktualisasi Diri Mencapai Aktualisasi Diri

Hasil
Simpulan
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data
Data Primer : data diperoleh melalui kajian langsung teks novel yaitu,
Novel Taira no Masakado karya Eiji Yoshikawa.
Data Sekunder : berasal dari sejumlah referensi berupa makalah, jurnal,
arikel, skripsi, buku yang berkaitan dengan objek kajian khususnya teori
psikologi.
Metode Analisis Data
- Penelitian Deskriptif
- Bersifat memberi gambaran yang jelas
- Untuk mengukur fenomena sosial yang terjadi di masyarakat
- Berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu
- Misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang,
proses yang sedang berlangsung.
Prosedur Penelitian
Menentukan objek penelitian.
Membaca objek dengan teliti.
Mencatat masalah yang muncul melalui pemahaman terhadap objek yang
diteliti.
Membatasi dan merumuskan masalah yang akan dibahas.
Merumuskan tujuan penelitian.
Menetapkan teori yang dijadikan landasan dalam menganalisis objek.
Melakukan studi kepustakaan untuk mendukung penelitian.
Melakukan analisis dengan memfokuskan pada pokok permasalahan.
Menyimpulkan hasil analisis.
BAB IV: PEMBAHASAN
Pencapaian Kebutuhan Fisiologis
()()()
()()()

Dia pun sejak sejak tadi lapar, namun dia menahan diri karena merasa sungkan makan di depan
biksuni itu. Kalau biksuni itu juga mau makan, maka dia tidak perlu malu.
(EijiYoshikawa; 2012: 36)

Berdasarkan data di atas dapat diketahui pemenuhan kebutuhan


akan makanan Masakado setelah sampai ke Ibukota Kyoto.
Masakado merasa lapar sejak kedatangannya ke Ibukota. Terdorong
hasrat untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya, Masakado
mengeluarkan makanan dari dalam saku bajunya dan membaginya
dengan seorang biksuni. Pada tahap ini Masakado telah mampu
memenuhi kebutuhan akan rasa lapar pada dirinya.
Pencapaian Kebutuhan Fisiologis
()()()()()()
()()()()()
()()()()
()()()()(
)()()()()(
)()()()()
()()

Pada malam hari, Kojiro mempunyai kebiasaan keluar dari pintu belakang rumah sang Menteri
secara diam-diam, menceburkan diri ke sungai Kamo. Tidak hanya untuk membersihkan kotoran
dan keringat, tapi juga untuk membuat tubuh mudanya bernapas secara bebas, sementara dia
bermain dengan kekuatan dan kemauan alam di dalam air. Permainan itu sangat menyenangkan
dan membuatnya bahagia. Kebahagiaan itu tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
(Eiji Yoshikawa; 2012: 119)
Berdasarkan data di atas dapat diketahui pemenuhan kebutuhan Masakado akan mandi. Masakado
mandi di sungai Kamo setiap malam untuk membersihkan badannya dari kotoran. Selain untuk
membersihkan badannya di sungai Kamo, Masakado harus membuat tubuhnya beristirahat di
dalam air sungai setelah bekerja sejak pagi hari di rumah Menteri Tadahira. Pekerjaan itu
membuat energi Masakado habis terpakai membuat badannya berkeringat dan kotor. Dengan
memenuhi kebutuhan mandi, Masakado merasakan kebahagiaan. Sebagai seorang manusia,
Masakado membutuhkan mandi untuk membuat tubuhnya merasa segar.
Pencapaian Kebutuhan Fisiologis
()()()()
()()()()()(
)()()()()()
()()()()
()()()()
()()()
()()()()
()
()()()()()(
)()()()()()
()()()()()

Mereka semua tahu kenyataan yang keji: tanah dan harta benda milik keluarga Masakado dirampas dan dibagi-bagikan oleh
para pamannya, serta anak-anak mereka, selama Masakado berada di Ibukota.
Aku tidak rela bekerja untuk orang-orang sekeji itu, tapi karena Tuan Muda sudah kembali, aku juga kembali ke sini.
Mereka semua saling mencurahkan isi hati. Masakado merasa terharu sekaligus bersemangat. Dia menjadi percaya diri.
Walau tidak bisa seperti zaman kejayaan keluarganya dulu, Masakado sudah membeli abdi dan kuda di pasar, dan mulai
menggarap sawah dan membuka lahan yang masih liar. Jika pengikutnya bertambah, makanan yang dibutuhkan juga
bertambah. Bahkan padi untuk memenuhi kebutuhan itu tidak ada lagi di gudang padi.
(Eiji Yoshikawa; 2012: 192)
Pencapaian Kebutuhan Fisiologis
Penjelasan
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bagaimana harta dan
lahan peninggalan ayah Masakado diambil oleh paman-
pamannya. Namun, hal itu tidak membuat Masakado menjadi
cemas. Dengan dorongan dari para pelayannya, ia termotivasi
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya serta orang-
orang yang bekerja padanya. Masakado kemudian memulai
bekerja di sawah dan mencari lahan baru untuk bekerja demi
memenuhi kebutuhan makanannya.
Pencapaian Kebutuhan Rasa Aman
()()()()
()()()()(
)()()()()
()()()()
()()

Aku tak mengerti apa yang terjadi di dunia ini, Lebih baik aku pulang ke Bando,
kampung halamanku, melihat wajah adik-adikku, mengurus warisan ayahku, dan
mempertimbangkan apakah tetap di kampung atau kembali ke sini dan hidup di Ibukota.
Barulah setelah itu, aku akan memulai kehidupan baru.
(Eiji Yoshikawa; 2012: 170)
Berdasarkan data di atas diketahui dorongan Masakado mendapatkan rasa aman dalam
hidupnya. Masakado mengetahui bahwa terjadinya berbagai bencana di sekitarnya
membuat Masakado untuk kembali pulang ke kampungnya. Kampung tempat tinggal
keluarga serta harta peninggalan ayahnya yang mendorong Masakado untuk mendapatkan
rasa aman dari mereka. Dengan pulang kampung, Masakado mampu mengekspresikan
dirinya dengan mengurus berbagai tanah milik keluarganya. Sehingga Masakado
membuat dirinya merasa nyaman di kampung.
Pencapaian Kebutuhan Rasa Aman
()()()(
)()()
()()()()
()()()()
()()()()


Gara-gara kekalahan kemarin, jumlah tentara di pihak Masakado berkurang separuhnya. Namun,
begitu berita itu tersebar ke daerah sekitarnya, orang-orang yang memihak Masakado berbondong-
bondong datang keToyoda, yang gunung, sungai, rumput, dan pohon-pohonnya masih
mengepulkan asap, hingga jumlah tentaranya kini malah bertambah dua kali lipat. Kita besarkan
Kastil Ishii dan buat pertahanan di sana dulu.
(EijiYoshikawa; 2012: 420)

Berdasarkan kutipan di atas, diketahui Masakado mengalami ancaman


dalam memenuhi rasa aman dalam hidupnya. Konflik dengan paman-
pamannya membuat Masakado terdorong untuk membangun Kastil atau
Istana sebagai tempat tinggal yang aman dari ancaman paman-pamannya.
Dengan membangun Kastil membuat Masakado dapat mempertahankan
dirinya dari ancaman.
Pencapaian Kebutuhan Cinta dan
Memiliki
()()()()()()
()()()()()()()
()()

Satu hal yang berarti baginya adalah kasih sayang dari si gadis Ainu, Ezohagi, yang selalu memperhatikan pakaian, makanan,
dan segala hal untuknya.
(EijiYoshikawa; 2012: 15)

Pada data di atas, diketahui bahwa Masakado mengalami kekurangan


kasih sayang dari orang tuanya setelah meninggal. Dorongan untuk
mendapatkan kasih sayang didapatkan Masakado dari gadis Ainu
bernama Ezohagi. Masakado yang tidak pernah kekurangan kebutuhan
dari Ezohagi membuat dirinya merasa nyaman dengan gadis tersebut.
Dengan berada di sisi Ezohagi, Masakado mendapatkan cinta yang tidak
didapatkannya sejak kecil. Sehingga dirinya tidak dapat lepas dari
kekurangan akan rasa memiliki dan dimiliki sebagai keluarga.
Pencapaian Kebutuhan Cinta dan
Memiliki
()()()()()

()()()()()
()
()()()()()()

Rumah tanpa sentuhan perempuan terasa sepi. Mengapa kau belum menikah? tanyanya sambil menatap tajam wajah temannya
yang tidak mabuk itu.
Mungkin tidak lama lagi aku akan menikah. Masakado tertawa ringan. Terbayang Kikyo di hatinya.
(EijiYoshikawa; 2012: 263)
Berdasarkan data di atas, Masakado mengungkapkan perasaan yang
menyiratkan kalau ia menginginkan rasa cinta dan rasa memiliki dengan
menikah. Melalui kutipan percakapan Masakado dengan temannya tersebut,
terlihat bahwa Masakado telah memenuhi kebutuhan fisiologis dan rasa
aman sebelumnya. Namun, dalam diri Masakado terlihat bahwa dirinya
berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya yaitu rasa cinta dan
memiliki. Ungkapan Masakado untuk menikah dengan Kikyo merupakan
cerminan diri dan harapan Masakado yang mengalami kekurangan cinta dan
kasih sayang dalam hidupnya.
Pencapaian Kebutuhan Cinta dan
Memiliki
()()()()()
()()()(
)()()()
()()()

Rahasia di hatinya yang kadang kala membuatnya tersenyum-senyum sendiri selama tiga tahun yang
membisu itu akhirnya diumumkan kepada sanak saudaranya pada tahun baru, tahun ke-5 Johei (935
M).
Tahun ini aku akan mamiliki istri. Tahu siapa? Coba tebak.
(EijiYoshikawa; 2012: 280)

Data di atas menggambarkan bagaimana perasaan hati Masakado di


tahun tersebut. Didorong keinginan Masakado untuk memiliki
ikatan emosional yaitu menikah membuatnya merasa bahagia.
Kebahagiaan yang dirasakan Masakado diungkapkan kepada
saudara-saudaranya. Hal itu membuat dirinya dapat memenuhi
kebutuhan rasa cinta dan memiliki.
Pencapaian Kebutuhan Harga Diri
()()()()
()()()()()()
()()()()
()
()()()()

Kau rajin belajar, ya, kata pemuda tadi sambil tersenyum. Pipi Kojiro seketika memerah. Memang buku yang dibacanya
tadi buku Cina, salah satu karya Kong Hu Cu, namun hanya buku pelajaran untuk pemula.
Tidak juga. Tidak bisa disebut belajar. Belum sampai situ
Tapi usahamu pantas dihargai. Omong-omong apa kau mengenalku?
(EijiYoshikawa; 2012: 85-86)
Data di atas menunjukkan Masakado mendapatkan penghargaan dari orang lain.
Pemuda yang datang kepada Masakado memberikan pujian atas usahanya belajar.
Masakado yang kurang percaya diri atas usahanya menjadi malu di depan pemuda
tersebut. Namun, pemuda tersebut memberikan dorongan kepada Masakado untuk
terus berusaha belajar agar impian Masakado dapat tercapai. Masakado akhirnya
mampu untuk bangkit dan semangat untuk terus belajar setelah mendapatkan
kepercayaan dari pemuda tersebut. Penghargaan berupa pujian dari orang lain
merupakan bentuk atas pengakuan keberadaan diri Masakado dalam memenuhi
kebutuhan dirinya.
Pencapaian Kebutuhan Harga Diri
()()()()()()

()()()()()
()()()()()
()()()()()()()

Kojiro bekerja keras dan belajar dengan rajin. Apa pun yang dilakukannya, dia selalu berusaha mengungguli prajurit lain.
Terutama dalam berkuda. Konon, di kalangan prajurit di Bagian Pemeliharaan Kuda Sayap Kiri dan Kanan, tak seorang pun
yang bisa menyaingi Kojiro jika menyangkut soal kuda.
Empat tahun kemudian, pangkatnya naik sampai Tingkat Ketujuh, jabatan inspektur.
(EijiYoshikawa; 2012: 160)

Data di atas menunjukkan bagaimana Masakado selama bekerja di Ibukota


sebagai pengawal belajar untuk dapat berprestasi. Prestasi yang merupakan
dorongan individu untuk dapat memenuhi kebutuhan harga diri terdapat dalam
diri Masakado. Masakado berusaha keras untuk dapat mengungguli prajurit lain
agar dirinya mendapat pengakuan dari orang lain sebagai prajurit yang hebat
dalam memelihara kuda. Hal ini membuat Masakado mendapatkan
penghargaan dari orang lain berupa pangkat dan kedudukan sebagai seorang
inspektur.
Pencapaian Kebutuhan Harga Diri
()()()()()(
)()()()()
()()()()()()
()()()()()

Ada hal lain yang membesarkan kekuatan Masakado. Para penguasa kecil di daerah sekitar, sepertiYuki dan Sashima, ingin bersekutu
dengannya, tidak hanya karena di keturunan Kaisar Kanmu, tetapi juga karena mereka telah menyaksikan usaha Masakado serta
perkembangan pesat DusunToyoda.
(EijiYoshikawa; 2012: 279)

Data di atas menunjukkan Masakado mendapatkan kebutuhan harga diri


dari orang lain. Masakado telah menjadi seorang pembesar dan
pemimpin yang sukses di kampung halamannya membuat penguasa
daerah sekitarnya mengikuti Masakado. Dorongan dari para penguasa
tersebut menjadikan Masakado mendapatkan hasrat kepercayaan diri
sehingga Masakado mampu untuk terus bekerja dan berusaha menjadi
orang yang lebih baik.
Pencapaian Kebutuhan Aktualisasi Diri
Minat sosial
()()()()()
()
()()()
()()()()

Dusun Toyoda, tempat tinggal Masakado, juga didatangi begitu banyak orang pelarian seperti itu.
Masakado tak mengusir mereka. Malah dia menganggapnya sebagai keberuntungan.
Siapa pun yang tidak bisa makan, bekerjalah padaku. Kalau bekerja, takkan ada paceklik.
(EijiYoshikawa; 2012: 278)

Data di atas menunjukkan sikap Masakado yang memiliki minat sosial


dengan sesamanya. Pada musim paceklik yang berkepanjangan banyak
orang-orang di luar daerahnya mengalami kelaparan yang tidak pernah
berhenti. Orang-orang tersebut datang kepada Masakado untuk
mendapatkan bantuan darinya. Didorong oleh kepeduliannya untuk
membantu sesamanya, Masakado memberikan pekerjaan kepada orang-
orang tersebut sebagai bentuk minat sosial dirinya.
Pencapaian Kebutuhan Aktualisasi Diri
Apresiasi yang senantiasa segar
()()()()()()()()
()()()()()()
()()()()()()(
)()

Keindahan padang musim semi di seluruh daerah Bando dari bulan Maret sampai April tiada tandingannya. Keindahan
alam yang luar biasa tersebut terhampar di mana-mana di dataran luas tak terhingga itu.
Diliputi keindahan alam seperti itu, Masakado tetap bekerja keras sambil menyemangati para pelayan dan budaknya.
(EijiYoshikawa; 2012: 311)
Data di atas menunjukkan sikap Masakado yaitu apresiasi yang senantiasa segar.
Apresiasi yang senantiasa segar Masakado diperlihatkan dengan terpenuhinya
kesejahteraan ekonominya. Kekayaan yang tak pernah diraih Masakado telah
terpenuhi dengan baik. Merasakan keindahan musim semi bulan Maret dan
April membuat Masakado mensyukuri nikmat dan berusaha dengan maksimal
tetap bekerja menghidupi keluarganya. Hal ini seperti yang dikatakan Maslow
(Hambali; 2013: 185) bahwa memiliki apresiasi yang senantiasa segar berarti
menunjukkan kemampuan memandang hal-hal kecil dengan rasa takjub dan
senantiasa menghargainya. Pekerjaan yang di dapat dan tak mudah di raih adalah
salah satu hal kecil membuat orang merasa takjub. Sehingga, mereka akan
terdorong untuk terus berusaha mengaktualisasikan diri.
Pencapaian Kebutuhan Aktualisasi Diri
Hubungan antarpribadi
()()()()()()()
()()()()()
()()()()()
()()()()()()(
)()()()()()(
)()()()

Dia tidak menolak siapa pun yang mendatanginya, minum sake dengan siapa pun sebagai tanda persahabatan. Rupanya dia memiliki sifat
pemimpin yang dicintai orang. Sampai generasi mendatang, kebiasaan membuat janji kesetiaan dengan minum sake bersama tetap ada.
Mungkin kebiasaan itu dapat dikatakan sebagai peninggalan zaman kekuasaan Dataran Bando pada Zaman Heian, yang merupakan tanda
persekutuan berbagai klan dan keluarga yang dikembangkan secara alamiah, untuk hidup mantap dalam sisitem sederhana di daerah
sekitar itu.
(EijiYoshikawa; 2012: 279)
Data di atas menunjukkan Masakado yang mudah bergaul dengan siapa pun. Masakado
mampu menarik minat dengan pemimpin di daerah kekuasaannya sebagai tanda
persahabatan. Persahabatan yang lahir dari rasa cinta menumbuhkan minat untuk
saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Dengan mengadakan pesta
perjamuan kepada orang-orang di sekitarnya, membuat Masakado mendapatkan
kepercayaan sebagai pemimpin. Begitu pula sebaliknya. Masakado menghargai mereka
untuk menumbuhkan rasa kesetiaan demi kepentingan bersama.
Pencapaian Kebutuhan Aktualisasi Diri
Pengalaman-pengalaman mistik atau puncak

()()()()()()()
()()()()(
)()
()()()()()
()()()()()
()

Bersikap sesuka hati, berjiwa jernih, suka bermain, gila-gilaan, namun tidak pernah memaksakan diri. Itulah air. Tidak
ada apa pun selain air yang menguasai bumi dengan sempurna dan hidup secara bebas.
Aku kagum dengan keberadaan seperti itu. Jiwa air. Rasanya malu juga kalau gampang marah.
Sambil berjalan dengan langkah besar-besar dan sekujur tubuh berkeringat, Masakado tahu-tahu berpikir begitu.
(EijiYoshikawa; 2012: 197)
Data di atas menunjukkan Masakado mampu memaknai hal-hal kecil dalam
hidupnya termasuk sifat air yang berjiwa jernih. Masakado yang marah terhadap
perilaku paman-pamannya merasa malu tidak bersikap seperti air. Memaknai
hal-hal kecil dalam hidup dirinya, membuat Masakado mengetahui makna dari
setiap pertanda dari alam yang didapatkannya. Dengan mengetahui kejernihan
air yang tenang, Masakado berusaha untuk menjadikan dirinya bersikap lebih
tenang dalam menghadapi masalahnya. Dengan sikap tenang seperti air,
Masakado dapat merasakan dirinya menjadi orang yang lebih baik.
Pencapaian Kebutuhan Aktualisasi Diri
Mengamati realitas secara efisien

()()()()()
()()()()()()
()()()()()
()()()()()()
()()()()()()()
()()()()()(
)()()()()
()()()()

Aku sudah tahu sekarang. Di Ibukota pun sifat manusianya tidak berbeda. Kalau terlalu memikirkan tentang manusia, aku akan sering
marah dan mulai berpikir seperti Sumitomo dan Fujito. Di kampungku juga sama. Percuma saja marah atas hal-hal yang telah berlalu.
Aku hanya perlu memulai tanpa bicara, hanya akan memikirkan tanah. Aku akan mengikuti jejak Ayah. Kalau mau menyebutku bodoh,
silahkan saja. Kalau mau menertawai keluguanku, silahkan saja. Aku punya tugas sebagai kepala keluarga. Asal ada tanah, aku pasti bisa
membuat keluargaku kembali makmur seperti saat Ayah masih ada. Tidak hanya itu, aku akan membuatnya jauh lebih makmur dan
memperlihatkannya kepada para paman.
(EijiYoshikawa; 2012: 182)

Data di atas menunjukkan karakteristik Masakado yang mengamati realitas secara efisien. Masakado
mampu mengambil pelajaran dari pengalamannya selama bekerja di Ibukota sebagai seorang Inspektur.
Selama berada di Ibukota, Masakado mengamati berbagai kesengsaraan rakyat yang mengalami kelaparan
akibat bencana. Dan hal itu juga diamati oleh Masakado selama kepulangannya ke kampung halaman.
Realitas bahwa orang-orang terlalu mementingkan diri sendiri membuatnya marah dan tidak dapat
bekerja menghidupkan kembali keluarganya. Sebagai kepala keluarga, Masakado harus memulai bekerja
untuk memakmurkan kembali keluarganya setelah kematian ayahnya. Mengamati realitas seperti itu
membuat Masakado tetap waspada terhadap lingkungan disekitarnya.
Pencapaian Kebutuhan Aktualisasi Diri
Fokus pada masalah di luar diri mereka

()()()()()()()()()(
)()()()
()()()()()()()(
)()()()()()()(
)()

Dia menutupi telinga terhadap dunia luar. Kalau pun pelayan atau abdinya mendengar desas-desus dan
mengadukannya, dia hanya tertawa.
Semakin banyak menggarap, semakin banyak lahan baru yang didapatkannya. Dengan menebang pohon di gunung,
menutup rawa-rawa, berusaha mencegah banjir, hanya dalam setahun itu, lahannya bertambah luas dan hasil taninya
bertambah drastis.
(EijiYoshikawa; 2012: 275)
Data di atas menunjukkan Masakado fokus terhadap masalah yang berada di luar dirinya
bukan terhadap masalah dari dalam dirinya. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri adalah
orang yang menyadari bahwa dirinya memiliki tugas atau misi untuk dilaksanakan. Hal itu
terlihat dari diri Masakado yang berusaha fokus pada mimpinya untuk berkembang
memakmurkan keluarga. Masakado mengetahui bahwa orang-orang selalu menyinggung
pekerjaannya, namun dia yakin bahwa dirinya mampu mencapai mimpi yang sudah menjadi
tekadnya. Dengan kreatifitas yang dimiliki, lahan Masakado lebih luas dan hasil taninya
bertambah banyak. Apa yang dilakukan Masakado merupakan bentuk mencintai
pekerjaannnya dan tahu bahwa pekerjaan yang dilakukannya untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhan dirinya.
Pencapaian Kebutuhan Aktualisasi Diri
Resistensi terhadap inkulturasi





Tidak, aku jauh berbeda dari Ayahku, Tuan Yoshimochi. Aku tidak layak menjadi anaknya. Aku tahu benar betapa
bodohnya diriku. Tapi kalau orang jujur disiksa dan orang licik bersikap angkuh, menimbun kekayaan, dan hidup
bermewah-mewah, itu tidak bisa dibiarkan. Aku akan melawan kekuasaan semacam itu. Mari kita melawan habis-
habisan dan membuat tanah Bando menjadi tempat yang benar-benar damai untuk ditinggali. Hanya itu prinsipku.
(EijiYoshikawa; 2012: 377-378)
Pada data di atas menunjukkan bahwa Masakado yang melawan tradisi masyarakat di
zaman tersebut. Masakado yang hidup di zaman Heian (794-1192 M) melihat tradisi
bangsawan Ibukota yang hidupnya bermewah-mewah. Bangsawan Ibukota sering
mengadakan pesta setiap tahun tanpa mementingkan masyarakat kelas bawah yang
hidupnya tertindas. Hal itu membuat diri Masakado melawan tradisi bangsawan
Ibukota tersebut. Perlawanan terhadap tradisi tersebut ditunjukkannya dengan
membuat daerah Bando kampungnya sebagai tempat yang damai ditinggali oleh
masyarakat kelas bawah. Perlawanan Masakado terhadap tradisi merupakan bagian dari
karakteristik aktualisasi dirinya.
Hambatan Tokoh Utama dalam
Mewujudkan Aktualisasi Diri
Hambatan yang Berasal dari Diri Sendiri

()()()()()()()
()()()()()()()
()()()()()
()

Cinta kepada Ibukota biasanya timbul dalam hati orang-orang yang datang ke sana dengan penuh cita-
cita, namun belum menegnal Ibukota. Namun, semua orang-orang yang seeprti itu kelak akan
mengalami kekecewaan. Kojiro juga hanya mengikuti jejak kebanyakan orang yang memiliki cita-cita.
Namun, dia berpikir bahwa nasib buruk hanya menimpa dirinya.
(EijiYoshikawa; 2012: 111)

Data di atas menunjukkan hambatan yang berasal dari diri Masakado berupa ketidaktahuannya dengan
kondisi Ibukota. Kondisi Ibukota berupa sikap sombong bangsawan terhadap orang-orang dengan
pangkat rendah membuat mereka selalu mengejeknya. Hal tersebut juga dirasakan oleh Masakado saat
ia bekerja di rumah Menteri Sayap Kanan Tadahira. Menteri Sayap Kanan Tadahira mengaggap
Masakado sebagai orang bodoh sehingga ia hanya bekerja sebagai pelayan. Ketidaktahuannya terhadap
sikap Tadahira membuat Masakado merasakan kekecewaan. Kekecewaan yang timbul tersebut
mengakibatkan potensi yang dimiliki Masakado terhambat. Sehingga, Masakado berpikir bahwa dirinya
tidak mampu mencapai kebutuhan dan cita-citanya.
Hambatan yang Berasal dari Diri Sendiri
()()()()
()()()()()()
()
()()()()(
)()()()()()
()()()()()
()()()()(
)()()()()()

Kalau begitu, tunggu apa lagi? Agar dapat diterima oleh Tasuku dan Takashi, Kakak tinggal melaksanakan rencana yang disusun Pak Tua saja.
Yang kutakutkan adalah apa yang akan terjadi setelah itu. Bagaimana pun, keluarga Minamoto no Mamoru merupakan aliran utama dalam klan
Hitachi Genji yang menguasai tiga daerah: Niibari, Makabe, dan Tsukuba. Klan sebesar itu jarang ada di Bando. Klan-klan cabang lain Saga Genji
seperti mereka juga punya kekuasaan di setiap daerah.
Tapi, Kak, ini masalah cinta, kan? Walaupun anak sulung Saga Genji, dia tak mungkin menggunakan kekuasaan dengan sewenang-wenang hanya
demi seorang perempuan.
(EijiYoshikawa; 2012: 289-290)

Data di atas menunjukkan hambatan Masakado dalam memenuhi kebutuhan cinta dan memiliki terhadap
Kikyo. Masakado yang ingin menikahi Kikyo kesulitan disebabkan oleh anak Minamoto no Mamoru juga
mencintai Kikyo, Sehingga Masakado menjalankan rencana yang disusun oleh ayah Kikyo untuk membawa
Kikyo ke rumahnya. Namun, Masakado merasakan ketakutan di hatinya terhadap kejadian setelah
menikahi Kikyo yang datang dari penguasa Saga Genji. Ketakutan akan kehilangan Kikyo dan diambil oleh
anak sulung penguasa tersebut. Tapi, adik-adik Masakado meyakinkannya untuk tetap menikahi Kikyo dan
membantu Masakado menghadapi anak Minamoto no Mamoru.
Hambatan yang Berasal dari Luar Masyarakat
()()()()()()()
()()()()(
)()()()()()()()()()
()()()()()()()()()
()()()()()
()()
()()()()()(
)()()()()
()
()()()()
()()()()()
()

Tidak apa-apa, Saburo. Harta benda, keakayaan, padi di lumbung, senjata di gudang, boleh saja hilang, tapi aku sudah pulang. Sawah dan
tanah lapang luas yang digarap oleh Ayah, tanah yang diwariskan turun-temurun dan dipertahankan berkat perjuangan Ayah, sudah lebih
dari cukup untuk dibagikan kepada adik-adik kita yang masih kecil. Kita harus bersemangat dan bekerja keras. Kitalah yang harus
menggantikan Ayah dan mengulang upaya beliau. Tidak mengapa, asal ada tanah, tanpa apa-apa pun, kita takkan mendapat masalah.
Tapi, semua tanah itu sudah dibagi-bagikan oleh ketiga paman kita, selama tiga belas tahun Kakak tidak berada disini.
Kepada siapa? Tanah-tanah itu menjadi milik siapa?
Menjadi milik paman dan anak-anak mereka.
Ti-tidak mungkin. Kojiro nyaris meledak tertawa, sekaligus mengernyitkan alis dengan gelisah.
(EijiYoshikawa; 2012: 178-179)
Data di atas menunjukkan hambatan Masakado yang berasal dari paman-pamannya. Paman-paman
Masakado mengambil kekayaan maupun tanah yang diwariskan oleh ayahnya sehingga Masakado tidak
memiliki apa pun. Tanah dan hartanya telah dibagi-bagikan kepada ketiga pamannya dengan anak-anak
mereka. Masakado yang berada di Ibukota selama tiga belas tahun tidak mengetahui warisan ayahnya telah
diambil oleh paman-pamannya membuat dirinya gelisah.
Hambatan yang Berasal dari Luar Masyarakat
()()()()()
()()()
()()()(
)()()()()()(
)()()()()

Sadamori belum puas dengan itu saja. Dia juga mengunjungi para pembesar dan pejabat tinggi yang dikenalnya, menyebarluaskan
ketidakbenaran tentang Masakado.
Dia pergi ke Kuil Ninna, tempat tinggal Pangeran Shikibukyo yang selalu membantunya sejak masa muda. Dia juga menemui Kujo
Morosuke, anakTadahira, majikan adiknya, Shigemori, dan membicarakan berbagai hal.
(EijiYoshikawa; 2012: 357)

Data di atas menunjukkan Sadamori menyebarluaskan fitnah terhadap


Masakado di kalangan Istana. Setelah Sadamori mengetahui ayahnya
meninggal, ia kembali ke Istana dengan berita palsu bahwa Masakado telah
membunuh ayahnya. Namun, belum diketahui siapa sebenarnya yang
membunuh ayahnya dan membuat Sadamori mengambil tindakan memfitnah
Masakado dengan berbagai tuduhan. Fitnah tersebut ia sebarkan di Kantor
Kementerian tertinggi dan pembesar maupun pejabat Istana. Hal itu membuat
nama dan harga diri Masakado di kalangan Istana menjadi buruk.
Hambatan yang Berasal dari Pengaruh Kuat akan Rasa
Aman
()()()()()()()(
)()()()()()()()(
)()()()()()()
()
()()()()()()()()()()
()()
()()()()()()()()(
)()()()

Musuh yang bertekad memusnahkan Kakak tak akan peduli soal itu. Menurut laporan mata-mata yang kami kirim, acara itu hanya bohong belaka. Ini sudah mereka
rencanakan. Memancing Kakak agar datang tanpa curiga, lalu menyergap untuk memusnahkan Kakak dengan sekali pukul. Apa lagi yang diragukan? Ayo, Kak!
Masayori membantu kakanya memakai baju zirah, kemudian membantunya naik ke atas pelana kuda.
Anak panah tidak lagi beterbangan. Namun, para pengawal yang mengikuti Masafumi dan lain-lain sudah membuka pertempuran sengit dengan musuh.
(Eiji Yoshikawa; 2012: 319-320)

Data di atas menunjukkan Masakado yang berperang melawan klan Genji yang berupaya menghambat
Masakado dalam memenuhi kebutuhan. Masakado telah mendapatkan kebahagiaan dengan memenuhi
kebutuhan rasa cinta dan memiliki bersama Kikyo. Namun, hal tersebut membuat anak Minamoto no
Mamoru dari Klan Genji cemburu dan memusuhinya. Mereka bertekad untuk memusnahkan Masakado
agar ia tidak mendapatkan kebahagiaannya. Masakado mengalami keraguan untuk melawan musuhnya
karena tidak memiliki kepercayaan diri dalam situasi tersebut. Keraguan yang muncul pada diri Masakado
membuatnya mengalami ketakuatan akan rasa amannya. Tetapi, adik-adiknya meyakinkan Masakado untuk
tidak ragu dalam mengambil tindakan untuk berperang melawan musuhnya. Hal ini dilakukan adik-
adiknya supaya Masakado dapat mengatasi hambatannya akan rasa aman dirinya.
BAB V: PENUTUP
Kesimpulan
Kondisi kepribadian tokoh Masakado ditunjukkan melalui
proses pencapaian kebutuhan dasar dalam hidupnya untuk
mencapai aktualisasi diri. Kebutuhan dasar tersebut berupa
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan rasa
cinta dan memiliki, kebutuhan harga diri dan kebutuhan
aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri tokoh utama
Masakado dapat diketahui melalui ciri-cirinya yaitu, minat
sosial, apresiasi yang senantiasa segar, hubungan antarpribadi,
pengalaman-pengalaman mistik atau puncak, mengamati realitas
secara efisien, fokus pada masalah di luar diri mereka, dan
resistensi terhadap inkulturasi
Kesimpulan
Dalam proses aktualisasi diri tokoh Masakado tidak lepas dari
hambatan-hambatan yang menyebabkan dirinya harus kembali
memulai memenuhi kebutuhan dasar.
SARAN
Hasil penelitian selanjutnya terkait novel Taira no Masakado
menjadi referensi untuk mengembangkan penelitian dibidang
kajian sastra. Sejumlah masalah yang berhasil diidentifikasikan
oleh penulis dapat menjadi bahan penelitian selanjutnya.
Penelitian ini juga terbuka untuk diteliti kembali dengan
berbagai pendekatan yang lain

Anda mungkin juga menyukai