Anda di halaman 1dari 12

KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM CERPEN SAGA KARYA

SHANTINED DARI KUMPULAN CERPEN UN SOIR DU PARIS: KAJIAN


PSIKOANALISIS

PERSONALITY OF MAIN CHARACTER IN THE SHORT STORY SAGA BY


SHANTINED FROM SHORT STORY COLLECTION UN SOIR DU PARIS:
PSYCHOANALYSIS STUDIES

Tita Nurajeng Miyasari


Magister Ilmu Susastra, Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro
Jalan Prof Soedarto, S.H. Tembalang Semarang
0817467783; vakha_b@yahoo.com

Abstrak
Studi ini menganalisis kepribadian tokoh utama (Aku) dalam cerita pendek Saga, yang ditulis
oleh Shantined. Penelitian ini menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud untuk memahami
karakter utama dalam cerpen Saga. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kepribadian tokoh Aku dari aspek id,
ego, dan superego. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa id dan ego merupakan peran paling
aktif untuk memenuhi hasrat seksual karakter utama. Namun, superego belum bekerja sempurna
untuk mengendalikan atau menghambat kerja id dan ego karakter utama. Tokoh utama dalam
cerita pendek ini memiliki ketidakseimbangan psikologis karena perilaku dan keinginan
homoseksualnya.

Kata kunci: psikoanalisis, tokoh utama, Saga

Abstract
This study analyzes the personality of main character (Aku) in the short story Saga, written by
Shantined. Psychoanalysis by Sigmund Freud used as theory to understand the main character of
short story Saga. The method used is known as descriptive analytical method. The purpose of this
study is to describe the personality of main character from the aspect of id, ego, and superego.
The result of this study states that id and ego are the most active role to fulfill the sexual desire of
the main character. However, superego has not worked perfectly to control or hamper the
workings of id and ego of the main character. The main character in this short story has a
psychological imbalance because of her behavior and homosexual desire.

Key words: psychoanalysis, main character, Saga

1. Pendahuluan psikologi. Menurut Hassan Shadily (1989:


Sastra adalah seni bahasa, yakni cabang seni 1090-1091), psikologi adalah ilmu
yang menggunakan bahasa sebagai pengetahuan tentang jiwa, yang mempelajari
mediumnya (Danziger dan Johnson dalam hal ikhwal yang berhubungan dengan
Budianta, dkk, 2008:7). Karya sastra dapat kesadaran (consciousness), sensasi (sensation),
memberi manfaat bagi pembaca karena isi pikiran (ideation), ingatan (memory), dan
karya sastra tak terbatas. Karya sastra dapat sebagainya. Sebagai karya yang imajinatif,
berbicara banyak hal, misalnya psikologi. karya sastra bisa memperlihatkan tokoh-tokoh
Dengan kata lain, karya sastra dapat memberi yang mewakili perilaku manusia yang
pembaca beragam informasi dari cabang ilmu beragam. Perilaku manusia yang ada dalam

Tita Nurajeng Miyasari, Kepribadian Tokoh Utama dalam Cerpen Saga Karya Shantined... 99
kehidupan sehari-hari bisa membantu lain saling berkaitan serta membentuk totalitas
pengarang dalam menggambarkan karakter dan tingkah laku manusia yang muncul
tokoh cerita yang ditulisnya. Kepribadian merupakan produksi integrasi ketiganya
sangat mencerminkan perilaku seseorang. (Ratna dalam Wicaksono, 2009: 63). Dalam
Untuk memahami dan menjelaskan tingkah penelitian ini, tokoh akan dikaji ketiga aspek
laku diri sendiri dan orang lain, kita harus kepribadiannya dengan menggunakan
memahami definisi kepribadian dan psikoanalisis Sigmund Freud.
bagaimana kepribadian itu terbentuk sehingga Teori psikoanalisis yang dipakai dalam
gangguan-gangguan yang biasa muncul pada penelitian ini adalah teori yang dicetuskan
kepribadian setiap individu dapat dihindari. oleh seorang neurolog berkebangsaan Austria
Psikologi kepribadian merupakan salah bernama Sigmund Freud pada tahun 1980-an.
satu ilmu dasar yang penting guna memahami Teori ini mendewakan sesuatu yang bernama
ilmu psikologi. Manusia sebagai objek alam bawah sadar atau ketidakssadaran
material dalam pembelajaran ilmu psikologi (unconsciousness). Teori ini juga banyak
tentu memiliki kepribadian dan watak yang memengaruhi sastrawan dalam penciptaan
berbeda satu dengan lainnya bahkan tidak karya-karya mereka. Alam pikiran bawah
semua orang dapat memahami kepribadian sadar ternyata merupakan objek yang menarik
dirinya sendiri. Anshari (1996:131) karena pada dasarnya merupakan bagian dari
mendefinisikan watak sebagai suatu ketahanan jiwa manusia yang sering tanpa disadari
atau kualitas yang tetap dan dapat dilihat atau memonopoli dirinya. Freud tertarik terhadap
dialami oleh seseorang sebagai perangai atau eksplorasi psikoanalitik yang semakin luas dan
tabiat. Watak tokoh dalam karya sastra adalah mencoba menemukan cara beroperasinya
kualitas tokoh, kualitas nalar dan jiwanya yang pikiran manusia yang “normal”. Menurut
membedakannya dengan tokoh lain (Tuloli, Freud, perilaku yang ditunjukkan manusia
2000:30). Oleh karena itu, karya sastra tak hanyalah lapisan luarnya saja dan belum tentu
cukup dikaji melalui perspektif sastra, tetapi murni. Untuk mengetahui sifat asli manusia,
juga diperlukan sokongan ilmu lain untuk perlu diamati gelagat simbolis dan pikiran
memahami karya sastra. Pertemuan sastra yang paling mendalam dari manusia tersebut
dengan ilmu psikologi telah melahirkan kajian (Minderop, 2010:9).
interdisipliner, yaitu psikologi sastra. Teori ini juga menyatakan seks sebagai
Psikologi sastra adalah studi tipe dan hukum- sumber insting dasar manusia. Teori Freud
hukum psikologi yang kemudian diterapkan tentang seksualitas, tidak semata-mata
pada karya sastra (Wellek & Warren, 2014). mengadopsi teori-teori pada zamannya karena
Menurut Semi (1993: 79), pendekatan Freud tidak saja membicarakan topik tabu
psikologi sastra adalah pendekatan yang (misalnya, homoseksualitas, sadisme,
bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu masokisme, hubungan seksual oral dan anal)
membahas peristiwa kehidupan manusia. secara publik, tetapi juga karena ia secara
Manusia memperlihatkan beragam perilaku terang-terangan menyatakan bahwa semua
yang muncul karena adanya interaksi dengan “penyimpangan seksual”, “variasi”, dan
manusia lainnya. Pendekatan psikologi banyak “ketidaknormalan”, pada dasarnya hanyalah
berpedoman pada psikoanalisis yang tahapan dalam perkembangan seksualitas
dikembangkan Sigmund Freud yang manusia normal. Menurut Freud, anak-anak
menyatakan bahwa manusia banyak dikuasai mengalami tahapan perkembangan
oleh alam batinnya sendiri. psikoseksual yang jelas; dan gender dari setiap
Menurut Freud dalam Rokhmansyah orang dewasa adalah hasil dari bagaimana ia
(2013:161), struktur kepribadian manusia mengatasi tahapan ini. Maskulinitas dan
mengandung tiga komponen yang disebut id feminintas, dengan perkataan lain, adalah
(tidak sadar), ego (tidak sadar, prasadar, produk dari pendewasaan seksual.
sadar), dan superego (tidak sadar, prasadar, Psikoanalisis adalah bagian dari psikologi
sadar). Ketiga sistem kepribadian ini satu sama kepribadian. Teori psikoanalisis yang

Gramatika, Volume VI, Nomor 1, Januari—Juni 2018 10


10
dicetuskan oleh Freud menyatakan bahwa novel bertema LGBT. Garis Tepi Seorang
perilaku manusia dibentuk oleh naluri-naluri Lesbian karya Herlinatiens (2003), Lelaki
dan konflik-konflik struktur kepribadian Terindah karya Andrei Aksana (2004), Ini
(Minderop, 2010:8). Konflik-konflik struktur Dia, Hidup karya Ezinsky (2003), Jangan Beri
kepribadian ialah konflik yang timbul dari Aku Narkoba karya Alberthiene Endah (2004)
pergumulan antara id, ego, dan superego hingga Gerhana Kembar karya Clara Ng
(Minderop, 2010:8). Ketiga sistem kepribadian (2007).
ini satu sama lain saling berkaitan serta Cerpen Saga yang akan dianalisis dalam
membentuk totalias tingkah laku manusia yang penelitian ini adalah salah satu cerpen dari dua
merupakan produksi integrasi ketiganya belas cerpen mengenai lesbian yang
(Ratna dalam Wicaksono, 2009:63). Menurut terangkum dalam buku yang berjudul Un Soir
Freud dalam Rokhmansyah (2013:161), du Paris. Buku ini diterbitkan pada tahun 2010
struktur kepribadian manusia mengandung tiga oleh Gramedia Pustaka Utama. Cerpen ini
komponen yang disebut id (tidak sadar), ego ditulis oleh Shantined. Ia lahir di Yogyakarta,
(tidak sadar, prasadar, sadar), dan superego 21 Oktober 1972. Beberapa karyanya berupa
(tidak sadar, prasadar, sadar). Ketiga puisi dimuat di surat kabar. Surat Putih 2
komponen ini satu sama lain saling berkaitan (2003), Surat Putih 3 (2004), Dian Sastro for
serta membentuk totalitas. President 3 (2004), Perkawinan Batu (2004)
Salah satu contoh dari permasalahan merupakan beberapa antologi puisinya
psikologi adalah mengenai LGBT (Lesbian, bersama penulis lain. Sedang cerpennya
Gay, Bisekual, dan Transgender) yang banyak Bingkisan Petir terbit dalam antologi cerpen
menimbulkan polemik akhir-akhir ini di Kalimantan Timur. Ia juga aktif di milis-milis
Indonesia. LGBT sudah terdengar di Indonesia puisi dan di Dewan Kesenian Balikpapan.
sekira 1960-an. Dahulu sering dikenal Sentul Penulis memilih cerpen Saga untuk
& Kantil. Pada saat itu banyak bermunculan dianalisis lebih lanjut karena tokoh Aku dalam
organisasi pendukung LGBT, misalnya cerpen ini mengalami konflik kejiwaan yang
Himpunan Wadam (Wanita Adam) Djakarta cukup kompleks. Karena hubungan lesbiannya
atau biasa disingkat HIWAD, yang pernah ketahuan oleh keluarganya dan demi menjaga
diprotes MUI pada era itu (Kurniawan, 2016). nama baik keluarga, tokoh Aku terpaksa
Kemudian Lambda Indonesia (didirikan pada menikah dengan lelaki bernama Erald. Selama
1 Maret 1982) dan organisasi sejenis lainnya hampir delapan tahun usia perkawinan
bermunculan pada akhir tahun 1980-an dan mereka, tokoh Aku tidak merasakan
1990-an (Ikawati, 2015). kebahagiaan. Kapan pun Erald mau, ia akan
LGBT dalam sastra Indonesia sendiri di mencumbui tokoh Aku tanpa peduli situasi
mulai pada tahun 1983, ketika Mira W. dan kondisi. Selain itu, Erald juga gemar
menerbitkan novel Relung-Relung Gelap Hati mabuk dan menyiksa tokoh Aku. Darah
Sisi yang menjadikannya novel populer mengalir dan luka-luka menganga di tubuh
pertama di Indonesia yang mengangkat isu tokoh Aku. Kadang air cuka dan jeruk asam
lesbian. Sampai saat ini, novel ini masih terus sengaja dikucurkan Erald ke atas luka tokoh
dicetak ulang dan mencapai cetakan Aku. Suatu hari, tokoh Aku menemukan cinta
kedelapan. Kisah cinta Airin dan Sisi dalam lagi pada seorang perempuan bernama Aini.
novel yang terbit pertama kali 34 tahun lalu ini Mereka bertemu di sebuah kafe di pinggir laut.
masih menjadi kisah yang relevan untuk Tokoh Aku merasa "pulang” ketika mereka
dibaca sampai zaman sekarang, tidak hanya sepakat menjalani hari-hari bersama dalam
oleh pembaca lesbian, tetapi juga untuk ikatan kasih sayang. Tokoh Aku berjanji tak
pembaca heteroseksual. Tahun 2000-2010 akan meninggalkan Aini sendiri dan akan
merupakan dekade keemasan fiksi LGBT. mendampinginya sampai kapan pun.
Media cetak terlihat lebih leluasa memuat Berdasarkan sinopsis di atas, dapat dilihat
cerpen-cerpen bertema LGBT. Penerbit pun bahwa unsur psikologi memang terdapat
seakan berlomba-lomba menerbitkan novel- dalam karya ini. Kajian ini akan difokuskan

Tita Nurajeng Miyasari, Kepribadian Tokoh Utama dalam Cerpen Saga Karya Shantined... 11
11
pada tokoh Aku karena tokoh ini selain Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
menjadi tokoh utama juga tokoh yang paling untuk menganalisis kepribadian tokoh Aku,
kompleks kejiwaannya di antara semua tokoh. diperlukan bantuan ilmu psikologi, yaitu teori
Tokoh Aku adalah seorang lesbian, selain psikoanalisis Sigmund Freud. Berdasarkan
mempunyai seorang suami yang gemar latar belakang masalah di atas, maka masalah
menyiksa, ia juga mempunyai kekasih penelitian ini adalah bagaimana kepribadian
perempuan yang sangat dicintainya. Adanya tokoh utama cerpen Saga karya Shantined dari
konflik kejiwaan pada diri tokoh Aku sangat aspek id, ego, dan superego dalam kajian
menarik diteliti. Untuk itu, pendekatan yang psikoanalisis Sigmund Freud. Penelitian ini
tepat digunakan adalah teori psikoanalisis bertujuan untuk mendeskripsikan kepribadian
Sigmund Freud. Melalui pendekatan ini, dapat tokoh utama cerpen Saga karya Shantined dari
diketahui konflik antara id, ego, dan superego aspek id, ego, dan superego dalam kajian
di dalam diri tokoh Aku. psikoanalisis Sigmund Freud.
Lesbian adalah perempuan yang Sudah banyak penelitian dalam bentuk
mencintai dan merasakan rangsangan seksual jurnal, skripsi, maupun tesis yang
sesama jenisnya (KBBI, 2008:820). Lesbian menganalisis kepribadian tokoh utama dengan
juga merupakan istilah bagi perempuan yang menggunakan teori psikoanalisis Sigmund
mengarahkan pilihan orientasi seksualnya Freud. Skripsi ”Analisis Tokoh Gambir dalam
kepada sesama perempuan atau disebut juga Novel Pintu Terlarang: Sebuah Tinjauan
perempuan yang mencintai perempuan baik Psikologi Sastra” oleh Amalia (2014) yang
secara fisik, seksual, emosional, atau spriritual. menyimpulkan bahwa perilaku abnormal yang
Lesbianisme didefinisikan bukan sekadar ditunjukkan oleh Gambir dipicu oleh
faktor alamiah, tetapi lebih kepada masalah pengalaman masa kecilnya. Penyiksaan yang
preferensi seksual berdasarkan pengalaman ia terima selama anak-anak membuat id-nya
perempuan yang dapat terjadi kapan saja tidak puas. Ia pun menyingkirkan sumber
dalam hidup perempuan (JP, 2008: 147—148). ketidakpuasannya, yakni kedua orangtuanya.
Oetomo (dalam Susilandari, 2009) Gambir membunuh kedua orangtuanya. Id
menjelaskan, lesbianisme adalah sekelompok telah menguasainya sehingga ego tidak dapat
sosial yang terpinggirkan dalam masyarakat memberikan jalan keluar yang bijaksana.
karena orang tidak bisa menerima orientasi Jurnal ”Kajian Psikoanalisis dalam Novel Pria
homoseksual. Orientasi seksual mereka Terakhir Karya Gusnaldi” yang ditulis oleh
dianggap menyimpang dalam hal aspek Novrita (2017) menyimpulkan antara aspek id,
psikologis, aspek sosial, budaya, dan agama. ego dan superego dalam diri tokoh utama tidak
Mereka tidak hanya dianggap sebagai seimbang, sehingga kelainan seks yang
penyimpangan, tetapi juga sebagai individu dimilikinya terus dipertahankan tanpa
sakit. Ketidaktahuan dan ketakutan terhadap berusaha untuk menekannya atau
LGBT membuat orang berbondong-bondong menghilangkannya.
menjadi polisi susila, seakan-akan LGBT Berdasarkan penjelasan mengenai
adalah penyakit yang harus ditumpas. penelitian-penelitian terdahulu, belum
Berbagai ancaman dan tindak kekerasan yang ditemukan penelitian yang membahas cerpen
terjadi pada kaum LGBT Indonesia dianggap Saga karya Shantined menggunakan teori
sebagai hal yang lumrah. Sesungguhnya psikoanalisis Sigmund Freud. Melalui
menurut acuan diagnostik para ahli psikiatri di pembacaan yang telah dilakukan, terlihat
Indonesia dalam Pedoman Penggolongan dan bahwa cerpen Saga memuat konflik kejiwaan
Diagnosis Gangguan Jiwa Edisi II (PPDGJ II) tokoh Aku yang seorang lesbian. Konflik
Departemen Kesehatan Republik Indonesia kejiwaan tokoh Aku dalam cerpen Saga
tahun 1983 dan PPDGJ III tahun 1993, mungkin mewakili kejiwaan kaum LGBT
orientasi seksual (homoseksual, heteroseksual, yang demi menjaga nama baik keluarga,
biseksual) bukanlah gangguan kejiwaan terpaksa menikah dengan orang yang tidak
(Rusli, 2017). mereka cintai. Konflik kejiwaan antara id, ego,

Gramatika, Volume VI, Nomor 1, Januari—Juni 2018 12


12
dan superego inilah yang akan menjadi bahan tokoh Aku yang merupakan tokoh utama
kajian dalam penelitian ini, sekaligus sebagai dalam cerpen ini.
pembeda penelitian ini dengan penelitian-
penelitian lain yang pernah dilakukan 3.1. Id
sebelumnya. Id merupakan watak dasar pada setiap manusia
yang hadir sejak manusia lahir dan berisi sifat-
2. Metode sifat keturunan, naluri seksual, dan agresif. Id
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif cenderung menghendaki penyaluran atau
dengan menggunakan metode deskriptif. Semi pelampiasan untuk setiap keinginan, yang
(1993:23) menjelaskan bahwa penelitian jikalau tertahan atau tersumbat, akan
kualitatif adalah penelitian yang dilakukan mengalami ketegangan. Oleh sebab itu, yang
dengan tidak menggunakan angka-angka, dikenal id adalah prinsip kesenangan dan
tetapi lebih mengutamakan penghayatan penyalurannya dengan cara yang implusif,
peneliti terhadap interaksi antarkonsep yang irasional, serta narsistik, dengan tanpa
sedang dikaji secara empiris. Objek material mempertimbangkan akibat atau konsekuensi.
penelitian ini adalah cerpen Saga karya Watak ini juga tidak mengenal rasa takut dan
Shantined yang merupakan satu dari dua belas cemas sehingga tindakan hati-hati tidak
cerpen dalam buku kumpulan cerpen lesbian diperlukan di dalam upaya penyaluran hasrat
berjudul Un Soir du Paris yang terbit pada keinginan (Siswantoro, 2005:38-39).
2010 dan diterbitkan oleh PT Gramedia Id pada manusia menghasilkan
Pustaka Utama di Jakarta, sedangkan objek kecenderungan untuk agresif dan terfokus
formalnya kata atau kalimat berupa ungkapan pada pemenuhan kebutuhan jasmani. Id adalah
maupun peristiwa yang menggambarkan bagian dari sistem yang dihasilkan oleh tubuh
kejiwaan tokoh Aku yang meliputi id, ego, dan untuk memenuhi kebutuhannya. Id seluruhnya
superego. Teknik analisis data yang dilakukan berada pada alam bawah sadar. Id sering
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) ditafsirkan sebagai insting seperti pada hewan.
klasifikasi data berdasarkan id, ego, dan Namun, insting berbeda dengan id. Oleh
superego; (2) analisis data berdasarkan id, ego, Freud, id disebut sebagai “triebe” atau dalam
dan superego; (3) interpretasi data; (4) arti harfiahnya drive (dorongan). Dorongan
menyimpulkan; dan (5) membuat laporan inilah yang menurut Freud mengendalikan dan
penelitian. menentukan kemampuan, kualitas, dan
kapasitas seseorang. Kalau id seseorang itu
3. Hasil dan Pembahasan tinggi, maka kualitas orang tersebut secara
Menurut teori psikoanalisis, id, ego, dan keseluruhan dengan sendirinya akan tinggi.
superego adalah tiga sistem yang pasti bekerja Usaha yang dilakukan oleh orang dengan id
dalam diri individu ketika individu merespons yang tinggi lebih baik jika dibandingkan
suatu peristiwa. Jadi, sebuah peristiwa terjadi dengan usaha yang dilakukan oleh orang yang
karena ada respons dari individu terhadap id-nya rendah. Karena orang dengan id tinggi
peristiwa sebelumnya. Respons yang diberikan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup
adalah hasil dari kompromi id, ego, dan dalam arti luas dengan lebih baik. Begitu
superego. Dalam karya sastra, selama cerita hebatnya id ini, sampai-sampai Freud berkata
masih berjalan, berarti tokoh masih memiliki “man is what his sex is” (kulitas Laki-laki itu
respons terhadap peristiwa sebelumnya. tergantung dari nafsu birahinya) (Adam,
Karena itulah, penulis akan menganalisis id, 2012).
ego, dan superego tokoh Aku dari awal cerita Tokoh utama dalam cerpen Saga, yaitu
hingga akhir cerita. tokoh Aku, merupakan seorang lesbian. Id
Berikut ini adalah pengertian dari ketiga seorang lesbian terlihat pada diri tokoh Aku.
sistem utama kepribadian psikoanalisis Rasa ketertarikan kepada sesama jenis
menurut Sigmund Freud sekaligus analisisnya menimbulkan keinginan untuk memenuhi
dalam cerpen Saga berdasarkan kepribadian kenikmatan. Id ditunjukkan oleh tindakan

Tita Nurajeng Miyasari, Kepribadian Tokoh Utama dalam Cerpen Saga Karya Shantined... 13
13
tokoh Aku yang tidak memedulikan norma- mempedulikan statusnya sebagai seorang istri.
norma yang ada dalam masyarakat dan agama, Setelah seminggu tidak bertemu dengan Aini,
bahwa itu benar atau salah, susila atau asusila. akhirnya tokoh Aku dapat menyambangi
Baginya, yang terpenting adalah ia dapat kediaman Aini saat orang tua Aini bepergian
merasakan kebahagiaan kembali dan dapat ke luar kota. Itu adalah kesempatan indah yang
mencapai kepuasan meski dengan risiko ditunggu-tunggu dengan tidak sabar oleh
menimbulkan ketegangan baru khususnya tokoh Aku.
masalah moral. Beberapa saat setelah Akhirnya hasrat yang didorong oleh id
perkenalan tokoh Aku dengan Aini di sebuah terpenuhi juga. Tokoh Aku mencumbui
kafe di pinggir laut, tokoh Aku dengan berani jengkal demi jengkal tubuh Aini. Mereka
melakukan tindakan yang tidak biasa berdua saling memuaskan hasrat seksual dan
dilakukan oleh seorang perempuan kepada kenikmatan yang mereka inginkan. Hubungan
teman perempuannya. Hal itu tergambar pada intim yang tokoh Aku dan Aini lakukan
kutipan berikut ini. merupakan cara untuk pemenuhan seksualitas
Dan Aku tak tahu dari mana datangnya layaknya persenggamaan yang dilakukan oleh
keberanianku, ketika suatu senja Aku mengecup laki-laki dan perempuan, hanya saja tidak ada
tanganmu dan menggenggamnya lama-lama.
Kau tampak terkejut tapi segera menikmatinya.
pelibatan kemaluan sebagaimana yang dimiliki
Kita salah tingkah berdua. Tertawa tersipu, lalu laki-laki. Dengan cara begitu, kenikmatan
berpandangan lagi. Ah...! yang diinginkan mereka berdua dapat
terpenuhi tanpa memikirkan salah benarnya
Kutipan di atas menggambarkan aspek id tindakan itu dan risiko yang akan dihadapi
yang terlihat dari tindakan tokoh Aku yang apabila diketahui oleh orang lain. Sebagai
dengan berani mengecup tangan Aini dan pencegahan timbulnya risiko yang tak
menggengamnya lama-lama. Tokoh Aku tidak diinginkan, maka hasrat itu harus disalurkan
peduli benar atau salah, dan tidak menimbang secara sembunyi-sembunyi agar tidak
juga bagaimana reaksi yang akan diterimanya ketahuan oleh orang lain. Gambaran
dari Aini. Ia ingin menuntaskan hasratnya pelampiasan hasrat seksual itu dapat dilihat
untuk menyentuh Aini karena sejak awal dari kutipan berikut ini.
mereka bertemu, tokoh Aku sudah merasa Kucumbu Aini sehingga seluruh tubuhnya
tertarik dengan Aini. Ternyata perasaan itu mengejang, ah. Aku tahu ia masih sangat asing
tidak bertepuk sebelah tangan yang dibuktikan dengan hal ini. Lalu di atas sofa, kubimbing ia
untuk mengenal suatu hal yang lebih indah.
dengan reaksi Aini yang menikmati kecupan Sesuatu yang sakral. Aini menurut saja, tak
dan genggaman tangan tokoh Aku. menolak atau meminta. Dengan sangat perlahan
Id tokoh Aku sebagai lesbian tidak dan halus kusetubuhi Aini, dengan caraku.
berhenti di situ saja. Tokoh Aku tidak puas Desahnya lembut membelai sukmaku. Aku
hanya dengan menggenggam tangan Aini saja, lebur dalam gemulai tubuh Aini. Kami benar-
benar menikmati. Terasa melayang di awan.
ia ingin memiliki tubuh Aini seutuhnya. Tokoh Aku sempat membayangkan upacara serigala
Aku sudah tidak sabar menanti datangnya saat bersama Erald. Sangat jauh bedanya. Oh Aini.
itu. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut Aku benar-benar mabuk cintamu, mabuk
ini. tubuhmu.
Sudah seminggu Aku tak ke rumahnya. Dan
hari ini kedua orangtuanya berangkat ke luar Kutipan di atas menggambarkan aspek id
kota. Aku sudah tak tahan menunggu saat-saat tokoh Aku yang terlihat dari tindakan tokoh
indah ini. Aku yang mencumbui Aini di atas sofa. Aini
yang baru pertama kali melakukan hubungan
Kutipan di atas menggambarkan aspek id intim dengan perempuan, diajaknya untuk
tokoh Aku yang terlihat dari keinginan tokoh menikmati sesuatu yang indah, yaitu
Aku untuk segera bertemu dengan Aini demi persenggamaan. Dengan sangat perlahan dan
menuntaskan segala hasrat dan keinginannya halus, tokoh Aku menyetubuhi Aini. Desah
selama ini. Moral dan norma sudah tidak nikmat Aini sangat merdu merasuk sukma
penting lagi bagi tokoh Aku. Ia juga tidak tokoh Aku. Aini dan tokoh Aku saling

Gramatika, Volume VI, Nomor 1, Januari—Juni 2018 14


14
menikmati persetubuhan yang mereka cara berhubungan seksual. Dengan melakukan
lakukan. Bahkan, tokoh Aku sempat hubungan seksual dengan Aini, proses
membayangkan dan membandingkan dengan kenikmatan itu dirasakannya dapat
persetubuhan yang dilakukannya dengan memberikannya kepuasan lahir dan batin,
Erald, suaminya. Tokoh Aku tidak pernah bisa meskipun hal itu tidak sesuai dengan norma
menikmati persetubuhannya dengan Erald. dan moral. Bahkan, kenikmatan seksualitas itu
Hubungan antara Aini dan tokoh Aku dapat dapat secara totalitas dirasakannya walau
dikategorikan sebagai perselingkuhan hanya dengan cara membayangkan dan
mengingat status tokoh Aku yang sudah mengingat kembali puncak seksualitas
bersuami. Apalagi, ia berselingkuh dengan kenikmatan yang telah dikecapnya bersama
seorang perempuan yang notabene sama Aini.
seperti dirinya. Namun, kesemua hal itu tidak
dipedulikan oleh tokoh Aku. Norma dan moral 3.2. Ego
tidak penting baginya. Ego terperangkap di antara dua kekuatan yang
Hingga malam harinya, saat tokoh Aku bertentangan dan dijaga serta patuh pada
disetubuhi oleh Erald, ia masih terngiang- prinsip realitas dengan mencoba memenuhi
ngiang percintaannya dengan Aini di siang kesenangan individu yang dibatasi oleh
hari sebelumnya. Hal itu menjadi pelipur lara realitas. Ego menolong manusia untuk
bagi tokoh Aku yang selalu merasa tersiksa mempertimbangkan apakah ia dapat
saat ia dan Erald beradu tubuh. Hal ini dapat memuaskan diri tanpa mengakibatkan
terlihat dari kutipan berikut ini. kesulitan atau penderitaan bagi dirinya sendiri.
Kucium tangan kiriku, dan seolah masih Tugas Ego memberi tempat pada fungsi
melekat di situ, kunikmati aroma cinta yang tadi mental utama, misalnya penalaran,
siang kudapatkan. Wanginya membuatku
melambung. Khayalanku melayang. Tak
penyelesaian masalah, dan pengambilan
kupedulikan lagi siksa Erald atas tubuhku. Aku keputusan. Dengan alasan ini, ego merupakan
sedang menikmati sesuatu yang lain. Memoriku pimpinan utama dalam kepribadian yang
tentangnya berkelebatan. Wajah manis dengan mampu mengambil keputusan rasional
dagu terbelah. Rambut pirang dan body yang (Minderop, 2010: 22).
aduhai. Kulitnya putih dengan leher jenjang.
Ya, Aku bermain-main dengannya tadi siang.
Secara singkat menurut Bertens (2006:
Dan kini bayangan Aini menari di pelupuk 33), tugas ego adalah untuk mempertahankan
mataku, sementara Erald masih asyik kepribadiannya sendiri dan menjamin
mencambuki tubuhku dengan tubuhnya. penyesuaian dengan lingkungan sekitar, serta
untuk memecahkan konflik-konflik dengan
Kutipan di atas menggambarkan aspek realitas dan konflik-konflik antara keinginan-
id tokoh Aku yang terlihat dari tindakannya keinginan yang tidak cocok satu sama lain.
yang terus terbayang-bayang akan Dengan kata lain, ego sebagai eksekutif
persenggamaannya dengan Aini bahkan saat kepribadian berusaha memenuhi kebutuhan id
tokoh Aku tengah bersetubuh dengan Erald, sekaligus juga memenuhi kebutuhan moral dan
suaminya. Tangan kirinya seolah masih lekat kebutuhan mencapai kesempurnaan superego.
aroma cinta Aini. Bayangan penampilan fisik Kaum homoseksual seringkali dipandang
Aini yang sangat memukau dan cantik menari- negatif oleh masyarakat. Tidak sedikit
nari di pelupuk matanya. Kenikmatan yang masyarakat yang menganggap homoseksual
didapatnya dari Aini membuatnya terlena sebagai sebuah penyakit. Namun, sebenarnya
sehingga ia tidak memedulikan lagi siksa yang homoseksual bukanlah sebuah penyakit
diberikan oleh Erald kepada tubuhnya. melainkan hanya variasi seksual saja. Karena
Dari beberapa kutipan di atas, dapat homoseksual bukanlah sebuah penyakit,
disimpulkan bahwa dalam cerpen ini, id tokoh homoseksual tidak bisa diobati. Oleh karena
Aku sebagai lesbian terlihat. Rasa itu, tokoh Aku yang seorang lesbian ini,
ketertarikannya kepada sesama jenis dengan aspek egonya, melakukan berbagai
menimbulkan keinginan untuk memenuhi adaptasi dan penyesuaian agar dapat diterima
hasrat seksualitasnya bersama Aini dengan

Tita Nurajeng Miyasari, Kepribadian Tokoh Utama dalam Cerpen Saga Karya Shantined... 15
15
oleh lingkungannya walaupun hal itu secara fisik pun, Erald juga melukainya. Setiap
bertentangan dengan nurani dan kata hatinya. dicumbui oleh Erald, bukan saja jiwanya yang
Sejak awal perkawinannya dengan Erald, sakit tersiksa, tetapi Erald juga melukainya
tokoh Aku sudah bertekad untuk menjadi istri secara fisik. Hal itu terbukti dengan puting
yang baik bagi suaminya, meskipun ia tidak payudara tokoh Aku yang nyaris putus karena
mampu mencintai suaminya itu. Oleh digigit oleh Erald. Semakin sakit lagi saat
karenanya, saat menghadapi kenyataan bahwa Erald dengan sengaja menyiramkan bir dingin
suaminya gemar menyiksa fisik dan batinnya, di atas lukanya itu. Namun, tokoh Aku hanya
tokoh Aku lebih memilih untuk diam dapat menggigil menahan sakitnya. Sebagai
mengalah dan menerima dengan pasrah. Hal seorang istri, ia sebenarnya berhak marah akan
ini dapat ditemukan pada beberapa kutipan perlakuan Erald, tetapi ia sudah mati rasa
berikut ini. karena telah terlalu lama tersiksa. Tokoh Aku
Seperti raungan serigala yang mendambakan juga tak berani berselingkuh dengan laki-laki
bulan purnama, kami menuntaskan hasrat yang lain mengingat suaminya yang gemar
sebenarnya buatku tak lebih dari upacara sang
serigala itu sendiri. Aku, sang serigala yang
menyiksa. Aspek ego tokoh Aku di sini
selalu lunglai penuh luka setiap kali purnama berperan menahan supaya tokoh Aku tidak
berlalu. melawan dan tidak berbuat hal-hal yang tidak
Ya, dera di tubuhku selalu bertambah. Apalagi menyenangkan hati Erald agar tidak semakin
jiwaku. Luka-luka menganga. Darah mengalir disiksa secara semena-mena. Aspek ego tokoh
deras di sana. Tak ada sepercik air hangat untuk
menyekanya. Atau handuk lembut untuk
Aku juga mendorongnya untuk pasrah
mengeringkannya. Justru kadang air cuka dan menerima keadaan serta mewujudkan cita-
jeruk asam sengaja dikucurkan Erald ke atas citanya untuk menjadi istri yang baik dan
lukaku. Dan sesekali dalam mabuknya, ia penurut bagi suaminya.
menyelipkan lipan dan kalajengking ke dalam Pernikahannya dengan Erald
lukaku, jiwaku.
mendatangkan banyak kesengsaraan pada diri
"Hei, kamu melamun apa?” Diguyurnya tokoh Aku. Pernikahan yang sebenarnya tidak
tubuh telanjangku dengan bir dingin. Sungguh pernah dikehendaki oleh tokoh Aku karena
pedih sebab mengenai puting payudara yang hanya memenuhi harapan dan norma dari
masih luka dia gigit hampir putus dua hari keluarga dan masyarakat menyebabkan tokoh
yang lalu. Aku menggigil menahan sakit. Aku tidak bahagia. Ketidakbahagiaannya
Kutatap langit-langit kamar.
tersebut bertambah dengan sikap dan perilaku
Erald, manusia penyiksa itu sangat Erald yang gemar menyakiti tokoh Aku
pecemburu. Akan sangat marah jika Aku dengan berbagai macam cara. Aspek ego
ngobrol di telepon oleh seorang lelaki. Sejauh tokoh Aku bertindak untuk memahami dan
ini Aku tak pernah macam-macam dengan menerima realita serta menahan impuls tokoh
lelaki lain mana pun. Selain tak tertarik, sekali Aku apabila ada keinginan untuk melawan.
lagi, Aku tak ingin dibakar hidup-hidup oleh
Erald jika ketahuan berselingkuh. Sementara
Ego tokoh Aku masih mendominasi untuk
Erald dengan cueknya menunjukkan celana mewujudkan keinginannya menjadi istri yang
dalam wanita yang ketinggalan di jok baik dan penurut serta mau menerima keadaan
mobilnya. Aku hanya mengelus dada saja yang tidak menyenangkan. Hal itu dapat
waktu itu. Tak cemburu dan tak marah saja. terlihat dari kutipan berikut ini.
Aku sudah ambigu. Kami lalu cair dalam dekapan semu yang
selama bertahun-tahun ini kami lakukan. Kami
Kutipan di atas menggambarkan aspek menari dalam prisma emas berkilauan, namun
ego yang terlihat dari kepasrahan tokoh Aku tak memantulkan apa-apa selain kesedihan
yang diam saja saat suaminya menyakitinya. berwarna ungu pekat.
Bahkan, ia bergeming saja saat ada celana
Kulihat arloji, masih jam 3 pagi. Tapi Erald
dalam perempuan lain yang tertinggal di jok telah menghidupkan compo-nya keras-keras, la
mobil suaminya. Tokoh Aku tidak baru pulang dari night club atau pub mana, Aku
menunjukkan perasaan marah dan kecewanya. tak tahu. Aroma alkohol menusuk, berbaur
Ia sudah ambigu. Tidak hanya secara psikis, dengan parfum perempuan-perempuan malam.

Gramatika, Volume VI, Nomor 1, Januari—Juni 2018 16


16
Dibukanya paksa liang wanitaku. Tak diberinya Kutipan di atas memperlihatkan aspek
Aku kesempatan untuk bersiap. ego dari tokoh Aku yang berkeinginan untuk
Dan serigala kembali melolong menyambut
purnama. Aku lelah. Aku jenuh dengan upacara
berpisah dengan Erald. Namun, ternyata untuk
ini. berpisah dengan suaminya tidak semudah yang
ia bayangkan. Akhirnya, tokoh Aku menjadi
Beberapa kutipan di atas menggambarkan pasrah menerima kenyataan takdirnya.
aspek ego yang terlihat dari tindakan tokoh Semakin ia berusaha melepaskan diri dari
Aku yang pasrah saja saat dicumbu oleh Erald, belitan Erald, semakin dirinya juga ikut
suaminya. Meski merasa tersiksa dan terluka. Tokoh Aku sudah merasa lelah dan
kesakitan karena Erald selalu menyakiti, tidak kehilangan gairahnya untuk hidup. Pelan-pelan
saja jiwa tetapi juga tubuhnya, mau tidak mau, jiwanya meranggas menunggu mati. Egonya
siap tidak siap, ia harus melakukan pasrah menerima realita pahit kehidupan
kewajibannya sebagai seorang istri yang patuh perkawinannya dengan Erald.
kepada suaminya. Aspek ego tokoh Aku Pertemuannya dengan Aini
membuatnya berkompromi dengan keadaan membangkitkan gairah dan perasaan cinta yang
dan menjalankan tugasnya sebagai seorang telah lama mati suri di hati tokoh Aku. Ia
istri yang baik. Meskipun ia seorang lesbian, ia merasakan gairah hidup lagi. Ego tokoh Aku
menikah dan mencoba bertahan dalam terlihat dari keinginan-keinginan yang timbul
perkawinan yang tidak membahagiakan karena keberadaan Aini. Hal itu dapat terlihat
dengan laki-laki demi memenuhi tuntutan dari beberapa kutipan berikut ini.
norma dan moral. Persetubuhannya dengan Ingin kusambut sebuah dayung dan kuarungkan
Erald dirasanya hanya sebuah ritual upacara diri ke dalam lebarnya samudra, bersamamu.
Menjauhi Erald, manusia penjajah yang hanya
saja. Tokoh Aku merasa jenuh dan lelah bisa mabuk dan menyiksa.
dengan persetubuhan yang sebenarnya tak Akan kusahayakan diri ini beserta segenap
pernah ia kehendaki. Jiwa tokoh Aku selalu hatiku untukmu. Aini, seandainya kau bersedia.
merasa terluka dan sedih. Aku begitu terpikat senyummu. Dan kerling
Selama delapan tahun berumah tangga matamu memabukkanku. Mari. Aini. Mari kita
tempuh perjalanan kita sejauh kita mampu.
dengan Erald, tokoh Aku tidak pernah Mungkin Aku hanya ingin berlari dari Erald.
merasakan bahagia. Derita dan siksa yang Tapi tidak juga. Aku benar-benar terpikat oleh
didapatnya membuatnya memutuskan untuk santun gayamu dan kerianggembiraan cakapmu.
meninggalkan Erald. Namun, kesulitan- Tapi aduh Aini, dengan apa Aku akan pergi
kesulitan yang didapatnya kemudian bersamamu, jika belitan Erald masih saja dan
terus saja mencengkeramku begini?
membuatnya harus berkompromi lagi. Aspek
ego yang tadinya menginginkan untuk Dan Aku berjanji tak akan meninggalkannya
berpisah dengan Erald, akhirnya berubah sendiri. Aku ingin mendampinginya sampai
menerima suratan takdirnya menjadi seorang kapan pun.
lesbian yang berstatus istri dari suami yang
gemar menyiksa. Hal itu dapat dilihat dari Kutipan-kutipan di atas menggambarkan
kutipan sebagai berikut. aspek ego dari tokoh Aku yang terlihat dari
Dulu Aku ingin mengakhiri. Jika Aku sebatang keinginan tokoh Aku untuk menghambakan
pohon, ternyata tak semudah itu melepaskan hati sepenuhnya untuk Aini. Ia pun juga ingin
diri dari belitan akar yang telah tumbuh di berlari pergi menjauh dari Erald dan
tubuhku sendiri. Jadi kubiarkan saja ia tetap menyambut masa depan berdua bersama
membelitku dengan belukarnya sekaligus.
Semak-semak yang kadang harus kubakar,
dengan Aini seorang. Tokoh Aku benar-benar
terkadang membakar kulitku juga. Meski lebih terpikat oleh kesantunan dan keriangan Aini.
sering ia menebang-nebang. Mencacah-cacah Sampai kapan pun, tokoh Aku ingin selalu
kulit kayuku. Membiarkan getah meleleh. dapat mendampingi Aini dan tak akan pernah
Sebenarnya matahari telah menuakan batang- meninggalkannya. Ia berharap semoga suatu
batang kayuku, dan mengeringkan hijau
daunku. Dahan-dahanku pun berjatuhan, saat nanti ia dapat lepas dari belenggu jeratan
dipungkasnya satu demi satu. Erald.

Tita Nurajeng Miyasari, Kepribadian Tokoh Utama dalam Cerpen Saga Karya Shantined... 17
17
Dari beberapa kutipan di atas, dapat tidak matang dan bercorak lust-principe
terlihat bahwa dalam cerpen Saga ini ego yang sehingga individu tersebut dalam bertingkah
dimiliki tokoh Aku berubah-ubah dan laku akan cenderung tanpa pertimbangan dan
bervariasi. Pada awalnya, tokoh Aku ingin selalu ditujukan kepada pencapaian
selalu berusaha dan terus berusaha untuk kesenangan. Sedangkan apabila yang dominan
menjadi istri yang baik bagi Erald. Egonya itu superego, maka yang muncul adalah
pula yang membuatnya berkompromi dengan sebaliknya, yakni kepribadian individu yang
keadaan, selalu pasrah dengan segala dera moralistis, kaku, dan tidak realistis, dengan
kesakitan yang ditorehkan oleh suaminya pada tingkah laku yang selalu dipertimbangkan, dan
tubuh dan jiwanya. Saat ia sudah tidak tahan bahkan dihambat oleh kode-kode moral
lagi, egonya berubah menjadi keinginan dan (Ferdinand, 2008: 110).
usahanya untuk berpisah dengan Erald, tetapi Aspek superego yang dimiliki tokoh Aku
tidak berhasil. Namun, keinginannya itu dalam cerpen ini terlihat saat ia berusaha untuk
munncul lagi saat ia bertemu dengan Aini yang tampil sebagai perempuan “normal” yang
membuat jiwanya hidup dan merasakan cinta berhubungan dengan laki-laki meski hatinya
lagi. Eksistensinya sebagai pencinta sesama berkata lain demi memenuhi norma-norma
jenis atau lesbian bersinar lagi. Ego tokoh Aku yang dituntut darinya dan demi menjaga nama
menjadikannya ingin menghambakan hati dan baik keluarga. Bahkan, ia mencoba menipu
diri sepenuhnya kepada Aini dan menjalani dirinya dengan menikahi seorang laki-laki
hidup berdua dengannya tanpa gangguan dari demi kedoknya sebagai perempuan “normal”
Erald. meskipun sebenarnya ia tidak merasakan
kebahagiaan. Hal itu wajar karena oleh
3.3. Superego sebagian besar masyarakat, lesbian dianggap
Superego adalah aspek sosiologis kepribadian, sesuatu yang menjijikan dan bahkan akan
merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional selalu mendapatkan cemoohan, sindiran, dan
serta cita-cita masyarakat. Superego lebih ejekan serta hal-hal negatif lainnya sehingga
merupakan kesempurnaan daripada semakin meredupkan eksitensinya sebagai
kesenangan, karena itu, superego dianggap lesbian dan tidak berani menunjukkan jati
sebagai aspek moral kepribadian. Fungsinya dirinya sebagai pecinta sesama jenis secara
yang pokok ialah menentukan apakah sesuatu terang-terangan. Dalam cerpen Saga, aspek
benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau superego tokoh Aku dapat ditemukan pada
tidak, dan dengan demikian pribadi dapat kutipan berikut ini.
bertindak sesuai dengan moral masyarakat. Dan sakit itu hampir pudar ketika kukenal lelaki
Meskipun masyarakat tempat individu hidup demi lelaki yang singgah menghampiriku. Aku
hampa rasa pada mereka sebenarnya. Tapi demi
merupakan masyarakat yang tidak baik, tetap menjaga reputasi di depan orangtua dan sanak
saja superego membentuk suara hati, yakni keluarga, Aku tampil seolah perempuan normal,
membedakan mana yang baik atau tidak baik. yang memuja lelaki, meski hatiku tertambat
Superego pertama yang ditanamkan kepada hanya pada Lorena yang kala itu sudah dibawa
individu berasal dari orang tua ketika seorang orangtuanya terbang entah ke kota apa. Hingga
Erald, duda ganteng paling parlente dan modern
individu masih kanak-kanak (Suryabrata, di kampungku secara setengah memaksa
2005: 127) meminangku. Aku menyerah saat itu. Dan
Pribadi yang baik adalah pribadi yang berusaha sebaik mungkin menjadi istri yang
memiliki sistem ego yang mampu baik untuknya. Meski akhirnya Aku kembali
menyeimbangkan id dan superego. Dominasi terluka. terlunta-lunta.
id ataupun superego akan membuat seorang
Kutipan di atas menggambarkan aspek
individu memiliki karakter yang tidak baik.
superego tokoh Aku yang terlihat dari usaha
Dominasi salah satu dari sistem id, ego, dan
tokoh Aku untuk menjadi perempuan yang
superego akan memberi corak tertentu dalam
dianggap “normal” dan seusai dengan harapan
individu. Dominasi dari id, misalnya,
norma-norma dan agama meskipun
menyebabkan kepribadian individu tersebut
sebenarnya hal itu bertentangan dengan kata

Gramatika, Volume VI, Nomor 1, Januari—Juni 2018 18


18
hatinya. Demi menjaga nama baik dan reputasi superego. Fungsi superego sebagai pengawas
keluarganya, tokoh Aku menerima pinangan baik dan buruk, boleh dan tidak boleh, sudah
dari seorang duda yang bernama Erald, yang tidak mampu bekerja dengan baik dalam
kemudian menjadi suaminya. Tokoh Aku menjaga keseimbangan peran id dan ego.
menyerah dan pasrah. Ia bahkan berusaha Superego tidak lagi mampu bekerja karena
menjadi istri yang baik bagi suaminya besarnya desakan id. Sedangkan ego yang
meskipun hati dan tubuhnya terlunta-lunta. seharusnya berperan sebagai pengendali,
Dalam konteks penyimpangan sosial, memilih dorongan id untuk dipuaskan dan
homoseksualitas dikatakan menyimpang mencari cara untuk memuaskannya tanpa
karena fenomena tersebut tidak sesuai dengan adanya peran superego yang bertugas untuk
norma dan nilai yang berlaku dalam banyak mengevaluasi baik dan buruk serta mengekang
kelompok masyarakat. Homoseksual dianggap tindakan id, sehinga terjadilah tindakan-
sebagai sebuah media yang tidak wajar demi tindakan yang membuat tokoh utama
mendapatkan kepuasan seksual. Penilaian mengalami gejolak kejiwaan.
masyarakat yang mengecam homoseksual Id tokoh Aku berupa hasrat dan rasa cinta
diberikan dalam beberapa bentuk. Dari sudut yang begitu besar terhadap kekasih lesbiannya,
pandang agama, homoseksualitas dianggap yang kemudian selalu mendorong tokoh Aku
sebagai dosa. Dari sudut pandang hukum, agar selalu dapat bersama, menyentuh, dan
dilihat sebagai penjahat. Dari sudut pandang bercinta. Dampak dari besarnya id dan ego
medis terkadang masih dianggap sebagai yang mengalahkan superego yaitu tokoh Aku
penyakit. Hal-hal itulah yang membuat takut menginginkan berpisah dengan suaminya yang
kaum homoseksual, mereka takut dikucilkan, gemar menyiksa agar dapat bersama dengan
dianggap penyakit, dan dianggap sebagai aib. kekasih lesbiannya dan keinginan tokoh Aku
Oleh karena itu, aspek superego mereka untuk mencumbui kekasih lesbiannya.
berperan dalam pengambilan tindakan yang Superego yang berfungsi sebagai pengawas
berupa kepura-puraan sebagai manusia baik dan buruk serta boleh dan tidak bolehnya
“normal” agar dapat diterima dalam sesuatu, tidak lagi berfungsi karena dikalahkan
masyarakat seperti yang terjadi pada tokoh oleh id dan ego.
Aku. Sebenarnya, awalnya tokoh Aku sempat
Id, ego, dan supergo tokoh Aku terlihat dikendalikan oleh superego sehingga ia mau
saling berusaha mendominasi satu sama lain menikah dengan laki-laki dan berusaha
dari waktu ke waktu. Hal itu adalah reaksi menjadi istri yang baik demi norma dan moral
terhadap berbagai peristiwa yang terjadi dalam yang berlaku dalam masyarakat. Bahkan saat
hidup tokoh Aku. Mulai dari perkawinannya menjadi istri pun dorongan ego tokoh Aku
dengan Erald, kehidupan perkawinannya yang membuatnya selalu berusaha untuk menjadi
tidak membahagiakan, hingga pertemuan dan istri yang baik dan patuh pada suami. Namun,
kedekatannya dengan Aini. Tokoh Aku karena ternyata suaminya seorang penyiksa,
mengalami konflik kejiwaan yang cukup ditambah dengan pertemuannya dengan
kompleks karena ketidakseimbangan antara id, perempuan yang kemudian menjadi kekasih
ego, dan superego. lesbiannya, ego lain yang lebih dominan
muncul, yaitu dorongan untuk meninggalkan
4. Simpulan suaminya dan hidup bersama berdua dengan
Berdasarkan analisis kepribadian tokoh Aku kekasih lesbiannya. Terlebih lagi, id turut
melalui kajian psikoanalisis di atas, dapat mendominasi kepribadian tokoh Aku yang
ditarik kesimpulan bahwa tokoh utama terwujud dalam besarnya hasrat dan keinginan
mengalami gejolak kejiwaan karena faktor yang menggebu untuk menyentuh dan bercinta
orientasi seksual yang dianggap menyimpang, dengan kekasih lesbiannya. Superego tidak
yaitu lesbian. Tokoh Aku mengalami dapat berfungsi untuk mengendalikan dan
ketidakseimbangan tiga komponen dalam merintangi cara kerja id dan ego tokoh Aku.
struktur kepribadian yaitu id, ego, dan

Tita Nurajeng Miyasari, Kepribadian Tokoh Utama dalam Cerpen Saga Karya Shantined... 19
19
Daftar Pustaka JP. 2008. “Seksualitas Lesbian”. Jurnal
Adam. 2012. Arti Id, Ego dan Superego. Perempuan edisi 58. Jakarta: Yayasan
http://tugaspersonality.blogspot.co.id/2 Jurnal Perempuan.
012/11/arti-id-ego-dan-superego.html Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra.
(diakses pada tanggal 21 Desember Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
2017 pukul 21.00). Indonesia.
Amalia, Nuriyah. 2014. “Analisis Tokoh Novrita, Misra dan M. Hendri. 2017. “Kajian
Gambir dalam Novel Pintu Terlarang: Psikoanalisis dalam Novel Pria
Sebuah Tinjauan Psikologi Sastra”. Terakhir Karya Gusnaldi”. Jurnal
Program Sarjana Universitas Indonesia Pendidikan Rokania Vol. II (No.
Depok. 1/2017): 79 – 89. Riau: STKIP Rokania
Anshari, Hafi. 1996. Kamus Psikologi. Rokhmansyah, Alfian. 2013. Studi dan
Surabaya : Usaha Nasional. Pengkajian Sastra. Malang: Graha
Bertens, K. 2006. Psikoanalisis Sigmund Ilmu.
Freud. Jakarta: Gramedia Pustaka Rusli, Hetih. 2017. Menuju Kematian Fiksi
Utama. LGBT.
Budianta, Melani, dkk. 2008. Membaca https://jurnalruang.com/read/14962204
Sastra: Pengantar Memahami Sastra 14-menuju-kematian-fiksi-lgbt.
Untuk Perguruan Tinggi (Cet. Ke-4). (diakses pada tanggal 22 Desember
Magelang: Indonesiatera. 2017 pukul 18.10).
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Semi, M Atar. 1993. Metode Penelitian
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Sastra. Bandung: Angkasa.
Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Shadily, Hassan, 1989. Ensiklopedi Umum.
Utama. Jakarta: Yayasan Kanisius.
Ferdinand, Zaviera. 2008. Teori Kepribadian Siswantoro, 2005. Metode Penelitian Sastra :
Sigmund Freud. Yogyakarta: Prisma Analisis Psikologi. Surakarta:
Sophie. Muhammadiyah Universitas Press.
Kurniawan, Anton. 2016. Sejarah Singkat Susilandari, E. 2009. “Living as lesbian in
LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual, dan Indonesia: Survival Strategies and
Transgender). Challenges in Yogyakarta”. Program
http://antonkurniawan31.blogspot.co.id Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
/2016/02/sejarah-singkat-lgbt- Yogyakarta.
lesbi.html. (diakses pada tanggal 21 Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi
Desember 2017 pukul 21.15). Kepribadian. Jakarta: PT Raja
Ikawati, Kartika. 2015. Kilas Balik 3 Dekade Grafindo Persada.
Organisasi LGBT Indonesia bersama Tuloli, Nani, 2000. Teori Fiksi. Gorontalo:
Dede Oetomo. BMT Nurul Jannah.
https://www.rappler.com/world/regions Wellek, R., & Warren, A. 2014. Teori
/asia-pacific/indonesia/85710-3- Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
dekade-lgbt-indonesia-dede-oetomo. Wicaksono, Andri. 2009. Pengkajian Prosa
(diakses pada tanggal 22 Desember Fiksi. Surakarta: Garudha.
2017 pukul 18.00).

Gramatika, Volume VI, Nomor 1, Januari—Juni 2018 20


20

Anda mungkin juga menyukai