Abstrak
Studi ini menganalisis kepribadian tokoh utama (Aku) dalam cerita pendek Saga, yang ditulis
oleh Shantined. Penelitian ini menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud untuk memahami
karakter utama dalam cerpen Saga. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kepribadian tokoh Aku dari aspek id,
ego, dan superego. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa id dan ego merupakan peran paling
aktif untuk memenuhi hasrat seksual karakter utama. Namun, superego belum bekerja sempurna
untuk mengendalikan atau menghambat kerja id dan ego karakter utama. Tokoh utama dalam
cerita pendek ini memiliki ketidakseimbangan psikologis karena perilaku dan keinginan
homoseksualnya.
Abstract
This study analyzes the personality of main character (Aku) in the short story Saga, written by
Shantined. Psychoanalysis by Sigmund Freud used as theory to understand the main character of
short story Saga. The method used is known as descriptive analytical method. The purpose of this
study is to describe the personality of main character from the aspect of id, ego, and superego.
The result of this study states that id and ego are the most active role to fulfill the sexual desire of
the main character. However, superego has not worked perfectly to control or hamper the
workings of id and ego of the main character. The main character in this short story has a
psychological imbalance because of her behavior and homosexual desire.
Tita Nurajeng Miyasari, Kepribadian Tokoh Utama dalam Cerpen Saga Karya Shantined... 99
kehidupan sehari-hari bisa membantu lain saling berkaitan serta membentuk totalitas
pengarang dalam menggambarkan karakter dan tingkah laku manusia yang muncul
tokoh cerita yang ditulisnya. Kepribadian merupakan produksi integrasi ketiganya
sangat mencerminkan perilaku seseorang. (Ratna dalam Wicaksono, 2009: 63). Dalam
Untuk memahami dan menjelaskan tingkah penelitian ini, tokoh akan dikaji ketiga aspek
laku diri sendiri dan orang lain, kita harus kepribadiannya dengan menggunakan
memahami definisi kepribadian dan psikoanalisis Sigmund Freud.
bagaimana kepribadian itu terbentuk sehingga Teori psikoanalisis yang dipakai dalam
gangguan-gangguan yang biasa muncul pada penelitian ini adalah teori yang dicetuskan
kepribadian setiap individu dapat dihindari. oleh seorang neurolog berkebangsaan Austria
Psikologi kepribadian merupakan salah bernama Sigmund Freud pada tahun 1980-an.
satu ilmu dasar yang penting guna memahami Teori ini mendewakan sesuatu yang bernama
ilmu psikologi. Manusia sebagai objek alam bawah sadar atau ketidakssadaran
material dalam pembelajaran ilmu psikologi (unconsciousness). Teori ini juga banyak
tentu memiliki kepribadian dan watak yang memengaruhi sastrawan dalam penciptaan
berbeda satu dengan lainnya bahkan tidak karya-karya mereka. Alam pikiran bawah
semua orang dapat memahami kepribadian sadar ternyata merupakan objek yang menarik
dirinya sendiri. Anshari (1996:131) karena pada dasarnya merupakan bagian dari
mendefinisikan watak sebagai suatu ketahanan jiwa manusia yang sering tanpa disadari
atau kualitas yang tetap dan dapat dilihat atau memonopoli dirinya. Freud tertarik terhadap
dialami oleh seseorang sebagai perangai atau eksplorasi psikoanalitik yang semakin luas dan
tabiat. Watak tokoh dalam karya sastra adalah mencoba menemukan cara beroperasinya
kualitas tokoh, kualitas nalar dan jiwanya yang pikiran manusia yang “normal”. Menurut
membedakannya dengan tokoh lain (Tuloli, Freud, perilaku yang ditunjukkan manusia
2000:30). Oleh karena itu, karya sastra tak hanyalah lapisan luarnya saja dan belum tentu
cukup dikaji melalui perspektif sastra, tetapi murni. Untuk mengetahui sifat asli manusia,
juga diperlukan sokongan ilmu lain untuk perlu diamati gelagat simbolis dan pikiran
memahami karya sastra. Pertemuan sastra yang paling mendalam dari manusia tersebut
dengan ilmu psikologi telah melahirkan kajian (Minderop, 2010:9).
interdisipliner, yaitu psikologi sastra. Teori ini juga menyatakan seks sebagai
Psikologi sastra adalah studi tipe dan hukum- sumber insting dasar manusia. Teori Freud
hukum psikologi yang kemudian diterapkan tentang seksualitas, tidak semata-mata
pada karya sastra (Wellek & Warren, 2014). mengadopsi teori-teori pada zamannya karena
Menurut Semi (1993: 79), pendekatan Freud tidak saja membicarakan topik tabu
psikologi sastra adalah pendekatan yang (misalnya, homoseksualitas, sadisme,
bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu masokisme, hubungan seksual oral dan anal)
membahas peristiwa kehidupan manusia. secara publik, tetapi juga karena ia secara
Manusia memperlihatkan beragam perilaku terang-terangan menyatakan bahwa semua
yang muncul karena adanya interaksi dengan “penyimpangan seksual”, “variasi”, dan
manusia lainnya. Pendekatan psikologi banyak “ketidaknormalan”, pada dasarnya hanyalah
berpedoman pada psikoanalisis yang tahapan dalam perkembangan seksualitas
dikembangkan Sigmund Freud yang manusia normal. Menurut Freud, anak-anak
menyatakan bahwa manusia banyak dikuasai mengalami tahapan perkembangan
oleh alam batinnya sendiri. psikoseksual yang jelas; dan gender dari setiap
Menurut Freud dalam Rokhmansyah orang dewasa adalah hasil dari bagaimana ia
(2013:161), struktur kepribadian manusia mengatasi tahapan ini. Maskulinitas dan
mengandung tiga komponen yang disebut id feminintas, dengan perkataan lain, adalah
(tidak sadar), ego (tidak sadar, prasadar, produk dari pendewasaan seksual.
sadar), dan superego (tidak sadar, prasadar, Psikoanalisis adalah bagian dari psikologi
sadar). Ketiga sistem kepribadian ini satu sama kepribadian. Teori psikoanalisis yang
Tita Nurajeng Miyasari, Kepribadian Tokoh Utama dalam Cerpen Saga Karya Shantined... 11
11
pada tokoh Aku karena tokoh ini selain Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
menjadi tokoh utama juga tokoh yang paling untuk menganalisis kepribadian tokoh Aku,
kompleks kejiwaannya di antara semua tokoh. diperlukan bantuan ilmu psikologi, yaitu teori
Tokoh Aku adalah seorang lesbian, selain psikoanalisis Sigmund Freud. Berdasarkan
mempunyai seorang suami yang gemar latar belakang masalah di atas, maka masalah
menyiksa, ia juga mempunyai kekasih penelitian ini adalah bagaimana kepribadian
perempuan yang sangat dicintainya. Adanya tokoh utama cerpen Saga karya Shantined dari
konflik kejiwaan pada diri tokoh Aku sangat aspek id, ego, dan superego dalam kajian
menarik diteliti. Untuk itu, pendekatan yang psikoanalisis Sigmund Freud. Penelitian ini
tepat digunakan adalah teori psikoanalisis bertujuan untuk mendeskripsikan kepribadian
Sigmund Freud. Melalui pendekatan ini, dapat tokoh utama cerpen Saga karya Shantined dari
diketahui konflik antara id, ego, dan superego aspek id, ego, dan superego dalam kajian
di dalam diri tokoh Aku. psikoanalisis Sigmund Freud.
Lesbian adalah perempuan yang Sudah banyak penelitian dalam bentuk
mencintai dan merasakan rangsangan seksual jurnal, skripsi, maupun tesis yang
sesama jenisnya (KBBI, 2008:820). Lesbian menganalisis kepribadian tokoh utama dengan
juga merupakan istilah bagi perempuan yang menggunakan teori psikoanalisis Sigmund
mengarahkan pilihan orientasi seksualnya Freud. Skripsi ”Analisis Tokoh Gambir dalam
kepada sesama perempuan atau disebut juga Novel Pintu Terlarang: Sebuah Tinjauan
perempuan yang mencintai perempuan baik Psikologi Sastra” oleh Amalia (2014) yang
secara fisik, seksual, emosional, atau spriritual. menyimpulkan bahwa perilaku abnormal yang
Lesbianisme didefinisikan bukan sekadar ditunjukkan oleh Gambir dipicu oleh
faktor alamiah, tetapi lebih kepada masalah pengalaman masa kecilnya. Penyiksaan yang
preferensi seksual berdasarkan pengalaman ia terima selama anak-anak membuat id-nya
perempuan yang dapat terjadi kapan saja tidak puas. Ia pun menyingkirkan sumber
dalam hidup perempuan (JP, 2008: 147—148). ketidakpuasannya, yakni kedua orangtuanya.
Oetomo (dalam Susilandari, 2009) Gambir membunuh kedua orangtuanya. Id
menjelaskan, lesbianisme adalah sekelompok telah menguasainya sehingga ego tidak dapat
sosial yang terpinggirkan dalam masyarakat memberikan jalan keluar yang bijaksana.
karena orang tidak bisa menerima orientasi Jurnal ”Kajian Psikoanalisis dalam Novel Pria
homoseksual. Orientasi seksual mereka Terakhir Karya Gusnaldi” yang ditulis oleh
dianggap menyimpang dalam hal aspek Novrita (2017) menyimpulkan antara aspek id,
psikologis, aspek sosial, budaya, dan agama. ego dan superego dalam diri tokoh utama tidak
Mereka tidak hanya dianggap sebagai seimbang, sehingga kelainan seks yang
penyimpangan, tetapi juga sebagai individu dimilikinya terus dipertahankan tanpa
sakit. Ketidaktahuan dan ketakutan terhadap berusaha untuk menekannya atau
LGBT membuat orang berbondong-bondong menghilangkannya.
menjadi polisi susila, seakan-akan LGBT Berdasarkan penjelasan mengenai
adalah penyakit yang harus ditumpas. penelitian-penelitian terdahulu, belum
Berbagai ancaman dan tindak kekerasan yang ditemukan penelitian yang membahas cerpen
terjadi pada kaum LGBT Indonesia dianggap Saga karya Shantined menggunakan teori
sebagai hal yang lumrah. Sesungguhnya psikoanalisis Sigmund Freud. Melalui
menurut acuan diagnostik para ahli psikiatri di pembacaan yang telah dilakukan, terlihat
Indonesia dalam Pedoman Penggolongan dan bahwa cerpen Saga memuat konflik kejiwaan
Diagnosis Gangguan Jiwa Edisi II (PPDGJ II) tokoh Aku yang seorang lesbian. Konflik
Departemen Kesehatan Republik Indonesia kejiwaan tokoh Aku dalam cerpen Saga
tahun 1983 dan PPDGJ III tahun 1993, mungkin mewakili kejiwaan kaum LGBT
orientasi seksual (homoseksual, heteroseksual, yang demi menjaga nama baik keluarga,
biseksual) bukanlah gangguan kejiwaan terpaksa menikah dengan orang yang tidak
(Rusli, 2017). mereka cintai. Konflik kejiwaan antara id, ego,
Tita Nurajeng Miyasari, Kepribadian Tokoh Utama dalam Cerpen Saga Karya Shantined... 13
13
tokoh Aku yang tidak memedulikan norma- mempedulikan statusnya sebagai seorang istri.
norma yang ada dalam masyarakat dan agama, Setelah seminggu tidak bertemu dengan Aini,
bahwa itu benar atau salah, susila atau asusila. akhirnya tokoh Aku dapat menyambangi
Baginya, yang terpenting adalah ia dapat kediaman Aini saat orang tua Aini bepergian
merasakan kebahagiaan kembali dan dapat ke luar kota. Itu adalah kesempatan indah yang
mencapai kepuasan meski dengan risiko ditunggu-tunggu dengan tidak sabar oleh
menimbulkan ketegangan baru khususnya tokoh Aku.
masalah moral. Beberapa saat setelah Akhirnya hasrat yang didorong oleh id
perkenalan tokoh Aku dengan Aini di sebuah terpenuhi juga. Tokoh Aku mencumbui
kafe di pinggir laut, tokoh Aku dengan berani jengkal demi jengkal tubuh Aini. Mereka
melakukan tindakan yang tidak biasa berdua saling memuaskan hasrat seksual dan
dilakukan oleh seorang perempuan kepada kenikmatan yang mereka inginkan. Hubungan
teman perempuannya. Hal itu tergambar pada intim yang tokoh Aku dan Aini lakukan
kutipan berikut ini. merupakan cara untuk pemenuhan seksualitas
Dan Aku tak tahu dari mana datangnya layaknya persenggamaan yang dilakukan oleh
keberanianku, ketika suatu senja Aku mengecup laki-laki dan perempuan, hanya saja tidak ada
tanganmu dan menggenggamnya lama-lama.
Kau tampak terkejut tapi segera menikmatinya.
pelibatan kemaluan sebagaimana yang dimiliki
Kita salah tingkah berdua. Tertawa tersipu, lalu laki-laki. Dengan cara begitu, kenikmatan
berpandangan lagi. Ah...! yang diinginkan mereka berdua dapat
terpenuhi tanpa memikirkan salah benarnya
Kutipan di atas menggambarkan aspek id tindakan itu dan risiko yang akan dihadapi
yang terlihat dari tindakan tokoh Aku yang apabila diketahui oleh orang lain. Sebagai
dengan berani mengecup tangan Aini dan pencegahan timbulnya risiko yang tak
menggengamnya lama-lama. Tokoh Aku tidak diinginkan, maka hasrat itu harus disalurkan
peduli benar atau salah, dan tidak menimbang secara sembunyi-sembunyi agar tidak
juga bagaimana reaksi yang akan diterimanya ketahuan oleh orang lain. Gambaran
dari Aini. Ia ingin menuntaskan hasratnya pelampiasan hasrat seksual itu dapat dilihat
untuk menyentuh Aini karena sejak awal dari kutipan berikut ini.
mereka bertemu, tokoh Aku sudah merasa Kucumbu Aini sehingga seluruh tubuhnya
tertarik dengan Aini. Ternyata perasaan itu mengejang, ah. Aku tahu ia masih sangat asing
tidak bertepuk sebelah tangan yang dibuktikan dengan hal ini. Lalu di atas sofa, kubimbing ia
untuk mengenal suatu hal yang lebih indah.
dengan reaksi Aini yang menikmati kecupan Sesuatu yang sakral. Aini menurut saja, tak
dan genggaman tangan tokoh Aku. menolak atau meminta. Dengan sangat perlahan
Id tokoh Aku sebagai lesbian tidak dan halus kusetubuhi Aini, dengan caraku.
berhenti di situ saja. Tokoh Aku tidak puas Desahnya lembut membelai sukmaku. Aku
hanya dengan menggenggam tangan Aini saja, lebur dalam gemulai tubuh Aini. Kami benar-
benar menikmati. Terasa melayang di awan.
ia ingin memiliki tubuh Aini seutuhnya. Tokoh Aku sempat membayangkan upacara serigala
Aku sudah tidak sabar menanti datangnya saat bersama Erald. Sangat jauh bedanya. Oh Aini.
itu. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut Aku benar-benar mabuk cintamu, mabuk
ini. tubuhmu.
Sudah seminggu Aku tak ke rumahnya. Dan
hari ini kedua orangtuanya berangkat ke luar Kutipan di atas menggambarkan aspek id
kota. Aku sudah tak tahan menunggu saat-saat tokoh Aku yang terlihat dari tindakan tokoh
indah ini. Aku yang mencumbui Aini di atas sofa. Aini
yang baru pertama kali melakukan hubungan
Kutipan di atas menggambarkan aspek id intim dengan perempuan, diajaknya untuk
tokoh Aku yang terlihat dari keinginan tokoh menikmati sesuatu yang indah, yaitu
Aku untuk segera bertemu dengan Aini demi persenggamaan. Dengan sangat perlahan dan
menuntaskan segala hasrat dan keinginannya halus, tokoh Aku menyetubuhi Aini. Desah
selama ini. Moral dan norma sudah tidak nikmat Aini sangat merdu merasuk sukma
penting lagi bagi tokoh Aku. Ia juga tidak tokoh Aku. Aini dan tokoh Aku saling
Tita Nurajeng Miyasari, Kepribadian Tokoh Utama dalam Cerpen Saga Karya Shantined... 15
15
oleh lingkungannya walaupun hal itu secara fisik pun, Erald juga melukainya. Setiap
bertentangan dengan nurani dan kata hatinya. dicumbui oleh Erald, bukan saja jiwanya yang
Sejak awal perkawinannya dengan Erald, sakit tersiksa, tetapi Erald juga melukainya
tokoh Aku sudah bertekad untuk menjadi istri secara fisik. Hal itu terbukti dengan puting
yang baik bagi suaminya, meskipun ia tidak payudara tokoh Aku yang nyaris putus karena
mampu mencintai suaminya itu. Oleh digigit oleh Erald. Semakin sakit lagi saat
karenanya, saat menghadapi kenyataan bahwa Erald dengan sengaja menyiramkan bir dingin
suaminya gemar menyiksa fisik dan batinnya, di atas lukanya itu. Namun, tokoh Aku hanya
tokoh Aku lebih memilih untuk diam dapat menggigil menahan sakitnya. Sebagai
mengalah dan menerima dengan pasrah. Hal seorang istri, ia sebenarnya berhak marah akan
ini dapat ditemukan pada beberapa kutipan perlakuan Erald, tetapi ia sudah mati rasa
berikut ini. karena telah terlalu lama tersiksa. Tokoh Aku
Seperti raungan serigala yang mendambakan juga tak berani berselingkuh dengan laki-laki
bulan purnama, kami menuntaskan hasrat yang lain mengingat suaminya yang gemar
sebenarnya buatku tak lebih dari upacara sang
serigala itu sendiri. Aku, sang serigala yang
menyiksa. Aspek ego tokoh Aku di sini
selalu lunglai penuh luka setiap kali purnama berperan menahan supaya tokoh Aku tidak
berlalu. melawan dan tidak berbuat hal-hal yang tidak
Ya, dera di tubuhku selalu bertambah. Apalagi menyenangkan hati Erald agar tidak semakin
jiwaku. Luka-luka menganga. Darah mengalir disiksa secara semena-mena. Aspek ego tokoh
deras di sana. Tak ada sepercik air hangat untuk
menyekanya. Atau handuk lembut untuk
Aku juga mendorongnya untuk pasrah
mengeringkannya. Justru kadang air cuka dan menerima keadaan serta mewujudkan cita-
jeruk asam sengaja dikucurkan Erald ke atas citanya untuk menjadi istri yang baik dan
lukaku. Dan sesekali dalam mabuknya, ia penurut bagi suaminya.
menyelipkan lipan dan kalajengking ke dalam Pernikahannya dengan Erald
lukaku, jiwaku.
mendatangkan banyak kesengsaraan pada diri
"Hei, kamu melamun apa?” Diguyurnya tokoh Aku. Pernikahan yang sebenarnya tidak
tubuh telanjangku dengan bir dingin. Sungguh pernah dikehendaki oleh tokoh Aku karena
pedih sebab mengenai puting payudara yang hanya memenuhi harapan dan norma dari
masih luka dia gigit hampir putus dua hari keluarga dan masyarakat menyebabkan tokoh
yang lalu. Aku menggigil menahan sakit. Aku tidak bahagia. Ketidakbahagiaannya
Kutatap langit-langit kamar.
tersebut bertambah dengan sikap dan perilaku
Erald, manusia penyiksa itu sangat Erald yang gemar menyakiti tokoh Aku
pecemburu. Akan sangat marah jika Aku dengan berbagai macam cara. Aspek ego
ngobrol di telepon oleh seorang lelaki. Sejauh tokoh Aku bertindak untuk memahami dan
ini Aku tak pernah macam-macam dengan menerima realita serta menahan impuls tokoh
lelaki lain mana pun. Selain tak tertarik, sekali Aku apabila ada keinginan untuk melawan.
lagi, Aku tak ingin dibakar hidup-hidup oleh
Erald jika ketahuan berselingkuh. Sementara
Ego tokoh Aku masih mendominasi untuk
Erald dengan cueknya menunjukkan celana mewujudkan keinginannya menjadi istri yang
dalam wanita yang ketinggalan di jok baik dan penurut serta mau menerima keadaan
mobilnya. Aku hanya mengelus dada saja yang tidak menyenangkan. Hal itu dapat
waktu itu. Tak cemburu dan tak marah saja. terlihat dari kutipan berikut ini.
Aku sudah ambigu. Kami lalu cair dalam dekapan semu yang
selama bertahun-tahun ini kami lakukan. Kami
Kutipan di atas menggambarkan aspek menari dalam prisma emas berkilauan, namun
ego yang terlihat dari kepasrahan tokoh Aku tak memantulkan apa-apa selain kesedihan
yang diam saja saat suaminya menyakitinya. berwarna ungu pekat.
Bahkan, ia bergeming saja saat ada celana
Kulihat arloji, masih jam 3 pagi. Tapi Erald
dalam perempuan lain yang tertinggal di jok telah menghidupkan compo-nya keras-keras, la
mobil suaminya. Tokoh Aku tidak baru pulang dari night club atau pub mana, Aku
menunjukkan perasaan marah dan kecewanya. tak tahu. Aroma alkohol menusuk, berbaur
Ia sudah ambigu. Tidak hanya secara psikis, dengan parfum perempuan-perempuan malam.
Tita Nurajeng Miyasari, Kepribadian Tokoh Utama dalam Cerpen Saga Karya Shantined... 17
17
Dari beberapa kutipan di atas, dapat tidak matang dan bercorak lust-principe
terlihat bahwa dalam cerpen Saga ini ego yang sehingga individu tersebut dalam bertingkah
dimiliki tokoh Aku berubah-ubah dan laku akan cenderung tanpa pertimbangan dan
bervariasi. Pada awalnya, tokoh Aku ingin selalu ditujukan kepada pencapaian
selalu berusaha dan terus berusaha untuk kesenangan. Sedangkan apabila yang dominan
menjadi istri yang baik bagi Erald. Egonya itu superego, maka yang muncul adalah
pula yang membuatnya berkompromi dengan sebaliknya, yakni kepribadian individu yang
keadaan, selalu pasrah dengan segala dera moralistis, kaku, dan tidak realistis, dengan
kesakitan yang ditorehkan oleh suaminya pada tingkah laku yang selalu dipertimbangkan, dan
tubuh dan jiwanya. Saat ia sudah tidak tahan bahkan dihambat oleh kode-kode moral
lagi, egonya berubah menjadi keinginan dan (Ferdinand, 2008: 110).
usahanya untuk berpisah dengan Erald, tetapi Aspek superego yang dimiliki tokoh Aku
tidak berhasil. Namun, keinginannya itu dalam cerpen ini terlihat saat ia berusaha untuk
munncul lagi saat ia bertemu dengan Aini yang tampil sebagai perempuan “normal” yang
membuat jiwanya hidup dan merasakan cinta berhubungan dengan laki-laki meski hatinya
lagi. Eksistensinya sebagai pencinta sesama berkata lain demi memenuhi norma-norma
jenis atau lesbian bersinar lagi. Ego tokoh Aku yang dituntut darinya dan demi menjaga nama
menjadikannya ingin menghambakan hati dan baik keluarga. Bahkan, ia mencoba menipu
diri sepenuhnya kepada Aini dan menjalani dirinya dengan menikahi seorang laki-laki
hidup berdua dengannya tanpa gangguan dari demi kedoknya sebagai perempuan “normal”
Erald. meskipun sebenarnya ia tidak merasakan
kebahagiaan. Hal itu wajar karena oleh
3.3. Superego sebagian besar masyarakat, lesbian dianggap
Superego adalah aspek sosiologis kepribadian, sesuatu yang menjijikan dan bahkan akan
merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional selalu mendapatkan cemoohan, sindiran, dan
serta cita-cita masyarakat. Superego lebih ejekan serta hal-hal negatif lainnya sehingga
merupakan kesempurnaan daripada semakin meredupkan eksitensinya sebagai
kesenangan, karena itu, superego dianggap lesbian dan tidak berani menunjukkan jati
sebagai aspek moral kepribadian. Fungsinya dirinya sebagai pecinta sesama jenis secara
yang pokok ialah menentukan apakah sesuatu terang-terangan. Dalam cerpen Saga, aspek
benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau superego tokoh Aku dapat ditemukan pada
tidak, dan dengan demikian pribadi dapat kutipan berikut ini.
bertindak sesuai dengan moral masyarakat. Dan sakit itu hampir pudar ketika kukenal lelaki
Meskipun masyarakat tempat individu hidup demi lelaki yang singgah menghampiriku. Aku
hampa rasa pada mereka sebenarnya. Tapi demi
merupakan masyarakat yang tidak baik, tetap menjaga reputasi di depan orangtua dan sanak
saja superego membentuk suara hati, yakni keluarga, Aku tampil seolah perempuan normal,
membedakan mana yang baik atau tidak baik. yang memuja lelaki, meski hatiku tertambat
Superego pertama yang ditanamkan kepada hanya pada Lorena yang kala itu sudah dibawa
individu berasal dari orang tua ketika seorang orangtuanya terbang entah ke kota apa. Hingga
Erald, duda ganteng paling parlente dan modern
individu masih kanak-kanak (Suryabrata, di kampungku secara setengah memaksa
2005: 127) meminangku. Aku menyerah saat itu. Dan
Pribadi yang baik adalah pribadi yang berusaha sebaik mungkin menjadi istri yang
memiliki sistem ego yang mampu baik untuknya. Meski akhirnya Aku kembali
menyeimbangkan id dan superego. Dominasi terluka. terlunta-lunta.
id ataupun superego akan membuat seorang
Kutipan di atas menggambarkan aspek
individu memiliki karakter yang tidak baik.
superego tokoh Aku yang terlihat dari usaha
Dominasi salah satu dari sistem id, ego, dan
tokoh Aku untuk menjadi perempuan yang
superego akan memberi corak tertentu dalam
dianggap “normal” dan seusai dengan harapan
individu. Dominasi dari id, misalnya,
norma-norma dan agama meskipun
menyebabkan kepribadian individu tersebut
sebenarnya hal itu bertentangan dengan kata
Tita Nurajeng Miyasari, Kepribadian Tokoh Utama dalam Cerpen Saga Karya Shantined... 19
19
Daftar Pustaka JP. 2008. “Seksualitas Lesbian”. Jurnal
Adam. 2012. Arti Id, Ego dan Superego. Perempuan edisi 58. Jakarta: Yayasan
http://tugaspersonality.blogspot.co.id/2 Jurnal Perempuan.
012/11/arti-id-ego-dan-superego.html Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra.
(diakses pada tanggal 21 Desember Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
2017 pukul 21.00). Indonesia.
Amalia, Nuriyah. 2014. “Analisis Tokoh Novrita, Misra dan M. Hendri. 2017. “Kajian
Gambir dalam Novel Pintu Terlarang: Psikoanalisis dalam Novel Pria
Sebuah Tinjauan Psikologi Sastra”. Terakhir Karya Gusnaldi”. Jurnal
Program Sarjana Universitas Indonesia Pendidikan Rokania Vol. II (No.
Depok. 1/2017): 79 – 89. Riau: STKIP Rokania
Anshari, Hafi. 1996. Kamus Psikologi. Rokhmansyah, Alfian. 2013. Studi dan
Surabaya : Usaha Nasional. Pengkajian Sastra. Malang: Graha
Bertens, K. 2006. Psikoanalisis Sigmund Ilmu.
Freud. Jakarta: Gramedia Pustaka Rusli, Hetih. 2017. Menuju Kematian Fiksi
Utama. LGBT.
Budianta, Melani, dkk. 2008. Membaca https://jurnalruang.com/read/14962204
Sastra: Pengantar Memahami Sastra 14-menuju-kematian-fiksi-lgbt.
Untuk Perguruan Tinggi (Cet. Ke-4). (diakses pada tanggal 22 Desember
Magelang: Indonesiatera. 2017 pukul 18.10).
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Semi, M Atar. 1993. Metode Penelitian
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Sastra. Bandung: Angkasa.
Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Shadily, Hassan, 1989. Ensiklopedi Umum.
Utama. Jakarta: Yayasan Kanisius.
Ferdinand, Zaviera. 2008. Teori Kepribadian Siswantoro, 2005. Metode Penelitian Sastra :
Sigmund Freud. Yogyakarta: Prisma Analisis Psikologi. Surakarta:
Sophie. Muhammadiyah Universitas Press.
Kurniawan, Anton. 2016. Sejarah Singkat Susilandari, E. 2009. “Living as lesbian in
LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual, dan Indonesia: Survival Strategies and
Transgender). Challenges in Yogyakarta”. Program
http://antonkurniawan31.blogspot.co.id Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
/2016/02/sejarah-singkat-lgbt- Yogyakarta.
lesbi.html. (diakses pada tanggal 21 Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi
Desember 2017 pukul 21.15). Kepribadian. Jakarta: PT Raja
Ikawati, Kartika. 2015. Kilas Balik 3 Dekade Grafindo Persada.
Organisasi LGBT Indonesia bersama Tuloli, Nani, 2000. Teori Fiksi. Gorontalo:
Dede Oetomo. BMT Nurul Jannah.
https://www.rappler.com/world/regions Wellek, R., & Warren, A. 2014. Teori
/asia-pacific/indonesia/85710-3- Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
dekade-lgbt-indonesia-dede-oetomo. Wicaksono, Andri. 2009. Pengkajian Prosa
(diakses pada tanggal 22 Desember Fiksi. Surakarta: Garudha.
2017 pukul 18.00).