Anda di halaman 1dari 25

KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ORIGAMI HATI

KARYA BOY CANDRA TINJAUAN: PSIKOLOGI SIGMUND FREUD

PROPOSAL PENELITIAN

FILTRI OCHIO
NPM 20080018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
(UPGRISBA)
PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul

“Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Origami Hati Karya Boy Candra

Tinjauan: Psikologi Sigmund Freud”.

Dalam menyelesaikan proposal penelitian, sepenuhnya proses penulisan

proposal penelitian tidak terlepas dari segala, bantuan, motivasi, dan bimbingan

dari berbagai pihak. Sehingga penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak

Dr. Iswandi Bahardur, M Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Metode

Penelitian Kesusasteraan.

Dalam menyelesaikan proposal penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna. Untuk itu diharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun

semangat.

Padang Maret 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap tokoh yang ditampilkan pengarang dalam sebuah karya sastra adalah

tokoh yang mempunyai jiwa dalam menghadapi masalah hidup dan

kehidupannya. Tokoh dengan konflik-konflik batin merupakan terjemahan

perjalanan manusia ketika mengalami dan bersentuhan dengan kenyataan,

peristiwa-peristiwa dihadapi dengan memasuki ruang dan seluk-beluk nilai

kehidupan personal. Citra, cita-cita dan perasaan batin yang diungkapkan

pengarang melalui tokoh-tokohnya dapat mewakili keinginan manusia akan

kebenaran, nilai-nilai keagungan dan kritik terhadap kehidupan.

Tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita diberikan watak yang berbeda-beda

untuk mendukung keseluruhan isi cerita. Seitan tokoh yang terlibat dalam cerita

memiliki kepribadian dalam menghadapi permasalahan dalam didupnya yang

dibuat oleh pengarang. Salah atunya tokoh utama dalam cerita kerap paling

banyak diberikan masalah oleh pengarang di dalam cerita.

Aspek kejiwaan selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh yang ada di dalam

cerita. Untuk membantu memahami kejiwaan-kejiwaan tokoh dalam cerita perlu

dibantu dengan teori psikologi sastra. Oleh sebab itu ada hubungan antara sastra

dengan psikologi, namun hubungan sastra dengan psikologi bersifat tidak

langsung. Sastra berhubungan dengan dunia fiksi, drama, puisi, esai yang

diklasifikasikan ke dalam seni, sedangkan psikologi merujuk kepada studi ilmiah

tentang perilaku manusia dan proses mental. Meskipun berbeda, keduanya


memiliki titik temu atau kesamaan, yakni keduanya berangkat dari manusia dan

kehidupan sebagai sumber kajian.

Dalam kaitannya dengan sastra, psikologi merupakan ilmu bantu yang relevan

karena proses pemahaman terhadap karya sastra dapat diambil ajaran-ajaran dan

kaidah psikologi. Jadi antara karya sastra dan psikologi terdapat hubungan timbal

balik, hubungan itu bukanlah hubungan kausal yang sederhana namun merupakan

hubungan yang dapat dipahami.

Dalam novel, psikologis tokoh dapat dilihat berdasarkan kajian psikologi

sastra. Psikologi sastra adalah sebuah interdisiplin antara psikologi dan sastra.

Mempelajari psikologi sastra sebenarnya sama halnya dengan mempelajari

manusia dari sisi dalam. Daya tarik psikologi sastra ialah pada masalah manusia

yang melukiskan potret jiwa. Tidak hanya jiwa sendiri yang muncul dalam sastra,

tetapi juga bisa mewakili orang lain.

Salah satu teori yang digunakan untuk menganalisis psikologis sastra yaitu

teori perkembangan kepribadian Sigmund Freud. Teori psikoanalisis ini

dikemukakan oleh Freud dan banyak menyumbangkan ilmu dan mengilhami

peneliti sastra untuk mengkaji psikologi yang dikaitkan dengan sastra atau

psikologi sastra. Teori psikoanalisis erat kaitannya dengan fungsi dan

perkembangan mental manusia. Ilmu ini memberikan kontribusi besar dan dibuat

untuk psikologi manusia selama ini.

Sigmud Freud membagi sturuktur kepribadian menjadi tiga bagian yaitu, id,

ego, dan superego. Perilaku seseorang terbentuk dari hasil interaksi tiga

komponen tersebut. Id merupakan struktur kepribadian yang dibawa semenjak


lahir. Id berisi seluruh aspek psikologis yang diturunkan, semacam insting, impuls

serta drives. Id beroperasi bersumber pada prinsip kenikmatan, yaitu berupaya

memperoleh kenikmatan serta menjauhi rasa sakit.

Ego tumbuh kembang dari id supaya seorang sanggup menanggulangi realita;

sehingga ego beroperasi mengikuti prinsip realita; usaha untuk mendapatkan

kepuasan yang dituntut id dengan mencengah terbentuknya tegangan baru ataupun

menunda kenikmatan hingga ditemukan obyek yang nyata- nyata bisa memuaskan

kebutuhan. Superego merupakan kekuatan moral serta etika dari kepribadian,

yang beroperasi mengenakan prinsip idealistik selaku lawan dari prinsip kepuasan

id serta prinsip realistik dari ego.

Kepribadian tokoh sebelumnya sudah pernah diteliti oleh pertama, novia

Nurkamila dkk, pada tahun 2021 dengan judul analisis kepribadian tokoh utama

dalam novel Gemaya karya Risma Ridha Anissa. Hasil dan pembahasannya

terdapat struktur kepribadian tokoh utama Gemaya Gembulan dengan

menggunakan teori sigmud sreud (1) id, salah satu peran id untuk memenuhi

kebutuhan makan , seperti rasa lapar, id merupakan perilaku naruliah menguasai

keinginan tokoh utama. (2) ego, ego memainkan peran dengan menunjukan

perilaku tokoh mempertimbangkan keinginan id yang ingin makan. Kedua, ririn

setyorini, pada tahun 2017 dengan judul analisis kepribadian tokoh utama marni

kajian psikolinguistik sigmud freud dalam novel entrok karya okky madasari.hasil

dan pembahasannyasebagai berikut ditemukan adanya aspek kepribadian tokoh

berdasarkan teori sigmud freud yaitu aspek id, ego dan super ego dalam tokoh

utama marni dalam novel entrok katya okky madasari.


Dalam novel origami hati karya boy candra mengusung konflik yang mungkin

pernah dialami kebanyakan orang yang pernah jatuh cinta. Mulai dari betapa

sakitnya hati saat dikhianati seseorang yang begitu berarti, perjuangan untuk bisa

melanjutkan hidup yang baru meski masih terluka, belajar membuka hati yang

baru untuk seseorang yang masih cukup asing.

Dalam Novel Origami Hati Karya Boy Candra ini mengisahkan seorang gadis

Bernama aruna, hatinya yang begitu hancur mengetahui kekasihnya Haga yang

telah menduakan hatinya. Tak pernah menyangka seseorang yang begitu ia cintai

itu malah memberikan hatinya pada orang lain.ditengah kekalutan Aruna bertemu

dengan sosok pria yang menurutnya terlalu sok tahu denga napa yang

dirasakannya. Dan harus belajar lagi membuka hati yang baru untuk pria yang

asing.

Kepribadian tokoh utama Aruna dalam novel ini sangat menarik untuk dikaji

psikologi tokoh utama dan novel origami hati karya boy candra dengan

menggunakan teori Sigmud Freud. Tokoh Aruna memiliki karakter yang kuat

dalam novel tersebut. Tujuan dari penelitian ini untu mendeskripsikan psikologi

atau kepribadian tokoh utama dalam novel origami hati karya boy candra.

B. Fokus Masalah

Untuk mencapai hasil penelitian yang dimaksud dan terarah maka diperlukan

fokus masalah dalam sebuah penelitian. Adapun fokus masalah dalam penelitian

ini yaitu bagaimana kepribadian tokoh utama dalam novel origami hati karya boy

candra dengan tinjauan psikologi Sigmud Freud?


C. Rumusan masalah

Untuk mencapai hasil penelitian yang dimaksud dan terarah maka diperlukan

perumusan masalah dalam sebuah penelitian. Adapun perumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana kepribadian tokoh utama dalam novel origami hati karya boy

candra dilihat dari tinjauan sigmud freud?

2. Bagaimana id, ego, dan super ego tokoh utama dalam novel origami hati

karya boy candra?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian yang baik haruslah memiliki tujuan yang baik dan jelasseta

memiliki arah dan tujuan yang tepat. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut yaitu mendeskripsikan kepribadian tokoh utama dalam novel

origami hati karya boy candra.

E. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian ilmiah harus memberikan manfaat secara teoritis maupun

kritis, sehingga teruji kualitas penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah penelitian ini akan bermanfaat

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas khasanah ilmu

pengetahuan terutama dalam bidang Bahasa dan sastra indonesa, serta


menambah wawasan dan pengetahuan kepada penulis khususnya kepada

pembaca dan pecinta sastra.

2. Manfaat praktis

a. Bisa sebagai bahan bandingan bagi dosen nantinya dalam mengajar

apresiasi prosa.

b. Mengetahui aspek kepribadian tokoh utama (Aruna) yang ada dalam

novel origami hati karya boy candra.

c. Dapat memahami karakter tokoh-tokoh yang ada dalam novel origami

hati karya boy candra yang dibaca oleh para pembaca.

d. Sebagai motivasi dan referensi penelitian karya sastra Indonesia agar

setelah peneliti melakukan penelitian ini muncul peneliti-peneliti baru

sehingga dapat menumbuhkan motivasi dalam kesusteraan.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Penelitian ini memerlukan beberapa teori untuk dijadikan sebagai landasan.

Teori yang akan dipaparkan dalam penelitian ini meliputi (1) Hakikat Novel (2)

Psikologi Sastra, (3) Kepribadian, dan (4) Teori Kepribadian Menurut Sigmund

Freud.

1. Hahikat Novel

Novel merupakan bentuk karya sastra yang biasa disebut fiksi. Sebutan

novel dalam Bahasa inggris (novel) yang kemudian masuk ke Indonesia berasal

dari Bahasa itali novella. Secara harfiah novella sebuah barang baru kecil dan

kemudian diartikan sebagai erita pendek dalam bentuk prosa, abrams.(Dr. Burhan

Nurgiantoro, 1998)

Novel menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam

interaksinya dengan lingkungan, diri sendiri, serta dengan Tuhan. Novel

merupakan hasil dialog, kontemplasi dan reaksi pengarang terhadap lingkungan

dan kehidupannya.

Fungsi novel pada dasarnya untuk menghibur para pembaca. Novel pada

hakikatnya adalah cerita dan karenanya terkandung juga di dalamnya tujuan

memberikan hiburan kepada pembaca. Sebagaimana yang dikatakan Wellek dan


Warren (Dr. Burhan Nurgiantoro, 1998) membaca sebuah karya fiksi adalah

menikmati cerita, menghibur diri untuk memperoleh kepuasan batin.

Novel sebagai karya fiksi dibangun oleh unsur-unsur pembangun yaitu

unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang

membangun dari dalam karya sastra itu sendiri dan turut serta membangun cerita.

Kepaduan berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel terwujud.

Unsur intrinsik novel misalnyatema,plot, tokoh dan penokohan.

2. Psikologi Sastra

Karya sastra dapat ditelaah melalui pendekatan psikologi. Pada dasarnya

psikologi sastra dibangun atas dasar asumsi-asumsi genesis dalam kaitannya

dengan asal-usul karya. Artinya psikologi sastra dianalisis dalam kaitannya

dengan psike dengan aspek-aspek kejiwaan pengarang. Karya sastra, baik novel,

drama, dan puisi, sarat dengan unsur-unsur psikologi sebagai manifestasi:

kejiwaan pengarang, para tokoh fiksional dalam kisahan, dan pembaca (Minderop

2013:52-53).(Setyorini, 2017)

Kedekatan antara karya sastra dan psikologi dapat dicermati melalui, misalnya

karya-karya sastra yang merupakan ungkapan pemuasan motif konflik desakan

keinginan dan nafsu yang ditampilkan para tokoh untuk mencari kepuasan

imajinatif yang dibarengi dengan upaya menyembunyikan dan menekan perasaan

dengan menggunakan “cadar” atau “penyamar” dari lubuk hati yang paling dalam

(Keble dalam Abrams 1957: 57).(Setyorini, 2017)


Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa psikologi sastra

adalah salah satu pendekatan untuk menelaah sebuah karya yang di dalamnya ada

kaitannya dengan kejiwaan pengarang. Karya sastra menampilkan watak para

tokoh, walau pun imajinatif tetapi karya sastra dapat menampilkan berbagai

problem psikologis.

3. Kepribadian

Kepribadian adalah pola sifat dan karakteristik tertentu yang relatif permanen

dan memberikan baik konsistensi mau pun individualitas pada perilaku seseorang.

Sifat (trait) merupakan faktor penyebab adanya perbedaan antar individual dalam

perilaku konsistensi perilaku dari waktu ke waktu dan stabilitas perilaku dalam

berbagai situasi.

Menurut Santrock (S, Novia Nurkamila. P, 2021) kepribadian adalah

pembawaan yang mencakup dalam pikiran, perasaan, dan tingkah laku merupakan

karakteristik seseorang yang menampilkan cara ia beradaptasi dan berkompromi

dalam kehidupan.

Pakar lain menyatakan, kepribadian menurut psikologi bisa mengacu pada

pola karakteristik perilaku dan pola pikir yang menentukan penilaian seseorang

terhadap lingkungan. Kepribadian dibentuk oleh potensi sejak lahir yang

dimodifikasi oleh pengalaman budaya dan pengalaman unik yang mempengaruhi

seseorang sebagai individu (S, Novia Nurkamila. P, 2021)

Dari beberapa pengertian kepribadian menurut para ahli, dapat disimpulkan

bahwa kepribadian adalah karakteristik seseorang yang dibawa sejak lahir dan
dapat berkembang sesuai dengan pengalaman. Karakteristik pada setiap individu

berbeda-beda dan dapat dilihat dari cara seseorang beradaptasi dalam kehidupan.

4. Teori Kepribadian Sigmund Freud

Sigmund Freud melihat kepribadian seseorang dari tiga komponen yang saling

berkaitan erat. Tiga komponen tersebut berupa id, ego, dan superego. Id, ego, dan

superego adalah tiga unsur dalam kepribadian manusia yang selalu ada dan saling

bekerja sama. Namun ketika seseorang menghadapi persoalan atau pilihan maka

salah satu dari ketiga unsur tersebut akan ada yang mendominasi dalam

memutuskan atau menyelesaikan setiap persoalan. Berikut ketiga unsur tersebut.

1. Id

Id adalah unsur kepribadian yang sudah ada sejak manusia lahir. Id disebut

sebagai prinsip kesenangan karena satu-satunya fungsi id adalah untuk

memperoleh kepuasan. Sigmund Freud menjelaskan bahwa id tidak punya

kontak langsung dengan kenyataan sehingga id tidak akan berubah seiring

perjalanan waktu atau akibat pengalaman. Oleh karena itu id sifatnya tidak

realistis dan tidak logis. Id hanya mencari kepuasan, id mampu memuaskan

pikiran-pikiran yang saling bertentangan satu dengan lainnya. Id adalah

sesuatu yang amoral, bukan immoral atau melanggar moral. Seluruh energi id

dicurahkan demi satu tujuan semata yaitu mencari kesenangan tanpa peduli

apakah kesenangan tersebut sesuai atau tidak untuk ditampilkan.

Sebagai wilayah bagi dorongan-dorongan dasar, id beroperasi berdasarkan

proses pertama. Id bertahan dengan cara bergantung pada pengembangan


proses sekunder yang membuatnya dapat berhubungan dengan dunia luar.

Fungsi proses sekunder ini dijalankan oleh ego (Freud dalam Feist 2010: 32).

(dr dede rahmat hidayat m.psi, 2011)

2. Ego

Ego adalah satu-satunya wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan

realita. Sebagai satu-satunya wilayah dari pikiran yang berhubungan dengan

dunia luar, ego dikendalikan oleh prinsip kenyataan dan mengambil peran

eksekutif atau pengambil keputusan dari kepribadian. Akan tetapi, oleh karena

ego sebagian bersifat sadar, sebagian bersifat bawah sadar, dan sebagian lagi

tidak sadar, maka ego bisa membuat keputusan di ketiga tingkat tersebut.

Ketika seseorang dapat mengidentifikasikan diri dan mulai belajar mengenai

apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan, itu menjadi asal-usul

adanya superego (Freud dalam Feist 2010: 33).

3. Superego

Menurut Freud, superego mewakili aspek-aspek moral dan ideal dari

kepribadian serta dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralistis dan idealis yang

berbeda dengan prinsip kesenangan id dan prinsip realistis dari ego. Superego

memiliki dua subsistem yaitu suara hati dan ego ideal. Suara hati lahir dari

pengalaman-pengalaman mendapatkan hukuman atas perilaku yang tidak

pantas dan mengajarkan tentang hal-hal yang sebaiknya dilakukan dan tidak

dilakukan, sedangkan ego ideal berkembang dari pengalaman mendapatkan

imbalan atas perilaku yang tepat dan mengarahkan pad hal-hal yang sebaiknya
dilakukan. Superego berperan dalam mengendalikan dorongan-dorongan

seksual dan agresif melalui proses represi. Superego mengawasi dengan ketat

serta menilai tindakan dan niat dari ego.

Tiga wilayah pikiran tersebut tidak dipisahkan secara tegas dan dibagi oleh

sekat yang jelas. Ketiga komponen tersebut berkembang secara bervariasi

pada setiap individu yang berbeda. Bagi sebagian orang, superego

berkembang setelah masa kanak-kanak. Bagi sebagian yang lain, superego

mendominasi kepribadian lewat rasa bersalah dan perasaan inferior,

sedangkan bagi yang lainnya ego dan superego mendominasi kepribadian

seseorang secara bergantian (Freud dalam Feist 2010: 34).

B. Penelitian Relevan

Kepribadian tokoh sebelumnya sudah pernah diteliti oleh pertama, novia

Nurkamila dkk, pada tahun 2021 dengan judul analisis kepribadian tokoh utama

dalam novel Gemaya karya Risma Ridha Anissa. Hasil dan pembahasannya

terdapat struktur kepribadian tokoh utama Gemaya Gembulan dengan

menggunakan teori sigmud sreud (1) id, salah satu peran id untuk memenuhi

kebutuhan makan , seperti rasa lapar, id merupakan perilaku naruliah menguasai

keinginan tokoh utama. (2) ego, ego memainkan peran dengan menunjukan

perilaku tokoh mempertimbangkan keinginan id yang ingin makan.

Kedua, ririn setyorini, pada tahun 2017 dengan judul analisis kepribadian

tokoh utama marni kajian psikolinguistik sigmud freud dalam novel entrok karya

okky madasari.hasil dan pembahasannyasebagai berikut ditemukan adanya aspek


kepribadian tokoh berdasarkan teori sigmud freud yaitu aspek id, ego dan super

ego dalam tokoh utama marni dalam novel entrok katya okky madasari.

Ketiga, Suprapto, dkk (2014) melakukan penelitian dengan judul ”Kajian

Psikologi Sastra dan Nilai Karakter Novel 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori”.

Penelitian tersebut merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang membahas

tentang konflik batin yang dialami tokoh berdasarkan teori kepribadian

psikoanalisis Sigmund Freud. Tokoh dalam novel 9 dari Nadira Karya Leila S.

Chudori dipengaruhi oleh tiga sistem kepribadian yaitu id, ego, dan superego.

Selain itu, penelitian tersebut juga membahas mengenai 16 nilai karakter yang ada

dalam novel 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori yaitu religius, jujur, toleransi,

disiplin, kerja keras, kreatif, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air,

menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca,

peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Hasil penelitian tersebut

juga menyimpulkan bahwa novel 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori dapat

dijadikan bahan ajar dalam pembelajaran sastra. Penelitian tersebut hampir sama

dengan penelitian ini yaitu menganalisis konflik yang dialami tokoh berdasarkan

teori Sigmund Freud. Perbedaannya ada pada objek kajian. Selain itu, penelitian

tersebut mengungkap nilai karakter, sedangkan penelitian ini mendeskripsikan

kepribadian tokoh utama.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Hikma (2015) berjudul “Aspek

Psikologis Tokoh Utama dalam Novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara

(Kajian Psikologi Humanistik Abraham Maslow)”. Penelitian tersebut

menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan psikologi sastra


berdasarkan teori kebutuhan menurut Abraham Maslow untuk menganalisis tokoh

utama. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu mendeskripsikan aspek psikologi

tokoh utama dalam novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara berdasarkan

kajian psikologi humanistik Abraham Maslow. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa Dahlan digambarkan sebagai pribadi yang dewasa, kuat,

mandiri, berwawasan terbuka, dan tidak mudah menyerah. Sikap tersebut dapat

dijadikan contoh untuk mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter, sehingga

penelitian tersebut relevan terhadap pembelajaran sastra di sekolah.

Terdapat persamaan antara penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu

sama-sama meneliti aspek psikologis tokoh utama. Selain persamaan, ada juga

perbedaannya yaitu pada objek penelitian dan teori yang digunakan. Penelitian

tersebut menggunakan kajian psikologi humanistik Abraham Maslow, sedangkan

penelitian ini menggunakan teori kepribadian menurut Sigmund Freud.

C. Kerangka konseptual

Kerangka berpikir merupakan gambaran dalam menyusun suatu hipotesis.

Menggambarkan keterkaitan antara variabel yang dikaji dengan variabel yang

lainnya. Penelitian ini mengkaji novel Origami Hati karya Boy Candra. Peneliti

menganalisis kepribadian tokoh utama dalam novel tersebut. Untuk menganalisis

kepribadian tokoh, peneliti menggunakan pendekatan psikologi menurut teori

psikoanalisis Sigmund Freud.


Origami hati
karya boy candra

Kepribadian
Psikologi sastra
tokoh

a. Id
b. Ego
c. Super ego

Kepribadian Tokoh
Utama Dalam
Novel Origami Hati
Karya Boy Candra
Tinjauan: Psikologi
Sigmund Freud
Bagan 1. Kerangka Konseptual

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut moleong (2010:6)

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Secara holistic dan

dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan Bahasa pada suatu konteks

khusus yang alamiah dengan memanfaatkan metode ilmiah.


B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang berisi kutipan-kutipan

data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.

C. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian data adalah suatu hal yang sangat penting oleh karena itu

peneliti akan menjelaskan sumber data yang dimaksud antara lain :

a. Data Primer

Sumber primer adalah adalah sumber data yang pemberian

informasinya berasal dari sumbernya asli atau asal usulnya langsung

untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam penelitian ini yang termasuk

sebagai sumber data primer adalah novel yaitu sebuah buku novel

origami hati karya boy candra.

b. Data Sekunder

Sumber sekunder yaitu data yang digunakan hanya sebagai

penunjang dari data pokok dimana hasil penggunaan sumber-sumber

lain yang tidak langsung sebagai dokumen yang murni untuk

kebutuhan peneliti (Winarto,2004). Sumber sekunder dalam penelitian

ini antara lain jurnal, buku-buku, penulis buku introver serta yang

terkait dengan tema penelitian, artikel yang diperoleh dari media massa

baik media cetak maupun elektronik, dan data dari hasil penelitian

yang terdahulu yang berkaitan dengan tema penelitian, serta sumber-


sumber lain yang mendukung dengan penelitian ini. Dalam penelitian

ini yang termasuk sebagai sumber data sekunder diantaranya yaitu

buku Teori Kepribadian Sigmund Freud buku tersebut menjadi salah

satu pendukung dalam penelitian ini, buku ini ditulis oleh Ferdinand

Zaviera yang diterbitkan oleh Primashopie dari Sleman Yogyakarta.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2018;120) instrument penelitian adalah suatu alat yang

digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Istrumen

merupakan alat yang merujuk kepada sarana pengumpulan data (Siswantoro,

2005:65). Penelitian ini menggunakan novel sebagai instrument pengumpulan

data atau table inventaris data. Istrumen yang digunakan yaitu interpretasi

pada kepribadian yang di butuhkan. Dengan demikian, memudahkan peneliti

untuk menginterpretasikan data tersebut.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data ini adalah dengan

cara teknik baca dan catat. Pada bagian ini peneliti membaca novel “origami hati

karya boy candra secara cermat dan berulang kali. Dengan teknik membaca

tersebut maka peneliti bisa mendapatkan pemahaman dari data yang berkaitan

dengan identifikasi masalah dalam penelitian ini.

F. Teknik Pengabsahan Data


Teknik pemeriksaan keadsahan data digunakan untuk mengecek kebenaran

data yang dihasilkan oleh peneliti sehingga diperoleh data yang valid dan dapat

dipertanggungjawabkan keabsahannya. Teknik pemeriksaan keabsahan yang

digunakan peneliti yaitu triangulasi, perpanjangan, pengamatan dan peningkatan

ketekunan.

1. Triangulasi

Triangulasi yaitu membandingkan data yang diperoleh dari bservasi

dengan table inventaris data.

2. Perpanjangan pengamatan

Maksud perpanjangan pengamatan dalam penelitian ini yaitu peneliti

Kembali membaca dan melakukan pengamatan. Dengan perpanjangn

pengamatan kevalidtan data akan lebih baik.

3. Peningkatan ketekunan

Meningkatkan ketekunan artinya melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data

dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

G. Teknik Penganalisisan Data

Teknik analisi data adalah proses pengumpulan data secara sistematis

untuk mempermudah penelitian dalam memperoleh kesimpulan. Analisis data

menurut miles & Huberman (1992:160 analisis terdiri dari tiga alur kegiatan
yang terjadi secara bersamaan yaitu; reduksi data, penyajian data, penarikan

kesimpulan/verifikasi.

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data

merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data

dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya

dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data peneliti tidak perlu

mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan

dan ditransformasikan dalam aneka macam cara, yakni: melalui seleksi

yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya

dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya. Kadangkala dapat juga

mengubah data ke dalam angka-angka atau peringkatperingkat, tetapi

tindakan ini tidak selalu bijaksana.

2. Penyajian Data

Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa

penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama


bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik,

grafik, jaringan dan bagan.

Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang

sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar

ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang

dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

3. Menarik Kesimpulan

Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah

sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-

kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu

mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran

penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada

catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan

menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di

antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif

atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan

dalam seperangkat data yang lain.


DAFTAR PUSTAKA

Dr. Burhan Nurgiantoro, Mp. (1998). buku pengkajian fiksi.


Dr dede rahmat hidayat m.psi. (2011). teori dan aplikasi psikologi kepribadian
dalam konseling.
S, Novia Nurkamila. P, W. D. (2021). Analisis Kepribadian Tokoh Utama dalam
Novel GemayaKarya Risma Ridha Anissa (Tinjauan Psikologi Sastra).
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Https://Jurnal.Unibrah.Ac.Id/Index.Php/JIWP, 7(1), 4.
https://doi.org/10.5281/zenodo.5813549
Setyorini, R. (2017). Analisis Kepribadian Tokoh Marni Kajian Psikologi
Sigmund Freud Dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari. Kajian
Linguistik Dan Sastra, 2(1), 12. https://doi.org/10.23917/kls.v2i1.5348
Dr. Burhan Nurgiantoro, Mp. (1998). buku pengkajian fiksi.

dr dede rahmat hidayat m.psi. (2011). teori dan aplikasi psikologi kepribadian
dalam konseling.
S, Novia Nurkamila. P, W. D. (2021). Analisis Kepribadian Tokoh Utama dalam
Novel GemayaKarya Risma Ridha Anissa (Tinjauan Psikologi Sastra).
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Https://Jurnal.Unibrah.Ac.Id/Index.Php/JIWP, 7(1), 4.
https://doi.org/10.5281/zenodo.5813549
Setyorini, R. (2017). Analisis Kepribadian Tokoh Marni Kajian Psikologi
Sigmund Freud Dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari. Kajian
Linguistik Dan Sastra, 2(1), 12. https://doi.org/10.23917/kls.v2i1.5348
Dr. Burhan Nurgiantoro, Mp. (1998). buku pengkajian fiksi.
dr dede rahmat hidayat m.psi. (2011). teori dan aplikasi psikologi kepribadian
dalam konseling.
S, Novia Nurkamila. P, W. D. (2021). Analisis Kepribadian Tokoh Utama dalam
Novel GemayaKarya Risma Ridha Anissa (Tinjauan Psikologi Sastra).
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Https://Jurnal.Unibrah.Ac.Id/Index.Php/JIWP, 7(1), 4.
https://doi.org/10.5281/zenodo.5813549
Setyorini, R. (2017). Analisis Kepribadian Tokoh Marni Kajian Psikologi
Sigmund Freud Dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari. Kajian
Linguistik Dan Sastra, 2(1), 12. https://doi.org/10.23917/kls.v2i1.5348
Austin, J.L. 1962. How to Do Things with Words. New York: Oxford University
Press.

Aminuddin, 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs, Asghar Razavieh, 1989. Pengantar Penelitian
dalam Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional.

Best, Jhon W. 1989. Metodologi Penelitian Pendidikan. Terjemahan Sanafiah


Faisal.

Anissa, Risma Ridha. 2021. Gemaya. Depok: AKAD.

Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian (Edisi 7). Jakarta:
Salemba Humanika.

Minderop, Albertine. 2018. Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori, dan
Contoh Kasus. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Anda mungkin juga menyukai