Anda di halaman 1dari 15

Analisis Perkembangan Kejiwaan

Tokoh Ryan Prianda Putra dalam


Novel This Is Why I Need You
Karya Brian Khrisna
Ryan Yudha Permana : 20210144030

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,


pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk tulisan.
Argumen tersebut diperkuat dengan anggapan Wiyatmi (dalam Nurhuda
2017:104), yakni Karya Sastra merupakan gambaran segala hal yang terjadi di
dunia dan diubah oleh penulis ke dalam Karya Sastra. Saat manusia menikmati
ataupun mengavaluasi Karya Sastra terutama Novel, hal itu juga membuat mereka
sering berinteraksi dengan Tokoh dalam Karya Sastra tersebut.

Tokoh-Tokoh dalam Karya Sastra sangat beragam jumlahnya. Hal itu


tergantung daripada pengarang membuat karyanya. Bahkan Tokoh-Tokoh dalam
Karya Sastra tersebut menampilkan berbagai watak dan perilaku yang terkait
dengan kejiwaan dan pengalaman psikologis atau konflik-konflik sebagaimana
dialami oleh manusia di dalam kehidupan nyata.

Sederhananya, Karya Sastra adalah cerminan dari kehidupan manusia. Hal


tersebut dikarenakan Karya Sastra lahir sebab dorongan dasar manusia untuk
mengungkapkan dirinya, menaruh minat terhadap masalah manusia dan
kemanusiaan, menaruh minat terhadap dunia realita yang berlangsung sepanjang
hari dan sepanjang zaman (Semi, 1993 : 1). Maka dari itu, Karya Sastra juga
disebut sebagai refleksi kehidupan manusia dari sudut pandang pengarang.

Selayak refleksi kehidupan manusia, Karya Sastra terutama Novel


mengandung banyak sekali aspek kehidupan. Salah satu aspek kehidupan tersebut
ialah kondisi psikis atau kondisi kejiwaan Tokoh yang ada pada Karya Sastra
tersebut. Kondisi psikis tersebut dapat dikaji dengan menggunakan Psikologi
Sastra.

Psikologi Sastra merupakan kajian sastra yang bersifat interdisipliner. Berarti,


pemahaman serta pengkajiannya menggunakan berbagai konsep dan kerangka
teori yang ada dalam ilmu psikologi. Penelitian dengan menggunakan kajian
psikologi memiliki peranan penting dalam pemahaman sastra, hal itu karena
adanya beberapa kelebihan seperti; Mengkaji lebih dalam aspek perwatakan; dan
juga dengan pendekatan ini dapat memberi umpan-balik kepada peneliti tentang
masalah perwatakan yang dikembangkan; serta, penelitian semacam ini sangat
membantu untuk menganalisis karya sastra yang kental dengan masalah-masalah
psikologis (Endraswara, 2008:12).

Dengan Motivasi di atas, penulis ingin penelitiannya ini berguna bagi


masyarakat dengan memilih Novel This Is Why I Need You karya Brian Khrisna
sebagai objek penelitiannya. Novel ini dicetak oleh penerbit Mediakita, pada 19
Januari 2019. Memiliki 592 halaman, dengan cover yang sangat simpel dengan
mengikuti perkembangan trend saat itu. Brian Khrisna selaku pengarang sudah
dikenal banyak orang dalam platform tumblr. Maka darinya, Novel This Is Why I
Need You bisa dengan mudah menjadi buku best-seller Gramedia saat kali
pertama diterbitkan.

Novel yang mengisahkan romansa dari Ryan Prianda Putra dengan Lifana
Ladiana, mempunyai segudang permasalahan psikologis yang menarik untuk
dikaji. Karena dalam Novel tersebut terselip berbagai kondisi mental tokoh-
tokohnya yang sangat membingungkan namun sangat beresensi. Tak selalu
tentang kisah percintaan Ryan dengan Lifana, Brian juga memasukkan berbagai
cerita penolakan masyarakat bahkan orang tua Ryan sendiri ke dalam cerita
sehingga pembaca tak akan bosan untuk membaca Novel tersebut. Setting Novel
This Is Why I Need You berada di kota Bandung, dengan setting waktu yang sama
dengan waktu pembuatan Novel ini (2017-2018). Novel yang menggunakan sudut
pandang orang pertama ini sangat memperhatikan mental-mental atau bahkan
perubahan kejiwaan yang ada pada tokoh-tokohnya. Hal itu tercermin pada Ryan
Prianda Putra sebagai Tokoh Utama dalam novel tersebut, ia adalah lelaki besar
dan sangat maskulin namun tak disangka-sangka Ryan Prianda Putra memiliki
kecenderungan menyukai sesama jenis/Gay.

Pada penelitian ini, penulis bermaksud untuk meneliti tentang perkembangan


kondisi jiwa pada Tokoh Utama dari Novel This Is Why I Need You, yakni Ryan
Prianda Putra. Peneliti berusaha meniliti obyeknya dengan landasan Teori dari
Sigmund Freud. Teorinya juga dikenal sebagai Teori Psikoanalisis, dalam hal ini
teori ini berusaha untuk menjelaskan tentang hakikat dan perkembangan
kepribadian manusia. Unsur-unsur yang diutamakan dalam Teori Psikoanalisis
adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini
mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik
dari aspek-aspek psikologis tersebut.

Ilmu Psikologi dan Ilmu Sastra memiliki keterkaitan untuk memperoleh


informasi berkaitan kejiwaan manusia dalam Tokoh Fiksi. Lebih mendalam
daripada itu ialah kondisi kejiwaan yang ada pada tokoh-tokoh Karya Sastra
(Novel).

Tesis dari Nuruddin Maulana Husada tentang Aktualisasi Diri Pada Tokoh
Utama Dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari pada tahun 2017,
menjadi rujukan daripada penulis untuk membuat penelitian ini. Penulis memilih
tesis Nuruddin Maulana Husada untuk rujukannya dikarenakan dalam tesis
tersebut menganalisis tentang aktualisasi diri dalam Tokoh Utama pada Novel
Pasung Jiwa, yang pada akhirnya menggambarkan kondisi kejiwaannya. Selain
hal tersebut, penulis juga melihat penggunaan Teori Psikoanalisis dari Sigmund
Freud secara mendalam. Secara teknis, penelitian dari Tesis Nuruddin Maulana
Husada akan sangat berbeda dengan hasil penelitian penulis ini. Hal tersebut
didasari oleh penelitian Tesis dengan Skripsi, yang jelas-jelas sangat berbeda dari
segi pendalaman materi. Namun dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk
mengupas perkembangan kondisi jiwa yang dialami oleh Ryan Prianda Putra yang
notabene adalah Tokoh Utama dari Novel This Is Why I Need You karya Brian
Khrisna.

Seperti yang telah diketahui, bahwa penelitian ini akan meneliti tentang
perkembangan kejiwaan dari Ryan Prianda Putra. Hal tersebut akan dilandasi
dengan Teori Psikoanalisis yang dikembangkan Sigmund Freud, yang pada hal ini
akan ada pendalaman tentang Id, Ego, serta Super-Ego. Sebagaimana penjelasan
Freud dalam Bertens (2016: 32) struktur kepribadian manusia tersusun melalui Id,
Ego, dan Super-Ego. Id didasarkan pada prinsip kesenangan atau kenyamanan
(pleasure principle). Hal itu berarti, Id menghindari segala bentuk ketegangan
atau ketidak-nyamanan. Lalu, Ego didasarkan pada prinsip realitas (reality
principle). Ego dapat menunda pemuasan diri atau mencari bentuk pemuasan lain
yang lebih sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan (fisik/sosial). Serta,
Super-Ego memiliki prinsip pengendalian diri (self control). Dengan demikian,
Super-Ego menuntut kesempurnaan individu dalam pikiran, perkataan, serta
perbuatan.

Untuk membantu melancarkan penelitiannya, penulis menggunakan


Pendekatan Struktural. Penulis memilih Pendekatan Struktural karena Pendekatan
Struktural bermanfaat dalam memperoleh pemaknaan yang mendalam.
Pendekatan Struktural difokuskan pada struktur intrinsik yang mengacu pada
penjelasan Stanton dan Nurgiyantoro, adapun analisis struktur intrinsik ini
dibatasi pada plot/alur, tokoh dan penokohan, dan latar. Analisis-Analisis terhadap
unsur-unsur tersebut digunakan untuk; Plot/Alur, unsur ini akan membantu
menjelaskan sebab dari perubahan kejiwaan Tokoh; Tokoh, unsur ini diteliti
karena memang yang menjadi obyek penelitian adalah Tokoh Utamanya;
Penokohan, pada unsur ini penulis meneliti kelakuan-kelakuan yang wajar dari
sang Tokoh untuk mengetahui perilaku yang tak wajar darinya; serta Latar, unsur
ini akan membuat pertimbangan mendalam terhadap perubahan yang signifikan
dari perubahan kejiwaan tersebut.

Manfaat secara Teoritis dari penelitian ini tak lain ialah untuk mengkaji lebih
dalam tentang Teori Psikoanalisis dari Sigmund Freud. Sedangkan untuk Manfaat
secara Praktis dari penelitian ini ialah menjelaskan kepada pembaca terhadap
kesehatan jiwa seseorang dan bagaimana cara menyikapi jika saja ada seseorang
yang terjangkit masalah seperti Ryan Prianda Putra.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang sudah tertulis di atas. Masalah-Masalah


yang teridentifikasi adalah, sebagai berikut:

1. Pengaruh lingkungan terhadap kondisi kejiwaan Ryan Prianda Putra.


2. Pola romansa dari seorang Gay dengan orang yang Normal.
3. Dampak penolakan jati diri oleh Orang Tua terhadap Anaknya.
4. Mendeskripsikan perasaan cinta seorang Gay (Gay Affection).
5. Mengetahui bagaimana seseorang bisa menjadi Gay.

C. Pembatasan Masalah

Setelah mengetahui Latar Belakang dari masalah yang diambil penulis. Maka
Pembatasan Masalah oleh penulis untuk penelitiannya perlu dipertimbangkan. Hal
itu diperlukan agar masalah yang akan diteliti tidak meluas. Pembatasan Masalah
yang dimaksud oleh penulis adalah penelitian terhadap Perkembangan Kondisi
Jiwa dari Tokoh Utama dalam Novel This Is Why I Need You.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan Bab-Bab sebelumnya, maka dapat dirumuskan


permasalahannya. Penulis telah merumuskannya sebagai berikut;

1. Apa Pengaruh Lingkungan terhadap Kondisi Kejiwaan Ryan Prianda


Putra?
2. Bagaimana Dampak Penolakan Orang Tua terhadap Jati Diri dari Anak
Mereka Sendiri?
3. Kapan Ryan Prianda Putra menjadi Gay dan Apa Penyebabnya?
4. Bagaimana Perkembangan Kondisi Jiwa Ryan Prianda Putra?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, pada Rumusan Masalah. Maka


penulis dalam penelitian ini, bertujuan untuk;

1. Mengetahui Kondisi Kejiwaan Ryan Prianda Putra setelah ditolak oleh


Lingkungannya.
2. Mendeskripsikan Kondisi Kejiwaan Ryan setelah ditolak oleh Orang
Tuanya sendiri.
3. Mengetahui seluk-beluk Ryan Prianda Putra menjadi seorang Gay.
4. Ketiga Hal di atas akan membantu untuk mengetahui perkembangan
Kondisi Kejiwaan Ryan Prianda Putra.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari Penelitian ini dapat dipisahkan menjadi dua, yakni;

1. Manfaat secara Teoritis


Penelitian ini mengambil andil pada pengkajian yang lebih dalam terhadap
Teori Psikoanalisis yang dikenalkan oleh Sigmund Freud. Serta Penelitian
ini akan bisa menjadi pembanding bagi penelitian-penelitian lain yang ada
dalam lingkup Psikologi Sastra.
2. Manfaat secara Praktis
Penelitian ini juga akan bermanfaat bagi pembaca tentang pemahaman
secara rinci dalam lingkup Psikologi Sastra. Serta dapat memberikan
pemaknaan yang lebih terhadap realita yang diambil dalam Novel This Is
Why I Need You.
G. Batasan Istilah

Batasan Istilah digunakan penulis untuk menyamakan pemahaman pembaca


dengan apa yang dimaksud penulis. Dengan menyamakan pemahaman, maka akan
penulis akan dapat meminimalisir miss-undertanding pembaca. Istilah-istilah yang
dimaksud oleh penulis ialah;

1. Kondisi Jiwa (Psikis)


Keadaan Jiwa dalam diri seseorang saat atau setelah melalui Problematika
Kehidupan. Dalam penelitian ini, Kondisi Jiwa ataupun Psikis adalah hal
yang sama dengan Kesehatan Mental.
2. Gay
Kaum/Seseorang yang diketahui menyukai sesama jenis. Dalam
persempitan makna, Gay diistilahkan kepada Laki-Laki yang menyukai
Laki-Laki.
3. Psikologi Sastra
Cabang Ilmu Kajian Sastra yang melihat Karya Sastra sebagai aktivitas
kejiwaan. Hal itu dikarenakan, Karya sastra sendiri ialah karya cipta yang
berisi permasalahan yang ada di lingkungan sekitar, tak terkecuali kondisi
kejiwaan seseorang.
4. Psikoanalisis
Teori yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan memiliki definisi
sebagai pengkajian terhadap kondisi kejiwaan tokoh.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Psikologi Sastra
Psikologi Sastra ialah Kajian Sastra yang bersifat interdisipliner.
Hal tersebut mengartikan bahwa pemahaman dan pengkajian sastra
menggunakan berbagai konsep dan kerangka teori yang ada dalam
psikologi. Hal ini digunakan untuk mengetahui konflik batin yang
terkandung dalam karya sastra dengan sudut pandang kejiwaan. Menurut
Wellek dan Warren (1990), psikologi sastra memiliki empat kemungkinan
pengertian. Pertama, psikologi sastra sebagai tipe atau pribadi. Kedua,
psikologi sastra dapat sebagai studi proses kreatif. Ketiga, psikologi sastra
sebagai studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan dalam
karya sastra. Dan terakhir, Psikologi Sastra sebagai studi fokus dan
dampak yang terjadi pada pembaca (Wiyatmi, 2011: 28).
Psikologi Sastra memfokuskan kajiannya pada tipe dan hukum-
hukum psikologi yang diterapkan pada Karya Sastra. Untuk melakukan
pengkajiannya, terdapat dua cara. Pertama, melalui pemahaman teori-teori
psikologi, kemudian melakukan analisis terhadap Karya Sastra. Dan
dengan menentukan sebuah Karya Sastra sebagai objek penelitian terlebih
dahulu, kemudian menentukan teori-teori psikologi yang dianggap
relevan. Sehingga, penganalisisan menggunakan cara pertama cenderung
menempatkan karya sastra sebagai gejala sekunder. Artinya, karya sastra
dianggap sebagai gejala yang pasif. Sementara, penganalisisan
menggunakan cara kedua cenderung menempatkan karya sastra sebagai
gejala yang dinamis. Untuk menentukan teori psikologi yang relevan, pada
dasarnya dengan menggunakan kajian penokohan atau dialog tokoh yang
dapat mengungkapkan berbagai problematika yang terkandung dalam
karya sastra (Ratna dalam Wiyatmi, 2011: 43).

2. Psikoanalisis
Teori psikoanalisis merupakan Teori yang dikembangkan oleh
Sigmund Freud pada abad ke-20. Teori ini berusaha untuk menjelaskan
tentang hakikat dan perkembangan kepribadian manusia. Unsur-unsur
yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek
internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang
ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut. Dalam
penelitian ini hubungan antara Novel dan Psikologi adalah Psikologi
Karya Sastra lebih dalam lagi pada unsur Tokoh.
Pemikiran Freud dalam Milner (1992:xiii) menjadikan mimpi,
fantasi, dan mite sebagai bahan dasar dari ketidaksadaran. Dalam sastra,
ketiga unsur tersebut merupakan bagian imajinasi pengarang yang
diketahui melalui media bahasa. Teori Psikoanalisis yang dikembangkan
Sigmund Freud, memperkenalkan tentang Id, Ego, serta Super-Ego.
Sebagaimana penjelasan Freud dalam Bertens (2016: 32) struktur
kepribadian manusia tersusun melalui Id, Ego, dan Super-Ego. Id
didasarkan pada prinsip kesenangan atau kenyamanan (pleasure
principle). Hal itu berarti, Id menghindari segala bentuk ketegangan atau
ketidak-nyamanan. Lalu, Ego didasarkan pada prinsip realitas (reality
principle). Ego dapat menunda pemuasan diri atau mencari bentuk
pemuasan lain yang lebih sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan
(fisik/sosial). Serta, Super-Ego memiliki prinsip pengendalian diri (self
control). Dengan demikian, Super-Ego menuntut kesempurnaan individu
dalam pikiran, perkataan, serta perbuatan.

B. Novel dalam Tinjauan Psikologi Sastra

Novel pada dasarnya merupakan bentuk penceritaan tentang kehidupan


manusia dari perspektif pengarangnya. Teknik pengungkapannya bersifat padat
sehingga antar unsurnya merupakan struktur yang terpadu. Novel terdiri atas
unsur-unsur pembentuk, yaitu Unsur Instrinsik dan Unsur Ekstrinsik.

Unsur Instrinsik adalah unsur struktural formal yang membangun karya sastra
dari dalam. Unsur-unsur tersebut antara lain ialah; tema, penokohan, alur, latar
judul, sudut pandang, gaya dan suasana. Dan Unsur Ekstrinsik ialah unsur-unsur
dari dunia luar Karya Sastra yang berpengaruh. Unsur-unsur itu adalah : ekonomi,
politik, filsafat, dan psikologi (Nurgiyantoro, 2000 : 23-24). Psikologi merupakan
Unsur Ekstrinsik dalam Karya Sastra, namun perannya dalam Karya Sastra
sangatlah penting. Hal tersebut dikarenakan Psikologi dalam Karya Sastra
digunakan untuk menghidupkan karakter para tokoh yang diciptakan oleh
pengarang.

Berdasarkan segi Psikologisnya terdapat kaitan antara penokohan dengan


psikologi, hal itu dikarenakan tokoh dalam cerita novel biasanya ditampilkan
secara lebih lengkap. Misalnya yang berhubungan dengan tingkah laku, sifat dan
kebiasaan. Kejiwaan para tokoh dalam Novel sesungguhnya adalah penggambaran
manusia yang hidup di alam nyata sebagai model didalam penciptaan seorang
pengarang.

Tokoh berperan penting dalam jalannya cerita, dengan adanya tokoh


timbullah suatu peristiwa. Tokoh dipergunakan pengarang untuk menyampaikan
maksud melalui ucapan, tingkah laku / perilaku dari tokoh. Bisa dikatakan bahwa
unsur psikologi sangat berpengaruh terhadap unsur penokohan di dalam sebuah
karya sastra. Dimensi psikologis yaitu mentalitas, norma-norma, moral yang
dipakai, tempramen, perasaan-perasaannya, keinginan pribadi, sikap dan watak,
kecerdasan, keahlian, kecakapan khusus.

Maka hal tersebut menggambarkan bahwa antara Ilmu Psikologi dan Karya
Sastra (Novel) mempunyai hubungan yang fungsional yaitu sama-sama berguna
sebagai sarana mempelajari aspek kejiwaan manusia. Perbedaanya adalah gejala
yang ada dalam Karya Sastra (Novel) adalah gejala-gejala kejiwaan manusia yang
imajiner, sedangkan dalam Ilmu Psikologi adalah manusia riil. Meskipun sifat-
sifat manusia dalam karya sastra novel bersifat imajiner, tetapi dalam
menggambarkan karakter dan jiwanya pengarang menjadikan manusia yang hidup
di alam nyata sebagai model dalam penciptaannya.

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini relevan dengan Tesis dari Nuruddin Maulana Husada tentang
Aktualisasi Diri Pada Tokoh Utama Dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky
Madasari pada tahun 2017. Tesis tersebut menghasilkan penggambaran
kepribadian dalam Tokoh Utama dari Novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari.
Dari uraian tersebut tercermin fungsi Teori Psikoanalisis Sigmund Freud, yakni;
pencarian aktualisasi diri dengan menggunakan struktur kepribadian antara Id,
Ego, dan Super-Ego.

Berdasarkan hal di atas, maka persamaan yang ada pada penelitian ini dengan
Tesis tersebut ialah sama-sama meneliti tentang Psikis pada Tokoh Utama dalam
Karya Sastra dengan Teori Psikoanalisis. Serta yang membedakan ialah Objek
Penelitiannya, yang mana Tesis tersebut meneliti Novel Pasung Jiwa karya Okky
Madasari sedangkan penelitian ini menggunakan Novel This Is Why I Need You
karya Brian Khrisna.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang akan digunakan adalah Penelitian Kualitatif dengan


Pendekatan Deskriptif. Penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang
menghasilkan data berupa kata-kata dari objek yang diamati. Nazir dalam
(Simatupang, 2019:286) menyatakan bahwa penelitian deskriptif mempelajari
masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat yang meliputi
hubungan kegitan, sikap, pandangan, dan proses yang berlangsung dan pengaruh
dari satu fenomena. Selanjutnya, Mahsun (dalam Simatupang, 2019:286)
mengatakan bahwa Pendekatan Deskriptif berfokus pada penunjukkan makna,
deskripsi, penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan
data berbentuk kata-kata. Jenis Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Deskriptif
dipilih penulis karena dengan Jenis Penelitian tersebut, penulis akan mudah untuk
mengidentifikasi, menjelaskan, serta mengumpulkan data dari kondisi-kondisi
psikis Tokoh Utama dalam Novel This Is Why I Need You karya Brian Khrisna.
Jenis Penelitian ini juga tak memerlukan Hipotesis ataupun Variabel Penelitian.
Hal tersebut terjadi dikarenakan data-data yang digunakan dalam Penelitian ini
berupa kata-kata yang merujuk pada suatu Novel. Dalam kata lain, Variabel-
Variabel yang dijadikan Obyek Penelitian ialah kata-kata yang tertullis pada
Novel This Is Why I Need You karya Brian Khrisna.

B. Objek Penelitian
Seperti yang sudah dijelaskan pada Bab sebelumnya. Penelitian ini akan
meneliti Karya Sastra yang mana objek dari penelitiannya ialah kata, kalimat,
serta wacana. Dalam penelitian ini terdapat dua macam Objek, yakni; Objek
Material dan Objek Formal. Menurut Faruk dalam (Pramono, 2022:17), Objek
Material adalah objek yang menjadi lapangan penelitian, sedangkan Objek Formal
adalah objek yang dilihat dari sudut pandang tertentu.

Penelitian ini menggunakan Objek Material berupa Novel This Is Why I Need
You karya Brian Khrisna. Lalu, Objek Formal yang ada dalam Penelitian ini ialah
kata, kalimat, ataupun wacana yang merepresentasikan kondisi kejiwaan dari
Tokoh Utamanya, yakni Ryan Prianda Putra. Namun Objek Formal dalam
penelitian ini akan dilandaskan pada Teori Psikoanalisis Sigmund Freud, yang
mana dalam Teori tersebut terdapat struktur-struktur Kepribadian (Id, Ego, dan
Super-Ego).

C. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini akan menggunakan Teknik Pengumpulan Data yang berupa


Baca dan Catat. Pembacaan dari Objek Material, yakni Novel This Is Why I Need
You. Lalu mencatat Objek Formal yang memenuhi kualifikasi penulis, yakni kata,
kalimat, dan wacana yang merepresentasikan kondisi kejiwaan Tokoh Utamanya.

Data dalam Penelitian ini diperoleh melalui Novel This Is Why I Need You
dengan membaca Novel tersebut secara menyeluruh. Hal tersebut dilakukan
dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah secara umum. Lalu, setelah
mengidentifikasikannya, penulis akan melakukan pembacaan ulang secara cermat.
Hal tersebut dilakukan agar penulis bisa mencatat hal-hal yang berkenaan dengan
maksud Penelitian ini.

D. Instrumen Pengumpulan Data


Berdasarkan Teknik yang telah dijabarkan, maka Penulis akan melakukan
pembacaan secara cermat, terarah dan teliti terhadap Novel This Is Why I Need
You karya Brian Khrisna sesuai dengan data yang dibutuhkan. Sehingga,
Penelitian ini menggunakan instrumen Human-Instrument. Kemudian untuk
memudahkan Penulis untuk melakukan Penelitian, dibutuhkan Instrumen
Pengumpulan Data berupa Kartu Pengumpulan Data sebagai berikut;

No Kategori Bentuk Data Faktor yang Dampak


Aktualisasi Diri Mempengaruh yang
i Diperoleh
1 Perlawanan Id
Tokoh terhadap Ego
Masyarakat Super-Ego
2 Hubungan Id
Pertemanan Ego
Tokoh Super-Ego
3 Hubungan Id
Romansa Ego
(Normal) Super-Ego

E. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data dalam Penelitian ini, menggunakan Analisis Wacana


Kualitatif Interpretif. Teknik tersebut dibagi menjadi lima tahapan, yakni: (1)
Baca, (2) Catat, (3) Kategorisasi, (4) Tabulasi, serta (5) Inferensi. Pertama, Tahap
Baca yang dimaksud ialah melakukan pembacaan terhadap objek yang diteliti
secara cermat. Kedua, Tahap Catat ialah melakukan pencatatan terhadap objek
yang berupa kata, frasa, kalimat, paragraf atau wacana yang relevan dengan
masalah Penelitian. Ketiga, Tahap Kategorisasi yaitu mengelompokan data
berdasarkan kategori masalah yang telah ditetapkan. Keempat, Tahap Tabulasi
berarti membuat rangkuman keseluruhan data dalam bentuk tabel. Terakhir,
Tahap Inferensi ialah teknik yang menginterpretasikan dan menyimpulkan hasil
penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian.

Dalam sebuah penelitian diperlukan uji Validitas dan Reliabilitas demi


menjaga keabsahan dari hasil penelitian tersebut. Penelitian ini menggunakan uji
Validitas Semantis. Validitas Semantis sendiri ialah sebuah cara guna mengukur
tingkat kesensitifan suatu teknik terhadap makna-makna simbolik yang relevan
dengan konteks tertentu. Menurut Zuchdi (1993: 75), jika makna semantik
berhubungan dengan sumber pesan, penerima pesan atau konteks lain dari data
yang diteliti, maka validitas semantis yang dicapai menjadi tinggi. Penelitian ini
menggunakan uji reliabilitas intra-rater yang merupakan pembacaan berulang-
ulang obyek penelitian yaitu Novel This Is Why I Need You karya Brian Khrisna.
Bahkan Penelitian ini juga akan menggunakan uji reliabilitas inter-rater, yakni
mendiskusikan hasil dengan teman Peneliti yang juga meneliti tentang Psikologi
Sastra.

Anda mungkin juga menyukai