Anda di halaman 1dari 14

KAJIAN PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IVANNA

VAN DIJK KARYA RISA SARASWATI

Tia Afriyanti a*, Rerin Maulinda b


Universitas Pamulang. Jl Raya Pupitek Buaran No 46 Serpong, Kota Tangerang Selatan,
Indonesia
a tiaafriyanti04@gmail.com; b dosen00445@unpam.ac.id

Abstrak: Novel Ivanna Van Dijk karya Risa Sarawati menceritakan tentang seorang anak Natherland
yang membalas dendam karena kelurganya di bunuh oleh bangsanya sendiri pada masa Hindia Belanda.
Alasan peneliti memilih novel Risa Saraswati yang berjudul Ivanna Van Dijk sebagai topik penelitian
karena novel ini sangat cocok untuk diteliti menggunakan psikologi sastra arketipe dari Jung. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan pendekatan psikologi sastra, pendekatan psikologi sastra digunakan
untuk menelaah karya sastra yang menekankan segi-segi kejiwaan seseorang. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori arketipe dari Jung. Data yang diambil
dalam penelitian ini adalah berupa kutipan- kutipan kalimat, paragraf, atau dialog dari sebagian isi cerita
dalam novel yang mengandung aspek-aspek dari persona, shadaw, dan self, sedangkan sumber data
primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul Ivanna Van Dijk karya Risa
Saraswati. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode studi
pustaka. teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif yang berupa tahap pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil yang didapat pada penelitian ini
berupa persona yang dimiliki oleh tokoh Ivanna yang berusaha kuat dalam menghadapi permasalahan
dalam hidupnya. Selain itu hasil yang didapat pada shedaw yang dimiliki oleh tokoh Ivanna yang
mengeluarkan sisi gelapnya berupa amarah dan dendam karna kelurganya yang dianggap aneh dan
dibunuh oleh bangsanya sendiri. Serta terdapat self yang dimiliki oleh tokoh Ivanna yang yakin akan
dirinya sendiri.
Kata Kunci: Psikologi Sastra, Tokoh, Novel

Abstract: The novel Ivanna Van Dijk by Risa Sarawati tells of a Natherland child who takes revenge
because his family was killed by his own people during the Dutch East Indies era. The reason the
researcher chose Risa Saraswati's novel entitled Ivanna Van Dijk as the research topic is because this
novel is very suitable for research using Jung's archetypal literary psychology. In this study the authors
used a literary psychology approach, a literary psychological approach was used to examine literary
works that emphasize the psychological aspects of a person. The research method used in this study uses
a qualitative approach with descriptive research characteristics. The theory used in this study uses the
archetypal theory of Jung. The data taken in this study are in the form of excerpts from sentences,
paragraphs, or dialogues from some of the contents of the story in the novel which contain aspects of
persona, shadaw, and self, while the primary data source used in this study is a novel entitled Ivanna
Van Dijk by Risa Saraswati. The data collection technique used in this study used the literature study
method. While the data analysis technique uses an interactive analysis model in the form of data
collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results obtained in this
study are in the form of persona owned by the character Ivanna who is trying to be strong in dealing
with problems in her life. Besides that, the results obtained from the shedaw show that there are owned
by the character Ivanna, who brings out her dark side in the form of anger and revenge because her
family is considered strange and killed by her own people. And there are self owned by the character
Ivanna who is sure of herself.

Keywords: Literary Psychology, Main Character, Novel.

1
PENDAHULUAN
Sebagai makhluk berakal, manusia sangat haus akan pengetahuan. Rasa ingin
tahu manusia sudah terlihat sejak masa kanak-kanak dan berkembang secara dinamis
sesuai dengan tahapan perkembangan mental manusia. Rasa haus seseorang akan
ilmu terpuaskan ketika ia telah menguasai ilmu tentang masalah dan keinginan untuk
mengetahui lebih banyak. Jadi dapat dikatakan bahwa orang tidak pernah mencapai
kepuasan mutlak dalam menerima kenyataan. (Rahmat, 2009:98)
Mimpi adalah sesuatu yang tidak akan pernah hilang dari kehidupan
seseorang. dan orang-orang dalam bentuk kecil (anak-anak) dan orang dewasa,
pejabat atau orang biasa semuanya pernah melihat mimpi. Karena mimpi tidak
terlepas dari kehidupan manusia, maka ia mempunyai pengaruh besar dalam
kehidupan ini. Ada pengaruh positif namun juga tidak sedikit pengaruh negatifnya.
Umat manusia sejak berabad-abad yang lampau telah memberi arti penting pada
mimpi dan menganggapnya sebagai nilai praktis. Artinya mereka menjadikan mimpi
sebagai alat meramalkan masa depan dan mencari isyarat atau pertanda dalam mimpi.
Sigmund Freud dalam Nur Muhammad (2004:179)
Manusia yang memiliki derajat istimewa, memiliki budi bahasa, watak, dan
daya juang kejiwaan berekspresi. Namun, manusia tidak sendirian di dunia harus
hidup berdampingan dengan orang lain.
Mereka memiliki kepekaan emosi yang sangat tinggi, sehingga bisa
mendapatkan mood batin orang lain. Tanda-tanda kejiwaan yang dapat dilihat
pengarang dari orang lain kemudian diolah dalam pikirannya, dihubungkan dengan
kejiwaannya sendiri, kemudian dikumpulkan dalam pengetahuan baru dan disimpan
dalam pikirannya. Endraswara, dalam (Hidayati et al., 2021:04)
Pada dasarnya manusia terdiri dari raga dan jiwa. Mengingat “Psikologi
Sastra” mempelajari fenomena mental, penulis selalu menemukan ide-ide baru dalam
menciptakan karya sastra. Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap karya
sastra, dan karakter selalu membentuk karya sastra tersebut dari awal hingga akhir
cerita. Carl Gustav Jung merupakan salah satu pakar psikoanalisis yang membahas
mengenai kepribadian. Menurut Jung, kepribadian tersimpan dalam wilayah
kesadaran dan ketidaksadaran, kepribadian yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh
pengalaman.
2
Menurut Carl Jung, komponen-komponen kepribadian manusia terdiri atas
ego, bawah-sadar pribadi, dan bawah-sadar kolektif. Ego merupakan bagian kejiwaan
seseorang yang berisi kesadaran. Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-
persepsi, ingatan-ingatan, pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan sadar. Ego
melahirkan perasaan identitas dan kontinuitas seseorang dan dari segi pandangan
sang pribadi ego dipandang berada pada kesadaran. Hall & Lindzey, dalam Erlina et
al., (2016:206)
Mempelajari psikologi berarti mengenal orang. Pengetahuan berarti
memahami, menggambarkan dan menggambarkan perilaku manusia dan aspek-
aspeknya. Psikologi lebih berfokus pada keadaan pikiran manusia dalam hal perilaku.
Tingkah laku kejiwaan manusia dapat dipelajari dengan menggunakan psikologi
kepribadian. Kepribadian merupakan bagian dari jiwa yang membangun keberadaan
manusia menjadi satu keseluruhan pemikiran, perasaan, tingkah laku, kesadaran dan
ketidaksadaran. Dalam cerita fiksi setiap tokoh digambarkan dengan cara yang
berbeda-beda dengan memunculkan kepribadian yang berbeda-beda juga, ada yang
digambarkan dengan peristiwa psikis yang disadari (alam sadar) dan ada juga
peristiwa psikis yang tidak disadari (alam tak sadar). Suryabrata, dalam Kusuma,
(2012:02)
Menurut Kartono dalam Siwulani & Psikologi (2022:80) mengatakan bahwa
psikologi adalah ilmu yang membahas mengenai tingkah laku serta kehidupan jiwa
manusia. Psikologi memperhatikan dan meneliti kehidupan manusia melalui gerak-
gerik tingkah laku dari individu tersebut melalui kesehariannya. Psikologi adalah ilmu
pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap
organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan
perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang meng ubah
lingkungan. Latipah dalam Siwulani & Psikologi (2022:80)
Psikologi sastra dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari karya sastra
berdasarkan aspek-aspek kejiwaan yang terkandung di dalamnya. Artinya, psikologi
sastra menitikberatkan pada masalah-masalah dan psikologi yang terdapat dalam
karya sastra yang menghubungkan kajian psikologi. Pada novel tidak jarang terdapat
konflik-konflik yang terjadi, konflik tersebut dapat berupa konflik internal (manusia
dengan dirinya sendiri), konflik eksternal (manusia dengan manusia lainnya) dan
konflik manusia dan alam. Konflik batin atau konflik int ernal merupakan konflik
3
yang terjadi pada diri seorang individu yang pada dasarnya mengganggu kejiwaan
manusia. Di dalam novel biasanya seorang tokoh digambarkan dengan suasana hati
dan fikirannya yang bertentangan sehingga memicu ketenangan jiwa tokoh tersebut
(Siwulani & Psikologi, 2022:80)
Ivana Vann Djik karya Risa Saraswati merupakan novel yang sangat menarik
terutama pelukisan tempat dan peristiwa yang fungsional. Ivana dalam novel Ivana
Vann Dijk ini tokoh utama yang dibahasa pada novel ini . Ivana memiliki kisah hidup
yang tragis dimana saat menghabisi masa hidupnya ia hanya tinggal seorang diri di
Hindia Belanda karena seluruh keluarganya tewas mengenaskan. Keluarga Van Dijk
memang di cap sebagai penghianat oleh orang-orang Netherland karena menggemari
budaya Indonesia.
Hal-hal yang menjadi pertimbangan penulis mengangkat novel ini sebagai
bahan kajian penelitian adalah sebagai berikut pertama, novel ini mengungkapkan
tokoh utamanya secara jelas. Kedua, novel Ivana Vann Dijk karya Risa Saraswati
merupakan novel yang sangat cocok penggunakan teori arketipe Carl Gustav Jung
karena pada novel ini menceritkan bagaimana kejamnya bangsa Natherland terhadap
satu keluarga yang menyukai adat kehidupan bangsa pribumi.
Dengan melihat permasalahan yang dialami tokoh Ivana dalam novel ini, maka
penulis ingin mengkaji novel tersebut dengan menggunakan teori Arketipe Carl
Gustav Jung. Arketipe sendiri mempunyai arti sebagai suatu endapan masa lampau
yang digunakan manusia dalam setiap pengalaman hidup sehari-harinya, dan
pengalaman itu telah dipengaruhi oleh bentuk kebuda yaan dan kehidupan nenek
moyang pada masa lampau, dan semua itu berlangsung dalam alam tak sadar. Tiga
arketipe penting yang menjadi bahan penelitian dalam skripsi ini adalah Topeng,
Shadow, dan Self.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Topeng pada
tokoh utama novel Ivana Vann Dijk karya Risa Saraswati?, bagaimana Shadow pada
tokoh utama novel Ivana Vann Dijk karya Risa Saraswati?, bagaimana Self pada tokoh
utama novel Ivana Vann Dijk karya Risa Saraswati?
Dengan demikian, penelitian berjudul kajian Psikologi Tokoh Utama Dalam
Novel Ivanna Van Dijk karya Risa Saraswati ini bertujuan untuk Mendeskripsikan
Topeng pada tokoh utama novel Ivana Vann Dijk karya Risa Saraswati,
4
Mendeskripsikan Shadow pada tokoh utama novel Ivana Vann Dijk karya Risa
Saraswati, Mendeskripsikan Self pada tokoh utama novel Ivana Vann Dijk karya Risa
Saraswati.
Peneliti menggunakan teori Carl Gustav Jung yaitu Arketipe yang terdiri dari:
1. Topeng (Persona)
Stein (2019:143) Mengatakan pada dasarnya, pesona, merupakan kulit
psikis di antara ego dan dunia, tidak hanya merupakan produk interaksi
dengan objek, tetapi juga dengan proyeksi-proyeksi seseorang terhadap objek
tersebut. Kita beradaptasi dengan apa yang kita yakini dengan orang lain dan
apa yang kita kira mereka inginkan.
Persona adalah sisi kepriadian seseorang yang ditunjukkan kepada
dunia. Jung percaya bahwa setiap manusia terlibat dalam peranan tertentu
yang dituntut oleh dunia sosial. Misalnya seorang politikus diharapkan
menampilkan muka penuh keyakinan untuk memenangkan suara masyarakat
dan aktor dituntut untuk memamerkan gaya hidupnya sesuai dengan
keinginan publik.
Schustack (2006:131) Mengatakan persona memperlihatkan sisi yang kita
tampilkan pada orang lain, yang dapat diterima oleh lingkungan sosial.
Walaupun tiap persona, jika dilihat dari luar, bersifat idiosinkratik, arketipe ini
juga merupakan gambaran ideal mengenai bagaimana seseorang dilihat oleh
orang lain, yang dimodifikasi oleh usaha unik oleh masing-masing indivdu
untuk mencapai tujuannya.
2. Bayang-Bayang (Shadow)
Ahmadi (2019:117) Mengatakan Jung menunjukkan bahwa archetype
tentang shadow adalah archetype yang merupakan elemen yang bersifat negatif
yang terdapat dalam alam ketidaksadaran kolektif. Shadow sebagai archetype
pada akhirnya merupakan elemen yang merugikan bagi manusia sebab
archetype tersebut merupakan bayang-bayang kegelapan.
Fatwikiningsih (2023:50) Mengatakan bayang-bayang adalah “segi lain’
atau “bagian gelap” dari kepribadian, kekurangan yang tak disadari. Bayang-
bayang yang terbentuk dari fungsi inferior serta sikap jiwa inferior, yang karena
pertimbangan moral dimasukan kedalam ketidaksadaran, karena tidak serasi
dengan kehidupan alam sadar. Bayang-bayang merupakan pusat
5
ketidaksadaran, baik ketidaksadaran pribadi maupun ketidaksadaran kolektif.
Stein (2019:129) Mengatakan bayang-bayang tidak dialami secara langsung oleh
ego. Lantaran bersifat tidak disadari, ia diproyeksikan kepada orang lain.
Ketika kita jengkel luar biasa terhadap seseorang yang egois, misalnya, reaksi
kita kemungkinan merupakan sinyal bahwa ada elemen bayang-bayang yang
diproyeksikan. Tentu saja, orang satunya pun harus memperlihatkan ‘kait’
sehingga proyeksi bayang-bayang itu dapat menambat, karena selalu ada
campuran antara persepsi dan proyeksi dalam reaksi emosional yang kuat
seperti itu.
3. Anima-Animus
Fatwikiningsih (2023:51) Mengatakan animus bagi perempuan dan
anima bagi laki-laki, yaitu sifat-sifat atau kualitas-kualitas jenis kelamin lain
yang ada dalam ketidaksadaran manusia. Tiap-tiap manusia bersifat biseksual,
jadi tiap-tiap manusia mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada jenis kelamin
lawannya; pada laki-laki ketidaksadarannya adalah betina (anima) dan pada
perempuan ketidaksadarannya jantan (animus). Anima dan animus ada dalam
hubungan yang langsung dengan persona. Persona menyesuaikan diri keluar,
sedangkan anima-animus menyesuaikan diri ke dalam, jadi persona adalah
perantara antara aku dan dunia luar, sedangkan anima-animus adalah fungsi
perantara antara aku dan dunia dalam.
Stein (2019:157) Mengatakan Anima/ us meruapakan sikap yang
mengatur relasi seseorang terhadap dunia internal dibawah sadar imajinasi,
kesan-kesan subjektif, gagasan, emosi, dan suasana hati.
4. Diri (Self )
Stein (2019:182) Mengatakan penggunaan kata “diri” (Self) dalam bahasa
inggris sehari-hari membuat kita sulit mengapresiasi apa yang hendak
disampaikan oleh Jung dalam teorinya. Dalam bahasa keseharian, ego adalah
diri. Ketika kita mengatakan bahwa seseorang mementingkan diri-sendiri,
maka yang kita maksud adalah bahwa dia egois atau narsistik. Namun, dalam
kosakata Jungian, diri memiliki makna yang berlainan. Mengatakan bahwa
seseorang “self-contered” berarti mengatakan bahwa ia justru tidak egois dan
narsistik, melainkan memiliki sudut pandang yang luas, filosofis, tidak reaktif
secara personal, dan tidak mudah tergoyahkan. Ketika ego terhubung dengan
6
baik kepada Diri, seseorang terhubung dengan pusat transedensi, dan justru
tidak terbenam secara narsistik dalam tujuan-tujuan sempit secara keuntungan
jangka pendek. Pada orang tersebut terdapat sisi yang bebes-ego, seolah-olah
mereka dapat berkonsultasi kepada realitas yang lebih luas dan lebih dalam
dibandingkan pertimbangan-pertimbangan personal ego-kesadaran yanf
sifatnya praktis dan rasional.
Stein (2019:191) Mengatakan pengaruh diri terhadap psike secara
keseluruhan dicerminkan oleh pengaruh ego terhadap kesadaran. Sebagaimana
diri ego pun memiliki fungsi pemusatan, pengaturan, dan penyatuan, dan
tujuannya adalah menyeimbangkan dan mengintegrasikan fungsi-fungsi sejauh
yang dimungkinkan, mengingat keberadaan kompleks-kompleks dan
mekasisme pertahanan jiwa.
METODE
Penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Salim & Syahrum (2012:41) Mengatakan, mengacu kepada
Strauss dan Corbin (1990) penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang
prosedur penemuan yang dilakukan tidak menggunakan prosedur statistik atau
kuantifikasi. Dalam hal ini penelitian adalah penelitian tentang kehidupan seseorang,
cerita, perilaku, dan juga tentang fungsi organisasi, gerakan sosial atau hubungan
timbal balik. Dalam penelitian ini, peneliti harus mendeskripsikan fakta-fakta yang
terdapat di dalam novel Ivana Vann Dijk karya Risa Saraswati kemudian baru dapat
dianalisis dengan kajian Arketipe Carl Gustav Jung.
Data penelitian, sebagai data formal adalah kata-kata, kalimat, wacana. Ratna,
dalam Windari (2019:40). Data yang dikumpulkan dalam analisis deskriptif berupa
kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya
penerapan metode kualitatif. Moleong, dalam Windari (2019:40). Wujud data dalam
penelitian ini berupa kata, dialog, ungkapa n yang dapat menggambarkan struktur
kepribadian tokoh utama yang terdapat dalam novel Ivana Vann Dijk karya Risa
Saraswati.
Untuk mengumpulkan data-data yang digunakan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan jenis studi pustaka (library research). Hal ini dilakukan untuk
menemukan faktor-faktor pendukung yang berkaitan dengan objek penelitian. Novel
yang diteliti diidentifikasi, dianalisis, dan diklasifikasikan berdasarkan kesamaan
7
masalah yang akan dibahas, yaitu tokoh Ivana dalam perspektif Carl Gustav Jung.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis interaktif.
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2020:133-142) analisis tersebut
meliputi:
a. Tahap pengumpulan data (data collection), yaitu mengumpulkan semua data yang
berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian.
b. Reduksi data (data reduction), yaitu kegiatan memilih data yang sesuai untuk objek
kajian dalam penelitian.
c. Penyajian data (visualisasi data) adalah kumpulan data atau informasi yang tertata
dan terinci untuk memudahkan pemahaman dan analisis.
d. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing) merupakan kegiatan menarik atau
menyusun kesimpulan dari data yang sudah diperoleh.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil analisis pada novel Ivanna Van Dijk karya Risa Saraswati ini
diketahui bahwa Ivanna sebagai tokoh utama yang tidak bisa menerima nasibnya
begitu saja, ia berusaha untuk membalaskan dendamnya pada orang yang telah
membuat anggota keluarganya meninggal. Analisis yang digunakan dalam bab ini
adalah analisi psikologis. Analisis ini yang akan menjawab permasalahan yang
dialami oleh tokoh Ivanna dalam menghadapi permasalahan didalam hidupnya.
Dengan menggunakan pendekatan psikologis ini, peneliti akan menganalisis dan
menyimpulkan aspek-aspek psikologis yang tercermin dalam diri tokoh Ivanna
dengan menggunakan teori arketipe Carl Gustav Jung.
Sesuai dengan teori arketipe Carl Gustav Jung, berikut ini akan dikaji strategi
yang digunakan tokoh Ivanna dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup. Analisis
Psikologis model Carl Gustav Jung disini akan mencakup: Topeng, Shadow, dan Self.
Adapun penjabaran data tersebut sebagai berikut:
Topeng pada Tokoh Utama Novel Ivanna Van Dijk Karya Risa Saraswati
Data 01
“Walaupun wajahnya tidak sesegar dulu, sekarang rautnya lelah, ada guratan tua di
sana. Namun, dia selalu berusaha riang supaya siapapun senang berada berdekatan
dengannya. Tidak seorang pun yang mengetahui identitas aslinya, bahkan Nyonya Sari
yang menyayanginya bak anak sendiri (hlm.168).”
Pada kutipan diatas menjelaskan bahawa tokoh Ivanna merubah
8
penampilannya sampai tidak ada satu orangpun yang tau bahwa itu Ivanna anak dari
tuan Van Dijk. Ivanna tinggal dirumah nyonya sari untuk menjalankan misi balas
dendamnya Ivanna menjadi seorang wanita yang melayani tentara-tentara Natherlad
yang datang kerumah Nyonya Sari, walaupun sebenarnya Ivanna lelah tapi harus
tetap riang.

Data 02
“Mereka memanggilku Anna, tanpa tau siapa aku, asal usulku. Aku menghimpun
kekuatan untuk tetap bertahan disana. Aku yang tak punya hati nurasi, aku yang tak
punya harga diri, berjalan semauku, mengarahkan kedua kaki pada satu tujuan:
membalas rasa sakit, kesepian, dan kematian (hlm.171).”
Pada kutipan diatas tokoh Ivanna berada dirumah Nyonya sari sebenarnya
untuk menjalankan dendamnya, Ivanna mencari informasi-informasi keberadaan
persembunyian keluarga Brouwer dari tentara-tentara yang ia layani, karna sudah
terdengar Nippon akan mengambil alih Hindia belanda dari tangan Natherland maka
dari itu Ivanna memanfaatkan itu untuk membalaskan dendamnya.

Data 03
“Dia berusaha kuat demi menjalankan rencana yang telah dia susun sedemikian rupa.
Dia tak takut mati, dia tak takut dikhianati, karena dia tidak lagi mempercayai Tuhan.
Dia hanya mempercayai instuisinya sendiri (hlm.190).
Pada kutipan diatas kemunculan teman kecil Ivanna membuatnya teringat
masa kecilnya yang indah, tapi sekarang Ivanna harus kuat untuk menjalankan misi
balas dendamnya berjalan lancar.

Shadow pada Tokoh Utama Novel Ivanna Van Dijk Karya Risa Saraswati

Data 04
“Ivanna kerap memarahi siapa pun yang membuat adiknya itu menangis, bahkan
meskipun yang membuat menangis adalah papa mereka sendiri. Sikap Ivanna yang
posesif sering membuat kedua orangtuanya tergelak (hlm.38).
Pada kutipan diatas Ivanna sebagai sosok kaka dan anak pertama pastinya
ingin melakukan apapun untuk adiknya, Ivanna tidak mau ada yang memarahi
adiknya walaupun yang memarahinya orangtuanya sendiri.

Data 05
“Anak perempuan itu selalu dijauhi. Ke mana pun dia melangkah, anak-anak lain
bergunjing tentangnya. Tak tanggung-tanggung mereka terang-terangan membicarakan
ke anehan keluarga Van Dijk di depan Ivanna. Hal ini membuat Ivanna sepanjang hari
menunduk, tak sanggup menahan rasa sedih dan kesal (hlm.58).
9
Pada kutipan diatas Ivanna disekolahkan oleh orangtuanya di sekolahan
orang-orang Natherland sama seperti dirinya akan tetapi hari pertama Ivanna sekolah
anak-anak Natherland tidak ada yang mau berteman dengannya karna Ivanna dari
keluraga Van Dijk yang orang bilang keluarga itu aneh tidak seperti keluarga
Natherland lainnya hal tersebut membuat Ivanna kesal.
Data 06
“Perempuan itu seperti sundal. Perempuan itu bagaikan ular. Aku benci dia! Aku ingin
dia mati! (hlm.157)”.
Pada kutipan diatas Elizabeth bener-bener membuat Ivanna benci
terhadapnya karna dia keluarganya tidak seperti dulu lagi, dia yang membuat hancur
keluarga Vann dijk maka dari itu Ivanna tidak terima dan ingin dia mati.
Self pada Tokoh Utama Novel Ivanna Van Dijk Karya Risa Saraswati
Data 07

“Tentu saja saya akan menjadi anak yang baik, Saiful. Kecuali kalau kamu jahat, saya
akan menjadi sangat jahat padamu! (hlm.27)”.
Self yang berhubungan dengan kesadaran dalam diri Ivanna, yang
berhubungan dengan penimbangan antara taraf sadar dan taraf tak sadar. Ini terlihat
ketika Ivanna berusaha meyakinnya Saiful.

Data 08

“Rasa ingin melindungi adik laki-lakinya semakin besar. Dia bertekad akan
terusmenjaga Dimas sekuat tenaga. Dalam hati, dia bergumam, “sampai mati aku akan
menjaga Dimas, lebih dari diriku sendiri”. Aku ingin dia bahagia dan hidup dalam
damai (hlm. 51).
Pada kutipan diatas Sebagai seorang kaka Ivanna bertekad untuk melindungi
adiknya dari semua orang yang berniat jahat pada adiknya seperti anak-anak
Natherland yang menertawakan adiknya hanya karna namanya Dimas seperti nama
pribumi.

Data 09

“Ivanna menggeleng tegas. “tanpa harus mengenal mereka pun aku cukup tau karakter
orang-orang bangsa kita, Mama. Angkuh dan jahat. Aku tak mau seperti mereka,
Mama. Membeda-bedakan manusia hanya karena hal yang tidak kumengerti. Mama,
bolehkah aku tak usah belajar di sekolahan mereka?” Ivanna merengek manja,
menggelayut dilengan Mamanya (hlm.52-53)”.
Pada kutipan diatas Kedua orang tua Ivanna ingin Ivanna sekolah disekolahan

10
bangsanya akan tetapi Ivanna tidak mau dengan alasannya yang menueutnya itu
benar karena bangsanya semuanya jahat-jahat.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data yang telah dilengkapi
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Ivanna sebagai tokoh utama dari aspek fisik yang tergambar dalam novel
Ivanna Van Dijk karya Risa Saraswati. Ivanna adalah seorang anak pertema dari
keluarga Van Dijk yang di benci oleh bangsanya sendiri yaitu Natherland karena
kelurga ini dianggap aneh senang berpakaian pribumi bahkan anak keduanya
bernama Dimas seperti nama anak-anak pribumi. Permasalahan psikologi kepribadian
yang dihadapinya individual maupun sosial penuh dengan kesabaran. Dengan
kepribadian serta tekanan psikologi dari tokoh utama dengan jumlah data yang
diperoleh yaitu dengan arketipe persona, shadaw, dan self.

Persona ini adalah aspek psikis yang tergambar dalam novel ini adalah
perempuan dicitrakan dari keadaan psikologinya saat menghadapi permasalahan dari
dirinya sendiri, dalam (keluarga) maupun dari luar (lingkungan) dan berusaha
mengendalikan ego batin dengan topeng kesabaran dalam menghadapi masalahnya.

Sisi gelap (shadow) dari Ivanna dengan lingkungan atau keluarga digambarkan
sebagai perempuan yang mempunyai aspek dari shadow dengan memiliki pemikiran
dengan cenderung tidak disadari kepada keluarga dan lingkungan. Dengan pemikiran
atau ide-ide yang kurang baik serta menghujat seseorang yang membuatnya kesal
atau tidak nyaman.

Self (Diri) Sebagai seorang perempuan yang merasa dirinya kuat, yakin dan
berani untuk melalui apa pun yang terjadinya kepadanya atau kepada keluarganya.

SARAN

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan kajian yang lebih
spesifik dan komprehensif terkait dengan penelitian ini maupun permasalahan
lainnya. Dalam penelitian yang berobjek novel Ivanna Van Dijk karya Risa Saraswati,
karena terdapat aspek yang dapat diteliti selain aspek kepribadian arketipe persona,
shadaw, dan self.

11
Pembaca diharapkan menemukan bahwa penelitian ini akan meningkatkan
apresiasi mereka terhadap karya sastra, karena penelitian yang dilakukan pada karya
sastra seringkali dapat bermanfaat bagi pembaca. Selain itu, penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan referensi bagi pembaca yang ingin mengkaji karya sastra dengan
pendekatan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Buku

Ahmadi, A. (2015). Psikologi Sastra. Surabaya: Unesa University Press.


Ahmadi, A. (2019). Psikologi Jungian, Film, Sastra. Mojokerto: Temalitera Anggota IKPI
(201/JTI/2018).
Fatwikiningsih, N. (2023). Teori Psikologi Kepribadian Manusia: Yogyakarta. Andi (Anggota
IKPI).
Friedman, HS. & Schustack, MW. (2006). Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern: Jakarta.
Erlangga.
Jarvis, M. (2018). Teori-Teori Psikologi Pendekatan Modern untuk Memahami, Prasaan dan
Pikiran Manusia. Bandung: Nusa Media.
Jung, CG. (2020). Empat Arketipe Ibu, Kelahiran Kembali, Ruh, Penipu: Yogyakarta.
IRCiSoD.
Haslinda. (2019). Kajian Apresiasi Prosa Fiksi Barbasis Kearifan Lokal Makasar. Makasar.
CV. Berkah Utami.
Kartika, HSA & Suprapto, E. (2018). Kajian Ksuastraan (Sebuah Pengantar). Magetan, Jawa
Timur. CV. AE MEDIA GRAFIKA.
Saleh, AA. (2018). Pengantar Psikologi: Makasar Sulawesi Selatan. Askara Timur.
Salim & Syamrum (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Citapustaka Media.
Sangidu & Ilma, AA. (2022). Penelitian Sastra Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, dan Kiat:
Yogyakarta. IDEA Press Yogyakarta.
Stein, M. (2019). Jung`s Map Of The Soul: an introduction: Yogyakarta. Shira Media.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta
Wiyatmi (2011). Psikologi Sastra Teori dan Aplikasiannya: Yogyakarta. Kanwa Publisher.
Jurnal dan Skripsi

Abdullah, N. (2010). Penelitian Kulitatif dalam Psikologi. Magistra No. 72 Th. XXII. ISSN
0215-9511. PP. 98-108.
Azizah, MPN. (2022). Kepribadian Tokoh dalam Novel Perempuan Kamar Karya Agus
Subakir: Kajian Psikologi Sastra dan Implikasi pada Pembelajaran Sastra di SMA/MA.
12
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Erlina, Y., Rakhmawati, A., & Setiawan, B. (2016). Kajian Psikologi Sastra, Nilai Pendidikan,
dan Relevansinya Sebagai Materi Ajar Sastra di SMA pada Novel Ayah Menyayangi
Tanpa Akhir Karya Kirana Kejora. BASASTRA Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra
Indonesia dan Pengajarannya. Vol. 4, No. 1 ISSN 12302-6405. PP.203-216.
Ghaisanai, SA. (2017). Kepribadian Tokoh Utama Botchan dalam Novel Botchan Karya
Natsume Soseki (Kajian Psikoanalisis). Universitas Diponegoro Semarang.
Hidayati, ES., Wardiah, D., & Andiansyah, A. (2021). Klasifikasi Emosi Tokoh dalam Novel
Titian Takdir Karya W Sujani (Kajian Psikologi Sastra). Jurnal Pendidikan Tambusi.
Vol. 5, No. 1. PP. 2005-2017.
Juidah, I., Sultoni, A., & Bahri, S. (2020). Kepribadian Tokoh Karman dalam Novel Kubah
Karya Ahmad Tohari: Sebuah Kajian Psikoanalis Carl Gustav Jung. BAHTERA
Bahasa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol. 7, No.1 ISSN
2541-3252. PP. 78-88.
Julian, R., Wardarita, R., & Missriani. (2020). Konflik Batin Para Tokoh dalam Novel Maudy
Karya Sriwulani (Kajian Psikologi Sastra). Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Vol. 11, No. 3. PP. 79-86.
Kasemetan, FE., Ranimpi YY., & Rungkat, MK. (2022). Arketipe Kepribadian Naomi Suatu
Kajian Psikoanalitikal Carl Gustav Jung. GEMA TEOLOGIKA. Vol. 7 No. 2, PP. 213-
222.
Khair, R. (2020). Arketipe Ketaksadaran Tokoh Faris dan Inayah dalam Novel Lail wa
Qudbhan Karya Najib Al-Kailani. Arabiyatuna Jurnal Bahasa Arab. Vol. 4, No.1. PP.
49-68.
Kusuma, YH. (2012). Ketidaksadaran dan Faktor yang Mempengaruhi Struktur Ketidaksadaran
Tokoh Utama (Aku) Novel Nafas Mayat Karya Bagus Dwi Hananto: Kajian Psikologi
Analisis Carl Gustav Jung. Header Halaman Genap. Vol. 01, No. 01. PP. 1-16.
Mutmainan. (2019). Kesadaran dan Ketidaksadaran Tokoh dalam Novel Tarian Dua Wajah
Karya S. Prasetyo Utomo Kajian Psikologi Analisis Carl Gustav Jung. U niversitas
Negeri Makasar.
Nur, M. (2004) . Metafisika Mimpi, Telaah Filsafat Terhadap Teori Mimpi Carl Gust av Jung
(1875-1961). Jurnal Filsafat. Jilid 37, No. 2. PP. 178-184.
Putra, RM., Ahmadi, A. (2022). Persona dan Diri Tokoh Utama dalam Novel Aliandra Karya
Sineeminka: Kajian Psikoanalis Carl Gustav Jung. Bapala. Vol. 9, No. 2. PP. 1-13.
Qudwah, A. (2016). Ketidaksadaran Personal, Ketidaksadaran Kolektif, dan Arketipe Sebagai
Tingkatan Psike Pada Tokoh Utama Dalam Roman Et Si C’était Vrai Kar ya Marc Levy
: Kajian Psikologi Analitis Carl Gustav Jung. Universitas Negeri Semarang.
Raissa, T., & Susanto, A. (2020). Manifestasi Arketipe Tokoh Lisamdalam Novel Adalah
Kakaku Karya Tere Liye: Analisis Psokologi Sastra. Aksarabaca Jurnal B ahasa, dan
Budaya. Vol. 1, No. 1. PP. 48-58.
Rohman, AWN. (2022). Kesadaran dan Ketidakpastian Tokoh pada Novel Cermin Tak Pernah
Berteriak Karya Ida R. Yulia: Kajian Psikologi Carl Gustav Jung. Sapala. Vol. 9, No.3.
13
PP. 11-21.
Windari, R. (2019). Analisis Kep ribadian Tokoh Utama Novel Gumam Tebing Menoreh Karya
Siwi Nurdia ni Kajian: Carl Gustav Jung. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Medan.
Windasari. (2017). Analisis Tokoh Utama dalam Novel Dua Tanda Kurung Karya Handoko F
Zainsam: Kajian Psikoanalis Sigmud Freud. Fakultas Bahasa dan Sastra In donesia,
Universitas Negeri Makassar.

14

Anda mungkin juga menyukai