Anda di halaman 1dari 10

EKSISTENSI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LEBIH SENYAP DARI BISIKAN

EKSISTENSI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LEBIH SENYAP DARI BISIKAN KARYA
ANDINA DWIFATMA: KAJIAN PSIKOLOGI EKSISTENSIAL ROLLO MAY

Arum Iga Pratiwi


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
arum.18133@mhs.unesa.ac.id

Anas Ahmadi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
anasahmadi@unesa.ac.id

Abstrak
Penelitian ini berfokus pada psikologi eksistensial Rollo May yang dikaji dalam novel Lebih Senyap dari
Bisikan karya Andina Dwifatma. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan psikologi eksistensial
Rollo May yang terdapat 1) Kecemasan yang ada pada tokoh utama dalam novel Lebih Senyap dari
Bisikan karya Andina Dwifatma, 2) Rasa bersalah yang ada pada tokoh utama dalam novel Lebih Senyap
dari Bisikan karya Andina Dwifatma, 3) Bentuk cinta yang ada dalam novel Lebih Senyap dari Bisikan
karya Andina Dwifatma. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan psikotekstual.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka, simak, dan catat. Dalam menganalisis data
menggunakan tiga teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan, 1) Ditemukannya kecemasan normal dan kecemasan neurotik yang terjadi
pada Amara. 2) Dari ketiga bentuk rasa bersalah yaitu umwelt, mitwelt, dan eigenwelt, tidak
ditemukannya bentuk rasa bersalah berupa umwelt dalam novel Lebih Senyap dari Bisikan karya Andina
Dwifatma. 3) Dari keempat bentuk cinta yaitu seks, eros, philia, dan agape, tidak ditemukannya bentuk
cinta berupa agape dalam novel Lebih Senyap dari Bisikan karya Andina Dwifatma.
Kata Kunci: Psikologi Eksistensial Rollo May, Kecemasan, Rasa Bersalah, Bentuk Cinta

Abstract
This research focuses on the existential psychology of Rollo May which is studied in the novel Lebih
Senyap dari Bisikan by Andina Dwifatma. This study aims to describe Rollo May's existential
psychology, which are 1) Anxiety in the main character in Andina Dwifatma's Lebih Senyap dari Bisikan,
2) Guilt in the main character in Andina Dwifatma's Lebih Senyap dari Bisikan novel, 3) The form of
love in the novel Lebih Senyap dari Bisikan by Andina Dwifatma. The author uses a qualitative method
with a psychotextual approach. Data collection techniques using library techniques, listen, and take notes.
In analyzing the data using three data analysis techniques, namely data reduction, data presentation, and
drawing conclusions. The results showed, 1) Normal anxiety and neurotic anxiety were found in Amara.
2) Of the three forms of guilt, namely umwelt, mitwelt, and eigenwelt, no form of guilt in the form of
umwelt was found in the novel Lebih Senyap dari Bisikan by Andina Dwifatma. 3) Of the four forms of
love, namely sex, eros, philia, and agape, no form of love in the form of agape is found in Andina
Dwifatma's novel Lebih Senyap dari Bisikan.
Keywords: Rollo May's Existential Psychology, Anxiety, Guilt, Forms of Love

membaca sebuah karya sastra. Permasalahan eksistensi


PENDAHULUAN dalam sebuah karya sastra adalah hal yang menarik untuk
Ekistensialisme berfokus mengenai manusia pada dikaji lebih dalam. Eksistensi dalam sebuah karya sastra
ke-"beradaan"-nya. Dalam hal ini manusia hadir di dunia dapat dikaji dengan kajian psikologi.
untuk dapat memberikan manfaat kepada lingkungan Karya sastra dengan kajian psikologi memiliki
serta untuk mengenal lebih dalam tentang dirinya sendiri. kesamaan yaitu keduanya sama-sama berawal dari
Namun permasalahan yang sering kali terjadi adalah manusia dan membahas mengenai kehidupan sebagai
keberadaan diri manusia tidak selamanya selalu aman. kajiannya. Salah satu cabang ilmu psikologi adalah
Terkadang keberadaan diri manusia dapat direnggut oleh psikologi eksistensial. Psikologi eksistensial mengkaji
manusia yang lain. Hal tersebut dapat ditemukan saat mengenai manusia merupakan subjek bagi dirinya

132
Bapala Volume 9, Nomor 2 Tahun 2022, hlm. 132-141

(Ahmadi, 2015:30). Dikatakan sebagai psikologi dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis.
ekistensial karena cabang ilmu psikologi ini Manfaat teoritis dalam penelitian ini diharapkan dapat
mengandalakan tindakan atau perilaku manusia dalam menambah pengetahuan menganai psikologi eksistensial,
hidup. Sebagai seorang individu dapat mewujudukan khususnya psikologi eksistensial Rollo May. Sedangkan
eksistensi dirinya sebagai subjek. manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat
Psikologi eksistensial mengambil ontologi dari memberikan informasi yang dapat meningkatkan
Heidegger mengenai adanya eksistensi manusia, dengan kemampuan serta pemahaman mengenai eksistensi tokoh
begitu eksistensialisme dapat dianggap masuk ke dalam Amara dalam novel Lebih Senyap dari Bisikan karya
ranah kajian psikologi (Hermawan, 2021:6). Istilah Andina Dwifatma. Penelitian ini juga diharapkan dapat
terpenting mengenai dasar dari psikologi eksistensial memotiviasi bagi mahasiswa khususnya pada bidang
manusia adalah konsep mengenai ada di dunia (Hall, sastra, pengamat sastra serta masyarakat umum yang
1993). Salah satu tokoh yang mengkaji mengenai tertarik dalam bidang sastra.
psikologi eksistensial yaitu Rollo May. Dalam pengkajian Penelitian Terdahulu yang Relevan
psikologi eksistensial menurut pandangan Rollo May Adapun beberapa penelitian terdahulu yang relevan
terdapat konsep dasar yaitu being-in-the-world dan dengan penelitian ini, pertama penelitian yang dilakukan
nonbeing. Dalam being-in-the-world terdapat tiga aspek oleh Rosiana (2014). Hasil penelitian menunjukkan 1)
yang dapat menjadikan eksistensi manusia, yaitu relasi Tokoh utama yang ada pada novel tersebut menderita
manusia dengan lingkungan sekitar (unwelt), relasi situasi psikologi yaitu kekosongan, kecemasan, kesepian,
manusia dengan manusia lainnya (mitewelt), dan yang dan juga mempunyai kesadaran dalam berkembang. 2)
terakhir relasi manusia dengan dirinya sendiri Eksistensi yang pada pada tokoh utama dapat dilihat
(eigenwelt), (Rollo May dalam Hermawan, 2021:6). dengan cara dialog dengan tokoh lain, tingkah laku
Salah satu novel yang mengandung psikologi tokoh, dan perasaan yang dialami tokoh utama dalam
eksistensial yaitu novel berjudul Lebih Senyap dari menggambarkan ada dan juga tiada. Selanjutnya adalah
Bisikan karya Andina Dwifatma. Pada novel karya penelitian yang dilakukan oleh Rahma (2019). Hasil
Andina Dwifatma ditemukan unsur psikologi eksistensial penelitian menunjukkan 1) Dalam menyelesaikkan situasi
menurut Rollo May pada tokoh Amara berupa psikologi pada tokoh Goi menggunakan perhatian, cinta
kecemasan, rasa bersalah dan bentuk cinta yang yang meliputi sex, eros, agape, afilia, dan kebebasan. 2)
digambarkan melalui tindakan tokoh atau dalam Dalam konsep on yang terikat antara tokoh Goi dengan
percakapan antar tokoh. Novel Lebih Senyap dari Bisikan Toshihito, yakni hubungan bawahan dengan atasan.
merupakan novel yang menarik, karena menceritakan Ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Fajrin
mengenai lika-liku kehidupan keluarga Amara dan (2015). Hasil penelitian menunjukkan 1) Eksistensi tokoh
Baron. Memasuki tahun-tahun awal pernikahan mereka perempuan dalam novel Si Parasit Lajang karya Utami
dibrondong banyak pertanyaan karena belum juga memiliki bentuk kesadaran tokoh yang mencakup
mempunyai anak. Tokoh utama pada novel ini adalah kesadaran pra-reflektif dan reflektif. 2) Kebebasan tokoh
Amara yang mana pada novel ini lebih banyak berisikan utama yang ada mencakup kebebasan manusia dan
curahan hati dari tokoh tersebut. Rumusan masalah pada faktisitas, kebebasan manusia dan tanggung jawab, dan
penelitian ini yaitu 1) Bagaimana kecemasan yang kebebasan mausia dengan hubungan antar manusia.
dihadapi tokoh utama dalam novel Lebih Senyap dari Persamaan pada penelitian ini dengan ketiga
Bisikan karya Adina Dwifatma dengan tinjauan psikologi penelitian sebelumnya adalah sama-sama mengkaji
eksistensial Rollo May? 2) Bagaimana rasa bersalah yang mengenai psikologi eksistensial, lebih tepatnya pada
dihadapi tokoh utama dalam novel Lebih Senyap dari penelitian pertama dan kedua sama-sama mengkaji
Bisikan karya Adina Dwifatma dengan tinjauan psikologi mengenai psikologi eksistensial menurut Rollo May.
eksistensial Rollo May? 3) Bagaimana bentuk cinta yang Namun penelitian ini memiliki perbedaan dengan ketiga
dihadapi tokoh utama dalam novel Lebih Senyap dari penelitian yang terdahulu terletak pada objek yang
Bisikan karya Adina Dwifatma dengan tinjauan psikologi digunakan sebagai bahan pembahasan dalam sebuah
eksistensial Rollo May?. Pada penelitian ini bertujuan penelitian. Sejauh ini tidak ditemukan penelitian yang
untuk mendeskripsikan: 1) Kecemasan yang ada pada menggunakan novel Lebih Senyap dari Bisikan karya
tokoh utama dalam novel Lebih Senyap Dari Bisikan Andina Dwifatma sebagai objek penelitian baik dalam
karya Andina Dwifatma, 2) Rasa bersalah yang ada pada kajian psikologi sastra maupun dalam pengkajian sastra
tokoh utama dalam novel Lebih Senyap Dari Bisikan lainnya. Kebaruan yang ada pada penelitian ini adalah
karya Andina Dwifatma, 3) Bentuk cinta yang ada dalam menggunakan konsep kecemasan, rasa bersalah, dan
novel Lebih Senyap Dari Bisikan karya Andina bentuk cinta yang dikaji dalam tokoh utama pada novel
Dwifatma. Dengan adanya penelitian ini diharapkan Lebih Senyap dari Bisikan karya Andina Dwifatma.

133
EKSISTENSI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LEBIH SENYAP DARI BISIKAN

Psikologi Sastra harga mati atau tidak dapat ditawar lagi. Topik lain yang
Kata psikologi berawal dari bahasa Yunani yaitu diangkat dalam psikologi eksistensial adalah cinta. Cinta
dari kata psyche yang memiliki arti jiwa, dan logos yang dapat mengubah individu yang mengalaminya, karena
memiliki arti ilmu. Keadaan jiwa seseorang dapat dikaji cinta mempunyai energi yang besar. Setiap individu pasti
jika berbentuk perilaku. Perilaku adalah bentuk wujud memiliki pperjalanan cinta yang berbeda-beda.
dari keadaan jiwa seseorang yang menjadi latar belakang Psikologi Eksistensial Rollo May
timbulnya tingkah laku (Dirgagunarsa, 1978:9). Psikologi Rollo May merupakan tokoh pertama yang
merupakan ilmu yang mempelajari mengenai kejiwaan. memperkenalkan psikologi eksistensial (Ahmadi,
Sejalan dengan itu menurut Atkinson (dalam Minderop, 2019:54). Menurut Rollo May (dalam Misiak dan Sexton,
2016:3) psikologi dapat diartikan sebagai ilmu jiwa atau 2009) mengemukakan, psikologi eksistensial merupakan
ilmu yang mengkaji mengenai tingkah laku dari manusia. usaha dalam memahami manusia yang tengah mengalami
Sedangkan sastra adalah hasil imajinasi pengarang dan menjadi tujuan pengalaman. Maksudnya adalah ilmu
dengan bahasa yang indah. Sejalan dengan itu menurut yang mengkaji bentuk perilaku manusia (psikologi) yang
Taum (1997:13) sastra adalah sebuah hasil karya cipta sedang mengalami serta menjadi tujuan pengalaman
atau fiksi yang memiliki sifat imajinatif atau hidupnya (eksistensi). Dalam teori di dalamnya terdapat
menggunakan bahasa yang indah yang berguna untuk kecemasan, rasa bersalah, dan bentuk cinta. Hal tersebut
menandai sesuatu hal. Sastra merupakan suatu kegiatan berkaitan dengan dua konsep dasar eksistensi yaitu being-
kreatif dari karya seni yang mempunyai sifat yang khas in-the-world dan nonbeing. Pada istilah tersebut, terdapat
serta sitematis. Sedangkan menurut Wellek dan Warren, adanya tanda hubung yang berfungsi sebagai implikasi
(1990:3-11) sastra dapat berbentuk sesuatu yang tertulis kesatuan antara subjek dan objek, dari manusia dan
maupun tercetak. Jadi psikologi sastra merupakan analisis dunia. Ditemukan orang yang mengalami kecemasan dan
sebuah teks yang memperhatikan relevansi dan juga kesedihan yang disebabkan oleh alienasi dari dunia atau
peranan dari studi psikologi (Ratna, 2004:350). diri mereka. Alienasi tersebut dapat dimanifestasikan
Maksudnya adalah psikologi dalam hal ini memiliki menjadi tiga area yaitu keterpisahan dari alam, kurangnya
peran mengenai analsis dalam sebuah karya sastra dengan hubungan interpersonal yang bermakna keterasingan
berpendapat dari sudut kejiwaan yang ada pada karya yang ada dari diri autentik. Tiga bentuk dari being-in-the-
sastra, dapat berupa unsur pengarang, tokoh dan lainnya. world tersebut yaitu lingkaran di sekitar kita (umwelt),
Dengan itu psikologi dan satra memiliki kaitan yang erat. hubungan dengan orang lain (mitwelt), dan hubungan
Maka dari itu dalam mengkaji sebuah karya sastra dengan diri sendiri (eigenwelt).
dengan menggunakan psikologi sastra, maka secara tidak Kecemasan
langsung dapat membicarakan mengenai psikologi karena Dalam masyarakat modern, kecemasan semakin hari
dalam sastra tidak dapat terlepas dari nilai kejiawaan semakin meningkat. Menurut Rollo May (dalam Sobarna,
yang ada dalam sebuah tokoh dalam karya sastra. 2005:571) ancaman yang sebenarnya dialami oleh
Psikologi Eksistensial individu dalam masyarakat modern adalah perubahan
Psikologi eksistensial tidak terlepas dari adanya traumatik. Kecemasan tersebut membuat individu
pengaruh filsafat eksistensialisme. Eksistensi merupakan menjadi bingung akan siapa dirinya dan juga apa yang
suatu keadaan yang aktual yang ada di dalam ruang serta nantinya harus diperbuat. Kecemasan dapat timbul
waktu (Bagus, 1996:187). Perbedaan antara psikologi dengan intesitas yang lemah maupun kuat. Menurut Rollo
eksistensial dengan filsafat eksistensialisme tidaklah May (2019:50) mengatakan bahwa orang dapat
begitu jauh (Ahmadi, 2019:54). Perbedaan diantara merasakan kecemasan dengan bermacam bentuk yaitu
keduanya adalah terletak di konsep utama. Dalam suatu perasaan “menggerogoti” yang ditimbul dari dalam,
psikologi eksistensial memiliki konsep utama yaitu perasaan yang dapat menyesakkan dada, menjadikan
perilaku sebagai bahan kajian. Sedangkan filsafat kebingungan yang mungkin sulit untuk dapat dikenali,
eksistensialisme memiliki konsep utama yaitu pemikiran membuat keadaan dunia yang ada di sekitar mereka
sebagai bahan kajian. Eksistensial sebagai salah satu tampak kelabu dan gelap, merasakan beban yang berat
aliran dari psikologi memiliki konsep being yaitu yang terasa menindih mereka. Dengan begitu kecemasan
merujuk pada ke-mengada-an dalam bereksistensi dapat hadir dengan bermacam bentuk serta intensitas
(Ahmadi, 2019:55). Dalam hal ini manusia bebas dalam yang berbeda pula. Karena hal tersebut adalah sebuah
konsep ada, berada, mengada dalam melakukan apa saja. reaksi dasar yang dilakukan oleh manusia dalam
Hal tersebut sejalan dengan esensi dari psikologi menghadapi bahaya yang sedang mengancam eksistensi
eksistensial yaitu manusia bergantung dengan dirinya pada dirinya, atau tanggapan terhadap nilai-nila yang
sendiri (Ahmadi, 2018:8). Maka dari itu manusia sebagai memiliki kaitannya dalam menentukan eksistensi dirinya.
individu berjuang untuk bebas karena kebebasan adalah
Bapala Volume 9, Nomor 2 Tahun 2022, hlm. 132-141

Kecemasan dibagi menjadi dua yaitu kecemasan secara akurat dalam memandang dunia orang lain (Rollo
normal dan kecemasan neurotik (Semiun, 2021:328). May dalam Feist dan Feist, 2017:351). Dalam hal ini kita
Kecemasan normal yaitu kecemasan yang selaras dengan menilai orang lain menggunakan sudut pandang diri kita
ancaman yang sesungguhnya dihasilkan dalam situasi sendiri, tanpa menilai kebutuhan orang lain. Maksudnya
berbahaya (May, 2019:52). Kecemasan normal umumnya adalah dalam memandang kebutuhan orang lain, kita
dapat melanda setiap individu dengan bermacam bentuk, tidak dapat mengantisipasinya. Sehingga membuat
begitu berhadapan dengan krisis atau permasalahan sebuah hubungan dengan mereka kita tidak cukup baik.
dalam kehidupan. Hal tersebut membuat kecemasan Hal tersebutlah yang dapat membut kita bersalah kepada
normal tidak dapat terelakkan atau tidak dapat dihindari. orang lain.
Menurut Rollo May (dalam Feist dan Feist, 2014:350) Rasa bersalah yang ketiga adalah eigenwelt.
mengatakan bahwa semua pertumbuhan selalu mencakup Eigenwelt yaitu rasa bersalah ketika kita membantah
pemisahan nilai-nilai yang mengakibatkan kecemasan. potensi yang ada pada diri kita dan merasa gagal dalam
Dengan begitu agar nilai-nilai yang ada pada diri individu memenuhinya (Rollo May dalam Feist dan Feist,
dapat tumbuh dan berubah, hal tersebut mempunyai 2017:351). Hal tersebut diartikan sebagai rasa bersalah
makna bahwa setiap individu harus mengalami yang dapat melanda kita dengan diri kita sendiri. Rasa
kecemasan normal (normal anxiety). bersalah terjadi karena kita tidak dapat menyelesaikan
Sedangkan menurut Rollo May (dalam Feist dan pemenuhan potensi yang ada dengan tuntas.
Feist, 2014:350) kecemasan neurotik merupakan Bentuk Cinta
kecemasan sebagai sebuah reaksi yang tidak sebanding Rollo May (2018:17) berpendapat pribadi yang
dengan ancaman, yang dapat bebentuk konflik sanggup mengaktualisasikan dirinya adalah mereka yang
intrapsikis, yang dikelola oleh berbagai wujud menangis, bercinta, dan membunuh dengan penuh
pemblokiran sebuah kreativitas dan kesadaran. semangat, mengagung-agungkan hasrat, eros, dan
Kebanyakan kecemasaan neurotik timbul dari ancaman dorongan-dorongan liar daimonik lainnya. Cinta
konflik psikologis yang mungkin tidak disadari. Tanda memiliki bermacam bentuk. Menurut Rollo May (dalam
dari kecemasan neurotik yang dapat dirasakan yaitu Feist dan Feist, 2017:354) membagi empat macam cinta
tentang konflik yang belum selesai yang ada dalam diri, dalam tradisi Barat, yaitu seks, eros, philia, dan agape.
dan disepanjang hadirnya konflik tersebut dapat terjadi Seks merupakan kegiatan biologis yang dapat disalurkan
kemungkinan untuk dapat mengetahui penyebab dengan melakukan hubungan seksual atau dengan
terjadinya kecemasan, sehingga dapat menemukan solusi menyalurkan tekanan seksual lainnya (Rollo May dalam
yang berfungsi untuk mencapai kesehatan mental yang Feist dan Feist, 2017:354). Dengan adanya seks dapat
tinggi. Persamaan kecemasan neurotik dan kecemasan menghasilkan keturunan dan dapat mengabadikan ras.
normal adalah sama-sama mengenai sebuah tanda yang Bentuk cinta yang kedua adalah eros. Eros yaitu
dapat membangkitkan sumberdaya yang ada di dalam diri suatu hasrat psikologi dalam diri manusia yang berguna
dalam melawan suatu ancaman yang ada (May, 2019:57). untuk menyasar sebuah kepuasan dalam menghasilkan
Rasa Bersalah keturunan melalui persatuan kepada yang dicintai secara
Rasa bersalah timbul pada saat manusia menyangkal nonseksual, (Rollo May dalam Feist dan Feist,
potensi yang dimilikinya. Gagal dalam melihat dengan 2017:354). Eros terbentuk berdasarkan kepedulian dan
akurat mengenai kebutuhan dari sesamanya ataupun abai kelembutan, sehingga eros merupakan suatu angan yang
akan ketergantungan yang ada pada alam (Rollo May menguatkan persatuan yang bertahan hingga lama.
dalam Feist dan Feist, 2014:350). Dalam hal ini Rollo Berbeda halnya dengan seks yang merupakan hasrat
May membagi tiga bentuk perasaan bersalah ontologis dalam merasakan sebuah kenikmatan.
yaitu umwelt, mitwelt, eigenwelt. Pertama yaitu umwelt, Philia merupakan bentuk cinta yang ketiga. Philia
yang menjelaskan mengenai perkembangan teknologi adalah hubungan antara dua orang yang berteman secara
yang ada, sehingga membuat orang-orang semakin jauh intim, namun bersifat nonseksual (Rollo May dalam Feist
dan juga terlepas dari alam. Rasa bersalah berupa umwelt dan Feist, 2017:354). Hal tersebut dimaknai dengan
ini karena adanya keterasingan yang biasanya terjadi philia tidak mengharuskan kita dalam berbuat sesuatu
dalam masyarakat. Contohnya yaitu dengan memakai kepada orang yang kita cintai. Selain untuk
kendaran bermotor sebagai sarana transformasi. Hal mendampinginya, menerimanya, dan menikmati
tesebut membuat rasa bersalah muncul akibat dari hasil bersamanya.
keterpisahan dengan alam (Rollo May dalam Feist dan Bentuk cinta yang keempat adalah Agape. Menurut
Feist, 2017:351). Rollo May (dalam Feist dan Feist, 2017:354) mengatakan
Rasa bersalah yang kedua adalah mitwelt. Mitwelt bahwa agape merupakan penghormatan bagi orang lain,
yaitu rasa bersalah yang timbul dari ketidakmampuan kepedulian mengenai kesejahteraan orang lain yang dapat

135
EKSISTENSI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LEBIH SENYAP DARI BISIKAN

melebihi keuntungan yang dapat diambil dari sesuatu hal untuk memfokuskan pada topik penelitian agar dapat
dari seseorang tesebut. Contohnya cinta yang tidak ditarik kesimpulan akhir (Sugiyono, 2018: 247). 2)
terkecuali yaitu cinta Tuhan kepada manusia. Artinya Penyajian data adalah bentuk teknik analisis yang
adalah cinta yang tidak memandang perilaku prang lain. dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari
Bentuk cinta ini terasa lebih bermakna dan tidak data yang telah diperoleh. Sehingga data akan tersusun
bersyarat. dan akan memudahkan dapat memahaminya (Sugiyono,
2018:249). 3) Penarikan kesimpulan adalah tahap terakhir
METODE dalam teknik analisis data. Hasil akhir dari suatu
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif,
penelitian dengan penarikan kesimpulan yang digunakan
yaitu menggunakan data berupa kalimat. Sejalan dengan
untuk melakukan sebuah tindakan lanjutan (Sugiyono,
itu, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
2018:252).
bertujuan untuk membentuk pandangan orang secara
Data yang berhasil ditemukan, dikumpulkan,
terperinci berupa kata-kata atau gambaran mendalam dan
disimak, dan dicatat dalam penelitian, hendaknya diuji
menyeluruh (Tohirim, 2013:2). Pendekatan yang
kebenarannya. Validitas data pada penelitian ini
digunakan penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan
menggunakan teknik trianggulasi, teknik trianggulasi
psikotekstual. Psikotekstual merupakan teori psikologi
merupakan teknik pemeriksaan data yang berupa
sastra yang dikaji dari aspek teks (Endraswara, 2008:97).
memanfaatkan sesuatu yang ada di luar data guna
Data dalam penelitian ini adalah berupa kalimat
keperluan perbandingan atau pengecekan data (Moloeng,
yang terdapat dalam novel yang berjudul Lebih Senyap
2010:338). Terdapat empat macam teknik trianggulasi
dari Bisikan karya Andina Dwifatma yang
menurut Sutopo (2002:78) yaitu (1) Trianggulasi data
diklasifikasikan dengan analisis yang dikaji yaitu
(data triangulation); (2) Trianggulasi peneliti
kecemasan, rasa bersalah dan bentuk cinta. Sumber data
(insvestigator tringulation); (3) Trianggulasi metodologi
primer dalam penelitian ini adalah novel Lebih Senyap
(methodological triangulation); dan (4) trianggulasi
dari Bisikan karya Andina Dwifatma terbitan Gramedia,
teoristis (thereotical triangulation). Dari keempat macam
cetakan pertama tahun 2021, setebal 155 halaman.
teknik trianggulasi, pada penelitian ini menggunakan
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa
teknik validitas data yaitu teknik trianggulasi teoristis.
artikel, buku, dan skripsi yang relevan dengan penelitian
Dalam penerapan jenis trianggulasi ini, hendaknya
ini.
memahami teori-teori yang digunakan dalam
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu
permasalahan yang hendak diteliti, sehingga nantinya
dengan teknik pustaka, simak, dan catat. Menurut
dapat mendapatkan hasil simpulan yang tepat dan
Subroto (1992:42) teknik pustaka yaitu teknik yang
memiliki makna kaya akan perspektif.
berasal dari sumber tertulis. Setelah data duperoleh maka
data akan disimak secara teliti. Teknik simak merupakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
penyimakan data penggunaan bahasa secara cermat
Kecemasan
(Sudaryanto, 1993:13). Setelah itu diperlukan teknik catat
Menurut psikologi eksistensial May, kecemasan
yaitu kelanjutan atas teknik simak di atas (Mashun,
terbagi menjadi dua yaitu kecemasan normal dan
2012:03). Pengumpulan data dilakukan dengan
kecemasan neurotik. Dalam novel Lebih Senyap dari
pembacaan dan penyimakan data pada novel Lebih
Bisikian karya Andina Dwifatma, tokoh Amara
Senyap dari Bisikan karya Andina Dwifatma secara
mengalami kecemasan. Tokoh Amara mengalami dua
cermat, teliti, dan terarah. Saat melakukan pembacaan
kecemasan sekaligus yakni kecemasan normal dan
tersebut, peneliti mencatat data-data yang didapatkan
kecemasan neurotik.
yaitu mengenai masalah ekistensial pada tokoh utama
Pada novel Lebih Senyap dari Bisikian karya
dengan teori psikologi eksistensial Rollo May yang
Andina Dwifatma ditemukan adanya beberapa
ditemukan dalam novel tersebut.
kecemasan normal yang ada pada tokoh Amara, antara
Dalam menganalisis data pada novel Lebih Senyap
lain:
dari Bisikan karya Andina Dwifatma menggunakan
teknik analis data model Miles dan Huberman. Menurut “Semakin dipikirkan, semakin aku enggan
Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2018:246) mendatangkan satu jiwa tak berdosa ke muka bumi
terdapat tiga teknik analisis data, yaitu reduksi data, ini. Aku sendiri tidak yakin dapat menjadi ibu yang
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penjelasan baik. Kau tahu aku sering ruwet dengan pikiranku
ketiga teknik tersebut sebagai berikut: 1) Reduksi data sendiri, tidak sabaran, dan punya bakat mencari-cari
adalah suatu teknik analisis yang mengurangi, masalah tiap kali hidup terasa terlalu tenang. ”
memotong, merangkum, atau mengelompokkan data (Dwifatma, 2021:5)
Bapala Volume 9, Nomor 2 Tahun 2022, hlm. 132-141

karyawan dalam suatu perusahan. Perusahan yang


Dari data di atas menjelaskan adanya kecemasan diinginkan oleh Amara rata-rata mencari karyawan yang
normal yang dialami Amara. Kecemasan yang dialami berusia di bawah 30 tahun, belum menikah, dan juga
oleh Amara berupa rasa tidak yakin yang ada pada diri dapat bekerja dari pagi sampai pagi lagi. Kecemasan
Amara, hal tersebut merupakan sebuah ancaman yang yang dialami oleh Amara yaitu merasa dirinya tidak
dapat mengancam eksistensinya. Amara merasa dirinya memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahan
tidak yakin dapat menjadi ibu yang baik untuk anaknya yang dia incar. Amara berusia di atas 30 tahun, telah
kelak. Sebab Amara merasa dirinya ruwet dengan menikah, dan tidak dapat bekerja dari pagi sampai pagi
pikirannya sendiri, tidak sabaran, dan punya bakat lagi karena harus mengurus Yuki. Hal tersebut membuat
mencari masalah. Dengan begitu dia berpikir bahwa dia eksistensi yang ada pada diri Amara merasa terancam.
tidak ingin mendatangkan satu jiwa, dalam hal ini yang Kecemasan normal yang dialami oleh Amara juga
dimaksud adalah anak. mengancam eksistensi dirinya terhadap Yani. Yani
Selain itu ditemukan pula kecemasan normal yang merupakan asisten rumah tangga yang bekerja di rumah
melanda Amara saat menjadi ibu. Dirinya merasa cemas Amara untuk membantu mengurus Yuki. Hal tersebut
kepada Yuki dari dunia yang membuat jantungya terdapat dalam data berikut:
berdentam-dentam. Hal tersebut terdapat dalam data
berikut: “Dalam upayaku menjaga situasi rumah senormal
mungkin, aku jadi menaruh curiga pada Yani.
“Menonton berita penculikan, pelecehan, Seberapa banyak yang dia tahu dan apa saja yang dia
kecelakaan, dan kekerasan terhadap anak-anak ceritakan pada orang-orang. Kalau Yani sedang
membuat jantungku berdentam-dentam dan napasku belanja di tukang sayur depan rumah, aku mengintai
sesak. Aku ingin melindungi Yuki dari dunia dan dari jendela ruang tamu. Kalau dia sedang menerima
seisinya. Kadang bahkan terbesit untuk memasukkan telpon, sebisa mungkin aku menguping. Semakin
lagi bayiku ke dalam perut, dia lebih aman di sana.” kuperhatikan, semakin besar rasa curigaku. Saat aku
(Dwifatma, 2021:64) tak sengaja membaca artikel tanda-tanda orang
berbohong di sebuah majalah bekas, rasa curigaku
pada Yani memuncak.” (Dwifatma, 2021:107-108)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa Amara
mengalami kecemasaan normal yang mendera dirinya
Dari data di atas menjelaskan bahwa Amara merasa
saat dia merasa ingin melindungi sang buah hati yaitu
ada kecemasan normal dalam dirinya yaitu merasa curiga
Yuki. Amara merasa ingin melindungi sang Anak dari
dengan Yani. Amara merasa bahwa Yani akan
jahatnya dunia ini. Hal tersebut muncul karena Amara
menceritakan permasalahan keluarganya kepada orang-
melihat adanya berita mengenai penculikan, pelecehan,
orang. Kecemasan yang melanda Amara juga ditambah
kecelakaan, dan kekerasaan terhadap anak-anak
dengan secara tidak sengaja dirinya membaca sebuah
membuatnya merasa cemas terhadap sang anak yaitu
artikel yang menunjukkan adanya tanda-tanda orang yang
Yuki. Rasa cemas yang mengancam Amara membuat dia
berbohong di sebuah majalah bekas. Kecemasan normal
memiliki persepsi bahwa dengan memasukkan bayinya
yang dialami oleh Amara yaitu ketika nilai-nilai penting
ke dalam perutnya lagi akan dapat membuat sang buah
yang ada di dalam dirinya sedang terancam. Dalam hal
hati lebih aman. Dari kecemasan tersebut membuat
ini Amara merasa eksistensinya terancam terhadap Yani.
ancaman dalam dirinya sebagai seorang ibu.
Hal tersebut tampak saat tanda-tanda yang dia cemaskan
Berkaitan dengan kecemasan normal yang dialami
ada pada diri Yani.
oleh Amara saat menjadi ibu, dirinya juga mengalami
Terdapat kecemasan normal yang dialami oleh
kecemasan normal saat ingin mendafatar pekerjaan.
Amara sebagai seorang ibu. Amara merasa kecemasan
Kecemasan tersebut terlihat ketika kriteria perusahaan
terhadap sang anak yaitu Yuki. Kecemasan tersebut dapat
yang diinginkannya tidak sesuai dengan kondisi dirinya
dilihat dari data berikut:
saat ini. Hal tersebut terdapat dalam data berikut:

“Kau tahu, ini mungkin insting seorang ibu. Aku tak


“Semua perusahaan yang kuincar sepertinya
tenang menyerahkan anakku diurus orang lain sekali
mencari karyawan di bawah 30 tahun, single, pun itu bapaknya sendiri. Baron mungkin tidak
dan bisa bekerja dari pagi sampai pagi lagi.” setelaten aku dalam memberi Yuki susu.”
(Dwifatma, 2021:86) (Dwifatma, 2021:126)

Dari data di atas dapat diketahui bahwa kecemasan Dari data di atas menjelaskan bahwa adanya
normal yang dialami oleh Amara mengenai kriteria kecemasan normal yang dialami oleh Amara yaitu merasa

137
EKSISTENSI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LEBIH SENYAP DARI BISIKAN

dirinya tidak tenang jika sang anak diurus oleh bapaknya sebagai orang tua dan perempuan. Kecemasan neurotik
sendiri. Kecemasan normal yang dialami oleh Amara ini tersebut berasal dari pemikiran Amara yang pada
terasa ketika ancaman tersebut melibatkan eksistensi awalnya dari situasi-situasi yang dapat mengancam
dirinya sebagai seorang ibu. Ancaman tersebut datang dirinya. Amara merasa ketakutan melanda dirinya ketika
dari sang suami yaitu Baron. Padahal notabennya bapak menjadi orang tua. Tidak hanya mengancam
dari Yuki adalah sang suami yaitu Baron, namun Amara eksistensinya sebagai orang tua saja, dia juga merasa
merasa tidak tenang. Amara merasa cemas karena Baron eksistensi dirinya sebagai perempuan juga terancam. Hal
tidak setelaten dirinya saat mengurus Yuki, khsususnya tersebut dibuktikan dengan sebelum dirinya sedang
dalam memberikan Yuki susu. hamil, dia takut tidak dapat melahirkan secara normal.
Amara berfikiran bahwa ketika dia tidak dapat
Pada novel Lebih Senyap dari Bisikian karya melahirkan secara normal maka belum bisa disebut
Andina Dwifatma ditemukan adanya beberapa sebagai perempuan seutuhnya.
kecemasan neurotik yang ada pada tokoh Amara, antara Selain itu juga ditemukan kecemasan neurotik yang
lain: dialami oleh Amara. Berbeda dengan kecemasan neurotik
sebelumnya yaitu kecemasan yang mengancaman dirinya
“(Karena itukah aku ingin punya anak? Agar aku sebagai perempuan dan orang tua, ditemukan pula
bisa bilang bahwa aku sudah menjalankan peran kecemasan neurotik yang dapat mengancam dirinnya
utamaku sebagai perempuan? Agar aku bisa sendiri sebagai manusia. Hal tersebut dapat dibuktikan
menggenapkan tugas tubuhku yang dirancang untuk
pada data berikut:
melanjutkan kehidupan? Agar aku bisa pergi ke
acara keluarga atau renunian tanpa merasa tersakiti
“Dokter Darpan memintaku untuk lebih tanggap
lantaran terus-terusan ditanya ‘kapan?’.’kapan?’).”
memperhatikan suasana tubuhku. Bila tubuh stress,
(Dwifatma, 2021:15)
kau tahu, dia akan memancingmu melakukan
tindakan-tindakan yang belakangan akan kausesali.”
Dari data di atas menjelaskan terdapat kecemasan
(Dwifatma, 2021:149-150)
neurotik yang dialami oleh Amara. Dalam situasi
tersebut, Amara merasa kecemasan berasal dari sebuah
Dari data di atas menjelaskan terdapat kecemasan
konflik alam bawah sadar yang ada pada dirinya. Pada
neurotik yang dialami oleh Amara. Amara mengalami
kondisi ini Amara merasakan bahwa adanya tekanan-
konflik yaitu stres yang menderanya. Kecemasan
tekanan terhadap dirinya sebagai seorang perempuan.
neuortik yang melanda dirinya mengancam eksistensi
Hal tersebut dapat mengancam eksistensi yang dimiliki
dirinya sebagai seorang manusia. Dalam data tersebut
oleh Amara sebagai seorang perempuan. Dirinya
konflik yang ada belum terselesaikan dan sepanjang
merasakan kecemasan neurotik dan membuat persepi di
konflik tersebut berlangsung, ditemukannya solusi yang
dalam dirinya bahwa apakah dengan mempunyai anak
berguna untuk meraih level kesehatan yang lebih tinggi.
dapat menjalankan peran utamanya sebagai perempuan,
Hal tersebut dapat dihadapi Amara dengan yaitu
agar dapat menggenapkan tugas tubuhnya, dan juga agar
memperhatikan suasana tubuhnya agar tidak melakukan
tidak tersakiti saat terus dicerca pertanyaan ‘kapan?’,
tindakan yang dapat membuatnya menyesal.
‘kapan?’.
Rasa Bersalah
Kecemasan neurotik yang dialami oleh Amara
Psikologi Eksistensial menurut Rollo May
tidak hanya dapat menggancam eksistensinya sebagai
mengemukakan tiga bentuk dari rasa bersalah yang mana
perempuan saja, melainkan dapat mengancam
ketiga bentuk tersebut saling berkaitan. Tiga bentuk rasa
eksistensinya sebagai orang tua. Hal tersebut dapat
bersalah tersebut antara lain umwelt, mitwelt, dan
dibuktikan dari data berikut:
eigenwelt yang akan dianalisis dalam novel Lebih Senyap
dari Bisikian karya Andina Dwifatma yang ada pada
“Setiap hari ada saja ketakutan baru yang merasuk
tokoh Amara.
ke benakku tentang menjadi orang tua. Saat sedang
hamil, aku takut aku tidak akan berhasil melahirkan Pada novel Lebih Senyap dari Bisikian karya
secara normal (seolah kalau aku melahirkan melalui Andina Dwifatma tidak ditemukan bentuk rasa bersalah
operasi, kau belum bisa disebut sebagai perempuan berupa umwelt.
seutuhnya).” (Dwifatma, 2021:132) Pada novel Lebih Senyap dari Bisikian karya
Andina Dwifatma ditemukan bentuk rasa bersalah berupa
Dari data di atas menunjukkan bahwa adanya mitwelt, sebagai berikut:
kecemasan neurotik yang dialami oleh Amara yaitu
“Melihat lemak bayi Yuki menipis aku merasa
merasakan bahaya yang dapat mengancam eksistensinya bersalah. Selama ini aku terlalu fokus pada Baron
Bapala Volume 9, Nomor 2 Tahun 2022, hlm. 132-141

dan keuangan keluarga kami sehingga aku lupa rasa bersalah yang tidak dapat memberikan keturunan
untuk siapa aku memusingkan segalanya—anakku yaitu dengan cara dihina lalu dilecut agar dapat bangkit.
satu-satunya.” (Dwifatma, 2021:130) Bentuk Cinta
Psikologi Eksistensial menurut Rollo May
Dari data di atas dapat diketahui adanya miwelt
mengemukakan tedapat empat bentuk cinta yaitu seks,
antara Amara dan Yuki. Hal tersebut terjadi karena
adanya bentuk rasa bersalah Amara kepada sang anak eros, philia, dan agape yang akan dianalisis dalam novel
yaitu Yuki. Rasa bersalah yang muncul dalam diri Amara Lebih Senyap dari Bisikian karya Andina Dwifatma yang
kepada Yuki terasa ketika melihat lemak sang anak ada pada tokoh Amara.
semakin menipis, yang menandakan bahwa sang anak Pada novel Lebih Senyap dari Bisikian karya
semakin kurus. Hal itu terjadi karena Amara merasa Andina Dwifatma ditemukan adanya bentuk cinta berupa
bahwa dirinya terlalu fokus dengan Baron yaitu sang seks, yaitu sebagai berikut:
suami dan juga keuangan keluarganya saja. Hal tersebut
menyebabkan dirinya lupa dengan Yuki. Padahal Yuki “Dia mencium bibirku. Tangannya merayapi baju
adalah alasannya utamanya. kerjaku dan membuka kancingnya. Dia meremas
dadaku dan berusaha melepas kait bra sembari
Pada novel Lebih Senyap dari Bisikian karya menciumi leherku.” (Dwifatma, 2021:135)
Andina Dwifatma ditemukan adanya beberapa bentuk
rasa bersalah berupa eigenwelt, antara lain: Dari data di atas dapat diketahui adanya bentuk
cinta berupa seks yang terjadi pada tokoh Amara dengan
“Satu tahun kemudian baru kusadari bahwa tekad Baron. Bentuk cinta berupa seks yang dapat dilihat dari
saja tidak cukup untuk punya anak. Dari seratus juta hubungan aktivitas seksual yang dilakukan oleh Baron
sperma yang dikeluarkan suamiku setiap kali dia dan Amara. Baron mencoba mengungkapkan bentuk
berejakulasi, tidak ada satu pun yang berhasil cintanya dengan aktivitas biologis atau melepaskan
menempel pada diriku.” (Dwifatma, 2021:7) tekanan seksual yang ada pada dirinya kepada Amara.
Bentuk seks yang dilakukan yaitu pertama dengan
Dari data di atas menunjukkan bahwa adanya mencium Amara sambil merayapi baju serta membuka
eigenwlet yaitu hubungan dengan diri sendiri yaitu pada kancing satu persatu. Kemudian dengan meremas dada
diri Amara. Rasa bersalah yang muncul pada diri Amara Amara sembari melepas kait bra. Dan yang terakhir yaitu
ketika dia hendak ingin mempunyai anak. Dirinya menciumi leher Amara.
merasakan rasa bersalah tersebut muncul setahun
kemudian karena tidak cukup dengan tekad. Dirinya dan Pada novel Lebih Senyap dari Bisikian karya
sang suami telah berusaha dengan semaksimal mungkin Andina Dwifatma ditemukan adanya bentuk cinta berupa
untuk mendapatkan anak. Hal tersebut dibuktikan dengan eros, yaitu sebagai berikut:
seratus juta sperma yang dikeluarkan oleh Baron saat dia
berejakulasi, namun tidak berhasil membuahi dirinya. “Kau tahu aku dan Baron sedang berusaha memiliki
Selain itu ditemukan pula rasa bersalah berupa anak. September lalu adalah ulang tahun pernikahan
Eigenwelt yang ada pada diri Amara. Amara merasa kami yang kedelapan, dan selama tiga tahun terakhir
bahwa bersalah pada dirinya sendiri atas limpahan upaya kami memiliki bayi telah menjadi begitu
perhatian yang diberikan sang suami. Hal tersebut dapat ekstrem.” (Dwifatma, 2021:1)
dibuktikan pada data berikut:
Dari data di atas dapat diketahui adanya bentuk
“Baron membelikanku aneka macam vitamin impor cinta berupa eros yang dilakukan oleh Amara dan Baron.
yang harganya membuatku mengernyitkann kening. Bentuk cinta eros yang dilakukan oleh Baron dan Amara
Limpahan perhatian ini mengesalkanku. Aku merasa yaitu dengan hasrat untuk dapat menghasilkan keturunan
gagal dan orang gagal tidak selayaknya malah lewat upaya persatuan yang dilakukan bersama orang
mendapat hadiah. Orang gagal pertama-tama harus yang dicintai. Bentuk cinta berupa eros yang dilakukan
dihina, lalu dilecut agar bangkit.” (Dwifatma, oleh Amara dan Baron yaitu melakukan upaya begitu
2021:12) ekstrem untuk dapat memiliki bayi. Hal tersebut disadari
dan dilakukan tiga tahun terakhir sejak bulan September
Dari data di atas menunjukkan adanya terdapat dimana ulang tahun pernikahan Amara dengan Baron
eigenwelt yang terjadi pada diri Amara. Rasa bersalah yang kedelapan. Dengan upaya tersebut, Amara dan
tersebut muncul karena dirinya merasa tidak pantas Baron mengharapkan akan dapat menghasilkan sebuah
mendapat perhatian yang berlebihan, padahal dirinya keturunan dari persatuan cinta mereka.
belum juga mendapatkan keturunan. Amara merasa
bersalah kepada dirinya sendiri karena tidak dapat sesuai Pada novel Lebih Senyap dari Bisikian karya
dengan ekspektasi yang dia ingin untuk hamil, padahal Andina Dwifatma ditemukan adanya bentuk cinta berupa
sang suami telah melimpahkan perhatian yang dapat philia, yaitu sebagai berikut:
dilihat dari membelikan Amara berupa aneka macam
vitamin impor yang harganya yang tidak dibilang murah. “Kelak aku tahu, Macan adalah tipe orang yang bisa
Dia justru ingin diberikan sesuatu yang sebanding atas ngomong apa adanya tanpa perduli apakah
perkataannya menyinggung hati orang lain dan / atau

139
EKSISTENSI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LEBIH SENYAP DARI BISIKAN

sesuai norma kesopanan di masyarakat. Aku dalam mempunyai keturunan dengan melakukan berbagai
menyukai dia karena ini.” (Dwifatma, 2021:117) cara. Dan yang terakhir yaitu philia yang ditunjukkan
oleh Amara dengan Macam sebagai teman karibnya.
Dari data di atas dapat ditemukan adanya bentuk
philia terhadap teman yaitu antara Amara dengan Macan.
Macan adalah teman karib yang dimiliki oleh Amara. Saran
Amara menyukai Macan karena perilakunya yang Setelah melakukan penelitian psikologi eksistensial
membuatnya nyaman menjalin pertemanan. Macan pada tokoh Amara dalam novel Lebih Senyap dari Bisikan
merupakan tipe orang apa adanya dalam berbicara, karya Andina Dwifatma terdapat saran terhadap peneliti
dengan perkataan tersebut tidak perduli apakah perkataan dan guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Bagi peneliti yang
yang diucapjan dapat menyinggung perasaan orang lain
ingin meneliti psikologi eksistensial pada tokoh utama,
atau sesuai norma kesopanan di masyarakat. Hal tersebut
tidak menjadi masalah bagi Amara dan justru membuat bisa dilakukan dengan hanya berfokus pada satu tokoh
dia menyukai berteman dengan Macan. pengagas atau pengembang psikologi eksistensial saja
seperti teori psikologi eksistensial dari perspektif Rollo
Pada novel Lebih Senyap dari Bisikian karya May. Selain itu, peneliti lain juga dapat menggunakan
Andina Dwifatma tidak ditemukan bentuk cinta berupa sumber data yang berbeda dengan penelitian ini dengan
agape.
menganalisis cerpen, ataupun film, atau menggunakan
lebih dari satu sumber data. Sedangkan bagi guru Bahasa
dan Sastra Indonesia dapat memperkenalkan kepada
PENUTUP
peserta didik bahwa terdapat materi psikologi eksistensial
Simpulan dalam kajian sastra.
Dari hasil penelitian mengenai psikologi
eksistensial Rollo May pada novel Lebih Senyap Dari
Bisikan karya Andina Dwifatma dapat disimpulan yaitu DAFTAR PUSTAKA
pertama, ditemukannya kecemasan yang ada pada tokoh
Ahmadi, Anas. 2015. Psikologi Sastra. Surabaya: Unesa
utama yakni tokoh Amara. Pada novel Lebih Senyap Dari University Press Bahasa.
Bisikan karya Andina Dwifatma ditemukannya
Ahmadi, Anas. 2018. Menulis Kreatif Teori dan Praktik.
kecemasan normal dan kecemasan neurotik yang terjadi
Gresik: Graniti.
pada Amara. Terdapat 5 kecemasan normal yang dialami
oleh Amara dapat mengancam eksistensi yang ada pada Ahmadi, Anas. 2019. Metode Penelitian Sastra. Gresik:
dirinya yaitu sebagai ibu dan perempuan. Selain itu juga Graniti.
ditemukan 3 kecemasan neurotik yang dialami oleh Bagus, Lorens. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia.
Amara berasal dari sebuah konflik alam bawah sadar Dirgagunarsa, Singgih. 1978. Pengantar Psikologi.
yang ada pada dirinya. Jakarta: Mutiara.
Kedua, ditemukannya bentuk rasa bersalah yang ada
Dwifatma, Andina. 2020. Lebih Senyap dari Bisikan.
pada tokoh Amara dalam novel Lebih Senyap Dari
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Bisikan karya Andina Dwifatma. Dari ketiga bentuk rasa
bersalah yaitu umwelt, mitwelt, dan eigenwelt, tidak Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Psikologi
Sastra. Yogyakarta: MedPress.
ditemukannya bentuk rasa bersalah berupa umwelt dalam
novel Lebih Senyap Dari Bisikan karya Andina Feist, Jess. & Gregory J. Feist. 2014. Teori Kepribadian
Dwifatma. Sedangkan untuk mitwelt, ditemukannya rasa (Edisi ketujuh). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
bersalah antara Amara dengan Yuki. Dan yang terakhir Feist, Jess. & Gregory J. Feist. 2017. Teori Kepribadian
yaitu ditemukannya 2 bentuk rasa bersalah berupa (Edisi kedelapan). Jakarta: Penerbit Salemba
eigenwelt yang terjadi pada Amara dengan dirinya Humanika.
sendiri. Hal tersebut terjadi akibat keadaan di mana dia Hall, Calvin S., Lindzey, Gardner. 1993. Teori-Teori
merasa bersalah karena belum diberikannya keturunan. Holistik (Organistik-Fenomenologi). Yogyakarta:
Ketiga, ditemukannya bentuk cinta yang ada pada Penerbit Kanisius.
tokoh Amara dalam novel Lebih Senyap Dari Bisikan H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif.
karya Andina Dwifatma. Dari keempat bentuk cinta yaitu Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
seks, eros, philia, dan agape, tidak ditemukannya bentuk
Hermawan, Ucep. 2021. Konsep Diri Eksistensialisme
cinta berupa agape dalam novel Lebih Senyap Dari Rollo May. Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam. 6(1): 6.
Bisikan karya Andina Dwifatma. Bentuk cinta berupa
Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan
seks, terjadi pada Amara dengan Baron. Selanjutnya
Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Rajawali
yakni eros, ditemukannya keinginan Amara dan Baron Pers.
Bapala Volume 9, Nomor 2 Tahun 2022, hlm. 132-141

May, Rollo. 2018. Kreativitas dan Keberanian.


Yogyakarta: IRCiSoD.
May, Rollo. 2019. Manusia Mencari Dirinya.
Yogyakarta: Basabasi.
Mijayanti, Kinanti. 2020. Fenomena Sobat Ambar Di
Kota Solo; Prespektif Pendekatan Eksistensial
Humanistik Rollo May. Skripsi. Institut Agama Islam
Negeri Surakarta. Skripsi tidak diterbitkan.
Minderop, Albertine. 2016. Psikologi Sastra: Karya
Sastra, Metode, Teori, dan Contoh Kasus. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Misiak, Henryk dan Virginia Staudt Sexton. 2009.
Psikologi Fenomenologi, Eksistensial, dan
Humanistik. Terjemahan oleh E. Koswara. Bandung:
Refika Aditama.
Moloeng, L.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik
Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahma, Aulia. 2019. Ekistensi dan Konsep On dalam
Cerpen Imogayu Karya Akutagawa Ryunosuke:
Tinjaun Psikoanalisis Ekistensialisme Rollo May.
Kotoba. 7(1).
Rosiana, Silvia. 2014. Analisis Psikologi Eksistensial
Tokoh Utama pada Novel Semusim dan Semusim Lagi
Karya Andina Dwifatma (Tinjauan Psikologi Rollo
May). Skripsi. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang. Skripsi tidak diterbitkan.
Semiun, Yustinus. 2021. Teori-Teori Kepribadian
Humanistik. Yogyakarta: PT Kanisius.
Subroto. 1992. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis
Bahasa (Pengantar. Penelitian Wahana Kebudayaan
Secara Linguistis). Yogyakarta: Duta. Wacana.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sobarna, Ayi. 2005. Ekspektasi Mahasiswa Unisba
Terhadap Kuliah Pendidikan Agama Islam Perspektif
Psikologi Eksistensial. Unisba, 21(4): 557-577.
Taum, Yoseph Yapi. 1997. Pengantar Teori Sastra:
Ekspresivisme, Strukturalisme, Pascastrukturalisme,
Sosiologi, Resepsi. Ende: Nusa Indah.
Tohirin. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Dalam
Pendidikan Dan Bimbingan Konseling. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Wellek, Rene dan Austin Werren. 1990. Teori
Kesusastraan (Terjemahan Melani Budianto).
Jakarta: Gramedia.

141

Anda mungkin juga menyukai