Anda di halaman 1dari 16

SEKSUALITAS DALAM NOVEL

SEPERTI DENDAM, RINDU HARUS DIBAYAR TUNTAS


KARYA EKA KURNIAWAN

Gregorius Agung Rendra Prasastyo


Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma

ABSTRAK

Tulisan ini menyajikan hasil kajian tentang perilaku seksual pada para tokoh yang terdapat dalam
novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan dengan menggunakan
pendekatan psikologi sastra. Ada pun teori yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
teori psikoanalisis Sigmund Freud. Perilaku seksual seringkali dinilai sebagai sesuatu yang
menyimpang dari norma atau kaidah yang telah berlaku di masyarakat. Aktivitas kejiwaan ini memiliki
peranan dalam membentuk perilaku seseorang terutama dalam hubungannya dengan aktivitas sosial.
Dalam novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas ini, terdapat sikap pengalihan akan
hasrat seksual. Setidaknya ada tiga bentuk pengalihan yakni sublimasi, mimpi, dan fantasme yang
dapat ditemukan pada tokoh Ajo Kawir, Si Iteung, dan Mono Ompong. Ketiga bentuk pengalihan
akan hasrat seksual di atas menjelaskan bahwa hasrat seksual dapat mempengaruhi perilaku sosial
seseorang yang dalam hal ini mengacu pada para tokoh yang terdapat dalam novel Seperti Dendam,
Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan. Hasrat seksual dapat menjadi otak kedua manusia
dalam mengatur perilaku seseorang.
Kata kunci: psikologi sastra, novel, perilaku seksual, teori psikoanalisis,

1. PENDAHULUAN merepresentasikan kehidupan nyata manusia.


Kajian psikoanalisis diharapkan mampu
Secara normatif, seksualitas dipandang menemukan aspek-aspek ketidaksadaran yang
sebagai ciri, sifat, atau peranan seks (Kamus terdapat dalam sebuah karya sastra. Sigmund
Besar Bahasa Indonesia, 2008: 1014). Kebanyakan Freud disebut-sebut sebagai pencetus teori
ahli menganggap bahwa dorongan seks psikoanalis ini. Menurut Sigmund Freud,
manusia adalah warisan biologis (Paul Horton, setiap karya sastra mempunyai tiga unsur
1987: 147). Perilaku seksual seringkali dinilai sistem penting, yakni id, ego, dan superego.
sebagai sesuatu yang menyimpang dari norma Novel Seperti Dendam, Rindu Harus
atau kaidah yang telah berlaku di masyarakat. Dibayar Tuntas merupakan novel ketiga Eka
Aktivitas kejiwaan ini memiliki peranan Kurniawan. Novel sebelumnya adalah Cantik
dalam membentuk perilaku seseorang terutama Itu Luka dan Lelaki Harimau. Hal yang menarik
dalam hubungannya dengan aktivitas sosial. dari novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar
Menurut Endraswara (2003: 97) Tuntas karya Eka Kurniawan memiliki cerita
psikologi sastra merupakan kajian yang yang ringan namun menarik untuk diikuti.
memandang karya sastra sebagai aktivitas Secara umum novel karya Eka Kurniawan
kejiwaan. Dalam arti yang luas, karya ini mengisahkan tentang “burung”, alias
s a s t r a dipandang sebagai bentuk yang kemaluan seorang pria yang suka berkelahi

53
54 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 11, Nomor 1, Maret 2017, hlm. 53-67

bernama Ajo Kawir. Masalah yang dihadapi memicu adanya perubahan kepribadian para
oleh Ajo Kawir adalah “burung”nya yang tokoh serta menghidupkan alur cerita.
tidak mau bangun dan mengeras. Kemaluan Karya sastra ini akan dianalisis dinamika
milik Ajo Kawir seperti orang yang sedang dan struktur kepribadian tokoh sebelum
tidur pulas. Hal ini bermula ketika sahabatnya kemudian dianalisis menggunakan kajian
yang bernama Si Tokek mengajaknya untuk psikoanalisis. Selanjutnya kajian psikoanalisis
mengintip seorang wanita sinting berparas ini diharapkan mampu mengungkapkan nilai-
cantik bernama Rona Merah yang diperkosa nilai seksualitas dalam novel Seperti Dendam,
oleh dua orang polisi. Karena ketidak hati- Rindu Harus Dibayar Tuntas.
hatiannya Ajo Kawir tertangkap basah sedang
mengintip. Akibat paksaan dari oknum polisi
yang menyuruh Ajo Kawir untuk memasukkan 2. LANDASAN TEORI
“burung”nya ke dalam lubang senggama
milik Rona Merah lah yang membuat Suatu penelitian memerlukan teori-teori
“burung” milik Ajo Kawir memutuskan untuk atau pendekatan yang tepat dan sesuai dengan
tidur dalam waktu yang cukup lama. Sudah objeknya. Landasan teori dalam penelitian ini
beberapa cara dilakukan oleh Ajo Kawir untuk memaparkan analisis dinamika dan struktur
membuat kemaluannya bangun. Mulai dari kepribadian tokoh dalam sebuah novel, kajian
mengoleskan cabai rawit, menyengatkan psikologi, kajian psikoanalisis, dan pengertian
lebah, membaca buku-buku tipis stensilan mengenai hasrat seksual.
karya Valentino bahkan mengancam akan
memenggalnya dengan golok, tetapi 2.1 Dinamika Kepribadian
kemaluannya tidak juga bangun. “Burung”
milik Ajo Kawir yang tertidur pulas merupakan Freud memandang manusia sebagai
alegori dari kehidupannya yang brutal dan sebuah sistem energi yang kompleks dan
keras. Konflik-konflik yang timbul dalam dikuasai oleh hukum konservasi energi yang
cerita tidak lepas dari kemaluan milik Ajo mengatakan: energi dapat berubah bentuk
Kawir itu sendiri. Yang menarik dari novel ini tetapi jumlahnya akan tetap sama. Menurut
adalah tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam Freud hukum ini juga berlaku bagi kehidupan
cerita merupakan tokoh-tokoh yang perilakunya psikis. Berbagai kebutuhan badaniah manusia
dilandasi oleh hasrat seksual. Hal-hal tersebut menimbulkan berbagai ketegangan atau
tentu merupakan representasi dari kehidupan kegairahan dan akan terungkap melalui
nyata di sekitar kita. sejumlah perwakilan mental dalam bentuk
Novel Seperti Dendam, Rindu Harus dorongan/keinginan yang dinamakan naluri
Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan merupakan (Hartono, 2003: 5). Selanjutnya, isi dari dinamika
karya sastra yang dipilih oleh penulis untuk kepribadian adalah naluri, penyaluran dan
dijadikan sebagai bahan penelitian. Penulis penggunaan energi psikis, kecemasan, dan
memilih topik dinamika kepribadian tokoh mekanisme pertahanan ego.
Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar
Tuntas didasarkan pada alasan bahwa perilaku 2.2 Naluri
tokoh utama yakni Ajo Kawir didasari oleh
hasrat seksualnya. Sementara itu, hasrat Naluri atau instink adalah perwujudan
seksual merupakan isu atau masalah penting ketegangan badaniah yang berusaha mencari
dalam dinamika kepribadian. Selain itu juga pengungkapan dan peredaan ketegangan,
terdapat tokoh Si Iteung dan Mono Ompong serta merupakan bawaan tiap makhluk
yang berusaha mengungkapkan perasaan hidup. Setelah perang dunia pertama (sekitar
cintanya namun tidak terlepas dari hasrat tahun 1920), ia melihat banyak agresi manusia.
seksual mereka. Para tokoh ini dipilih karena Freud mengatakan terdapat dua naluri utama
mereka memiliki kepribadian dan keterkaitan manusia yaitu naluri hidup dan naluri mati.
yang kuat terhadap tokoh lainnya yang Energi yang mendasari naluri hidup adalah
Gregorius Agung Rendra Prasastyo – Seksualitas dalam Novel Seperti Dendam, Rindu .... 55

libido. Libido bukan hanya merupakan kecemasan terjadi karena represi dorongan
dorongan seksual tetapi juga merupakan dasar seksual. (Ibid., 87. 88).
bagi seluruh dorongan untuk hidup. Bila cinta Pandangan awal Freud yang mengatakan
dan seks merupakan perwujudan naluri kecemasan terletak di id kemudian diganti
hidup, maka benci dan agresivitas merupakan dengan kecemasan terletak di ego. Hal itu
perwujudan naluri mati (Ibid., 5. 6). dikarenakan model struktural baru dari Freud
mengemukakan bahwa ego harus menjadi
2.3 Penyaluran dan Penggunaan tempat kecemasan. Dengan demikian,
Energi Psikis hanya ego yang dapat merasakan kecemasan,
sementara id, superego, dan dunia luar terlibat
Dinamika kepribadian ditentukan salah satu dari tiga kecemasan menurut Freud.
oleh cara energi psikis didistribusikan Ketergantungan ego dengan id menyebabkan
serta digunakan oleh id, ego, dan superego. kecemasan neurotik, ketergantungan ego
Jumlah energi yang terbatas mengakibatkan dengan superego menyebabkan kecemasan
persaingan diantara ketiga sistem itu dalam moral, dan ketergantungan ego dengan dunia
menggunakan energi tersebut. Jika salah satu luar menyebabkan kecemasan realistik
sistem menjadi lebih kuat, kedua sistem (Ibid., 88)
lainnya akan menjadi lebih lemah, kecuali ada Kecemasan neurotik adalah ketakutan
energi baru yang ditambahkan kepada seluruh terhadap suatu bahaya yang tidak diketahui.
sistem (Semiun, 2006: 83). Kecemasan moral adalah kecemasan yang
Id memiliki semua energi psikis dan terjadi karena adanya konflik antara kebutuhan
menggunakannya untuk refleks serta realistik dengan tuntutan superego. Kecemasan
pemenuhan hasrat melalui proses primer realistik adalah perasaan yang tidak
dengan upaya pemuasan kebutuhan. Energi menyenangkan terhadap suatu bahaya yang
id sangat mudah berubah. itu berarti id dapat mungkin terjadi (Ibid., 88. 89).
dengan mudah berpindah-pindah dari satu
gerakan atau gambaran ke gerakan atau 2.3.2 Mekanisme Pertahanan Ego
gambaran lain. Hal itu disebabkan karena id
tidak mampu mengadakan diskriminasi secara Freud mengartikan mekanisme pertahanan
cermat diantara objek (Ibid., 83). ego sebagai strategi yang digunakan individu
Ego tidak mempunyai sumber energi untuk mencegah kemunculan terbuka dari
sendiri. Oleh karena itu, ego meminjam energi dorongan-dorongan id maupun untuk
dari id. Pengalihan dari id ke proses-proses menghadapi tekanan superego atas ego,
yang membentuk ego terlaksana lewat dengan tujuan agar kecemasan bisa dikurangi
suatu mekanisme yang disebut identifikasi atau diredakan. Mekanisme pertahanan ego
(Ibid., 84). tersebut adalah represi, sublimasi, proyeksi,
displacement, rasionalisasi, reaksiformasi, dan
2.3.1 Kecemasan regresi (Koeswara, via Setiadi, 2012: 12-13).
Represi merupakan mekanisme
Kecemasan menurut Freud (1933/1964) pertahanan ego yang paling utama karena
adalah suatu perasaan afektif yang tidak menjadi basis bagi mekanisme-mekanisme
menyenangkan yang disertai dengan sensasi pertahanan ego yang lainnya serta paling
fisik yang memperingatkan orang terhadap berkaitan langsung dengan peredaan
bahaya yang akan datang. Seiring berjalannya kecemasan. Hal itu karena represi adalah
waktu, pandangan Freud tentang kecemasan mekanisme yang dilakukan oleh Ego untuk
berubah. Libido yang tidak diungkapkan atau meredakan kecemasan kedalam alam tak
energi dorongan seksual yang terbendung sadar manusia. Sublimasi adalah mekanisme
karena represi kemudian dilepaskan secara pertahanan ego yang ditujukan untuk
eksplosif dalam suatu keadaan yang berubah, mencegah dan atau meredakan kecemasan
yakni keadaan kecemasan. Singkatnya, dengan cara mengubah dan menyesuaikan
56 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 11, Nomor 1, Maret 2017, hlm. 53-67

dorongan primitif id yang menjadi penyebab 2.4.1 Id


kecemasan ke dalam tingkah laku yang bisa
diterima dan dihargai oleh masyarakat. Id adalah segi kepribadian tertua, sistem
Proyeksi adalah pengalihan dorongan, sikap, kepribadian pertama, ada sejak lahir (bahkan
atau tingkah laku yang menimbulkan kecemasan mungkin sebelum lahir), diturunkan secara
pada orang lain. Displacement adalah genetis, langsung berkaitan dengan dorongan-
pengungkapan dorongan yang menimbulkan dorongan biologis manusia dan merupakan
kecemasan kepada objek atau individu yang sumber/cadangan energi manusia, sehingga
kurang berbahaya atau kurang mengancam dikatakan juga oleh Freud sebagai jembatan
dibanding dengan objek atau individu antara segi biologis dan psikis manusia. Id
semula. Rasionalisasi ialah upaya individu bekerja berdasarkan prinsip-prinsip primitif
menyelewengkan atau memutarbalikkan sehingga bersifat kaotik (kacau, tanpa aturan),
kenyataan, dalam hal ini kenyataan yang tidak mengenal moral, dan tidak memiliki rasa
mengancam ego melalui dalih atau alasan benar-salah (Ibid., 2-4).
tertentu yang seakan-akan masuk akal.
Sehingga, kenyataan tersebut tidak lagi 2.4.2 Ego
mengancam ego individu yang bersangkutan.
Reaksi formasi berkaitan dengan kemampuan Ego adalah segi kepribadian yang harus
individu untuk mengendalikan dorongan- tunduk pada Id dan harus mencari dalam
dorongan primitif agar tidak muncul sambil realitas apa yang dibutuhkan Id sebagai
secara sadar mengungkapkan tingkah laku pemuas kebutuhan dan pereda ketegangan.
sebaliknya. Regresi adalah usaha yang Oleh karena itu, Ego adalah segi kepribadian
dilakukan individu untuk menghindarkan diri yang dapat membedakan antara khayalan dan
dari kenyataan yang mengancam dengan cara kenyataan serta mau menanggung ketegangan
kembali ke taraf perkembangan yang lebih dalam batas tertentu. Ego bekerja berdasarkan
rendah serta bertingkah laku seperti ketika ia prinsip realitas artinya dapat menunda
berada dalam taraf yang lebih rendah itu pemuasan diri atau mencari bentuk pemuasan
(Ibid., 12-13). lain yang sesuai dengan batasan lingkungan
dan hati nurani. Ego menjalankan proses
2.4 Struktur Kepribadian sekunder artinya menggunakan kemampuan
berpikir secara rasional dalam mencari
Salah satu penemuan besar psikoanalisis pemecahan masalah terbaik (Ibid., 4).
adalah adanya kehidupan tak sadar pada
manusia. Freud membayangkan manusia 2.4.3 Superego
sebagai gunung es di tengah lautan yang hanya
nampak kecil saja yaitu puncak teratasnya. Superego merupakan perwakilan dari
Sebagian besar badan gunung es tersebut berbagai nilai dan norma yang ada dalam
berada di bawah permukaan air laut. Bagian masyarakat di tempat individu itu hidup.
yang berada di bawah permukaan air laut ini Anak mengembangkan Superegonya melalui
kemudian dibagi menjadi dua yaitu bagian berbagai perintah dan larangan yang
pra-sadar yang dengan usaha dapat kita diberikan orang tuannya. Titik perkembangan
angkat ke atas dan bagian tak sadar yang yang sangat penting dalam pembentukan
hanya muncul dalam perbuatan-perbuatan Superego adalah dilaluinya tahap oidipal
tidak sengaja, fantasi, khayalan, mimpi, mitos, dengan baik. Freud membagi Superego dalam
dongeng, dan sebagainya. Pada tahun 1923, dua hal yaitu hati nurani dan ego ideal. Hati
Freud mengemukakan dalam bukunya The nurani diperoleh dari penghukuman berbagai
Ego and The Id pandangannya mengenai perilaku anak yang dinilai jelek oleh orang tua
struktur kepribadian manusia, yaitu terdiri dari dan menjadi dasar bagi rasa bersalah. Ego
tiga bagian yang tumbuh secara kronologis: ideal adalah hasil pujian dan penghadiahan
Id, Ego, dan Superego. (Hartono, 2003:2.3) atas berbagai perilaku yang dinilai baik oleh
Gregorius Agung Rendra Prasastyo – Seksualitas dalam Novel Seperti Dendam, Rindu .... 57

orang tua. Anak yang mengejar keunggulan sulit diamati secara kasat mata. Pikiran-
dan kebaikan akan memiliki nilai diri jika itu pikiran yang tidak sering muncul dalam
berhasil dilakukan. Superego memungkinkan perilaku, dapat tiba-tiba muncul bahkan
manusia memiliki pengendalian diri dan kebanyakan tinggal bersembunyi sampai
selalu akan menuntut kesempurnaan manusia suatu saat mendapatkan jalan keluar untuk
dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan ekspresinya dalam mimpi atau fantasi dalam
(Ibid., 4. 5). bentuk yang terselubung (Moesono, 2003: vii-
viii). Kontribusi yang tepat bagi pemahaman
2.4.4 Kajian Psikologi insting seksual dalam diri seseorang yang
setidaknya berhubungan dengan pribadi
Mulyono (1986) dalam bukunya normal, hanya dapat diperoleh dari satu
Kenakalan Remaja dalam Perspektif Pendekatan sumber, dan hanya dapat dicapai melalui satu
Sosiologis, Psikologis, Teologis dan Usaha jalur yang pasti (Sigmund Freud, 2014: 34).
Penanggulangannya berpendapat bahwa Davidoff (1988: 19) mengemukakan
perubahan dan perkembangan fisik yang bahwa teori psikoanalisis merupakan satu
dialami oleh remaja juga mempengaruhi teori penelitian Freud mengenai kepribadian,
keadaan psikologisnya. Kegoncangan ini abnormalitas, dan perawatan penderita. Freud
mempengaruhi integrasi antara id, ego dan mendasarkan teori kepribadiannya pada dua
superego. Perkembangan seksualitas (hormon) ide yang sangat mendasar yaitu:
seseorang mempengaruhi perilaku terutama
perasaan emosional mereka. Dalam buku a. Tingkah laku manusia tidak dikuasai
Mulyono menegaskan bahwa sejauhmana oleh akal, tetapi oleh naluri irrasional,
seseorang berhasil menguasai diri, emosi naluri menyerang, terutama naluri seks.
bahkan dapat dijadikan sebagai sumber b. Sebagian kecil dari pikiran dan kegiatan
kekuatan, ketegasan, keberanian, kefasian, manuisa muncul dari proses mental
inisiatif, dan kreatifitas. yang disadari dan yang paling besar
Psikologi sastra mempelajari fenomena mempengaruhi tingkah laku manusia
kejiwaan tertentu yang dialami oleh tokoh adalah ketidaksadaran (suatu tempat
utama dalam karya sastra ketika merespon penyimpanan ingatan dan keinginan-
atau bersaksi terhadap diri dan lingkungannya, keinginan) yang tidak pernah timbul
dengan demikian gejala kejiwaan dapat mencapai kesadaran atau telah tertekan,
terungkap lewat tokoh dalam sebuah karya yaitu terdorong keluar kesadaran, sebab
sastra (Siswantoro, 2005: 32). Psikologi sastra menimbulkan rasa takut dan memalukan
digunakan untuk menganalisis kesadaran dalam diri sendiri.
kejiwaan manusia yang terdiri dari unsur-
unsur struktural yang sangat erat hubungannya Sejalan dengan pendapat Freud, penulis
dengan fungsi panca indera. Karakter dalam berusaha menganalisis perilaku para tokoh
karya sastra, lingkungan serta plot yang yang didasari oleh hasrat seksual. Bertolak
terbentuk sesuai dengan kebenaran dalam dari hal ini pula penulis akan memfokuskan
psikologi sebab kadang-kadang ilmu jiwa penelitian pada psikoanalisis.
dipakai oleh pengarang untuk melukiskan
tokoh-tokoh serta lingkungannya (Wellek, 4.5 Pengertian Hasrat Seksual
1990: 41).
Seksualitas meliputi sebuah perasaan,
2.4.5 Kajian Psikoanalisis hubungan antar manusia, serta komunikasi
antar pasangan sehingga tidak dibatasi
Pendekatan psikoanalis menurut oleh keadaan fisik seseorang. Seksualitas
Sigmund Freud sesungguhnya merupakan adalah aspek penting dalam kehidupan yang
suatu pendekatan yang sangat ampuh untuk mempengaruhi cara kita memperlihatkan
memahami perilaku seseorang, terutama yang kasih sayang, menilai diri sendiri dan
58 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 11, Nomor 1, Maret 2017, hlm. 53-67

berhubungan dengan orang lain. Seskualitas yang diperlukan (Nazir, 1985:211). Penelitian
didasarkan pada nilai-nilai pribadi kita sendiri ini dilakukan menggunakan metode studi
(www.infokes.com). pustaka dengan mencari dan membaca
Perilaku seksual adalah gejala tingkah banyak pustaka, termasuk karya sastra secara
laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik cermat (Nazir, 1985: 111-132). Teknik catat
lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. digunakan untuk mencatat data yang diperoleh
Bentuk-bentuk tingkah laku ini bermacam- dari teks-teks novel Seperti Dendam, Rindu
macam mulai dari perasaan tertarik sampai Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan.
tingkah laku berkencan, bercumbu, dan
bersenggama. Objek seksualnya dapat berupa 3.2 Metode Analisis Data
orang lain, orang dalam khayalan atau diri
sendiri (Sarwono, 2000: 137). Metode ini digunakan untuk menganalisis
Tidak terdapat definisi yang dapat isi. Metode ini dilakukan dengan cara pencatatan
diterima secara universal mengenai hasrat untuk memudahkan dalam mengetahui
seksual (sexual desire). Seringkali definisi hasrat pandangan masing-masing tokoh setelah
seksual dibingungkan dengan aspek lain dari melakukan penyimakan dan pencermatan
seksualitas manusia. Pada kenyataannya, novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar
hasrat seksual dapat diasosiasikan dengan Tuntas karya Eka Kurniawan. Metode analisis
perilaku seksual (sexual behavior) tapi pada data yang penulis lakukan adalah dengan
dasarnya hasrat seksual terpisah dengan menganalisis unsur tokoh dan penokohan
perilaku seksual (DeLamater dan Morgan dalam novel Seperti Dendam, Rindu Harus
Sill, 2005). Dibayar Tuntas. Analisis unsur tokoh dan
Freud menyebutkan libido sebagai penokohan dilakukan untuk menjembatani
energi yang mendasari naluri hidup. Libido penulis dalam melakukan kajian psikoanalisis
tidak hanya merupakan dorongan seksual tapi tokoh pada novel Seperti Dendam, Rindu Harus
merupakan dasar bagi seluruh untuk hidup. Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan.
Istilah seks dan cinta merupakan perwujudan
naluri hidup (Hartono, 2003: 5-6). Teori-teori 3.3 Metode Penyajian
psikoanalisis Sigmund Freud khususnya yang Hasil Analisis Data
berhubungan dengan kajian seksualitas akan
diterapkan dalam menganalisis perilaku tokoh Data yang telah dikumpulkan lalu
karena seperti yang diyakini oleh Freud, sejak dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan
lahir manusia telah memiliki libido (dorongan mengunakan metode analisis data yang
seksual) yang harus dipenuhi. bertujuan menggambarkan atau melukiskan
keadaan subjek atau objek yakni seseorang,
lembaga, masyarakat, dan lain-lain pada saat
3. METODE PENELITIAN sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak
atau sebagaimana adanya yang tergambar dalam
Pada bagian ini dijelaskan metode teks Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar
pengumpulan data, metode analisis data, dan Tuntas (Nawawi dalam Siswantoro, 2005: 56).
metode penyajian hasil analisis data yang
digunakan dalam mengkaji novel Seperti 3.4 Sumber Data
Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka
Kurniawan. Data merupakan bahan penelitian.
Karya sastra yang menjadi objek penelitian ini
3.1 Metode Pengumpulan Data adalah novel dengan identitas sebagai berikut:

Metode ini merupakan prosedur yang Judul Buku : Seperti Dendam, Rindu Harus
sistematik dan stadar utnuk memperoleh data Dibayar Tuntas
Gregorius Agung Rendra Prasastyo – Seksualitas dalam Novel Seperti Dendam, Rindu .... 59

Pengarang : Eka Kurniawan sebagai seorang lelaki yang gagah perawakanya


Tahun Terbit : 2004 edisi pertama juga gemar berkelahi. Kegemarannya
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama berkelahi ini muncul karena masalah yang
Halaman : 256 halaman menimpa kemaluannya. Hal ini bermula
ketika ia diajak oleh sahabatnya yang bernama
Si Tokek untuk mengintip wanita gila
4. PEMBAHASAN bernama Rona Merah. Karena ketidak hati-
hatiannya, ia tertangkap basah sedang
Pada bagian pembahasan ini dipaparkan mengintip. Ia dipaksa oleh dua oknum polisi
hasil analisis novel Seperti Dendam, Rindu Harus yang memperkosa Rona Merah untuk turut
Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan. Hasil serta memasukkan batang kemaluannya ke
analisis meliputi (i) dinamika dan struktur dalam lubang senggama milik Rona Merah.
tokoh kepribadian tokoh dan (ii) sublimasi, Saat itu juga batang kemaluan milik Ajo Kawir
mimpi, dan fantasme. memutuskan untuk tidur dalam waktu yang
cukup lama.
4.1 Dinamika dan Struktur Si Tokek merasa bersalah atas apa yang
Kepribadian Tokoh telah menimpa sahabatnya itu. Ia sering
menyalahkan dirinya sendiri dan berusaha
Pada bab ini penulis akan mengkaji keras untuk membuat sahabatnya dapat
novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar melupakan kejadian itu. Untuk menebus
Tuntas dari segi dinamika dan struktur kesalahannya itu, ia memutuskan untuk
kepribadian tokoh. Dalam asumsi penulis, senantiasa menemani kemanapun sahabatnya
untuk mengetahui perilaku tokoh yang erat itu pergi. Bahkan, ketika Ajo Kawir memutuskan
kaitannya dengan hasrat seksual, penulis untuk mencari gara-gara dengan anak lain dan
menganalisis terlebih dahulu dinamika dan mengajak mereka berkelahi, Si Tokek tidak
struktur kepribadian tokoh-tokoh yang akan tinggal diam. Ia akan dengan senang hati
terdapat dalam novel. Dalam hal ini, penulis ikut dalam perkelahin itu. Suatu ketika,
mengolah teks manifes dan mencoba Paman Gembul datang menemui Iwan Angsa
mengungakpkan teks yang tersembunyi di yang merupakan ayah dari Si Tokek. Maksud
baliknya untuk mengungkap perilaku mereka kedatangannya adalah mencari orang yang
yang berhubungan dengan hasrat seksual. mau bekerja untuknya (berkelahi). Iwan
Struktur kepribadian manusia mencakup Angsa menyarankannya untuk bertemu
tiga hal, yakni id,ego,dan superego. Id berada dengan Ajo Kawir. Ajo Kawir tentu dengan
pada alam ketaksadaran, sementara ego dan senang hati menerima tawaran itu.
superego meliputi alam sadar manusia. Penulis Suatu hari, Ajo Kawir bertemu dengan
mendapati setidaknya tiga tokoh yang dapat seorang gadis cantik yang juga ahli dalam
dianalisis dinamika dan struktur kepribadiannya berkelahi bernama Si Iteung. Pertemuan itu
dalam novel Seperti Dendam, Rindu Harus berujung pada perkelahinan antar keduanya.
Dibayar Tuntas. Ketiga tokoh tersebut adalah Dan dari perkelahian itu timbul perasaan cinta
Ajo Kawir yang merupakan tokoh utama, Si antara keduanya. Perjalanan hubungan
Iteung dan Mono Ompong yang merupakan mereka direstui oleh kedua orang tua masing-
tokoh tambahan dalam novel. masing tetapi tidak oleh teman Si Iteung yang
bernama Budi Baik. Suatu waktu Budi Baik
4.1.1 Dinamika dan Struktur Kepribadian dan teman-temannya mencegat Ajo Kawir dan
Ajo Kawir mengeroyoknya hingga babak belur. Hal ini
kemudian diketahui oleh Si Iteung dan Si
Ajo Kawir merupakan tokoh utama Tokek yang kemudian balik menghajar mereka.
dalam alur cerita pada novel Seperti Dendam, Ajo Kawir dan Si Iteung pun memutuskan
Rindu Harus Dibayar Tuntas. Ia digambarkan untuk menikah walaupun sebelumnya Ajo
60 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 11, Nomor 1, Maret 2017, hlm. 53-67

Kawir sempat ragu apakah ia dapat membuat 4.1.2 Dinamika dan Struktur Kepribadian
Si Iteung bahagia dengan keadaannya. Si Iteung
Kehidupan keluarga Ajo Kawir yang
tadinya baik-baik saja menjadi retak karena ia Si Iteung merupakan tokoh tambahan
mendapati bahwa Si Iteung hamil. Padahal, dalam alur cerita dalam novel Seperti Dendam,
Ajo Kawir sadar betul bahwa ia tidak dapat Rindu Harus Dibayar Tuntas. Ia digambarkan
menghamili istrinya tersebut. Ajo Kawir sebagai sosok gadis berparas cantik juga
memutuskan untuk meninggalkan rumah dan pandai berkelahi. Keahliannya berkelahi tidak
kembali menjalankan misinya mencari dan bisa dilepaskan dari latar belakang masa
membunuh orang yang bernama Si Macan. kecilnya.
Karena amarahnya yang menjadi-jadi itulah Pada masa kecilnya Si Iteung yang
kemudian Ajo Kawir membunuh Si Macan. masih duduk di bangku sekolah pernah
Ajo Kawir menyerahkan diri kepada polisi dan mendapatkan perilaku penyimpangan seksual
mendekam di penjara selama beberapa tahun. yang dilakukan oleh gurunya. Gurunya yang
Keluar dari penjara Ajo Kawir memutuskan bernama Pak Toto kerap kali melakukan aksi
membeli sebuah truk dan bekerja menjadi cabul terhadap dirinya setiap pulang sekolah.
sopir truk. Banyak hal yang dapat ia pelajari Hal inilah yang kemudian menjadi latar
dari semua kejadian yang menimpa dirinya belakang keinginannya untuk masuk ke salah
khususnya dari kemaluannya sendiri selama satu perguruan silat. Keinginannya masuk ke
mendekam dalam penjara. Ia bertekad untuk perguruan silat ini akhirnya ia utarakan
tidak kembali menjadi seseorang yang gemar kepada ayahnya. Ia merupakan satu-satunya
berkelahi dan memutuskan untuk hidup anak perempuan dalam perguruan itu.
damai dan tenang seperti yang diajarkan oleh Di perguruan silat itulah ia belajar
kemaluannya. Pekerjaannya menjadi seorang banyak teknik berkelahi demi menjaga
sopir truk mempertemukannya dengan tokoh kehormatannya, dan dari perguruan silat itu
yang bernama Mono Ompong juga Jelita. juga ia kemudian berkenalan dengan tokoh
Dari tokoh Mono Ompong inilah ia bernama Budi Baik. Perilaku dari Budi Baik
merasa dapat kembali mengingat sosok tidak sebaik namanya. Dari Budi Baik ini juga
dirinya sendiri ketika masih remaja. Dan dari ia kerap kali mendapatkan perilaku seksual.
tokoh Jelita inilah ia sering memimpikan Ketika sudah benar-benar mahir dalam
kemaluannya dapat bangun kembali. Bahkan berkelahi ia melakukan aksi balas dendam
dari tokoh Jelita inilah ia kemudian sembuh dengan menghajar gurunya tersebut dan
dari penyakitnya. memutuskan untuk menjadi seorang pengawal
Pada mulanya Ajo Kawir mengikuti idnya pribadi.
untuk dapat sembuh dari penyakitnya dengan Pertemuannya dengan Ajo Kawir yang
melakukan berbagai cara agar kemaluannya berujung pada perkelahian merupakan awal
dapat berdiri kembali mulai dari mengoleskan dari hubungan cinta keduanya. Ia memutuskan
cabai pada batang kemaluannya, membaca untuk menikahi Ajo Kawir meskipun tahu
buku stensilan karya Valentino, menyengatkan bahwa kemaluan Ajo Kawir tidak bisa berdiri.
lebah pada batang kemaluannya, dan bahkan Dalam kehidupan rumah tangga mereka, ia
mengancamnya akan memotongnya. Semua yang merupakan seorang wanita tulen juga
hal itu ternyata sia-sia. Ia memutuskan untuk merasakan kerinduan untuk dapat bercinta
melampiaskan hasrat seksualnya dengan dengan suaminya tersebut. Hal ini dapat
berkelahi. Pada akhirnya, Ajo Kawir mengikuti dibuktikan dari ia yang sering mempikan dan
super egonya dengan menerima keadaan membayangkan kemaluan milik suaminya
dirinya sendiri dan juga menerima Si Iteung dapat berdiri kembali.
beserta anak yang dilahirkannya. Perasaan Karena hasrat seksualnya yang besar,
cintanya pada Si Iteung ternyata lebih besar pernah suatu kali ia melampiaskan hasratnya
dari hasrat seksualnya. itu kepada teman seperguruannya yakni Budi
Gregorius Agung Rendra Prasastyo – Seksualitas dalam Novel Seperti Dendam, Rindu .... 61

Baik. Hal ini kemudian berujung pada yang gemar berkelahi. Kegemaran berkelahinya
kehamilan yang menimpanya. Kecemasan dan muncul sedari ia masih duduk di bangku
ketakutannya timbul seketika karena ia tahu sekolah dasar. Pernah ia berkelahi dengan
bahwa suaminya pasti akan marah bahkan temannya karena tidak terima akan perilaku
kecewa terhadap dirinya. Hal ini terbukti temannya tersebut memelorotkan celana
dengan Ajo Kawir yang pergi dari rumah olahraganya di depan teman-teman yang lain.
dalam keadaan marah setelah mengetahui Dari perkelahian itulah ia kehilangan dua gigi
perihal kehamilannya. depannya.
Setelah melahirkan, Si Iteung pergi ke Perilaku dari Mono Ompong yang mudah
rumah Budi Baik dan membunuhnya. Hal sekali tersulut emosinya dan suka berkelahi
ini ia lakukan guna menebus kesalahannya inilah yang kemudian mengingatkan Ajo
dan penghianatannya terhadap Ajo Kawir Kawir pada masa mudanya dulu. Perkenalannya
suaminya. Ia pun di penjara untuk waktu dengan Ajo Kawir sendiri terjadi ketika ia
yang lama. Di dalam penjara itulah ia kerap memutuskan untuk menjadi kernet truk
didatangi oleh Paman Gembul dan berbagi miliknya.
banyak informasi, terlebih ia mendapat Mono Ompong mencintai seorang
informasi dari Paman Gembul perilah gadis di desanya yang bernama Nina. Ia
kesembuhan penyakit suaminya hanya akan sering menceritakan soal Nina kepada Ajo
terjadi ketika dapat membunuh dua oknum Kawir, bahkan mengaku-ngaku bahwa Nina
polisi yang pernah memperkosa Rona Merah. merupakan kekasihnya. Pernah suatu kali ia
Keluar dari penjara Si Iteung memilih menggunakan uang SPPnya hanya untuk
untuk segera mencari kedua oknum polisi dapat bercinta dengan Nina. Hal tersebut
tersebut dan bertekad untuk membunuh ternyata hanya mempermalukan dirinya
mereka. Hal ini ia lakukan semata-mata untuk sendiri dan membuat ibunya marah besar
kesembuhan penyakit suaminya. Ia hanya bisa kepadanya. Dari hal inilah kemudian ia
sebentar bertemu dengan Ajo Kawir yang memutuskan untuk bekerja sebagai kernet
memutuskan kembali ke rumah sebelum truk milik Ajo Kawir. Pekerjaan yang ia
akhirnya ia sendiri harus kembali masuk ke lakukan sebagai seorang kernet truk semata-
dalam penjara untuk mempertanggung mata hanya ingin mengumpulkan uang untuk
jawabkan perbuatannya tersebut. dapat ia gunakan membayar Nina dan tidur
Si Iteung mengabaikan id-nya untuk bersamanya. Hal ini juga dibuktikan dari
dapat melampiaskan hasrat seksualnya. Ia Mono Ompong yang menerima tawaran dari
lebih memilih mengikuti super egonya untuk Si Kumbang seorang pengemudi truk lain yang
menyadari kesalahannya yang telah melakukan mengajak berkelahi dengannya. Ia berpesan
tindakan pengkhianatan terhadap suaminya pada Ajo Kawir utnuk mempertaruhkan
dengan berselingkuh dan bercinta dengan uangnya untuk kemenangan dari Si Macan
Budi Baik yang berujung pada kehamilan. Ia tetapi Ajo Kawir tidak melakukannya. Ajo
juga mengikuti super egonya untuk dapat Kawir mempertaruhkan uang tersebut untuk
menerima Ajo Kawir dengan sepenuh hati. kemenangan dari Mono Ompong sendiri.
Perasaan cintanya lebih besar dari sekadar Mono Ompong yang digambarkan
hasrat seksualnya. sebagai seorang remaja dengan nyali yang
besar ternyata mendapati dirinya sendiri
4.1.3 Dinamika dan Struktur Kepribadian ketakutan dan cemas jika saja ia kalah dalam
Mono Ompong pertarungan bahkan tidak dapat bertemu lagi
dengan wanita pujaannya. Hal ini dibuktikan
Mono Ompong merupakan tokoh dari sikap Mono Ompong yang berubah
tambahan dalam alur cerita dalam novel ketakutan bahkan menangis di dalam kabin
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. truk milik Ajo Kawir. Setelah mendapatkan
Ia digambarkan sebagai seorang remaja lelaki dari Ajo Kawir, Mono Ompong memutuskan
62 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 11, Nomor 1, Maret 2017, hlm. 53-67

untuk tidak menjadi seorang pecundang dan yang secara sosial lebih dapat diterima. Dalam
lari dari perkelahiannya dengan Si Kumbang. banyak cara, sublimasi merupakan mekanisme
Pada akhirnya ia memenangkan perkelahian yang sehat, karena energi seksual berada di
dengan luka yang cukup serius pada tulang bawah kontrol sosial. Bagi Freud seluruh
kakinya. bentuk aktivitas positif dan kreatif adalah
Id yang terdapat pada tokoh Mono sublimasi, terutama sublimasi hasrat seksual
Ompong adalah keinginannya untuk dapat (http://bkpemula.wordpress.com).
bercinta dengan Nina. Hal ini dibuktikan
dengan perilaku Mono Ompong yang 4.2.1.1 Sublimasi pada Tokoh Ajo Kawir
menggunakan uang SPP nya untuk membayar Ajo Kawir mengalami proses sublimasi
Nina dan bercinta dengannya. Hal ini ternyata dalam bentuk seks. Karena kemaluannya yang
mengakibatkan ibunya sangat marah tidak bisa berdiri, Ajo Kawir lebih suka
kepadanya. Hal ini ternyata tidak menyurutkan menunjukkan sikap suka berkelahi. Hal ini
niatnya untuk tetap dapat bercinta dengan Nina. sering Ajo Kawir lakukan semasa muda
Ia memilih untuk bekerja dan mengumpulkan sampai ia akhirnya harus mendekam di
uang untuk dapat mewujudkan keinginannya penjara karena membunuh tokoh bernama
tersebut. Si Macan.

4.2 Sublimasi, Mimpi, dan Fantasme “Ia akan menemaninya berkelahi, jika
itu membuatnya bisa membebaskan
Ketiga tokoh dalam novel Seperti Dendam, hasrat masa remaja yang tak bisa
Rindu Harus Dibayar Tuntas, yaitu Ajo Kawir, dikeluarkan melalui kemaluannya.”
Si Iteung, dan Mono Ompong memiliki latar (Kurniawan, 2004: 6)
belakang yang sangat unik dan beragam.
Penulis telah melihat kehidupan ketiga tokoh, Penulis menemukan perubahan sikap
kemudian menganalisis penokohan tokohnya. sublimasi pada tokoh Ajo Kawir dalam bentuk
Hal ini dilakukan untuk mengetahui perilaku seks yang pada mulanya ditunjukkan dengan
seksualitas mereka. Setelah menganalisis sikap suka berkelahi menjadi pribadi yang
tokoh dan penokohan, penulis menemukan tenang serta dapat berpikir jernih. Hal ini
tiga hal penting yang mempengaruhi perilaku terjadi karena tokoh Ajo Kawir telah mengalami
mereka, yakni sublimasi, mimpi, dan fantasme banyak permenungan dalam pergumulannya.
yang mendasari perilaku tokoh Ajo Kawir, Si
Iteung, dan Mono Ompong. Pada bab tiga ini “Aku mulai mengerti apa yang
penulis akan menganalisis bentuk pengalihan diinginkan kemaluanku” (Kurniawan,
berupa sikap pengalihan terhadap hasrat 2004: 123)
seksual dalam bentuk sublimasi, mimpi, dan
fantasme yang terdapat pada ketiga tokoh yakni “Ia menempuh jalan para pencari
Ajo Kawir, Si Iteung, dan Mono Ompong. ketenangan. Para sufi. Para mahaguru.
Si Burung menempuh jalan sunyi.
4.2.1 Sublimasi Tidur lelap dalam damai, dan aku
belajar darinya.” (Kurniawan, 2004:
Sublimasi adalah mengubah berbagai 123)
rangsangan yang tidak diterima, apakah itu
dalam bentuk seks, kemarahan, ketakutan, “Hidup dalam kesunyian. Tanpa
atau bentuk lainnya ke dalam bentuk-bentuk kekerasan, tanpa kebencian. Aku
yang bisa diterima secara sosial. Dengan kata berhenti berkelahi untuk apa pun. Aku
lain sublimasi merupakan pembelotan atau mendengar apa yang diajarkan Si
penyimpangan libido seksual kepada kegiatan Burung.” (Kurniawan, 2004: 123)
Gregorius Agung Rendra Prasastyo – Seksualitas dalam Novel Seperti Dendam, Rindu .... 63

4.2.1.2 Sublimasi pada Tokoh Si Iteung 4.2.2 Mimpi


Si Iteung mengalami proses sublimasi
dalam bentuk seks. Hal ini dilatar belakangi Mimpi sering digunakan untuk
ketika ia mengalami pelecehan seksual yang mengetahui jalan alam bawah sadar seseorang.
dilakukan oleh gurunya. Ia memutuskan Termasuk di antaranya pengalihan, di mana
untuk meminta pelajaran tambahan kepada satu orang atau peristiwa direpresentasikan
ayahnya yakni belajar berkelahi dengan oleh hal lain yang terkait atau diasosiasikan
masuk ke perguruan silat. dengannya, barangkali disebabkan kata yang
bunyinya mirip, atau suatu bentuk substitusi
“Papa, aku ingin mengambil les,” simbolis, dan kondensasi, di mana sejumlah
(Kurniawan, 2004: 165) orang, peristiwa, atau makna dikombinasikan
dan direpresentasikan oleh satu citra tunggal
“Aku ingin belajar berkelahi.” di dalam mimpi (Barry, 2010: 115).
(Kurniawan, 2004: 166) Karenanya, sifat-sifat, motivasi, dan
peristiwa direpresentasikan dalam mimpi
4.2.1.3 Sublimasi pada Tokoh Mono dengan cara yang amat ‘sastrawi’, dan
Ompong melibatkan terjemahan, melalui kerja mimpi,
Mono Ompong mengalami proses dari ide atau perasaan abstrak menjadi citra
sublimasi dalam bentuk seks yang bisa yang konkret. Mimpi, sama seperti sastra,
dikatakan tidak jauh berbeda dengan Ajo biasanya tidak memuat pernyataan yang
Kawir. Mono Ompong yang sedang mengalami eksplisit. Keduanya cenderung berkomunikasi
masa akhil balik memutuskan untuk secara miring atau tak langsung, menghindari
memendam hasratnya itu dan memilih pernyataan langsung atau terbuka, dan
untuk menunjukkannya dengan sikap suka merepresentasikan makna melalui penumbuhan
berkelahi. Semasa ia bersekolah dulu, pernah konkret dari waktu, tempat, atau orang (Barry,
ia berkelahi untuk mengembalikan harga 2010: 115).
dirinya karena telah dilecehkan secara seksual Seperti yang dipercaya oleh Freud,
oleh temannya. mimpi adalah tingkap jalan ke luar atau katup
pengaman yang dilewati hasrat, ketakutan,
“Ini untuk kelakuanmu menginjak atau ingatan yang direpresi untuk mencari
sepatuku, ini untuk merobek bukuku, jalan ke pikiran sadar. Emosi tersebut disensor
dan ini untuk kelakuanmu oleh pikiran sadar dan karenanya harus
memelorotkan celana olahragaku di memasuki mimpi dengan cara menyamar.
depan anak-anak perempuan. Ia Lewat mimpi inilah kita dapat mengetahui
memukul membabi buta, dan ia hasrat terpendam seseorang.
memperoleh pukulan yang membabi Tujuan dari metode seperti pengalihan
buta pula.” (Kurniawan, 2004: 139) dan kondensasi ada dua. Pertama, seperti
yang telah disebutkan, keduanya menyamarkan
Dari pemaparan sikap sublimasi yang ketakutan dan keinginan terepresi yang
terjadi pada ketiga tokoh di atas, penulis terkandung di dalam mimpi, agar bisa
menyimpulkan bahwa ketiga tokoh yakni melewati sensor yang biasanya mencegah
Ajo Kawir, Si Iteung, dan Mono Ompong naiknya mereka ke pikiran sadar. Kedua,
mengalami sikap sublimasi dalam bentuk metode-metode ini membentuk materi
seks. Mereka memutuskan untuk menunjukkan menjadi sesuatu yang dapat direpresentasikan
perasaan mereka dengan berkelahi. Lewat di dalam mimpi, yakni menjadi citra, simbol,
berkelahi, mereka merasa bahwa tindakan dan metafora. Hal ini terjadi karena mimpi
yang mereka lakukan bisa dipahami atau tidak mengatakan sesuatu, melainkan
setidaknya bisa diterima secara sosial. menunjukkan sesuatu. Adapun hal ini
64 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 11, Nomor 1, Maret 2017, hlm. 53-67

dibuktikan dari mimpi Ajo Kawir dan Si wanita normal pada umumnya. Hasrat
Iteung. seksualnya yang terpendam selama ini hanya
Tokoh Ajo Kawir bermimpi mendapati dapat dipuaskan oleh Ajo Kawir melalui
kemaluannya bisa berdiri lagi ketika permainan jarinya akhirnya terbawa sampai
memimpikan jelita. ke fase di mana ia memimpikan kemaluan
milik gurunya yang bernama Pak Toto.
“Tapi sejak kehadiran Jelita, ia mulai
bermimpi. Dan mimpi itu berakhir “Jika ia memimpikan lelaki itu, ia
dengan basah di celananya. Itulah akan terbangun dengan keringant
mengapa orang menyebut hal seperti bercucuran dan badan panas tapi
itu mimpi basah” (Kurniawan, 2004: menggigil. Jari-jemarinya bergetar
215) hebat, dan rahangnya mengatup
kencang, hingga terdengar suara gigi
“Yang ia tahu, kini mereka jebol karena bergemelutuk. Tapi pada saat yang
mimpi. Mimpi Jelita” (Kurniawan, sama, ia juga basah. Becek. Banjir.
2004: 217) Seperti merindukan daging tumpul
menyodok-nyodok” (Kurniawan, 2004:
“Ingatannya sangat jelas: di mimpi 162)
itu, mimpi berbaring di karpet
bersama Jelita di bak truk, Si Burung Dari pemaparan mengenai sikap
terbangun. Keras dan besar” pengalihan dalam bentuk mimpi di atas,
(Kurniawan, 2004: 218) penulis menyimpulkan bahwa lewat mimpi
inilah kemudian dapat dipahami hasrat
Dalam mimpinya, Ajo Kawir merasa terpendam dari tokoh Ajo Kawir dan Si
bahagia ketika mengetahui bahwa kemaluannya Iteung. Pemaknaan suatu mimpi sendiri dapat
dapat berdiri kembali. Bahkan, ia merasa dikaji dari simbol-simbol yang nampak dalam
bangga dengan kemaluan yang dimilikinya. mimpi itu sendiri.
Hal lain yang kemudian menjadi menarik
adalah tokoh Ajo Kawir ini masih dapat 4.2.3 Fantasme
membedakan dunia mimpinya dan kehidupan
nyata ketika ia sedang mengalami mimpi Fantasme merupakan suatu skenario
tersebut. imajiner. Fantasme berasal dari alam
ketaksadaran (Zaimar, 2003: 34). Dalam
“Bahkan di mimpi itu pun Jelita fantasme, subjek melaksanakan hasratnya.
tampak sejelek dalam kehidupan Fantasme ini lebih sering kita sebut sebagai
nyata. Jangankan lelaki semestinya bentuk imajinasi seseorang. Dalam hal ini,
tak akan berahi melihatnya, buaya pun fantasme terjadi pada diri Ajo Kawir, Si
rasanya malas untuk menjadikannya Iteung, dan Mono Ompong.
mangsa, berpikir barangkali ia jin
sedang mandi. Tapi kenyataan selalu 4.2.3.1 Fantasme yang Dialami oleh Tokoh
berbeda dengan mimpi” (Kurniawan, Ajo Kawir
2004: 222) Ajo Kawir sering membayangkan
kemaluannya dapat membesar dan keras. Hal
Tokoh Si Iteung juga mengalami sikap ini jelas menunjukkan sikap pengalihan dari
pengalihan lewat mimpinya. Sekalipun Si hasrat seksual yang dimilikinya.
Iteung tidak mempermasalahkan kemaluan
Ajo Kawir yang tidak bisa berdiri, perlu “Oh, seandainya burungku bisa
digaris bawahi bahwa Si Iteung merupakan berdiri.” (Kurniawan, 2004: 99)
Gregorius Agung Rendra Prasastyo – Seksualitas dalam Novel Seperti Dendam, Rindu .... 65

“Jika aku bisa kembali ngaceng, enam sentimeter lebih tinggi, dan
pikirnya, aku punya satu-satunya ototnya dua kali lipat lebih besar dan
alasan untuk kembali ke rumah.” padat. Ia berdiri di depan Ninda
(Kurniawan, 2004: 225) dan ketiga bocah.” (Kurniawan, 2004:
193-194)
4.2.3.2 Fantasme yang Dialami oleh Tokoh
Si Iteung Ia juga kerap membayangkan bisa
Sikap pengalihan dalam bentuk bercinta dengan tokoh bernama Nina, gadis
fantasme juga dialami oleh tokoh Si Iteung. yang ia cintai. Ia memutuskan berkelahi
Ia sering membayangkan kemaluan milik dengan tokoh bernama Si Kumbang dan
suaminya dapat membesar dan mengeras bertaruh uang karenanya.
kembali. Jika sedang bercinta dengan
suaminya saja Si Iteung kerap membayangkan “Ia tahu, itu uang yang banyak. Jika
itu adalah kemaluan milik gurunya atau dipakai untuk membayar Nina,
teman seperguruannya. pikirnya, itu cukup untuk meniduri
gadis itu beberapa minggu, mungkin
“Iteung terduduk di lantai kamar beberapa bulan.” (Kurniawan, 2004:
mandi. Bayangan burung hitam milik 220)
pak guru itu terus bermain di kepalanya.
Otot di ujung rahimnya berdenyut- “Aku akan membayar Nina.
denyut. Aku menginginkan burung Menidurinya setiap malam selama
hitam itu. Sialan, aku menginginkan berminggu-minggu sampai uangku
burung hitam jelek itu.” (Kurniawan, habis, hingga jebol.” (Kurniawan,
2004: 173) 2004: 235)

“Iteung menjepit. Iteung menggeliat. Ia Dari pemaparan mengenai sikap


memejamkan mata dan membayangkan pengalihan dalam bentuk fantasme di atas,
tengah diimpit suaminya.” (Kurniawan, penulis menyimpulkan bahwa ketiga tokoh
2004: 180) yakni Ajo Kawir, Si Iteung, dan Mono Ompong
mengalami bentuk pengalihan atas hasrat
4.2.3.3 Fantasme yang Dialami oleh Tokoh seksual mereka dengan berangan-angan atau
Mono Ompong berimajinasi. Mereka memperoleh kepuasan
Mono Ompong sendiri kerap mengalami tersendiri lewat fantasi pikiran mereka.
fantasme sebagai bentuk sikap pengalihan dari
hasrat seksualnya. Ia kerap membayangkan
dapat menjadi seorang jagoan yang disegani 5. PENUTUP
oleh banyak orang.
Penelitian ini mengkaji perilaku seksual
“Mono Ompong selalu berharap bisa pada para tokoh yang terdapat dalam novel
menjadi jagoan. Ia selalu berharap Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
bisa berjalan ke tengah kerumunan dengan menggunakan pendekatan psikologi
dan orang-orang menyingkir ketakutan.” sastra. Ada pun teori yang digunakan penulis
(Kurniawan, 2004: 182) dalam penelitian ini adalah teori psikoanalisis
Sigmund Freud. Perilaku seksual seringkali
“Di kepalanya, ia membayangkan dinilai sebagai sesuatu yang menyimpang dari
dirinya berjalan ke arah bangku norma atau kaidah yang telah berlaku di
penjual kacang rebus itu... Ia masyarakat. Aktivitas kejiwaan ini memiliki
berharap tinggi badannya lima atau peranan dalam membentuk perilaku seseorang
66 Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIS, Volume 11, Nomor 1, Maret 2017, hlm. 53-67

terutama dalam hubungannya dengan hasrat seksual di atas menjelaskan bahwa


aktivitas sosial. hasrat seksual dapat mempengaruhi perilaku
Dalam novel Seperti Dendam, Rindu sosial seseorang yang dalam hal ini mengacu
Harus Dibayar Tuntas ini, terdapat sikap pada para tokoh yang terdapat dalam novel
pengalihan akan hasrat seksual. Setidaknya Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
ada tiga bentuk pengalihan yakni sublimasi, karya Eka Kurniawan. Hasrat seksual dapat
mimpi, dan fantasme yang dapat ditemukan menjadi otak kedua manusia dalam mengatur
pada tokoh Ajo Kawir, Si Iteung, dan Mono perilaku seseorang.
Ompong. Ketiga bentuk pengalihan akan

DAFTAR PUSTAKA Mulyono, Y. Bambang. 1986. Kenakalan Remaja


dalam Perspektif Pendekatan Sosiologis,
Barry, Peter. 2010. Beginning Theory: Pengantar Psikologis, Teologis dan Usaha
Komprehensif Teori Sastra dan Budaya. Penanggulangannya. Andi Offset.
Percetakan Jalasutra. Yogyakarta. Yogyakarta.
Eka Kurniawan. 2004. Seperti Dendam, Rindu Nazir, Moh. 1985. Metode Penelitan. Grafika
Harus Dibayar Tuntas. PT Gramedia Indonesia. Bandung.
Pustaka Utama. Jakarta. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian
Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Fiksi. Gajah Mada University Press.
Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Yogyakarta.
Teori dan aplikasi. Pustaka Widyatama. Oktivita, 2009. “Perilaku Seksual dalam Novel
Yogyakarta. Saman Karya Ayu Utami: Tinjauan
Davidoff, Linda L. 1988. Psikologi: Suatu Psikologi Sastra”. Surakarta: Universitas
Pengantar, Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Muhammadiyah.
Hartono, Budi. 2003. “Dasar-dasar Psikoanalisis Sarwono. 2000. Teori-teori Psikoanalis Sosial.
Freudian”. Dalam Anggadewi Moesono Raja Grafindo Persada. Jakarta.
(ed). Psikoanalisis dan Sastra. Depok. Semiun, Yustinus. 2006. Teori Kepribadian dan
Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Terapi Psikoanalitik Freud. Yogyakarta:
Budaya Lembaga Penelitian UI. Kanisius.
Horton, Paul B. 1999. Sosiologi. Jilid 1. Erlangga. Setiadi, Yustinus Wendi. 2012. Dinamika
Jakarta. Kepribadian Tokoh-tokoh Utama dalam
http://bkpemula.wordpress.com Diunduh pada Novel 3 Cinta 1 Pria karya Arswendo
Rabu, 19 Oktober 2016 pukul 23.37 WIB. Atmowiloto: Kajian Psikoanalisis
––––––––––. ––––. Seperti Dendam, Rindu Harus Sigmund Freud. Skripsi. Yogyakarta:
Dibayar Tuntas. Resesnsi Novel. Universitas Sanata Dharma.
Diunduh pada Senin, 2 Mei 2016 pukul Sigmund Freud. 2014. Manifesto Seksualitas.
11.34 WIB. Diterjemahkan dari Three Essays on the
John D. DeLamater & Morgan Sill. 2005. Jurnal Theory of Sexuality. Basic Books, 2000.
of Sexual Desire in Later Life. Diunduh Titah Surga. Yogyakarta.
pada Senin, 16 Mei 2016 pukul 21.18 Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra:
WIB. Kompasiana. Analisis Psikologis. Muhamadiyah
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. PT University Press. Surakarta.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sudjiman, Panuti. 1991. Memahami Cerita
Moesono, Anggadewi. 2003. Psikoanalisis dan Rekaan. Pustaka Jaya. Jakarta.
Sastra. Depok: Universitas Indonesia.
Gregorius Agung Rendra Prasastyo – Seksualitas dalam Novel Seperti Dendam, Rindu .... 67

Wellek, R & Warren, A. 1990. Teori Kesusastraan Zaimar, S.K. Okke. 2003. Psikoanalisis dan
(Diindonesiakan oleh Melani Budianta). PT Analisis Sastra. Dalam Anggadewi
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Moesono (ed). Psikoanalisis dan Sastra.
www.infokes.com Diunduh pada Rabu, 23 Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan
September 2016 pukul 21.29 WIB dan Budaya Lembaga Penelitian UI.
Yulianti, Yeni. 2007. “Psikoanalisis Dalam
Novel Cantik Itu Luka Karya Eka
Kurniawan”. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.

Anda mungkin juga menyukai