Anda di halaman 1dari 16

STRUKTUR DAN MEKANISME PEMERTAHANAN JIWA TOKOH

UTAMA DALAM KUMPULAN CERPEN NYANYIAN IMIGRAN


(KUMPULAN CERPEN BURUH MIGRAN INDONESIA) TELAAH
PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD

Muhammad Adib Fanani


SMA Muhammadiyah Bangil

Abstrak

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimanakah


struktur yang berkaitan dengan id, ego, dan superego, (2) bagaimanakah
mekanisme pemertahanan jiwa yang berkaitan dengan represi, penempelan
yang keliru, dan rasionalisasi, (3) bagaimanakah hubungan struktur dan
mekanisme pemertahanan jiwa dalam kumpulan cerpen Nyanyian Imigran
(Kumpulan Cerpen Buruh Migran Indonesia). Penelitian ini menggunakan
pendekatan psikologi yang ditekankan pada psikologi tokoh dalam
psikoanalisis Sigmund Freud, sedangkan metode yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa; struktur id
berupa dorongan-dorongan primitif tokoh utama berkaitan dengan insting
hidup seorang manusia yang harus dicapai dan dipuaskan. Struktur ego
berupa keputusan-keputusan tokoh utama (pelaksana struktur id) untuk
mereduksi tegangan dalam diri dengan bentuk perbuatan-perbuatan
berkaitan dengan kehidupan nyata. Struktur superego berupa dorongan-
dorongan tokoh utama berbuat kebajikan dengan mengikuti norma-norma di
masyarakat. Mekanisme pemertahanan jiwa represi berupa perbuatan-
perbuatan tokoh utama meredakan kecemasan dalam diri dengan jalan
menekan keinginan id ke dalam alam ketaksadaran. Penempelan yang keliru
berupa perbuatan-perbuatan tokoh utama menyerang pihak yang dianggap
kurang berbahaya. Rasionalisasi berupa perbuatan-perbuatan tokoh utama
memutarbalikkan kenyataan yang sedang dialaminya.
Dari wujud struktur dan mekanisme pemertahanan jiwa tokoh utama
terdapat satu hubungan yang saling berkaitan antara struktur dan mekanisme
pemertahanan jiwa. Mekanisme pemertahanan jiwa tokoh utama berusaha
sekuat mungkin menjaga kestabilan, menyesuaikan, dan melindungi diri
struktur realitas (ego), id, dan superego dari bahaya impuls-impuls untuk
meredakan kecemasan yang berlebihan dalam diri tokoh utama.

Kata kunci: Psikoanalisis, Struktur, Mekanisme Pemertahanan Jiwa

Jurnal Artikulasi Vo.6 No.2 Agustus 2008 | 279


Sementara itu, unsur ekstrinsik
PENDAHULUAN merupakan unsur-unsur yang berada di luar
LATAR BELAKANG karya sastra tetapi secara tidak langsung
Sastra dan kehidupan tidak dapat dapat mempengaruhi bangunan atau sistem
dipisahkan. Sebagaimana dalam organisme dalam karya sastra. Unsur-unsur
perkembangannya sastra selalu ekstrinsik karya sastra meliputi keadaan
menghadirkan hidup dan kehidupan dalam subjektifitas individu pengarang yang
masyarakat. Peristiwa yang digambarkan memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan
dalam karya sastra bisa terjadi dalam hidup yang semuanya itu akan
kehidupan nyata maupun di luar alam nyata. mempengaruhi karya sastra yang ditulisnya
Sastra merupakan salah satu bentuk (Wellek dan Warren dalam Nurgiyantoro,
komunikasi yang disampaikan melalui 1995:23-24). Salah satu pendekatan yang
bahasa. Dalam hal ini, sastra selain dilakukan dalam penelitian analisis cerpen
menyajikan nilai-nilai keindahan serta adalah pendekatan yang menitikberatkan
paparan peristiwa, juga mampu mengajak pada penokohan, perwatakan, dan
pembaca untuk berkontemplasi menemukan kepribadian tokoh atau lebih dikenal dengan
nilai-nilai dan menghayati kekompleksitasan psikologi sastra.
kehidupan secara mendalam (Sugiarti, Psikologi sastra suatu pendekatan
2002:1). yang menelaah aspek kejiwaan dalam sastra.
Sehubungan dengan hal ini, Sugiarti Dalam hal ini, telaah psikologi sastra
(2002:2) berpendapat, bahwa karya sastra muncul karena disadari bahwa sastra
merupakan khasanah intelektual dengan memiliki hubungan dengan masalah
caranya sendiri merekam dan menyuarakan psikologi. Telaah psikologi ini berkaitan
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. dengan kejiwaan pengarang sebagai tipe
Selain itu, karya sastra berbeda dengan manusia tertentu pada saat menciptakan
teori-teori, tidak hanya berbicara kepada karya sastra (proses kreatif), tipe, dan
intelek pembacanya melainkan secara hukum-hukum psikologi yang diterapkan
keseluruhan kepribadiannya. Dalam hal ini, pada karya sastra, proses kejiwaan tokoh-
karya sastra dapat dikatakan sebagai bagian tokoh, baik pengarang maupun pembaca
integral yang penting dari proses sosial dan karya sastra serta dampak karya sastra
kebudayaan. Macam-macam karya sastra kepada pembaca (Saraswati, 2000:5-6).
meliputi puisi, roman, novel, drama, dan
cerpen. Mempelajari dan meneliti karya Sehubungan dengan masalah di atas,
sastra terdapat unsur-unsur pembangun, baik manusia memiliki energi psikis yang harus
unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. dimanfaatkan untuk sesuatu positif. Energi
Unsur intrinsik merupakan unsur-unsur yang psikis ini apabila digunakan untuk sesuatu
membangun karya sastra berkaitan dengan yang salah, mengakibatkan manusia tidak
peristiwa cerita, plot, penokohan, tema, dapat memperoleh kepuasan secara wajar,
latar, sudut pandang penceritaan, dan bahasa sehingga muncullah simpton-simpton
atau gaya bahasa. neurotik. Dalam hal ini, psikoanalisis

Jurnal Artikulasi Vo.6 No.2 Agustus 2008 | 280


mencoba menjelaskan bagaimana cara (regression) (Freud dalam Saraswati,
membebaskan energi dan mengembalikan 2000:74-75).
energi instingtif ke aktifitas yang Struktur dan mekanisme
dikehendaki. Psikoanalisis ditemukan dan pemertahanan jiwa yang dikemukakan
dikembangkan pertama kali oleh Sigmund Sigmund Freud sebagian besar juga terdapat
Freud. Konsep yang dikembangkan ialah dalam kumpulan cerpen Nyanyian Imigran
mengenai alam bawah sadar, penggunaan (Kumpulan Cerpen Buruh Migran
asosiasi bebas, dan penemuannya kembali Indonesia). Struktur dan mekanisme
mengenai pentingnya mimpi. Sehubungan pemertahanan jiwa terdapat dalam diri tokoh
dengan hal itu, Storr (1991:112) utama yang bekerja sebagai pembantu
mengungkapkan bahwa psikoanalisis rumah tangga. Buruh Migran Indonesia
berpengaruh besar terhadap seni maupun (BMI) seringkali mendapatkan perlakuan
kesusastraan. yang disertai tindak kekerasan, baik yang
Psikoanalisis Sigmund Freud dilakukan majikan, suami maupun orang-
terdapat struktur dan mekanisme orang di sekitar tokoh utama. Tokoh utama
pemertahanan jiwa (ego). Freud (dalam dalam kumpulan cerpen Nyanyian Imigran
Alwisol, 2004:17) mengungkapkan tiga ini menanggapi perlakuan kasar majikan
model struktur kepribadian, yaitu id, ego, dengan sikap pasrah, meneteskan air mata,
dan superego. Id didefinisikan sebagai mengurung diri di kamar, dan berdoa
sistem kepribadian asli yang dibawa meminta perlindungan dari tuhan.
manusia sejak lahir. Ego merupakan Nasib buruh Indonesia tidak
eksekutif atau pelaksana dari kepribadian id. sebanding dengan peran mereka dalam
Sementara itu, superego merupakan pembangunan. Berbagai kasus kekerasan
kekuatan moral dan etik dari kepribadian dan penipuan yang seringkali terjadi seperti
yang beroperasi memakai prinsip idealistik beberapa orang anggota Indonesian Migrant
sebagai lawan dari prinsip kepuasan id dan Workers Union (IMWU) mengalami
prinsip realistik dari ego. Sehubungan tindakan kekerasan dan pelecehan seksual
dengan hal itu, mekanisme pemertahanan disertai makian yang dilakukan oleh petugas
jiwa dalam psikoanalisis merupakan strategi keamanan KJRI-HK, saat diseret keluar dari
yang digunakan individu untuk bertahan Queen Elizabeth Stadium karena
melawan ekspresi impuls id serta menentang membentangkan spanduk bertuliskan “Stop
tekanan superego. Mekanisme Underpayment” dan “Blacklist” agen dan
pemertahanan jiwa menurut Freud terdiri majikan pemeras BMI. Para korban
dari represi (repession), pembentukan reaksi mengalami pemukulan, pencekikan dan
(reaction formation), proyeksi (projection), pencakaran, penyekapan, dan pelecehan
penempelan yang keliru (displacement), seksual (Mintarti dalam Error! Hyperlink
rasionalisasi (rasionalitation), supresi reference not valid.). Fenomena kekerasan
(supresion), sublimasi (sublimation), terhadap para buruh migran Indonesia serta
kompensasi (ompensation), dan regresi hubungan antara sastra dengan kejadian-
kejadian di masyarakat dipelajari dalam

Jurnal Artikulasi Vo.6 No.2 Agustus 2008 | 281


ilmu sastra khususnya sosiologi sastra dan Utama dalam Kumpulan Cerpen Nyanyian
psikologi sastra. Imigran (Kumpulan Cerpen Buruh Migran
Sepengetahuan peneliti, telaah Indonesia) Telaah Psikoanalisis Sigmund
psikologi sastra khususnya psikoanalisis ini Freud” yang di dalamnya terdapat unsur-
bukanlah penelitian pertama. Penelitian unsur psikologis tokoh utama yang berkaitan
terhadap kajian psikoanalisis sudah pernah dengan struktur dan mekanisme
dilakukan oleh Anis Farida dalam skripsi pemertahanan jiwa yang harus dilakukan
yang berjudul “Telaah Psikoanalisis Tokoh penelitian.
Utama dalam Novel Memburu Kalacakra
Karya Ani Sekarningsih”. Psikoanalisis RUMUSAN MASALAH
yang diteliti pada penelitian sebelumnya ini Berdasarkan latar belakang di atas,
lebih menitikberatkan pada kondisi maka dikemukakan beberapa rumusan
psikologi tokoh utama. Hasil penelitian masalah yang akan dikaji dalam penelitian
sebelumnya ini meliputi wujud id, ego, dan ini, antara lain:
superego tokoh utama. Penelitian lainnya 1) Bagaimanakah struktur yang berkaitan
tentang psikoanalisis dilakukan oleh Ernina dengan id, ego, dan superego dalam
Reni Handayani dalam skripsi yang berjudul kumpulan cerpen Nyanyian Imigran
“Struktur Kepribadian Tokoh Utama dalam (Kumpulan Cerpen Buruh Migran
Novel Dari Parangakik ke Kampuchea Indonesia)?
karya NH. Dini”. Penelitian ini mengkaji 2) Bagaimanakah mekanisme pemertahanan
aspek psikoanalisis yang berkaitan dengan jiwa yang berkaitan dengan represi,
struktur kepribadian tokoh utama. Hasil penempelan yang keliru, dan
penelitian sebelumnya ini hanya pada wujud rasionalisasi dalam kumpulan cerpen
id, ego dan superego tokoh utama. Nyanyian Imigran (Kumpulan Cerpen
Kedua penelitian tersebut memiliki Buruh Migran Indonesia)?
persamaan membahas tentang psikoanalisis, 3) Bagaimanakah hubungan struktur dan
sedangkan perbedaannya terletak pada objek mekanisme pemertahanan jiwa dalam
penelitian dan bahan kajiannya. Perbedaan kumpulan cerpen Nyanyian Imigran
itu tampak pada penelitian yang dilakukan (Kumpulan Cerpen Buruh Migran
oleh Anis Farida, yaitu wujud id, ego, dan Indonesia)?
superego tokoh utama, sedangkan pada
penelitian kedua yang dilakukan oleh Ernina TUJUAN PENELITIAN
Reni Handayani adalah wujud id, ego dan Berdasarkan rumusan masalah di
superego tokoh utama. Perbedaan penelitian atas, maka dikemukakan beberapa tujuan
ini dengan penelitian sebelumnya sangatlah dari penelitian ini, yaitu tujuan umum dan
menonjol. Penelitian ini lebih menekankan tujuan khusus. Secara umum penelitian ini
pada struktur dan mekanisme pemertahanan bertujuan untuk menelaah dan memperoleh
jiwa tokoh utama. Bertolak dari hal tersebut, gambaran secara objektif tentang struktur
maka penelitian ini dengan judul ”Struktur dan mekanisme pemertahanan jiwa tokoh
dan Mekanisme Pemertahanan Jiwa Tokoh utama dalam kumpulan cerpen Nyanyian

Jurnal Artikulasi Vo.6 No.2 Agustus 2008 | 282


Imigran (Kumpulan Cerpen Buruh Migran perkembangan ilmu sastra khususnya
Indonesia). Tujuan khusus dalam penelitian tentang psikologi sastra di bidang
ini mencakup (1) mendeskripsikan struktur psikoanalisis tentang struktur dan
yang berkaitan dengan id, ego, dan superego mekanisme pemertahanan jiwa serta dapat
dalam kumpulan cerpen Nyanyian Imigran memperkaya dan dijadikan bahan bacaan
(Kumpulan Cerpen Buruh Migran atau acuan dalam bidang sastra.
Indonesia), (2) mendeskripsikan mekanisme
pemertahanan jiwa yang berkaitan dengan PENEGASAN ISTILAH
represi, penempelan yang keliru, dan Agar tidak menimbulkan berbagai
rasionalisasi dalam kumpulan cerpen penafsiran yang berbeda dalam penelitian
Nyanyian Imigran (Kumpulan Cerpen Buruh ini, maka perlu adanya penegasan istilah.
Migran Indonesia), dan (3) mendeskripsikan Sehubungan dengan hal itu, peneliti
hubungan struktur dan mekanisme memaparkan istilah-istilah berikut ini:
pemertahanan jiwa dalam kumpulan cerpen a) Psikoanalisis merupakan pendekatan
Nyanyian Imigran (Kumpulan Cerpen Buruh tentang perilaku orang yang diakibatkan
Migran Indonesia). adanya semacam dorongan terpendam
dalam diri seseorang karena suatu
MANFAAT PENELITIAN pengalaman yang pernah dialaminya
Manfaat penelitian ini dapat (Saraswati, 2000:71).
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu b) Struktur kepribadian merupakan struktur
manfaat praktis dan teoritis. Secara praktis yang terdiri atas tiga unsur atau tiga
penelitian ini dapat bermanfaat (1) untuk sistem terdiri dari id, ego, dan superego
acuan bagi pembelajar bahasa dan sastra yang saling berkaitan satu dengan yang
Indonesia untuk mengembangkan bahasa lain membentuk totalitas (Koeswara,
Indonesia yang dipelajari, (2) untuk 1991:32).
memudahkan pemahaman terhadap struktur c) Mekanisme pemertahanan jiwa
yang berkaitan dengan id, ego, dan merupakan strategi yang digunakan
superego, mekanisme pemertahanan jiwa individu untuk bertahan melawan
yang berkaitan dengan represi, penempelan ekspresi impuls id serta menentang
yang keliru, dan rasionalisasi, serta tekanan superego (Freud dalam Alwisol,
hubungan stuktur dan mekanisme 2004:30).
pemertahanan jiwa dan (3) bagi peneliti d) Cerpen adalah sebuah cerita yang selesai
sebagai wujud nyata penerapan teori-teori dibaca dalam sekali duduk, kira-kira
yang diperoleh selama kuliah dan dapat berkisar antara setengah sampai dua jam
dijadikan dasar atau acuan untuk penelitian (Poe dalam Nurgiyantoro, 1995:10).
selanjutnya. Secara teoritis penelitian ini e) Tokoh adalah pelaku yang mengemban
dapat bermanfaat (1) untuk menambah dan peristiwa dalam cerita fiksi, sehingga
meningkatkan ilmu sastra, baik secara peristiwa itu mampu menjalin suatu
akademis maupun nonakademis, dan (2) cerita (Aminuddin, 2004:79).
untuk memberikan sumbangan bagi f) Buruh Indonesia adalah orang yang

Jurnal Artikulasi Vo.6 No.2 Agustus 2008 | 283


bekerja pada orang lain (lazim disebut 1984:176) mengungkapkan bahwa cerita
majikan) dengan menerima upah atau pendek merupakan penyajian suatu keadaan
gaji dengan mengesampingkan tersendiri atau suatu kelompok keadaan
persoalan antara pekerjaan bebas dan yang memberikan kesan tunggal pada jiwa
pekerjaan yang dilakukan di bawah pembaca. Hal-hal yang dianggap tidak perlu
pimpinan orang lain (Toha dan Hari dalam cerita pendek tidak ditampilkan atau
Pramono, 1991:3). dengan kata lain cerita yang dianggap
g) Psikologi sastra merupakan telaah aspek penting saja yang dimasukkan. Sehubungan
kejiwaan dalam sastra yang berupa dengan hal itu, cerpen juga merupakan cerita
psikologi pengarang, psikologi karya yang panjangnya sekitar 5000 kata atau
sastra, dan psikologi pembaca apabila ditulis kira-kira 17 halaman kwarto
(Saraswati, 2000:5-6). spasi rangkap yang terpusat dan lengkap
dalam dirinya (Notosusanto dalam Tarigan,
KAJIAN PUSTAKA 1984:176).
Pengertian Cerpen
Cerpen salah satu bentuk karya Unsur-Unsur Pembangun Cerpen
sastra yang paling banyak digemari dalam Secara garis besar berbagai macam
dunia kesusastraan Indonesia sesudah unsur dalam karya sastra dapat
Perang Dunia Kedua. Dalam hal ini, cerpen dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
tidak saja digemari oleh para pengarang unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur
dengan tulisannya yang sependek itu bisa intrinsik merupakan unsur-unsur yang
mengutarakan kandungan pikiran yang membangun karya sastra, dalam penelitian
selama duapuluh atau tigapuluh tahun ini yaitu cerpen itu sendiri. Sehubungan
sebelumnya mesti dilahirkan dalam sebuah dengan hal ini, unsur intrinsik yang
roman. Para pembaca yang ingin menikmati dimaksud berkaitan dengan struktur dalam
hasil sastra tidak perlu mengorbankan waktu cerpen dan hanya menyebut sebagian saja,
terlalu banyak untuk membacanya. misalnya peristiwa, cerita, plot, penokohan,
Sehubungan dengan hal ini, pembaca dalam tema, latar, sudut pandang penceritaan, dan
beberapa bagian saja, kurang lebih selama bahasa atau gaya bahasa. Sementara itu,
satu jam sudah dapat menikmati sebuah unsur ekstrinsik merupakan unsur-unsur
cerpen (Rosidi dalam Tarigan, 1984:175). yang berada di luar karya sastra itu, tetapi
Poe (dalam Nurgiyantoro, 1995:10) secara tidak langsung dapat mempengaruhi
mengatakan bahwa cerpen merupakan bangunan atau sistem organisme dalam
sebuah cerita sastra yang selesai dibaca karya sastra (Nurgiyantoro, 1995:23).
dalam sekali duduk, kira-kira antara Keadaan di lingkungan pengarang seperti
setengah sampai dua jam. Dalam hal ini, ekonomi, politik, dan sosial juga akan
cerita dalam cerpen tidak mungkin dapat berpengaruh terhadap karya sastra, hal itu
dilakukan untuk sebuah novel. merupakan unsur-unsur ekstrinsik karya
Menambahkan dari pendapat Poe tentang sastra (Wellek dan Warren dalam
pengertian cerpen Sedgwick (dalam Tarigan, Nurgiyantoro, 1995:23-24).

Jurnal Artikulasi Vo.6 No.2 Agustus 2008 | 284


dan dihayati sepenuh hati merupakan peta
Psikologi Penokohan jiwa. Peta jiwa dapat terang dan buram
1) Tokoh Figur Jutaan Rasa berkaitan dengan suasana yang membangun.
Tokoh merupakan figur yang dikenai 2) Tokoh dan Cerminan Kejiwaaan
dan sekaligus mengenai tindakan psikologis. Tokoh-tokoh yang dimunculkan
Sementara itu, tokoh juga sebagai eksekutor dalam karya sastra dibangun untuk
dalam sastra dengan jutaan rasa akan melakukan sebuah objek. Tokoh yang
dihadirkan lewat tokoh. Suryamentara dimaksud secara psikologis menjadi wakil
(dalam Endraswara, 2008:179) sastrawan. Sastrawan terkadang memberikan
mengemukakan bahwa tokoh dalam sastra pesan dan kemarahannya melalui
memiliki aneka rasa psikis, seperti rasa pemunculan tokoh dalam karya sastra.
unggul, rasa takut, abadi, dan sama. Titik Wright (dalam Endraswara, 2008:184-185)
rasa itu bahkan ada yang dipengaruhi oleh mengungkapkan bahwa unsur-unsur
kramadangsa atau keakuan. Mempelajari psikologis dalam karya sastra diperlukan
tokoh dalam karya sastra, peneliti secara bantuan teori-teori psikologi. Teori ini
tidak langsung mampu menelusuri jejak disesuaikan dengan hal yang akan dicari
psikologisnya. Penelitian tokoh yang dalam diri tokoh. Perwatakan dominan
bernuansa psikis akan berpijak pada biasanya yang menjadi tumpuan dalam diri
psikologi sastra. Sikap dan perilaku tokoh tokoh. Pembicaraan tokoh dianggap
merupakan pantulan jiwa. Jiwa yang khayal campuran dari tokoh yang ada dalam tradisi
akan dimonitor lewat sikap dan perilaku. sastra, tokoh menjadi cerminan diri
Oleh karena itu, membaca sikap dan sastrawan, dan penggarapan tokoh yang
perilaku tokoh dalam karya sastra, peneliti matang dalam potret diri. Dalam hal ini,
akan mampu memahami gejolak jiwa tokoh yang dilukiskan kental dengan
manusia. perwatakan memukau akan menjadi daya
Peristiwa kejiwaan, seperti sikap tarik khusus. Sementara itu, penokohan yang
tokoh saat menggerutu, meratap, melamun, meyakinkan sulit dibuat hanya dari
menangis, menghindari kenyataaan yang pengamatan orang-orang di sekitar
tidak menyenangkan, berteriak histeris, pengarang. Penggambaran tokoh yang jitu
membanting pintu dan menutup diri seharian harus melalui perenungan atau kontemplasi
di kamar, duduk berkhayal, dan membunuh yang mendalam. Pengungkapan tokoh yang
diri serta melukai orang lain. Semua hal hanya sekedar melukiskan watak tanpa
tersebut merupakan wujud perilaku eksternal perenungan, dalam hal ini pengarang
yang tidak dapat dirubah karena sudah dikatakan kurang begitu menjiwai dan
terungkap sebagai fakta empiris. Pada mengakibatkan tokoh-tokoh yang dibangun
tataran fakta empiris inilah diletakkan studi dalam karya sastra aspek psikisnya dianggap
psikologi sebelum sampai pada tataran mengalami kegagalan.
mental state atau keadaan jiwa penanggung 3) Konsep Pengaruh dalam Tokoh
jiwa tertentu. Dalam hal ini, apa yang Pribadi manusia pada dasarnya dapat
dialami manusia, dirasakan, diinternalisasi, berubah-ubah. Perubahan itu terjadi akibat

Jurnal Artikulasi Vo.6 No.2 Agustus 2008 | 285


dipengaruhi oleh berbagai faktor di dari susunan saraf somatik yang pertama
antaranya, pertama faktor dari dalam yang kali mendapatkan ekspresi kejiwaan,
dibawa sejak lahir berwujud benih, bibit, mempunyai bentuk dalam diri manusia yang
keturunan, dan kemampuan-kemampuan tidak diketahui. Id bersifat primitif, tidak
dasar sangat berpengaruh pada jiwa anak. terkendali, dan emosional (Freud dalam
Kedua, faktor dari luar atau pengaruh Storr, 1991:69-70). Id berisi semua aspek
lingkungan dan latar belakang keluarga juga psikologik yang diturunkan seperti insting,
sangat menentukan Endraswara (2008:190- impuls, dan drives. Id berada dan beroperasi
191). Penelitian tokoh dalam karya sastra di daerah unconscious dalam hal ini
secara psikologis dapat berubah-ubah mewakili subjektifitas yang tidak pernah
kepribadian karena situasi yang disadari manusia sepanjang usia. Dalam hal
melingkupinya. Tokoh merupakan figur ini, id beroperasi berdasarkan prinsip
penting menjadi wahana cerpenis dan kenikmatan (pleasure principle), yaitu
novelis mengantarkan jiwanya. Peristiwa berusaha memperoleh kenikmatan dan
ambivalensi maupun kepribadian tunggal menghindari rasa sakit. Sehubungan dengan
merupakan bentuk kompleksitas psikologi hal itu, bagi id kenikmatan merupakan
manusia. keadaan yang relatif inaktif atau tingkat
energi rendah dan rasa sakit adalah tegangan
STRUKTUR KEPRIBADIAN atau peningkatan energi yang mendambakan
PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD kepuasaan. Sehubungan dengan hal itu,
Teori psikoanalisis Sigmund Freud pleasure principle diproses dengan dua cara,
menjadi teori yang paling komprehensif di tindak refleks (reflex action) dan proses
antara teori-teori kepribadian yang lain. primer (primary process). Tindak refleks
Dalam hal ini, teori psikoanalisis dalam adalah reaksi otomatis yang dibawa sejak
perkembangannya tidak terlepas dari lahir seperti refleks batuk, mengedipkan
tanggapan positif maupun negatif. Teori mata, bersin dipakai untuk menangani
psikoanalisis yang digunakan pada pemuasan rangsang sederhana. Proses
penelitian ini mengacu pada konsep primer merupakan reaksi membayangkan
Sigmund Freud tentang struktur dan atau mengkhayalkan sesuatu yang dapat
mekanisme pemertahanan jiwa. Perbedaan mengurangi dan menghilangkan tegangan
id, ego dan superego yang membangun digunakan untuk menangani stimulus
struktur akal pikiran manusia dalam kompleks (Freud dalam Alwisol, 2004:19-
pandangan Freud dapat dijelaskan sebagai 20).
berikut: 2) Ego
1) Id Ego merupakan bagian pikiran yang
Id didefinisikan sebagai bagian tertua mewakili alam sadar. Ego bekerja
dari pikiran yang berasal struktur lain. Id menggunakan proses sekunder yaitu
mengandung segala sesuatu yang diwarisi pertimbangan, akal sehat, dan kekuatan
yang sudah ada sejak lahir dan terbentuk untuk menunda respon spontan atas
menurut aturan tertentu, naluri yang berasal rangsangan dari luar atau desakan-desakan

Jurnal Artikulasi Vo.6 No.2 Agustus 2008 | 286


naluriah dalam diri. Dalam hal ini, ego berperan, berpengaruh, dan berarti bagi
pertama dan dianggap penting secara kehidupan individu seperti orang tua dan
jasmaniah (Freud dalam Storr, 1991:71). guru. Sehubungan dengan hal itu, fungsi
Freud (dalam Alwisol, 2004:20) superego meliputi: (1) sebagai pengendali
mengungkapkan bahwa ego merupakan dorongan-dorongan atau implus-implus
sistem kepribadian yang bertindak sebagai naluri id agar implus-implus tersebut
pengarah individu kepada dunia objek dari disalurkan dalam cara atau bentuk yang
kenyataan dan menjalankan fungsinya dapat diterima oleh masyarakat, (2)
berdasarkan prinsip kenyataan. Sementara mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang
itu, ego juga sebagai eksekutif (pelaksana) sesuai dengan moral dibandingkan dengan
dari kepribadian id yang memiliki dua tugas kenyataan, dan (3) mendorong individu
utama. Tugas yang pertama, yaitu ego kepada kesempurnaan. Dalam hal ini,
memilih stimuli mana yang hendak direspon aktifitas superego dalam diri individu
atau insting mana yang akan dipuaskan terutama apabila aktifitas ini bertentangan
sesuai dengan prioritas kebutuhan. Tugas atau konflik dengan ego, menyatakan diri
yang kedua, yaitu ego menentukan kapan dalam emosi-emosi tertentu seperti perasaan
dan bagaimana kebutuhan itu dapat bersalah dan penyesalan. Sikap-sikap
dipuaskan sesuai dengan tersedianya tertentu dari individu berkaitan dengan
peluang yang resiko minimal. observasi diri, koreksi atau kritik diri, juga
3) Superego bersumber pada superego (Freud dalam
Superego suatu sistem merupakan Koeswara, 1991:35).
kebalikan dari id. Sistem ini secara
keseluruhan dibentuk oleh kebudayaan. MEKANISME PEMERTAHANAN
Norma-norma yang diperoleh melalui JIWA PSIKOANALISIS SIGMUND
pendidikan menjadi pengisi dari sistem FREUD
superego, sehingga berisi dorongan- Sigmund Freud (dalam Alwisol,
dorongan untuk berbuat kebajikan dan 2004:30) mengungkapkan bahwa
dorongan untuk mengikuti norma-norma mekanisme pemertahanan merupakan
masyarakat. Superego mengkhususkan strategi yang digunakan seseorang untuk
perhatiannya pada observasi diri, yaitu dapat bertahan melawan ekspresi impuls id
dengan mengawasi ego dan memberi serta menentang tekanan superego.
keputusan ego sesuai dengan ego-ideal atau Sementara itu, Freud (dalam Koeswara,
tidak, atau ego mengecewakan ego-ideal 1991:46-48) menambahkan bahwa
(Freud dalam Storr, 1991:73). Superego mekanisme pemertahanan jiwa (ego) adalah
merupakan sistem kepribadian yang mekanisme yang rumit dan banyak
berisikan nilai-nilai atau aturan-aturan yang macamnya, antara lain:
bersifatnya evaluatif (menyangkut baik- 1) Represi (repression)
buruk). Superego terbentuk melalui Represi merupakan suatu hal yang
internalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan pernah dialami dan menimbulkan ancaman
oleh individu dari sejumlah figur yang bagi ego. Represi ditekan masuk

Jurnal Artikulasi Vo.6 No.2 Agustus 2008 | 287


ketidaksadaran dan selanjutnya disimpan seseorang mempunyai suatu perasaan atau
agar tidak mengganggu ego. Dalam hal ini, sikap tertentu terhadap orang lain, maka
perbedaannya dengan proses lupa bahwa orang tersebut berbuat seakan orang lain
lupa adalah suatu hal yang dilupakan dan mempunyai sikap atau perasaan tertentu
hanya disimpan dalam bawah sadar yang terhadap dirinya.
sewaktu-waktu dapat muncul kembali, 4) Penempelan yang keliru (displacement)
sedangkan pada represi hal yang Penempelan yang keliru merupakan
direpresikan dapat dikeluarkan kekesadaran, pengungkapan dorongan-dorongan yang
dan disimpannya dalam ketidaksadaran. menimbulkan kecemasan kepada objek atau
Sehubungan dengan hal itu, Freud individu yang dianggap kurang berbahaya
(dalam Koeswara, 1991:46) mengungkapkan atau mengancang apabila dibandingkan
bahwa represi adalah mekanisme yang dengan objek yang semula (Freud dalam
dilakukan ego untuk meredakan kecemasan Koeswara, 1991:47). Dalam hal ini,
dengan menekan dorongan-dorongan atau seseorang yang tidak dapat melampiaskan
keinginan-keinginan yang menyebabkan perasaan tertentu terhadap orang lain karena
kecemasan ke dalam tak sadar. Upaya untuk hambatan dari superego, maka orang
meredakan represi ini, dorongan-dorongan tersebut akan melampiaskan perasaannya
yang ditekan masih aktif dalam alam tak kepada pihak ketiga.
sadar dan memerlukan energi psikis yang 5) Rasionalisasi (rasionalitation)
besar untuk menjaganya agar tidak muncul Rasionalisasi merujuk kepada upaya
ke alam sadar. individu dalam memutarbalikkan kenyataan
2) Pembentukan reaksi (reaction yang mengancam ego dengan alasan tertentu
formation) yang dianggap masuk akal, sehingga
Pembentukan reaksi merupakan kenyataan tersebut tidak lagi mengancam
tindakan defensif atau melindungi jiwa ego individu yang bersangkutan (Freud
dengan cara mengganti impuls atau perasaan dalam Koeswara, 1991:47). Freud
yang menimbulkan kecemasan dengan menambahkan (dalam Alwisol, 2004:36-37)
impuls kebalikannya dalam kesadaran mengatakan bahwa ada dua macam
(Freud dalam Alwisol, 2004:35). Dalam hal rasionalisasi, yaitu sour-grape
ini, seseorang memberikan reaksi justru rationalization yang menganggap kateksis
sebaliknya dari yang dikehendakinya demi atau daya pendorong objek tidak dapat
tidak melanggar ketentuan ego. dicapai sebagai sesuatu yang jelek. Sweet-
3) Proyeksi (projection) lemon rationalization yang menganggap
Proyeksi merupakan mekanisme kateksis atau daya pendorong objek yang
yang mengubah kecemasan neurotik atau dapat diperoleh sebagai sesuatu yang
moral menjadi kecemasan realistik dengan terbaik.
cara mengganti impuls-impuls internal yang 6) Supresi (supresion)
mengancam dan dipindahkan ke objek luar Supresi menekankan sesuatu tetapi
kepada diri orang lain (Freud dalam berbeda dengan represi. Hal yang ditekan
Alwisol, 2004:36). Superego melarang dalam supresi adalah hal-hal yang datang

Jurnal Artikulasi Vo.6 No.2 Agustus 2008 | 288


dari ketidaksadaran sendiri dan belum dalam taraf yang lebih rendah (Freud dalam
pernah muncul dalam kesadaran. Dalam hal Alwisol, 1991:48). Dalam hal ini, dapat
ini, sesuatu dalam supresi sengaja disimpan diperjelas lagi bahwa seseorang untuk
di ketidaksadaran dan belum pernah menghindari kegagalan-kegagalan atau
dimunculkan ke alam kesadaran. ancaman terhadap ego, individu mengalah
7) Sublimasi (sublimation) dan mundur kembali ke taraf perkembangan
Sublimasi merupakan dorongan- yang lebih rendah.
dorongan yang tidak dibenarkan oleh
superego, akan tetapi tetap dilakukan dalam PEMBAHASAN
bentuk yang sesuai dengan tuntutan TEMUAN
masyarakat. Sehubungan dengan hal itu, Struktur id berupa dorongan-
Freud (dalam Koeswara, 1991:46) dorongan primitif tokoh utama berkaitan
mengungkapkan bahwa sublimasi adalah dengan insting hidup seorang manusia yang
mekanisme pertahanan ego yang harus dicapai dan dipuaskan. Tokoh utama
ditunjukkan untuk mencegah atau dalam kumpulan cerpen Nyanyian Imigran
meredakan kecemasan dengan cara ini disampaikan pengarang mempunyai
mengubah dan menyesuaikan dorongan keinginan untuk merubah nasib diri dan
primitif id yang menjadi penyebab keluarga menjadi lebih baik (menjadi kaya),
kecemasan ke dalam bentuk (tingkah laku) kebutuhan akan rasa aman selama bekerja
yang sesuai dan bisa diterima serta dihargai sebagai pembantu rumah tangga dan teknisi
oleh masyarakat. komputer di perantauan, membutuhkan
8) Kompensasi (ompensation) ketenangan diri baik itu berlibur maupun
Kompensasi merupakan usaha berbincang-bincang dengan sesama buruh
seseorang untuk menutupi kelemahan di migran untuk melepas kepenatan selama
salah satu bidang dengan membuat prestasi bekerja, dan berusaha memperoleh keadilan
yang lebih tinggi di bidang lain. Freud dari majikan akan hak-haknya sebagai buruh
(dalam Alwisol, 1991:33) mengungkapkan migran Indonesia (BMI).
bahwa kompensasi merupakan bentuk Struktur ego berupa keputusan-
kompromi dengan mengganti insting yang keputusan tokoh utama (pelaksana struktur
harus dipuaskan. Dalam hal ini, insting yang id) untuk mereduksi tegangan dalam diri
belum dipuaskan akan dicarikan solusi dengan bentuk perbuatan-perbuatan
dengan diganti pemuasan insting yang lain. berkaitan dengan kehidupan nyata.Tindakan
9) Regresi (regression) dan usaha tokoh utama untuk mewujudkan
Regresi merupakan mekanisme keinginannya dengan cara mendaftarkan diri
pemertahanan ego yang menitikberatkan sebagai pembantu rumah tangga ke
pada individu untuk menghindarkan diri dari Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia
kenyataan yang mengancam. Individu (PJTKI) di kota Semarang. Perilaku nyonya
kembali ke taraf perkembangan yang lebih rumah membuat tokoh utama merasa kurang
rendah atau tempat semula dan bertingkah nyaman menikmati makanan, sehingga tidak
laku seperti ketika seseorang tersebut berada betah berlama-lama dan ingin cepat pulang.

Jurnal Artikulasi Vo.6 No.2 Agustus 2008 | 289


Tokoh utama melihat perlakuan kasar Mekanisme pemertahanan jiwa
majikan merasa bingung, jengah, dan represi berupa perbuatan-perbuatan tokoh
trauma, sehingga memutuskan pergi ke Star utama meredakan kecemasan dalam diri
Ferry yang merupakan tempat yang seperti cita-cita melanjutkan studi ke
dikagumi tokoh utama dan buruh migran perguruan tinggi dan memilih bungkam
Indonesia (BMI) pada waktu hari libur. kepada keluarga tentang keadaannya
Tokoh utama merasa jengah, bingung, lelah, dengan jalan menekan kecemasan id ke
terkekang, dan sudah tidak betah lagi dalam alam ketaksadaran. Mekanisme
dengan perlakuan majikan, sehingga tokoh pemertahanan jiwa penempelan yang keliru
utama memutuskan kontrak kerjanya berupa perbuatan-perbuatan tokoh utama
sebagai pembantu rumah tangga Tokoh menyerang pihak yang dianggap kurang
utama yang membutuhkan rasa nyaman dan berbahaya seperti melumpuhkan laki-laki
aman akhirnya pergi ke tempat Lani dan Nigeria di Star Ferry sebagai wujud rasa
Wawan sesama buruh migran Indonesia dendam kepada majikan. Mekanisme
(BMI). Tokoh utama merasa senang karena pemertahanan jiwa rasionalisasi berupa
dapat bertemu dengan Lani, Wawan, buruh perbuatan-perbuatan tokoh utama
dari China, dan Guatemala serta bisa memutarbalikkan kenyataan seperti
mendengarkan ungkapan hati Wawan yang bersenang-senang seolah-olah ingin
merasa bingung karena tidak mempunyai melupakan perlakuan majikan dan tidak
surat izin tinggal dan bekerja di Amerika. menceritakan kepada Lani tentang sosok
Sementara itu, struktur superego Billy dengan alasan-alasan tertentu yang
berupa dorongan-dorongan tokoh utama dianggap masuk akal.
berbuat kebajikan dengan mengikuti norma- Sehubungan dengan hal di atas,
norma di masyarakat. Tokoh utama merasa struktur dan mekanisme pemertahanan jiwa
marah setelah mendengar kritikan-kritikan tokoh utama dalam kumpulan cerpen
warga kampung karena dianggap terlalu Nyanyian Imigran (Kumpulan Cerpen
mencampuri keinginannya, tetapi pada Buruh Migran Indonesia) terdapat satu
akhirnya tokoh utama menerima kritikan- hubungan yang saling berkaitan antara
kritikan tersebut. Tokoh utama melihat struktur dan mekanisme pemertahanan jiwa.
perlakuan nyonya rumah merasa jengkel dan Mekanisme pemertahanan jiwa tokoh utama
ingin marah karena dianggap melakukan berusaha sekuat mungkin menjaga
polusi suasana yang mengakibatkan tokoh kestabilan, menyesuaikan, dan melindungi
utama merasa kurang nyaman menikmati diri terhadap struktur realitas (ego), id, dan
makanan. Sikap tokoh utama yang superego dari bahaya impuls-impuls untuk
menerima perlakuan majikan sebagai norma meredakan kecemasan yang berlebihan
atau aturan yang harus dipatuhi, dibiasakan, dalam diri tokoh utama.
dan dilaksanakan sebagai teladan. Nasihat
orang tua selalu diingat tokoh utama sebagai
teladan dan akhirnya nasihat itu dibuktikan
tokoh utama.

Jurnal Artikulasi Vo.6 No.2 Agustus 2008 | 290


PENUTUP kepada keluarga tentang keadaannya
KESIMPULAN dengan jalan menekan kecemasan id ke
Berdasarkan hasil analisis struktur dalam alam ketaksadaran. Mekanisme
dan mekanisme pemertahanan jiwa tokoh pemertahanan jiwa penempelan yang keliru
utama dalam kumpulan cerpen Nyanyian berupa perbuatan-perbuatan tokoh utama
Imigran (Kumpulan Cerpen Buruh Migran menyerang pihak yang dianggap kurang
Indonesia) secara garis besar menceritakan berbahaya seperti melumpuhkan laki-laki
tentang kehidupan Buruh Migran Indonesia Nigeria di Star Ferry sebagai wujud rasa
(BMI) mengalami tindak pelecehan yang dendam kepada majikan. Mekanisme
dilakukan oleh majikan. Tokoh utama dalam pemertahanan jiwa rasionalisasi berupa
kumpulan cerpen ini, yaitu korban perbuatan-perbuatan tokoh utama
perlakuan-perlakuan kasar majikan. memutarbalikkan kenyataan seperti
Sehubungan dengan hal itu, identifikasi bersenang-senang seolah-olah ingin
adanya struktur dan mekanisme melupakan perlakuan majikan dan tidak
pemertahanan jiwa tokoh utama yang menceritakan kepada Lani tentang sosok
meliputi berikut ini. Billy dengan alasan-alasan tertentu yang
Struktur id berupa dorongan- dianggap masuk akal.
dorongan primitif tokoh utama berkaitan Dari wujud struktur dan mekanisme
dengan insting hidup seorang manusia yang pemertahanan jiwa tokoh utama dalam
harus dicapai dan dipuaskan seperti kumpulan cerpen Nyanyian Imigran
keinginan merubah nasib diri dan keluarga, (Kumpulan Cerpen Buruh Migran
kebutuhan akan rasa aman, nyaman, Indonesia) terdapat satu hubungan yang
ketenangan diri, dan keadilan. Struktur ego saling berkaitan antara struktur dan
berupa keputusan-keputusan tokoh utama mekanisme pemertahanan jiwa. Mekanisme
(pelaksana struktur id) untuk mereduksi pemertahanan jiwa tokoh utama berusaha
tegangan dalam diri dengan bentuk sekuat mungkin menjaga kestabilan,
perbuatan-perbuatan berkaitan dengan menyesuaikan, dan melindungi diri terhadap
kehidupan nyata. Sementara itu, struktur struktur realitas (ego), id, dan superego dari
superego berupa dorongan-dorongan tokoh bahaya impuls-impuls untuk meredakan
utama berbuat kebajikan dengan mengikuti kecemasan yang berlebihan dalam diri tokoh
norma-norma di masyarakat seperti utama.
menerima kritikan-kritikan warga kampung,
melaksanakan aturan-aturan majikan, dan SARAN-SARAN
mengingat nasihat yang diberikan orang tua Berdasarkan analisis yang telah
sebagai teladan. dilakukan dalam penelitian ini, maka ada
Mekanisme pemertahanan jiwa beberapa saran yang perlu disampaikan oleh
represi berupa perbuatan-perbuatan tokoh peneliti. Saran-saran yang diajukan peneliti
utama meredakan kecemasan dalam diri merupakan sesuatu yang sebaiknya
seperti cita-cita melanjutkan studi ke dilakukan oleh para pembaca dan pecinta
perguruan tinggi dan memilih bungkam

Jurnal Artikulasi Vo.6 No.2 Agustus 2008 | 291


sastra. Adapun saran-saran yang
disampaikan peneliti sebagai berikut:
1) Hasil penelitian ini hendaknya dapat
digunakan sebagai acuan dan masukan
dalam mengapresiasi sastra Indonesia.
Dalam hal ini, khususnya pemahaman
struktur dan mekanisme pemertahanan
jiwa tokoh utama dalam kumpulan
cerpen Nyanyian Imigran (Kumpulan
Cerpen Buruh Migran Indonesia).
2) Dalam memahami psikoanalisis,
khususnya berkaitan dengan struktur dan
mekanisme pemertahanan jiwa tokoh
utama, peneliti harus menguasai teori-
teori psikoanalisis yang dikemukan
Sigmund Freud yang dijadikan landasan
untuk melakukan sebuah penelitian
sastra tentang struktur dan mekanisme
pemertahanan jiwa tokoh utama.
3) Penelitian ini terbatas pada struktur dan
mekanisme pemertahanan jiwa tokoh
utama yang menjadi aktor utama dalam
keseluruhan cerita dalam kumpulan
cerpen Nyanyian Imigran (Kumpulan
Cerpen Buruh Migran Indonesia).
Dalam hal ini, untuk penelitian
berikutnya disarankan menganalisis
secara keseluruhan tokoh baik tokoh
utama maupun tokoh pembantu agar
penelitian ini lebih luas dan lengkap.
4) Penelitian ini akan berguna bagi pecinta
sastra, pembaca, dan masyarakat apabila
mau mengapresiasi unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik dalam karya sastra dan
melaksanakannya dalam kehidupan.

Jurnal Artikulasi Vo.6 No.2 Agustus 2008 | 292


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Irwan. 2001. Seks, Gender dan Reproduksi Kekuasaan. Yogyakarta: Tarawang Press.

Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media Pressindo.

Fudyartanta. 2005. Psikologi Kepribadian Neo Fruedianisme. Yogyakarta: Zenith Publisher.

Juwita, Etik. http://merinairinai.wordpress.com. (diakses tanggal 5 Februari 2008).

Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco.


Martin, Roderick. 1990. Sosiologi Kekuasaan. (Ed). Joediono, Herry. Jakarta: CV. Rajawali.

Mintarti, Sri. Hentikan Kebohongan. http://imwuinhk.multiply.com/journal/item/ 32. (diakses 4


Februari 2008).

Nabonenar, Bonari. (nabonenar@yahoo.com). 13 Mei 2007. Naskah-naskah Karya Buruh (TKI


Hongkong). E-mail kepada (priyoprabowo2000@yahoo.com,
ekarini2004@yahoo.com).

Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Saraswati, Ekarini. 2000. Psikologi Sastra: Sebuah Pemahaman Awal. Malang: UMM Press.

. 2003. Sosiologi Sastra: Sebuah Pemahaman Awal. Malang: UMM Press.

Sugiarti. 2002. Pengetahuan dan Kajian Prosa Fiksi. Malang: UMM Press.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. (Ed). Sugihastuti dan Rossi Abi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Storr, Antony. 1991. Freud Peletak Dasar Psikoanalisis. Jakarta: PT. Temprint.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Toha dan Hari Pranomo. 1991. Hubungan Majikan dan Buruh. Jakarta: Rineka Cipta.

Jurnal Artikulasi Vo.6 No.2 Agustus 2008 | 293


Vristian, Mega dkk. (Ed). 2006. Nyanyian Imigran. Malang: Dragon Family Publisher.

Zaviera, Ferdinand. 2007. Teori Kepribadian Sigmund Freud. (Ed). Muhsin, Ilyya. Yogyakarta:
Prismasophie.

Jurnal Artikulasi Vo.6 No.2 Agustus 2008 | 294

Anda mungkin juga menyukai