2598-3253
ABSTRAK
Karya Sastra adalah karya seni yang menjelma dari perasaan, pikiran, dan
pengalaman pengarangnya. Salah satu jenis karya sastra adalah cerpen. Sebuah cerpen
dapat ditelaah kajian psikologinya yang disebut dengan psikologi sastra. Menurut Harjana
(1991:60) “Pendekatan psikologi sastra dapat diartikan sebagai suatu cara analisis
berdasarkan sudut pandang psikologi dan bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu
saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia yang merupakan pancaran dalam
menghayati dan menyikapi kehidupan”. Berdasarkan pendapat tersebut penelitian ini
dianggap penting karena menyangkut perilaku manusia. Judul penelitian ini adalah
“Psikoanalisis Tokoh Sentral dalam Antologi Cerpen Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta
Pendek Karya Djenar Maesa Ayu”. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana mekanisme pertahanan diri tokoh sentral dalam Antologi Cerpen Cerita Pendek
Tentang Cerita Cinta Pendek Karya Djenar Maesa Ayu?
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis latar belakang, sikap,
dan pengalaman atau lingkungan memproses perkembangan kejiwaan seseorang yang pada
akhirnya membentuk mekanisme pertahanan diri tokoh sentral dalam Antologi Cerpen
Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek Karya Djenar Maesa Ayu. Sumber data
penelitian ini merupakan antologi cerpen karya Djenar Maesa Ayu yang berjudul Cerita
Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek terbitan PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta tahun
2006. Antologi cerpen ini terdiri atas 13 judul cerpen. Teknik analisis datanya
menggunakan teknik analisis konteks.
Dari hasil klasifikasi terlihat bahwa mekanisme pertahanan diri yang paling sering
digunakan adalah represi. Represi menjadi salah satu cara yang paling lazim digunakan
setiap orang terutama kaum feminin untuk menekan dorongan id ke alam bawah sadar
sehingga semua beban konflik terlupakan. Apabila dorongan id tidak dapat ditekan dengan
cara ini, maka akan timbul efek yang lebih parah dan menjadi sangat berbahaya.
164
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 2 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253
165
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 2 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253
177) menjelaskan bahwa tokoh sentral sebagai pribadi; (2) studi proses kreatif;
disebut juga sebagai tokoh utama yaitu (3) studi tipe hukum-hukum psikologi
tokoh yang tergolong penting dan yang diterapkan pada karya sastra; dan
ditampilkan terus menerus sehingga (4) mempelajari dampak sastra pada
terasa mendominasi sebagian besar cerita. pembaca atau disebut psikologi pembaca.
Sedangkan menurut Sudjiman
(1988:17—18) tokoh berdasarkan Mekanisme Pertahanan Diri
fungsinya dalam cerita dapat dibedakan Mekanisme pertahanan diri atau
menjadi tokoh sentral dan tokoh ego termasuk dalam teori psikoanalisis
bawahan. Tokoh sentral atau disebut juga Sigmund Freud. Sigmund Freud (dalam
tokoh utama memegang peran memimpin Koeswara, 1991:46) mengartikan
yang selalu menjadi sentral dalam cerita mekanisme pertahanan diri sebagai
dan bahkan menjadi sorotan dalam strategi yang digunakan individu untuk
kisahan. mencegah kemunculan terbuka dari
dorongan-dorongan id dan untuk
Psikoanalisis menghadapi tekanan superego atas ego
Pelopor psikoanalisis adalah dengan tujuan agar kecemasan bisa
Sigmund Freud. Teorinya berusaha dikurangi atau diredakan. Semium
menggambarkan individu-individu (2006:426—429) memaparkan bahwa
sepenuhnya yang hidup sebagian dalam dalam aliran psikoanalisis Sigmund
dunia nyata dan sebagian lagi dalam Freud, mekanisme pertahanan diri adalah
dunia khayalan yang dikelilingi oleh strategi psikologis yang dilakukan
konflik-konflik dan pertentangan- seseorang, sekelompok orang, atau
pertentangan. Gambaran individu seperti bahkan suatu bangsa untuk berhadapan
itu merupakan visualisasi manusia pada dengan kenyataan dan mempertahankan
saat ini, manusia modern dengan citra diri. Senada dengan Semium,
berbagai persoalan. Manusia yang harus Siswantoro (2005:100) menjelaskan
mengikuti perkembangan zaman dan bahwa “Mekanisme pertahanan diri atau
tuntutan-tuntutan masyarakat sekaligus, defense mechanism merupakan reaksi
sehingga harus kehilangan kebebasannya. terhadap frustrasi yang dialami secara
Endraswara (2003:96) tidak sadar untuk mengurangi tekanan
menjelaskan bahwa psikoanalisis batin yang menimbulkan rasa sakit atau
memandang karya sastra sebagai aktivitas stres”.
kejiwaan. Pengarang akan menggunakan Jadi, sebenarnya mekanisme
cipta, rasa, dan karsa dalam berkarya pertahanan diri melibatkan unsur
sehingga secara sadar atau tidak akan penipuan diri. Kendati demikian, manusia
mengungkap gejala kejiwaannya dalam lazim menggunakan berbagai mekanisme
teks sastra. Berbeda dari Endrawara, pertahanan dalam hidupnya. Mekanisme
Rene Wellek dan Austin Waren (dalam tersebut menjadi patologis bila
Budianta, 1989:90) menyatakan istilah penggunaannya secara terus menerus
psikoanalisis mempunyai empat membuat seseorang berperilaku
kemungkinan pengertian, yakni (1) studi maladaptif sehingga kesehatan fisik
psikologi pengarang sebagai tipe atau
166
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 2 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253
167
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 2 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253
168
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 2 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253
169
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 2 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253
170