Anda di halaman 1dari 7

PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 2 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:

2598-3253

MEKANISME PERTAHANAN DIRI TOKOH SENTRAL DALAM


ANTOLOGI CERPEN “CERITA PENDEK TENTANG CERITA CINTA PENDEK”
KARYA DJENAR MAESA AYU (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA)

Wilda Srihastuty Handayani Piliang


Universitas Islam Riau
whielsayangkamu@gmail.com

ABSTRAK
Karya Sastra adalah karya seni yang menjelma dari perasaan, pikiran, dan
pengalaman pengarangnya. Salah satu jenis karya sastra adalah cerpen. Sebuah cerpen
dapat ditelaah kajian psikologinya yang disebut dengan psikologi sastra. Menurut Harjana
(1991:60) “Pendekatan psikologi sastra dapat diartikan sebagai suatu cara analisis
berdasarkan sudut pandang psikologi dan bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu
saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia yang merupakan pancaran dalam
menghayati dan menyikapi kehidupan”. Berdasarkan pendapat tersebut penelitian ini
dianggap penting karena menyangkut perilaku manusia. Judul penelitian ini adalah
“Psikoanalisis Tokoh Sentral dalam Antologi Cerpen Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta
Pendek Karya Djenar Maesa Ayu”. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana mekanisme pertahanan diri tokoh sentral dalam Antologi Cerpen Cerita Pendek
Tentang Cerita Cinta Pendek Karya Djenar Maesa Ayu?
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis latar belakang, sikap,
dan pengalaman atau lingkungan memproses perkembangan kejiwaan seseorang yang pada
akhirnya membentuk mekanisme pertahanan diri tokoh sentral dalam Antologi Cerpen
Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek Karya Djenar Maesa Ayu. Sumber data
penelitian ini merupakan antologi cerpen karya Djenar Maesa Ayu yang berjudul Cerita
Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek terbitan PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta tahun
2006. Antologi cerpen ini terdiri atas 13 judul cerpen. Teknik analisis datanya
menggunakan teknik analisis konteks.
Dari hasil klasifikasi terlihat bahwa mekanisme pertahanan diri yang paling sering
digunakan adalah represi. Represi menjadi salah satu cara yang paling lazim digunakan
setiap orang terutama kaum feminin untuk menekan dorongan id ke alam bawah sadar
sehingga semua beban konflik terlupakan. Apabila dorongan id tidak dapat ditekan dengan
cara ini, maka akan timbul efek yang lebih parah dan menjadi sangat berbahaya.

Kata Kunci : antologi cerpen, mekanisme pertahanan diri, psikoanalisis sastra

PENDAHULUAN jenis karya sastra adalah cerpen. Isi


Karya sastra adalah karya seni yang cerpen cenderung lebih padat daripada
menjelma dari perasaan, pikiran, dan novel. Oleh karena ceritanya begitu
pengalaman pengarangnya. Salah satu singkat, cerpen selalu sukses

164
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 2 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253

mengandalkan teknik-teknik sastra Mekanisme pertahanan diri


seperti tokoh, plot, tema, dan bahasa merupakan pendalaman dari struktur
secara luas dibanding dengan fiksi yang kepribadian. Mekanisme pertahanan diri
lebih panjang. Kejadian atau peristiwa sangat berguna untuk melindungi pikiran,
dalam cerpen dihidupkan dalam tokoh- diri, atau ego sendiri dari kecemasan dan
tokoh yang ditampilkan seorang sanksi sosial. Dengan kata lain
pengarang dengan melukiskan kehidupan mekanisme pertahanan diri dapat menjadi
manusia yang memuat persoalan- tempat pelarian dari situasi yang tidak
persoalan atau konflik, baik dengan orang sanggup untuk dihadapi baik secara sadar
lain maupun diri sendiri. maupun tidak.
Cerpen yang memuat banyak Berdasarkan latar belakang di
konflik dapat ditemukan pada cerpen- atas, dapat dirumuskan bahwa masalah
cerpen karya Djenar Maesa Ayu yang penelitian ini adalah “Bagaimanakah
terkumpul dalam antologi cerpen Cerita Psikoanalisis Tokoh Sentral Antologi
Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek. Cerpen Cerita Pendek Tentang Cerita
Djenar Maesa Ayu mencoba memberikan Cinta Pendek Karya Djenar Maesa Ayu”?
gambaran mengenai realitas kehidupan Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
dengan berbagai macam persoalan yang untuk mendeskripsikan psikoanalisis
terjadi pada manusia modern. Antologi tokoh sentral antologi cerpen Cerita
cerpen Cerita Pendek Tentang Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek
Cinta Pendek mengisahkan cinta dan Karya Djenar Maesa Ayu. Sedangkan
kebahagiaan yang menyimpang manfaatnya adalah diharapkan nilai-nilai
antarmanusia dalam setiap wujud yang terkandung dalam antologi cerpen
relasinya. Djenar Maesa Ayu terlalu terus mampu memberi pengaruh positif dalam
terang dalam menulis sehingga karya- berbagai lini kehidupan.
karyanya begitu fenomenal dan
kontroversial. Oleh karena itu, Djenar Tokoh Sentral
Maesa Ayu digolongkan menjadi salah Dalam sebuah karya sastra
satu penulis aliran Sastra Wangi. terdapat tokoh dan penokohan. Menurut
Berdasarkan paparan tersebut, Sudjiman (1991:16) tokoh adalah rekaan
peneliti tertarik menganalisis antologi yang mengalami peristiwa atau perlakuan
cerpen Cerita Pendek Tentang Cerita dalam berbagai peristiwa cerita. Pendapat
Cinta Pendek karya Djenar Maesa Ayu senada juga dikemukakan Sujati
dengan judul “Mekanisme Pertahanan (1996:43) bahwa tokoh adalah “Individu
Diri Tokoh Sentral Antologi Cerpen rekaan yang mengalami peristiwa atau
Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta perlakuan dalam tindakan”. Jadi
Pendek Karya Djenar Maesa Ayu (Kajian pengertian tokoh berdasarkan pendapat
Psikologi Sastra)”. Penelitian ini para ahli tersebut adalah individu rekaan
merupakan pengembangan teori yang berperan sangat penting dalam suatu
Psikoanalisis Sigmund Freud. Teori ini karya sastra yang mengalami berbagai
tidak membahas psikologi yang dominan peristiwa atau perlakuan.
antara id, ego, dan superego tetapi Fokus penelitian ini ada pada
mengkaji mekanisme pertahanan diri. tokoh sentral. Nurgiantoro (2009:176—

165
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 2 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253

177) menjelaskan bahwa tokoh sentral sebagai pribadi; (2) studi proses kreatif;
disebut juga sebagai tokoh utama yaitu (3) studi tipe hukum-hukum psikologi
tokoh yang tergolong penting dan yang diterapkan pada karya sastra; dan
ditampilkan terus menerus sehingga (4) mempelajari dampak sastra pada
terasa mendominasi sebagian besar cerita. pembaca atau disebut psikologi pembaca.
Sedangkan menurut Sudjiman
(1988:17—18) tokoh berdasarkan Mekanisme Pertahanan Diri
fungsinya dalam cerita dapat dibedakan Mekanisme pertahanan diri atau
menjadi tokoh sentral dan tokoh ego termasuk dalam teori psikoanalisis
bawahan. Tokoh sentral atau disebut juga Sigmund Freud. Sigmund Freud (dalam
tokoh utama memegang peran memimpin Koeswara, 1991:46) mengartikan
yang selalu menjadi sentral dalam cerita mekanisme pertahanan diri sebagai
dan bahkan menjadi sorotan dalam strategi yang digunakan individu untuk
kisahan. mencegah kemunculan terbuka dari
dorongan-dorongan id dan untuk
Psikoanalisis menghadapi tekanan superego atas ego
Pelopor psikoanalisis adalah dengan tujuan agar kecemasan bisa
Sigmund Freud. Teorinya berusaha dikurangi atau diredakan. Semium
menggambarkan individu-individu (2006:426—429) memaparkan bahwa
sepenuhnya yang hidup sebagian dalam dalam aliran psikoanalisis Sigmund
dunia nyata dan sebagian lagi dalam Freud, mekanisme pertahanan diri adalah
dunia khayalan yang dikelilingi oleh strategi psikologis yang dilakukan
konflik-konflik dan pertentangan- seseorang, sekelompok orang, atau
pertentangan. Gambaran individu seperti bahkan suatu bangsa untuk berhadapan
itu merupakan visualisasi manusia pada dengan kenyataan dan mempertahankan
saat ini, manusia modern dengan citra diri. Senada dengan Semium,
berbagai persoalan. Manusia yang harus Siswantoro (2005:100) menjelaskan
mengikuti perkembangan zaman dan bahwa “Mekanisme pertahanan diri atau
tuntutan-tuntutan masyarakat sekaligus, defense mechanism merupakan reaksi
sehingga harus kehilangan kebebasannya. terhadap frustrasi yang dialami secara
Endraswara (2003:96) tidak sadar untuk mengurangi tekanan
menjelaskan bahwa psikoanalisis batin yang menimbulkan rasa sakit atau
memandang karya sastra sebagai aktivitas stres”.
kejiwaan. Pengarang akan menggunakan Jadi, sebenarnya mekanisme
cipta, rasa, dan karsa dalam berkarya pertahanan diri melibatkan unsur
sehingga secara sadar atau tidak akan penipuan diri. Kendati demikian, manusia
mengungkap gejala kejiwaannya dalam lazim menggunakan berbagai mekanisme
teks sastra. Berbeda dari Endrawara, pertahanan dalam hidupnya. Mekanisme
Rene Wellek dan Austin Waren (dalam tersebut menjadi patologis bila
Budianta, 1989:90) menyatakan istilah penggunaannya secara terus menerus
psikoanalisis mempunyai empat membuat seseorang berperilaku
kemungkinan pengertian, yakni (1) studi maladaptif sehingga kesehatan fisik
psikologi pengarang sebagai tipe atau

166
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 2 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253

dan/atau mental orang itu turut 1) Identifikasi yaitu metode yang


terpengaruhi. digunakan orang untuk mengambil
Mekanisme pertahanan diri alih ciri-ciri orang lain dan
memiliki dua ciri umum menurut Hall & menjadikannya sebagai bagian tidak
Gardner (1993:86) yakni (1) mereka terpisahkan dari kepribadian diri
menyangkal, memalsukan, atau sendiri.
mendistorsi kenyataan; dan (2) mereka 2) Pemindahan (displacement) yaitu
bekerja secara tidak sadar sehingga tidak mengalihkan perasaan dari sasaran
tahu apa yang terjadi. Siswantoro sebenarnya ke objek lain.
(2005:102—113) lain lagi, dia membagi 3) Represi yaitu sarana pertahanan yang
bentuk mekanisme pertahanan diri bisa mengusir pikiran serta perasaan
menjadi tiga kategori. Pertama reaksi yang menyakitkan dan mengancam
agresi atau menyerang (aggresive ke luar dari kesadaran.
reaction) yang terbagi atas (1) 4) Formasi reaksi yaitu menukar suatu
scapegoating atau mencari kambing impuls atau perasaan yang
hitam; (2) free-floating anger atau marah menimbulkan kecemasan dengan
tanpa pandang bulu; dan (3) suicide atau melawannya dalam kesadaran.
menyalahkan diri/bunuh diri. Kedua, Mekanisme ini mengubah dorongan-
reaksi menghindar (withrawal reaction) dorongan yang tidak dapat diterima
yang terbagi atas represi, fantasi, dan menjadi kebalikannya (dapat
regresi. Ketiga reaksi kompromistis diterima).
(compromise reaction) yang terdiri atas 5) Sublimasi yaitu suatu cara untuk
(1) sublimasi yaitu penggantian kepuasan mengalihkan energi ke saluran lain,
sebab kepuasan langsung dari hasrat yang secara sosial umumnya bisa
kebutuhan atau keinginan tidak mungkin diterima bahkan ada yang dikagumi.
terlaksana; (2) reaksi formasi yaitu Mekanisme ini dianggap positif
menekan keinginan-keinginan yang tidak karena mampu mengubah impuls
diterima masyarakat, sebab jika yang tidak diterima menjadi bentuk
direalisasikan justru akan menimbulkan yang diterima secara sosial.
rasa bersalah; (3) proyeksi yaitu 6) Regresi yaitu berbalik kepada
menyalahkan orang lain atau benda- perilaku yang dulu pernah mereka
benda yang dipandang sebagai penyebab alami dengan kembali ke masa-masa
kegagalannya yang sebenarnya karena perkembangan yang telah dilewati,
perilaku sendiri; dan (4) rasionalisasi atau pada saat seseorang mengalami
pembenaran yaitu proses tidak sadar tekanan psikologis.
mencari alasan atau dalih sebagai 7) Proyeksi yaitu pemindahan sifat-sifat
penjelasan yang tampak logis atas situasi yang tidak diinginkan atau
tertentu yang jika dibiarkan akan disenanginya kepada orang lain
mengakibatkan hilangnya kepercayaan dengan mengurangi ketegangan dan
masyarakat atau harga diri. alasan-alasan –yang sebenarnya pura-
Bentuk mekanisme pertahanan pura—mempertahankan diri agar
diri menurut Siswantoro (2006:93-101) dalam posisi aman.
adalah sebagai berikut.

167
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 2 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253

8) Introyeksi (identifikasi) yaitu METODE


membawa kepribadian orang lain Penelitian ini adalah penelitian
masuk dalam diri sendiri karena kepustakaan (library research) sehingga
dirasa dapat menyelesaikan masalah tempat penelitian adalah meja dan ruang
perasaan yang mengganggunya. kerja peneliti. Pengumpulan data
9) Denial (pengingkaran) yaitu impuls dilakukan dengan metode deskriptif dan
yang ditekan dan diekspresiakan analisis konten yakni dengan cara
dalam bentuk penyangkalan terhadap mengumpulkan dan memilah-milah kata,
impuls/drive, impuls id yang frasa, klausa, dan kalimat yang
menimbulkan ancaman oleh ego, mengandung konsep mekanisme
diingkari dengan pemikiran bahwa pertahanan diri dalam antologi cerpen
hal itu tidak ada. yang menjadi objek penelitian.
Dengan demikian, bentuk Kemudian, kata, frasa, klausa, dan
mekanisme pertahanan diri berdasarkan kalimat yang mengandung konsep
Hall & Gardner, Siswantoro dan Semium mekanisme pertahanan diri tersebutlah
dapat disintesiskan seperti pada tabel yang akan menjadi sampel penelitian.
berikut. Setelah itu, barulah sampel yang
Tabel 1. Mekanisme Pertahanan Diri didapatkan, dianalisis dengan teori
Berdasarkan Hall & Gardner, Siswantoro dan mekanisme pertahanan diri.
Semium. Sumber data penelitian ini adalah
antologi cerpen karya Djenar Maesa Atu
Mekanisme Pertahanan Diri yang berjudul Cerita Pendek tentang
Cerita Cinta Pendek yang diterbitkan
oleh PT Gramedia Pustaka Utama,
agresi (agressive reaction) Jakarta pada tahun 2006. Antologi ini
•mencari kambing hitam terdiri atas 13 judul 117 halaman dengan
(scapegoating)
•marah tanpa pandang bulu (free- tebal 1cm. Judul-judul cerpen yang
floating anger)
•menyalahkan diri/bunuh diri
terdapat dalam antologi tersebut yakni (1)
(sucide) “Cerita Pendek tentang Cerita Cinta
•penggantian (displacement)
Pendek”; (2) ”Nachos”; (3) “Three More
Days”; (4) “Pasien”; (5) “Ikan”; (6)
menghindar (withrawal reaction)
“Ha...Ha...Ha...”; (7) “Suami Ibu, Suami
•represi Saya”; (8) “Dislokasi Cinta”; (9) “AL +
•fantasi EX = CINTA”; (10) “Istri yang Tidak
•regresi
•denial Pulang”; (11) “Lolongan di Balik
Dinding”; (12) “Semalam Ada
Binatang”; (13) “Hangover”.
Data terlebih dahulu
kompromistis (compromise
reaction) diklasifikasikan ke dalam konsep-konsep
•sublimasi mekanisme pertahanan diri sesuai dengan
•reaksi formasi
•proyeksi teori. Setelah itu data dideskripsikan baik
•rasionalisasi
•introyeksi (identifikasi)
secara eksplisit maupun implisit.
Selanjutnya data tersebut diurutkan

168
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 2 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253

sesuai dengan urutannya kemudian sentral adalah mencari kambing


diambil simpulannya. hitam (scapegoating)
Setelah menganalisis (11) Dalam “Lolongan di Balik
menggunakan metode tersebut, hasil Dinding” mekanisme pertahanan
klasifikasi mekanisme pertahanan diri diri tokoh sentral adalah regresi.
pada ke-13 cerpen tersebut adalah (12) Dalam “Semalam Ada Binatang”
sebagai berikut. mekanisme pertahanan diri tokoh
(1) Dalam cerpen “Cerita Pendek sentral adalah pengingkaran
tentang Cerita Cinta Pendek” (denial).
mekanisme pertahanan diri tokoh (13) Dalam “Hangover” mekanisme
sentral adalah represi. pertahanan diri tokoh sentral adalah
(2) Dalam ”Nachos” mekanisme marah tanpa pandang bulu (free-
pertahanan diri tokoh sentral adalah floating anger).
pemindahan atau pengalihan Berdasarkan analisis di atas
(displacement) dan fantasi. didapati bahwa tokoh sentral dalam
(3) Dalam “Three More Days” antologi cerpen Cerita Pendek tentang
mekanisme pertahanan diri tokoh Cerita Cinta Pendek karya Djenar Maesa
sentral adalah rasionalisasi. Ayu yang secara sadar atau tidak telah
(4) Dalam “Pasien” mekanisme melakukan mekanisme pertahanan diri
pertahanan diri tokoh sentral adalah untuk mereduksi perasaan tertekan,
melawan diri sendiri/bunuh diri cemas, stres, ataupun mengatasi
(suicide), represi, dan sublimasi. konfliknya. Tokoh sentral dalam antologi
(5) Dalam “Ikan” mekanisme cerpen tersebut merupakan kaum
pertahanan diri tokoh sentral adalah perempuan atau feminin baik secara
introyeksi (identifikasi) eksplisit maupun implisit. Mereka
(6) Dalam “Ha...Ha...Ha...” mekanisme sebagian besar memiliki latar belakang
pertahanan diri tokoh sentral adalah keluarga yang tidak harmonis, masa
reaksi formasi (pembentukan kanak-kanak yang tidak menyenangkan,
reaksi) dan represi. lingkungan yang kurang mendukung, dan
(7) Dalam “Suami Ibu, Suami Saya” budaya setempat yang memiliki stigma
mekanisme pertahanan diri tokoh kaku. Dari semua latar belakang itu, para
sentral adalah reaksi formasi tokoh sentralnya merefleksikan diri atas
(8) Dalam “Dislokasi Cinta” pengalaman atau kejadian terhadap
mekanisme pertahanan diri tokoh kejiwaan masing-masing.
sentral adalah introyeksi Mekanisme pertahanan diri
(identifikasi) represi paling sering digunakan tokoh
(9) Dalam “AL + EX = CINTA” sentral dalam antologi karya Djenar
mekanisme pertahanan diri tokoh Maesa Ayu tersebut. Represi berfungsi
sentral adalah pemindahan untuk menyingkirkan frustrasi, konflik
(displacement) batin yang tumbuh dalam
(10) Dalam “Istri yang Tidak Pulang” keterkungkungan sosial-budaya dengan
mekanisme pertahanan diri tokoh norma-norma tertentu. Jika represi tidak

169
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 6 No 2 Tahun 2018 P- ISSN: 2337-652x | E-ISSN:
2598-3253

berhasil diterapkan, impuls yang direpresi DAFTAR PUSTAKA


mengancam masuk ke kesadaran Ayu, Djenar Maesa. 2006. Cerita Pendek
sehingga individu menjadi cemas dan tentang Cerita Cinta Pendek.
menggunakan beberapa mekanisme lain Jakarta: PT Gramedia Pustaka
untuk mempertahankan impuls yang Utama.
direpresi agar tidak masuk ke kesadaran. Bertens, K. 2006. Psikoanalisis Sigmund
Freud. Jakarta: Gramedia
Simpulan Pustaka Utama.
Mekanisme pertahanan diri Budianta, Melani (Ed.) 1995.
merupakan hal yang wajar dilakukan. Kesusastraan. Jakarta: PT
Semua mekanisme pertahanan diri yang Gramedia Pustaka Utama.
muncul baik secara sadar maupun tidak Endraswara, Suwardi. 2003. Metode
berfungsi untuk mereduksi perasaan Penelitian Psokologi Sastra:
tertekan, cemas, stres, dan konflik yang Teori, Langkah, dan
menyerang. Dari hasil klasifikasi terlihat Penerapannya. Yogyakarta:
bahwa mekanisme pertahanan diri yang FBS Universitas Negeri
sering digunakan adalah represi. Represi Yogyakarta.
menjadi salah satu cara yang paling lazim Freud, Sigmund. 2006. Psikoanalisis
digunakan untuk menekan dorongan id ke Sigmund Freud. Jakarta: PT
alam bawah sadar sehingga semua beban Gramedia Pustaka Utama.
konflik terlupakan. Apabila dorongan id Hall, S. Calvin, Lindzey Gardner dan A.
tidak dapat ditekan dengan cara ini, maka Supratikna (Penertjemah). 1993.
akan timbul efek yang lebih parah dan Teori-Teori Psikodinamik
menjadi sangat berbahaya. (Klinis) Terjemahan.
Yogyakarta: Kanisius.
Implikasi Semium, Yustinus. 2006. Teori
Penelitian karya sastra Kepribadian dan Terapi
berdasarkan psikoanalisis sastra begitu Psikoanalitik. Yogyakarta:
luas dan kompleks sehingga dibutuhkan Kanisius.
ilmu-ilmu antardisiplin yang mumpuni Siswantoro. 2005. Metode Penelitian
guna mengkaji masalah perilaku manusia. Sastra: Analisis Psikologi.
Psikoanalisis sastra diharapkan mampu Surakarta: Muhammadiyah
menjadikan penikmat karya sastra Universitas Press.
berpikir lebih terbuka dan menyikapi Sudjiman, Panuti. 1991. Memahami
kehidupan ini dengan lebih positif. Cerita Rekaan. Bandung:
Remaja Rosda Karya.

170

Anda mungkin juga menyukai