Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November 2018

Penokohan dalam Novel Sirkus Pohon Karya Andrea Hirata dan Rancangan
Pembelajarannya di SMA

Oleh
Arantika Arvi Suwardi
Munaris
Bambang Riyadi
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Lampung
Email: arviarantika@gmail.com

Abstract: The figure is included in the intrinsic element of a novel which is one of the
teaching materials in class XII in high school. The figure has a strategic place as a
messenger and moral mandate that the author intends to convey. Through the
introduction of characters and the techniques of painting characters, the course of the
story will be clearer. The method used in this study is a qualitative descriptive research
method. The data source in this study is the Andrea Circus Tree novel Circus Tree with a
thickness of 410 pages. The data analysis technique is done by analyzing the types of
figures and figure painting techniques then describing them. Based on the results of the
study found 17 characters in the Circus Tree novel and as many as 7 types of characters
in it which includes the main character, additional figures, antagonists, protagonists,
simple characters, developing figures, and typical figures. Furthermore, it was found that
the Circus Tree novel uses two character painting techniques, namely dramatic
techniques and expository techniques.

Keywords: characters, novels, types of figures and figures

Abstrak: Tokoh termasuk dalam unsur intrinsik dari sebuah novel yang merupakan salah
satu bahan materi ajar pada kelas XII di SMA. Tokoh mempunyai tempat strategis
sebagai penyampai pesan dan amanat moral yang sengaja ingin disampaikan pengarang.
Melalui pengenalan tokoh dan teknik pelukisan tokoh, jalannya cerita akan lebih jelas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah novel Sirkus Pohon karya Andrea
Hirata dengan tebal buku 410 halaman. Teknik analisis data dilakukan dengan cara
menganalisis jenis tokoh serta teknik pelukisan tokoh kemudian mendeskripsikannya.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 17 tokoh dalam novel Sirkus Pohon dan sebanyak
7 jenis tokoh didalamnya yang meliputi tokoh utama, tokoh tambahan, tokoh antagonis,
tokoh protagonis, tokoh sederhana, tokoh berkembang, dan tokoh tipikal. Selanjutnya,
ditemukan bahwa novel Sirkus Pohon menggunakan dua teknik pelukisan tokoh, yaitu
teknik dramatik dan teknik ekspositori.

Kata kunci: tokoh, novel, jenis tokoh dan pelukisan tokoh


Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November 2018

PENDAHULUAN adanya tokoh yang mengadakan tindakan,


Fiksi merupakan suatu karya sastra yang cerita itu tidak mungkin ada. (Adi,
menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, 2016:47). Sebuah cerita terbentuk karena
khayalan, atau sesuatu yang sesungguhnya terdapat tokoh atau pelaku yang menjadi
tidak ada sehingga tidak benar-benar pusat dalam cerita tersebut dan
terjadi di kehidupan nyata. Hal-hal yang menghidupkan jalannya keseluruhan
ada dalam sebuah fiksi hanya bersifat cerita. Seluruh pengalaman yang
imajinatif. (Nurgiyantoro, 2018:2). Meski diceritakan dalam cerita berdasarkan pada
begitu, beberapa fiksi memiliki beberapa tingkah laku dan pengalaman yang dijalani
kemiripan dengan kehidupan sebenarnya oleh para tokohnya. Melalui tokoh cerita
yang dikatakan sebagai cerminan inilah pembaca mengikuti alur seluruh
kehidupan nyata. Fiksi merupakan salah cerita karena pembaca ikut mengalami hal-
satu bentuk karya sastra yang kreatif. hal yang dialami pelakunya.
Maka bagaimana cara pengarang
mewujudkan dan mengembangkan Berkaitan dengan pembelajaran sastra di
ceritanya pun tidak terlepas dari kebebasan SMA, salah satu karya sastra yang di
kreativitasnya. ajarkan di SMA adalah novel. Karya sastra
yang akan digunakan sebagai bahan ajar
Keberhasilan seorang pengarang dalam harus melalui proses pemilihan. Hal itu
menyajikan karyanya tercermin melalui disebabkan semakin meningkatnya
setiap pengungkapan setiap unsur perkembangan karya sastra yaitu semakin
ceritanya. Satu diantaranya adalah banyak karya sastra dengan kisah atau
ketepatan pelukisan tokoh cerita, baik cerita yang beragam. Perlu diingat, tidak
watak, pribadi, dan rupa sang tokoh semua karya sastra, khususnya novel baik
tergambar sedemikian rupa sehingga dapat dibaca peserta didik. Hal itu disebabkan
berterima oleh masyarakat pembaca. karena tidak semua novel mengandung
nilai pendidikan, agama, moral, sosial, dan
Fiksi mengandung dan menawarkan model budaya. Karya-karya sastra yang akan
kehidupan seperti yang disikapi dan digunakan sebagai bahan ajar harus
dialami oleh tokoh-tokoh cerita sesuai memiliki manfaat, sesuai dengan tujuan
dengan pandangan pengarang terhadap umum pembelajaran sastra di sekolah.
kehidupan itu sendiri. Oleh karena itu, Adapun tujuan pembelajaran sastra di
pengarang sengaja menciptakan dunia sekolah adalah siswa mampu menikmati,
dalam fiksi, ia mempunyai kebebasan menghayati, memahami, dan
penuh untuk menampilkan tokoh-tokoh memanfaatkan karya sastra untuk
cerita sesuai dengan seleranya, siapapun mengembangkan kepribadian, memperluas
orangnya, apapun status sosialnya, dan wawasan kehidupan, meningkatkan
bagaimanapun karakternya, serta pengetahuan, dan kemampuan berbahasa
permasalahan apapun yang dihadapinya. (Depdiknas, 2003:2). Pembelajaran sastra
Singkatnya, pengarang berhak dapat memberikan sumbangan dalam
menampilkan tokoh, walaupun itu pendidikan apabila mencakup empat
sebenarnya berbeda dengan dunianya manfaat, yaitu: (1) membantu
sendiri dikehidupan nyata. keterampilan berbahasa, (2) meningkatkan
pengetahuan budaya, (3) mengembangkan
Tokoh merupakan salah unsur intrinsik cipta dan rasa, dan (4) menunjang
yang memegang peranan penting dalam pembentukan karakter (Rahmanto,
sebuah novel. Tokoh memiliki kedudukan 1988:16).
yang penting dalam sebuah cerita dan
berkembang dengan adanya peristiwa- Novel dapat dijadikan sebagai sarana
peristiwa dalam cerita. Karena tanpa pendukung untuk memperkaya bacaan
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November 2018

para siswa disamping novel-novel tertentu Alasan lain peneliti tertarik pada novel
yang dijadikan bahan pengajaran oleh para Sirkus Pohon karya Andrea Hirata sebagai
guru sastra. Banyak novel yang bahan penelitian adalah karena novel
mengandung pengalaman-pengalaman tersebut memiliki banyak tokoh dengan
yang bernilai pendidikan positif. Apalagi berbagai macam karakter yang berbeda-
jika dipilih dengan petimbangan beda. Novel Sirkus Pohon memiliki 3
mendalam. Jenis karya sastra dalam tokoh utama. Salah satu tokoh utama
bentuk novel dapat membantu minat memiliki konflik cerita sendiri dan tokoh
membaca siswa dan lebih lanjut akan utama kedua dan ketiga hanya berlaku
dapat meningkatkan semangat mereka sebagai tokoh sampingan. Sedangkan pada
terhadap bacaan secara lebih mendalam. parohan cerita, yang masih dalam alur dan
jalan cerita yang sama, tokoh utama kedua
Peneliti menggunakan novel Sirkus Pohon dan ketiga memiliki hubungan dengan
karya Andrea Hirata sebagai bahan konflik sendiri yang berbeda dengan tokoh
penelitian karena terdapat tokoh-tokoh utama pertama. Selain itu ada bayak tokoh
dengan berbagai karakter di dalamnya. sampingan yang memiliki karakter
Peneliti tertarik pada karakter-karakter berbeda-beda yang mendukung tokoh
tokoh dalam cerita yang dirangkum dari utama dan jalannya cerita. Novel Sirkus
kehidupan nyata sehingga kita dapat Pohon karya Andrea Hirata memiliki
mengetahui lebih banyak karakter-karakter banyak tokoh sehingga hampir semua jenis
manusia dalam kehidupan. Novel Sirkus tokoh ada dalam novel tersebut. Kararkter
Pohon menceritakan kehidupan sehari-hari tokoh-tokohnya bisa ditemukan dalam
dalam masyarakat tentang interaksi kehidupan sehari-hari dalam kehidupan
antarsesama, keluarga, percintaan, dan nyata yang mungkin secara tidak disadari
konflik lainnya. Cerita dalam novel Sirkus kita pernah menemukannya. Hal ini
Pohon mengambil tempat di sebuah desa membuat peneliti tertarik untuk
di mana para masyarakatnya masih menjadikannya sebagai bahan penelitian.
mempercayai hal-hal bebau takhayul dan Maka peneliti menggunakan novel Sirkus
awam tentang hal-hal modern. Mereka Pohon karya Andrea Hirata sebagai
polos dan mudah takjub akan sesuatu serta penelitian.
mudah mempercayai sesuatu dari isu-isu Melalui penelitian ini, penulis
saja. Ada bermacam-macam karakter menganalisis penokohan dalam novel
tokoh yang dapat ditemukan dalam novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata. Novel
tersebut dari cara dan sikap mereka saat Sirkus Pohon karya Andrea Hirata dapat
bersosialisasi, cara penyelesaian konflik, dijadikan bahan ajar untuk rancangan
serta sikap mereka pada kepercayaan pada pembelajaran pada kurikulum 2013 mata
takhayul. Singkatnya setiap tokoh pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMA
memiliki ciri khasnya masing-masing. kelas XII semester genap.

Novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata Berdasarkan latar belakang inilah penulis
termasuk ke dalam novel yang dapat tertarik menggunakan novel Sirkus Pohon
dijadikan bahan pembelajaran dalam karya Andrea Hirata sebagai bahan
pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. penelitian untuk penelitian tentang
Sebagai pengetahuan dan pemahaman bagi penokohan dalam novel tersebut.
peserta didik tentang banyaknya macam Penokohan yang baik merupakan bahan
karakter yang bisa diketahui, selain itu yang baik pula untuk perseta didik dalam
cerita dalam novel ini juga memiliki mengaplikasikannya dalam kehidupan
pesan-pesan moral yang patut dijadikan sehari-hari sebagai contoh pelajaran
contoh dalam kehidupan. kehidupan pada setiap tokoh-tokoh yang
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November 2018

disampaikan oleh Andrea Hirata dalam


novel Sirkus Pohon. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan latar belakang, masalah
Hasil penelitian ini adalah penokohan
utama dalam penelitian ini adalah sebagai
dalam novel Sirkus Pohon karya Andrea
berikut.
Hirata yang didalamnya terdapat jenis-
1. Bagaimanakah jenis tokoh dan teknik
jenis tokoh dan teknik pelukisan tokoh.
penokohan dalam novel Sirkus Pohon
Dalam novel Sirkus Pohon ditemukan
karya Andrea Hirata?
adanya 7 jenis tokoh dan 2 teknik
2. Bagaimana rancangan pembelajaran
pelukisan tokoh yang digunakan, yaitu
novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata
teknik ekspositori dan teknik dramatik.
di SMA?
Penokohan dalan novel Sirkus Pohon
terdapat tujuh jenis tokoh, yaitu tokoh
METODE PENELITIAN
utama yang diperankan oleh Sobrinudin/
Metode penelitian yang digunakan dalam Hob, Tara, dan Tegar, tokoh tambahan
penelitian ini adalah metode penelitian diperankan oleh Azizah, Instalatur
kualitatif. Metode kualitatif antara lain Suruhudin, Dinda, dan Adunudin, tokoh
bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan protagonis yang diperankan oleh Hob,
lebih banyak berupa kata-kata atau gambar Tara, tegar, dan Ibu Bos, tokoh antagonis
daripada angka-angka (Moelong, 2013:5). yan diperankan oleh Gastori dan Jamot,
Terhadap data yang bersifat kualitatif, tokoh sederhana diperankan oleh Ayah,
yaitu yang digambarkan dengan kata-kata Debuludin dan Instalatur Suruhudin, tokoh
atau kalimat dipisah-pisahkan menurut berkembang diperankan oleh Taripol,
kategori untuk memperoleh kesimpulan Soridin Kebul,dan Penasihat Abdul Rapi,
(Arikunto, 2010: 245). Dalam penelitian serta tokoh tipikal diperankan oleh
ini, metode yang digunakan untuk Penasihat Abdul Rapi, Inspektur Syaiful
melakukan penelitian adalah metode Buchori, dan Dukun Daud.
deskriptif kualitatif dalam penelitian
mengenai tokoh dan penokohan yang 1. Jenis Tokoh
terdapat dalam novel Sirkus Pohon karya Dalam novel Sirkus Pohon ditemukan
Andrea Hirata. adanya 3 tokoh utama karena ketiganya
menunjukkan adanya ciri-ciri tokoh utama.
Sumber data dalam penelitian ini adalah Terdapat dua cerita dalam satu novel yang
novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata. memiliki alur sendiri namun saling
Novel ini diterbitkan oleh Bentang berhubungan. Seperti misalnya Hob yang
Pustaka, cetakan pertama pada tahun 2017, bekerja sebagai badut di sirkus keliling
dengan tebal buku 410 halaman. Teknik milik Ibu Bos, yang tidak lain adalah
pengumpulan data yang digunakan dalam ibunya Tara, dan Tara yang memiliki
penelitian ini adalah teknik analisis teks, hubungan rumit dengan Tegar dengan
yakni dengan membaca keseluruhan isi kisah cinta mereka. Ketiga tokoh tersebut
novel, mengumpulkan data, memilah data, memiliki masing-masing bagian cerita
menyajikan data, dan menarik kesimpulan. yang menjadikan diri mereka sebagai pusat
Teknik analisis data dilakukan dengan cara masalah dalam peristiwa-peristiwa yang
menganalisis jenis tokoh serta teknik terjadi. Tokoh tambahan terdapat sebanyak
pelukisan tokoh kemudian empat tokoh, yaitu Azizah, Instalatur
mendeskripsikannya. Suruhudin, Dinda, dan Adunudin.
Kedudukan mereka adalah sebagai
pendukung keberadaan tokoh utama.
Azizah adalah adik Hob, Instalatur
Suruhudin adalah adik ipar sekaligus
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November 2018

sahabat Hob, Dinda adalah kekasih Hob, terhadap novel Sirkus Pohon karya Andrea
dan Adunudin adalah teman Tegar. Tokoh Hirata mengenai penokohan.
protagonis adalah Hob, Taa, dan Tegar
sekalu tokoh utama, dan Ibu Bos, yaitu Sintesis Penokohan dalam Novel Sirkus
pemilik sirkus keliling tempat Hob Pohon
bekerja, sekaligus ibu Tara. Ia terlibat Dari analisis penokohan yang meliputi
dalam permasalahan dengan tokoh jenis-jenis tokoh dan teknik pelukisan
antagonis. Tokoh antagonis adalah Gastori tokoh, ditemukan 17 tokoh yang
dan Jamot. Gastori terlibat permasalahan merupakan tokoh utama, tokoh tambahan,
dengan tokoh utama, tokoh protagonis, tokoh protagonis, tokoh antagonis, tokoh
tokoh sederhana, tokoh berkembang, dan sederhana, tokoh berkembang, dan tokoh
tokoh tipikal. Sedangkan Jamot merupakan tipikal. Tokoh-tokoh tersebut diantaranya
anak buah Gastori. Tokoh sederhana adalah Sobrinudin/ Hob, Tara, Tegar,
meliputi tokoh ayah, Debuludin, dan Azizah, Instalatur Suruhudin, Dinda,
Instalatur Suruhudin. Ayah adalah ayah Adunudin, Ibu Bos, Gastori, Jamot,
Hob, Debuludin adalah saingan Gastori Taripol, Soridn Kebul, Penasihat Abdul
dalam pemilihan kepala desa Ketumbi, dan Rapi, Inspektur Syaiful Buchori, dan
Instalatur adalah adik ipar Hob. Tokoh Dukun Daud. Kesemua tokoh tersebut
berkembang terdapat tiga tokoh, yakni setelah melalui analisis, disimpulkan telah
Taripol, Soridin Kebul, dan Penasihat memenuhi kategori dari jenis-jenis tokoh
Abdul Rapi. Ketiganya termasuk dalam yang diperankan. Ketujuhbelas tokoh
tokoh berkembang karena ciri perwatakan tersebut telah memerankan peranan
mereka mengalami perkembangan seiring masing-masing dalam cerita. Para tokoh
jalannya cerita. Untuk tokoh tipikal diungkap berbagai perwatakannya melalui
terdapat tiga tokoh, yakni Penasihat Abdul teknik pelukisan tokoh secara ekspositori
Rapi, Inspektur Syaiful Buchori, dan dan dramatik.
Dukun Daud.
Dalam novel Sirkus Pohon, perwatakan
2. Teknik Pelukian Tokoh dan ciri fisik dari masing-masing tokoh di
Pelukisan tokoh yang digunakan lukiskan melalui teknik espositori yaitu
pengarang novel Sirkus Pohon dideskripsikan, diuraikan, dan dijelaskan
menggunakan dua teknik, yaitu teknik secara langsung. Tokoh dihadirkan ke
ekspositori dan teknik dramatik. hadapan pembaca dengan tidak berbelit-
Keseluruhan tokoh dalam novel belit dan langsung disertai deskripsi
digambarkan oleh pengarang dalam teknik kediriannya yang bisa berupa sikap, sifat,
ekspositori yaitu pelukisan diri tokoh yang watak, tingkah laku, dan ciri-ciri fisiknya.
langsung disebutkan berupa sikap, sifat, Serta teknik dramatik dimana tokoh
tingkah laku dan ciri fisiknya, dan teknik dideskripsikan secara eksplisit melalui
dramatik yaitu pelukisan diri tokoh yang berbagai aktivitas yang dilakukan, baik
dapat dilihat dari teknik cakapan, teknik secara verbal maupun nonverbal lewat
tingkah laku, teknik pikiran dan perasaan, tindakan atau tingkah laku, serta melalui
teknik arus kesadaran, teknik rekasi tokoh, peristiwa yang terjadi. Hal ini dapat
teknik reaksi tokoh lain, teknik pelukisan membantu pemahaman pembaca dalam
latar, dan teknik pelukisan fisik. memahami watak kedirian suatu tokoh dan
mempermudah pembaca saat membangun
B. Pembahasan imajnasi penggambaran tokoh tersebut.
Hasil yang terlah dipaparkan sebelumnya
merupakan data-data singkat yang telah Berdasarkan peran penting tidaknya suatu
ditemukan oleh peneliti dalam penelitian tokoh, perkembangan tokoh utama tentu
saja sangat mempengaruhi jalannya cerita.
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November 2018

Tokoh utama menjadi pusat cerita pemasalahan penting yang dialami oleh
sekaligus sebagai yang dikenai konflik Hob.
dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi di Tokoh utama lainnya memiliki konflik
dalam cerita. Tokoh utama hadir dari awal berdeda. Dimulai saat Tara dan Tegar
sampai akhir cerita. Tanpa tokoh utama sama-sama mengantarkan ibu mereka ke
cerita tidak akan dapat tersampaikan pengadilan agama untuk mengurus
dengan baik ke hadapan pembaca. Dapat perceraian. Keduanya dipertemukan di
diartikan jika tokoh utama adalah taman bermain pengadilan agama secara
pembawa pesan peneliti yang hendak tak sengaja. Setelah itu awal konflik mulai
disampaikan kepada pembaca. Kehadiran terjalin saat mereka sama-sama beranjak
tokoh tambahan juga dinilai penting, dewasa dan tidak bisa melupakan satu
karena tanpa tokoh tambahan, sulit untuk sama lain. Permasalahan yang dihadapi
menentukan tokoh utama. Tokoh Tara dan Tegar sama, yaitu berusaha
tambahan berperan sebagai pendukung saling mencari satu sama lain karena
yang menonjolkan kehadiran tokoh utama. belum bisa saling melupakan. Disaat mulai
Tokoh tambahan muncul sesekali bersama menyerah, akhirnya mereka dipertemukan.
dengan tokoh utama dalam suatu peristiwa Namun permasalahan lainnya muncul dan
untuk menunjukkan interaksi yang mengharuskan mereka kembali berpisah.
dilakukan oleh tokoh utama terhadap Di akhir cerita terdapat penyelesaian atas
tokoh-tokoh lainnya. permasalahan-pemasalahan penting yang
dialami Tara dan Tegar.
Tokoh utama dalam novel Sirkus Pohon
adalah Sobrinudin/ Hob, Tara, dan Tegar. Tokoh tambahan dalam novel Sirkus
Ketiga tokoh utama memliki peran yang Pohon adalah Azizah, Instalatur
penting dalam cerita. Konflik-konflik yang Suruhudin, Dinda, dan Adunudin. Mereka
dialami tokoh utamalah yang pada berperan membantu kedirian tokoh utama.
akhirnya membentuk konflik-konflik yang Azizah merupakan adik Hob, Instalatur
dialami tokoh-tokoh lainnya. Ketiga tokoh Suruhudin merupakan suami Azizah,
mempengaruhi perkembangan cerita. Dinda ialah kekasih Hob, dan Adunudin
Diperlihatkan pada awal cerita tentang adalah sahabat Tegar yang membantunya
kehidupan yang biasa dialami Hob. mencari anak perempuan cinta
Diceritakan kilasan masalalu Hob disertai pertamanya, Tara.
kemunculan tokoh lain yaitu Taripol yang
menipunya untuk mengantarkan corong Dilihat dari fungsi penampilan tokoh,
TOA curian kepada seseorang bernama terdapat dua jenis, yaitu tokoh protagonis
Soridin Kebul. Awal mula konflik penting dan tokoh antagonis. Kedua jenis tokoh
dimulai saat adiknya, Azizah mengusir memiliki sifat yang saling berlawanan,
Hob dari rumah. Permasalahan tersebut yakni tokoh protagonis yang merupakan
merupakan awal dari titik balik tokoh baik dan tokoh antagonis merupakan
berubahnya kehidupuan yang dialami Hob. oposisinya. Tokoh protagonis dalam novel
Konflik mulai bermunculan satu per satu Sirkus Pohon adalah Hob, Tara, Tegar, dan
saat konflik yang lain belum selesai dan Ibu Bos, sedangkan tokoh antagonis ialah
disertai kehadiran tokoh pendukung Gastori dan Jamot. Dalam analisis
lainnya. Konflik yang dialami tokoh utama sebelumnya telah dijelaskan bahwa tokoh
tidak hanya satu dan tidak hanya protagonis mencerminkan sifat yang baik
melibatkan tokoh utama. Hal ini dan bisa dijadikan sebagai contoh,
mengakibatkan cerita mulai memuncak misalnya ketika Ibu Bos menerima Taripol
dengan ketegangan-ketegangan yang bekerja di sirkus keliling tanpa
dialami para tokoh. Di akhir cerita terdapat mempertimbangkan masalalunya yang
penyelesaian atas permasalahan- kelam. Ia tidak mempermasalahkan
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November 2018

Taripol yang dulunya seorang maling dan Dalam analisis sebelumnya, pada novel
baru keluar dari penjara. Di sisi lain, tokoh Sirkus Pohon telah dijelaskan kepribadian
antagonis mencerminkan sifat bertolak Taripol yang dikenal buruk dan suka
belakang dengan tokoh protagonis, yaitu mencuri. Namun setelah Hob
jahat, kasar, dan licik. Dalam analisis telah mempertemukannya dengan Ibu Bos dan
dijelaskan ketika Gastori merusak properti diberi pekerjan, watak Taripol berubah. Itu
sirkus keliling dan menyitanya. Ia semua karena kebaikan hati Ibu Bos,
menggunakan kekerasan untuk menangih karena Taripol sudah lama sekali tidak
hutang secara paksa pada Ibu Bos. menemukan orang yang mau memberinya
Sedangkan Jamot adalah kaki tangan kepercayaan. Disisi lain, Soridin Kebul
Gastori. Diceritakan dalam analisis saat ia merupakan ketua mafia geng Granat. Ia
datang ke rumah Hob dan mengata- dipenjara bersama Taripol saat berusaha
ngatainya dengan kasar sambil menipu Hob mengantarkan corong TOA
memberikan sogokan uang agar Hob curian. Setelah keluar dari penjara ia
mengundurkan diri dari pencalonan kepala beralih profesi menjadi seorang calo
desa. barang bekas, ia pindah pekerjaan dan
bergabung dalam sirkus keliling. Penasihat
Tokoh sederhana dalam novel Sirkus Abdul Rapi adalah seorang yang cerdas
Pohon adalah Ayah, Debuludin, dan yang menarik perhatian Gastori dan
Instalatur Suruhudin. Tokoh sederhana mengajaknya bergabung menjadi
dilukiskan sebagai tokoh yang hanya bawahannya. Abdul Rapi menjadi
memiliki satu watak tertentu dan akan penasihat Gastori saat mencalonkan diri
tetap seperti itu sampai akhir cerita. Tokoh menjadi kepala desa. Namun tanpa
sederhana tidak memiliki sifat disangka-sangka ternyata Penasihat Abdul
mengejutkan yang ditunjukkan selama Rapi memiliki rencana rahasia untuk
jalannya cerita. Pada analisis sebelumnya menjebak Gastori dan membuatnya
dijelaskan tentang peran ayah yang membayar atas kejahatan yang telah ia
ditonjolkan kerendahan hatinya. Ia tidak lakukan. Tokoh Taripol, Soridin Kebul,
mau memperlihatkan kekecewaan dan Penasihat Abdul Rapi memiliki
dihadapan Hob karena profesinya sebagai perwatakan yang berubah-ubah seiring
badut. Sebaliknya, ayah tersenyum dan berjalannya cerita.
memberi dukungan padanya. Tokoh
Debuludin adalah tokoh pendukung yang Tokoh tipikal merupakan tokoh yang
tidak terlalu dipentingkan kehadirannya. mengandalkan pencerminan tokoh
Dalam cerita ia muncul sebagai saingan terhadap sekelompok manusia di
Gastori pada pemilihan kepala desa. kehidupan nyata. Mudahnya, tokoh tipikal
Debuludin memiliki kepribadian yang merupakan tokoh yang dikenali lewat
sederhana. Tokoh Instalatur juga sama, ia profesinya. Dalam novel Sirkus Pohon
memiliki satu kepribadian yakni pemalas yang termasuk tokoh tipikal adalah
dari awal hingga akhir cerita. Penasihat Abdul Rapi, Inspektur Syaiful
Buchori, dan Dukun Daud. Dalam analisis
Berdasarkan berkembang tidaknya cerita, Penasihat Abdul Rapi merupakan
perwatakan tokoh, tokoh Taripol, Soridin penasihat Gastori dalam pemilihan Kepala
Kebul, dan Penasihat Abdul Rapi termasuk Desa Ketumbi. Inspektur Syaiful Buchori
didalamnya. Tokoh berkembang adalah pihak berwajib yang selalu hadir
mencerminkan perubahan yang dialami sebagai penengah permasalahan yang
tokoh pada awal, pertengahan, atau di dibawa sampai kantor polisi. Dukun Daud
akhir cerita. Perubahan yang terjadi bisa merupakan dukun yang dipanggil untuk
berupa sifat yang tadinya antagonis memeriksa keadaan Dinda setelah
menjadi protagonis dan lain sebagainya. ditemukan 24 jam menghilang. Ia juga
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November 2018

hadir bersama Penasihat Abdul Rapi untuk kompetensi dasar yang peneliti gunakan,
membuktikan kesaktiannya. yaitu KD 1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan
akan keberadaan bahasa Indonesia dan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, menggunakannya sebagai sarana
tokoh-tokoh yang telah disebutkan di atas komunikasi dalam memahami,
telah sesuai dengan kategori dan peran menerapkan, dan menganalisis informasi
masing-masing tokoh. Seiring berjalannya lisan dan tulis melalui teks cerita sejarah,
cerita para tokoh saling mendukung dan berita, iklan, editorial/opini, dan novel, KD
dan mengisi cerita. 2.5 Me-nunjukkan perilaku jujur, peduli,
santun, dan tanggung jawab dalam
Teknik ekspositori menjadi teknik yang penggunaan bahasa Indonesia untuk
dipilih oleh pengarang dalam melukiskan memahami dan menyajikan novel, dan KD
perwatakan tokoh dalam novel Sirkus 3.9 Meng-analisis isi dan kebahasaan
Pohon. Berbagai watak tokoh telah diung- novel. Hal ini berdasarkan penelitan yang
kapkan kehadapan pembaca melalui teknik dilakukan terhadap novel Sirkus Pohon.
ekspositori, seperti watak Hob yang polos,
baik hati, dan setia kawan, Tara yang Agar kompetensi dasar dapat terlaksana,
cerdas dan pantang menyerah, serta Tegar peneliti membuat rancangan pembela-jaran
yang memiliki sifat bertanggungjawab, yang dilaksanakan guru agar dapat
berani, dan mandiri. Pelukisan tokoh digunakan dalam penerapan pembelajaran
sangat diperlukan sehingga dapat di kelas. Berikut komponen rencana
membantu pemahaman dalam menghadir- pelaksanaan pembelajarannya.
kan sosok tokoh dalam imajinasi mereka.
a. Identitas Mata Pelajaran
Rancangan Pembelajaran Identitas mata pelajaran berkaitan dengan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan satuan pendidikan, kelas, semester, materi
sebelumnya mengenai penokohan, peneliti pokok, mata pelajaran, dan alokasi waktu.
menyimpulkan bahwa novel Sirkus Pohon Identitas mata pelajaran harus ada dalam
karya Andrea Hirata layak di jadikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
sebagai alternatif bahan pembelajaran di karena dari identitas tersebut dapat terlihat
Sekolah Menengah Atas (SMA) pada kelas bahwa pembelajaran apa yang akan
XII semester genap yang tercantum dalam dilakukan oleh guru.
Kurikulum 2013.
Peneliti menggunakan cuplikan novel
Kompetensi inti yang digunakan peneliti Sirkus Pohon pada materi pembelajaran.
berdasarkan Kurikulum 2013 adalah Cuplikan novel Sirkus Pohon yang
kompetensi inti 3, yaitu memahami, dimaksud berupa kutipan-kutipan yang
menerapkan, menganalisis dan diambil dari novel tersebut sebagai bahan
mengevaluasi pengetahuan faktual, ajar. Pembelajaran yang dilaksanakan guru
konseptual, prosedural, dan metakognitif harus mengikuti identitas mata pelajaran
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang yang dituliskan di RPP yang merupakan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, patokan guru untuk mengembangkan
dan himaniora dengan wawasan proses pembelajaran.
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena b. Kompetensi Inti
dan kejadian, serta menerapkan Kompetensi Inti (KI) adalah
pengetahual prosedural pada bidang operasionalisasi atau jabaran lebih lanjut
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dari SKL dalam bentuk kualitas yang
dan minatnya untuk memecahkan masalah. harus dimiliki peserta didik yang telah
Penerapan lebih lanjut disesuaikan dengan menyelesaikan pendidikan pada satuan
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November 2018

pendidikan tertentu atau jenjang kompetensi dasar. Siswa diharapkan


pendidikan tertentu, yang dikelompokkan mampu menganalisis cuplikan novel
ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan Sirkus Pohon berdasarkan yang tertera
keterampilan (afektif, kognitif, dan dalam kompetensi dasar yaitu menganali-
psikomotor) yang harus dipelajari peserta sis isi dan kebahasaan novel. Peneliti
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, menyesuaikan dengan kompetensi dasar
dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus yang sudah dirancang.
menggambarkan kualitas yang seimbang
antara pencapaian hard skills dan soft e. Tujuan Pembelajaran
skills. Tujuan pembelajaran menggambarkan
proses dan hasil belajar yang diharapkan
c. Kompetensi Dasar dapat tercapai oleh siswa sesuai dengan
Kompetensi dasar merupakan sejumlah kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran
kemampuan yang harus dikuasai siswa yang akan dicapai adalah sebagai berikut.
dalam mata pelajaran tertentu sebagai 1. Selama dan setelah proses
rujukan penyusunan indikator kompetensi pembelajaran, siswa dapat mensyukuri
dalam suatu pelajaran. Kompetensi dasar anugerah Tuhan akan keberadaan
merupakan penjesalan lebih lanjut dari bahasa Indonesia dan
kompetensi inti. Kompetensi dasar yang menggunakannnya sesuai dengan
harus dikuasai oleh siswa mengenai kaidah dan konteks untuk
pembelajaran novel adalah KD 1.2 mempersatukan bangsa.
Mensyukuri anugerah Tuhan akan 2. Selama dan setelah proses
keberadaan bahasa Indonesia dan pembelajaran, siswa memiliki dan
menggunakannya sebagai sarana menunjukkan sikap tanggung jawab,
komunikasi dalam memahami, peduli, responsif, dan santun dalam
menerapkan, dan menganalisis informasi menggunakan bahasa Indonesia untuk
lisan dan tulis melalui teks cerita sejarah, memaparkan konflik yang terdapat
berita, iklan, editorial/opini, dan novel, KD dalam novel.
2.5 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, 3. Setelah membaca contoh teks dan
santun, dan tanggung jawab dalam mendiskusikannya, siswa dapat
penggunaan bahasa Indonesia untuk memahami jenis tokoh dan teknik
memahami dan menyajikan novel, dan KD pelukisan tokoh.
3.9 Menganalisis isi dan kebahasaan 4. Setelah berdiskusi dan berlatih, siswa
novel. dapat memaparkan jenis tokoh dan
teknik pelukisan tokoh yang terdapat
d. Indikator Pencapaian Kompetensi dalam novel.
Indikator kompetensi merupakan perilaku
yang dapat dikur untuk menunjukkan f. Materi Ajar
ketercapaian kompetensi dasar tertentu Pemilihan materi pembelajaran
yang menjadi acuan penilaian mata disesuaikan dengan indikator pencapaian
pelajaran. Kompetensi dasar yang kompetensi, karakteristik siswa, dan
dicantumkan adalah 3.9 Menganalisis isi alokasi waktu. Materi pembelajaran yang
dan kebahasaan novel, maka indikator siswa gunakan yaitu buku siswa Bahasa
pencapaian kompetensi yang dicantumkan Indonesia SMA kelas XII dan internet
adalah siswa membaca cuplikan novel sebagai bahan tambahan materi ajar.
Sirkus Pohon, menjelaskan jenis tokoh, Adapun materi pembelajaran yang akan
dan memaparkan teknik pelukisan tokoh disesuaikan dengan tujuan pembelajaran,
yang digunakan dalam novel. Peneliti adalah sebagai berikut.
membuat indikator pencapaian kompetensi 1. Menjelaskan pada siswa tentang jenis
berdasarkan kesesuaiannya dengan tokoh dan teknik pelukisan tokoh
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November 2018

2. Mengenalkan cuplikan novel Sirkus karena hasil dari pikiran mereka masing-
Pohon karya Andrea Hirata masing. Penemuan yang dilakukan oleh
3. Mengeksplorasi kemampuan siswa siswa secara individu akan membuat
dengan tugas menemukan sendiri jenis mereka belajar berfikir analisis dan
tokoh dan teknik pelukisan tokoh dalam mencoba memecahkan permasalahan yang
cuplikan novel Sirkus Pohon sesuai dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan
dengan teori yang sudah disampaikan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
guru.
i. Penilaian Pembelajaran
Peneliti menggunakan cuplikan novel Penilaian yang dilakukan oleh guru sangat
Sirkus Pohon karya Andrea Hirata sebagai berperan aktif dalam menentukan
bahan ajar. Penelitian yang dilakukan ialah keberhasilan kegiatan belajar siswa. Pada
mengenai jenis tokoh dan teknik pelukisan akhir pembelajaran guru akan melaku-kan
tokoh. kegiatan penilaian pembelajaran. Guru
menilai setiap siswa dari masing-masing
g. Alokasi Waktu kelompok yang aktif. Termasuk siswa
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan yang menyampaikan hasil kerjanya di
keperluan untuk pencapaian kompetensi depan kelas. Selain itu, bagi siswa yang
dasar dan bahan belajar. Alokasi waktu mempresentasikan dan menanggapi juga
yang digunakan oleh penulis adalah 4x45 mendapatkan nilai.
menit, hal tersebut sesuai dengan alokasi
waktu yang sering digunakan oleh guru Ranah penilaian untuk siswa dilakukan
dalam membuat RPP. Alokasi waktu dengan melihat langsung apa yang diker-
tersebut sudah cukup untuk melaksanakan jakan dan dijawab oleh siswa. Dari
pembelajaran mengenai novel di dalam penilaian itu, guru memasukkan dalam
kelas, karena selain di dalam kelas, siswa lembar penilaian yang telah disiapkan.
sebelumnya telah diminta untuk membaca 1) Penilaian Kompetensi Sikap
novel yang ditugaskan di rumah. Pada Penilaian kompetensi sikap merupakan
pertemuan pertama, difokuskan pada jenis penilaian yang dilakukan untuk
tokoh dan ciri-ciri yang menandainya. mengeta-hui perilaku siswa pada saat
Selanjutnya pada petemuan kedua, berlangsungnya pembelajaran.
difokuskan pada teknik pelukisan tokoh Penilaian sikap yang dinilai oleh guru
dalam cuplikan novel Sirkus Pohon yang yaitu, kreatif, komunikatif, dan kerja
sudah disediakan. keras. Misalnya pada saat diskusi
kelompok, guru menilai bagaimana
h. Metode Pembelajaran siswa bertanya, bagaimana siswa
Pada pembelajaran menganalisis cuplikan menjawab, akan terlihat bagaimana
novel Sirkus Pohon, model yang tepat sikap yang sudah dipersiapkan oleh
untuk digunakan dalam pembelajaran guru.
adalah discovery learning. Peneliti 2) Penlilaian Kompetensi Pengetahuan
menggu-nakan metode ini agar siswa aktif Guru menilai dengan menggunakan
dalam menemukan sendiri. Misalnya pada instrumen tes tertulis berupa soal dan
ciri-ciri yang menandai tokoh utama. Guru perta-nyaan yang disesuaikan dan
memberi contoh cuplikan novel, lalu guru instrumen lisan berupa pertanyaan yang
memberi petunjuk dengan memberitahu diajukan oleh guru. Berdasarkan hasil
bahwa tokoh utama adalah A. Mereka penelitian, guru melakukan penilaian
akan mencari tahu ciri-ciri yang menandai kompetensi penge-tahuan dengan
bahwa A adalah tokoh utama. Dengan memberikan tugas untuk menjawab
metode seperti ini siswa akan lebih lama pertanyaan yang terdapat pada buku
mengingat apa yang mereka temukan
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November 2018

siswa, lalu memberikan nilai sesuai 2. Dalam novel Sirkus Pohon, digunakan
dengan hasil yang dikerjakan. dua jenis teknik pelukisan tokoh untuk
3) Penilaian Kompetensi Keterampilan melukiskan kedirian tokoh-tokohnya,
Penilaian kompetensi keterampilan yakni dengan menggunakan teknik
dilakukan berdasarkan kinerja, yaitu ekspositori dan teknik dramatik.
kegiatan yang menuntut siswa Terdapat 7 orang yang menggunakan
mendemonstrasikan suatu kompetensi teknik ekspositori, yaitu Hob,
tertentu mengguna-kan tes praktik, Adunudin, Ibu Bos, Gastori, Taripol,
projek, dan penilaian portofolio. Soridin Kebul, Penasihat Abdul Rapi,
Penilaian yang dilakukan guru adalah dan Dukun Daud. Sedangkan teknik
memberikan nilai tambahan dari hasil dramatik, teknik yang digunakan para
analisis siswa terhadap isi teks novel tokoh-tokohnya yakni Hob (teknik
yang berkaitan dengan materi. Guru pikiran dan perasaan), Tara (teknik
menilai berdasarkan lembar penilaian reaksi tokoh), Tegar (teknik tingkah
yang sudah disesuaikan berdasarkan laku), Azizah (teknik tingkah laku),
RPP yang telah dibuat sebelumnya. Instalatur Suruhudin (teknik tingkah
Penilaian yang dilakukan guru laku), Dinda (teknik tingkah laku),
mengikuti pola pembelajaran Adunudin (teknik tingkah laku), Ibu
Kurikulum 2013 dan menggunakan Bos (teknik cakapan), Gastori (teknik
pendekatan scientific sebagai bagian tingkah laku), Jamot (teknik tingkah
dari penilaian tersebut. laki), Ayah (teknik tingkah laku),
Debuludin (teknik tingkah laku),
PENUTUP Taripol (teknik pelukisan fisik), Soridin
Kebul (teknik cakapan), Penasihat
A. Simpulan Abdul Rapi (teknik pikiran dan
Berdasarkan hasil dan analisis pada perasaan), Inspektur Syaiful Buchori
penelitian mengenai penokohan dalam (teknik tingkah laku), dan Dukun Daud
novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata (teknik reaksi tokoh).
dengan menganalisis jenis-jenis tokoh dan 3. Novel Sirkus Pohon layak dijadikan
teknik pelukisan tokoh yang dijelaskan sebagai bahan ajar di SMA kelas XII
pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai karena pembelajaran tentang novel
berikut. terdapat dalam silabus dan RPP Kelas
1. Novel Sirkus Pohon memiliki berbagai XII semester genap tentang
jenis tokoh yang telah dianalisis dianta- menunjukkan perilaku jujur, peduli,
ranya yaitu tokoh utama yang santun, dan tanggung jawab dalam
diperankan oleh Sobrinudin/ Hob, Tara, penggunaan bahasa Indonesia untuk
dan Tegar, tokoh tambahan diperankan memahami dan menyajikan novel dan
oleh Azizah, Instalatur Suruhudin, menganalisis isi dan kebahasaan novel.
Dinda, dan Adunudin, tokoh protagonis 4. Pembelajaran menganalisis isi dan
diperankan oleh Sobrinudin/ Hob, Tara, kebahasaan novel yang dibelajarkan
Tegar, dan Ibu Bos, tokoh antagonis kepada Siswa SMA kelas XII semester
diperankan oleh Gastori dan Jamot, genap dapat dibuat rancangannya dan
tokoh sederhana diperankan oleh Ayah, dikaitkan dengan hasil penelitian
Debuludin, dan instalatur Suruhudin, tentang jenis tokoh dan teknik
tokoh berkembang diperankan oleh pelukisan tokoh pada novel Sirkus
Taripol, Soridin Kebul, dan Penasihat Pohon karya Andrea Hirata. Dalam
Abdul rapi, dan tokoh tipikal novel tersebut terdapat contoh tokoh
diperankan oleh Penasihat Abdul Rapi, protagonis yang perannya patut
Inspektur Syaiful Buchori, dan Dukun dijadikan contoh yang baik dan panutan
Daud. oleh siswa, dan tokoh antagonis yang
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November 2018

sebaiknya dihindari oleh siswa dalam


kehidupan sehari-hari.
5. Rancangan pembelajaran yang telah
dirancang oleh peneliti menggunakan
metode pembelajaran discovery
learning dengan alokasi waktu 4 jam
pelajaran atau 2x pertemuan dan bahan
ajar yang digunakan berupa cuplikan
novel Sirkus Pohon.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Ida Rochani. 2016. Fiksi Populer;


Teori dan Metode Kajian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur


Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas. 2018. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama

Nurgiyantoro, Burhan. 2018. Teori


Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Universitas Gadjahmada

Moelong, Lexi J. 2013. Metodologi


Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

Suyanto, Edi. 2012. Perilaku Tokoh


Dalam Cerpen Indonesia.
Bandarlampung: Universitas
Lampung.

Universitas Lampung. 2017. Format


Penulisan Karya Ilmiah.
Bandarlampung: Universitas
Lampung.

Anda mungkin juga menyukai