Anda di halaman 1dari 6

Adi wildan abdillah

NIM 1908768

BIPA – 4B

Resume 29 april 2021

Bahasa indonesia adalah bahasa resmi yang digunakan di Indonesia.


Namun pada masa ini bahasa indonesia sudah banyak dipelajari oleh bangsa
asing. Maka diadakanlah program bahasa indonesia bagi penutur asing yang kita
kenal sekarang dengan BIPA. Dalam pelaksanaanya, program BIPA ini tentu
harus ada media dan bahan ajar yang mumpuni untuk digunakan.

A. Media Pembelajaran BIPA

Media merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah memiliki
makna perantara atau pengantar. Kata ini berasal dari bahasa Latin dan secara
gramatikal memiliki makna sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan (Sadiman, 2005: 6). Sementara menurut Asosiasi
Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) media merupakan
bentuk-bentuk komunikasi, baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.
Media hendaknnya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca
(Sadiman 2005: 7). Dalam dunia pendidikan media diartikan sebagai suatu
komponen atau alat fisik yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media
dalam pembelajaran BIPA disiapkan agar dapat mempermudah pengajar untuk
mengajarkan bahasa Indonesia kepada penutur asing. Penutur asingpun dapat
dengan mudah memahami materi yang dipelajari.

Adapun fungsi dan manfaat media pendidikan itu sendiri yaitu:

Pertama, media pendidikan mempunyai fungsi edukatif. Artinya pendidikan


itu bersifat membina, mendidik,dan membangun. Maka manfaat dari medianya itu
sendiri adalah membangun sikap positif peserta didik.

Kedua, media pendidikan mempunyai fungsi sosial, karena media berperan


dalammenyampaikan berbagai informasi, konsep, gagasan, serta pengalaman
belajar yang diterima oleh setia pembelajar secara bersamaan.
Ketiga, media pendidikan memiliki fungsi ekonomi dalam pengertian efisien
pencapaian tujuan instruksional daripada proses belajar mengajar, terhadap
sejumlah kelompok besar pembelajar dimungkinkan.

Keempat, media pendidikan mempunyai fungsi politis, dalam hal


keseragaman misi yang diemban oleh lembaga pendidikan mulai dari tingkat
pusat sampai ke daerah.

Kelima, media pendidikan mempunyai fungsi seni budaya dalam hal


mempercepat penyebarluasan informasi mengenai hasil seni budaya, ciptaan-
ciptaan baru sebagai produk kemajuan yang dicapai di bidang ilmu pengetahuan
dan ilmu teknologi. Penutur asing akan sangat tertarik untuk mempelajari suatu
materi apabila di dalam materi pembelajarannya disisipkan muatan seni budaya.
Selain pembelajar dapat belajar bahasa Indonesia, mereka pun dapat mengenal sisi
budaya Indonesia yang lain.

Selain fungsinya, media pendidikan memiliki banyak manfaat. Manfaat dari


media pendidikan itu sendiri dapat ditinjau dari segi:

a. Content atau isi pelajaran, misalnya dalam menyampaikan suatu konsep


yang luas, seorang pengajar dapat menyederhanakannya dengan menampilkan
sebuah diagram atau grafik.

b. Jumlah pembelajar, dapat dicapai dalam jumlah yang besar dengan


menggunakan media pendidikan. Media dapat membantu pemahaman dengan
optimal.

c. Waktu, dalam menyampaikan materi pelajaran yang singkat kadangkala


tidak seimbang dengan banyaknya materi yang harus disampaikan. Media
pendidikan akan membantu guru dalam penyampaian materi yang banyak dengan
optimal dalam waktu yang singkat.

d. Psikologis, dengan penyampaian materi pelajaran melalui media pendidikan


yang baik akan dapat menimbulkan kesan nyata, dramatis, impresif sehingga
pembelajar lebih menaruh perhatian kepada pelajaran karena menarik perhatian
mereka. Media pendidikan dapat menimbulkan kesan nyata, meyakinkan, menarik
perhatian, dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar
pembelajar.

Berdasarkan hasil pengamatan pengajar BIPA ada beberapa alternatif media


pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu :

1. Media catatan harian


2. Lingkungan
3. Realia
4. Komik strip
5. Surat kabar
6. Gambar compic
7. Teka-teki silang
8. Slide show
9. Film
10. Lagu
11. Foto
12. Kolase
B. Bahan Ajar
1. Standarisasi Bahan Ajar BIPA
Standardisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam
memproduksikan sesuatu, sedang pembuatan banyaknya macam ukuran
barang yang akan diproduksi merupakan usaha simplifikasi. Standardisasi
adalah proses pembentukan standar teknis, yang bisa menjadi standar
spesifikasi, standar cara uji, standar definisi , prosedur standar (atau praktik),
dll. Istilah standarisasi berasal dari kata standar yang berarti satuan ukuran
yang dipergunakan sebagai dasar pembanding kuantita, kualita, nilai, hasil
karya yang ada. Dalam arti yang lebih luas maka standar meliputi spesifikasi
baik produk, bahan maupun proses.
Dalam penyusunan standar materi belajar guru harus mampu
mengidentifikasikan dan mempertimbangkan hal-hal berikut; 1) Potensi
peserta didik meliputi potensi intelektual, emosional, spiritual, sosial dan
potensi vokasional; 2) Relevansi dan karakteristik daerah; 3) Tingkat
perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik;
4) Kebermanfaatan bagi peserta didik; 5) Struktur keilmuan yang sesuai
dengan materi pembelajaran suatu ilmu; 6) Aktualitas, kedalaman dan
keluasan materi pembelajaran;7) Relevansi kebutuhan peserta didik dan
tuntunan lingkungan.; 8) Alokasi waktu.
Standardisasi materi pembelajaran BIPA bagi orang arab lebih baik
didasarkan pada karakteristik penutur Arab yang asli maka penyusunan bahan
ajar dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut.
1. Karakteristik pengucapan huruf pemelajar Arab yang berbeda dengan
orang Indonesia harus dijadikan fokus pada pembelajaran teks. Contoh,
pemelajar Arab yang sulit membedakan bunyi ‘p’ dan ‘b’ dapat dilatih dengan
memberikan teks-teks dengan kosakata yang banyak menggunakan bunyi ‘p’
dan ‘b’.
2. Karakteristik penutur Arab yang ekspresif dapat diintegrasikan pada
materi- materi berbicara dan pemanfaatan media pembelajaran yang
komunikatif- ekspresif. Contohnya pada materi perkenalan, pemelajar BIPA
penutur Arab dapat diberikan teks simulatif yang disertai gambar ekspresi dan
meminta pemelajar mempraktikkan di depan kelas.
3. Karakteristik budaya komunikasi penutur Arab yang apa adanya dan
bernada keras dapat dikaitkan dengan pembelajaran budaya Indonesia yang
berbasa- basi dan santun. Pembelajaran budaya Indonesia tersebut dapat
diintegrasikan melalui teks-teks yang diajarkan pada pemelajar. Contohnya
pada teks narasi disusun tema-tema kesantunan dalam peristiwa yang
diceritakan.
4. Karakteristik budaya yang tertutup tentang privasi pada orang Arab
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan teks agar para pemelajar tetap
merasa nyaman selama pembelajaran. Namun, budaya orang Indonesia yang
terkenal ramah tetap harus diajarkan dengan memberikan pengantar bahwa
bertanya tentang kehidupan orang lain bukan pelanggaran privasi, tapi bentuk
keramah-tamahan dan kepedulian.
2. Pengembangan bahan ajar BIPA

Ada beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam mengembangkan


bahan ajar BIPA.

1. Komponen kegrafikan, Kegrafikan bahan ajar dianggap penting untuk


sebuah bahan ajar karena untuk membaca isi, pembaca pasti akan
melihat terlebih dahulu sampul dan bentuk bahan ajar. Menurut Sitepu
(2012:127) kegrafikan bahan ajar, meliputi (1) ukuran buku, (2) tata
letak, (3) ukuran dan jenis huruf, (4) spasi dan susunan, dan (5)
ilustrasi.
2. Komponen penyajian, Pada komponen penyajian hal yang dibahas
adalah urutan penyajian bahan ajar, kesesuaian dengan langkah
pembelajaran, dan tingkat kesulitan. Salah satu yang termasuk
komponen penyajian adalah anatomi buku dan sistematika penulisan.
3. Komponen isi, Materi yang dikembangkan pada buku yang
dikembangkan ini menggunakan acuan rincian materi dari ACTFL.
Materi meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Materi tata bahasa juga disajikan secara terintegrasi dengan
empat keterampilan berbahasa. Topik yang disajikan setiap unit adalah
topik fungsional. Materi-materi pada topik tersebut diharapkan bisa
langsung dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari pelajar BIPA.
Materi ini dirinci dengan adanya indikator yang menjadi tujuan dari
masing-masing topik. Topik ditentukan dari studi dokumen bahan ajar
yang telah digunakan serta analisis kebutuhan pelajar BIPA.
4. Komponen bahasa, Bahasa Indonesia yang digunakan pada bahan ajar
yang dikembangkan adalah ragam formal dan komunikatif. Menurut
Sitepu (2012:1012125) terdapat empat poin penting yang harus
diperhatikan dalam mempertimbangkan bahasa yang digunakan pada
bahan ajar. Empat hal tersebut adalah (1) kemampuan berbahasa
pelajar, (2) kaidah bahasa, (3) pilihan kata, dan (4) keterbacaan.
Bahasa yang digunakan pada bahan ajar disesuaikan dengan tingkat
kemampuan berbahasa pelajar BIPA sesuai tingkatannya.
5. Komponen penerapan, Sebuah bahan ajar yang dikembangkan harus
layak terap. Maksudnya adalah bahan ajar tersebut bisa digunakan oleh
target pengguna baik pengajar maupun pelajar BIPA sesuai
tingkatannya.

Anda mungkin juga menyukai